Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MIKOSIS SISTEMIK

OLEH:

Nama : FADLY RIYAN BADEWI

NIM : AK.15.010

AKADEMI ANALIS KESEHATAN

BINAHUSADA

KENDARI
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari jamur adalah mikologi (dari kata Yunani mykes
yang berarti jamur dan logos yang berarti ilmu). Indonesia merupakan salah satu
Negara beriklim tropis yang emiliki suhu dan kelembapan tinggi, merupakan
suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur, sehingga jamur dapat ditemukan
hamper di semua tempat. Dari ribuan species ragi dan jamur, sekitar 100 species
diantaranya diketahui dapat mengakibatkan infeksi pada hewan dan manusia.
Mikologi dalam ilmu kedokteran ialah ilmu yang mempelajari jamur serta
penyakit yang ditimbulkan pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan oleh jamur.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah mikosis. Mikosis yang mengenai
permukaan badan yaitu kulit rambut dan kuku, disebut mikosis superfisialis.
Mikosis yang mengenai alat dalam disebut mikosis profunda atau mikosis
sistemik (Gandahusada dkk, 2004).
Infeksi yang diakibatkan oleh jamur dapat terjadi secara kompleks dalam
skala ringan atau berat. Pada kasus-kasus tertentu juga dijumpai adanya
makanisme infeksi skunder akibat mikosis. Reaksi imun sangat berperan penting
sebagai pertahanan dari mikosis, namun demikian pengobatan-pengobatan pada
spesifikasi tertentu sangat menunjang proses penyembuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut dapat diambil beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan mikosis?
2. Apa sajakah macam mikosis?
3. Apakah yang menyebabkan mikosis?
4. Apa sajakah manifestasi klinis mikosis?
5. Pemeriksaan apakah yang dapat digunakan pada mikosis?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan mikosis?
7. Bagaimana cara mencegah mikosis?

1.3 Tujuan
Memberikan pemahaman tentang penyakit mikosis meliputi:
a) Definisi
b) Macam
c) Penyebab
d) Tanda dan gejala
e) Pemeriksaan penunjang
f) Penatalaksanaan
g) Pencegahan
h) Konsep dasar asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Mikosis adalah infeksi jamur yang bisa mengenai manusia dan juga hewan.
Infeksi ini biasanya timbul dari spora -spora jamur yang terhirup sehingga
menjadi infeksi jamur pada paru ataupun pada kulit.Seperti telah diketahui,
mikosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur, pada umumnya bersifat
kronis dapat ringan pada permukaan kulit (mikosis kutan), dapat pula menembus
kulit menimbulkan mikosis subkutan. Mikosis yang paling sulit diobati ialah
mikosis sistemik yang sering menimbulkan kematian. Insiden infeksi jamur
meningkat pada sejumlah penderita dengan penekanan sistem imun (misalnya,
pada penderita kanker dan transplantasi) dan pada penderita AIDS.

2.2 Etiologi
Penyebab mikosis berasal dari daya tahan tubuh yang melemah, seperti
pada orang yang terkena HIV/AIDS. Setelah kemoterapi, penyakit kencing manis,
dan juga setelah pengobatan obat anti inflasmasi golongan steroid. Perlu
diketahui, jamur yang ada dalam tubuh kita akan dibatasi pertumbuhannya oleh
bakteri normal dalam tubuh kita, sehingga konsumsi antibiotik yang berlebihan
yang dapat membunuh bakteri normal juga akan merangsang pertumbuhan jamur
lebih cepat dan mikosis pun akan terbentuk.
Faktor lingkungan juga ikut berpengaruh pad pertumbuhan jamur, seperti
kondisi kelembaban dalam lingkungan sehingga tubuh menjadi lembab dan
bermanfaat untuk pertumbuhan jamur. Faktor hormonal juga dikatakan masih ikut
mempengaruhi pertumbuhan jamur.

2.3 Manifestasi Klinis


Gejala dari mikosis ini tergantung dari tempat jamur itu tumbuh. Pada
infeksi mikosis pada bagian kulit, jamur akan timbul sebagai bercak berwarna
putih atau kemerahan dengan ciri khas adanya central healing , di mana adanya
bagian jaringan kulit yang tidak terinfeksi pada bagian tengah bercak.Selain itu
terdapat juga jamur yang tumbuh pada sela -sela jari kaki yang biasanya timbul
pada masa remaja dan juga para atlet yang kurang menjaga kebersihan dari sela
kaki. Jamur juga dapat masuk ke dalam luka gores atau luka iris akibat kecelakaan
yang terjadi pada pasien. Jika sudah terjadi seperti ini, akan butuh tindakan untuk
membersihkan jamur tersebut untuk mencegah penyebaran jamur ke darah.

2.4 Klasifikasi
Mikosis dapat dikelompokkan menurut lokasinya, yaitu :
a. Mikosis Superfisial
Mikosis superfisialis adalh infeksi jamur superfisialis yang disebabkan
oleh kolonisasi jamur atau ragi. Penyakit yang termasuk mikosis superfisialis
adalh dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan kandidiasis superfisialis.
Dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur
dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum
korneum epidermis, rambut, dan kuku.Penyebab dermatofitosis adalah spesies
darimikroporum,trichophyton,danepidermophyton.Pitiriasis versikolor merupakan
penyakit infeksi jamur superficial kronis pada kulit yang disebabkan oleh
malassezia furfur atau pityrosporum orbicular.Kandidiasis superfisialis merupakan
infeksi primer dan sekunder pada kulitdan mukosa dari genus candidia, terutama
karena spesies candida albicans. Ada dua golongan jamur yang menyebabkan
mikosis superfisialis yaitu:
1.Tinea versicolor
Merupakan infeksi ringan yang nampak dan terjadi akibat pertumbuhan
Malassezia furfur yang tidak terkendali. Dalam bahasa lokal dikenal sebagai panu.
2.Tinea nigra
Infeksi pada lapisan kulit (stratum korneum) akibat serangan Exophiala
weneckii.
3.Piedra
a. Piedra hitam
Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh
Piedraia hortai. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut
yang terinfeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada rambut yang
berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan rambut
akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir rambut
mengalami kesulitan.
b.Piedra putih
Merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon
cutaneum. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut
yang terifeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang tidak berwarna .

b. Mikosis Kutan
Adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah
superfisial yang terkeratinisasi , yaitu kulit, rambut, kuku. Tidak ke jaringan yang
lebih dalam.
1.Tinea Pedis
Infeksi menyerang jaringan antara jari-jari kaki dan berkembang menjadi
vesikel-vesikel kecil yang pecah dan mengeluarkan cairan encer, disebabkan oleh
Trichophyton rubrum, T. Mentagrophytes, Epidemirmophyton floccosum.
2.Tinea Korporis, tinea kurtis (kurap).
Menyerang kulit tubuh yang tidak berambut, disebabkan oleh serangan
jamur T. Rubrum, T metagrophytes, E. floccosum. Hifa tumbuh aktif ke arah
pinggir cincin stratum korneum yan belum terserang.
3.Tinea Kaptitis (kurap kulit kepala)
Infeksi microsporum terjadi pada masa kanak-kanak dan biasanya akan
sembuh pada saat memasuki masa puberitas. Sedangkan jika infeksi disebabkan
oleh Trichophyon yang tidak diobati akan menetap sampai dewasa.

c.Mikosis Subkutan
Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah
kulit meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.
1. Sporotrichosis
Akibat infeksi Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur degan habitat
pada tumbuh-tumbuhan atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit melalui
trauma, kemudian menyebar melalui aliran getah bening.
Klinis : Terbentuk abses atau tukak pada lokasi yang terinfeksi, Getah
bening menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit, terkadang
penyebaran infeksi terjadi juga pada persendian dan paru-paru.
2. Kromoblastosis
Infeksi kulit granulomatosa progresif lambat yang disebabkan oleh
Fonsecaea pedrosoi, Fronsecaea compacta, Phialophora verrucosa,
Cladosporium carrionii. Habitat jamur ini adalah di daerah tropik, terdapat
di dalam tumbuhan atau tanah, di alam berada dalam keadaan saprofit.
Klinis : Terbentuknya nodul verrucous atau plaque pada jaringan
subkutan. Jamur masuk melalui trauma ke dalam kulit biasanya pada
tungkai atau kaki, terbentuk pertumbuhan mirip kutil tersebar di aliran
getah bening
3. Mycetoma (madura foot)
Infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur Eumycotic
mycetoma dan atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang disebut
Actinomycotic mycetoma.
Klinis : ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus
yang bernanah. Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma,
terbentuk abses yang dapat meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat
terlihat sebagai granula padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-
lesi akan menetap dan meluas ke dalam dan ke perifer sehingga berakibat
pada derormitas.

d. Mikosis Sistemik
Adalah infeksi jamur yang mengenai organ internal dan jaringan sebelah
dalam. Seringkali tempat infeksi awal adalah paru-paru, kemudian menyebar
melalui darah. Masing-masing jamur cenderung menyerang organ tertentu. Semua
jamur bersifat dimorfik, artinya mempunyai daya adaptasi morfologik yang unik
terhadap pertumbuhan dalam jaringan atau pertumbuhan pada suhu 37OC.Mikosis
subkutan akut kerapkali juga berdampak pada terjadinya mikosis sistemik melalui
terjadinya infeksi skunder.
1. Blastomikosis
infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit,
paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh
jamur Blastomycetes dermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.
2. Kokodiodomikosis
Disebabkan oleh Coccidiodes immitis yang hidup di tanah, mikosis ini
menyerang paru-paru.
Klinis : Infeksi dapat terjadi melalui inhalasi, gejala yang umum timbul
adalah demam, batuk, sakit kepala, kompleks gejala tersebut dikenal
sebagai demam valley atau desert rheumatism, dan biasanya dapat sembuh
dengan sendirinya.
3. Hitoplasmosis
Disebabkan oleh Hitoplasma capsulatum, jamur ini hidup pada tanah
dengan kandungan nitrogen tinggi (tanah yang terkontaminasi dengan
kotoran unggas atau ternak)
Klinis : Infeksi terjadi melalui proses pernafasan. Konidia yang terhirup
diliputi oleh makrovag areolar akhir-nya berkembang menjadi sel-sel
bertunas. Meskipun infeksi dapat menyebar secara cepat namun 99%
infeksi bersifat asimtomatik. Gejala yang timbul berupa sindroma flu yang
dapat sembuh dengan sendirinya.
4. Parakoksidiomikosis
Mikosis yang diakibatkan oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis (
Blastomyces brasiliensis).Organisme infektif terhirup pada proses
pernafasan.
Klinis : Gejala yang terlihat antara lain adalah pembesaran kelenjar getah
bening atau gang-guan gastrointestinal. Pada awal infeksi akan terbentuk
lesi-lesi pada paru-paru, kemudian penyebarannya terjadi menuju limpa,
hati, selaput mukosa dan kulit.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


a) Pemeriksaan langsungKerokan kulit yang terkena jamur atau usapan
mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan
Gram, terlihat gambaran Gram positif, sel ragi, blastospora, atau hifa
semu.
b) Pemeriksaan biakanBahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar
dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik
(kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan
disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37oC, koloni tumbuh setelah
24-48 jam, berupa yeast like colony.
c) 2.6 Penatalaksanaan
1. Obat -obat untuk infeksi jamur ini adalah anti jamur, baik dalam bentuk
salep untuk pengobatan jamur pada kulit ataupun bentuk tablet yang
dimakan jika jamur sudah masuk ke dalam peredaran darah dan menjadi
infeksi jamur menyeluruh. Konsultasikan dengan dokter yang terdekat
untuk mendapatkan pengobatan jamur yang tepat jika mengalami gejala -
gejala mikosis di atas.
2. Jika yang terkena rambut, cukup dengan menggunting rambut yang
terkena. Bahan antijamur antara lain larutan sublimat 1:2000, formalin 2%
yang digunakan sebagai pencuci rambut dapat mencegah rekurensi. Sampo
ketokonazol dapat juga digunakan.
3. Jika yang terkena adalah kuku , dapat dilakukan Avulsi (pengangkatan)
kuku yang diikuti pemberian obat antidermatofit topikal.Avulsi kuku dapat
dilakukan dengan bedah skapel atau bedah kimia, misalnya dengan
menggunakan urea. Sediaan kombinasi urea 40 % dan bifonazol yang
terdapat di beberapa negara juga dapat dipakai untuk cara ini.
4. Penebalan pada kulit diobati dengan suatu bentuk penyinaran yang disebut
sina beta atau dengan sinar matahari dan obat steroid yang
menyerupaikortison.nitrogen mustard bisa dioleskan langsung ke kulit
untuk mengurangi gatal dan ukuran daerah yang terkena. obat interferon
juga bisa mengurangi gejalanya.
5. jika penyakit telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lainnya,
maka diperlukan kemoterapi.

2.7 Pencegahan
Untuk menghindari penyakit mikosis ada beberapa cara yang dapat
dilakukan, cara tersebut sebenarnya hanya berfokus pada menjaga kebersihan.
Cara yang dapat dilakukan adalah sbb, yaitu;
1. Kaus kaki yang dipakai dipilih kaus yang memungkinkan ventilasi
dandiganti setiap hari. Kaki harus bersih dan kering.
2. Hindari memakai sepatu teriutup, sernpit, sepatu olahraga dan sepatu
plastik sepanjang hari.
3. Kaki dan sela-sela jari dijaga agar selalu kering. Sesudah mandi dapat
diberikan bedak dengan atau tanpa antijamur.
4. Rajin memotong kuku.
5. Menjaga rambut agar tetap sehat. Mencuci rambut setidaknya 2 kali
seminggu.
6. menjaga kebersihan dari tubuh dan juga tidak memakai baju yang lembab
serta mencuci pakaian setelah berolahraga.

Anda mungkin juga menyukai