Anda di halaman 1dari 2

POLUSI AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR

Penduduk Indonesia sangatlah banyak dan penggunaan kendaraan bermotor di


Indonesia sangatlah tinggi, terutama di berbagai kota besar di indonesia. Tercatat
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai lebih dari 120 juta unit pada tahun
2015. Apabila kendaraan tersebut di nyalakan secara bersamaan setiap hari, tentu saja
volume CO2 akan semakin banyak. Semakin banyaknya CO2 yang ada diudara
menyebabkan terjadinya global warming, hal tersebut sangat berdampak pada
pencairan es di kutub, berdasarkan berbagai literatur menunjukkan kenaikan
temperatur global-termasuk indonesia-yang terjadi pada kisaran 1,5-40oC pada akhir
abad 21. (Ali Hanapiah M, 2011). Para ahli di dunia menjelaskan tentang pendapat
dan penelitian dari apa yang sudah terjadi pada kutub dan pencairan es yang terjadi.
Pendapat beberapa ahli di dunia :
1. Berdasarkan data NASA, es dikutub utara mencair sebanyak 42% sejak 2004 dan
semakin menipis dan mencair di setiap musim panas.
2. Menurut Peter Barret dari Antartic Research Center, Victoria University
mengatakan, jumlah es yang hilang mencapai 75% sejak tahun 1996.
3. Mark Lynas memprediksi kondisi yang lebih ekstrim, jika kenaikan suhu bumi
lebih dari 2,7oC pencairan es akan menaikkan level air laut hingga 6 meter.
4. Journal of Climate American Meteorogical Societys melaporkan bahwa
temperatur rata-rata permukaan naik 9,3 derajat Fahrenheit atau 5,2O C sampai
2100, kata beberapa ilmuwan di Massasuchusetts Institute of Technology (MIT),
dibandingkan studi tahun 2003 yang memperkirakan suhu permukaan rata-rata
4,3 O F atau 2,4 OC (Cawi Setiawan, 2009).
5. Abdalati (2006) berpendapat bahwa jika seluruh lapisan es di bumi mencair,
maka kontribusi es ini berpotensi menaikkan sea level sekitar 70m, dan sebagian
besar es ini terletak di daerah kutub yang sangat sensitif. Meskipun, perubahan
besar ini mungkin akan memakan waktu ribuan tahun, tetapi dari hasil penelitian
baru-baru ini menunjukkan bahwa respon perubahan massa es akibat perubahan
iklim yang terjadi, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
6. Bryan (1996) menghitung thermosteric (kenaikan sea level karena bertambahnya
volume air laut akibat kenaikan suhu) SLR dengan menggunakan model laut
untuk meniadakan pengaruh dan kontribusi mencairnya es terhadap karakteristik
sea level. Hasil model menunjukkan bahwa rata-rata SLR sekitar 15 5cm yang
diakibatkan oleh CO2 di atmosfer, dengan tingkat kenaikan CO2 dua kali lipat
selama 80 tahun model berjalan.

Dari keenam pendapa ahli tentu saja hal tersebut perlu diatasi atau minimal
diminimalisir supaya es dikutub tidak mencair dalam jumlah yang banyak, sehingga
kenaikan air laut dapat terminimalisir. Apabila es dikutub yang mencair tiap tahun
jumlahnya sangat banyak, hal ini tentu merugikan bagi masyarakat di seluruh dunia.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang banyak sangat berkontribusi
sebagai penyumbang CO2 yang banyak karena jumlah kendaraan bermotor yang
sangat banyak yaitu lebih dari 120 juta unit per tahun 2015, jumlah ini mungkin bisa
naik seiring dengan kebutuhan masyarakat indonesia terhadap kendaraan bermotor
sangatlah tinggi, terutama pada kota-kota besar di Indonesia.
Es laut Arktik, misalnya, menyusut tajam dalam beberapa dasawarsa terakhir
sesuai dengan kecenderungan yang menurut tim panel Perserikatan Bangsa-Bangsa
disebabkan oleh gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil di pabrik,
pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor (Tjandra, 2011).

Anda mungkin juga menyukai