Perpajakan Untuk Bendaharawan
Perpajakan Untuk Bendaharawan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Resouce, Input, Money.
2. Relasi antara pajak dengan dana bagi hasil pajak penghasilan
3. Peran serta bendahara pemerintah
B. DASAR HUKUM PENUNJUKAN BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMUNGUT / PEMOTONG PAJAK
1. Undang undang nomor 36 tahun 2008
2. Undang undang Nomor 42 tahun 2009 tentang PPN dan PPn BM pasal 1 angka 27
3. Bendahara Pemerintah pusat dan daerah
a. Melaksanakan pemotongan/ pemungutan pajak
b. Melakukan penyetoran pajak ke bank persepsi atau kantor pos
c. Melakukan pelaporan ke kantor pelanyanan pajak sesuai batas waktu yang
ditentukan.
A. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2007
3. Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 2009
4. Peraturan pemerintah Nomor 17 Tahun 2009
5. Peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2009
6. Peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2008
7. Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2008
8. Peraturan pemerintah Nomor tahun 2002
9. Peraturan pemerintah nomor 132 tahun 2000
10. Peraturan pemerintah nomor 131 tahun 2000
11. Peraturan menteri keuangan Nomor 243/PMK.03/2008
12. Keputusan menteri keuangan KMK-120/KMK.03/2002
13. Keputusan Direktur jenderal pajak nomor KEP 227/PJ./2002
14. Keputusan dirjen pajak nomor KEP-395/PJ/2001
B. OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2
1. PP No 71 Tahun 2008 pasal 2
2. PP No 5 tahun 2002 pasal 2 ayat 1
3. Penghasilan dari kegiatan konstruksi
4. PP No 132 Tahun 2000 pasal 3
5. Bunga Deposito
6. Diskonto Surat perbendaharaan Negara ( SPN )
7. Obligasi
8. Transaksi Derivatif
C. TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2
1. Penghasilan hak atas tanah dan bangunan 5%
2. Persewaan tanah dan bangunan 10%
3. Kegiatan Kontruksi
- Jasa pelaksanaan kontruksi 4%
- Kualifikasi usaha kecil 2%
- Kualifikasi usaha besar dan mengah 3%
- Perencanaan dan kontruksi kualifikasi 4%
- Pengawasan kontruksi 6%
4. Hadiah atas undian 25%
D. SAAT TERUTANGNYA PAJAK
1. PPh pasal 4
E. KEWAJIBAN BENDAHARAWAN
1. Memotong PPh pasal 4 (2) dari wajib pajak
2. Menyetorkan PPh pasal 4 (2) yang terutang ( SSP )
3. Menyerahkan bukti potongan PPh pasal 4 ( 2 ) kepada wajib pajak
4. Melaporkan ( SPT ) PPh pasal 4 (2) ke kantor pelayanan pajak ( KPP )
F. MEKANISME PENYETORAN DAN PELAPORAN
1. Penyetoran pph pasal 4 terutang melalui bank persepsi
2. Penyampaian SPT Masa melalui KPP
G. SURAT STORAN PAJAK( SSP )
H. BUKTI POTONGAN PPh PASAL 4 AYAT 2
I. DAFTAR BUKTI POTONG PPh PASAL 4 AYAT 2
J. SPT MASA PAJAK PPH PASAL 4 AYAT 2
A. DASAR HUKUM
1. Undang - undang nomor 36 tahun 2008
2. Undang undang nomor 28 tahun 2007
3. Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 2010
4. Peraturan menteri keuangan Nomor 250/PMK.03/2008
5. Peratuan dirjen jenderal pajak nomor PER-57 /PJ/2009
B. OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
1. Objek PPh pasal 21
2. Non-objek pajak PPh pasal 21
C. PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21
D. TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 dan PENGHITUNGANNYA
- Atas penghasilan teratur
- Atas penghasilan tidak teratur
- Atas tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
E. SAAT TERUTANG PAJAK
1. PPh pasal 21 mulai menjadi kewajiban wajib pajak yaitu pada saat penghasilan tersebut
diterimakan
F. KEWAJIBAN BENDAHARAWAN
1. Memotong PPh pasal 21 dari wajib pajak
2. Menyetorkan PPh pasal 21 yang terutang
3. Melaporkan ( SPT )
4. Menyerahkan bukti potong kepada wajib pajak
G. MEKANISME PENYETORAN DAN PELAPORAN
1. Penyetoran dan pembayaran PPh pasal 21
2. Pelaporan pph pasal 21
H. CONTOH ILUSTRASI
I. JAWABAN ILUSTRASI
J. SURAT SETORAN PAJAK ( SSP )
K. BUKTI POTONG PPh PASAL 21 FINAL
L. DAFTAR BUKTI POTONG PPh PASAL 21 FINAL
M. BUKTI POTONG PPh PASAL 21
N. DAFTAR BUKTI POTONG PPh PASAL 21
O. SPT MASA PPh PASAL 21
A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2008
2. Undang-undang nomor 28 tahun 2007
3. Peraturan menteri keuangan nomor 154/PMK.03/2010
B. OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Pajak penghasilan pasal 22 yang berkenan dengan bendaharawan pemerintah yakni berupa
pembayaran atas barang yang jumlahnya lebih dari Rp.2.000.000
1. Pebayaran untuk bahan bakar minyak , listrik, PDAM
2. Pencairan dana jaringan pengaman sosial
3. Pembelian beras dari BULOG
4. Dana bantuan ( BOS )
5. Imporbarang
C. TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
1. Pasal 22 ayat 3 UU 36 Tahun 2008
D. SAAT TERUTANGNYA PAJAK
1. Penyedia barang atas penyerahan barang
E. KEWAJIBAN BENDAHARAWAN
1. Memungut PPh pasal 22
2. Menyetorkan PPh pasal 22 yang terutang
3. Memberikan bukti pemungutan PPh pasal 22
4. Melaporkan surat pemberitahuan ( SPT )
F. MEKANISME PENYETORAN DAN PELAPORAN
1. Penyetoran PPh pasal 22 terutang melalui bank persepsi
2. Penyampaian Masa melalui KPP paling lambat 14 hari setelah masa pajak berakhir.
G. SURAT SETORAN PAJAK ( SSP )
H. DAFTAR SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
I. BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
J. DAFTAR BUKTI PEMUNGUTAN PPH PASAL 22
K. SPT MASA PPH PASAL 22
A. DASAR HUKUM
1. Undang - undang nomor 36 tahun 2008
2. Undang undang nomor 28 tahun 2007
3. Peraturan menteri keuangan Nomor 244/PMK.03/2008
4. Peraturan Dirjen Pajak no. PER-70/PJ/2007
B. OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
1. Dividen , bunga, royalti dan hadiah
2. Sewa dan penghasilan
3. Jasa di PPh pasal 23
C. TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
1. Tarif 15%
2. Tarif 2%
3. Tarif lebih tinggi dari 10%
D. SAAT TERUTANGNYA PAJAK
1. PPh pasal 23 mulai menjadi kewajiban pada saat penghasilan tersebut dibayarkan
bendaharawan kepada wajib pajak dan besarnya pajak terutang
E. KEWAJIBAN BENDAHARAWAN
1. Memotong PPh pasal 23 dari wajib pajak
2. Menyetorkan PPh pasal 23 yang terutang ke bank ( SSP )
3. Melaporkan Surat pemberitahuan ( SPT )
4. Memberikan bukti potongan pada rekanan
F. MEKANISME PENYETORAN DAN PELAPORAN
1. Penyetoran PPh pasal 23 terutang melalui bank persepsi atau kantor pos paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
2. Penyampaian SPT Masa melalui KPP paling lambat 20 hari setelah pajak berakhir.
G. SURAT SETORAN PAJAK ( SSP )
H. BUKTI POTONG PPH PASAL 23
I. DAFTAR BUKTI POTONG PPH PASAL 23
J. SPT MASA PPH PASAL 23
A. DASAR HUKUM
1. Undang undang nomor 42 tahun 2009
2. Peraturan pemerintah nomor 144 tahun 2000
3. Peraturan menteri keuangan republik indonesia 68/PMK.03/2010
4. Keputusan menteri keuangan nomor 75/KMK.03/2010
5. Keputusan menteri keuangan nomor 75/KMK.03/2003
6. Peraturan direktur jenderal pajak nomor 44/PJ/2010
B. SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Berdasarkan undang