1, hal 20 - 45 20
Sunitha Devi
Universitas Udayana1, Universitas Dhyana Pura
sunitha.devi75@yahoo.co.id
Abstract
This research aims to find out empirical evidences on the effect of ERM disclosure and IC disclosure
on firm value. The sample of the research is 73 non-financial companies listed in Indonesia Stock
Exchange for the period of 2010-2014. Regression analysis of panel data was applied to analyze the
data. The results show that ERM disclosure has positive and significant effect on the firm value. This
study also finds that IC disclosure has positive and significant effect on the firm value. Firm size,
profitability, and leverage, as control variables, are also contributing positive and significant effects
on the firm value. The results of this research can be used as a consideration for the companys
management to increase ERM and IC disclosures in the annual report as ERM and IC disclosures
can be a positive signal to encourage the increase in corporate value. In addition, since ERM and
IC information are very significant for investors, it can also be beneficial for the regulator to set up
and establish instruments of mandatory disclosure related to ERM and IC to minimize the asymmetry
of information which can disadvantage companys related parties.
Keywords: enterprise risk management disclosure, intellectual capital disclosure, firm value
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM) dan pengungkapan Intellectual Capital (IC) pada nilai
perusahaan. Sampel penelitian adalah 73 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2010-2014. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
data panel. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengungkapan ERM berpengaruh positif dan
signifikan pada nilai perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengungkapan IC
berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
leverage, sebagai variabel kontrol, juga berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan.
1
Penelitian ini dilakukan ketika penulis pertama menempuh studi Magister Akuntansi di Universitas Udayana.
21 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan
untuk meningkatkan pengungkapan ERM dan IC di dalam laporan tahunan karena pengungkapan
ERM dan IC dapat dijadikan sebagai sinyal positif untuk mendorong peningkatan nilai perusahaan.
Selain itu, karena informasi ERM dan IC sangat penting bagi investor, maka penelitian ini
bermanfaat bagi regulator untuk menetapkan instrumen pengungkapan wajib terkait dengan ERM
dan IC untuk memperkecil asimetri informasi yang dapat merugikan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
ra lebih luas dan spesifik akan menjadi strategi komite manajemen risiko bagi perusahaan
untuk peningkatan nilai perusahaan, namun nonkeuangan hanya sekadar himbauan karena
meskipun demikian, penelitian yang dilakukan belum terdapat peraturan yang mewajibkan
oleh Syifa (2013) justru menunjukkan bahwa perusahaan nonkeuangan untuk mengungkap-
pengungkapan ERM perusahaan manufaktur kan keberadaan komite manajemen risiko.
yang terdaftar di BEI masih tergolong rendah. Kelonggaran ketentuan pengungkapan ERM
Kesadaran perusahaan-perusahaan manufaktur pada perusahaan nonkeuangan menyebabkan
di Indonesia untuk menerapkan dan mengung- perusahaan tersebut cenderung kurang
kapkan ERM masih tergolong rendah, bahkan memperhatikan kelengkapan instrumen peng-
data menunjukkan bahwa masih terdapat ungkapan ERM.
perusahaan manufaktur yang tidak menerap- Pengungkapan informasi aset tidak
kan dan mengungkapkan ERM meskipun berwujud juga merupakan informasi non-
permintaan tentang pengungkapan ERM oleh finansial yang sangat penting bagi investor.
investor semakin tinggi (Syifa 2013). Intellectual Capital (IC) merupakan bagian
Perusahaan manufaktur termasuk ke dalam dari aset tidak berwujud yang terdiri dari tiga
kelompok perusahaan nonkeuangan sehingga komponen utama organisasi, yaitu modal
dengan adanya hasil penelitian tersebut manusia (human capital), modal organisasi
menyebabkan timbulnya pertanyaan tentang (structural capital atau organizational
pentingnya ERM dan pengungkapan ERM capital), dan modal pelanggan (relational
bagi perusahaan nonkeuangan. capital atau customer capital). Ketiga
Badan regulator di Indonesia mengeluar- komponen tersebut merupakan aspek-aspek
kan aturan-aturan yang mensyaratkan adanya penting yang diperlukan oleh perusahaan
informasi terkait risiko yang dilaporkan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan.
perusahaan dalam laporan tahunan. PSAK 60 Kemampuan bersaing juga terletak pada
(Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: pengetahuan sumber daya manusia, inovasi,
Pengungkapan, dan Keputusan Ketua dan sistem informasi yang dimiliki. IC
Bapepam-LK Nomor KEP-431/BL/2012 merupakan pendekatan untuk menilai aset
tentang Penyampaian Laporan Tahunan tidak berwujud yang berupa pengetahuan
Emiten atau Perusahaan Publik, menyebutkan (Guthrie dan Petty 2000).
bahwa informasi yang dapat digunakan oleh Penguasaan perusahaan atas pengeta-
pengguna laporan keuangan untuk meng- huan dan teknologi (IC) pada umumnya tidak
evaluasi jenis dan tingkat risiko dari instrumen diikuti dengan laporan yang memadai atas
keuangan harus diungkapkan. Berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan tersebut karena
kedua aturan tersebut, seluruh perusahaan IC merupakan aset tidak berwujud sehingga
keuangan dan nonkeuangan diwajibkan untuk sulit untuk mengukur, menilai, dan
menyampaikan informasi risiko dalam laporan mewujudkannya dalam bentuk satuan angka.
tahunan, tetapi luas pengungkapan minimum Pengungkapan aset tidak berwujud melalui
tentang manajemen risiko tidak diatur dalam pengungkapan IC merupakan salah satu
kedua ketentuan tersebut. Perusahaan alternatif yang diusulkan untuk mengatasi
nonkeuangan tidak terikat aturan tentang permasalahan tersebut (Sir et al. 2010). IC
informasi praktik manajemen risiko minimum dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan
yang wajib diungkapkan. Peraturan Bank sebagai pengungkapan atas laporan keuangan
Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang (Goh dan Lim 2005). Pengungkapan IC
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia merupakan salah satu informasi relevan untuk
Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan mengurangi asimetri informasi antara emiten
Manajemen Risiko bagi Bank Umum juga dengan berbagai partisipan di pasar modal.
menyebutkan bahwa perusahaan keuangan Informasi IC sangat dibutuhkan oleh investor
diwajibkan untuk mengungkapkan keberadaan karena informasi ini mencerminkan kapabilitas
komite manajemen risiko seperti yang perusahaan di masa mendatang. Pelaporan IC
dicantumkan pada pasal 24 ayat 2 dalam yang tidak disajikan atau terbatas disajikan
peraturan tersebut. Pengungkapan keberadaan kepada pihak eksternal akan berdampak pada
23 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45
kurangnya informasi bagi investor tentang bersama-sama. Hasil penelitian ini dapat
pengembangan sumber daya tak berwujud dijadikan sebagai dasar pertimbangan
perusahaan sehingga akan menyebabkan khususnya bagi pihak manajemen untuk
persepsi investor tentang kondisi dan prospek menilai pentingnya kedua jenis informasi
perusahaan menjadi lebih rendah. IC tersebut dalam meningkatkan nilai perusahaan.
merupakan kunci penggerak nilai perusahaan Hoyt et al. (2008) yang melakukan
(Bontis 2001). penelitian tentang manajemen risiko perusa-
ERM mulai diperkenalkan dan haan membuktikan adanya korelasi positif dan
dipublikasikan oleh Committee of Sponsoring signifikan antara informasi penerapan ERM
Organizations (COSO) sejak tahun 2004, dalam suatu perusahaan (ERM disclosure)
sedangkan IC mulai berkembang di Indonesia dengan nilai perusahaan. Hasil empiris
setelah munculnya PSAK 19 (Revisi 2000) mendukung bahwa adanya informasi penerap-
tentang Aktiva Tidak Berwujud. Maka dari itu, an ERM dalam suatu perusahaan kepada
pengungkapan ERM dan pengungkapan IC publik dapat meningkatkan nilai perusahaan
dapat dikategorikan sebagai dua hal baru sebesar 17% yang berarti bahwa jika perusaha-
dalam pasar modal. Pengungkapan ERM dan an menginformasikan penerapan ERM, maka
pengungkapan IC diprediksi dapat berpenga- nilai perusahaan adalah 17% lebih tinggi dari
ruh pada nilai perusahaan karena kedua jenis perusahaan yang tidak menginformasikan
informasi tersebut mengindikasikan bahwa penerapan ERM. Sumber nilai dari program
perusahaan telah menggunakan pendekatan ERM muncul karena adanya peningkatan
yang komprehensif dalam mengelola risiko informasi mengenai profil risiko perusahaan
perusahaan secara menyeluruh, meningkatkan melalui pengungkapan ERM (Hoyt et al.
kemampuan perusahaan untuk mengelola 2008). Pihak eksternal perusahaan lebih
ketidakpastian, meminimalisasi ancaman, cenderung mengalami kesulitan dalam menilai
memaksimalkan peluang, dan juga mengindi- kekuatan keuangan dan profil risiko perusaha-
kasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki an yang sangat kompleks. Pengungkapan ERM
keunggulan bersaing. Begitu pentingnya dapat membantu pihak perusahaan untuk
pengungkapan ERM dan pengungkapan IC menginformasikan kepada pihak eksternal
bagi investor sebagai media informasi untuk perusahaan terkait profil risiko perusahaan dan
menilai prospek perusahaan, telah memotivasi juga sekaligus berfungsi sebagai sinyal
peneliti untuk melakukan pengujian tentang komitmen perusahaan terhadap manajemen
pengaruh kedua jenis pengungkapan tersebut risiko. ERM berpotensi meningkatkan kemam-
pada nilai perusahaan. Perbedaan hasil-hasil puan perusahaan untuk dapat memanfaatkan
penelitian sebelumnya tentang pengaruh peluang investasi yang menarik sehingga hal
pengungkapan ERM pada nilai perusahaan dan ini dapat dijadikan sebagai nilai implikasi yang
pengaruh pengungkapan IC pada nilai potensial untuk menarik minat investor melalui
perusahaan juga menjadi dasar motivasi bagi pengungkap-an ERM (Hoyt et al. 2008). Tahir
peneliti untuk melakukan penelitian kembali dan Razali (2011) membuktikan adanya
terkait kedua jenis pengungkapan tersebut korelasi yang positif tetapi tidak signifikan
dengan menggunakan model regresi yang antara informasi penerapan ERM (ERM
berbeda dari penelitian sebelumnya, yaitu disclosure) dengan nilai perusahaan untuk
dengan menggabungkan kedua jenis perusahaan publik yang terdaftar di Malaysia.
pengungkapan tersebut sebagai variabel bebas Praktik ERM masih berada dalam tahap
ke dalam satu model regresi. Penelitian ini permulaan bagi perusahaan publik yang
mengarah pada pengujian untuk menilai terdaftar di Malaysia sehingga pengetahuan
seberapa besar varian dari variabel tentang manfaat pengungkapan praktik ERM
pengungkapan ERM dan pengungkapan IC bagi perusahaan di Malaysia masih sangat
mampu menjelaskan varian terikat, yaitu nilai terbatas (Tahir dan Razali 2011). Perbedaan
perusahaan, jika dilakukan pengujian secara hasil penelitian yang dilakukan oleh Hoyt et al.
bersama-sama, dan menguji kelayakan model (2008) dengan penelitian yang dilakukan oleh
regresi jika dilakukan pengujian secara Tahir dan Razali (2011) tersebut mendorong
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45 24
Pengelolaan yang baik dan maksimal (annual report) perusahaan nonkeuangan yang
atas seluruh potensi kepemilikan IC akan dapat terdaftar di BEI periode tahun 2010-2014,
membantu penciptaan nilai tambah dan yang terlebih dahulu dikumpulkan dan
mendorong kinerja keuangan serta nilai dipublikasikan oleh perusahaan ataupun pihak
perusahaan yang merupakan orientasi para lain. Daftar perusahaan dan laporan tahunan
stakeholder dalam mengintervensi manaje- perusahaan diperoleh dari website resmi BEI.
men. Pentingnya IC dalam menciptakan nilai Target populasi dalam penelitian ini
tambah dan mendorong kinerja keuangan adalah perusahaan-perusahaan yang berada
menyebabkan stakeholder sangat berminat pada kelompok perusahaan nonkeuangan yang
untuk mendapatkan informasi tentang terdaftar di BEI dan tepat waktu dalam
kepemilikan dan pengelolaan IC suatu perusa- memublikasikan laporan tahunan periode
haan. Kelompok stakeholder inilah yang tahun 2010-2014 secara berkesinambungan.
menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan Berdasarkan kriteria populasi sasaran tersebut,
dalam mengungkapkan kepemilikan dan didapatkan jumlah populasi penelitian sebesar
pengelolaan IC. 272 perusahaan yang terbagi menjadi delapan
Perusahaan memiliki motivasi untuk kelompok sektor. Dalam penentuan ukuran
mengungkapkan IC secara sukarela dengan sampel, peneliti lebih memilih menggunakan
harapan bahwa informasi tersebut dapat pendekatan statistika dibandingkan dengan
diinterpretasikan sebagai upaya perusahaan pendekatan nonstatistika karena dalam
dalam memaksimalkan kinerja perusahaan. pendekatan nonstatistika, subjektifitas peneliti
Pemaksimalan kinerja perusahaan adalah cukup besar dalam menentukan ukuran sampel
merupakan harapan para stakeholder sehingga sehingga ada kecenderungan untuk lebih
hal ini akan direspons positif oleh para memilih pendekatan statistika. Rumus Slovin
stakeholder. Pengungkapan IC yang mengan- adalah salah satu model pendekatan statistika
dung nilai positif akan mendorong perubahan dalam penentuan besarnya sampel. Rumus
dalam volume perdagangan saham karena para Slovin dipilih dalam penelitian ini adalah
pelaku pasar cenderung akan membayar lebih karena alasan sebagai berikut.
tinggi saham perusahaan yang memiliki IC 1. Rumus Slovin dapat digunakan untuk
yang lebih (Chen et al. 2005) sehingga nilai menentukan ukuran sampel jika penelitian
perusahaan akan meningkat. Pengung-kapan bertujuan untuk dapat menduga proporsi
IC merupakan faktor pendorong penciptaan populasi.
nilai perusahaan (Orens et al. 2009). 2. Nilai error tolerance (e) dapat didasarkan
Abdolmohammadi (2005) dan Widarjo (2011) atas pertimbangan peneliti. Hasil penelitian
juga telah membuktikan secara empiris bahwa tidak selalu dapat diharapkan 100% benar
pengungkapan modal intelektual berpengaruh karena berbagai faktor maka hasil
positif terhadap nilai perusahaan dan penelitian dapat mengandung kesalahan
kapitalisasi pasar. (error). Kesalahan (error) yang dapat
H2: Terdapat pengaruh positif pengung- terjadi perlu direpresentasikan dengan
kapan IC pada nilai perusahaan. taraf signifikansi yang berarti bahwa
seberapa besar toleransi akan terjadinya
kesalahan karena faktor kebetulan benar.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menganalisis
Populasi dan Sampel pengungkapan ERM dan pengungkapan IC
Sumber data yang digunakan dalam adalah content analysis dan setiap sampel
penelitian ini adalah data sekunder yaitu memiliki cara yang berbeda dalam
sumber data penelitian yang diperoleh secara penyampaian konten setiap item ERM dan
tidak langsung atau diperoleh melalui media IC tersebut pada laporan tahunan.
perantara. Sumber data sekunder yang Keragaman dalam pengungkapan disebab-
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kan oleh entitas yang dikelola oleh manajer
laporan keuangan dan berupa laporan tahunan yang memiliki filosofis manajerial yang
29 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45
berbeda dan luasnya pengungkapan populasi sebesar 90% atau dengan tingkat
informasi kepada masyarakat. Atas dasar kesalahan sebesar 10%.
itulah, peneliti merasa perlu untuk
mencantumkan nilai error tolerance dalam
n = + (1)
penentuan besarnya sampel penelitian.
Keterangan:
Dalam pengambilan sampel, kedua
n : Jumlah sampel
aspek tersebut menjadi perhatian utama. Salah
N : Jumlah populasi
satu cara menentukan besaran sampel yang
e : Error tolerance (batas toleransi
memenuhi kedua aspek tersebut adalah yang
kesalahan)
dirumuskan dalam rumus Slovin (Ariola
2006). Champion (1981) menyatakan bahwa
Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebagian besar uji statistik selalu menyertakan
berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
rekomendasi ukuran sampel. Uji-uji statistik
Slovin tersebut adalah sebesar 73 perusahaan.
yang ada akan sangat efektif jika diterapkan
Pemilihan sampel dilakukan secara
pada sampel yang berjumlah 30 sampai dengan
proporsional sesuai kelompok populasi dengan
250, bahkan jika sampel di atas 500 tidak
tujuan agar mendapatkan sampel yang
direkomendasikan untuk menerapkan uji
representatif mewakili masing-masing
statistik. Besarnya sampel yang diperoleh
kelompok sektor populasi sehingga 73 sampel
melalui perhitungan menggunakan rumus
yang terpilih mampu mewakili seluruh
Slovin pada penelitian ini telah terkategori
kelompok sektor populasi penelitian.
dapat direkomendasikan untuk diuji secara
Pemilihan anggota sampel secara proporsional
statistik.
sesuai dengan kelompok populasi diuraikan
Rumus Slovin digunakan untuk
pada Tabel 1.
menentukan besarnya sampel pada penelitian
ini dengan taraf kepercayaan sampel terhadap
Tabel 1
Hasil Pemilihan Anggota Sampel Penelitian
Perhitungan Pemilihan
Sektor Anggota Sampel
Anggota Sampel
Agriculture (15/272) x 73 4
Consumer Goods Industry (19/272) x 73 5
Miscellaneous Industry (22/272) x 73 6
Mining (25/272) x 73 7
Infrastructure, Utilities and Transportation (29/272) x 73 8
Basic Industry and Chemicals (37/272) x 73 10
Property, Real Estate and Building Construction (38/272) x 73 10
Trade, Services and Investment (87/272) x 73 23
TOTAL 73
Total observasi dalam penelitian ini mulai periode 2011 (t+1) dengan alasan bahwa
adalah sebesar 292 pengamatan yang diperoleh perusahaan akan mengungkapkan informasi
dari perhitungan: (1) Pengungkapan ERM dan tahun 2010 kepada publik adalah paling lama
pengungkapan IC diamati dari periode 2010 tiga bulan setelah akhir tahun pengungkapan
sampai 2013 (4 tahun): 73 x 4 = 292; (2) (akhir tahun laporan periode 2010) sehingga
Dampak terhadap nilai perusahaan diamati dari dapat diasumsikan bahwa setelah tahun
periode 2011-2014 (4 tahun): 73 x 4 = 292. pengungkapan (tahun laporan) investor baru
Dampak terhadap nilai perusahaan diamati
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45 30
Nilai Perusahaan sebagai Variabel Terikat 2007). Menurut Sujoko dan Soebiantoro
Nilai perusahaan merupakan nilai pasar (2007), ukuran perusahaan yang besar
yang mampu memberikan kemakmuran bagi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami
pemegang saham secara maksimum jika harga perkembangan sehingga investor akan
saham perusahaan meningkat (Nurlela dan merespons positif dan nilai perusahaan akan
Ishlahuddin 2008). Rasio keuangan yang dapat meningkat. Beberapa penelitian juga menun-
digunakan untuk mengukur nilai pasar jukkan hasil yang konsisten yaitu ukuran
perusahaan adalah Tobins Q. Dalam perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
perhitungan Tobins Q, semua unsur hutang pada nilai perusahaan, seperti pada penelitian
dan modal saham perusahaan dihitung yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebinatoro
sehingga rasio ini dinilai dapat memberikan (2007) dan Herawaty (2008). Berdasarkan hal
informasi paling baik. Seluruh aset perusahaan tersebut, penelitian ini menggunakan ukuran
digunakan dalam perhitungan Tobins Q yang perusahaan sebagai variabel kontrol untuk
berarti bahwa perusahaan juga berfokus pada mengendalikan pengaruh ukuran perusahaan
kreditur karena sumber pembiayaan operasi- pada model penelitian agar hasil penelitian
onal perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya tidak bias. Ukuran perusahaan digunakan
saja, tetapi juga dari pinjaman dari kreditur sebagai variabel kontrol yang diproksikan
(Sukamulja 2004). Tobins Q mencerminkan dengan logaritma dari total aktiva perusahaan.
ekspektasi pasar dan relatif bebas dari Total aset dipilih sebagai proksi ukuran
manipulasi manajerial (Lindenberg dan Ross perusahaan dengan pertimbangan bahwa nilai
1981). Modifikasi rumus Tobins Q versi aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan
Chung dan Pruitt (1994) digunakan secara nilai kapitalisasi pasar dan penjualan
konsisten karena disederhanakan pada (Wuryatiningsih 2002 dalam Sudarmadji dan
berbagai simulasi. Formulasi rumus Tobins Q Sularto 2007). Selain itu, ukuran yang
versi Chung dan Pruitt (1994) yang digunakan didasarkan pada total aset yang dimiliki oleh
adalah sebagai berikut. perusahaan juga telah diatur dalam Keputusan
Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-
+ 11/PM/1997.
Tobins Q = (3)
Profitabilitas
Keterangan:
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan
Tobins Q : Nilai perusahaan
bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada
MVS : Nilai pasar saham (market value
saat menjalankan operasinya (Hardiyanti
of all outstanding shares) yang
2012). Profitabilitas diartikan sebagai
diperoleh dari hasil perkalian
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
jumlah saham yang beredar
laba dalam upaya meningkatkan nilai
dengan harga saham (outstanding
pemegang saham. Profitabilitas perusahaan
share x stock price)
yang tinggi akan mencerminkan prospek
D : Nilai pasar hutang yang
perusahaan yang baik. Penelitian yang
diperoleh dari hasil (kewajiban
dilakukan oleh Obradovich dan Gill (2012)
lancar asset lancar + kewajiban
serta Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa
jangka panjang)
profitabilitas berpengaruh positif signifikan
TA : Total aset perusahaan
terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
digunakan sebagai variabel kontrol dalam
Ukuran Perusahaan
penelitian ini dan dapat diproksikan dengan
Ukuran perusahaan diasumsikan
Return on Asset (ROA) (Van Horne dan
memiliki efek langsung terhadap nilai
Wachowicz 2005). ROA menunjukkan
perusahaan karena perusahaan besar akan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
diuntungkan dari segi skala ekonomis, market
dari aset yang dipergunakan (Syahyunana
power, dan akses terhadap sumber daya
2004).
dibandingkan perusahaan kecil (Pfeffer dan
Salancik 1978 dalam Roberson dan Park
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45 32
nonkeuangan harus terus berupaya untuk sedang. Perusahaan yang melakukan pengung-
meningkatkan kepatuhan terhadap pengung- kapan ERM tertinggi yaitu sebesar 95% adalah
kapan ERM meskipun rata-rata tingkat Matahari Department Store Tbk. pada tahun
kepatuhan sebesar 45% sudah tergolong 2014.
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif
ERMD ICD NP LnTA ROA DAR
Mean 0,45 0,35 1,17 28,24 0,06 0,54
Median 0,46 0,32 0,55 28,18 0,04 0,47
Maximum 0,95 0,77 13,17 33,00 0,39 6,50
Minimum 0,10 0,04 -7,50 23,16 -0,22 0,01
Std. Dev. 0,16 0,16 1,92 1,69 0,08 0,56
Observations 292 292 292 292 292 292
Tabel 3
Rumus Kategorisasi Data
Klasifikasi Interval
Tinggi X > M + 1 SD
Sedang M 1 SD < X < M + 1 SD
Rendah X < M 1 SD
Sumber: Riwidikdo (2009)
Tabel 4
Hasil Kategorisasi Data (Pengungkapan ERM)
Kategori Skor Jumlah Persentase
Tinggi > 0,61 36 12,33%
Sedang 0,29 0,61 201 68,84%
Rendah < 0,29 55 18,83%
Total 292 100%
Tabel 5
Hasil Kategorisasi Data (Pengungkapan IC)
Kategori Skor Jumlah Persentase
Tinggi > 0,51 52 17,81%
Sedang 0,19 0,51 206 70,55%
Rendah < 0,19 34 11,64%
Total 292 100%
Hasil pada Tabel 5 menunjukkan bahwa Hasil nilai rata-rata pengungkapan ERM
secara umum tingkat pengungkapan IC pada berdasarkan perhitungan pada Tabel 6 yaitu
perusahaan nonkeuangan tergolong sedang. sebesar 54.89% (berada di antara rentang skor
Pengungkapan IC merupakan pengungkapan 0,29 0,61) menunjukkan bahwa secara umum
sukarela sehingga pengungkapannya tergan- tingkat pengungkapan ERM pada perusahaan
tung pada kebijakan perusahaan. Berdasarkan nonkeuangan tergolong sedang (sesuai rentang
hasil penelitian tidak ditemukan sampel skor pada Tabel 4). Berdasarkan perhitungan
perusahaan yang memiliki nilai indeks pada Tabel 6, dimensi penetapan tujuan
pengungkapan IC sebesar 0,00, yang berarti memiliki persentase total skor yang paling
bahwa tidak terdapat perusahaan yang tidak tinggi yaitu sebesar 87,78%, sedangkan
mencantumkan pengungkapan IC dalam dimensi pengungkapan ERM yang memiliki
laporan tahunan. Perusahaan nonkeuangan nilai persentase total skor paling rendah adalah
sudah memiliki kesadaran dalam melakukan dimensi penilaian risiko. Hasil tersebut
pengungkapan IC meskipun pengungkapan IC menunjukkan bahwa secara umum perusahaan
belum diatur dalam regulasi. Meskipun nonkeuangan lebih berfokus pada
demikian, perusahaan nonkeuangan masih pengungkapan dimensi penetapan tujuan,
tetap harus meningkatkan kelengkapan instru- sedangkan pengungkapan dimensi penilaian
men pengungkapan IC dalam laporan tahunan. risiko masih kurang menjadi perhatian
perusahaan nonkeuangan.
35 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45
Tabel 6
Hasil Frekuensi Pengungkapan Setiap Item Pengungkapan ERM pada Masing-Masing Dimensi
Pengungkapan ERM
Total Skor Seluruh Persentase dari
Item yang Total Skor Total Skor
Seharusnya Seluruh Item Seluruh Item
Diungkapkan, pada Masing- pada Masing-
Delapan Dimensi Pengungkapan
No. Dihitung dari Total Masing Dimensi Masing
ERM
Seluruh Pengamatan Pengungkapan Dimensi
(73 Perusahaan x 4 ERM yang Pengungkapan
Tahun = 292 Diungkapkan ERM yang
Pengamatan) Diungkapkan
1 Lingkungan Internal (13 Item) 3.796 3.327 87,64%
2 Penetapan Tujuan (6 Item) 1.752 1.538 87,78%
3 Identifikasi Kejadian (25 Item) 7.300 4.124 56,49%
4 Penilaian Risiko (25 Item) 7.300 1.026 14,05%
5 Respons Risiko (26 Item) 7.592 3.004 39,57%
Kegiatan Pengawasan/Pengendalian
6 2.044 1.168 61,06%
Kegiatan (7 Item)
7 Informasi dan (Komunikasi 3 Item) 876 249 28,42%
8 Pemantauan (3 Item) 876 562 64,15%
Tabel 7
Hasil Frekuensi Pengungkapan Setiap Item Pengungkapan IC pada Masing-Masing Dimensi
Pengungkapan IC
Total Skor Seluruh Total Skor Persentase dari
Item yang Seharusnya Seluruh Item Total Skor
Diungkapkan, Dihitung pada Masing- Seluruh Item
dari Total Seluruh Masing pada Masing-
No. Enam Dimensi Pengungkapan IC
Pengamatan Dimensi Masing Dimensi
(73 Perusahaan x 4 Pengungkapan Pengungkapan
Tahun = 292 IC yang ICyang
Pengamatan) Diungkapkan Diungkapkan
1 Karyawan (28 Item) 8.176 4.962 60,69%
2 Pelanggan (14 Item) 4.088 1.458 35,66%
3 Teknologi Informasi (6 Item) 1.752 272 15,52%
4 Proses (9 Item) 2.628 1.547 58,86%
5 Riset dan Pengembangan (9 Item) 2.628 958 36,45%
6 Pernyataan Strategis (15 Item) 4.380 2.277 51,99%
Rata-rata nilai IC disclosure berdasarkan skor pada Tabel 5). Dimensi karyawan
pada Tabel 7 adalah sebesar 43,19 % (berada memiliki persentase total skor yang paling
diantara rentang skor 0,19 0,51), dan secara tinggi yaitu sebesar 60,69%, sedangkan
umum tingkat IC disclosure pada perusahaan dimensi teknologi informasi memiliki nilai
nonkeuangan tergolong sedang (sesuai rentang persentase total skor paling rendah yaitu
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45 36
sebesar 15,52%. Hasil tersebut menunjukkan tidak terjadi multikolonieritas, tidak terjadi
bahwa secara umum perusahaan nonkeuangan autokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisi-
lebih berfokus pada pengungkapan dimensi tas sehingga dapat dikatakan bahwa data telah
karyawan, sedangkan pengungkapan dimensi lolos uji asumsi klasik.
teknologi informasi masih kurang menjadi Hasil analisis regresi data panel dengan
perhatian perusahaan nonkeuangan. menggunakan model regresi GLS ditampilkan
pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan hasil
Hasil Analisis Regresi regresi GLS dengan variabel kontrol. Hasil
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis 1 pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai F
dan 2, maka terlebih dahulu dilakukan uji sebesar 89,74 dengan signifikansi 0,00 lebih
asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik (awal) kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas bahwa model regresi dinyatakan fit (layak)
dan terjadi autokorelasi dalam model. Untuk sehingga pembuktian hipotesis dapat
menghilangkan adanya heteroskedastisitas dan dilanjutkan. Nilai Adjusted R-squared 0,60
autokorelasi tersebut, digunakanlah model menunjukkan bahwa varian dari variabel bebas
Generalized Least Square (GLS) atau juga mampu menjelaskan varian terikat yaitu
disebut dengan Random Effect (RE). Hasil uji sebesar 60%, sisanya 40% dijelaskan oleh
asumsi klasik setelah menggunakan model variabel lain yang tidak dicantumkan dalam
Generalized Least Square (GLS) menunjuk- model.
kan bahwa nilai residual terdistribusi normal,
Tabel 8
Hasil Regresi GLS
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2,51 0,37 -6,85 0,00
ERMD 0,44 0,09 4,99 0,00
SICD 0,99 0,13 7,66 0,00
UKURAN 0,03 0,02 2,02 0,04
PROFITABILITAS 3,37 0,17 19,60 0,00
LEVERAGE 0,65 0,06 11,19 0,00
Weighted Statistics
R-squared 0,61 Mean dependent var -0,49
Adjusted R-squared 0,60 S.D. dependent var 1,46
S.E. of regression 0,92 Sum squared resid 246,80
F-statistic 89,74 Durbin-Watson stat 0,77
Prob(F-statistic) 0,00
memprediksi masa depan dan keberlang- risiko suatu perusahaan dapat mendorong
sungan (going concern) suatu perusahaan. persepsi positif investor pada perusahaan
Hasil penelitian ini selaras dengan tersebut. Persepsi positif yang dimiliki oleh
stakeholder theory dan signalling theory. investor atas perusahaan akan berpengaruh
Stakeholder theory menekankan bahwa pada peningkatan nilai perusahaan tersebut.
stakeholder memiliki hak untuk memperoleh
informasi mengenai aktivitas-aktivitas Pengaruh Pengungkapan IC pada Nilai
perusahaan yang juga dapat berpengaruh pada Perusahaan
stakeholder. Tujuan utama dari teori Berdasarkan hasil analisis regresi data
stakeholder adalah untuk membantu panel dengan menggunakan model regresi
manajemen perusahaan dalam meningkatkan GLS pada Tabel 8, variabel pengungkapan IC
penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas- memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar
aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan 0,00 atau lebih rendah dari nilai signifikansi
kerugian yang mungkin muncul bagi 0,05 ( = 5%) dan koefisiennya memiliki nilai
stakeholder. Informasi ERM yang ditujukan positif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada stakeholder adalah wujud komitmen yang pengungkapan IC berpengaruh positif pada
baik dari manajemen tentang pengelolaan nilai perusahaan yang berarti bahwa semakin
risiko perusahaan, maka dari itu pengungkapan banyak item pengungkapan IC yang dipublika-
ERM merupakan good news yang dapat sikan oleh perusahaan dapat berdampak pada
dijadikan sebagai sinyal positif, karena melalui semakin tingginya nilai perusahaan.
informasi ERM investor juga akan dapat Hasil penelitian ini juga memberikan
menilai prospek perusahaan. bukti bahwa investor sebagai bagian dari
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil stakeholder akan memberikan penilaian yang
penelitian yang dilakukan oleh Hoyt dan lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki
Leinberg (2006) serta Hoyt et al. (2008) yang pengungkapan IC yang lebih luas. Investor
menemukan bahwa terdapat hubungan yang memiliki keyakinan bahwa semakin banyak
positif dan signifikan antara pengungkapan item pengungkapan IC yang diungkapkan oleh
penerapan ERM (ERM disclosure) dengan nilai perusahaan mengindikasikan bahwa semakin
perusahaan. Pentingnya implementasi ERM banyak kepemilikan IC yang dikelola dalam
dalam menunjang pencapaian tujuan perusaha- perusahaan yang akan lebih memudahkan
an menyebabkan stakeholder terutama para perusahaan tersebut untuk mencapai kinerja
investor sangat tertarik untuk mengetahui yang maksimal. Keyakinan tersebut yang
informasi ERM sebagai dasar analisis mendorong investor untuk melakukan
keputusan investasi. Stakeholder juga dapat perdagangan saham sehingga nilai pasar saham
menilai prospek perusahaan melalui informasi pada perusahaan tersebut akan meningkat dan
ERM. Pengungkapan ERM yang memadai akan berdampak pada peningkatan nilai
diperlukan bagi investor untuk memperkecil perusahaan. Pengungkapan IC menjadi pendo-
tingkat risiko dan ketidakpastian (Sudamarji rong utama bagi penciptaan nilai perusahaan.
2007). Investor menilai positif perusahaan- Hasil ini sesuai dengan yang ditemukan oleh
perusahaan yang mengungkapkan implemen- Chen et al. (2005) dan hasil penelitian oleh
tasi ERM yang lebih luas karena semakin Orens et al. (2009) yang menemukan bahwa
banyak item pengungkapan ERM yang pengungkapan IC menjadi pendorong utama
diungkapkan oleh perusahaan juga menunjuk- penciptaan nilai perusahaan.
kan bahwa perusahaan memiliki komitmen IC merupakan sumber daya potensial
yang lebih baik tentang pengelolaan risiko yang dapat menciptakan nilai tambah dan
(Hoyt dan Liebenberg 2011). Investor dapat memaksimalkan kinerja perusahaan.
memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang Kesejahteraan bagi investor sebagai bagian
memiliki kualitas yang tinggi akan bersedia dari stakeholder perusahaan akan tercapai
untuk melakukan pengungkapan ERM secara apabila investor berinvestasi pada perusahaan
lebih luas dan spesifik. Kepercayaan investor yang mampu meraih kinerja tinggi karena
atas kualitas dan juga komitmen pengelolaan perusahaan yang mampu mencapai kinerja
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45 38
yang tinggi akan memiliki kemampuan untuk manajemen perusahaan dalam hal
memberikan dividen yang tinggi kepada pengungkapan setiap dimensi ERM. Hasil
investor dan juga memberikan manfaat bagi regresi GLS setiap dimensi pengungkapan
stakeholder lainnya. Setiap investor selalu ERM yang menunjukkan pengaruh masing-
mengharapkan pengembalian investasi berupa masing dimensi pengungkapan ERM pada
dividen yang tinggi sehingga atas dasar itulah nilai perusahaan dapat dilihat pada Tabel 9.
investor akan menghargai lebih tinggi saham Berdasarkan hasil analisis regresi GLS
perusahaan-perusahaan yang mampu mencip- pada Tabel 9, dimensi pengungkapan ERM
takan kinerja yang tinggi. Hal ini menyebab- yang paling berpengaruh pada nilai perusahaan
kan stakeholder sangat berminat untuk adalah dimensi respons risiko (ERM 5)
mendapatkan informasi tentang kepemilikan penilaian risiko (ERM 4). Kedua dimensi
dan pengelolaan IC suatu perusahaan. tersebut masing-masing memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,32, dan 0,14 dengan
Pengaruh Setiap Dimensi Pengungkapan nilai probabilitas masing-masing sebesar 0,00.
ERM dan Pengungkapan IC pada Nilai Item-item yang dijabarkan dalam dimensi
Perusahaan penilaian risiko secara umum mengenai
Pengungkapan ERM dan pengungkapan penilaian perusahaan terhadap segala bentuk
IC merupakan informasi yang penting dalam risiko-risiko yang akan dihadapi oleh
memprediksi masa depan perusahaan, maka perusahaan, sedangkan item-item yang
dari itu kedua informasi ini dapat dijadikan dijabarkan dalam dimensi respons risiko secara
sebagai sinyal positif untuk para investor. Nilai umum mengenai upaya-upaya yang dilakukan
perusahaan akan meningkat dengan adanya perusahaan untuk mengatasi segala bentuk
peningkatan nilai investasi dari para investor. risiko-risko yang dihadapi oleh perusahaan.
Hubungan antara pengungkapan ERM dan Risiko adalah hal yang paling melekat dalam
pengungkapan IC dengan nilai perusahaan kegiatan investasi sehingga tingkat risiko
juga terbukti melalui hasil analisis regresi pada menjadi fokus utama para investor saat
penelitian ini yang menunjukkan bahwa memutuskan aktivitas investasi. Banyak teori
pengungkapan ERM dan pengungkapan IC investasi yang menyatakan bahwa high risk
berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Jika high return. Menurut Tandelilin (2010), dasar
hasil analisis regresi tersebut dikaitkan dengan keputusan investasi terdiri dari return harapan,
hasil analisis deskriptif yang menunjukkan tingkat risiko serta hubungan antara return dan
bahwa pengungkapan ERM dan pengungkap- risiko. Semakin besar investasi yang
an IC pada perusahaan nonkeuangan memiliki dilakukan, maka risiko yang dihadapi akan
fluktuasi yang kecil yang diikuti dengan semakin tinggi sehingga atas dasar itulah
fluktuasi yang besar pada nilai perusahaan, investor memerlukan keyakinan yang besar
maka dapat dikatakan bahwa perubahan kecil dari pihak perusahaan bahwa perusahaan telah
pada nilai pengungkapan ERM dan melakukan penilaian risiko dengan sangat baik
pengungkapan IC dapat berdampak perubahan dan akurat yang diimbangi dengan respons
besar pada nilai perusahaan. atau pengelolaan yang baik atas risiko-risiko
Pengungkapan ERM yang dilakukan tersebut. Begitu pentingnya informasi risiko
oleh perusahaan nonkeuangan lebih berfokus bagi investor seharusnya dijadikan sebagai
pada pengungkapan dimensi penetapan tujuan, peluang bagi pihak manajemen untuk
sedangkan pengungkapan dimensi penilaian memberikan informasi terkait profil risiko dan
risiko masih kurang menjadi perhatian respons terhadap risiko perusahaan karena
perusahaan nonkeuangan. Berdasarkan hasil pengungkapan informasi tersebut akan
tersebut, peneliti termotivasi untuk melakukan membantu meningkatkan kepercayaan publik
analisis tentang pengaruh masing-masing pada perusahaan tersebut. Investor memiliki
dimensi dari pengungkapan ERM tersebut keyakinan bahwa hanya perusahaan yang
pada nilai perusahaan untuk memberikan memiliki kualitas yang tinggi yang akan
gambaran umum khususnya bagi manajemen bersedia untuk melakukan pengungkapan
perusahaan tentang ketepatan keputusan risiko perusahaan secara lebih luas dan
39 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45
spesifik. Investor akan memiliki keberanian tersebut telah dikelola dengan baik. Sangat
untuk melakukan investasi yang lebih besar penting bagi perusahaan untuk memperhatikan
dalam suatu perusahaan jika perusahaan peningkatan pengungkapan dimensi penilaian
tersebut mampu memberikan keyakinan risiko dan respons risiko sebagai bagian dari
bahwa tingkat risiko dari aktivitas investasi pengungkapan ERM.
Tabel 9
Hasil Regresi GLS Dimensi Pengungkapan ERM
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ERM 1 0,08 0,03 2,46 0,01
ERM 2 0,16 0,03 5,38 0,80
ERM 3 0,01 0,02 0,54 0,02
ERM 4 0,14 0,02 6,08 0,00
ERM 5 0,32 0,01 18,87 0,00
ERM 6 0,01 0,01 0,50 0,61
ERM 7 0,04 0,04 0,99 0,32
ERM 8 0,01 0,02 0,25 0,00
Tabel 10
Hasil Regresi GLS Dimensi Pengungkapan IC
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
IC 1 0,36 0,04 8,12 0,00
IC 2 0,23 0,04 6,15 0,00
IC 3 0,51 0,05 19,72 0,00
IC 4 0,05 0,02 3,40 0,00
IC 5 0,56 0,02 23,52 0,00
IC 6 0,44 0,04 10,03 0,00
Item-item yang dijabarkan dalam dan tujuan aktivitas riset dan pengembangan.
dimensi riset dan pengembangan adalah secara Tanpa adanya riset dan pengembangan, suatu
umum mengenai pengembangan produk, detail perusahaan dapat dikatakan sebagai
prospek masa depan, serta kebijakan, strategi, perusahaan yang tidak ingin maju. Keberadaan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45 40
riset dan pengembangan dalam suatu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage
perusahaan sangatlah penting karena terhadap nilai perusahaan.
menyangkut keberlangsungan (going concern) Perusahaan yang tergolong besar akan
perusahaan. Riset dan pengembangan mudah mendapatkan pendanaan melalui pasar
merupakan salah satu instrumen penting dalam modal dan memiliki power yang besar dalam
menciptakan inovasi dan pengembangan transaksi kontrak keuangan. Kemampuan dan
teknologi. Item-item dalam dimensi teknologi kemudahaan perusahaan dalam memperoleh
informasi adalah secara umum mengenai sumber pendanaan yang besar merupakan
investasi perusahaan dalam bidang teknologi salah satu faktor pendorong tercapainya
informasi dan juga tentang fasilitas teknologi keuntungan yang besar. Keuntungan yang
informasi yang dimiliki dan digunakan di besar merupakan salah satu alasan investor
dalam perusahaan. Teknologi informasi saat memilih berinvestasi pada perusahan besar.
ini sedang menjadi perhatiaan bisnis global Profitabilitas yang tinggi juga menunjukkan
sehingga sangat penting juga bagi perusahaan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik
nonkeuangan untuk lebih meningkatkan sehingga investor akan merespons positif hal
perhatian pada perkembangan teknologi tersebut. Respons positif dari para investor
informasi agar mampu bersaing dalam akan mendorong peningkatan nilai
persaingan global. Perhatian terhadap perusahaan. Selain ukuran perusahaan dan
teknologi informasi tentu juga akan sangat profitabilitas, penggunaan leverage juga
mempengaruhi penilaian investor pada mampu meningkatkan nilai perusahaan karena
perusahaan karena perkembangan teknologi perusahaan mampu meningkatkan tingkat
akan sangat membantu laju perkembangan dan produksi untuk memperoleh laba yang lebih
pertumbuhan perusahaan. Teknologi informasi besar akibat penggunaan hutang.
yang kuat akan menjadi competitive edge bagi
perusahaan dan sekaligus menjadi entry
barrier (Maruca 2004). Peningkatan pengung- SIMPULAN
kapan dimensi riset dan pengembangan serta
dimensi teknologi informasi tentu akan sangat Kesimpulan penelitan ini adalah terdapat
membantu peningkatan nilai perusahaan. pengaruh positif dan signifikan pengungkapan
Sangat penting bagi perusahaan untuk ERM dan pengungkapan IC pada nilai
memperhatikan peningkatan pengungkapan perusahaan. Pengungkapan ERM dan
dimensi riset dan pengembangan serta pengungkapan IC merupakan informasi yang
teknologi informasi sebagai bagian dari sangat diperlukan oleh stakeholder dalam
pengungkapan IC. menilai prospek perusahaan. Keyakinan
tersebut yang mendorong investor untuk
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabili- melakukan perdagangan saham sehingga
tas, dan Leverage pada Nilai Perusahaan volume perdagangan saham akan meningkat.
Berdasarkan hasil analisis regresi data Persepsi positif yang dimiliki oleh investor
panel dengan menggunakan model regresi GLS atas perusahaan juga pada akhirnya akan
pada Tabel 8, variabel ukuran perusahaan, meningkatkan harga saham perusahaan terse-
profitabilitas, dan leverage memiliki nilai but dan akan berdampak pada peningkatan
probabilitas signifikansi yaitu masing-masing nilai perusahaan.
sebesar 0,04, 0,00, dan 0,00 atau lebih rendah Dengan terbukti adanya pengaruh positif
dari nilai signifikansi 0,05 ( = 5%). Ukuran dan signifikan pengungkapan ERM dan
perusahaan, profitabilitas, dan leverage pengungkapan IC pada nilai perusahaan
sebagai variabel kontrol juga memiliki nilai melalui penelitian ini, seharusnya dapat
koefisien regresi yang bertanda positif yaitu mengubah kebijakan manajemen perusahaan
masing-masing sebesar 0,03, 3,37, dan 0,65. tentang kelengkapan instrumen pengungkapan
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa ERM dan pengungkapan IC yang diungkapkan
terdapat pengaruh positif dan signifikan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai keyakinan dasar bagi pihak
41 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2017, Vol. 14, No. 1, hal 20 - 45