Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN PASIEN KERACUNAN

No.Revisi Halaman
No.Dokumen
0 1 dari 2
Ditetapkan oleh
Direktur PHT
PROSEDUR
TETAP
Dr.Pria Agustus Yadi Sp.B-KBD

PENGERTIAN Pertolongan/ bantuan yang diberikan dengan segera kepada pasien yang
mengalami keracunan baik disengaja maupun karena tidak sengaja atau
dikarenakan oleh sebab lainnya.
TUJUAN 1.Mencegah dan menghentikan efek samping racun.
2.Mencegah kematian.
3.Supaya tindakan dilakukan dengan tepat dan benar.
KEBIJAKAN

PETUGAS 1 .Dokter
2. Perawat

PERALATAN 1. Alat
a. NGT sesuai ukuran, jika memungkinkan pakai nomor terbesar.
b. Air hangat, susu, teh, putih telur mentah.
c. Alat klisma, jika perlu.
2. Obat-obatan
a. cairan norit
b. Natrium bicarbonate (bicnat) 5%.
c. Antacid.
d. Oksigen.
PROSEDUR 1. Pasien
Pasien / keluarga diberitahu tentang rencana tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Cari penyebab racun yang mengenai pasien.
b. Pakai sarung tangan, masker dan schort.
c. Bersihkan saluran nafas dari kotoran, sekresi dan muntahan.
d. Berikan bantuan nafas jika terjadi henti nafas secara langsung,
hindari aspirasi gas racun dari pasien.
e. Cegah penyerapan racun dan kelaurkan racun dengan cara sebagai
berikut :
Encerkan racun yang ada di lambung dan halangi penyerapannya
dengan susu dan / atau putih telur mentah atau
PENANGANAN PASIEN KERACUNAN

No.Revisi Halaman
No.Dokumen
0 1 dari 2
Ditetapkan oleh
Direktur PHT
PROSEDUR
TETAP
Dr.Pria Agustus Yadi Sp.B-KBD

air matang 200cc + norit atau berikan universal antidotum ( 2


bagian norit + 1 bagian teh pekat + bagian Antasida).
Kosongkan lambung ( efektif bila dilakukan 4 jam pertama
setelah racun ditelan). Dengan tindakan emesis yaitu :
I). Mekanik : Rangsang dinding faring dengan jari.
II). Obat-obatan: aair garam dan sirup pekat, CuSO4 atau
ZnSO4.
Lakukan bilas lambung dengan cara :
I). Pasien telungkup dengan posisi kepala dan bahu lebih rendah
( setelah pasien terpasang Guedel dengan nomor besar).
II). Masukkan universal antidotum.
III). Bilas denga cairan pembilas hanagat sekitar 250cc setiap
kali, sampai kurang lebih 20 kali dengan bilasan terakhir di
tinggalkan di lambung.
IV). Bila perlu bilas usus besar dengan pencahar atau klisma
dengan sabun / gliseril per rectal.
Tidak dilakukan apabila keracunan disebabkan oleh zat korosif
(asam / basa kuat), keracunan senyawa hidrokarbon (minyak
tanah, bensin), dan adanya penurunan kesadaran.
DOKUMEN
TERKAIT
UNIT TERKAIT Semua unit yang menangani pasien keracunan, terutama IGD

Anda mungkin juga menyukai