Anda di halaman 1dari 11

NAMA : IRFAN SAPUTRA

NIM : 1211400035
MATA KULIAH :TATA KOTA
Tugas Mata Kuliah Sejarah Kota

1. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup sejarah kota


2. Sebutkan dan jelaskan minimal 8 definisi tentang kota
3. Jelaskan tahap-tahap pertumbuhan kota
4. Sebutkan dan jelaskan beberapa karakteristik kota
5. Jelaskan beberapa istilah berikut: City, Sub-Urban, Sub-Urban Fring, Urban Fring, Rural,
dan Rural Urban Fringe
6. Jelaskan perbedaan kota dan desa
7. Jelaskan pendiri kota masa pra sejarah, masa klasik, abad pertengahan, dan periode
modern.

JAWABAN:
1. Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan
rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk
mendukung kehidupan warganya secara mandiri.
Ruang lingkup dari kota:
A. Lingkungan umum dan orientasi alam
Bagi masyarakat kota cenderung mengabaikan kepercayaan yang berkaitan dengan
kekuatan alam serta pola hidupnya lebih mendasarkan pada rasionalnya. Dan bila dilihat
dari mata pencahariannya masyarakat kota tidak bergantung pada kekuatan alam,
melainkan bergantung pada tingkat kemampuannya (capablelitas) untuk bersaing dalam
dunia usaha.
B. Pekerjaan atau mata pencaharian
Kebanyakan masyarakat kota lebih cenderung mengarah pada bidang perindustrian dan
perdagangan yang merupakan basis perekonomian masyarakat, bentuk mata pencaharian
yang primer seperti sebagai pengusaha, pedagang, dan buruh industri. Namun ada
sekelompok masyarakat yang bekerja pada sektor informal misalnya pemulung,
pengemis dan pengamen.
C. Infrastruktur
Infrastruktur dapat menjelaskan lingkup kota, infrastruktur di kota jauh lebih kompleks
jika dibandingkan dengan infrastruktur di desa yang bisa digolongkan cenderung
minimum.
D. Ukuran komunitas
Umumnya masyarakat perkotaan lebih heterogen dibandingkan masyarakat pedesaan.
Karena mayoritas masyarakatnya berasal dari sosiokultural yang berbeda-beda, dan
masing-masing dari mereka mempunyai tujuan yang bermacam-macam pula, diantaranya
ada yang mencari pekerjaan atau ada yang menempuh pendidikan. Jumlah penduduknya
masih relatif besar.
E. Kepadatan penduduk
Tingkat kepadatan di kota lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh kebanyakan penduduk di
daerah perkotaan awalnya dari berbagai daerah.

F. Homogenitas dan heterogenitas


Homogenitas dalam pedesaan diwujudkan dalam bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku. Sebaliknya di kota heterogenitas tampak dalam orang-orang dengan macam-
macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, mata pencaharian. Kota mempunyai daya
tarik dalam hal pendidikan, komunitas dan transportasi sehingga kota tempat berkumpul
bebagai kelompok etnis.
G. Diferensiasi sosial
Di daerah perkotaan, diferensiasi sosial relatif tinggi, sebab tingkat perbedaan agama,
adat istiadat, bahasa, dan sosiokultural yang dibawa oleh para pendatang dari berbagai
daerah cukup tinggi.
H. Pelapisan sosial
Lapisan sosial di desa lebih didominasi oleh perbedaan status dan peranan di dalam
struktur masyarakatnya. Di dalam struktur masyarakat kota lebih menghargai prestasi
daripada keturunan.
I. Mobilitas sosial
Mobilitas pada masyarakat perkotaan lebih dinamis. Kenyataan itu adalah sebuah
kewajaran sebab perputaran uang lebih banyak terjadi di daerah perkotaan.
J. Interaksi sosial
Penduduk kota lebih sering kontak tetapi cenderung lebih formal, dan tidak bersifat
pribadi, tetapi melalui tugas atau kepentingan lain. Sehingga hubungan yang terjadi hanya
seperlunya saja.
K. Pengawasan sosial
Dikarenakan masyarakatnya yang kurang saling mengenal satu sama lain dan juga
luasnya wilayah kultural perkotaan di tambah lagi keheterogenitasan masyarakatnya
yang membuat sistem pengawasan sosial perilaku antar anggota masyarakatnya makin
sulit terkontrol. Penyesuaian terhadap norma-norma sosial lebih tinggi dengan tekanan
sosial informal dan nantinya dapat sebagai pengawasan sosial.
L. Pola kepemimpinan
Dikota pola kepemimpinannya didasarkan pada pertanggung jawaban secara rasional atas
dasar moral dan hukum. Dengan demikian hubungan antar pemimpin dan warga
masyarakatnya berorientasi pada hubungan formalitas.
M. Standar kehidupan
Berbagai fasilitas dan sarana akan membahagiakan kehidupan apabila disediakan dan
cukup nyata dirasakan oleh penduduk yang jumlahnya padat. Di kota dengan konsentrasi
dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan
kebutuhan tersebut.
N. Ketidaksetiakawanan sosial
Dalam masyarakat pedesaan ciri-cirinya akibat dari sifat-sifat yang sama, persamaan
dalam pengalaman, persamaan tujuan dimana hubungannya bersifat informal dan bukan
bersifat kontrak sosial/ perjanjian. Dalam masyarakat desa ditemukan gotong-royong,
dan musyawarah. Sedangkan di kota terdapat perbedaan pembagian tenaga kerja, saling
tergantung, spesialisasi, tidak bersifat pribadi, bermacam-macam perjanjian serta
hubungannya bersifat formal.

O. Nilai dan sistem nilai


Di pedesaan masih berlaku nilai-nilai keluarga, pola bergaul, mencari jodoh. Nilai-nilai
agama masih dipegang kuat. Bentuk ritual-ritul agama dikaitkan dengan proses
dewasanya manusia yang dikuti upacara-upacara. Pendidikan belum merupakan nilai
orientasi penuh, cukup hanya bisa baca tulis dan pendidikan agama. Dalam nilai-nilai
ekonomi masih bersifat subsistem tradisional. Dalam masyarakat perkotaan nilai dan
sistem nilai di dalam struktur masyarakat perkotaan lebih bersifat formal, berdasarkan
aturan-aturan yang resmi seperti hukum dan perundang-undangan.

2. Definisi kota menurut para ahli:


1. Menurut Binarto
Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang
heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala
pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat
heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

2. Menurut Arnold Tonybee


Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu
kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya
masing-masing.

3. Menurut Max Weber


Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal.

4. Menurut Louis Wirth


Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

5. Secara Umum
Kota merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja tempat kegiatan dalam
bidang ekonomi, pemerintahan, dsb.
6. Berdasarkan istilah
Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan.
Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
ekonomi, budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan
dan kehidupan modern dan menjadi wewenang pemerintah kota.
7. Menurut UU No 22/ 1999 tentang otonomi daerah
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

8. Menurut Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980


Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasan administrasi wilayah seperti
kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan
perkotaan yang mempunyai ciri non agraris , misalnya ibukota kabupaten, ibukota
kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.

3. Tahap-tahap perkembangan kota:


- Menurut Lewis Mumford
a. Eopolis adalah kota di mana tahapan dimana perkampungan-perkampungan mulai
maju meskipun kondisi kehidupannya masih di dasarkan pada kegiatanan pertanian ,
pertambangan , dan perikanan.
b. Polis adalah kota dimana pada tahap ini ditandai oleh munculnya pasar yang cukup
besar serta munculnya beberapa kegiatan industry meskipun pengaruhnya masih
terbatas . Oleh karena itu pada tahap ini sudah terlihat kenampakan suatu kota
walaupun masih dalam skala kecil.
c. Metropolis adalah kota yang pada tahap ini kenampakan kota sudah berkembang
cukup besar . Hal itu sudah di sebabkan oleh fungsi- fungsi suatu kota sudah
mendominasi kota-kota kecil yang berada di sekitarnya.
d. Megapolis adalah kota di mana di tandai berupa perubahan perilaku manusia yang
berorientasi pada materi. Standarisasi produk lebih di utamakan dari pada usaha-usaha
kerajinan tangan , ukuran lebih di utamakan dari pada bentuk , dan kehidupan birokrasi
yang buruk .
e. Tiranopolis adalah kota dimana pada tahap ini tolak ukur budaya dilihat pada suatu
yang tampak saja , misalnya kekayaan / materi serta ketidakacuhan mengenai segala
aspek kehidupan , selain itu kondisi perdagangan mulai menunjukan adanya gejala
penurunan .
f. Nekropolis adalah kota di mana pada tahap ini mengalami masa kehancurannya di
karenakan oleh kelaparan , peperangan , dan wabah penyakit.

- Menurut Griffith Taylor (1958)


a. Stadium Infantile: menyatunya wilayah pemukiman dengan wilayah perdagangan.
b. Stadium Juvenile: perumahan tua terdesak oleh perumahan baru, mulai muncul
pemisah antara wilayah pemukiman dengan wilayah perdagangan.
c. Stadium Mature: banyak timbul daerah-daerah baru, misalnya saja daerah-daerah
industri, perdagangan berserta perumahannya yang sudah mengikuti suatu rencana
tertentu. Munculnya kota-kota baru sebagai bagian dari kota lama.
d. Stadium Senile: kemunduran suatu kota karena kompleksnya kegiatan kota. Hal itu
terjadi karena setiap zona terjadi kemunduran-kemunduran karena kurang adanya
pemeliharaan yang dapat di sebabkan oleh faktor ekonomi atau politik. Terjadi
pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota
4. Karakteristik kota menurut Melville C. Branch ditinjau dari 3 aspek diantaranya kota
secara fisik, sosial dan ekonomi.
A. Aspek fisik
Kota ditinjau dari aspek fisik adalah kawasan terbangun atau built up area yang
terletak saling berdekatan/terkonsentrasi, yang meluas dari pusatnya hingga ke
wilayah pinggiran, atau wilayah geografis yang didominasi oleh struktur binaan.
Dalam pengertian ini aspek fisik kota terdiri dari: bangunan-bangunan dan kegiatan-
kegiatan yang berada di permukaan tanah, atau dekat dengan muka tanah; instalasi-
instalasi di bawah permukaan tanah; dan kegiatan-kegiatan di dalam ruangan kosong
di angkasa. Lanjut menurut sarjana ini, karakteristik fisik kota dipengaruhi oleh
beberapa unsur-unsur antara lain:
- Topografi tapak
Topografi tapak memiliki pengaruh terhadap unsur-unsur yang berada di dalam kota,
pada umumnya jaringan jalan primer menyebar keluar ke tempat arah angin melalui
kemiringan-kemiringan yang akan memberikan kenyamanan dan keamanan
berkendaraan. Pembangunan yang dilakukan di kawasan topografi tidak baik,
memiliki konsekuensi tersendiri yakni biaya besar untuk pembangunan yang
dirancang secara khusus.
- Bangunan
Bangunan merupakan unsur kota yang beitu jelas dilihat, bangunan yang didirikan
seharusnya menghindari kondisi-kondisi fisik yang buruk untuk meminimalisir biaya
konstruksi. Penempatan bangunan akan menunjukkan pola sirkulasi setempat, atau
bangunan diatur sesuai dengan pola jalan. Dengan berkembangnya, bangunan-
bangunan akan terhubung dengan utilitas umum yang sudah ada atau jaringan tersebut
dibangun.
- Struktur (bukan bangunan)
Struktur atau bangunan lain yang bukan berupa bangunan gedung, bangunan lain yang
dimaksud adalah jembatan, gorong-gorong, saluran irigasi dan pengendali banjir,
jaringan utilitas umum, gardu-gardu listrik, fasilitas pengolahan limbah, bak-bak
penampung, pengilang minyak dan berbagi instalasi lain yang tidak lazim disebut
bangunan. Struktur-struktur yang bukan bangunan memiliki peran penting terhadap
sebuah kota seperti jalu-jalur transportasi dan jalur utilitas karena keduanya
merupakan pembentuk pola penggunaan lahan.
- Ruang terbuka
Ruang terbuka tidak hanya sekedar berupa taman, temapt bermain, dan tempat rekreasi
yang lain. Tetapi juga penggunaan lahan yang terbuka ke langit dengan beragam
ukuran diantaranya makam, landasan pesat terbang, dan lahan-lahan pertanian yang
dipertimbangkan sebagai runag terbuka perkotaan. Semakin ke pinggiran kota ruang
terbuka akan semakin banyak dibandingkan di pusat kota.
- Kepadatan perkotaan
Kepadatan perkotaan menunjukkan sebaran konsentrasi bangunan dan kegiatan
produktif hingga melebihi kemampuan jaringan transportasi yang ada hingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas. Kepadatan perkotaan dilihat 3 kondisi antara lain
presentase koefisien dasar bangunan (KDB), ketinggian bangunan (TB) dan kuantitas
ruang terbuka yang permanen di seluruh areal kota.
- Iklim
Iklim akan berpengaruh pada fisik suatu kota, rata-rata curah hujan akan berhubungan
dengan penyediaan saluran drainase, rancangan jalan dan bangunan, jenis vigetasi
perkotaan, dengan keseimbangan antara kegiatan dalam dan luar ruang. Suhu udara di
suatu kota juga mempengaruhi berbagai unsur fisik kota, melalui kebutuhan akan
pendinginan dan penghangatan udara.
- Vegetasi
Unsur vegetasi menigkatkan daya tarik kota dan menjaga kebersihan udara, selain itu
vegetasi juga mengurangi terjadinya erosi tanah, bahaya tanah longsor, dan
mengurangi kebisingan, serta dapat berperan sebagai pematah angin. Vegetasi dapat
memberikan kepuasan tersendiri bagi manusia terhadap keinginannya untuk
senantiasa berdekatan dengan alam. Keberadaan vegetasi bisa terdapat di seluruh
bagian kota mulai dari sepanjang jalan dalam kota, jalan bebas hambatan yang utama,
kanal-kana pengendali banjir, jalur kereta api dan ruang-ruang pergerakan lainnya, di
taman-taman kota, tempat-tempat bermain, kawasan rekreasi dan pertanian, makam
dan ruang terbuka lainnya.
- Kualitas estetika
Setiap individu dan kebudayaan sangatlah beragam tetapi sebagian orang menyetujui
adanya unsur tertentu fisik kota mendukung kualitas estetikanya.
B. Aspek sosial
Kota dipandang dari aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk yang membnetuk
suatu komunitas yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja serta meningkatkan
diversitas intelektual, kebudayaan, dan kegiatan rekreatif di kota-kota. Faktor yang
mempengaruhi akan hal ini adalah a) besaran dan komposisi penduduk dan b)
keruangan. Dalam besaran dan komposisi penduduk harus mempertimbangkan angka
kelahiran, kematian, penduduk yang tinggal di kota, penduduk yang berpindah ke kota
dari pedesaan di sekitar kota atau daerah lain, atau imigran dari negara lain. Sedangkan
dari sisi keruangan adalah di sudut pusat kota baik pemerintahan atau komersial
biasanya terdapat bangunan apartemen yang tidak terawat yang merupakan tempat
tinggal sebagian besar penduduk berpenghasilan paling rendah.
C. Aspek ekonomi
Kota menurut aspek ekonomi adalah kota yang memiliki fungsi sebagai penghasil
produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya dan
keberlangsungan kota itu sendiri. Ekonomi perkotaan dibagi menjadi tiga bagian
diantaranya, ekonomi publik, ekonomi swasta (privat) dan ekonomi khusus. Ekonomi
publik meliputi pelaksanaan pemerintah kota seperti terlihat pada anggaran
pendapatan dan belanja departemen-departemen yang melaksanakannya secara
regular, distrik sekolah dan distrik khusus. Ekonomi swasta meliputi berbagai macam
kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta, mulai dari perusahaan
industry dan komersial yang besar hingga kegiatan usaha yang independen.
Sedangkan ekonomi khusus meliputi bermacam-macam organisasi nirlaba, sukarela,
organisasi yang bebas pajak, yang semuanya tidak diselenggarakan oleh pemerintah
ataupun perusahaan yang memiliki tujuan utama mencari keuntungan. Ekonomi
perkotaan yang sehat mampu menyediakan berbagai kebutuhan keperluan perkotaan,
terutama untuk menerima perkembangan baru yang disebabkan oleh kemajuan di
bidang teknologi dan perubahan keadaan.

5. 1. City
City adalah pusat kota yang menjadi pusat sub urban, urban, dan rural area.
2. Suburban / Faubourgh
Sub urban adalah daerah tempat atau area di mana para penglaju / commuter tinggal
yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. penglaju atau kommuter adalah orang-orang
yang tinggal di pinggiran kota yang pulang pergi ke kota untuk bekerja setiap hari.
3. Suburban Fringe
Sub urban fring adalah area wilayah yang mengelilingi daerah sub urban yang menjadi
daerah peralihan kota ke desa.
4. Urban Fringe
Urban fring adalah daerah perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat yang
mirip dengan daerah wilayah perkotaan. Urban adalah daerah yang penduduknya
bergaya hidup modern.
5. Rural Urban Fringe
Rural urban fringe adalah merupakan daerah jalur yang berada di antara desa dan kota.
6. Rural
Rural adalah daerah pedesaan atau desa yang penduduknya hidup sederhana.

6. Perbedaan antara desa dan kota


Dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedesaan atau masyarakat perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain :
- jumlah dan kepadatan penduduk
- lingkungan hidup
- mata pencaharian
- corak kehidupan sosial
- stratifiksi sosial
- mobilitas sosial
- pola interaksi sosial
- solidaritas sosial
- kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.

7. Sejarah perkembangan kota yang dibagi menjadi 8 era yaitu Babilonia, Mesir kuno,
Yunani, Romawi, Abad pertengahan, Renaissance, Baroque, dan Era Modern.
- Era Babilonia/Mesopotamia (4000-3000 SM)
Era Babilonia juga disebut Mesopotamia dimana merupakan suatu daerah diantara 2
sungai Eufrat dan Tigris. Daerah ini biasa disebut daerah subur bulan sabit, karena
tanahnya yang subur dan menyerupai ulan sabit. Kota Mesopotamia kuno secara
geografis tidak memiliki benteng/perlindungan alam suatu kota, hal ini menyebabkan
kota tersebut seringkali dikuasai bangsa asing silih berganti. Meskipun dalam
perancangan kotanya sudah menerapkan sistem kota benteng dengan membangun
benteng di garis luar kota Msopotamia dengan dilengkapi parit-parit. Beberapa ciri
kota di era Mesopotamia antara lain:
a. Motivasi masyarakat tinggal di kota tersebut adalah untuk jaminan keamanan dan
peribadatan.
b. Berbentuk kota benteng (dikelilingi benteng-benteng)
c. Pusat kota/benteng berupa zigurat sebagai kuil penyembahan dewa.
d. Memiliki karakter kota taman gantung.
- Mesir Kuno (1400 SM)
Berbeda dengan Mesopotamia, kota-kota di Mesir Kuno (Kahun dan Giza) tidak
memiliki benteng-benteng yang mengelilingi kota. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kekuasaan Firaun yang menjadi sentral untuk melindungi seluruh kota. Beberapa
poin ciri perancangan kota di era Mesir kuno antara lain:
a. Bentuk kota yang grid.
b. Perumahan penduduk saling membelakangi
c. Perumahan besar berderet di sepanjang jalan besar
d. Penduduk bergerak di bidang pertanian dan konstruksi bangunan
- Era Yunani (500 - 146 SM)
Era Yunani termasuk salah satu era yang berpengaruh secara berkelanjutan dalam
perkembangan kota. Pada Era Yunani, tempat tinggi/bukit sangat disakralkan. Tempat
tinggi tersebut berupa benteng puncak bukit yang digunakan sebagai tempat
peribadatan kepada para dewa. Acropolis merupakan suatu contoh tempat peribadatan
orang Yunani pada Dewa yang dipercaya disana terletak harta karun para dewa dan
artefak-artefaknya, terletak di puncak bukit dan kota Athena berkembang di bawah
bukit tersebut. Acropolis merupakan salah satu contoh karya Yunani kuno dengan
limited entitieskarena bisa dilihat tata bangunan Acropolis yang berujung pada
Partenon tidak memiliki kesatuan/unity. Hal ini dikarenakan dalam perancangan
Acropolis, arsitek langsung merancang on site. Perancangan langsung diatas tapak
yang berbukit sehingga faktor kontur sangat berpengaruh. Namun, perancangan
Acropolis bukan tanpa konseo. Arsitek menggunakan konsep Serial of Vista dalam
merancang Acropolis. Konsep disini memainkan emosi pengunjung disana. Bangunan
partenon sebagai tujuan akhir dipermainkan visualnya dengan tatanan bangunan di
sekitarnya seiring berjalannya pengunjung menuju Partenon. Beberapa point ciri yang
bisa diambil dari urban design Yunani kuno antara lain:
a. Arsitek di zaman Yunani Kuno dalam merancang kota memiliki pandangan yang
dominan tentang keterbatasan. Sehingga menyikapi keterbatasan tersebut, segala
ide harus terukur sehingga komprehensif dan bisa dikerjakan.
b. Karena faktor tersebut diatas, maka perancangan menggunakan skala manusia.
c. Pandangan keterbatasan juga membuat rumah-rumah hanya bangunan-bangunan
kecil di kota yang bercampur-campur.
d. Jaringan jalan bukan merupakan pola pembentuk kota, melainkan lahan-lahan sisa
yang digunakan untuk sirkulasi saja, Namun memiliki pola sejajar/grid.
e. Kegiatan yang bersifat publik (pertemuan) lebih banyak di rumah, daripada di
ruang yang semestinya menjadi ruang publik seperti jalan.
f. Motivasi hidup pada era Yunani adalah untuk berlindung/mencari keamanan.
- Era Romawi (500 - 324 SM)
Pada era Romawi, penduduk memiliki motivasi hidup selain keamanan juga karena
adanya kekuatan politik dan organisasi. Beberapa point ciri yang bisa diambil dari
perancangan kota Romawi Kuno antara lain:
a. Tidak lagi menggunakan skala manusia, karena proporsi disini mengacu pada
hubungan harmonis antar bagian-bagian bangunan.
b. Proporsi bangunan biasa menggunakan modular, dan modular tersebut panjang-
panjang dan lebar-lebar. Hal ini menggambarkan bahwa kekuatan politik pada era
Romawi begitu kuat.
c. Dalam perancangan kota, juga menggunakan modul yang abstrak, berupa deretan
rumah-rumah.
d. Dalam suatu kota, benteng merupakan bangunan yang utama untuk dibangun
terlebih dahulu, kemudian baru diikuti rumah-rumah penduduk di dalam benteng
tersebut.
- Abad Pertengahan (800-1200 M)
Asal mula munculnya kota-kota di abad pertengahan adalah kemunduran Romawi
yang meninggalkan banyak dampak di penjuru Eropa dimana tumbuh komunitas-
komunitas kecil yang berkembang menjadi komunitas baru karena memiliki lokasi
tapak yang layak dan subur. Komunitas tersebut tumbuh menjadi kota yang hidup dan
terus berkembang, sehingga kota bentengpun terus berkembang. Point yang bisa
disimpulkan dari kota di abad pertengahan antara lain:
a. Motivasi hidup juga untuk keamanan dan mengembangkan persaudaraan
(Sosialitas)
b. Kota benteng yang ada, sedikit demi sedikit dikuasai oleh biara-biara, sehingga
menjadikan biara tersebut sebagai pusat kota.
c. Benteng yang melindungi kota berbentuk melingkar.
d. Kota kecil di sekitar biara dan benteng tumbuh secara natural dari pintu gerbangnya
hingga membentuk jaringan jalan dan berpola radiocentric (radial).
e. Awalnya kota berupa kota benteng yang biasa dilukiskan dengan ilustrasi suatu
pemandangan kota dengan benteng dari jarak jauh, selanjutnya menjadi suatu kota
yang hidup dengan kasta-kasta biara dan terdapat banyak pedagang dan biarawan.
f. Memiliki pandangan keterbatasan ruang seperti era Yunani dan mulai
menggunakan penataan abstrak seperti aksis.
g. Menggunakan skala manusia.
h. Kota di abad pertengahan bersifat tangibel/terlihat atau mudah dikenalidan tidak
disorientasi. Sebagai contohnya, suatu koridor jalan akan memperlihatkan suatu
menara gereja dimana selalu terlihat sepanjang jalan itu, sehingga bisa digunakan
sebagai ancar-ancar sehingga tidak akan tersesat.
i. Menghindari long vista.
j. Tidak memiliki hierarki jalan.

- Renaissance (1400-1500 M)
Sebelum era Renaissance, di abad XV dimana merupakan fajar ilmu pengetahuan,
ditemukan bubuk mesiu sehingga di era Renaissance memiliki motivasi hidup yang
berbeda dari era-era sebelumnya, karena kota benteng di era ini sudah tidak berfungsi
lagi, karena senjata perang bisa menggunakan bahan peledak yang bisa meledakkan
benteng sekalipun. Beberapa ciri yang bisa diambil dari kota di Era Renaissance antara
lain:
a. Era Renaissance dimulai pada tahun 1440
b. Bentuk kota bintang dengan jalan yang bercabang dari titik pusatnya. Titik
pusatnya biasa berupa gereja/biara.
c. Perancangan on paper (diatas kertas)
d. Bentuk bangunan simetris penuh dan bersifat utopian.
e. Motivasi hidup terutama untuk bersosialitas dan peribadatan ditandai dengan gereja
sebagai pusat kota,
- Baroque (1700-1800 M)
Arsitektur Renaissance yang cenderung menerapkan simetris murni, menimbulkan
kesan monoton, sehingga para seniman di era Baroque (1600-1750) mencoba
bereksperimen dengan memvariasi karya seni dengan melebih-lebihkan komposisi
warna atau efek sehingga menimbulkan kesan tidak realistik dan berlebihan. Era
baroque merupakan suatu era perubahan dari Renaissance yang cenderung simetris
menjadi bentuk-bentuk dinamis, lengkung, dan berlebihan. Pada era Baroque, juga
dikenal hedonisme dan peleburan elemen arsitektural dalam perancangan kota seperti
implementasi patung/sculpture dalam perancangan kota di era Baroque. Kota-kota di
era Baroque menerapkan konsep bangunan peribadatan sebagai pusat pemerintahan,
hal ini bisa diterka bahwa masyarakat era Baroque memiliki motivasi hidup
bersosialitas.Beberapa poin ciri-ciri arsitektur Baroque antara lain:
a. Denah di bagian sudut diselesaikan dengan bentuk lengkung
b. Pilar-pilar berpilin
c. Ornamen membentuk 3 dimensi sehingga muncul keluar
d. Banyak menggunakan hiasan pahatan dan menggunakan warna-warna cerah
- Era Modern (abad 20-an)
Era modern merupakan era besar perubahan arsitektur. Diabad 20 terdapat peristiwa-
peristiwa penting seperti perang dunia I 1911-1918 memiliki pengaruh dalam
perubahan arsitektur menjadi arsmo/arsitektur modern. Dalam peperangan tersebut,
dunia arsitektur mengalami kerugian sangat besar, karena karya-karya arsitektur
menjadi hancur dan rusak akibat peperangan. Diakhir tahun 1918 sudah bermunculan
ide-ide kreatif para arsitek untuk menuju arsmo. Arsitektur modern disini juga
pastinya berpengaruh pada perancangan kota modern. Beberapa poin ciri-ciri
perancangan kota modern sebagai pengaruh arsitektur modern antara lain:
a. Motivasi masyarakat untuk hidup memenuhi kebutuhannya, bukan lagi faktor
keamanan yang utama.
b. Penggunaan material modern seperti baja dan kaca.
c. Arsitek kota dimanjakan dengan temuan mesin-mesin modern dalam
pembangunan.
d. Kota membentuk pola yang jelas seperti linier, grid, radial.
e. Media lahan tidak hanya berupa tanah, terdapat inovasi kota secara ekstrim
seperti underwater city dan floating city.
f. Terdapat inovasi seperti garden city, kota ini berpola radial, dengan kota pusat yang
dikelilingi kota-kota kecil berkonsep garden city. Kedua jenis kota tersebut
dipisahkan oleh area hijau juga dan dihubungkan dengan jalan-jalan.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota
http://missthiny.blogspot.co.id/2015/01/ruang-lingkup-desa-dan-kota-serta.html
2. https://bagusxplano.wordpress.com/2011/10/06/definisi-kota/
3. http://prayudibrillian.blogspot.co.id/2016/09/tahap-perkembangan-kota.html
4. https://taufikzk.wordpress.com/2016/01/31/karakteristik-kota/
5. http://www.organisasi.org/1970/01/pembagian-wilayah-dari-pusat-kota-ke-daerah-pedesaan-
city-suburban-suburban-fringe-urban-fringe-rural-urban-fringe-urban.html
6. http://desryanirawan.blogspot.co.id/2014/09/perbedaan-kota-dan-desa.html
7. http://satriyafirmandhani.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-perkembangan-kota-disusun-
oleh.html

Anda mungkin juga menyukai