Anda di halaman 1dari 3

Batasan masalah:

Nama: Tn X
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 48 tahun
Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan Utama: nyeri pada lutut kanan
Onset : 8 bulan
Faktor memperberat: Nyeri dirasakan terutama pada waktu berjalan
Gejala tambahan: Keluhan ini disertai pembengkakan pada lutut kanan, dan terasa
hangat.Kekakuan pada lutut dirasa terutama pagi hari sehabis bangun tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu: 18 tahun yang lalu pasien pernah mengalami kecelakaan lalu
lintas.Lutut kanannya membentur trotoar. Saat itu pasien dikatakan mengalami patah tulang
pada bagian lututnya dan sempat di gips. Setelah 4 bulan, pasien dapat berjalan dan
melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa.

Berikut ini adalah beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan Osteoarthritis, yaitu
(Soeroso J et all, 2007):
1. Usia
Usia merupakan determinan utama pada osteoartritis. Osteoartriris lebih sering
diderita usia lanjut, meskipun usia muda juga dapat menderita hal yang sama. Pada
pria yang berusia kurang dari 45 tahun, osteoartritis yang terjadi terutama terkait
dengan riwayat trauma yang dimiliki, berdasarkan bukti-bukti demografi. Pada
individu yang berusia 45-65 tahun terdapt 30% kasus osteoartritis, dan pada usia di
atas 80 tahun terdapat lebih dari 80% kasus.
2. Jenis kelamin
Baik pria maupun wanita bisa menderita penyakit ini. Perbedaan utama insidensi
antara pria dengan wanita terkait dengan area yang dipengaruhi oleh osteoartritis.
Secara keseluruhan, di bawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada
laki-laki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi lebih
banyak pada wanita daripada laki-laki. Hal ini menunjukan adanya peranan hormonal
pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Prevalensi dan pola sendi yang terkena pada osteoartritis nampaknya terdapatnya
terdapat perbedaan di antara masing-masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan
dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital
dan pertumbuhan.
4. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Yaitu terjadi adanya
mutasi dalam gen prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang
rawan sendi seperti kolagen X dan XII, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan
berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis tertentu
(terutama pada banyak sendi).
5. Obesitas dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada laki-laki. Peran faktor
metabolik dan hormonal pada kaitan antara antara osteoartritis dengan penyakit
jantung koroner dan hipertensi yang lenih tinggi dari pada organ-organ tanpa
osteoartritis.
6. Riwayat trauma sebelumnya
Trauma pada suatu sendi yang terjadi sebelumnya, biasanya mengakibatkan jejas atau
malformasi sendi yang akan meningkatkan resiko terjadinya osteoartritis. Trauma
berpengaruh terhadap kartilago artikuler, ligament, atau menikus yang menyebabkan
biomekanika sendi menjadi abnormal, dan memicu terjadinya degenerasi premature.
7. Pekerjaan
Osteoartritis lebih sering terjadi pada mereka yang pekerjaanya memeberikan tekanan
pada sendi-sendi tertentu. Jenis pekerjaan juga mempengaruhi sendi mana yang
cenderung terkena osteoartritis. Sebagai contoh, pada tulang jahit, osteoartritis lebih
sering terjadi di daerah lutut, sedangkan pada bururh bangunan sering terjadi di
daerah pinggang.
8. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit perthes dan dislokasi
kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya osteoarthritis pada usia muda.
Mekanisme ini juga diduga berperan paada lebih banyaknya osteoarthritis paha pada
laki-laki dan ras tertentu (Soeroso J et all, 2007).
9. Faktor-faktor lain
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko terjadinya
osteoarthritis. Hal ini mungkin terjadi karena tulang yang lebih padat (keras) tak
mampu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Akibatnyatulang rawan sendi menjadi lebih mudah sobek. Faktor ini berperan pada
lebih tingginya osteoarthritis pada orang gemuk dan pelari (umumnya memiliki tulang
yang lebih padat) dan kaitan negatif antara osteoporosis dan osteoarthritis.

Soeroso j et all. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV. Jakarta : FK UI

Anda mungkin juga menyukai