PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta
aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah
satu b a g i a n d a r i g e o g r a f i . D i m a n a g e o m o r f o l o g i y a n g m e r u p a k a n c a b a n g
d a r i i l m u geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi
pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam
(landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).
Hubungan geomorfologi dengan kehidup an manusia adalah dengan
a d a n y a pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar
laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi,
tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang
juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk -
bentuk g e o m o r f o l o g i y a n g a d a d i b u m i . B a i k y a n g d a p a t b e r p o t e n s i
b e r b a h a y a m a u p u n aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.
Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau
landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung
dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan t e r t e n t u
(Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM, 1996).
U n t u k mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang
lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti,
bahwaunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk
menganalisis d a n m e n g k l a s i f i k a s i b e n t a n g l a h a n s e l a l u m e n d a s a r k a n
pada k e r a n g k a k e r j a bentuklahan. Berdasarkan pengertian
b e n t a n g l a h a n s e p e r t i d i a t a s , m a k a d a p a t diketahui, bahwa ada delapan anasir
bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan,
flora, fauna, dan manusia.
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki
b e n t u k topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur
geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan
terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran
sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah
lapisan permukaan bumi. Pada makalah ini akan dijel askan kembali apa yang
dimaksud dengan bentanglahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan bentuk lahan ?
2. Apa saja jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terbentuknya ?
C. Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
Bentuk lahan berdasarkan genesisnya terbagi menjadi sepuluh klas utama yaitu:
Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh struktur
geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan kubah dan
sebagainya.
Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api,
contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava.
Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses degradasi
seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan rusak.
Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai,
contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai
bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine.
Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut seperti
tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit), tombolo,
laguna.
Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas gletser
(gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena, drumlin.
Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses angin,
contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan, parabolik, longitudinal,
transversal,bintang.
Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst), contohnya adalah kubah karst,
dolina, uvala, polje, gua karst.
Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas organisme
contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia contohnya kota, pelabuhan.
Proses
Proses yang membentuk permukaan bumi adalah:
Epigene (proses eksogen), terbagi atas:
Degradasi (penurunan permukaan bumi) prosesnya meliputi:
1. Erosi oleh air yang mengalir, air tanah, angin, gelombang dan arus laut serta gletser.
2. Pelapukan (wethering)
3. Pemindahan massa tanah (mass wasting)
Agradasi disebabkan oleh tenaga air yang mengalir, air tanah, gelombang, angin dan gletser.
Organisme
Hipogene (proses endogen), meliputi atas diatropisme serta vulkanisme.
Ekstraterestial yang disebabkan oleh adanya benda-benda luar angkasa yang jatuh ke bumi,
sehingga menimbulkan proses geomorfologi, contohnya meteor, asteroid.
KONSEP-KONSEP GEOMORFOLOGI
Ada sepuluh konsep dasar geomorfologi meliputi:
Konsep 1
Hukum dan proses fisika yang bekerja saat ini, bekerja pada waktu yang lampau meskipun tidak
dengan intensitas yang sama.
Penjelasan:
Hal ini mengandung pengertian bahwa hokum dan proses fisik yang bekerja saat ini telah bekerja
sejak waktu geologi meskipun dengan daya kehebatan yang berbeda.
Dalam prinsif uniformitarianisme dari James Hutton dikomunikasikan bahwa hokum dan
proses fisik yang berlangsung pada waktu lampau sama dengan yang bekerja saat ini. Pada
kenyataannya hokum dan proses fisik itu masing-masing mempunyai intensitas yang berbeda.
Konsep 2
Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam perkembangan bentuk
permukaan bumi.
Penjelasan:
Pada setiap daerah akan memperlihatkan struktur geologi masing-masing, dimana struktur
geologi ini akan berubah-ubah menurut tingkat kedewasaannya. Dengan sendirinya
perkembangan bentuk permukaan bumi ini akan dapat dilihat melalui struktur geologi yang
berkembang pula.
Konsep 3
Pada bentuk lahan yang besar, permukaan bumi mempunyai relief (tinggi/rendah permukaan)
karena proses geomorfologi telah berlangsung dengan hal yang berbeda.
Konsep 4
Proses geomorfik akan meninggalkan bekasnya di atas permukaan bumi dan masing-masing
proses geomorfik membentuk suatu kelompok bentuk permukaan bumi sesuai dengan
karakternya.
Konsep 5
Karena ada perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan urutan
bentuk permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu sesuai dengan tingakat
perkembangannya.
Dalam hal ini akan didapatkan suatu bentuk lahan tertentu sesuai dengan tingkatan yang
bekerja (menurut orde). Misalnya :
Orde 1 (first order relief)
Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal perkembangan bumi.
Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.
Orde 2 (second order relief)
Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal perkembangan bumi.
Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.
Orde 3 (Third Order Relief)
Ditemukan relief berupa sisa pegunungan. Tenaga yang membentuknya adalah tenaga eksogen.
Konsep 6
Evolusi geomorfik yang komplek lebih umum didapat dari pada bentuk yang sederhana. Karena
banyaknya proses geomorfologi yang terjadi, maka bentuk-bentuk lahan dihasilkan tidak hanya
disebabkan oleh satu proses saja.
Misalnya: Adanya pegunungan kompleks, di mana di daerah itu terdapat lipatan, patahan
intrusi dan lain-lain.
Konsep 7
Sebagian kecil dari topografi bumi dibentuk lebih tua dari zaman Tersier dan sebagian besar
tidak lebih tua dari zaman Pleistosen. Hal ini dikarenakan pada zaman Tersier banyak terjadi
perubahan-perubahan bumi.
Misalnya: Pada zaman Tersier terjadi aktivitas vulkanis.
Pada zaman Pleistosen sebagian air dipermukaan bumi membeku (menjadi es).
Konsep 8
Interpretasi bentangan bumi pada saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa menilai pengaruh
geologi dan perubahan iklim selama zaman pleistosen.
Konsep 9
Apresiasi penilaian iklim yang terjadi di dunia adalah sangat penting untuk mengetahui
perbedaan proses-proses geomorfik.
Konsep 10
Di dalam geomorfologi, walaupun terutama berkaitan dengan bentangan bumi yang ada
sekarang, tetapi untuk mengkaji hal-hal tersebut harus meninjau masa lampau. Karena
bentangan bumi yang ada sekarang asalnya juga dari pembentukan masa lampau maka untuk
meninjau kembali kita tidak lepas dari sejarah pembentukannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses geomorfologi
Faktor fisik, yaitu iklim dan batuan.
Faktor iklim: suhu, kelembaban, curah hujan, angin, dan lama penyinaran matahari.
Faktor batuan:
Struktur batuan, meliputi: mineral penyusun batuan, kekompakan batuan, bidang perlapisan,
sikap perlapisan batuan, kekar dan sesar.
Tekstur batuan, meliputi: tingkat kelolosan air dan mineral penyusun batuan.
Faktor non fisik, yaitu: vegetasi penutup, manusia dan hewan.
PELAPUKAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelapukan:
Iklim,
Topografi,
Batuan,
Biota,
Waktu
Proses pelapukan ada 3 macam:
Pelapukan fisis (mekanis), disebabkan oleh:
Tekanan,
Suhu,
Pembentukan kristal garam, dan
Akibat aktivitas/kegiatan manusia.
Pelapukan yang menghasilkan fragmen batuan yang lebih kecil, namun dengan komposisi
kimia tetap.
Pelapukan Khemis, disebabkan oleh karena proses:
Hidrolisa,
Hidratasi,
Karbonasi,
Oksidasi dan masuknya koloid ke dalam batuan.
Pelapukan karena adanya perubahan susunan kimia pada batuan.
Pelapukan Organis
Pelapukan yang terjadi oleh aktivitas organisme, misal: cacing, rayap, dan berbagai jenis
serangga yang hidup di dalam tanah serta aktivitas binatang dan manusia.
EROSI
Erosi adalah proses pengelupasan dan pengangkutan material tanah atau batuan.
Faktor-faktor yang menentukan erosi:
Iklim (curah hujan),
Lereng,
Vegetasi penutup,
Batuan/tanah, dan
Pengelolaan
Tipe erosi permukaan:
Erosi percik (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh
tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.
Erosi lembar (sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di
daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).
Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel
tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air.
Erosi parit (gully erosion) adalah erosi yang membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar
dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur.
BAB III
PEMBAHASAN
Bentuklahan karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan
membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah
yangtersusun oleh batugamping yang mudah larut, dan batuan dolomit atau
gamping dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang peranan utama, maka air
sangat p e n t i n g a r t i n y a . B e n t a n g a l a m k a r s t b i a s a n y a b e r k e m b a n g d i
d a e r a h y a n g mempunyai curah hujan cukup. Di samping itu, pelarutan maksimum dapat
terjadi b i l a a i r t i d a k m e n c a p a i j e n u h a k a n k a r b o n a t . A i r y a n g
mengalir dapat menciptakan keadaan ini. Air yang mengandung CO2 (gas)
akan lebih mudah m e l a r u t k a n batugamping. Di bawah ini
d i p e r l i h a t k a n r e a k s i k i m i a y a n g menghasilkan pelarutan tersebut.
H2O + CO2 -><- H2CO3 2H2CO3 + CaCO3 -><-Ca(HCO3)2 + H2 (larut) (gas)Bila
Ca(HCO 3)2 t e r k e n a udara kembali maka berarti ada penambahan H2
dari u d a r a , o l e h k a r e n a i t u k e s e i m b a n g a n r e a k s i a k a n b e r g e r a k k e k i r i d a n
akan t e r b e n t u k kembali C a C O 3y a n g mengendap. Reaksi tersebut
k e m u d i a n menerangkan terbentuknya stalaktit dan stalakmit yang dikenal dalam gua-gua
didaerah kapur. Oleh karena itu, syarat penting untuk terbentuknya kedua
jenise n d a p a n i n i i a l a h a d a n y a p e r s e d i a a n H 2 s e c a r a t e r u s - m e n e r u s y a n g
d a p a t diperoleh apabila udara dapat mengalir di dalam gua itu. Udara yang segar selalu
menggantikan udara yang berada di dalam gua. Ciri-ciri umum daerah karst antara lain :
Daerahnya berupa cekungan-cekungan
Terdapat bukit-bukit kecil
Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.
Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah
Adanya endapan sedimen lempung berwarma merah hasil dari pelapukan batu gamping.
Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
Beberapa syarat untuk dapat berkembangnya topografi karst sebagai akibat
dari proses pelarutan adalah sebagai berikut :
1. Terdapat batuan yang mudah larut (batu gamping dan dolomit)
2. Batu gamping dengan kemurnian tinggi,
3. Mempunyai lapisan batuan yang tebal,
4. Terdapat banyak diaklas (retakan),
5. Pada daerah tropis basah,
6. Vegetasi penutup yang lebat.
Pada kondisi demikian batugamping akan mud ah mengalami pelarutan oleh
air yang mengalir yang akhirnya membentuk topografi karst. Kenampakan topografi karst ini
sangat spesifik, baik yang ada di permukaan maupun yang ada di bawah p e r m u k a a n t a n a h .
M e n u r u t J e n i n g s , 1 9 7 1 ( d a l a m D i b y o s a p u t r o 1 9 9 7 ) , k a r s t merupakan suatu
kawasan yang mempunyai karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan
oleh pelarutan batuan yang tinggi oleh air. Batuan yang membentuk karst terdapat di
dekat atau pada permukaan bumi yang meliputi daerah yang luas dan tebal (ratusan meter). Jenis
batuan ini harus bersifat mudah larut di dalam air. Tektonisme menjadi faktor penentu
pula, sesar (fault) dankekar (joint) menjadi faktor yang amat penting. Menurut Faniran dan
Jeje, 1983( d a l a m D i b y o s a p u t r o 1 9 9 7 ) , k e k a r - k e k a r y a n g t e r d a p a t p a d a
batuan i t u memberikan regangan mekanik, sehingga memudahkan
gerakan air m e l a l u i batuan itu. Adanya kekar maupun sesar ini memudahkan
perkembangan pelarutan di dalam batuan.
D o l i n e
Doline merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak sinonim antara lain :s i n k , s i n k h o l e ,
c o c k p i t , b l u e h o l e , s w a l l o w h o l e , a t a u p u n c e n o t e . D o l i n e i t u sendiri telah
diartikan oleh Monroe, 1970 (dalam Dibyosaputro 1997) sebagai s u a t u l e d o k a n
a t a u l o b a n g y a n g b e r b e n t u k c o r o n g p a d a b a t u g a m p i n g d e n g a n diameter dari
beberapa meter hingga 1 km dan kedalamannya dari beberapa meter hingga ratusan meter.
Berdasarkan genesisnya, doline dapat dibedakan menjadi 4yaitu : doline reruntuhan, doline
solusi, doline terban, dan doline aluvial (Faniraandan Jeje 1983 dalam Dibyosaputro 1997).
U v a l a
Uvala ialah ledokan tertutup yang luas, yang terbentuk oleh gabungan dari beberapa
doline. Uvala mempunyai dasar yang tidak teratur yang mencerminkan ketinggian sebelumnya
dan karakteristik dari lereng doline yang telah mengalami d e g r a d a s i serta lantai
d a s a r n y a t i d a k s e r a t a p o l j e ( W h i t t o w 1 9 8 4 d a l a m Dibyosaputro 1997).
2. B e n t u k l a h a n P o s i t i f
Pada prinsipnya terdapat 2 macam bentuklahan karst yang positif
y a i t u kygelkarst dan turmkarst.
Kygelkarst
Kygelkarst merupakan suatu bentuklahan karst tropik yang didirikan o l e h
s e j u m l a h b u k i t b e r b e n t u k k e r u c u t , y a n g k a d a n g - k a d a n g d i p i s a h k a n oleh
cockpit. Cockpit-cockpit ini saling berhubungan satu sama lain dan terjadi pada
suatu garis yang mengikuti pola kekar (diaklas). Keygelkarst sering kali disebut
sebagai kerucut karst atau butte. Lereng bukit-bukit initerdiri dari cliff dan endapan-
endapan sebagai scree.
Turmkarst
Turmkarst merupakan istilah yang berpadanan dengan manara karst, mogotewill,
pepinohill, atau pinacle karst. Turmkarst terdiri atas perbukitan berlereng curam atau
vertikal yang menjulang tersendiri diantara dataran alluvial
Topografi karst mempunyai permukaan yang kasar akibat dari
d o m i n a s i adanya doline, uvala maupun polje serta kubah -kubah kapur berupa
bukit yang banyak. Di samping itu di dalam permukaan bumi sering dijumpai adanya
sungai bawah tanah, gua dalam tanah, serta batu tetes yang menggantung di dinding
gua (stalagtit) dan batu tetes yang ada di dasar gua (stalagmit). Mengingat bahwa
did a e r a h k a r s t b a n y a k d i j u m p a i b a i k b e n t u k l a h a n y a n g p o s i t i f m a u p u n
n e g a t i f , maka akan berpengaruh terhadap pola dan kerapatan kontur yang ada.
Bentuk- bentuk membulat dari doline, dan bentuk memanjang dan uvala akan
dicerminkan o l e h b e n t u k k o n t u r y a n g m e m b u l a t d a n m e m a n j a n g y a n g
tertutup. Dengan demikian maka pada peta kontur, pola kontur di
d a e r a h k a r s t m e m p u n y a i kenampakan spesifik yakni adanya kontur-kontur yang bulat
maupun memanjang dari doline maupun gabungan beberapa doline (uvala) dan polje.
Pada umumnya p o l a a l i r a n y a n g a d a d i d a e r a h k a r s t m e r u p a k a n p o l a a l i r a n
y a n g m e n g i k u t i diaklas maupun joint dan kekar yang ada.
Potensi ekonomi di wilayah karst diantaranya endapan fosfat, terra rossa, dan bahan
bangunan. Di gua-gua sering terdapat onggokan fosfat h asil reaksi kimiaantara
kotoran burung penghuni gua dengan karbonat. Endapan ini dapat dipakai 13 untuk
bahan pupuk. Bila batugamping sudah terlarut biasanya akan meninggalkan bagian-bagian
yang tidak dapat larut dalam air, oleh karena itu akan terbentuk persenyawaan
karbonat. Pada umumnya sisa-sisa ini berkomposisi besi, berwarna merah atau merah coklat.
Sisa-sisa ini dinamakan terra rossa .
Terra rosa yangmengandung kadar besi tinggi ditambang kandungan bijih
besinya. Dewasa ini m a s i h d i p e r s o a l k a n u n t u k p e n g a m b i l a n a l u m i n i u m y a n g
B e n t a n g a l a m k a r s t terbentuk di daerah batu gamping, oleh karena itu bahan
bangunan batu gamping mudah diperoleh baik untuk industri kecil (pembakaran
batu gamping) atau pun b a h a n s e m e n . P a t u t d i p e r h a t i k a n k e m u n g k i n a n
a d a n y a g u a - g u a y a n g s a n g a t memegang peranan dalam perhitungan jumlah cadangan.
Gua ini kadang-kadang t i d a k t a m p a k d i p e r m u k a a n d a n m e n y e b a b k a n k e s a l a h a n
perhitungan jumlah c a d a n g a n . Perencanaan tata letak bangunan,
j a l a n , a t a u p u n w a d u k h a r u s memperhatikan kemungkinan adanya retak-
retak yang mempermudah pelarutan batugamping ataupun adanya gua-gua yang dapat
menggangu fondasi.
Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan
sebagai berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang banyak,
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.
Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan
bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang paling utama adalah gumuk
pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan angin mempunyai dua aspek utama,yaitu
bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan yang berkembang terdahulu mungkin akan
berkembang dengan baik apabila di padang pasir terdapat batuan. Pada hakekatnya bentuklahan
asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak
Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
Residual , contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans
Contoh bentuk lahan asal proses eolin :
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik,
yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif
(membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh
kontrol struktural.
Bentukan ini dihasilkan dari struktur geologi. Terdapat dua tipe utama struktur geologi
yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan
bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 13 macam, yaitu blok
pegunungan patahan, blok perbukitan patahan, pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal,
pegunungan sinklinal, perbukitan sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal,
pegunungan kubah, perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.
4. Bentuklahan Asal Denudasional
2. Perbukitan Denudasional
Karakteristik :
Topografi berbukit dan bergelombang
Lereng berkisar antara 15 55%
Perbedaan tinggi relief (relief local) antara 50 - <500m
Umumnya terkikis sedang hingga kecil, tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup
baik alami maupun tataguna lahannya
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang
bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang
secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik.
Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng
vulkanik, kaki vulkanik, dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik,
bukit vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter.
6. Bentuklahan Asal Fluvial
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa
pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan
deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur
horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus.
7. BENTUKLAHAN ASAL MARIN
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan
terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir
yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah
darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi,
sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya.
Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu,
berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
8. Bentuklahan Asal Glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di
puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser
yang menghasilkan suatu bentang alam.
9. Bentuk Lahan Asal Organik
Yakni suatu bentukan yang terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas
organisme endapan batugamping cangkang dengan struktur tegar yang tahan terhadap
pengaruh gelombang laut pada ekosistem bahari
10. Bentuk Lahan Asal Organik
Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan aktivitas
manusia. Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai bentuk lahan yang terjadi
akibat aktivitas manusia. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas yang telah disengaja dan
direncanakan untuk membuat bentuk lahan yang baru dari bentuk lahan yang telah ada maupun
aktivitas oleh manusia yang secara tidak sengaja telah merubah bentuk lahan yang telah ada.
Bentuk lahan antropogenik dapat dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang telah ada. Misalnya
bentuk lahan marin yang dapat berubah menjadi pelabuhan dan pantai reklamasi seperti yang
terdapat pada pantai Marina Semarang, dan bentuk lahan struktural dan fluvial dapat berubah
menjadi waduk serta bentuk lahan struktural dan denudasional dari bukit yang telah mengalami
perubahan bentuk akibat aktivitas manusia seperti yang terjadi di bukit Ngoro Mojokerto.
Contoh dari bentuk lahan antropogenik berbeda dengan contoh dari penggunaan lahan.
Misalnya sawah dan permukiman, kedua contoh ini bukan merupakan bentuk lahan
antropogenik melainkan termasuk pada bentuk penggunaan lahan atau landuse karena sawah
dan permukiman tidak merubah bentuk lahan yang telah ada, sawah dan permukiman hanya
termasuk upaya pemanfaatan dari permukaaan bentuk lahan. Bisa saja sawah ada di dataran
bentuk lahan aluvial, di lereng gunung, atau bahkan di gumuk pasir. Begitu juga dengan
permukiman juga bisa terdapat di dataran rendah, dataran tinggi, lembah, maupun kaki lereng,
namun keberadaan sawah dan permukiman tersebut tidak bisa digolongkan dalam bentuk lahan
antropogenik.
Pemanfaatan dan pengusahaan lahan pantai oleh manusia banyak menimbulkan
perubahan fisik bentang lahan yang nyata. Misalnya konstruksi bangunan pantai yang berbentuk
pelabuhan. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan
biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan
kapal-kapal yang berlabuh. Pelabuhan termasuk lahan antropogenik karena bentuknya telah
merubah bentuk lahan pesisir sebelumnya.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:
Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
Perlindungan dari angin, ombak, dan petir
Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.
Pembangunan pelabuhan hendaknya memperhatikan aspek lokasi agar pelabuhan dapat
berfungsi secara efektif dan tidak mengancam lahan sekitar. Misalnya pembangunan pelabuhan
Indonesia cabang Pontianak yang dibangun di tepi sungai yang dapat menyebabkan
pendangkalan yang disebabkan oleh erosi daerah hulu.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografiskhas,
akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan
dalam ruang dan waktu kronologis tertentu.
Verstappen ( 1 9 8 3 ) telah mengklasifikasi bentuklahan berdasarkan
g e n e s i s n y a m e n j a d i sepuluh klas utama. Kesepuluh klas bentuklahan utama itu adalah
sebagai berikut :
1. Bentuklahan asal structural
2. Bentuklahan asal vulkanik
3. Bentuklahan asal denudasional
4. Bentuklahan asal fluvial
5. Bentuklahan asal marine
6. Bentuklahan asal glacial
7. Bentuklahan asal Aeolian
8. Bentuklahan asal solusional (pelarutan)
9. Bentuklahan asal organik
10. Bentuklahan asal antropogenik.
Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas
gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava.
Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses
degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan rusak.
Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai,
contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai
bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine.
Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut
seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit),
tombolo, laguna.
Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas gletser
(gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena, drumlin.
Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses angin,
contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan, parabolik, longitudinal,
transversal,bintang.
Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst), contohnya adalah kubah karst,
dolina, uvala, polje, gua karst.
Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia contohnya kota, pelabuhan.
B. Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan penjelasan tentang batuan
sedimen. Untuk itu bagi pembaca agar mencari literatur yang lebih lengkap.Untuk mahasiswa
agar kiranya pembuatan makalah seperti kami sebaiknya menyiapkan prossedur data yang
lengkap sesuai permintaan dosen, supaya hasilnya memuaskan.
Untuk Dosen agar lebih spesifik dalam menjelaskan agar mahasiswa dapat mengerti
dalam pembuatan makalah tentang batuan sedimen.
Meski kami telah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini sempurna, namun,
masih banyah kekurangan yang meski kami harus benahi. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga orang
yang membantu dibalas oleh Allah SWT. Amien.