kita akan berkenalan dengan kebuadayaan dari Provinsi Riau yang masih berada di pulau
Sumatera. Seperti biasa, kita akan melihat bentuk rumah adat, pakaian adat, tari-tarian
budaya, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu daerah. Berikut Uraian singakat dari
budaya Riau :
Rumah adat daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar. Rumah ini merupakan tempat
tinggal para datuk, pemangku adat. Ruangan rumah terdiri dari: ruangan besar yang
dipergunakan untuk tempat tidur, ruang bersila, anjungan dan dapur. Tiang-tiang rumah, sirip
atap, loteng, tangga dan alasnyasemua berhiasan ukiran. Ukirannya mempunyai corak yang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ruang adat ini dilengkapi pula dengan
Balai Adat yang dipergunakan untuk untuk pertemuan dan musyawarah adat.
2. Pakaian Adat
Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari Riau adalah tutup kepala atau destar, baju model
teluk belanga dengan kain yang melingkar di tengah badan dan bercelana panjang yang
disuji.
Pakaian adat yang dikenakan wanitanya adalah baju kurung yang disuji (dibordir),
berselempang kain bersuji serta berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting-
anting, gelang dan cincin.
Tari Zapin
4. Senjata Tradisional
Senjata Tradisional yang terkenal dinamakan Pedang Jenawi. Pedang ini biasanya
dipergunakan oleh panglima perang, sedangkan para prajuritnya memakai klewang. Selain
klewang para prajurit yang dipersenjatai pula dengan tombak.
Pedang Jenawi
Ada pula senjata yang dinamakan Badik Tumbuk Lada. Badik ini mempunyai wilahan yang
sama dengan keris, namun agak pendek. Badik digunakan untuk keperluan sehari-hari dan
untuk berperang. Maka badik sering pula diberi zat yang mengandung racun. Telah pula
diadatkan, bila badik telah ditarik dari sarungnya, maka haruslah ditikamkan. Bila sasarannya
tidak ada, maka badik ditikamkan pada suatu benda atau binatang Barulah kemudian badik
dimasukkan kembali pada sarungnya.
5. Suku : Melayu, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Bonai, Laut, Talang Mamak.
6. Bahasa Daerah : Melayu (dengan berbagai logat masing-masing daerah/kabupaten)
7. Lagu Daerah : Soleram.
KERAGAMAN BUDAYA PROPINSI BENGKULU
Secara geografis, Bengkulu boleh dibilang masuk dalam kategori wilayah periferal. Dan
kategori periferal, tidaklah cenderung ekslusif ataupun esoteris. Tetapi dalam perjalanan
sejarahnya, Bengkulu justru menjadi ajang pelarian kaum migran dari berbagai etnis, baik
etnis domestik (Bugis, Madura, Jawa, Melayu, Minang, Aceh, Bali, Nias dan lain-lain),
ataupun etnis manca (Eropa, Afrika, India, Cina, Persia, Arab dan lain-lain). Dan mereka
(para migran) itu berlatar belakang kelas sosial yang bervariatif. Ada yang dari kelas adel
(bangsawan), ambtenaar (pegawai), legger (tentara), handelaar (pedagang),
hingga slaven(budak).
Setelah terjadi kontak sosial yang cukup intens dengan masyarakat setempat, benturan sosio-
koltural pun tak terelakan. Dan benturan sosio-kultural tersebut telah membawa implikasi
proses enkulturasi (pembudayaan) baik secara ekulturatif maupun proses asimilatif dalam
kehidupan kebudayaan masyarakat Bengkulu.
Dan tentu saja berbagai ragam bahasa, sastra, kesenian, perumahan, pakaian, peralatan, serta
wujud fisik pun memiliki kontribusi yang sangat berharga dalam memperkaya identitas
budaya masyarakat Bengkulu.
Itulah kiranya yang mewarnai peta budaya masyarakat Bengkulu yang multi kultural dan juga
multi etnis, meskipun diakui banyak bagian yang telah sirna ditelan era, ataupun terealisasi di
tengah percaturan budaya. Kecuali, kebudayaan yang memiliki kemampuan defensif,
akomodatif, serta integratif, itulah yang kemudian terserap menjadi kristal kekuatan budaya
yang local genius .
Berikut adalah ciri khas budaya Bengkulu, seperti pakaian adat, rumah adat, tarian
tradisional, dan lain lain :
Pakaian Adat Pria Bengkulu terdiri dari Jas, Sarung, Celana Panjang, Alas kaki yang
dilengkapi dengan penutup kepala dan sebuah keris. Jas tersebut terbuar dari kain bermutu
seperti wol dan sejenis nya, dan biasanya berwarna gelap seperti hitam atau biru tua, begitu
juga celana nya terbbuat dari bahan dan warna yang sama.
Pakaian Adat Wanita Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang, bertabur corak-
corak, sulaman emas berbentuk lempengan-lempengan bulat seperti uang logam. Bahan baju
kurung umumnya beludru dalam warna-warna merah tua, lembayung atau hitam. Sarung
Songket benang emas atau perak dalam warna serasi dan sutra merupakan perangkat busana
yang di gunakan dari pinggang sampai mata kaki.
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tarian tradisional atau musik tradisional nya sendiri
sesuai dengan adat istiadat yang ada di daerah tersebut, di provinsi Bengkulu juga memiliki
seni tari tradisional dan seni musik tradisional yang khas, seperti berikut ini :
Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga Rumah. Rumah
tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk
melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat
dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga
berfungsi sebagai kandang hewan ternak.
Bentuk rumah panggung melayu ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
KESIMPULAN
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terdapat 17.504 pulau yang
terdiri dari 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama. Selain kekayaan
alam dengan keanekaragaman hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman
budayanya, salah satunya terdapat di kepulauan sumatera selatan yaitu propisnsi Bengkulu.
Provinsi Bengkulu ditinjau dari letak geografisnya terletak di antara 101001 1030 41 BT
dan 20 16 30 31 LS terletak disebelah barat pegunungan Bukit Barisan dan memanjang
dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung sepanjang
lebih kurang 567 kilometer. Karenanya propinsi Bengkulu termasuk dalam kategori wilayah
periferal. Maksud wilayah periferal adalah wilayah yg tidak ekslusif ataupun eksotis, namun
propinsi Bengkulu sering dijadikan sebagai tempat pelarian kaum migran dari berbagai etnis,
baik etnis domestik (Bugis, Madura, Jawa, Melayu, Minang, Aceh, Bali, Nias dan lain-lain),
ataupun etnis manca (Eropa, Afrika, India, Cina, Persia, Arab dan lain-lain) yang memiliki
latar belakang yang bervariatif. Hal itulah yang kemudian terserap menjadi kristal kekuatan
budaya Bengkulu yang local genius .
Seperti daerah lain nya Bengkulu memiliki ciri khas budaya, seperti pakaian adat, rumah
adat, dan tarian tradisional, yang membuat Provinsi Bengkulu menjadi salah satu provinsi
yang kaya akan budaya di Indonesia.
KERAGAMAN BUDAYA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)
1. Rumah Adat
Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Timur disebut Saoata Musalakitana. Rumah
Saoata Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT, untukk tempat tinggal lurah, camat
atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk panggung dan dibawahnya terdapat balai
panjang tempat menerima tamuyang tiangnya berdiri dari landasan batu besar, sehingga tidak
perlu ditanam dalam tanah.
Pakaian adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju jas
ttup, selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok terselip didepan perut.
Perhiasan yang dipakai berupa kalung dan pending.
Sedangkan wanitanya memakai hiasan kepala berbentuk bulan sabit, kain tenun yang
menyelempang di bahu dan kain tenun yang menutup bagian dada hingga kaki.perhiasan
yang dipakai adalah subang, kalung, pending, dan gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan
pakaian adat Rote.
a. Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat sifat keperkasaan dan kepandaian
mempermainkan senjata. Senjata yag dipakai berupa cambuk dan perisai.
b. Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara Khinatan. Tari ini berupa upacan
selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhinat sehat lahir dan batin dan
suksesdalam hidupnya.
c. Tari Lendo Nusa Malole, berarti tarian ini dari negeri yang indah. Tari garapan yang
menggunakan irirngan musik sasando ini merupakan tari penyambut tamu yang
memanfaatkan gerak gerak tari tertentu agar massa ikut dalam kegembiraan.
Tari Perang
4. Senjata Tradisional
Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris.
Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Senjata lainnya adalah
Saweo, Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan Tumbuk.