Sutomo
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto
ABSTRAK
Halaman | 75
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Halaman | 76
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
pada lansia dengan hipertensi di UPT Panti 1,2,3 dan seterusnya hingga data yang
Werdha Mojopahit Mojokerto dikumpulkan dirasa cukup oleh peneliti.
Hipotesis Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Hipotesis dari penelitian ini adalah ada lansia yang ada di UPT Panti Werdha
pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap Mojopahit Mojokerto dengan hipertensi
perubahan tekanan darah pada lansia dengan dengan jumlah 24 lansia. Sampel dalam
hipertensi di UPT Panti Werdha Mojopahit penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada
Mojokerto di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
yang memenuhi kriteria. Dalam penelitian ini
DESAIN PENELITIAN menggunakan total sampling, dimana
Dalam penelitian ini peneliti sampling ini dilakukan dengan cara
menggunakan desain penelitian Quasy mengambil seluruh sampel sebagai
Experimen Pratest-Posttest Control Group responden yang memenuhi kriteria penelitian.
Design dengan pendekatan Time Series Variabel independen dalam penelitian ini
Design. Desain penelitian Quasy Experimen adalah terapi relaksasi autogenik. Variabel
Pratest-Posttest Control Group Design dependen dalam penelitian ini adalah tekanan
dengan pendekatan Time Series Design yaitu darah. Instrument yang digunakan dalam
rancangan penelitian yang akan dilakukan pengumpulan data pada penelitian ini adalah
oleh peneliti dengan cara peneliti membagi melalui lembar observasi tekanan darah.
dua kelompok sampel penelitian menjadi dua Pengukuran tekanan darah dengan
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan menggunakan Spygnomanometer air raksa
kelompok kontrol, pemilihan kedua kelompok dan stetoskop. Setelah data terkumpul melalui
tidak menggunakan teknik random. Sebelum observasi, kemudian data ditabulasi dan
dilakukan perlakuan (pre-test), kedua dikelompokkan sesuai dengan variabel yang
kelompok akan dilakukan pengukuran diteliti untuk menganalisa terapi relaksasi
tekanan darah, kemudian setelah dilakukan autogenik terhadap perubahan tekanan darah
perlakuan (post-test) kedua kelompok kembali pada lansia digunakan SPSS 17.0 dengan uji
akan dilakukan pengukuran tekanan statistic paired T-test dengan tingkat
darahnya. Dalam rancangan penelitian ini kemaknaan = 0,05 bila hasil yang diperoleh
kelompok eksperimen mendapatkan < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada
perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. pengaruh terapi relaksasi autogenik terhadap
Pada kedua kelompok akan dilakukan perubahan tekanan darah pada lansia dengan
pengukuran pre-test dan post-test pada hari hipertensi.
Pada gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden pada
kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing adalah perempuan 9 orang (75%) dan
sebagian kecil laki-laki yaitu 3 orang (25%).
Halaman | 77
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
50% 50%
50% perlakuan
16.70% kontrol
0% 0%
0%
45-59 tahun 60-74 tahun 75-90 tahun >90 tahun
Pada gambar 2 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan setengahnya umur
responden adalah 60-74 tahun yaitu 6 orang (50%), dan pada kelompok kontrol hampir
seluruhnya umur responden adalah 60-74 tahun yaitu 10 orang (83,3%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal Di Panti
Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal di UPT Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto
50% 41.70% 41.70%
40% 33.30% 33.30%
30% 25%
16.70% perlakuan
20%
8.30%
10% kontrol
0%
0%
<1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun >10 tahun
Halaman | 78
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Halaman | 79
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Halaman | 80
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
organis atau perubahan patologis, gejala baik, yang tidak hanya memberikan
yang muncul dapat berupa hipertensi. perasaan damai atau ketenangan di dalam
Stres akan meningkatkan aktivitas saraf diri individu, teknik ini juga dapat menjadi
simpatis (Guyton & Hall, 1996) hal ini akan sebuah hobby yang positif bila dilakukan
menyebabkan vasokonstriksi dan secara rutin. Ketika terapi relaksasi
peningkatan curah jantung. Sehingga dari autogenik di intervensikana pada lansia
mekanisme diatas stres dapat akan memberikan efek positif dalam
menyebabkan tekanan darah meningkat. menurunkan tekanan darah, dimana
Selain faktor-faktor diatas respon terhadap relaksasi akan
peningkatan tekanan darah juga merangsang kerja korteks dalam aspek
disebabkan karena responden pada kognitif maupun emosi. Sehingga
penelitian ini masih belum mau mencoba menghasilkan persepsi positif. Hasil dari
menurunkan tekanan darah dengan cara persepsi dan emosi yang positif akan
alamiah karena kebanyakan dari mereka memberikan respons koping menjadi
tidak mampu melakukan sendiri. positif. Dengan koping yang positif akan
2. Analisa tekanan darah pada lansia setelah menimbulkan perasaan yang tenang dan
dilakukan terapi relaksasi autogenik rileks terhadap ketegangan yang
Berdasarkan hasil pengukuran ditimbulkan dari stress.
tekanan darah pada kelompok perlakuan Stimulus positif dari relaksasi
yang dilakukan pada saat post test seluruh autogenik akan menurunkan aktivitas
dari 12 responden mengalami penurunan produksi HPA (Hipotalemik-Pituitary-
tekanan darah sistolik dan diastolik, Adrenal) Axis, yang ditandai adanya
didapatkan sebagian besar mengalami penurunan hormon CRF (corticotropin-
hipertensi ringan sebanyak 10 orang releasing-factor) di hipotalamus dan juga
(83,3%) dan sebagian kecil hipertensi akan merangsang pituitary anterior untuk
sedang sebanyak 2 orang (16,7%). memproduksi ACTH menjadi menurun.
Sedangkan pada kelompok kontrol Penurunan ini akan merangsang medulla
mengalami peningkatan pada tekanan adrenal untuk memproduksi hormon
sistolik dan diastolik setelah diberikan katekolamin dan kortisol sebagi homon
terapi relaksasi autogenik. Dari 12 stres manjadi menurun. Penurunan ini
responden kelompok kontrol didapatkan akan menurunkan kerja syaraf simpatis,
sebagian besar mengalami hipertensi dan sebaliknya kerja parasimpatis menjadi
sedang sebanyak 8 orang (66,6%) dan meningkat atau dominan, sehingga
sebagian kecil mengalami hipertensi ringan menyebabkan pelebaran atau vasodilatasi
hanya 1 orang (8,3%). pembuluh darah yang akhirnya dapat
Konsumsi garam yang tinggi selama menurunkan tekanan darah (M.Sholeh,
bertahun-tahun kemungkinan 2006).
meningkatkan tekanan darah karena Penurunan rata-rata tekanan sistolik
meningkatkan kadar sodium dalam sel-sel dan diastolik ini terjadi karena responden
otot halus pada dinding arteriol. Kadar telah diberikan perlakuan dengan cara
sodium yang tinggi ini memudahkan pemberian terapi relaksasi autogenik,
masuknya kalsium ke dalam sel-sel keadaan ini menunjukkan bahwa
tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan pemberian terapi relaksasi autogenik
arteriol berkontraksi dan menyempit pada memberikan pengaruh pada perubahan
lingkar dalamnya (Beevers, 2002), Pada tekanan darah pada kelompok perlakuan.
kelompok kontrol setelah post test ternyata 3. Pengaruh terapi relaksasi autogenik
mengalami peningkatan rata-rata tekanan terhadap perubahan tekanan darah.
darah, mungkin karena pada kelompok Pada tabel 3 diatas dapat dilihat
kontrol tidak diberikan perlakuan apapun, bahwa ada perubahan rata-rata penurunan
sehingga tekanan darah pada kelompok tekanan darah sistolik dan diastolik pada
kontrol rata-rata mengalami peningkatan, kelompok perlakuan, setelah dilakukan Uji
hal ini dikarenakan tidak ada pengontrolan Paired t test pada kelompok perlakuan
mengenai pola makan dan perilaku yang dengan menggunakan SPSS 17.0
dapat menyebabkan perubahan tekanan diperoleh hasil tekanan sistolik p=0,000
darah pada lansia. sedangkan pada tekanan diastolik
Pada dasarnya relaksasi merupakan diperoleh hasil p=0,000. Hal ini berarti
salah satu teknik manajemen stres yang bahwa nilai p<0,05 yang artinya H0 ditolak
Halaman | 81
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Halaman | 82
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Price & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep
Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Klinis Proses-Proses Penyakit. Cetakan
Medika I. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Purwanti, Susi, dkk. 2001. Perencanaan Menu
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi
System Kardiovaskuler. Jakarta: EGC Cetakan III. Jakarta: Swadaya
National Safety Council. 2003. Manajemen Setiawan & dkk. 2008. Care Your Self,
Stres. Jakarta: EGC Hipertensi. Cetakan I. Jakarta: Penerbit
Penebar Plus
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia Sholeh, M. 2006. Terapi Sholat Tahajud
Menyembahkan Berbagai Penyakit.
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Bandung: Hikmah
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Untuk Pemula. Jakarta: EGC
Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer. 2003. Buku ajar keperwatan
Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Pendekatan medikal bedah brunner dan suddart.
Praktis: Metodologi Penelitian Jakarta: EGC
Kesehatan. Jakarta: EGC
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Penyakit
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta :
Metodologi Penelitian Ilmu Balai Penerbit FKUI
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis,
Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Tapan, Erik. 2004. Penyakit Ginjal Dan
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Hipertensi. Jakarta: Elek Media
Komputindo.
Halaman | 83