Anda di halaman 1dari 4

Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Pancasila sebagai dasr negara merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang juga
merupakan landasan dalam berkehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pancasila telah tertuang
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat .Pancasila yang dipahami sebagai
pedoman hidup bangsa Indonesia saat ini maknanya lebih luas, yaitu nilai-nilai luhur yang harus
dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sangat penting
untuk tetap menjaga eksistensi identitas kepribadian bangsa Indonesia. Dimana kepribadian bangsa
Indonesia semuanya bersumber dari Pancasila diantaranya sikap gotong royong dan pengambilan
keputusan dengan cara musyarawarah. Dalam perwujudan implementasi Pancasila dalam
membangun karakter bangsa memang belum menunjukkan bukti yang konkrit namun pada
dasarnya dalam kehidupan sehari hari kita telah menerapkan nilai nilai Pancasila dalam
kehidupan kita sehari hari.

Ketuhanan yang Maha Esa, Sila pertama memiliki arti bahwa rakyat Indonesia harus
mengakui Tuhan yang Maha Esa sebagai zat yang Utama di atas kehidupan yang ada. Bentuk
pengakuan dapat berupa meyakini dalam hati, perkataan, dan perilaku. Implementasinya dalam
kehidupan sehari hari diantaranya : a) Mempercayai adanya tuhan, aspek tuhan merupakan aspek
yang mendasari adanya kehidupan. Begitu halnya bangsa Indonesia apabila mereka telah
mempercayai adanya tuhan berarti telah menerapkan sila Pancasila yang pertama. Dengan
mempercayai adanya tuhan membuat kita menjadi lebih hati hati dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara. b) Memiliki suatu agama tertentu, telah tercantum dalam UUD 1945 pasal
29 ayat 2 yang berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu dimana
warga negara berhak menentukan agama yang dipeluknya dan menjalankan sesuai keyakinan yang
dianutnya tanpa paksaan dari siapa pun. c) Menjalankan ibadah sesuai perintah Allah, ketika kita
telah menentukan untuk memeluk agama tertentu kita juga telah memilii kewajiban untuk
menjalankan ibadah sesuai agama yang kita anut karena wujud dari iman dan taqwa itu sendiri
adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. d) Meningkatkan rasa toleransi di tengah
masyarakat, perbedaan di antara pemeluk agama seringkali menimbulkan gesekan dan konflik di
tengah masyarakat. Dengan adanya toleransi antara umat beragama akan saling hormat
menghormati dan tercipta kedamaian dan ketertiban. e) Menggalang kegiatan yang meningkatkan
persatuan, rasa persatuan antara umat beragama dapat ditingkatkan dengan mengadakan kegiatan
yang memiliki tujuan bersama diantaranya bakti sosial, siskamling, ataupun kegiatan kemanusiaan
lainnya. f) Senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban beragama, dalam melaksanakan kegiatan
keagamaan pastinya kita membutuhkan keamanan dan ketertiban. Maka dari itu ketika di sekitar
kita ada kegiatan keagamaan kita dan keluarga harus mengkondisikan untuk tidak mengganggu
kegiatan agama tersebut.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Menurut perumusan Dewan Perancang Nasional,
perikemanusiaan adalah daya serta karya budi dan hati nurani manusia untuk membangun dan
membentuk kesatuan diantara manusia sesamanya, tidak terbatas pada manusia-sesamanya yang
terdekat saja, melainkan juga seluruh umat manusia. Sedangkan menurut Bung Karno istilah
perikemanusiaan adalah hasil dari pertumbuhan rohani, kebudayaan, hasil pertumbuhan dari alam
tingkat rena ke taraf yang lebih tinggi. Implementasi dalam kehidupan sehari hari diantaranya: a)
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia,
sesama manusia kita harus saling menghormati hak manusia yang lain seperti hidup, rasa aman, dan
hidup layal. Karena setiap manusia memilik martabat yang sama sehingga tidak boleh melecehkan
manusia yang lain. b) Saling mencintai sesame manusia. c) Mengembangkan sikap tenggang rasa
dan tepa selira. d) mengembangkan sikap tidak semena mena terhadap orang lain, dimana
terkadang ada orang yang merasa memiliki derajat dan pangkat dengan seenaknya
mengambil/merampas hak orang lain. e) menghargai dan tidak mencela hasil karya orang lain,
dimana seseorang pasti ingin hasil karyanya dihargai orang lain dengan karya tersebut bagus atau
tidak.

Persatuan Indonesia, Rakyat Indonesia menempatkan persatuan persatuan, kesatuan, serta


kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi berarti bahwa rakyat
Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa itu dilandasi oleh rasa
cinta tanah air dan bangsanya, maka dikembangkanlah rasa kebanggaan kebangsaan dan bertanah
air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sila persatuan Indonesia
mengandung arti negara merupakan perwujudan sifat kodrat manusia yang sebagai makhluk
individu dan juga makhluk sosial. Perbedaan bukannya untuk menjadi konflik dan permusuhan
melainkan diarahkan pada sesuatu yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Implementasi dalam kehidupan sehari hari
diantaranya adalah: a) ikut melaksanakan upacara bendera, b) mengikuti kegiatan baris berbaris, c)
mengikuti kegiatan hari besar nasional seperti ikut lomba atau pentas budaya, d) menghargai
pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah dan tidak egois jika pendapatnya tidak diterima, e)
ikut kerja bakti, mengikuti kegiatan karang taruna, ikut serta dalam kompetisi olahraga baik skala
nasional maupun internasional, f) sikap kebersamaan dan menghargai antar masyarakat, g) cinta
tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia, h) memeberikan hak setiap orang untuk
memperoleh informasi, kenyamanan dalam bertetangga, i) saling menjaga keseimbangan dalam
kehidupan seperti tidak membuat keributan dan kerusuhan kecil yang mengakibatkan masalah
besar.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,


rakyat Indonesia memiliki kedudukan hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak
haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan Negara dan
kepentingan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama maka pada
dasarnya tidak boleh ada satu kehendak yang dipaksa kepada pihak lain. sebelum mengambil
keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah.
Keputusan disahkan secara mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini diliputi oleh
semangat kekeluargaan yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia menghormati
dan menjunjung tinggi hasil keputusan musyawarah. Karena itu semua pihak yang bersangkutan
menerima dan melaksanakan dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab. Sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengandung nilai nilai
bahwa hakikat negara sebagai perwujudan sifta kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Implementasi dalam kehidupan sehari hari diantaranya adalah: a) menghargai
pendapat orang lain, b) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, c) mengutamakan
musyawarah / mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama dalam semangat
kekeluargaan, d) ikut dalam PEMILU.

Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia, sila kelima ini mengandung nilai nilai yang
merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama.Rakyat Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sma untuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat Indonesia. Dalam rangka
ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbnagan
hak dan kewajiban serta menghormati hak hka orang lain. demikian perlu dipupuk sikap suka
memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri. Dengan sikap
yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain, juga untuk hal hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta
perbuatan perbuatan yang lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Demikian juga dipupuk sikap suka kerja keras dan sikap menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Implementasi dalam kehidupan
sehari hari diantaranya adalah: a) memberikan upah sesuai kerja orang tersebut, b) membayar
pajak tanpa membedakan kaya atau miskin, c) tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum,
d) tidak bertindak korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), e) gaya hidup hemat misalnya listrik
sehemat mungkin mematikan lampu jika tidak digunakan lagi, f) menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban serta bersikap adil, g) suka memberi pertolongan kepada orang lain, h) menjauhi
sikap pemerasan terhadap orang lain dan tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum, i) bekerja keras dan menghargai pendapat orang lain, j) bersama sama berusaha
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila tidak hanya dilakukan dengan berbicara, namun juga
dengan contoh, dengan gaya hidup manusia Pancasila. Pada aras pendidikan, semua guru,
dosen, widyaiswara, pelatih, mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila, khususnya nilai
Ketuhanan dan nilai Kemanusiaan. Pertama, pada aras ketuhanan, manusia Indonesia selalin
mencintai Tuhan, juga sanggup mencintai sesama tanpa memandang suku, agama, ras, dan
golongan. Butir sila Ketuhahan Yang Maha Esa (1) hormat dan menghormati serta
bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda
sehingga terbina kerukunan hidup; (2) saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, dan (3) tidak memaksakan
suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain, nampaknya masih sebatas retorika.
Pelarangan pendirian tempat ibadah, pemaksaan kehendak seperti menutup usaha di bulan
puasa, bahkan memaksakan kehendak dengan kekerasan yang dilaksanakan orang yang
mengatasnamakan agama, Oleh karena itu, dalam berbagai kesempatan para pemimpin dan tokoh
agama dapat melakukan hal-hal berikut. Kedua, dalam memberikan siraman rohani para pendakwah
dan penceramah agama perlu menekankan toleransi antarumat beragama, toleransi sebagai
bangsa yang berbhineka, dan merlarang berbagai bentuk kekerasan, dan menekankan
adanya pluralitas dan multikulturalisme. Walaupun negara kita dikenal dunia sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, namun rakyat Indonesia tidak pernah merasa
menjadi negara muslim, tetapi tetap menjunjung tinggi negara Pancasila.
Ketiga, setiap warga negara harus berlomba-lomba memberi contoh baik dalam kegiatan
berbangsa dan bernegara. Menghormati antarpemeluk agama, menghormati perbedaan
sebagai suku bangsa, menghormati perbedaan ras, dan golongan. Berlomba-lomba untuk
mengasihi sesama umat manusia, sesama bangsa Indonesia, khususnya mereka yang miskin
dan papa. Jangan hanya merasa kasihan dengan mereka yang miskin, tetapi dapat berbuat
untuk menolong. Menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganutpenganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
Keempat, pada aras kemanusiaan, nilai-nilai kemanusiaan seperti saling mencintai sesama
manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain,
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, dan berani
membela kebenaran dan keadilan tidak hanya dipahami tetapi diaplikasikan dalam
kehidupan. Nilai-nilai tersebut sangat subur dalam kultur masyarakat Indonesia. Setiap
terjadi bencana nasional seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor,
rakyat sigap mengekspresikan nilai Pancasila tersebut secara nyata. Masyarakat membuat
dapur umum, membungkusi nasi, mendistribusikan kepada korban tanpa dikomando. Para
dokter baik secara perorangan maupun lembaga, bersatu padu menolong merfeka yang
sakit dan terluka. Lembaga masyarakat nonpemerintah membangun barak, bahkan
memulihkan trauma pasca benacana. Semua yang dilakukan itu adalah gaya khas bangsa
Indonesia, ketika melihat penderitaan bersama

Anda mungkin juga menyukai