Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

Peranan Nyoman Gempol Dalam Menentang Kolonialisme


Belanda di Buleleng, Bali Pada Tahun 1858 (Nilai-nilai
Kepahlawanan dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran
Sejarah Indonesia di SMA/SMK)

OLEH :

Made Arya Jini Setiawan

NIM : 1014021056

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014
PERANAN NYOMAN GEMPOL DALAM MENENTANG KOLONIALISME
BELANDA DI BULELENG, BALI PADA TAHUN 1858 (NILAI-NILAI
KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA/SMK)
Oleh:

Made Arya Jini Setiawan, Drs. I Gusti Made Aryana, M.Hum, Dra. Desak Made
Oka Purnawati, M.Hum
Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
e-mail: wawan56setiawan@gmail.com, gustimadearyana@ymail.com,
Okapurna@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peranan Nyoman Gempol pada
tahun 1858 dalam menentang kekuasaan Belanda tahun 1858, (2) Nilai nilai
kepahlawanan yang dapat diwariskan dari perjuangan Nyoman Gempol dalam
menentang kekuasaan Belanda di Buleleng pada tahun 1858 dan (3) Nilai-nilai
kepahlawanan perjuangan Nyoman Gempol yang dapat diwariskan dan bisa
berkontribusi bagi sumber belajar sejarah SMA/SMK Kurikulum 2013. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan langkah-
langkah yaitu: (1) Pengumpulan Sumber/jejak-jejak sejarah (Heurisrik): studi
dokumentasi, wawancara, dan observasi, (2) Kritik Sumber (eksternal dan internal), (3)
Interpretasi/penafsiran, (4) Penulisan kisah Sejarah (Historiografi). Penelitian ini
menghasilkan temuan, antara lain: (1) Pahlawan Nyoman Gempol di dalam menentang
Kolonialisme Belanda di Buleleng pada tahun 1858 terjadi karena ketidaksetujuannya
Raja Buleleng dari keturunan Panji Sakti dijadikan sebagai Regent Belanda, selain itu
akibat meninggalnya Wayan Liar ayah dari Nyoman Gempol pada saat perang Buleleng
mengakibatkan Nyoman Gempol dendam kepada Belanda, sehingga beliau mengadakan
sebuah pemberontakan terhadap kekuasaan Belanda di Buleleng. (2) Nilai-nilai
kepahlawanan yang terkandung dari sosok Nyoman Gempol yaitu: (a) Keberanian; (b)
patriotisme; (c) rela berkorban; (d) kewibawaan; (e) solidaritas, (f) religius, (g) kejujuran,
dan (3) Nilai-nilai kepahlawanan Nyoman Gempol yang bisa berkontribusi menjadi
sumber pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA/SMK.

Kata Kunci: Pahlawan, Nilai-nilai kepahlawanan, Sumber Belajar.

1
ABSTRACT

This study aimed to determine (1) the role of Nyoman Gempol in 1858 in
opposition to Dutch rule in 1858, (2) Value - the value of heroism that can be inherited
from Nyoman Gempol struggle against Dutch rule in Buleleng in 1858 and (3) values
Nyoman heroic struggle Gempol value that can be inherited and could contribute to the
source to learn the history of SMA / SMK curriculum 2013. the method used in this study
is the method of historical research with the steps are: (1) collection of source / traces of
history (Heurisrik) : study of documentation, interviews, and observations, (2) Criticism
Sources (external and internal), (3) interpretation / interpretation, (4) Writing History
stories (historiography). The research resulted in findings, among others: (1) Heroes
Nyoman Gempol inside against the Dutch Colonialism in Buleleng in 1858 occurred
because of disapproval of the descendants of Raja Panji Sakti of Buleleng serve as
Regent Netherlands, on the other hand due to the death of Wayan Liar who the father of
Nyoman Gempol upon Buleleng war resulted Nyoman Gempol revenge against the
Netherlands, so he organized a rebellion against Dutch rule in Buleleng. (2) The values of
heroism embodied by the figure of Nyoman Gempol namely: (a) Courage; (b) patriotism;
(c) self-sacrifice; (d) the authority; (e) solidarity, (f) religious, (g) honesty, and (3) The
values of heroism Nyoman Gempol that could contribute to the source of the teaching of
history Indonesian in high school / vocational school.

Keywords: Heroes, The values of heroism, Learning Resources.

2
Setelah Jatuhnya pusat tanggung mengirim pasukannya ke
Kerajaan Buleleng ke tangan Buleleng untuk menghadapi
Belanda pada tanggal 28 Juni 1846 pembangkangan perbekel Nyoman
belum berarti semangat dan jiwa Gempol (Gde Agung, 1989 : 373).
kepahlawanan raja dan rakyat
Buleleng telah memudar. Patih Gusti Belanda tidak mau mengambil
Ketut Jelantik telah mengambil resiko.Sebuah ekspedisi dengan tiga
keputusan untuk mengundurkan kapal perang segera dikirim ke
pasukannya dan memilih Desa Buleleng.Belanda memerintahkan
Jagaraga sebagai pusat pertahanan rakyat Banjar Jawa agar menangkap
Buleleng. Dan di desa inilah meletus dan menyerahkan Gempol. Jika
sebuah perang yang disebut Perang rakyat tak mau mengikuti perintah
Jagaraga pada tahun 1849 yang itu, akan digempur. Beberapa hari
dikarenakan ultimatum dari pihak setelah pendaratan pasukan
Belanda yang tidak ditanggapi oleh Belanda 11 Desember 1858,
Raja Buleleng. Hal inilah kemudian Gempol berhasil ditangkap dan
memicu kemarahan Belanda untuk diserahkan pada Belanda. Nasib
melakukan penyerangan terhadap Gempol memang apes, ia dibuang
rakyat Buleleng. Setelah benteng ke Padang, Sumatra Barat, tanpa
Kerajaan Buleleng di Jagaraga pada bisa melakukan perlawanan, selama
tahun 1849 di hancurkan oleh tinggal di Padang, beliau menikahi
Belanda, maka seluruh Bali Utara seorang muslimat yaitu Halimatu
jatuh ke tangan Belanda. Saadiah. Nyoman Gempol pulang ke
Singaraja dari pengasingan pada
Di dalam menjalankan tahun 1893 dalam keadaan buta.
pemerintahan di Buleleng, Belanda
menyerahkan Kerajaan Buleleng Berdasarkan penjelasan di
kepada Raja Bangli. Akan tetapi di atas tentang sosok kepahlawanan
bawah pemerintahan Raja Bangli Nyoman Gempol patut diteladani
terjadi sebuah pemberontakan dan oleh generasi muda saat ini.Saat ini
akibat tidak mampunya Raja Bangli generasi muda sebagian besar tidak
mengatasi pemberontakan itu, maka mengetahui sosok pahlawan
pada tanggal 1 Januari 1854 terutama sosok pahlawan dari
Kerajaan Buleleng oleh Raja Bangli Buleleng yang berjuang untuk
diserahkan kepada pemerintah mengusir kaum penjajah di Buleleng
Belanda (Eddy, 1981 : 79-80). untuk bebas dari belenggu
penjajahan.Terlebih lagi Nyoman
Di dalam pemerintahan Gempol yang berjuang dengan tulus
Belanda menjalankan pemerintahan ikhlas dan tanpa pamrih. Meski jasa
di Buleleng timbul sebuah dan pengorbanan Nyoman Gempol
pemberontakan pada tahun 1858 sangat besar, akan tetapi sosok
yaitu Nyoman Gempol, perbekel kepahlawanan beliau untuk genarasi
Banjar Jawa, Singaraja. muda saat ini khususnya wilayah
Pembangkangan Nyoman Gempol Buleleng, masih sedikit yang
terhadap kekuasaan Pemerintah mengetahui. Berkat keberanian dan
Hindia Belanda dianggap sebagai jiwa patriotisme beliau menentang
suatu pemberontakan yang harus kekuasaan Belanda di Buleleng.
segera harus dipadamkan, sebab Untuk mengenang jasa dari Nyoman
pembangkangan yang dilakukan Gempol ini Pemerintah Buleleng
oleh perbekel Nyoman Gempol memberikan nama jalan di sekitaran
mungkin akan menjalar ke tempat Desa Banyuning dengan nama
lain. Oleh sebab itulah Pemerintah Jalan Gempol. Hal ini didasari atas
Hindia Belanda tidak tanggung- pertimbangan bahwa di Desa

3
Banyuning inilah jalur perjuangan Potensinya sebagai Sumber
Nyoman Gempol di dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia di
menentang Kolonialisme Belanda di SMA/SMK).
Buleleng pada tahun 1858.
Penelitain ini bertujuan untuk
Nilai-nilai perjuangan Nyoman mengetahui peranan Nyoman
Gempol, sangat penting untuk Gempol di dalam menentang
dijadikan sebagai sumber belajar Kolonialisme Belanda di Buleleng
yang dikaitkan dengan kurikulum pada tahun 1858, nilai-nilai
2013 SMK kelas XI. kepahlawanan yang dapat
diwariskan kepada generasi muda
Kajian tentang sosok Nyoman bangsa, dan kontribusi nilai-nilai
Gempol pernah dilakukan, yakni kepahlawanan tersebut sebagai
oleh Sastrodiwiryo (2007) berjudul sumber pembelajaran sejarah
Perang Banjar (Sebuah Indonesia di SMA/SMK berdasarkan
pemberontakan para brahmana kuriulum 2013. Kajian teori yang
terhadap kekuasaan Kolonial digunakan adalah kajian tentang
Belanda di Bali Utara dan rangkaian perlawanan terhadap penjajahan,
pemberontakan Gempol. Kajian ini yakni sebuah perjuangan untuk
membahas tentang latar belakang mengusir penjajah serta
terjadinya Perang Banjar pada membebaskan dan
tahun1868, yang dalam hal ini Ida mempertahankan Indonesia dari
Made Rai ini sebagai pemimpin belenggu kaum penjajah.Konsep
laskar Banjar untuk melawan pahlawan dan nilai kepahlawanan di
kolonialisme Belanda di Banjar dan balik Peristiwa Sejarah, pahlawan
rangkaian terjadinya pemberontakan adalah orang yang mengorbankan
dimulai dari pemberontakan Gempol. dirinya untuk sesamanya, tidak
Namun, dalam kajian ini belum mementingkan dirinya sendiri, dan
membahas secara intens masalah pengabdiannya demi nusa dan
nilai-nilai kejuangan yang bangsa, bentuknya tidak hanya
terkandung dari sosok Nyoman mengangkat senjata, tetapi juga
Gempol yang dapat dikaitkan pada menolong sesamanya (Sutomo,
Pembelajaran Sejarah Indonesia di 2008: 198).
SMA/SMK. Dan nilai-nilai
perjuangan Nyoman Gempol, sangat Mengacu pada Suparno (1995:
penting untuk dijadikan sebagai 4), dari nilai-nilai perjuangan yang
sumber belajar yang dikaitkan didasari rasa cinta tanah air ini
dengan kurikulum 2013 SMK kelas muncul semangat juang dan
XI. semangat kepahlawanan yaitu:Nilai
rela berkorban,persatuan dan
Hal ini dapat dicermati dari KD kesatuan,kerjasama,Nilai harga-
yakni, Menganalisis strategi menghargai dan memiliki rasa
perlawanan Bangsa Indoenesia bangga terhadap negaranya.
terhadap penjajahan Bangsa Barat
di Indonesia sebelum dan sesudah Berdasarkan penjelasan di
abad ke-20. atas, sehingga nilai-nilai
kepahlawanan adalah keberanian,
Adapun judul yang penulis toleransi, dan kesediaan
angkat dalam penulisan penelitian ini berkorban.Kepahlawanan
adalah Peranan Nyoman Gempol melibatkan kesediaan mengambil
dalam Menentang Kolonialisme resiko, baik untuk melindungi kaum
Belanda di Buleleng tahun 1858 ( lemah maupun membela
Nilai-nilai Kepahlawanan dan kebebasan.

4
Association for Educational Jagaraga seluruh masyarakat yang
Communications and Tecnology tinggal di sekitar pusat Kerajaan
(AECT) (1977 : 60) mendefinisikan Buleleng seperti Desa Banyuning,
sumber belajar adalah berbagai atau Liligundi, Peguyangan, dan Banjar
semua sumber baik yang berupa Jawa ikut membantu Raja Buleleng
data, orang dan wujud tertentu yang beserta Patihnya sebab desa-desa
dapat digunakan oleh siswa dalam yang terletak di sekitar pusat
belajar baik secara terpisah maupun Kerajaan Buleleng ikut mengalami
secara terkombinasi sehingga dampak langsung dari kebijakan-
mempermudah siswa dalam kebijakan Belanda di Pusat Kerajaan
mencapai tujuan belajarnya Buleleng yang sangat merugikan
(Sudjarwo, 1988: 141). bagi Kerajaan Buleleng dan
rakyatnya.
Salah satu sumber belajar Lebih-lebih lagi akibat
yang bisa dimanfaatkan oleh siswa meninggalnya seorang Punggawa
adalah sosok pahlawan lokal yakni, Banjar Jawa yang bernama Nyoman
Nyoman Gempol dan nilai-nilai Liar yang telah gugur di dalam
kepahlawanan dibalik perjuangnya perang Buleleng, mengakibatkan
dalam menentang Kolonialisme rakyat Banjar Jawa terutama putra
Belanda yang bisa diteladani dan dari Nyoman Liar yaitu Nyoman
diaplikasikan oleh generasi muda Gempol merasa marah dan dendam
bangsa.Karena pada intinya Sejarah terhadap Belanda. Jadi Nyoman
lokal merupakan bagian dari Gempol mengajak kepada seluruh
pengembangan sejarah nasional. rakyat di Banjar Jawa untuk bersatu
padu bersama Raja Buleleng Gusti
METODE PENELITIAN Ngurah Made Karangasem dengan
Penelitian mengenai sosok Adipati Agungnya Gusti Ketut
Nyoman Gempol menggunakan Jelantik melawan pasukan Belanda
metode penelitian sejarah. Ada di Jagaraga.
empat tahap dalam penelitian Pada tanggal 7 Juni 1848,
sejarah, yaitu (1) Pengumpulan semua kapal pengangkut dan kapal
Sumber/ jejak-jejak sejarah perang sudah berkumpul di pantai
(Heuristik), yaitu teknik studi Sangsit Timur dan oleh panglima
dokumen, teknik wawancara dengan ditetapkan bahwa pendaratan
menggunakan teknik purposive pasukan akan dilakukan pada
sampling dan snowball sampling, tanggal 8 Juni dini hari di panatai
serta teknik observasi; (2) Kritik Sangsit Timur dan semua pasukan
Sumber, yaitu kritik ekstran dan akan berkumpul untuk kemudian
intern; (3) Interpretasi dan; (4) meneruskan serangannya ke desa
Penulisan Sejarah (Historiografi). Bungkulan dan akhirnya menuju ke
Benteng Jagaraga
Lalu pada tanggal 8 Juni
1848, Belanda mulai mengadakan
HASIL DAN PEMBAHASAN serangan terhadap daerah Jagaraga
Peranan Nyoman Gempol pada dengan menghujankan tembakan-
tahun 1858 dalam menentang tembakan meriam dari pantai
kekuasaan Belanda di Buleleng. Sangsit. Pertemputan antara
pasukan Bali dengan pasukan
Secara garis besar peranan Belanda berlangsung sangat sengit,
Nyoman Gempol pada tahun 1858 sehingga pada suatu saat timbul
dalam menentang kekuasaan kekacauan dalam slagorde pasukan
Belalnda di Buleleng dijabarkan Belanda, terutama disebabkan oleh
sebagai berikut: Menjelang Perang banyak jatuh korban dan mesiu

5
sudah mulai menipis, karena pasukan Bali di bawah pimpinan
pimpinan pasukan Belanda tidak Adipati Agung Gusti Ketut Jelantik.
menduga akan mendapat Oleh karena itu dapat diramalkan
perlawanan begitu hebat dari pengiriman ekspedisi militer baru
pasukan Bali yang hanya ketiga terhadap Bali untuk
bersenjatakan tombak yang menghancurkan kekuasaan Raja
jumlahnya ratusan. Buleleng, Karangasem dan Dewa
Dalam keadaan kacau-balau Agung di Klungkung dengan
dan kehabisan mesiu pasukan sekutunya hanya menunggu waktu
Belanda tidak berdaya lagi untuk persiapannya saja (Gde Agung,
menahan seerangan yang berapi-api 1989: 295).
dari pasukan Bali, dan setelah Tidak dapat dihindarkan
pasukan cadangan juga dikerahkan bahwa dengan peristiwa ini martabat
oleh panglima untuk menahan dan citra Pemerintah Hindia Belanda
serangan pasukan Bali tidak mendapat pukulan yang hebat dan
berhasil, maka diperintahkan agar Pemerintah Hindia Belanda dan
pasukan Belanda mengundurkan diri Pemerintah Agung di Negeri
menuju pantai Sangsit Timur Belanda yakin juga, bahwa jika tidak
Pertempuran yang dahsyat ada tindakan penanggulangan atas
antara kedua pasukan Bali dan perkembangan ini dan dibiarkan
Belanda yang berakhir dengan berlarut-larut begitu saja, maka
dipukul mundurnya pasukan bukan khayalan bahwa peristiwa
Belanda itu merupakan suatu yang terjadi di Bali akan berulang di
peristiwa yang menakjubkan. tempat lain di Hindia Belanda. Oleh
Kemenangan pasukan Bali di medan karena itu sudah merupakan suatu
pertempuran pada hari bersejarah 9 kepastian bahwa Pemerintah Hindia
Juni 1848, sekalipun dengan banyak Belanda akan merencanakan
korban yang gugur menjadi tindakan pembalasan atas
pembicaraan orang, bukan saja di kekalahan yang diderita di medan
Bali tetapi di seluruh Hindia Belanda. tempur bulan Juni 1848 untuk
Tidak dapat dihindarkan bahwa menegakkan kembali
dengan peristiwa ini martabat dan kehormatannya yang telah ternoda,
citra Pemerintah Hindia Belanda karena terpukul di medan
mendapat pukulan yang hebat dan pertempuran berhadapan dengan
Pemerintah Hindia Belanda dan pasukan Bali di bawah pimpinan
Pemerintah Agung di Negeri Adipati Agung Gusti Ketut Jelantik.
Belanda yakin juga, bahwa jika tidak Oleh karena itu dapat diramalkan
ada tindakan penanggulangan atas pengiriman ekspedisi militer baru
perkembangan ini dan dibiarkan ketiga terhadap Bali untuk
berlarut-larut begitu saja, maka menghancurkan kekuasaan Raja
bukan khayalan bahwa peristiwa Buleleng, Karangasem dan Dewa
yang terjadi di Bali akan berulang di Agung di Klungkung dengan
tempat lain di Hindia Belanda. Oleh sekutunya hanya menunggu waktu
karena itu sudah merupakan suatu persiapannya saja
kepastian bahwa Pemerintah Hindia Dari pengalaman yang
Belanda akan merencanakan diperoleh oleh Belanda dalam
tindakan pembalasan atas pertempuran bulan Juni 1848
kekalahan yang diderita di medan tersebut yang mendapat perlawanan
tempur bulan Juni 1848 untuk yang begitu hebat dari pasukan
menegakkan kembali Bali.Lalu Jenderal Michiels
kehormatannya yang telah ternoda, memerintahkan serangan militer
karena terpukul di medan terhadap Benteng Jagaraga pada
pertempuran berhadapan dengan dini hari tanggal 15 April 1849

6
pasukannya dibagi atas dua termasuk perbekel Nyoman Gempol.
kesatuan (colonne).Satu kesatuan Belanda mengadakan kerja sama
berada di bawah komando kepala kepada para perbekel Buleleng
Staf Letnan Kolonel Jonkheer de supaya tidak terjadi suatu
Brauw, yang mendapat tugas pembangkangan oleh para perbekel
beroperasi ke Barat dan menyelidiki Buleleng. Akan tetapi walaupun
apakah dari sebelah barat dapat perbekel Banjar Jawa Nyoman
diadakan gerakan pengepungan Gempol sudah bekerja sama dengan
benteng Jagaraga.Ternyata Belanda tetapi rasa dendam dan
kesatuan tersebut segera terlibat benci kepada Belanda yang telah
dalam pertempuran sengit dengan membunuh ayahnya tetap
pasukan Bali, yang mengadakan terpendam dalam diri Nyoman
serangan dari kubu pertahanan yang Gempol, jadi Nyoman Gempol
mereka duduki. Kesatuan lain memanfaatkan kerjasamanya
berada di bawah komando Letnan dengan Belanda untuk membentuk
Kolonel J. van Swieten yang sebuah pemberontakan terhadap
mendapat tugas menyerang benteng kekuasaan Belanda (Gde Agung,
Jagaraga dari muka (front). Di sektor 1989 : 315).
inipun terjadi pertempuran sengit
antara pasukan Belanda dan Setelah benteng Jagaraga
pasukan Bali (Gde Agung, 1989 : secara keseluruhan dikuasai oleh
312-313). pasukan Belanda, maka kerajaan
Pertempuran berlangsung Buleleng jatuh ke tangan Belanda
sehari penuh pada tanggal 15 April dan kemudian pada tanggal 25 Juni
1849 Pasukan Bali dengan gagah 1949 Raja Bangli Dewe Gde
perkasa mempertahankan setiap Tangkeban dinobatkan oleh pihak
jengkal dataran dan kubu Belanda sebagai Raja Buleleng.
pertahanan dan pada suatu saat Akan tetapi nampaknya Raja Bangli
colonne di bawah komando Letnan tersebut tidak dapat menguasai
Kolonel Jonkheer di Brauw keadaan di Buleleng sebagaimana
diperkirakan sudah dihancurkan oleh diharapkan olehnya. Mungkin karena
pasukan Bali, sehingga Panglima Kerajaan Buleleng dan Kerajaan
jenderal Michiels terpaksa mengirim Bangli lama bermusuhan satu sama
pasukan cadangannya untuk lain, pemuka-pemuka rakyat di
memberi bantuan. Namun justru Buleleng tidak dapat menerima
pasukan Letnan Kolonel de Brauw Dewe Gde Tangkeban sebagai
nampaknya yang berhasil rajanya, sehingga timbullah
mengepung Benteng Jagaraga dari ketegangan-ketegangan yang
belakang setelah menderita banyak melumpuhkan jalannya
korban, sehingga esok harinya pemerintahan. Oleh karena itulah
tanggal 16 April 1849 pukul 11 pagi pada tanggal 15 Februari 1854
benteng Jagaraga jatuh dan berhasil wilayah Buleleng diserahkan kembali
dikuasai oleh pasukan Belanda. oleh Raja Bangli kepada pihak
Belanda dan ditandatangani sebuah
Selain itu mulai tanggal 18 piagam penyerahan kembali kepada
April 1849 beberapa perbekel Wakil Pemerintahan Belanda.
Kerajaan Buleleng sudah menyerah
kepada Belanda dan bersedia Selama pihak Belanda mulaii
bekerja sama. Pada tanggal 18 April mengatur pemerintahan di Buleleng,
1849 perbekel Sangsit Gusti Belanda mengangkat seorang raja
Nyoman Lebak menyerah dan Buleleng dari klan Panji Sakti yaitu I
kemudian di susul oleh Gusti Ngurah Rai sebagai Regent
perbekellainpada tanggal 20 April

7
Belanda untuk mengatur Kerajaan saat perang Jagaraga. Sebagai
Buleleng di bawah pemerintahan akibat tidak puasnya rakyat terhadap
Belanda, selain itu Belanda juga kekuasaan Belanda dalam tahun
mengangkat Nyoman Gempol yang 1858 timbullah pemberontakan dari
merupakan putra Wayan Liar pemuka rakyat Banjar Jawa yaitu
sebagai Patih Agung, pengangkatan Nyoman Gempol (Gde Agung, 1989
I Gusti Ngurah Rai sebagai Raja : 373).
Buleleng atas usul dari Nyoman Pemberontakan yang
Gempol. Belanda mengira dengan dilakukan Nyoman Gempol
mengangkat kembali wangsa Panji disebabkan oleh kematian ayahnya
Sakti dan putra pejuang perang Wayan Liar dalam pertempuran
Buleleng, keamanan dan ketertiban dengan tentara Belanda di Pabean
di Buleleng akan terjamin baik. Akan 1846. Pasukan Belanda di dalam
tetapi pengangkatan Nyoman mengatur pemerintahan di Buleleng,
Gempol sebagai Patih Agung mengangkat seorang raja Buleleng
malahan terjadi sebuah dari klan Panji Sakti yaitu I Gusti
pemberontakan di setiap desa Ngurah Rai sebagai Regent
seperti desa Banyuning, masyarakat Belanda. Selain itu Belanda juga
Desa Banyuning banyak yang mengangkat Nyoman Gempol yang
dijadikan sebagai tentara oleh I merupakan putra Wayan Liar
Gusti Ngurah Rai di bawah sebagai Patih Agung, pengangkatan
kekuasaan Belanda, dipilihnya I Gusti Ngurah Rai sebagai Raja
pemuda Banyuning sebagai tentara Buleleng atas usul dari Nyoman
Kerajaan Buleleng disebabkan Gempol. Belanda mengira dengan
karena letak desa Banyuning dekat mengangkat kembali wangsa Panji
dengan pusat kerajaan Buleleng. Sakti dan putra pejuang perang
Selain itu rakyat Banyuning sangat Buleleng, keamanan dan ketertiban
menderita dengan kebijakan- di Buleleng akan terjamin baik. Akan
kebijakan yang dilakukan oleh tetapi perkiraan dari Belanda
Belanda, seperti lahan persawahan tersebut ternyata salah, dengan di
mulai di atur oleh Belanda. Dan angkatnya Nyoman Gempol sebagai
suatu saat rakyat Banyuning beserta Patih Agung, menyebabkan Nyoman
desa-desa yang ada di sekitar Gempol mulai menyusun strategi
wilayah pusat kerajaan Buleleng untuk melakukan pemberontakan
akan melakukan sebuah terhadap kekuasaan Belanda di
pemberontakan terhadap Buleleng. Ternyata pemberontakan
pemerintahan Belanda di Buleleng Nyoman Gempol segera diketahui
yang akan di pimpin oleh seorang oleh Belanda sehingga pada tanggal
perbekel Banjar Jawa Nyoman 10 Desember 1858 berlabuhlah
Gempol. delapan kapal perang dan kapal
pengangkut Belanda di pabean
Selama pihak Belanda Buleleng, yang membawa pasukan
berkuasa di Buleleng timbul banyak untuk menghadapi pemberontakan
kesulitan, sehingga rakyat tersebut dan memulihkan keamanan
mencetuskan ketidak puasannya di Buleleng. Belanda menganggap
terhadap pemerintah dan kekuasaan Pembangkangan Nyoman Gempol
Belanda. Mereka masih ingat akan terhadap kekuasaan pemerintah
pemerintahan di bawah kekuasaan Belanda sebagai suatu
Raja Buleleng Gusti Ngurah Made pemberontakan yang harus
Karangasem dengan Adipati dipadamkan, sebab
Agungnya, Gusti Ketut Jelantik, yang pembangkangan yang dilakukan
telah gugur dalam peperangan oleh perbekel Nyoman Gempol
melawan pasukan Belanda pada mungkin akan menjalar ke tempat

8
lain. Nyoman Gempol bersama Belanda, Anyaran membelot dan ikut
dengan pasukannya bersembunyi menyerang Gempol sampai
dan menyusun strategi kemudian Gempol diserahkan
pemberontakan di alasangker kepada Belanda.
.Peristiwa tertangkapnya Nyoman
Gempol di sebabkan karena adanya Setelah pemberontakan
seorang penghubung Belanda Nyoman Gempol dapat diatasi,
mendatangi beliau dan menawarkan armada dan pasukan Belanda ditarik
perundingan bagi sebuah mundur dan pada tanggal 26
perdamaian.Akhirnya beliau pun Desember armada pengangkut itu
menerima dan menghadiri sudah tiba kembali di
perundingan tersebut, dari Surabaya.Setelah terjadinya
Alasangker Gempol beserta peristiwa pemberontakan tersebut
pasukannya turun ke Banyuning. penguasa Belanda di Buleleng
dalam gerakan panjang pasukannya berpendapat bahwa adalah lebih
dari sejak Banyuning sampai bijaksana untuk mengangkat
pertigaan kuburan Banjar Jawa, seorang penguasa Bali untuk
Gempol menuju tempat perundingan mengkoordinasi pemerintahan di
di Puri Kanginan dimana para Buleleng di bawah pengawasan
pembesar dan pasukan Belanda penguasa Belanda setempat.
telah siap menunggu kedatangan
Nyoman Gempol. Seusai Nyoman Walaupun Nyoman Gempol
Gempol beserta pasukannya sampai sudah berada jauh di Padang, tetapi
di pertigaan Kuburan Banjar Jawa, masyarakat khususnya yang tidak
ternyata tidak terjadi perundingan menerima ditangkapnya Nyoman
seperti yang telah dijanjikan.Namun Gempol oleh Belanda, mulai
pasukan Gempol yang bersenjata memusuhi setiap Raja Buleleng
tombak tersebut disergap pasukan yang dijadikan sebagai regent
Belanda tanpa kesulitan sebab Belanda.
pasukan Belanda telah mengepung Di Padang Nyoman Gempol
pasukan Gempol sehingga Gempol membuka lembaran hidup baru,
beserta pasukannya langsung beliau menikahi seorang Muslimat
ditangkap (Sastodiwiryo, 2007: yaitu Halimatu Saadiah, dengan
22).Setelah tertangkapnya Nyoman dikaruniahi 4 anak. Walaupun
Gempol, Belanda tidak Belanda Nyoman Gempol berada jauh di
tidak mau ambil resiko.Sore itu juga, Padang, tetapi cita-citanya Beliau
Gempol yang sudah diikat rantai untuk mempersatukan Buleleng di
dinaikkan ke kapal perang Merapi luar kekuatan asing masih tertanam
dan besoknya dibawa ke kuat di antara para punggawa dan
Batavia.Setelah beberapa hari di perbekel serta rakyat Buleleng.
Batavia, Nyoman Gempol di bawa Tertangkapnya Nyoman Gempol
ke Padang Sumatra Barat. oleh Belanda semakin membuat
rakyat Buleleng khususnya rakyat
Selain itu tertangkapnya Banjar Jawa semakin membenci
Nyoman Gempol disebabkan oleh Belanda, akibatnya siapapun yang
penghianatan yang dilakukan oleh menjadi regent Belanda akan di
Klan Anyaran rekan sesama benci pula oleh rakyat-rakyat yang
Perbekel Gede dari Banjar masih tidak menerima ditangkapnya
Peguyangan, yang telah berjanji Nyoman Gempol. Dan untuk
sehidup semati melawan mengenang Jasa Beliau, pemerintah
Belanda.Namun karena perbedaan Buleleng menamakan Jalan di
kepentingan, pada saat Gempol sekitar jalur perjuangan Beliau
berhadap-hadapan dengan kekuatan

9
dengan nama Jalan Gempol yaitu di Belanda di Buleleng pada tahun
Desa Banyuning. 1858.

Kemudian pada tahun 1893 Kontribusi Nilia-nilai


Nyoman Gempol kembali ke Kepahlawanan Nyoman Gempol
Singaraja dengan kondisi sudah bagi Pembelajaran Sejarah di
buta. SMK berdasarkan Kurikulum 2013

Nilai-nilai kepahlawanan
Nilai-Nilai Yang Dapat Diwariskan Nyoman Gempol yang sudah
Kepada Generasi Muda Dari dijelasakan di atas, nantinya bisa
Perjuangan Nyoman Gempol. berkontribusi dan dapat di
implementasikan sebagai sumber
Di era kekinian bagi generasi pembelajaran sejarah di SMK
bangsa, kesadaran sejarah untuk berdasarkan kurikulum 2013. Selain
mengenang jasa-jasa para pahlawan itu juga nilai-nilai kepahlawanan
sudah memudar akibat hilangnya tersebut dapat dikaitkan pada ranah-
sikap patriotisme dan nasionalisme. ranah pembelajaran, yaitu: (1) ranah
Dengan kata lain bagi generasi kognitif, di dalam ranah kognitif ini
muda saat ini mulai enggan atau mencakup kegiatan berfikir siswa
tidak peduli tentang jasa-jasa dan yang berhubungan dengan
pengorbanan para pahlawan yang kemampuan berfikir, termasuk
berjuang dengan gigih dan berani didalamnya kemampuan menghafal,
hingga mempertaruhkan jiwa dan memahami, mengaplikasi,
raganya demi kemerdekaan. Selain menganalisis, mensintesis, dan
itu para pahlawan dan pejuang kemampuan mengevaluasi tentang
bangsa telah berhasil mengantarkan materi Pemberontakan Nyoman
Indonesia ke pintu gerbang Gempol dalam menentang
kemerdekaan. Kolonialisme Belanda pada tahun
1858 di Buleleng ; (2) Ranah afektif,
Perjuangan Nyoman Gempol ranah ini mencakup watak perilaku
dalam menantang Kolonialisme seperti perasaan, minat, sikap,
Belanda di Bali Utara mewariskan emosi, dan nilai. Jadi siswa tidak
nilai-nilai kepahlawanan yang bisa hanya mempelajari dan memahami
diteladani dan diaplikasikan pada materi tentang pemberontakan
kehidupan sosial oleh generasi pahlawanan Nyoman Gempol tetapi
muda khusunya di Buleleng dan siswa juga harus mempelajari dan
pada umunya di Bali. Pewarisan memahami nilai-nilai kepahlawanan
nilai-nilai kepahlawanan pada sosok yang terkandung di dalam diri
Nyoman Gempol antara lain: (1). Nyoman Gempol, supaya siswa
nilai keberanian; (2). nilai memiliki rasa bangga kepada sosok
kewibawaan; (3). nilai patriotism; (4). pahlawan Nyoman Gempol yang
nilai rela berkorban; (5). nilai telah mengorbankan jiwa raganya
Solidaritas, (6) nilai religius, (7) nilai demi menentang kekuasaan
kejujuran. Nilai-nilai kepahlawanan Belanda di Buleleng ;(3) Ranah
tersebut nantinya bisa meningkatkan psikomotorik, ranah ini berkaitan
kesadaran sejarah bagi generasi dengan keterampilan (skill) atau
muda bangsa khusunya generasi kemampuan bertindak setelah
muda Buleleng dan pada umunya seseorang menerima pengalaman
Bali terkait dengan sosok pahlawan belajar tertentu. Jadi setelah siswa
lokal yakni Nyoman Gempol yang telah memahami materi tentang
telah berjuang dengan penuh Pemberontakan Nyoman Gempol
keberanian menentang Kolonialisme dalam menentang Kolonialisme

10
Belanda pada tahun 1858 dan Nilai- pasukannya langsung ditangkap
nilai Kepahlawanan yang terkandung tanpa bisa melakukan sebuah
di dalam sosok Pahlawan Nyoman perlawanan. Pewarisan nilai-nilai
Gempol yaitu : Nilai Keberanian, kepahlawanan Nyoman Gempol bagi
Nilai Patriotisme, Nilai Solidaritas, generasi muda yaitu: nilai solidaritas,
Nilai Rela Berkorban, dan Nilai nilai patriotisme, nilai rela berkorban,
kewibawaan. Maka siswa dapat nilai kewibawaan, nilai keberanian.
mempraktekkan nilai-nilai Kontribusi nilai-nilai kepahlawanan
kepahlawanan yang dimiliki oleh Nyoman Gempol sebagai sumber
para pahlawan seperti pahlawan Pembelajaran Sejarah Indonesia di
Nyoman Gempol di kehidupan SMA/SMK berdasarkan pada
bermasyarakat. kurikulum 2013 dikaitkan pada
proses pembelajaran yakni, (1)
KESIMPULAN Ranah Kognitif (Ranah proses
berfikir), (2) Ranah Afektif (nilai atau
Pemberontakan yang sikap) dan (3) Ranah Psikomotorik
dilakukan oleh Nyoman Gempol (Ranah keterampilan).
beserta pasukannya disebabkan
oleh kematian ayah nya yang Pihak-pihak sebagai agent of
bernama Nyoman Liar dalam change baik dalam pendidikan
pertempuran dengan tentara formal, informal dan non-formal
Belanda di Pabean 1846, oleh sebab yakni guru sejarah, Pemerintah
itulah Nyoman Gempol dendam Kelurahan Banyuning, pihak
kepada pemerintah kolonial Belanda keluarga keturunan Nyoman
yang telah membunuh ayahnya. Gempol, dan generasi muda agar
Selain itu walaupun Nyoman meneladani dan mengaplikasikan
Gempol telah diangkat oleh Belanda nilai-nilai kepahlawanan
sebagai punggawa menggantikan yangterkandung dalam perjuangan
ayahnya, tetapi tidak berhasil Nyoman Gempol dalam menentang
menyembuhkan luka yang Kolonialisme Belanda di Buleleng
menganga dalam batinnya sejak pada tahun 1858 dalam kehidupan
kematian ayahnya.Nyoman Gempol bersosial yang lebih baik.
beserta pasukannya menyusun Ucapan terimakasih ditunjukkan
strategi pemberontakan di desa kepada:
Alasangker untuk menentang Bapak Drs. I Gusti Made
kekuasaan Belanda.Akan tetapi Aryana, M.Hum. Selaku
akibat adanya seorang penghubung Pembimbing Akademik dan
Belanda mendatangi beliau dan Pembimbing I yang telah
menawarkan perundingan bagi meluangkan waktunya kepada
sebuah perdamaian.Akhirnya beliau penulis dalam memberikan
pun menerima dan mendatangi pengetahuannya, memotivasi
perundingan tersebut dan ternyata dan membimbing dari awal
Seusai Nyoman Gempol beserta penyusunan artikel sehingga
pasukannya sampai di pertigaan lancar dan dapat terselesaikan
Kuburan Banjar Jawa, ternyata tidak dengan baik.
terjadi perundingan seperti yang Ibu Dra. Desak Made Oka
telah dijanjikan oleh Purnawati, M.Hum. selaku
Belanda.pasukan Gempol yang pembimbing II yang telah
bersenjata tombak tersebut disergap meluangkan waktunya dalam
oleh pasukan Belanda tanpa memberikan bimbingan dan
kesulitan sebab pasukan Belanda motivasi penulis dalam
telah mengepung pasukan Gempol menyusun artikel ini, sehingga
sehingga Gempol beserta

11
artikel ini dapat terselesaikan Ginarsa, Ketut. 1975. Perang Desa
dengan baik. Banjar Mengenang Gugurnya
Pahlawan Bali. Singaraja:
Daftar Rujukan perc. Mutiara sgr.

Agung, Ide Anak Agung. 1989. Bali Sastrodirwiryo, Soegianto. 1994.


Pada Abad XIX. Perang Jagaraga (1846-
1849). Denpasar: CV
dr. SOEGIANTO SASTRODIWIRYO Kayumas Agung.
1994 Perang Jagaraga
(1846-1849). CV Kayumas --------2007.Perang Banjar (1868).
Agung. Denpasar: Pustaka Bali Post.

Dekker, I Nyoman.1965.Sejarah --------1994. Perang Jagaraga (1846-


Indonesia Baru1800-1950. 1849). Denpasar: CV
Malang. Kayumas Agung.

Eddy, I Sudjarwo. 1988. Beberapa Aspek


WayanTagel.1984.Perlawana Pengembangan Sumber
n Rakyat Banjar Di Bali Utara Belajar. Jakarta: Radar Jaya
Pada Tahun 1868. (tidak Offset
diterbitkan). Fakultas Sastra,
Universitas Gadjah Mada.

12

Anda mungkin juga menyukai