Sirkulasi air merupakan proses yang didukung oleh energi
matahari, yang menggerakan air antara lautan, langit, dan tanah. Selain itu dapat didefinisikan sebagai suatu siklus dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus, tak berujung dan penguapan air secara alami, melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi (Budisantoso, 2006). Sebelum jatuh ke permukaan bumi, sebagian air langsung menguap ke udara dan sebagian jatuh ke permukaan bumi. Pada saat hujan jatuh sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan mengalir melalui daun-daun ke permukaan tanah. Sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan masuk kedalam permukaan tanah (infiltrasi) dan sebagian yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah yang rendah, masuk ke sungai dan akhirnya ke laut (Hardiyanto et al, 2016). Proses infiltrasi di pengaruhi oleh tekstur tanah. Tekstur tanah kasar akan cepat terisi dibandingkan tekstur tanah yang halus karena ruang pori yang lebih kecil dalam satu unit volume tanah. Sebagian air yang menyusup kedalam tanah akan mengalir secara mendatar sebagai aliran antara (interflow). Air yang menyusup juga akan menghidupkan tumbuhan, sehingga proses transpirasi daun-daun, batang, dan ranting tumbuhan terjadi (Budisantoso, 2006 ). Sirkulasi air hubungannya dan nilai energi di pelajari pada Konsep Ekohidrologi. Dalam konsep ini melihat ekosistem sekitarnya secara menyeluruh untuk penyediaan air. Ilmu ini masih tergolong dalam ekoteknologi, yakni penggabungan antara pengetahuan lingkungan dan teknologi. Dengan kata lain, mengubah perlakuan terhadap air yang eksploitatif menjadi ramah lingkungan. Siklus air sangat penting untuk dinamika ekosistem karena memiliki pengaruh besar pada iklim dan pada lingkungan ekosistem. Misalnya, ketika air menguap, tidak memakan energi dari sekitarnya, pendinginan lingkungan. Ketika mengembun, ia melepaskan energi, pemanasan lingkungan. Tahap penguapan adalah siklus memurnikan air, yang kemudian mengisi ulang tanah dengan air tawar. Aliran air cair dan es mengangkut mineral di seluruh dunia. Hal ini juga terlibat dalam pembentuk kembali fitur geologi bumi melalui proses termasuk erosi dan sedimentasi. Waktu tinggal adalah ukuran waktu rata-rata molekul air individual tetap dalam reservoir (waduk) tertentu. Sejumlah besar air bumi terkunci di tempatnya pada waduk ini seperti es, di bawah tanah, dan di laut, dengan demikian tidak tersedia untuk siklus jangka pendek (hanya air permukaan yang bisa menguap). Hubungan lainnya yaitu pada proses evapotranspirasi yaitu proses hilangnya air pada permukaan tanah dan permukaan tumbuhan akibat aktivitas penyinaran matahari. Keduanya bertanggung jawab atas proses hilangnya air tanah dibawah kondisi lapang yang normal yang juga sebagai indikator perubahan yang sangat penting, karena adanya hubungan antara keseimbangan air dan keseimbangan energi yang disebabkan oleh interaksi rumit antara darat, tumbuhan dan atmosfer (Danang Eko Nuryanto, dkk, 2013). DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, 2006. Jurnal Teknik Sipil, Volume III, No.1, Januari
2006 : Karakteristik Hujan Kota Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
Danang Eko Nuryanto, Jose Rizal, 2013. JURNAL METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA, VOL. 14, NO. 2, TAHUN 2013 : 75-85.
Hardiyanto, R Rizal Isnanto, Ike Pertiwi Windasari. 2016. Jurnal
Teknologi dan Sistem Komputer, Vol.4, No.1, Januari 2016. Universitas Diponegoro.