Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

HUBUNGAN PENANGANAN OKSIGENASI PASIEN GAWAT DENGAN


PENINGKATAN KESADARAN KUANTITATIF PADA PASIEN CEDERA
OTAK SEDANG DI IGD RSUD DR ABDOER RAHEM SITUBONDO

DISUSUN OLEH :
ANIS NUR AZIZAH
170104020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2017
HUBUNGAN PENANGANAN OKSIGENASI PASIEN GAWAT DENGAN
PENINGKATAN KESADARAN KUANTITATIF PADA PASIEN CEDERA
OTAK SEDANG DI IGD RSUD DR ABDOER RAHEM SITUBONDO

PENDAHULUAN
Cedera otak sering terjadi karena trauma mekanik pada kepala yang terjadi
baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada
gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, bersifat tempoer atau
permanen (Nasution, 2014). Cedera kepala sudah menjadi masalah utama kesehatan
masyarakat di seluruh negara dan lebih dari dua per tiga dialami oleh negara
berkembang (Riyadina dan Suhardi, 2009). Indonesia merupakan Negara berkembang
yang masih memiiki angka kejadian kecelakaan yang tinggi (Krisandi, 2013)
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, cedera kepala merupakan
penyakit terbanyak ke-5 pada pasien rawat inap (2,18%) dan penyakit terbanyak ke-7
yang dapat menyebabkan kematian (2,99%).
Menurut Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia pada tahun
2010, lebih dari 4900 korban meninggal akibat kasus cedera otak. Cedera otak pada
laki-laki lebih sering terjadi daripada cedera kepala pada wanita.
Data pasien cedera kepala di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo cedera otak
pada tahun 2013 sebanyak 364 dan mengalami peningkatan pada tahun 2014
sebanyak 392 (Rekam medik RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, 2015). Data
pasien cedera otak di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo cedera kepala pada bulan
maret-mei sebanyak 122 (Rekam medik RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo).
Cedera otak merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat perdarahan pada
kepala disertai dengan kekurangan suplai oksigen (Irwana, 2009).
Penanganan cedera otak yang benar dan tepat akan mempengaruhi keadaan
pada pasien. Proteksi otak yakni tindakan utama yang dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi kerusakan sel-sel otak yang diakibatkan oleh keadaan iskemia. Metode
dasar dalam melakukan proteksi otak tersebut dengan cara membebaskan jalan nafas
dan pemberian oksigenasi yang adekuat (Safrizal, 2013).
Untuk mengetahui tingkat keparahan cedera otak terdapat berbagai cara
penilaian prognosis trauma kepala yakni diantaranya adalah dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale (GCS) (Widiyanto, 2007). GCS merupakan instrumen standar
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien trauma kepala. GCS
merupakan salah satu komponen yang digunakan sebagai acuan pengobatan dan dasar
pembuatan keputusan klinis umum untuk klien (Nurfaise, 2012).
Selain mudah dilakukan, GCS juga memiliki peranan penting dalam
memprediksi risiko kematian di awal trauma. Dari GCS dapat diperoleh infomasi
yang efektif mengenai pasien trauma kepala, kemampuan GCS dalam menentukan
kondisi klien (Nurfaise, 2012).
Pada cedera otak sangat penting yakni pengelolaan ventilasi dan hipovolemia
yang berperan dalam menimbulkan kerusakan otak sekunder yang bisa dicegah.
Penyebab kecacatan atau kematian yang dapat dicegah antara lain adalah
keterlambatan resusitasi atas hipoksia (Satyanegara, 2014). Berdasarkan fenomena
yang telah ditemukan maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan penanganan
oksigenasi pasien gawat dengan peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien cedera
otak sedang di igd RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penanganan
oksigenasi pasien gawat dengan peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien cedera
otak sedang di IGD RSUDdr. Abdoer Rahem Situbondo

ANALISIS JURNAL DENGAN FORMAT PICOT


POPULASI DAN SAMPEL
POPULASI : Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua anak retardasi mental
yang berjumlah 43 orang.
SAMPEL : Sampel dalam penelitian ini adalah pasien cedera otak sedang yang
berada di IGD RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo yang berjumlah 27 orang dengan
a. Kriteria inklusi:
1. berjenis kelamin laki-laki/perempuan,
2. Pasien cedera otak sedang yang diberikan terapi oksigenasi dalam 5-8 liter
per menit selama di UGD.
b. Kriteria eksklusi:
1. Penderita cedera otak dengan penyakit penyerta (HIV AIDS, diabetes
melitus),
2. Pasien yang menolak untuk dijadikan responden
INTERVENSI
Penelitian ini merupakan penelitian desain satu kelompok Deskriptif Korelasi
dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data menggunakan Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi check list.
COMPARASION
Pembanding dalam penelitian ini yaitu ada hubungan atau tidak ada hubungan
antara oksigenasi pasien gawat dengan peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien
cedera otak sedang
OUTCOME
Berdasarkan uji spearman rho dengan menggunanakan SPSS dapat dilihat
bahwa hasil penelitian hubungan penanganan oksigenasi pasien gawat dengan
peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien cedera otak sedang di IGD RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo menunjukkan hubungan yang positif (+). Hal ini
dibuktikan dengan interpretasi nilai r sebesar 0,439 dan nilai r tersebut
diinterpretasikan memiliki hubungan yang sedang yang artinya semakin baik
penanganan oksigenasi maka semakin tinggi pula peningkatan kesadaran kuantitatif
pada pasien cedera otak sedang di IGD RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo tersebut.
Hasil ini dapat dibuktikan dengan hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti
didapatkan bahwa pasien cedera otak sedang di IGD RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo pada penanganan oksigenasi nilai tertinggi pada penanganan oksigenasi 6
Lpm 15 responden (55,6%). Sedangkan pada peningkatan pasien cedera kepala
sedang didapatkan nilai tertinggi peningkatan kesadaran kuantitatif 1 sebanyak 9
responden (33%) sedangkan nilai terendah yakni penurunan kesadaran kuantitatif 5
sebanyak 1 responden (3,7%).
TIME
Penelitian ini dilaksanakan pada 21 Juni - 04 Juli 2015
MANFAAT DAN KEKURANGAN :
1. Dapat mengetahui ada hubungan atau tidak ada hubungan antara oksigenasi
pasien gawat dengan peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien cedera
otak sedang
2. Kekurangan
Tidak dijelaskan SOP pemberian oksigenasi dan jenis oksigenasi yang
diberikan, tidak dijelaskan lama pemberian terapi oksigenasi untuk
meningkatkan kesadaran pasien.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Ada hubungan antara oksigenasi pasien gawat dengan peningkatan kesadaran
kuantitatif pada pasien cedera otak sedang
2. Saran
Saran bagi peneliti selanjutnya, untuk mengembangkan penelitian
tentang oksigenasi, jenis oksigenasi dan rentan lama waktu yang diberikan
untuk dapat meningkatkan kesadran pasien dengan cedera otak ringan hingga
berat.

Anda mungkin juga menyukai