5
5 Metoda Perbaikan
Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang
5.1 Umum
Berdasarkan pada hasil pemetaan kerusakan dermaga, dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua masalah utama pada Dermaga A I Pelabuhan Palembang, antara lain :
1. Kerusakan pada elemen struktur berupa retak, spalling dan erosi permukaan .
2. Sistem fender yang ada tidak berfungsi dengan baik.
Kerusakan pada elemen struktur terjadi karena terjadinya penurunan kinerja material,
karena faktor lingkungan dan beban operasional.
Fender yang ada saat ini dipasang secara horizontal pada lisplank. Masalah pada
fender muncul ketika yang dilayani adalah tongkang, ketika surut maka elevasi tepi
tongkang berada lebih bawah daripada elevasi fender sehingga ketika pasang fender
terangkat oleh tongkang, seperti diilustrasi pada Gambar 5.1.
1) Kondisi Awal
5-1
5.2 Kerusakan pada Elemen Struktur
5-2
merusak kestabilan lapisan tipis tersebut. Kasus ini dijumpai pada bangunan
struktur beton berada dalam lingkungan yang agresif/laut.
C. Erosi Permukaan (Surface Erosion)
Erosi permukaan diakibatkan oleh proses kimiawi, abrasi serta pengaruh cuaca.
D. Dis-colouration
Noda kotor atau perubahan warna yang terjadi pada permukaan beton atau diantara
join pada elemen struktur, kemungkinan besar terjadi akibat proses biologi (alga,
jamur, lumut), proses kimiawi atau rembesan air atau dalam bentuk cairan kimia.
5-3
5.3 Metode Perbaikan Kerusakan Elemen Struktur
5-4
4. Injeksi retak via nipples dengan material yang sesuai dengan metoda LPI (Low
Pressure Injection).
5. Penutupan nipples dilakukan setelah tampak adanya tanda-tanda bahwa jalur
retakan telah terisi penuh pada lokasi titik tersebut.
B. Bahan yang Digunakan
Pengetahuan dan pemilihan bahan yang tepat untuk perbaikan beton, merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan perbaikan tersebut. Untuk
keperluan injeksi dalam perbaikan keretakan pada beton digunakan epoxy.
Epoxy terdiri dari dua komponen yaitu :
1. Resin.
2. Hardener.
Keuntungan :
1. Super low viscosity, 180 25 cps.
2. Dapat diaplikasikan keadaan kering dan kondisi lembab.
5-5
2. Ratakan bidang pinggir/tepi lokasi chipping dengan alat pemotong/gerinda, kira-
kira 90 derajat terhadap permukaan beton. Jaga agar seluruh tepi ini tetap
vertikal.
3. Bersihkan material lepas seperti karat, serpihan beton dan kotoran lainnya dengan
menyemprotkan air menggunakan water jet yang bertekanan 100200 bar.
Pembersihan ini juga bertujuan untuk menjenuhkan beton eksisting sebelum
pengaplikasian material.
5-6
Gambar 5.6 Penyambungan tulangan.
5-7
6. Install cetakan/bekisting yang mampu menahan tekanan dari material yang akan
diinjeksi. Lalu pasang pipa inlet dan pipa lubang kontrol outlet pada bekisting.
Seluruh celah-celah yang ada pada bagian-bagian sambungan/ pertemuan
bekisting, seal untuk mencegah bocoran material grouting. Urutan pelaksanaan
tergantung pada geometri perbaikan.
Perbaikan bidang vertikal, injeksi beton harus dilakukan dari titik terendah untuk
menghindari udara terperangkap. Injeksi material repair kedalam cetakan
(pouring) melaui pipa inlet dengan tekanan sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan, hingga seluruh bidang terisi penuh.
Pouring dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum material repair
mulai mengeras. Penundaan pouring dalam hal ini masih diijinkan dalam batas
dimana beton masih dapat dikerjakan tanpa penambahan air. Pouring harus
dilakukan selambat-lambatnya 30 menit setelah pengadukan.
5-8
Gambar 5.10 Proses mixing sebelum proses injeksi material repair (pouring).
Gambar 5.11 Proses mixing sebelum proses injeksi material repair (pouring).
7. Setelah cetakan beton dibuka yaitu 24 jam seusai pekerjaan pouring, maka
seluruh lapisan permukaan beton diberi lapisan pelindung yang berfungsi sebagai
lapisan perawatan beton untuk mengurangi penguapan air yang berlebihan atau
terlalu cepat dari beton segar agar tidak terjadi keretakan. Pemberian lapisan
pelindung dilakukan dengan menggunakan sprayer untuk seluruh permukaan
beton.
5-9
B. Bahan yang Digunakan
Material repair yang digunakan adalah micro-concrete, adapun keuntungan dari
material ini adalah :
a. Memiliki usia awal yang tinggi ( high early strength ).
b. Memiliki kuat tekan yang tinggi ( high ultimate strength ).
c. Mempunyai sifat sebagai bahan yang mengalir ( flowable long life grout ).
d. Bersifat dual expansion untuk mengantisifasi gejala retak-susut ( shrinkage
compensated ) pada kondisi basah ( kondisi plastis ) dan kering ( kondisi setelah
setting ) sesuai ASTM C-1107.
e. Mempunyai daya lekat yang baik pada permukaan beton lama / eksisting.
f. Memiki kemampuan memadatkan diri sendiri tanpa diperlukan Vibrasi.
g. Mempunyai tingkat permeabilitas yang rendah untuk menghambat masuknya
serangan ion chloride dan karbondioksida di udara.
h. Memiliki tingkat kemudahan pengerjaan yang tinggi ( high workability ).
5 - 10
5. Jika diinginkan lakukan pelapisan zat anti karat (zincrich/epoxy) untuk pencegahan
terhadap resiko korosi pada tulangan.
6. Lakukan pelapisan bonding agent. Bonding agent berfungsi untuk membuat
monolit beton pada struktur lama dengan material patching. Dalam hal
pendempulan pada bidang chipping dengan ketebalan > 10 mm, pendempulan
dilakukan dengan cara manual, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Hindari
metoda ini jika terdapat tulangan sehubungan adanya rongga dibalik tulangan.
5 - 11
2. Reinstatement Mortar
Adapun keuntungan dari penggunaan material jenis ini adalah :
a) Permebilitas rencah terhadap air, karbondioksida dan klorida.
b) Memiliki daya ikat yang baik.
c) Tidak mengalami susut.
Tebal
No. Elemen Struktur
Chipping (cm)
5 - 12
B. Penanganan Kerusakan Berat
Tabel 5.2 Ukuran Chipping dan Pouring tiap Elemen Struktur untuk tipe
Kerusakan Berat
Tebal
No. Elemen Struktur
Chipping (cm)
Flowable Trowable
5 - 13
Tabel 5.4 Spesifikasi Bahan Micro Concrete untuk Grouting
Bahan ini merupakan berupa bubuk kering yang siap pakai dengan menambahkan air
bersih (air PAM) dengan ukuran yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Bahan
dasar material ini adalah P.C agregat halus, additive, agregat kasar dengan
ukuran 2-5 mm dan serat fibre yang telah dicampur menjadi satu dan dikemas
dalam kemasan khusus dari pabrik. Kandungan yang cukup penting untuk
diperhatikan adalah MCI (Migration Corrosion Inhibitor) yang berfungsi untuk
menghambat karat yang mungkin terjadi pada tulangan sebagai akibat dari
lingkungan laut yang mengandung chloride.
Micro-concrete dikirim ke lapangan dalam bentuk bubuk kering. Harus dikemas
dengan kemasan kedap air untuk menjamin tidak rusaknya material chemical yang
terkandung didalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya uap air
kedalam kemasan yang dapat merusak material ini sebelum digunakan, di karenakan
kondisi udara yang memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi pada tempat kerja
yang terletak di tepi pantai.
B. Bahan Coating Protection
Bahan ini berupa acrylic, merupakan bahan untuk proteksi terhadap penetrasi air dan
chlorida. Bahan ini mempunyai keunggulan sebagai berikut :
a. Melindungi beton terhadap karbonisasi.
b. Melindungi beton terhadap penetrasi chlide yang dapat menyebabkan korosi.
c. Tidak mudah ditembus air.
d. Tahan terhadap sinar UV.
e. Dapat melekat dengan baik pada permukaan beton.
f. Mudah dilaksanakan.
g. Dapat dilaksanakan pada permukaan beton yang masih muda.
Setiap selesai pekerjaan pouring pada seluruh struktur yang diperbaiki harus diberikan
lapisan pelindung yang disebut dengan acrylic protective coating untuk mengurangi
penguapan air yang berlebihan atau terlalu cepat dari beton segar agar tidak terjadi
keretakan.
Bahan yang dipergunakan harus memiliki fungsi curing. Meningkatkan ketahanan
abrasi pada permukaan beton, melindungi beton dari kontaminasi terhadap bahan
kimia yang terkandung dalam air laut serta sinar ultra violet, melindungi beton dari
serangan ion chloride dan karbondioksida, mengurangi terjadinya plastis shrinkage
crack dan dusting.
Karakteristik dan spesifikasi dari bahan ini dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel
5.6.
5 - 14
Tabel 5.5 Karakteristik Bahan Coating Protection
Before After
Weathering Weathering
5 5
Diffusion Resistance ( ) 9,9 x 10 6,5 x 10
Material yang digunakan berbahan dasar acrylic dalam bentuk cair, tidak dapat
menyusut.
C. Bahan Perekat Tulangan-Beton (Steel-Concrete Bonding Agent)
Fungsi utama dari material ini adalah untuk meningkatkan daya lekat antara beton
dengan tulangan yang digunakan bahan perekat yang berasal dari Epoxy Resin.
Adapun keunggulan dari bahan ini adalah
a. Bahan perekat yang baik.
b. Cepat kering.
c. Dapat melekat dengan baik pada permukaan yang lembab.
d. Mudah diaplikasikan.
Berikut ini adalah karakteristik dan spesifikasi bahan yang digunakan:
5 - 15
Tabel 5.7 Karakteristik Bahan Perekat Tulangan
5 - 16
5 - 17
Gambar 5.13 Denah dan tampak depan sistem fender (tipikal).
5.5.1 Perencanaan Elemen Balok Memanjang
Dalam perencanaan balok memanjang diperlukan analisis struktur untuk memperoleh
gaya maksimum yang bekerja pada elemen struktur tersebut. Analisis struktur
dilakukan dengan menggunakan software SAP (Structural Analysis Program) 2000.
Analisis struktur dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
1. Tahap pertama adalah analisis struktur desain balok memanjang, tujuannya
adalah untuk untuk mendesain balok memanjang dan mengecek seberapa besar
kekuatan elemen struktur ini dalam menahan beban-beban yang bekerja.
2. Tahap kedua adalah analisis dimensi dan penulangan struktur dengan
menggunakan gaya-gaya dalam maksimum yang didapat dari program SAP 2000.
Adapun prinsip pemodelan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Sistem fender dimodelkan sebagai portal 2 dimensi dan hanya dimodelkan untuk
menahan gaya vertikal. Hal ini dikarenakan ketika mendapat gaya horizontal yang
akan menanggung beban adalah sistem dermaga secara keseluruhan.
b) Karena gaya dalam yang terjadi biasanya berulang maka pemodelan dilakukan
tidak dilakukan untuk seluruh bentang, namun hanya untuk 4 bentang saja.
c) Adapun beban vertikal yang dimasukkan adalah :
I. Beban hidup merata 3 ton/m2.
II. Beban crane sebesar 9 ton/titik.
5 - 18
Hasil dari permodelan diatas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 5.9 Output Permodelan SAP2000
Output SAP2000
Berikut diagram gaya geser dan diagram momen pada balok memanjang.
Frame 6 Frame 4
5 - 19
Frame 4 Frame 7
Sedangkan gaya geser dan momen maksimum hasil permodelan dermaga eksisting
yang memperhitungkan beban horizontal pada lisplank memiliki nilai yang lebih besar,
yaitu :
1. Gaya geser maksimum, V2 : 659 kN
2. Momen maksimum, M3 : 662 kN.m
Sehingga, untuk perencanaan balok memanjang (perhitungan lentur dan geser),
digunakanlah gaya geser dan momen masimum hasil permodelan dermaga eksisting.
5 - 20
A. Perhitungan Lentur
Tulangan Tekan
0.003 0.85fc
d1 Cs1 0.5a2
c2 es1 a2=C2
h d Cc
T=Asfy
Tulangan Tarik
Kekuatan Perlu
Parameter Desain
:= 0.85
Perhitungan
2 3 2
Luas Area Tulangan Tekan As1 := ns1 0.25 Ds1 As1 = 1.473 10 mm
2 3 2
Luas Area Tulangan Tarik As2 := ns2 0.25 Ds2 As2 = 3.927 10 mm
0.003
(
s1 := C2 d1 ) C2
s1 = 4.662 10
4
fy if s1 y
5 - 21
a2 := C2 a2 = 75.48 mm
Cs := fs As1 Cs = 137.312 kN
3 3
Cc := 0.85 fc a2 b Cc = 1.411 10 kN sum := Cs + Cc sum = 1.549 10 kN
3
T := As2 fy T = 1.571 10 kN
(
T Cs + Cc )
= 0.014
T
T ( Cs + Cc)
if 0.02 , "Ok" , "Ubah asumsi C" = "Ok"
T
Catatan : Jika T<Cc+Cs, maka perkecil harga C2, dan sebaliknya.
(
Mn 1 := Cc d 0.5 a2 + Cs d d1) ( ) 3
Mn 1 = 1.059 10 kN m
Mn 1
SF := SF = 1.28
Mn
(
if Mn 1 < Mn , "Ubah parameter desain" , "Ok" = "Ok" )
0.85 fc 600
bal := bal = 0.03
fy fy
600 +
MPa
As1
3
1 := 1 = 2.539 10
b d
fy 3
y := y = 2 10
Es
0.003 d
Cbal := Cbal = 435 mm
0.003 + y
0.003
(
bal := Cbal d1
Cbal
) bal = 2.483 10
3
fsbal
max := 0.75bal + 1 max = 0.026
fy
5 - 22
4 2
Asmax := max b d Asmax = 1.479 10 mm
fc d 3 2
Asmin1 := b Asmin1 = 1.901 10 mm
MPa fy
4
MPa
d 3 2
Asmin2 := 1.4 b Asmin2 = 2.03 10 mm
fy
MPa
3 2
Asmin := Asmin1 if Asmin1 > Asmin2 Asmin = 2.03 10 mm
(
if As1 + As2 < Asmin , "Tambah Tulangan" , "Ok" = "Ok" )
(
if As1 + As2 > Asmax , "Kurangi Tulangan" , "Ok" = "Ok")
B. Perhitungan Geser
Check Concrete Crushing
fc d MPa
Vc := b Vc = 506.924 kN
MPa 6
Vu
Vs := Vc Vs = 371.742 kN
0.75
2 fc 3
Vsmax := b d MPa Vsmax = 2.028 10 kN
3 MPa
( )
if Vsmax < Vs , "Concrete Crushing (Rubah Dimensi)" , " Ok" = " Ok"
Vu
= 878.667 kN
0.75
Vs = 371.742 kN
Vc = 506.924 kN
Vc
= 253.462 kN
2
D1 := 1.5m
D2 := 1m
5 - 23
Konfigurasi Tulangan Daerah I
nsv := 2 Banyaknya kaki tulangan sengkang
2
nsv dsv
2
Asv := Asv = 402.124 mm Luas tulangan
4
d
s1 := Asv fys = 215.669 mm
Vs
d
smax := smax = 362.5 mm
2
s1
S1 := Trunc , 10 mm if smax > s1 S1 = 210 mm
mm
smax
Trunc , 10 mm if s1 > smax
mm
Siter := 400mm
S1
S2 := S1 if >0 5 1 2
mm S2 = 2.1 10 mm
m
S1
Siter if <0
mm
fc S2 2
Avmin1 := 75 b Avmin1 = 200.227 mm
MPa fys
1200
MPa
1 S2
Av := b
3 fys 2
Av = 203.636 mm
MPa
2
Avmin := Avmin1 if Avmin > Av Avmin = 203.636 mm
Av if Av > Avmin
(
if Asv < Avmin , "Tambah Tulangan" , "Ok" = "Ok" )
5 - 24
Konfigurasi Tulangan Daerah II
nsv2 := 2
Banyaknya kaki tulangan sengkang
dsv2 := 16mm
Diameter tulangan sengkang
2
nsv2 dsv2
2
Asv2 := Asv2 = 402.124 mm
4 Luas tulangan
(
if Asv2 < Avmin , "Tambah Tulangan" , "Ok" = "Ok" )
fys
s2a := 3 Asv2 b
MPa s2a = 414.69 mm
1200 fc fys
s2b := Asv2 b s2b = 421.751 mm
75 MPa MPa
s2a
S2 := Trunc , 10 mm if smax > s1 S2 = 410 mm
mm
s2b
Trunc , 10 mm if s1 > smax
mm
Lapangan Tumpuan
1 1
2 2
3 3
5 - 25
5.5.2 Perencanaan Elemen Poer
Dalam perencanaan elemen struktur poer, analisis struktur yang dilakukan sama
dengan analisis struktur balok, yaitu dengan tetap menggunakan gaya-gaya dalam
maksimum (output SAP2000), namun dalam hal penulangan digunakan tulangan
minimum.
A. Perhitungan Lentur
Tulangan Tekan
0.003 0.85fc
d1 Cs1 0.5a2
c2 es1 a2=C2
h d Cc
T=Asfy
Tulangan Tarik
Kekuatan Perlu
5 - 26
Parameter Desain
:= 0.85
Perhitungan
2 3 2
Luas Area Tulangan Tekan As1 := ns1 0.25 Ds1 As1 = 3.801 10 mm
2 3 2
Luas Area Tulangan Tarik As2 := ns2 0.25 Ds2 As2 = 3.801 10 mm
Asumsi C2 C2 := 0.076 h C2 = 76 mm
0.003
s1 := C2 d1 ( ) C2
s1 = 3.947 10
5
fy if s1 y
a2 := C2 a2 = 64.6 mm
Cs := fs As1 Cs = 30.01 kN
3 3
Cc := 0.85 fc a2 b Cc = 1.51 10 kN sum := Cs + Cc sum = 1.54 10 kN
3
T := As2 fy T = 1.521 10 kN
(
T Cs + Cc ) = 0.013
T
T ( Cs + Cc)
if 0.02 , "Ok" , "Ubah asumsi C" = "Ok"
T
Catatan : Jika T<Cc+Cs, maka perkecil harga C2, dan sebaliknya.
(
Mn 1 := Cc d 0.5 a2 + Cs d d1 ) ( ) 3
Mn 1 = 1.374 10 kN m
Mn 1
SF := SF = 1.563
Mn
(
if Mn 1 < Mn , "Ubah parameter desain" , "Ok" = "Ok" )
5 - 27
0.85 fc 600
bal := bal = 0.03
fy fy
600 +
MPa
As1
3
1 := 1 = 4.11 10
b d
fy 3
y := y = 2 10
Es
0.003 d
Cbal := Cbal = 555 mm
0.003 + y
0.003
(
bal := Cbal d1 )
Cbal
bal = 2.595 10
3
fsbal
max := 0.75bal + 1 max = 0.028
fy
4 2
Asmax := max b d Asmax = 2.561 10 mm
fc d 3 2
Asmin1 := b Asmin1 = 3.032 10 mm
MPa fy
4
MPa
d 3 2
Asmin2 := 1.4 b Asmin2 = 3.238 10 mm
fy
MPa
3 2
Asmin := Asmin1 if Asmin1 > Asmin2 Asmin = 3.238 10 mm
( )
if As1 + As2 < Asmin , "Tambah Tulangan" , "Ok" = "Ok"
( )
if As1 + As2 > Asmax , "Kurangi Tulangan" , "Ok" = "Ok"
Pile cap berfungsi juga untuk tempat fender, oleh karena itu pile cap didesain setinggi
4,2 m dengan panjang 1 m dan lebar 0,8 m.
5 - 28
Tabel 5.11 Klasifikasi Tiang Pancang
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa kapasitas aksial yang harus ditanggung adalah
488,4 kN. Dipilih tiang pancang dengan outside diameter 0,4 meter, kelas A2.
f = cu ................................................................................................ (5.2)
Dimana :
= factor adhesi empiris
cu = kuat geser kohesi (kg/m2)
Perhitungannya disajikan sebagai berikut :
5 - 29
Kuat Gesek Selimut
Diameter Tiang D s := 0.4m
:= 1
4
Unit Gesek Selimut Luar f := cu f = 3.1 10 Pa
2
Luas Selimut As := D s z As = 30.159 m
5
Kuat Gesek Selimut Qs := f As Qs = 9.349 10 N
Tahanan ujung
q := z
5
o = 5.642 10 Pa
q p := cu N c + o N q
2
D s
Luas Ujung Tiang Pancang Ap :=
4
3
Q tot = 1.263 10 kN
5 - 30