Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan sumber daya air yang dilakukan pemerintah diprioritaskan


untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi. Salah satu yang menjadi isu strategis
dalam pengelolaan sumber daya air adalah isu yang berkaitan dengan sungai. Sejak
dulu keberadaan sungai sangat penting perannya bagi manusia. Terlihat dari
berkembangnya peradaban manusia di muka bumi sebagian besar terjadi di sekitar
wilayah sungai. Dalam kehidupan yang semakin maju saat ini, manusia tetap harus
memelihara serta mengelola sungai sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan
air untuk berbagai keperluan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pembentukan Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada Tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Wilayah Sungai menjelaskan bahwa Wilayah Sungai
(WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih
daerah aliran sungai dan/atau pulaupulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
dengan 2.000 km. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS)
adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-
anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.
Berdasarkan statusnya, ada lima jenis wilayah sungai, yaitu WS lintas
negara, WS lintas provinsi, WS strategis nasional, WS lintas kabupaten/kota dalam
provinsi, dan WS dalam kabupaten/kota. Pada Tabel 2.1. ditampilkan daftar wilayah
sungai di Indonesia berikut statusnya, dan pada Tabel 2.2. disajikan daftar daerah
aliran sungai yang terdapat pada setiap WS.

1
Das tamboli terletak di kabupaten kolaka utara dengan nama wilayah sungai
Towari-Lasusua. Terdapat sekitar 17 sungai besar yang mengalir di Kabupaten ini,
dengan jumlah sungai yang tersebar pada berbagai wilayah Kabupaten ini,
diantaranya : Sungai Wolulu, Sungai Oko-oko, Sungai Huko-huko, Sungai Baula,
Sungai Mekongga, Sungai Ladongi dan Aniwenda, Sungai Tokai, Sungai Loea dan
Simbune, Sungai Balandete dan Kolaka, Sungai Manggolo, Sungai Wolo, Sungai
Tamboli, Sungai Mowewe dan Sungai Konaweha. Selanjutnya dari luas wilayah
tersebut berdasarkan jenis tanah yang berada di Kabupaten Kolaka dapat dibagi
dalam 7 (tujuh) jenis tanah yaitu; tanah podzolik merah kuning seluas 274.150,00
(26,59%), podzolik coklat kelabu seluas 201.193,00 Ha (19,51%), lithosol seluas
194.350,00 Ha (18,85%) dan selebihnya terdiri dari tanah regosol, aluvial, rezina dan
mediteran merah kuning (lihat tabel 1).

2
Berdasarkan dari uraian diatas maka perlu dilakukannya pemetaan
berdasarkan karakteristik dari das tersebut di antaranya Das, drainase das, kemiringan
atau topografi, penggunaan lahan, jenis tanah, dan konturnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk atau pola drainase daerah aliran sungai (DAS) tamboli ?
2. Berapakah kemiringan atau topografi daerah aliran sungai (DAS) tamboli ?
3. Apa sajakah jenis tanah pada daerah aliran sungai (DAS) tamboli ?
4. Apa saja jenis penggunaan lahan yang ada di daerah aliran sungai (DAS) tamboli ?
5. Berapakah kontur dari tiap titik ketinnggian dari daerah aliran sungai (DAS)
tamboli ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui bentuk atau pola drainase daerah aliran sungai (DAS) tamboli.
2. Untuk mengetahui kemiringan atau topografi daerah aliran sungai (DAS) tamboli.
3. Untuk mengetahui jenis tanah pada daerah aliran sungai (DAS) tamboli.
4. Untuk mengetahui jenis penggunaan lahan yang ada di daerah aliran sungai (DAS)
tamboli.
5. Untuk mengetahui kontur dari tiap titik ketinggian dari daerah aliran sungai (DAS)
tamboli

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai besar maupun sungai


kecil. Yang sangat potensial untuk kebutuhan air bersih, irigasi, pembangkit listrik,
dan untuk berbagai kebutuhan lainnya. Beberapa Sungai besar seperti Sungai
Konaweha di Konawe, sungai Lasolo di Konawe Utara, sungai Tamboli di Kolaka,
memiliki debit air hingga 200 m3 per detik (RPJMD, 2008).

Wilayah Kolaka membentang mulai dari dataran rendah hingga dataran


tinggi. Kondisi Kemiringan tanah 0 sampai 2 persen merupakan tanah yang relatif
datar dengan jumlah luasan sebesar 102.493 Ha atau (9,94%) dari luas daratan;
kemiringan 2-15 persen tanah relatif bergelombang dengan jumlah luasan 88.051 Ha
atau (8,84%) dari luas daratan, 15 sampai 40 persen merupakan tanah yang
kemiringannya agak curam seluas 206.068 atau (19,99 %), lebih dari 40 persen
tanahnya curam dan bergunung dengan jumlah luasan 634.388 atau (61,23%) dari
wilayah daratan. Wilayah daratan terluas berada pada 100 hingga 400 meter DPL,
dan sebahagian merupakan dataran yang berada pada 400 hingga 1000 meter DPL.

4
Terdapat sekitar 17 sungai besar yang mengalir di Kabupaten ini, dengan jumlah
sungai yang tersebar pada berbagai wilayah Kabupaten ini, diantaranya : Sungai
Wolulu, Sungai Oko-oko, Sungai Huko-huko, Sungai Baula, Sungai Mekongga,
Sungai Ladongi dan Aniwenda, Sungai Tokai, Sungai Loea dan Simbune, Sungai
Balandete dan Kolaka, Sungai Manggolo, Sungai Wolo, Sungai Tamboli, Sungai
Mowewe dan Sungai Konaweha (RPJMD, 2014).

Data di atas merupakan data sementara yang diperoleh dari pusat penelitian
dan pengembangan sumber daya air kementrian pekerjaan umum dan perumahan
rakyat berdasarkan data statistik indonesia tahun 2015. Luas daerah pengaliran sungai
tamboli 750,0 (km2/sq.km), debit terbesar Maximum 64,3 m3/detik sedangkan yang
terkecil Minimum 5,3 m3/detik.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Bentuk Das (Daerah Aliran Sungai) Tamboli

Menurut Sosrodarsono dan Tekeda (1982), bahwa bentuk daerah aliran


sungai terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. DAS berbentuk bulu burung mempunyai debit banjir yang kecil, karena waktu tiba
banjir berbeda-beda dan banjir berlangsung agak lama.
b. DAS yang berbentuk radial, mempunyai debit banjir yang besar di dekat
pertemuan anak-anak sungainya.
c. DAS yang berbentuk paralel, banjir akan terjadi di daerah sebelah hilir titik
pertemuan sungai.

6
Berdasarkan peta yang ditujunkan di atas, Daerah aliran sungai (DAS)
Tamboli yakni berbentuk kipas atau berbentuk radial. Menurut Sosrodarsono dan
Tekeda (1982) DAS yang berbentuk radial, mempunyai debit banjir yang besar di
dekat pertemuan anak-anak sungainya.

B. Drainase Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamboli

Kerapatan aliran/drainase DAS merupakan indeks yang menunjukan


banyaknya anak sungai dalam suatu DAS, dinyatakan dengan perbadingan antar
panjang keseluruhan dengan luas DAS. Atau bisa diartikan seperti ini, kerapatan
aliran/drainase DAS adalah panjang total sungai (sungai utama+anak sungai) dibagi
dengan luas DAS.

7
Definisi kerapatan aliran diatas dapat dijabarkan dalam rumus berikut :
D = L/A
Keterangan :
D = Kerapatan aliran
L= Panjang Sungai (Km)
A = Luas DAS (Km2)
Diketahui : L = 95216.881505 Km
A = 325.77624 Km2
Ditanyakan: Kerapatan Aliran (D) ?

Penyelesaian: D =
95216.881505
= 325.77624

= 292.276937 Km/Km2

Kerapatan drainase yang tinggi dicirikan dengan banyaknya percabangan


dalam daerah aliran dan memiliki kemiringan yang curam, yang dapat memberikan
reaksi lebih cepat terhadap masuknya curah hujan sehingga laju dan volume aliran
permukaan lebih tinggi. Sedangkan kerapatan drainase yang rendah dicirikan dengan
daerah aliran yang minim percabangan serta bentuk DAS-nya memanjang dan secara
topografi daerahnya landai dan juga terdapat cekungan-cekungan, sehingga respon
terhadap masuknya curah hujan sangat lambat (waktu konsentrasinya panjang).
Sehingga dalam hal ini kerapatan drainase pada daerah aliran sungai tamboli sangat
tinggi karena daerah DAS tamboli memiliki banyak percabangan serta memiliki
bentuk das yang lebar serta memiliki topografi yang curam.

8
C. Jenis Tanah Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamboli

Jenis tanah yang terdapat di daerah aliran sungai tamboli yaitu jenis
Podsolik, Litosol, Kambisol, dan regosol. Pada daerah aliran sungai tamboli jenis
tanah yang lebih mendominasi yaitu jenis tanah podsolik. Dari setiap jenis tanah
tersebut memiliki nilai erodibilitas masing-masing. Jenis tanah podsolik memiliki
nilai Erodibilitas Tanah sebesar 0,1. Untuk jenis tanah Litosol memilki nilai
erodibilitas 0,2, Regosol 0,2 dan Kambisol sebesar 0,2.

9
D. Penggunaan Lahan Yang Ada Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamboli

Berdasarkan peta yang disajikan di atas jenis-jenis penggunaan lahan yang


ada di daerah aliran sungai (DAS) tamboli antaranya Kebun campuran, alang-alang,
belukar, hutan lebat, pemukiman dan lahan terbuka. Nilai erodibilitas Lahan (CP)
yang dimiliki Kebun Campuran yaitu 2, pemukiman 12, Alang-Alang 6, Hutan Lebat
11, Belukar 8 dan Lahan terbuka 12.

10
E. Kontur Dari Tiap Titik Ketinggian Dari Daerah Aliran Sungai (DAS)
Tamboli

FID Shape * OBJECTID Id Contour Shape _Le ng


0 Polyline 1 2220 1500 632.640048
1 Polyline 2 2227 1650 1131.899503
2 Polyline 3 2233 1680 437.601298
3 Polyline 4 2236 1650 778.694116
4 Polyline 5 2236 1320 426.428377
5 Polyline 6 2238 1620 2191.488745
6 Polyline 7 2241 1590 2701.581984
7 Polyline 8 2242 1560 2930.249099
8 Polyline 9 2242 1230 222.213932
9 Polyline 10 2249 1200 1564.186166
10 Polyline 11 2251 1530 4067.853356
11 Polyline 12 2253 840 194.392586
12 Polyline 13 2254 900 132.493144
13 Polyline 14 2254 780 102.650747
14 Polyline 15 2256 930 108.625884
15 Polyline 16 2270 1290 64.062653
16 Polyline 17 2271 1260 970.600765
17 Polyline 18 2271 1410 269.6442
18 Polyline 19 2271 1380 624.21379
19 Polyline 20 2273 1590 405.420062
20 Polyline 21 2273 1350 1008.972955
21 Polyline 22 2274 690 236.29697

11
F. Kemiringan atau Topografi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamboli

Pada peta Daerah aliran sungai (DAS) Tamboli sangat jelas menunjukan
tingkat perbedaan yang sangat signifikan bahwa pada daerah yang berwarna merah
memiilki kemiringan > 60 %. Untuk yang berwarna hijau memilki kemiringan
sebesar 2-8 % sedangkan yang berwarna kuning memiliki kemiringan < 2 %.
Beradasarkan hasil dari keseluruhan penjelasan di atas maka dapat
ditentukan Besarnya erosi serta tingkatan erosi daerah aliran sungai tamboli. Hasil
tersebut berikut akan disajikan pada tabel dibawah ini:

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada hasil pembahasan di atas adalah sebagai berikut:


1. Daerah Aliran Sungai (DAS) tamboli memiliki bentuk kipas yakni berbentuk
radial.
2. Kerapatan drainase pada daerah aliran sungai tamboli sangat tinggi karena daerah
DAS tamboli memiliki banyak percabangan serta memiliki bentuk das yang lebar
serta memiliki topografi yang curam.
3. Jenis tanah yang terdapat di daerah aliran sungai tamboli yaitu jenis Podsolik,
Litosol, Kambisol, dan regosol. Pada daerah aliran sungai tamboli jenis tanah yang
lebih mendominasi yaitu jenis tanah podsolik.
4. Daerah aliran sungai tamboli termasuk kategori das yang memiliki kelerengan atau
topografi yang sangat curam.

B. Saran

Saran yang dapat kami ajukan yaitu perlu adanya kritik dan adanya masukan
yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan isi makalah ini
sehingga diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengelolaan das.

13

Anda mungkin juga menyukai