Anda di halaman 1dari 12

Molekul, Vol. 9. No. 1.

Mei, 2014: 44 - 55

KARAKTERISASI PAPAIN DARI DAUN PEPAYA (Carica Papaya L.)

CHARACTERIZATION OF PAPAIN FROM Carica Papaya L. LEAVES

Zusfahair*, Dian Riana Ningsih, Febrina Nur Habibah


Program Studi Kimia Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Jl. Soeparno 62, Karangwangkal, Purwokerto jawa Tengah 53123
*email: zusfahair@gmail.com

ABSTRAK
Enzim yang menempati urutan pertama dalam pemanfaatannya di bidang industri
adalah protease. Protease dapat digunakan sebagai katalis untuk reaksi yang menggunakan
pelarut organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ekstrak kasar
papain dari daun pepaya (Carica papaya L.) yang meliputi suhu dan pH optimum,
pengaruh EDTA dan ion-ion logam, serta kestabilannya dalam pelarut organik seperti
metanol, aseton, dan toluena, serta potensinya sebagai katalis dalam pelarut organik.
Isolasi papain dari daun pepaya dilakukan untuk mendapatkan ekstrak kasar papain.
Ekstrak kasar papain selanjutnya dikarakterisasi suhu dan pH optimum, pengaruh EDTA
dan ion-ion logam yang meliputi ion Ca2+, ion Mg2+, Cu 2+, Zn2+, serta aktivitasnya dalam
pelarut organik, seperti metanol, aseton, dan toluena.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar papain yang diisolasi dari daun
pepaya kalifornia optimum pada suhu 60 oC dan pH 7, sedangkan papain daun pepaya
bangkok optimum pada suhu 50 oC dan kisaran pH 7-8. Aktivitas enzim papain daun
pepaya kalifornia dan bangkok meningkat dengan adanya ion Zn2+ dan menurun dengan
adanya ion Ca2+, ion Mg2+, Cu2+ serta EDTA. Aktivitas papain daun pepaya kalifornia
relatif stabil hingga jam ke-6 dengan penambahan pelarut metanol dan menurun setelah
jam ke-3 dengan penambahan pelarut aseton dan toluena, sedangkan papain daun pepaya
bangkok dengan penambahan pelarut metanol, aseton, ataupun toluena aktivitasnya hanya
dapat stabil hingga jam ke-3. Papain dari daun pepaya kalifornia berpotensi digunakan
sebagai biokatalis dalam pelarut metanol.
Kata kunci : papain, daun pepaya, karakterisasi

ABSTRACT
Protease is the most commonly used enzyme in industrial application. Protease can
be used as catalysts for reaction that uses organic solvent. This research is aimed to
determine the characteristics of the crude extract of papain from Carica papaya L leaf
which includes temperature; optimum pH; effect of EDTA and metal ions; the stability in
organic solvents such as methanol, acetone, and toluene, and the potential as a catalyst in
organic solvents.
Isolation of papain from Carica papaya L leaf was conducted to obtain the crude
extract of papain. Crude papain extract was further characterized to determine the optimum
temperature and pH; effect of EDTA and metal ions addition including Ca2+, Mg2+, Cu2+,
Zn2+, and its activity in organic solvents, such as methanol, acetone, and toluene.

44
Karakterisasi papain dari daun pepaya... (Zusfahair, dkk.)

Results of the identification showed that crude papain extract isolated from
California variant leaf has the optimum temperature at 60 C and pH 7, while papain of
Bangkok variant has the optimum temperature at 50 C and pH range of 7-8. Papain
enzyme activity of California and Bangkok variant Carica papaya L leaf increased in the
presence of Zn2+ ion and decreased in the presence of Ca2+, Mg2+, Cu2+ ions as well as
EDTA. Papain activity of California Carica papaya L leaf was relatively stable until six
hours of methanol addition and decreased after three hours of acetone and toluene. The
activity of papain from Bangkok Carica papaya L can only be stable until three hours with
the addition methanol, acetone, and toluene activity. Papain from California Carica papaya
L leaf can potentially be used as a catalyst in methanol solvent.
Keywords : papain, Carica papaya L. leaf, characterization.

PENDAHULUAN Protease dapat diperoleh dari


jaringan tumbuhan. Salah satu jenis
Dewasa ini enzim telah
tumbuhan yang mengandung enzim
dijadikan sebagai salah satu alternatif
protease adalah pepaya (Carica papaya
untuk menggantikan berbagai proses
L.). Pepaya adalah tumbuhan penghasil
kimiawi dalam bidang industri. Protease
enzim papain yang merupakan golongan
merupakan salah satu enzim yang
enzim protease sulfihidril (Dongoran,
menguasai 60% total pemasaran enzim
2004) dan termasuk golongan tiol
dunia yang banyak digunakan dalam
protease eukariotik yang mempunyai sisi
bidang industri makanan, kulit, detergen,
aktif sistein (Sadikin, 2002). Papain
farmasi, tekstil, dan lain-lain (Kamelia,
terkandung pada berbagai bagian
dkk., 2005).
tumbuhan pepaya, termasuk pada
Industri tekstil memanfaatkan
daunnya. Potensi papain dalam daun
enzim protease sebagai bahan
pepaya ini perlu dieksplorasi lebih lanjut
penghilang gum pada serat sutera
karena Indonesia merupakan salah satu
sehingga membuat sutera menjadi lebih
negara penghasil pepaya dengan
lembut dan berkilau (Sasithorn dan
produksi mencapai 200.000 ton per
Luepong, 2008). Protease juga banyak
tahun. (Warsino, 2003).
digunakan sebagai katalis untuk reaksi
Mengingat aplikasi protease
yang menggunakan pelarut organik.
yang beragam serta potensi yang besar
Ogino, et al., (2001) melaporkan bahwa
dari papain yang terkandung dalam
protease yang diisolasi dari
tanaman pepaya yang tumbuh subur di
Pseudomonas aeruginosa PST-01 dalam
Indonesia, maka perlu dilakukan suatu
reaksi sintesis peptida memiliki
eksplorasi terhadap karakteristik papain.
kestabilan yang baik dalam pelarut
Tujuan penelitian ini adalah untuk
organik seperti dimetil sulfoxida, N,N-
mengetahui karakteristik ekstrak kasar
dimetilformamida, dan metanol.
papain dari daun pepaya (Carica papaya
Beberapa reaksi sintesis peptida yang
L.) yang meliputi suhu dan pH optimum,
dikatalisis protease yaitu regioselektif,
pengaruh EDTA dan ion-ion logam,
stereoselektif, serta rasemisasi bebas
serta kestabilannya dalam pelarut
(racemization free). Enzim protease
organik seperti metanol, aseton, dan
yang telah digunakan untuk sintesis
toluena, serta potensinya sebagai katalis
peptida dengan keberadaan pelarut
dalam pelarut organik.
organik adalah -kimotripsin, papain,
pepsin, subtilisin, termolisin, dan tripsin
(Ogino dan Ishikawa, 2001).

45
Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: 44 - 55

METODE PENELITIAN Aktivitas protease diukur


menggunakan metode Kunitz yang
Alat dan Bahan.
dimodifikasi. Sebanyak 0,5 mL substrat
Alat yang digunakan dalam kasein 1% (b/v) dalam 50 mM buffer
penelitian ini antara lain peralatan yang Tris-HCl 0,1 M pH 7,0 diprainkubasi
umum di Laboratorium Biokimia, shaker pada suhu 35 oC selama 5 menit. Reaksi
inkubator merk Memmert, water bath enzim dimulai dengan menambahkan 0,5
merk Memmert sentrifuge Heraeus, oven mL larutan enzim ke dalam substrat dan
merk Memmert, neraca analitik, pH diinkubasi pada suhu 35 oC selama 30
meter, kain muslin, mortar, batang menit. Reaksi dihentikan dengan
pengaduk, dan spektrofotometer UV- menambahkan 0,5 mL larutan TCA 5 %
VIS Shimidzu UV-1601. Bahan yang (b/v) (asam trikloro asetat 5%, natrium
digunakan adalah daun pepaya kalifornia asetat 9 %, asam asetat 9 %) dalam
yang muda di perkebunan pepaya keadaan dingin kemudian disentrifugasi
belakang Jurusan Perikanan dan pada kecepatan 6.000 rpm, 4 oC selama
Kelautan Universitas Jenderal 15 menit. Peptida terlarut dalam
Soedirman dan di kebun pepaya daerah supernatan hasil hidrolisis diambil 1 ml
Madrani Grendeng untuk daun pepaya kemudian ditambahkan 2,5 mL Na2CO3
bangkok. Kasein 1%, TCA 5 % (b/v) 0,5 M dan 0,5 mL Follin Ciocalteau 20%
(asam trikloro asetat 5%, natrium asetat dan diinkubasi pada suhu 35 oC selama
9 %, asam asetat 9%), tirosin (0-100 30 menit. Larutan kemudian dibaca
g/mL), Na2CO3 0,5 M, Follin secara spektrofotometri pada panjang
Ciocalteau 20%, buffer Na-Fosfat 0,1 M gelombang 660 nm. Larutan kontrol
(pH 6,0-7,0), Buffer Tris-HCl 0,1 M (pH dibuat dengan cara yang sama, tetapi
7,0-9,0), buffer NaHCO3-NaOH 0,1 M larutan TCA 5 % (b/v) ditambahkan ke
(pH 10,0), larutan garam CaCl2, ZnCl2, enzim setelah prainkubasi 5 menit.
MgCl2, dan CuCl2, EDTA, pelarut Larutan tirosin (0-100 g/mL) digunakan
organik metanol, aseton, dan toluena. sebagai standar untuk pengukuran
aktivitas proteolitik. Satu unit aktivitas
Prosedur Penelitian protease (U) didefinisikan sebagai
Isolasi enzim papain (Darwis dan jumlah enzim yang diperlukan untuk
Sakara (1990) dalam Herdyastuti, menghasilkan 1 g tirosin/menit/mL
2006) larutan enzim dari substrat kasein pada
kondisi pengujian tersebut.
Daun pepaya kalifornia dan
bangkok sebanyak 100 g masing-masing Perhitungan: (1) g tirosin/mL sampel
ditumbuk dengan mortar dalam keadaan (2) g tirosin/mL kontrol
dingin, kemudian diambil filtratnya
dengan cara diperas dengan kain muslin
dan ditambahkan 20 mL buffer fosfat 0,1
M pH 7. Bagian-bagian yang tidak larut Keterangan : 30 menit : lama waktu
yang masih terdapat dalam filtrat inkubasi
dipisahkan dengan cara sentrifugasi
dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 Penentuan suhu optimum enzim
menit pada suhu 4 oC, diperoleh (Karadzic, et. al. (2004)
supernatan yang mengandung ekstrak
kasar enzim papain. Penentuan pengaruh suhu
terhadap aktivitas protease ditentukan
Penentuan aktivitas enzim protease pada varietas suhu yaitu 30, 40, 50, 60,
yang dimodifikasi (Najafi et al., 2005) 70, dan 80 oC dengan larutan substrat

46
Karakterisasi papain dari daun pepaya... (Zusfahair, dkk.)

kasein 1% (b/v). Prosedur pengujian ml pelarut organik diinkubasi pada suhu


aktivitas protease pada berbagai suhu optimumnya menggunakan shaker
dilakukan dengan prosedur yang sama inkubator dengan skala kecepatan 6,
dengan pengukuran aktivitas protease dalam variasi waktu dari jam ke-0
menurut metode Kunitz yang sampai jam ke-12 dengan interval setiap
dimodifikasi. 3 jam. Kontrol negatif dilakukan dengan
prosedur yang sama tetapi tanpa
Penentuan pH optimum enzim penambahan pelarut. Larutan tersebut
(Karadzic, et. al. (2004) kemudian diuji aktivitasnya
menggunakan metode Kunitz yang
Penentuan pH optimum ekstak
dimodifikasi.
kasar enzim protease ditentukan pada
kisaran pH 6-10, pada suhu optimumnya,
dengan larutan substrat kasein dalam Analisis Statistik
variasi buffer yang sesuai. Bufer yang Analisis data untuk setiap
digunakan yaitu buffer Na-Fosfat 0,1 M perlakuan dilakukan dengan ANOVA
(pH 6,0), buffer Tris-HCl 0,1 M (pH 7,0- untuk membedakan adanya variasi
9,0), buffer NaHCO3-NaOH 0,1 M (pH pengulangan tiap perlakuan (n=2) dari
10,0). Prosedur penentuan aktivitas masing-masing taraf perlakuan (suhu,
protease pada variasi pH dilakukan pH, dan kestabilan dalam pelarut
dengan prosedur yang sama dengan organik). Jika hasil ANOVA
penentuan aktivitas protease menurut menunjukkan adanya perbedaan nyata
metode Kunitz yang dimodifikasi. maka dilanjutkan dengan uji Tukey b
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Penentuan pengaruh EDTA dan ion
logam (Kazan, et. al. (2005)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh ion logam dan EDTA
Isolasi Enzim Papain
terhadap aktivitas protease ditentukan
dengan cara menambahkan ion logam ke Sebanyak 100 gram daun pepaya
dalam larutan sampel saat uji aktivitas segar ditimbang dan langsung ditumbuk
pada suhu dan pH optimum. Larutan dengan mortar yang sebelumnya telah
yang digunakan adalah EDTA dan ion didinginkan dalam freezer. Proses
logam. Ion logam yang digunakan penumbukan ini dilakukan dalam
adalah Ca2+, Zn2+, Mg2+, dan Cu2+ dalam keadaan dingin, dengan tujuan menjaga
larutan garam CaCl2, ZnCl2, MgCl2, dan kestabilan enzim. Enzim merupakan
CuCl2, dan EDTA dengan konsentrasi protein yang dapat mengalami kerusakan
akhir 10-3M dalam campuran reaksi pada suhu tinggi yang lebih dikenal
enzimatis, selanjutnya diuji aktivitasnya dengan denaturasi. Denaturasi protein ini
menggunakan metode Kunitz yang dapat mengurangi aktivitas enzim.
dimodifikasi. Daun pepaya yang telah
ditumbuk dengan mortar kemudian
Penentuan stabilitas protease pada diambil filtratnya dengan cara diperas
berbagai pelarut organik (Ogino, et dengan kain muslin. Filtrat yang
al., 1995) diperoleh ditambahkan buffer fosfat 0,1
Penentuan pengaruh pelarut M pH 7 sebanyak 20 mL untuk menjaga
terhadap aktivitas ekstrak kasar protease kestabilan enzim, kemudian
dilakukan dengan variasi pelarut disentrifugasi dengan kecepatan 3500
metanol, aseton, dan toluena. Sebanyak rpm selama 15 menit pada suhu 4 oC.
24 ml larutan ekstrak kasar enzim dan 8

47
Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: 44 - 55

Supernatan yang diperoleh merupakan yang berbeda dapat memiliki aktivitas


ekstrak kasar papain. yang berbeda pula.
Penentuan Suhu Optimum Aktivitas enzim meningkat
sebanding dengan kenaikan suhu hingga
Penentuan suhu optimum
mencapai suhu optimumnya. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan suhu
dikarenakan energi kinetik molekul-
optimum enzim papain dari daun pepaya
molekul enzim mengalami peningkatan
kalifornia dan bangkok, dimana pada
sebelum mencapai optimum.
suhu tersebut enzim dapat bekerja
dengan aktivitas yang maksimum. Kurva Peningkatan energi kinetik ini
pengaruh suhu terhadap aktivitas papain juga meningkatkan gerakan vibrasi,
daun pepaya kalifornia dan bangkok translasi, rotasi enzim dan substrat yang
dapat dilihat pada Gambar 1. selanjutnya akan mengakibatkan peluang
keduanya untuk bertumbukan dan
Berdasarkan hasil penelitian
berikatan semakin besar sehingga
seperti terlihat pada Gambar 1 dan
produk yang dihasilkan semakin
didukung dengan analisis ANOVA
meningkat (Suhartono, 1989). Poedjiadi
(Analysis of Variance) diperoleh suhu
dan Supriyanti (1994) menyatakan
optimum papain dari daun pepaya
bahwa kenaikan suhu melebihi suhu
kalifornia 60 oC dengan aktivitas sebesar
optimum enzim akan menyebabkan
340,359 U/mL dan 50 oC untuk daun
enzim mengalami kerusakan yang lebih
pepaya bangkok dengan aktivitas sebesar
dikenal dengan denaturasi. Denaturasi
685,319 U/mL. Analisis ANOVA
menyebabkan sisi aktif enzim terganggu
menunjukkan bahwa aktivitas enzim
dan konsentrasi efektif enzim yang
pada suhu 60 oC untuk daun pepaya
bertumbukan dengan substrat juga
kalifornia dan 50 oC untuk daun pepaya
berkurang. Hal ini menyebabkan
bangkok berbeda nyata (=0,05)
penurunan kecepatan reaksi dan aktivitas
terhadap aktivitas enzim pada suhu
enzim.
pengujian lain. Hal ini membuktikan
bahwa enzim yang diisolasi dari sumber

Papain kalifornia
Papain bangkok

Gambar 1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas papain dari daun pepaya kalifornia

48
Karakterisasi papain dari daun pepaya... (Zusfahair, dkk.)

Penentuan pH Optimum ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas


papain optimum pada pH 7 dengan nilai
Enzim merupakan protein yang
aktivitas 394,061 U/mL, serta
tersusun dari asam amino yang dapat
menunjukkan hasil yang berbeda nyata
terionisasi. Perubahan pH menyebabkan
dengan aktivitas papain pada pH 6, 8, 9,
perubahan ionisasi rantai samping asam
dan 10. Aktivitas papain kembali
amino pada sisi aktif. Gugus rantai
mengalami peningkatan pada pH 9,
samping asam amino berperan dalam
tetapi berdasarkan analisis ANOVA,
menjaga konformasi sisi aktif dalam
nilai aktivitas pada pH 8 dan 9 tidak
mengikat substrat dan mengubah
berbeda nyata. Keadaan ini
substrat menjadi produk. Sisi aktif enzim
menunjukkan bahwa papain yang
akan berada pada kondisi paling baik
diisolasi daun pepaya kalifornia
pada pH optimumnya. Setiap enzim
termasuk isoenzim. Isoenzim merupakan
memiliki pH optimum yang khas yang
kelompok enzim yang terdiri atas
akan memberikan aktivitas tertinggi
molekul-molekul aktif yang memiliki
dalam mempercepat reaksi biokimia
strukur kimia yang berbeda tetapi
yang spesifik. Penentuan pH optimum
mengkatalisis reaksi yang sama (Farooq,
papain daun kalifornia dan bangkok
et al., (1999) dalam Sulistiyowati, dkk.,
dilakukan dengan menginkubasi papain
2009), sehingga setelah mencapai
pada suhu optimumnya menggunakan
keadaan optimumnya, aktivitas papain
variasi pH substrat kasein 6, 7, 8, 9, dan
tersebut mengalami peningkatan kembali
10. Kurva pengaruh pH terhadap
pada pH 9 dan akhirnya turun pada pH
aktivitas papain dari daun pepaya
10 akibat terdenaturasi. Enzim protease
kalifornia dan bangkok dapat dilihat
(bromelin) dari daun nanas muda hasil
pada Gambar 2.
penelitian Hadiati dan Sukmadjaja
Ekstrak kasar papain yang (2004) juga menunjukkan karakteristik
diisolasi dari daun pepaya kalifornia isoenzim.
berdasarkan Gambar 2 dan hasil analisis

Papain kalifornia
Papain bangkok

Gambar 2. Pengaruh pH terhadap aktivitas papain dari daun papaya kalifornia dan
Bangkok

49
Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: 44 - 55

Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi akhir 10-3M dalam campuran


seperti yang terlihat pada Gambar 2 dan reaksi enzimatis.
hasil analisis ANOVA, menunjukkan Pengujian pengaruh ion logam
bahwa aktivitas optimum papain daun ini dilakukan pada kondisi suhu dan pH
pepaya bangkok berada pada kisaran pH optimum masing-masing enzim papain.
7-8 dengan nilai aktivitas 415,935 U/mL Kurva pengaruh penambahan ion logam
untuk pH 7 dan 411,541 U/mL untuk pH dan EDTA terhadap aktivitas enzim
8. Aktivitas papain pada pH 7 tidak papain daun pepaya kalifornia dan
berbeda nyata dengan aktivitas papain bangkok dapat dilihat pada Gambar 3.
pada pH 8, sedangkan aktivitas papain Berdasarkan Gambar 3, penambahan
pada pH 7 dan 8 berbeda nyata dengan EDTA menyebabkan penurunan
aktivitas papain pada pH 6 dan 9. Gugus aktivitas papain, baik pada daun pepaya
penerima dan pemberi proton yang kalifornia maupun bangkok, dengan nilai
penting pada sisi katalitik enzim pada aktivitas relatif sebesar 47,706% untuk
pH optimum mempunyai struktur tiga daun pepaya kalifornia dan 26,889%
dimensi yang paling sesuai dengan untuk daun pepaya bangkok. Adanya
substrat sehingga dapat mengikat penurunan aktivitas ini menunjukkan
substrat dengan tepat, membentuk bahwa papain yang diisolasi dari daun
kompleks enzim-substrat dan pepaya kalifornia dan bangkok tergolong
menghasilkan produk secara maksimum metaloenzim. Aktivitas metaloenzim
(Nurhasanah dan Herasari, 2008). menurun dengan penambahan EDTA
Pengaruh Ion Logam dan EDTA karena ion logam yang terdapat pada sisi
katalitik enzim berikatan dengan EDTA
Penentuan pengaruh ion logam
sehingga mengubah struktur enzim dan
dan EDTA dilakukan untuk mengetahui
enzim kehilangan sisi katalitiknya.
pengaruh ion logam dan EDTA terhadap
Keberadan EDTA menyebabkan
enzim papain yang diisolasi dari daun
terbentuknya senyawa kompleks khelat
pepaya kalifornia dan bangkok yang
antara EDTA dengan ion logam
bertindak sebagai kofaktor atau inhibitor
sehingga konformasi sisi katalitik enzim
bagi aktivitas enzim. Widowati, dkk.
akan berubah. Perubahan ini dapat
(2001) menyatakan bahwa ion logam
menurunkan aktivitas enzim terhadap
berperan dalam aktivitas katalitik dan
substrat dan reaksi katalitik menjadi
stabilitas konformasi enzim. Ion-ion
lambat (Kamelia, dkk., 2005).
logam dapat mengaktifkan enzim oleh
Hasil pengujian menunjukkan
beberapa perubahan mekanis antara lain
bahwa ion Zn2+ dapat meningkatkan
adanya bentuk ikatan kovalen koordinasi
aktivitas enzim papain, dengan nilai
antara enzim dan ion logam sehingga
aktivitas relatif sebesar 123,200% untuk
substrat mampu berikatan dengan sisi
daun pepaya kalifornia dan 131,673%
aktif enzim secara spesifik, perubahan
untuk daun pepaya bangkok, sedangkan
muatan permukaan pada protein enzim,
ion Ca2+, Mg2+, dan Cu2+ mampu
mengganti ion-ion logam yang tidak
menurunkan aktivitas enzim papain baik
efektif dari sisi aktif atau substrat, dan
yang diisolasi dari daun pepaya
mengganti keseimbangan konformasi
kalifornia maupun bangkok. Hal ini
dari yang kurang aktif menjadi lebih
menunjukkan bahwa ion Zn2+ bertindak
aktif. Ion-ion logam yang digunakan
sebagai kofaktor sedangkan ion Ca2+,
pada penelitian ini adalah Ca2+, Zn2+,
Mg2+, dan Cu2+ dalam larutan garam Mg2+, dan Cu2+ bertindak sebagai
inhibitor bagi enzim papain dari daun
CaCl2, ZnCl2, MgCl2, dan CuCl2 dengan
pepaya kalifornia dan bangkok.

50
Karakterisasi papain dari daun pepaya... (Zusfahair, dkk.)

Papain kalifornia
Papain bangkok

Gambar 3. Kurva pengaruh penambahan ion logam dan EDTA terhadap aktivitas
papain dari daun pepaya kalifornia dan Bangkok

Kamelia, dkk. (2005) substrat kasein. Kekuatan ikatan antara


2+
menyatakan bahwa peran Zn dalam ion logam dengan enzim berbeda-beda.
mengaktivasi reaksi hidrolisis protein Logam bertindak sebagai aktivator jika
didasarkan pada kemampuannya dalam ikatannya dengan enzim lemah, sehingga
membentuk ikatan kovalen koordinasi reaksinya bersifat reversible dan akan
dengan residu asam amino dari protease menghasilkan produk yang melimpah,
dan bersifat sebagai akseptor elektron begitu pula sebaliknya. Ikatan antara
sehingga mampu berinteraksi dengan logam dengan enzim juga membuat
basa yaitu gugus OH- dari molekul air. konformasi enzim menjadi sangat tepat
Ion Zn2+ diduga akan mempolarisasi untuk berikatan dengan substrat
gugus karbonil substrat kasein dan sehingga aktivitas enzim sangat tinggi,
memfasilitasi deprotonisasi molekul air seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.
sehingga mempermudah reaksi hidrolisis

sisi sisi aktif


alosterik

sedikit atau tidak ada produk yang


dihasilkan

afinitas enzim rendah

aktivator alosterik
produk
substrat

afinitas enzim tinggi

Gambar 4. Ikatan antara enzim dengan logam sebagai aktivator (Anonim, 2003)

51
Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: 44 - 55

sisi aktif
sisi produk
alosterik substrat

afinitas enzim tinggi

Inhibitor alosterik

sedikit atau tidak ada produk yang


dihasilkan

afinitas enzim rendah

Gambar 5. Ikatan antara enzim dengan logam sebagai inhibitor (Anonim, 2003)

Senyawa inhibitor merupakan papain daun pepaya kalifornia dan


senyawa yang dapat mengubah bangkok.
kemampuan enzim dalam mengikat Berdasarkan hasil penelitian yang
substrat sehingga menyebabkan ditunjukkan pada Gambar 6 dan analisis
perubahan daya katalisator enzim ANOVA, memperlihatkan bahwa
(Gambar 5). Perubahan ini disebabkan aktivitas papain daun pepaya kalifornia
oleh ion logam Ca2+, Mg2+, dan Cu2+ tanpa penambahan pelarut organik
berikatan dengan sisi aktif enzim atau (kontrol) menunjukkan kestabilan yang
ion-ion tersebut menggantikan logam cukup baik dan baru mengalami
yang berada pada sisi aktif sehingga penurunan yang signifikan pada jam ke-
struktur enzim berubah sedemikian rupa. 9. Aktivitas papain daun pepaya
Perubahan ini mengakibatkan kalifornia dengan penambahan pelarut
konformasi enzim menjadi tidak efektif metanol relatif stabil hingga jam ke-6,
dalam mengikat substrat dan akhirnya sedangkan penambahan pelarut aseton
membuat aktivitas katalitiknya menurun. dan toluena mengakibatkan aktivitas
Ion Mg2+ dalam papain bangkok dan ion papain telah mengalami penurunan pada
Cu2+ dalam papain kalifornia memiliki jam ke-3. Hasil tersebut berbeda dengan
aktivitas yang sangat rendah diduga papain yang diisolasi dari daun pepaya
karena ikatan enzim dengan ion-ion bangkok. Aktivitas papain daun pepaya
tersebut mengakibatkan konformasi sisi bangkok relatif tidak stabil dan telah
aktif enzim menjadi sangat tidak sesuai mengalami penurunan setelah jam ke-3
untuk berikatan dengan substrat. untuk ketiga pelarut organik yang
diujikan (metanol, aseton, toluena). Hal
Pengaruh Pelarut Organik ini menunjukkan bahwa enzim yang
Penentuan pengaruh organik
dilakukan dengan menginkubasi enzim diisolasi dari sumber yang berbeda dapat
dan pelarut organik dengan memiliki aktivitas yang berbeda. Hasil
perbandingan 3:1 pada suhu dan pH penelitian menunjukkan bahwa tingkat
optimumnya menggunakan shaker kepolaran dari pelarut organik
inkubator dengan kecepatan skala 6 mempengaruhi aktivitas enzim, dimana
selama 12 jam dan diuji aktivitasnya aktivitas enzim lebih besar pada pelarut
setiap 3 jam. Hasil yang diperoleh yang bersifat polar (metanol)
ditunjukkan pada Gambar 6 untuk dibandingkan dengan pelarut yang
semipolar (aseton) maupun non polar

52
Karakterisasi papain dari daun pepaya... (Zusfahair, dkk.)

(toluena). Pelarut organik yang bersifat permukaan pelarut organik juga merusak
polar dapat mensolvasi molekul-molekul struktur tersier enzim pada sistem dua
air yang awalnya menyelubungi molekul fasa. Molekul air yang terdapat dalam
papain. Hal ini karena molekul-molekul molekul protein diserap oleh pelarut
air dapat berikatan dengan molekul organik sehingga mengakibatkan
pelarut polar. Menurunnya aktivitas polaritas medium yang mengelilingi
enzim dengan penambahan pelarut molekul enzim menurun. Hal ini
organik dapat disebabkan karena mengakibatkan bagian hidrofobik enzim
molekul pelarut organik mampu mudah terurai sehingga menghasilkan
berikatan dengan sisi aktif enzim dan suatu molekul yang tidak melipat dan
mengakibatkan enzim kehilangan terdenaturasi (Ogino dan Ishikawa,
aktivitasnya dalam mengikat substrat 2001).
untuk pembentukan produk. Tegangan

Gambar 6. Kurva pengaruh pelarut organik terhadap aktivitas papain daun papaya
kalifornia dan Bangkok

KESIMPULAN kalifornia relatif stabil hingga jam ke-


6 dengan penambahan pelarut
Berdasarkan hasil penelitian yang
metanol dan menurun setelah jam ke-
telah dilakukan, dapat disimpulkan :
3 dengan penambahan pelarut aseton
1. Ekstrak kasar papain yang diisolasi dan toluena, sedangkan papain daun
dari daun pepaya kalifornia optimum pepaya bangkok dengan penambahan
pada suhu 60 oC dan pH 7, sedangkan pelarut metanol, aseton, ataupun
papain daun pepaya bangkok toluena aktivitasnya hanya dapat
optimum pada suhu 50 oC dan pada stabil hingga jam ke-3.
kisaran pH 7-8. Ion Zn2+ dapat
2. Aktivitas papain dari daun pepaya
meningkatkan aktivitas enzim papain
kalifornia relatif stabil dengan
daun pepaya kalifornia dan bangkok
penambahan pelarut metanol
dan menurun dengan adanya ion Ca2+,
ion Mg2+, Cu 2+ serta EDTA. sehingga berpotensi digunakan
sebagai biokatalis dalam pelarut
Aktivitas papain daun pepaya
metanol.

53
Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: 44 - 55

DAFTAR PUSTAKA Najafi, M. F., D. Deobagkar, D.


Deobagkar, 2005, Potential
Anonim, 2003, Control of Metabolism,
Application of Protease Isolated
Benjamin Cummings Publishing,
from Pseudomonas aeruginosa
Pearson Education, Inc.,
PD100, Electronic Journal of
http://lhs.lexingtonma.org/teacher
Biotechnology ISSN: 0717-3458,
s/pohlman/06C-
Vol.8, No.2.
ControlOfMetabolism.pdf
(diakses 3 Agustus 2011). Nurhasanah dan D. Herasari, 2008,
Pemurnian Enzim Lipase dari
Dongoran, D. S., 2004, Pengaruh
Bakteri Lokal dan Aplikasinya
Aktivator Sistein dan Natrium
dalam Reaksi Esterifikasi,
Klorida terhadap Aktivitas
Prosiding Seminar Nasional
Papain, Jurnal Sains Kimia
Sains dan Teknologi-II (17-18).
Vol.8, No.1, 2004: 26-28.
Ogino, H., T. Uchiho, J. Yokoo, R.
Hadiati, S. dan D. Sukmadjaja, 2004,
Kobayashi, R. Ichise, and H.
Keragaman Pola Pita Beberapa
Ishikawa, 2001, Role of
Aksesi Nenas Berdasarkan
Intermolecular Disulfide Bonds
Analisis Isozim, Jurnal
of the Organic Solvent-Stable
Bioteknologi Pertanian, Vol. 7,
PST-01 Protease in Its Organic
No.2 (62-70).
Solvent Stability, Applied and
Herdyastuti, N., 2006, Isolasi dan Environmetal Microbiology Vol.
Karakterisasi Ekstrak Kasar 67, No.2 (942-947).
Enzim Bromelin dari Batang
Ogino, H. dan H. Ishikawa, 2001,
Nanas (Ananas comusus L.merr),
Review Enzymes Which Are
Berk. Penel. Hayati : 12 (75-77).
Stable in The Presence of
Kamelia, R., M. Sindumarta, dan D. Organic Solvents, Journal of
Natalia, 2005, Isolasi dan Bioengineering Vol. 91, No.2
Karakterisasi Protease (109-116).
Intraselular Termostabil dari
Ogino, H., K. Yasui, T.Shiotani, T.
Bakteri stearothermophilus RPI,
Ishihara, dan H. Ishikawa, 1995,
Departemen Kimia ITB,
Organic Solvent-Tolerant
Bandung.
Bacterium Which Secretes an
Karadzic, I., A. Masui. N. Fujiwara. Organic Solvent-Stable
2004. Purification and Proteolytic Enzyme, Applied and
Characterization of A Protease Environmetal Microbiology, Vol.
From Pseudomonas aeruginosa 61, No. 12 (4258-4262).
Grown In Cutiing Oil. Journal of
Poedjiadi, A. dan F. M. Supriyanti,
Bioscience and Bioengineering.
1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI,
98 ( 3): 145-152.
Jakarta.
Kazan, D., A. K. Denizci, N. Mine, .
Sadikin, M., 2002, Biokimia Enzim,
Kerimak, A. Erarslan. 2005.
Widya Medika, Jakarta.
Purification and characterization
of a serine alkaline protease from Sasithorn, N. dan K. Luepong, 2008,
Bacillus clausii GMBAE 42. J Silk Degumming with Dried
.Ind Microbiol Biotechnol. 32(8): Latex of Carica Papaya Linn,
335344 RMUTP Research Journal, Vol.
2, No. 1.

54
Karakterisasi papain dari daun pepaya... (Zusfahair, dkk.)

Suhartono, M. T., 1989, Enzim dan Warsino, 2003, Budidaya Pepaya,


Bioteknologi, PAU Bioteknologi, Kanisius, Yogyakarta.
Bogor. Widowati, S., L. Sukarno dan P.
Sulistiyowati, E., Sulistiyowati, S. Raharto, 2001, Studi Pengaruh
Rustini, S. Sumartini, Penambahan Mineral terhadap
Abdurrakhman, 2009, Variasi Aktivitas Protease dari Bacillus
Genetik Beberapa Spesies Kapas circulans 9b3, Balai Penelitian
(Gossypium sp.) berdasarkan Bioteknologi Tanaman Pangan,
Keragaman Pola Pita Isozim, Bogor.
Jurnal Littri Vol 15 No. 4, (174
183).

55

Anda mungkin juga menyukai