Oleh:
Brilianto Wilis Satria N. NRP 5214100008
Lutfia Nuzul Izzati NRP 5214100010
Redian Galih Irianti NRP 5214100036
M. Ammar Fauzan NRP 5214100147
Dosen Pengampu
Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc
1
FINAL PROJECT
PERENCANAAN STRATEGI SISTEM
INFORMASI - KS131426
Oleh:
Brilianto Wilis Satria N. NRP 5214100008
Lutfia Nuzul Izzati NRP 5214100010
Redian Galih Irianti NRP 5214100036
M. Ammar Fauzan NRP 5214100147
Dosen Pengampu
Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR .............................................................. 6
DAFTAR TABEL................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 7
1.1 Latar Belakang ........................................................ 7
1.2 Rumusan Masalah ................................................... 9
1.3 Batasan Masalah ................................................... 10
1.4 Tujuan ................................................................... 10
1.5 Manfaat ................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................... 12
2.1. Strategi .................................................................. 12
2.1.1. Strategi SI/TI ................................................. 13
2.1.2. Perencanaan Strategi SI/TI (IT Strategi
Alignment) .................................................................... 14
2.2. Analisis SWOT ..................................................... 16
2.3. Balance Scorecard ................................................. 17
2.4. Kelebihan Balance Scorecard ............................... 20
2.5. IT Balance Scorecard ............................................ 21
2.6. Korelasi Balance Scorecard dan IT Balance
Scorecard........................................................................... 22
2.7. Cascading Balance Scorecard ............................... 25
2.7.1. Pengertian Cascading .................................... 25
2.7.2. Langkah-langkah Cascading ......................... 26
3
2.8. Analisis Critical Success Factor ............................ 29
2.9. Key Performance Indicator (KPI) ......................... 31
2.10. Aplikasi Portfolio .............................................. 34
BAB III METODOLOGI ...................................................... 36
3.1. Tahap Cascading Functional Scorecard ke Sub
Divsisi TI .......................................................................... 37
3.1.1. Cascading Functional Scorecard ke Sub
Bagian TI ...................................................................... 39
BAB IV PEMBAHASAN.................................................... 48
4.1. Analisis Kondisi Terkini RSJ Menur Surabaya .... 48
4.2.1. Gambaran Umum RSJ Menur Surabaya ....... 48
4.2.2. Visi Misi Bagian Program............................. 51
4.2. Cascading Sub Bagian Teknologi Informasi......... 52
4.2.1. Analisis Visi Misi Sub Bagian TI ................. 52
4.2.2. Menentukan Relevansi Strategi Bagian TI ... 55
4.2.3. Identifikasi Pelanggan Bagian TI .................. 57
4.2.4. Identifikasi Tupoksi Bagian TI ..................... 58
4.2.5. Identifikasi Harapan Pelanggan .................... 63
4.2.6. Cascading Sasaran Strategi Perusahaan ke
Bagian TI ...................................................................... 67
4.2.7. Identifikasi Isu- Isu Lokal ............................. 68
4.2.8. Menyusun Peta Strategi Bagian TI ............... 76
4.2.9. Menyusun Key Performance Indicator (KPI) 81
4
4.2.10. Menentukan Target KPI dan Menyusun
Inisiatif Strategi ............................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 82
5
DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan
Strategi TI (Ward dan Peppard) ............................................ 13
Figure 2 Model perencanaan strategi SI/TI ........................... 15
Figure 3 Penyesuaian BSC dan IT BSC ................................... 21
Figure 4 Penurunan Business BSC dan IT BSC [12]................ 23
Figure 5 Piramida Penyelarasan Strategi .............................. 34
Figure 6 Langkah cascading Balanced Scorecard ke Functional
Scorecard .............................................................................. 38
Figure 7 Struktur Organisasi RSJ Menur Surabaya ................ 50
Figure 8 Struktur Bagian Program ......................................... 51
Figure 9 Strategi Bagian Program ......................................... 52
Figure 10 Peta Strategi Sub Bagian TI ................................... 77
DAFTAR TABEL
Table 1 Tabel Korelasi Business BSC dan IT BSC berdasarkan
perspektif [12]....................................................................... 23
Table 2 Kriteria SMART Visi ................................................... 53
Table 3 Strategi yang Mendukung Visi Sub Bagian TI ........... 56
Table 4 Identifikasi Pelanggan Sub bagian TI ........................ 58
Table 5 Identifikasi Tugas Pokok dan Fungsi Sub bagian TI .. 58
Table 6 Identifikasi Harapan Pelanggan ................................ 63
Table 7 Cascading Sasaran Strategi Perusahaan ke Bagian TI
.............................................................................................. 67
Table 8 Penyusunan Strategi berdasarkan Harapan Pelanggan
.............................................................................................. 69
Table 9 SWOT Analisis ........................................................... 73
Table 10 Pemetaan Strategi Baru ke IT BCS .......................... 74
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
menyelaraskan strategi teknologi informasi dengan strategi
bisnis perusahaan atau organisasi. Penyelarasan strategi
teknologi informasi tersebut bertujuan agar pemanfaatan
teknologi informasi dapat mendukung ketercapaian tujuan
organisasi.
Bukan hanya perusahaan ataupun organisasi yang berbasis
IT saja yang membutuhkan peran teknologi informasi
didalamnya. Organisasi yang bergerak dibidang kesehatan pun
juga membutuhkan pemanfaatan teknologi informasi.
Teknologi informasi mempunyai peran penting dalam bidang
kesehatan atau bisa dibilang pada Rumah Sakit. Dengan adanya
teknologi informasi maka pelayanan rumah sakit tersebut dapat
lebih optimal dan cepat. Rumah Sakit Jiwa Menur yang terletak
di Kota Surabaya merupakan salah satu rumah sakit yang sudah
memanfaatkan teknologi informasi sebagai penunjang
pelayanan kesehatan masyarakat. Namun pemanfaatan
teknologi informasi pada rumah sakit tersebut masih belum
optimal. Karena Rumah Sakit Jiwa Menur masih memandang
pemanfaatan teknologi informasi merupakan pendukung bisnis
saja dan dapat dikatakan pemanfaatan teknologi informasi
hanyalah formalitas, maka dapat dikatakan pemanfaatan
teknologi informasi belum sepenuhnya mendukung tujuan
organisasi Rumah Sakit Jiwa Menur. Oleh karena itu perlunya
penyelarasan strategi bisnis atau organisasi dengan strategi
teknologi informasinya.
Salah satu metode penyelarasan strategi bisnis dan strategi
teknologi informasi adalah IT Balance Scorecard. Balance
Scorecard sendiri merupakan suatu alat manajemen untuk
mendeskripsikan, mengkomunikasikan, dan menerapkan
strategi [3]. Selain itu balance scorecard juga berarti alat
manajemen yang menyediakan stakeholder dengan ukuran
8
komprehensif tentang bagaimana suatu organisasi dapat
mencapai tujuan strategisnya [3]. Jadi dapat disimpulkan
bahwa IT Balance Scorecard berfungsi untuk menyelarasakan
strategi bisnis suatu organisasi dengan strategi teknologi
informasi agar organisasi tersebut dapat mencapai tujuan
strategisnya.
Final project ini bertujuan untuk memetakan strategi bisnis
Bagian Program Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya dan
menurunkannya menjadi strategi Teknologi Informasi pada sub
Bagian Teknologi Informasi Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya dengan menggunakan metode cascading berdasarkan
perspektif IT Balance Scorecard. Hasil dari pengerjaan final
project ini merupakan dokumen strategi SI/TI pada Sub Bagian
TI Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya berdasarkan IT Balance
Scorecard hasil cascading, dan juga Portfolio Aplikasi.
9
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan
sebelumnya, batasan masalah untuk final project ini
diantaranya adalah :
1. Hasil final project ini merupakan dokumen strategi
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya berdasarkan
cascading Balance Scorecard.
2. Peran terkait pemanfaatan teknologi informasi
pada Rumah Sakit Jiwa Menur adalah Bagian
Program (IT Department) pada Sub Bagian TI.
3. Pada final project ini menggunakan metode
analisis TOWS sebagai tools for generating
strategies.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan
sebelumnya, maka tujuan yang akan dicapai untuk final project
ini diantaranya adalah :
1. Menentukan strategi bisnis Bagian Program yang
relevan ke dalam Sub Bagian TI.
2. Memetakan strategi bisnis Bagian Program
berdasarkan Perspektif Balance Scorecard.
3. Menghasilkan peta strategi Sub Bagian TI sebagai
functional scorecard.
4. Menghasilkan Balanced Scorecard Sub Bagian TI
yang selaras dengan strategi bisnis Rumah Sakit
Jiwa Menur serta menghasilkan indikator
ketercapaian untuk mengukur ketercapaian strategi
TI dan inisiatif strategi untuk untuk dilaksanakan
di level operasional dalam rangka mencapai
strategi TI.
10
5. Menghasilkan portofolio aplikasi IT yang selaras
dengan strategi bisnis Rumah Sakit Jiwa Menur.
1.5 Manfaat
Final project ini diharapkan memberikan manfaat
diantaranya adalah :
Bagi akademis:
1. Secara akademis, final project ini dapat memberikan
kontribusi dalam pembuatan balanced scorecard sebagai
metode penyelarasan teknologi informasi .
2. Menambah referensi penelitian dalam fokus area IT
Strategic Alignment, implementasi Balanced Scorecard
pada organisasi, serta metode cascading sebagai untuk
mendapatkan Balanced Scorecard.
3. Menambah referensi penelitian untuk pembuatan
portofolio Aplikasi.
Bagi organisasi:
1. Hasil final project ini membantu Rumah Sakit Menur
Surabaya untuk mengidentifikasi strategi teknologi
informasi agar mempunyai arah dan tujuan yang jelas dan
selaras dengan strategi bisnis untuk mendukung tujuan
organisasi.
2. Hasil final project ini menghasilkan strategi TI sehingga
dapat dipastikan bahwa fungsi TI mempunyai nilai bisnis
dan memberi dukungan terhadap tujuan organisasi Rumah
Sakit Menur Surabaya.
3. Hasil final project ini menghasilkan portfolio aplikasi
yang akan membantu Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
untuk dapat mencapai tujuan organisasi dan tetap selaras
dengan strategi bisnisnya.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
12
2.1.1. Strategi SI/TI
Strategi SI/TI merupakan dua komponen
strategi yaitu Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi[7]. Strategi Sistem Informasi merupakan
suatu strategi yang lebih menekankan pada penentuan
aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan organisasi,
pada bagian ini menjawab pertanyaan apa (apa yang
diperlukan). Sedangkan, strategi teknologi informasi
menekankan pada penentuan teknologi, infrastruktur,
dan spesifikasi teknologi yang seperti apa untuk
terwujudnya strategi SI, pada bagian ini menjawab
pertanyaan bagaimana.
Adapun hubungan antara Strategi bisnis,
Strategi SI, dan Strategi TI, seperti pada gambar
berikut:
13
Strategi Bisnis memberikan arahan untuk
menentukan strategi SI yang akan dibuat, yang mana
akan mendukung strategi bisnis organisasi. Strategi SI
memberikan kebutuhan dan prioritas untuk strategi TI,
dan strategi TI merupakan infrastruktur pelayanan dari
strategi SI yang dibuat.
Untuk menentukan strategi SI/TI yang sesuai
atau dapat mendukung visi misi organisasi, maka
diperlukan pemahaman mengenai strategi bisnis
organisasi. Pemahaman mencakup: mengapa bisnis
dijakankan, kamana tujuan bisnis, arah bisnis, kapan
tujuan tercapai, bagaimana cara mencapai, dan
perubahan yang harus dilakukan[7].
14
Figure 2 Model perencanaan strategi SI/TI
15
teknologi, dan bagaimana portfolio infrastruktur
SI/TI.
- Analisis lingkungan eksternal SI/TI: mencakup
tren teknologi dan peluang, penggunaan SI/TI
konpetitor, pelanggan, dan pemasok.
Output:
- Strategi manajemen TI: elemen umum dari strategi
yang berlaku di organisasi, memastikan kebijakan
konsisten jika diperlukan.
- Strategi bisnis SI: bagaimana unit atau fungsi akan
menerapkan TI dalam mencapai tujuan bisnis.
- Portfolio aplikasi: mencakup bagaimana TI akan
membantu ketercapaian tujuan bisnis di masa
depan.
- Strategi TI: kebijakan dan strategi pengelolaan
teknologi dan spesialis sumber daya.
16
- Faktor Eksternal (mempengaruhi terbentuknya
Opportunities dan Threats): menyangkut kondisi
yang terjadi di luar perusahaan. Mencakup
lingkungan industri, lingkungan bisnis, ekonomi,
politik, teknologi, hukum, kompetitor dan budaya.
- Faktor Internal (mempengaruhi terbentuknya
Strengths dan Weakness): menyangkut kondisi
internal perusahaan, yang akan mempengaruhi
terbentuknya keputusan, pemasaran, keuangan,
SDM, penelitian, pengembangan, sistem informasi
manajemen.
Setelah mengetahui analisis SWOT, untuk menentukan
strategi maka dilakukan model penggabungan dengan TOWS
matriks. Dengan penggabungan[6]:
- Strategi SO (Strength- Opportunities): dengan
memanfaatkan kekuatan untuk mendapatkan atau
memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.
- Strategi ST (Strength- Threats): dengan
memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
yang muncul.
- Strategi WO (Weakness- Opportunities): dengan
memanfaatkan peluang dengan meminimalkan
kelemahan.
- Strategi WT (Weakness- Threats): merupakan
kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman.
2.3. Balance Scorecard
Balance Scorecard merupakan pendekatan terhadap
strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs. Robert
Kaplan dan David Norton pada awl 1990. Berasal dari kata
17
Balance yang artinya seimbang, dan scorecard yang
artinya kartu skor.
Balance memiliki arti sebagai keseimbangan antara
performance keuangan dan non keuangan, performa jangka
pendek dan jangka panjang, dan performa yang bersifat internal
dan eksternal. Scorecard memiliki arti kartu yang digunakan
untuk mencatat skor performa. Sehingga balance scorecard
memiliki makna sebagai alat bagi organisasi untuk mengelola
tuntutan pemangku kepentingan terkait dan untuk
menerjemahkan strategi ke dalam tindakan[9].
Dalam BSC terdapat 4 perspektif[9]:
1. Financial Perspective
Membantu tujuan jangka panjang yaitu untuk
mencapai tingkat pengembalian modal investasi.
Hal yang harus dilakukan untuk mengukur
finansial dengan identifikani posisi organisasi.
Aspek finansial untuk mencapai bisnis:
- Pertumbuhan pendapatan
- Penurunan biaya dan peningkatan
profuktivitas
- Penggunaan aset yang optimal dan strategi
investasi
2. Customer Perspective
Mengidentifikasikan bagaimana kondisi
pelanggan dan segmen pasar untuk bersaing
dengan kompetitor. Terdapat 5 aspek[10]:
- Pengukuran pangsa pasar, seberapa
proporsi pasar perusahaan yang diukur
dalam bentuk pendapatan, jumlah
customer, dan produk yang terjual.
18
- Customer retention, upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan pelanggan dan
meningkatkan loyalitas pelanggan.
- Customer acquisition, upaya untuk
mendapatkan pelanggan baru.
- Customer satisfaction, merupakan tingkat
kepuatas terhadap produk/jasa perusahaan.
- Customer profitability, upaya untuk
mengukur pelanggan yang
menguntungkan, karena ke empat hal diatas
bukanlah jaminan.
3. Internal Business Process Perspective
Manajemen eksekutif harus mampu
mengidentifikasi proses bisnis internal yang harus
diunggulkan. Terdapat 3 prinsip[10]:
- Proses inovasi: merupakan bagian
terpenting dalam keseluruhan proses
produksi.
- Proses operasi: aktivitas yang dilakukan
perusahaan, mulai dari penerimaan order
hingga pengiriman barang.
- Pelayanan purna jual: adanya purna jual
berupa garansi, penggantian untuk produk
rusak.
4. Learning and Growth Perspective
Mengidentifikadikan hal- hal yang perlu dilakukan
untuk menciptakan peningkatan dan pertumbuhan
dalam bisnis. Mencakup 3 kapabilitas[10]:
- Kapabilitas pekerja: kontribusi pekerja
pada perusahaan.
19
- Kapabilitas Sistem Informasi: ketersediaan,
ketepatan informasi, dan jangka waktu
untuk memperoleh informasi.
- Iklim organisasi yang mendorong
timbulnya motovasi dan pemberdayaan.
20
sasaran yang tidak mudah di ukur, namun dalam
pendekatan balanced scorecard, sasaran diketiga
perspektif non keuangan tersebut ditentukan
ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat
diwujudkan.
1. Corporate Contribution
Merupakan perspektif yang mengevaluasi kinerja IT
berdasarkan pandangan dari manajemen eksekutif,
direktur, dan stakeholder. Faktor ini berkaitan dengan
business value yang dihasilkan dari investasi IT.
Hal yang dibahas dalam Corporate Contribution ini
yaitu kontribusi strategis, performa yang sinergis, nilai
bisnis dari proyek IT dan manajemen dari investasi IT.
2. Customer Orientation
Merupakan perspektif untuk mengevaluasi kinerja IT
berdasarkan cara pandang pengguna.
Hal yang dibahas dalam orientasi pengguna yaitu
kepuasan pelanggan, penggabungan TI atau bisnis,
21
keberhasilan pengembangan aplikasi dan tingkat
keberhasilan pelayanan.
Ada tiga fokus yang menjadi perhatian, yaitu menjadi
penyedia aplikasi pilihan, bekerja sama dengan
pengguna dan menjamin kepuasan pengguna.
3. Operation Excellence
Merupakan perspektif yang mengevaluasi kinerja TI
berdasarkan cara pandang manajemen IT itu sendiri
dan lebih jauh lagi adalah pihak yang berkaitan dengan
audit dan pihak yang menetapkan aturan yang
digunakan.
Hal yang dibahas dalam penyempurnaan operasional
yaitu proses keunggulan, proses yang cepat tanggap,
pengelolaan jaminan, dan perlindungan serta
keamanan.
4. Future Orientation
Merupakan perspektif yang menilai kinerja IT
berdasarkan cara pandang dari departemen itu sendiri,
yaitu pelaksanaan, praktisi dan profesional yang ada.
Hal yang dibahas dalam orientasi masa depan yaitu
peningkatan kemampuan perusahaan, keefektifan
manajemen karyawan, perkembangan arsitektur
perusahaan, dan penelitian terhadap teknologi-
teknologi baru yang muncul.
22
tidak bisa sembarangan, namun harus memiliki dasar yaitu
balance scorecard perusahaan. Hal tersebut dikrenakan
perpaduan keduanya akan membantu memastikan bahwa
tata kelola TI berjalan dengan sesuai rencana dan mencapai
integrasi keputusan Bisnis dan TI [12].
Berikut merupakan gambar yang menunjukkan
proses penurunan antara bisnis BSC dan juga IT BSC.
Dalam gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa IT
Development BSC dan IT Operational BSC bersumber dari
IT Strategic BSC. Begitupun IT Strategic BSC bersumber
pada Business BSC.
23
Balanced Scorecard IT Balanced Scorecard
Penurunan Efisiensi
biaya dan biaya
peningkatan teknologi
produktivitas informasi
Penggunaan
aset yang
optimal dan
strategi
investasi
Pelanggan Customer Orientasi Internal
Relationship pengguna User
Management Menyajikan
Identifikasi fungsi TI
pangsa pasar (delivering
dan target IT) yang
pasar baik
Customer terhadap
Retention stakeholer
Customer
Aquisition
Customer
Profitability
Customer
Satisfaction
Proses Berfokus pada Keunggulan Business
Bisnis critical Operasional Intelligence
Internal internal Technology
processes Kontribusi
Memuaskan yang
kebutuhan signifikan
pelanggan terhadap
dengan proses bisnis
24
Balanced Scorecard IT Balanced Scorecard
yang
berkualitas
Pembelajar Peningkatan Orientasi Kinerja
an dan kemampuan Masa Depan karyawan
Pertumbuh perusahaan Perkembang
an Inovasi an arsitektur
perusahaan teknologi
Keunggulan informasi
kompetitif Penelitian
terhadap
teknologi-
teknologi
baru yang
muncul
25
Balanced Scorecard bisnis menjadi Functional
Scorecard. Tahapan ini merujuk pada
penurunan atau penyelasaran ke suatu unit
organisasi yang berada pada satu tingkat di
bawah level organisasi [14]
1. Tujuan Divisi
Tahap awal proses Cascading Balanced
Scorecard adalah melakukan analisis visi
dan misi dari divis terkait. Visi dan misi
divisi harus selaras dengan visi misi
perusahaan, serta bersifat spesifik dalam
menunjukkan tugas dan fungsi divisi
terkait. Visi dan misi divisi ini akan
menjadi panduan utama dalam melakukan
proses Cascading.
2. Relevansi Divisi
26
Tahap kedua merupakan proses
mengidentifikasi keterkaitan antara
strategi divisi dan strategi perusahaan.
Mengidentifikasi pula kontribusi dan
pengaruh divisi terhadap peta strategi
perusahaan. Tahap kedua dilakukan
dengan cara memahami peta strategi
perusahaan untuk kemudian mencari dan
mempelajari hubungan antara sasaran
strategi yang ada pada peta strategi dengan
tugas pokok dan proses inti divisi terkait.
Lalu memilah antara sasaran strategi
perusahaan yang relevan dengan divisi
dan yang tidak relevan.
3. Pelanggan Divisi
Tahap ketiga adalah melakukan
identifikasi pelanggan yang terkait dengan
divisi, baik yang dilayani maupun
berhubungan langsung dengan divisi.
Pelanggan tersebut harus diidentifikasi
baik dari segi internal maupun eksternal.
Proses identifikasi pelanggan ini mengacu
pada visi dan misi divisi untuk memahami
siapa pelanggan utama divisi terkait.
4. Aktivitas Divisi
Tahap keempat adalah tahap dimana
dilakukan identifikasi tugas pokok dari
divisi terkait. Tugas pokok divisi adalah
aktifitas atau tugas utama yang dijalankan
oleh divisi tersebut, dan hasilnya akan
memberi pengaruh secara langsung
27
terhadap pemenuhan kebutuhan para
pelanggan.
5. Identifikasi Harapan Pelanggan
Tahap selanjutnya, yaitu kelima adalah
melakukan tabulasi atau kombinasi dari
tahap dua dan tiga. Hasil dari identifikasi
pelanggan dan juga ekspektasi pelanggan
divisi tersebut akan membantu
mengetahui dengan jelas keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
6. Meletakkan (Cascading) sasaran
strategi perusahaan ke divisi
Tahap keenam adalah tahap mencocokkan
strategi perusahaan dengan strategi divisi.
Hal tersebut hampir sama dengan tahap
pertama, namun pada tahap ini sudah
sampai tahap meletakkan strategi
perusahaan yang cocok dengan divisi ke
dalam perspektif divisi. Jika masih ada
sasaran strategis yang dirasa kurang, maka
ditambahkan strategi yang diperlukan oleh
divisi untuk mencapai strategi perusahaan.
7. Memperhatikan isu lokal
Tahap ketujuh melakukan tinjauan ulang
untuk melengkapi peta strategi. Proses ini
memperhatikan kembali harapan
pelanggan pada tahap kelima dan
mengkombinasikannya dengan strategi
divisi yang telah dipetakan ke dalam
empat perspektif IT BSC.
8. Konsolidasi dan Tes Logika
28
Tahap kedelapan adalah menyusun peta
strategi divisi dengan memperhatikan
sebab akibat di antara sasaran strategi
yang diturunkan dari peta strategi
perusahaan ke peta strategi divisi.
9. Memilih Key Performance Indicator
(KPI)
Tahap kesembilan adalah
mengidentifikasi KPI untuk setiap sasaran
strategi milik divisi.
10. Menentukan Target KPI dan Inisiatif
Strategis
Tahap kesepuluh yang merupakan tahap
terakhir merupakan tahap untuk
menentukan target dari setiap KPI yang
telah diidentifikasi dan ditentukan pada
tahap sebelumnya untuk tujuan
pemantauan proses dalam mencapai
sasaran strategis. Selain itu, KPI juga
dilengkapi dengan inisiatif strategi dalam
pencapaian target.
29
sebagai area dimana segala sesuatu harus berjalan
dengan benar dan sebagai area utama dimana hasil
yang baik mutlak diperlukan jika tujuan pengelolaan
tercapai. Rockart (1979, hal 85) menyatakan bahwa
"faktor penentu keberhasilan adalah bidang aktivitas
yang harus mendapat perhatian konstan dan perhatian
dari manajemen". Informasi tentang status mereka
harus tersedia secara tepat waktu pada tingkat yang
sesuai. Thierauf (1982) menyatakan bahwa jika hasil
di wilayah ini tidak memadai, usaha organisasi untuk
periode tersebut akan kurang dari yang diinginkan
[15].
Sesuai dengan namanya, tujuan dari
pendekatan CSF adalah "penentuan seperangkat faktor
yang dianggap penting oleh manajer untuk
kesuksesannya. Setelah diidentifikasi, faktor-faktor ini
dinyatakan sebagai tujuannya dan informasi yang
diperlukan untuk memantau kinerjanya kemudian
diidentifikasi "(Dadashzadeh 1989) [15].
Rockart membedakan antara lima sumber
faktor keberhasilan yang penting [16]:
Industri, misalnya : karakteristik permintaan,
teknologi yang digunakan, karakteristik
produk, dan lain-lain. Hal ini juga dapat
mempengaruhi semua pesaing dalam suatu
industri, namun pengaruhnya akan bervariasi
sesuai dengan karakteristik dan sensitivitas
segmen industri individual.
Strategi kompetitif dan posisi industri dari
bisnis yang bersangkutan, yang ditentukan
oleh sejarah dan posisi kompetitif di industri
ini.
30
Faktor lingkungan adalah pengaruh
makroekonomi yang mempengaruhi semua
pesaing dalam suatu industri, dan di mana
pesaing memiliki sedikit atau tidak ada
pengaruh, misalnya, demografi, kebijakan
legislatif ekonomi dan pemerintah, dll.
Faktor temporal, yaitu area dalam bisnis yang
menyebabkan distress terbatas pada penerapan
strategi yang dipilih, misalnya, kurangnya
keahlian manajerial atau pekerja terampil.
Posisi manajerial, yaitu, berbagai posisi
manajerial fungsional dalam bisnis memiliki
serangkaian faktor keberhasilan kritis yang
terkait.
Dalam tugas kali ini, analisis CSF
dimanfaatkan dalam menentukan insiatif strategi atau
program kerja serta Key Performance Indicator di
setiap strategi yang ada. Strategi disini diartikan
sebagai tujuan yang harus diraih oleh perusahaan.
Dalam meraih strategi tersebut diperlukan identifikasi
faktor paling penting yang harus dilakukan dan di
terjemahkan sebagai inisiatif strategi atau program
kerja. KPI diperlukan untuk mengukur pelaksanaan
inisiatif strategi atau program kerja tersebut.
31
departemen dan individu. Pencapaian target ini ditinjau
secara berkala [17].
Beberapa karakteristik yang harus dimiliki
Key Performance Indicator diantaranya adalah [17]:
Relevan dan konsisten dengan visi, strategi
dan tujuan lembaga tertentu;
Berfokus pada nilai strategis agensi yang
luas daripada hasil bisnis lokal yang tidak
penting - pemilihan KPI yang salah dapat
menghasilkan perilaku kontraproduktif dan
hasil yang kurang optimal;
Representative - sesuai dengan agensi
beserta kinerjanya;
Realistic - sesuai dengan keterbatasan agensi
dan biaya yang efektif;
Spesifik - jelas dan fokus untuk menghindari
salah tafsir atau ambiguitas;
Attainable (Tercapai) - membutuhkan target
yang akan ditetapkan yang dapat diamati,
dapat dicapai, masuk akal dan dapat
dipercaya dalam kondisi yang diharapkan
serta divalidasi secara independen;
Mesurable (Terukur) - dapat diukur / diukur
dan mungkin bersifat kuantitatif atau
kualitatif;
Used to identify trends - perubahan jarang
terjadi, dapat dibandingkan dengan data lain
dalam waktu cukup lama dan tren dapat
diidentifikasi;
32
Timely - dapat dicapai dalam jangka waktu
yang ditentukan;
Understood - individu dan kelompok
mengetahui bagaimana perilaku dan
aktivitas mereka berkontribusi terhadap
tujuan agensi secara keseluruhan;
Agreed - semua kontributor setuju dan
berbagi tanggung jawab di dalam agensi;
Reported - laporan berkala tersedia bagi
semua pemangku kepentingan dan
kontributor;
Governed - akuntabilitas dan tanggung
jawab didefinisikan dan dipahami;
Resourced - program ini hemat biaya dan
memiliki sumber daya yang memadai
sepanjang masa; dan
Assessed - penilaian reguler untuk
memastikan agar tetap relevan.
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam
pembuatan KPI yaitu dimulai dari pendefinisian visi
perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan
strategi perusahaan yang relevant dengan visi
perusahaan. Kemudian menentukan objektif yang
digunakan sebagai acuan apa yang harus dipenuhi oleh
perusahaan untuk mencapai peningkatan kedepannya.
Selanjutnya mengidentifikasi Critical Success Factor
yaitu faktor kesuksesan yang dapat membantu untuk
mencapai visi perusahaan. Setelah mendapatkan CSF,
maka barulah diturunkan menjadi KPI yang menjadi
indikator kesuksesan perusahaan, dan diturunkan lagi
menjadi KAI atau PI yang merupakan program spesifik
33
yang akan membantu mencapai target performa
perusahaan. Lebih jelasnya terlihat seperti gambar
dibawah ini [17].
34
risiko proyek, pemodelan ketergantungan diantara
proyek, penggabungan kendala sumber daya antar
proyek, memungkinkan seleksi dan prioritas proyek,
memastikan akuntabilitas dan tata kelola ditingkat
portofolio, memungkinkan untuk optimasi portofolio
dan memberikan dukungan dalam bentuk suatu proses
standar (Calderini et al., 2005) [19].
Dalam tugas kali ini, portofolio aplikasi
merupakan hasil yang akan didapatkan setelah
melakukan proses Cascading. Dengan mengetahui
strategi yang telah diputuskan untuk divisi, maka dapat
menghasilkan portofolio aplikasi yang sesuai dan
dibutuhkan untuk menunjang dan mencapai strategi
tersebut.
35
BAB III
METODOLOGI
Memahami current
condition
Mengidentifikasi Input -
Output hasil CSF'S Analysis
Membuat usulan
arsitektur data / informasi
Membuat usulan
arsitektur aplikasi
36
3.1.Memahami Current Condition
Input Proses Output
37
3.2.Tahap Cascading Functional Scorecard ke Sub
Divsisi TI
Analisis Visi Misi Bagian IT
Menentukan Relevansi
Strategi Bagian IT
Identifikasi Pelanggan
Bagian IT
Identifikasi Harapan
pelanggan
38
3.2.1. Cascading Functional Scorecard ke Sub
Bagian TI
Tahap cascading dapat diartikan sebagai
penurunan atau penyelarasan Balanced Scorecard bisnis
menjadi Functional Scorecard yang merujuk pada
penurunan atau penyelasaran ke suatu unit organisasi yang
berada pada satu tingkat di bawah level organisasi. Dari
Functional Scorecard tersebut juga dapat dilakukan
tahapan cascading kembali ke bagian Sub Bagian untuk
mendapatkan scorecardnya. Pada Metodologi ini Peta
strategi Functional Rumah Sakit Jiwa menur bagian
Program akan diturunkan dan diselaraskan ke Sub Bagian
TI sebagai unit kerja bagian Program yang menaungi
fungsi teknologi informasi organisasi. Proses cascading
Functional Scorecard bagian Program ke Sub Bagian TI
ini akan menghasilkan Sub Bagian Scorecard. Proses ini
dilakukan melalui 10 langkah seperti berikut ini:
3.2.1.1. Identifikasi Visi dan Misi Sub Bagian TI
Input Proses Output
Visi dan misi Sub Analisis visi dan Hasil analisis visi
Bagian TI misi Sub Bagian TI misi Sub Bagian TI
39
(inline) dengan visi dan misi perusahaan. Visi dan misi
departemen atau Bagian bersifat lebih spesifik /
mendetail sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
bagian tersebut.
3.2.1.2. Relevansi Sub Bagian TI
Input Proses Output
Hasil Functional Menentukan Sasaran staregi
Scorecard Bagian relevansi startegi perusahaan yang
Program Rumah bagian sub Bagian relevan dengan
Sakit Jiwa Menur TI Sub Bagian TI
40
TI adalah pihak-pihak internal maupun eksternal yang
memperoleh layanan dari Sub Bagian tersebut.
Masukkan dari tahap identifikasi pelanggan ini adalah
visi dan misi dari Sub bagian TI yang didapatkan dari
Desk Observation tugas Akhir pada penelitian
sebelumnya . Proses Desk Observation ini dilakukan
untuk memastikan pihak-pihak mana sajakah yang
mendapat layanan teknologi informasi dari Sub Bagian
ini.
3.2.1.4. Mengidentifikasi Tugas Pokok dan Fungsi
Bagian TI
Input Proses Output
Informasi Identifikasi Tupoksi bagian
Tupoksi Sub tupoksi bagian Sub Bagian IT
Bagian TI Sub Bagian TI
41
Tupoksi Sub Identifikasi Ekspektasi
Bagian TI, harapan Pelanggan Sub
Pelanggan Sub pelanggan Bagian TI
Bagian TI
42
operasional dan orientasi masa depan. Proses
cascading ini dilakukan dengan mengidentifikasi
sasaran strategi functional yang dapat ditunjang oleh
sub bagian TI.
3.2.1.7. Memperhatikan Isu-isu Lokal
Input Proses Output
Strategi Mengidentifikasi Strategi Sub
perusahaan yang isu isu lokal Bagian TI Sesuai
berelasi dengan dengan
Sub Bagian TI, Functional
pelanggan TI, Scorecard
Tupoksi dan
eskpektasi
pelanggan Sub
Bagian TI
43
memahami kondisi internal maupun eksternal sub
bagian TI.
3.2.1.8. Menyusun Peta Strategi Sub Bagian TI
Input Proses Output
Strategi TI dalam Menyusun peta Peta strategi Sub
Functional strategi Suu Bagian TI
Scorecard Bagian TI dalam
Functional
Scorecard
44
yang telah dibuat dengan menggunakan analisis
Critical Success Factors (CSF) pada metode
selanjutnya. Inputan yang dijadikan sebagai dasaran
adalah strategi sub bagian TI yang telah dirumuskan
sebelumnya. Analisis CSF membantu menyelaraskan
strategi dengan inisiatif strategi atau program kerja
yang dipilih dengan indikator kinerja sehingga seluruh
faktor-faktor penting pendukung pencapaian suatu
strategi dapat saling berkaitan satu sama lain. Sehingga
Outputan dari proses ini adalah KPI beserta dengan
inisiatif Strategi Sub Bagian TI.
3.2.1.10. Menentukan target KPI dan Inisiatif Strategi
Sub Bagian TI
Input Proses Output
KPI Sub Bagian Menentukan Terget tiap KPI
TI Target KPI dan dan inisiatif
Inisiatif Strategi startegi untuk
menjawab KPI
45
Pada tahap ini, strategi sub bagian TI yang telah
dihasilkan dari step 7 cascading akan dijadikan inputan
untuk melakukan CSFs Analysis. CSFs analisis ini
bertujuan untuk merumuskan strategi menjadi kegiatan
operational. Tahap ini juga akan mempermudah pada
saat penggalian KPI sub bagian TI.
46
3.6 Membuat usulan arsitektur aplikasi
Input Proses Output
Arsitektur usulan Membuat usulan Arsitektur usulan
data / informasi arsitektur aplikasi AplikasiRS Jiwa
RS Jiwa Menur Menur
47
BAB IV
PEMBAHASAN
48
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya dipimpin oleh
satu orang direktur yang dibantu oleh dua orang direktur
bagian Pelayanan Medik dan Keperawatan (terdiri dari 3
bidang dengan 2 seksi di setiap bidangnya, serta 11
instalasi) serta bagian Wakil Direktur Umum (terdapat 3
bagian dengan 2 sub bagian di setiap bagian, serta 3
instalasi) dan Keuangan serta dibantu oleh komite-
komite. Bagan susunan struktur organisasi RSJ Menur
Surabaya ditunjukkan pada gambar..:
49
Figure 8 Struktur Organisasi RSJ Menur Surabaya
50
Pada bagan tersebut Teknologi Informasi dipegang
oleh Bagian Program yang memiliki Sub Bagian
Penyusunan Program dan Anggaran serta Sub Bagian
Evaluasi dan Perlaporan. Namun seiring perkembangan
teknologi dirasa membutuhkan satu sub bagian yang
berfokus pada TI di organisasi. Sehingga dibentuklah sub
bagian baru yaitu Sub Bagian Teknologi Informasi dengan
3 unit terdiri dari Unit Service Desk, Sevice Unit
Operasional TI, dan Unit Keamanan TI. Ditunjukkan pada
gambar berikut:
51
2. Menyediakan laporan kegiatan rumah sakit secara
profesional yang tepat waktu, akurat dan mutakhir.
3. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit lain baik
di dalam maupun di luar rumah sakit.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pelaksana penyusunan program, anggaran dan
pelaporan rumah sakit.
Strategi Bagian Program
52
representasi tujuan yang ingin capai perusahaan /
organisasi, dalam hal ini adalah tujuan yang ingin
dicapai RS Jiwa Menur Surabaya. Visi dan misi
merupakan hal yang penting untuk menentukan
sasaran strategi. Visi dan misi dari fungsional
bisnis seperti departemen atau Bagian haruslah
sejalan (inline) dengan visi dan misi perusahaan.
Visi dan misi departemen atau Bagian bersifat lebih
spesifik / mendetail sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi bagian tersebut.
Visi
Turut mewujudkan perencanaan program dan
anggaran serta pelaporan rumah sakit berbasis
teknologi informasi dengan dukungan pelayanan
yang berkualitas, akurat dan tepat waktu.
Misi
1. Mendukung tersedianya laporan kegiatan rumah
sakit secara tepat waktu, akurat dan mutakhir.
2. Meningkatkan kualitas pengelolaan aplikasi dan
infrastruktur teknologi informasi yang
mendukung ketersediaan SIM-RS.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
bidang teknologi informasi.
Visi yang baik memiliki kriteria SMART
(Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Time,
Bond), yang akan di jabarkan seperti di abwah ini:
Table 2 Kriteria SMART Visi
53
mengidentifikasi dengan
jelas ranah kinerjanya
untuk mewujudkan
perencanaan program dan
anggaran serta pelaporan
rumah sakit berbasis
teknologi.
2. Measurable Pernyataan visi Sub
Bagian TI sudah dapat
diukur dengan standar
peremcanaan tiap program
yakni kualitas, akurasi,
dan ketepatan waktu.
3. Achievable Pernyataan visi Sub
Bagian TI talah memiliki
suatu capaian yang dituju
yaitu terwujudnya
perencanaan program,
anggaran, dan pelaporan
berbasis terknologi
informasi.
4. Relevant Pernyataan visi Sub
Bagian TI telah
mencerminkan keterkaitan
anata visi Bagian Program
yaitu mewujudkan
program, anggaran, dan
pelaporan.
5. Time Pernyataan visi Sub
Bound Bagian TI tidak
mengandung waktu/
periode pencapaian,
namun bersifat fleksible
tergantung program.
54
Selanjutnya pernyataan visi akan diturunkan
menjadi pernyataan misi. Berikut penjabaran
pernyataan misi terhadap visi Sub Bagian TI:
1. Mendukung tersedianya laporan kegiatan rumah
sakit secara tepat waktu, akurat dan mutakhir.
Mendukung pernyataan visi mengenai pelaporan
rumah sakit.
2. Meningkatkan kualitas pengelolaan aplikasi dan
infrastruktur teknologi informasi yang
mendukung ketersediaan SIM-RS.
Mendukung pernyataan visi menganai
perencanaan program dan anggran berbasis
teknologi informasi.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
bidang teknologi informasi.
Mendukung pernyataan visi mengenai dukungan
pelayanan yang berkualitas, akurat, dan tepat
waktu.
4.2.2. Menentukan Relevansi Strategi Bagian TI
55
Bagian yang menaungi fungsi TI dalam hal ini Sub
Bagian TI.
Setelah dilakukan analisis tersebut, terdapat 4
strategi yang mendukung visi Sub Bagian TI:
Table 3 Strategi yang Mendukung Visi Sub Bagian TI
56
Meningkatkan Strategi tersebut
4. kemampuan dan memiliki relevansi
keahlian sumber terhadap misi Sub
daya manusia. bagian TI terkait
meningkatkan
kualitas sumber daya
manusia di bidang
teknologi informasi
57
Table 4 Identifikasi Pelanggan Sub bagian TI
58
teknologi kepada
Kepala Bagian.
2. Bertanggung jawab Adanya pengawasan
dan mengawasi seluruh terhadap seluruh
aktivitas unit aktivitas unit
operasional TI, Service operasional TI,
Desk dan Keamanan TI Service Desk dan
sehari-hari Keamanan TI
3. Membuat perencanaan Dokumen Strategi
strategi, KPI, program dan Balance
kerja/aktivitas, target Scorecard Sub
dan anggaran tahunan Bagian TI
Sub Bagian Teknologi Laporan anggaran
Informasi tahunan program
kerja/aktivitas
4. Merencanakan Dokumen
teknologi informasi perencanaan TI
yang dibutuhkan Balance Scorecard
organisasi dalam
meraih tujuannya dan
menjamin bahwa
teknologi informasi
yang digunakan
mampu memberikan
nilai bagi organisasi
59
unit Sub Bagian karyawan Sub
Teknologi Informasi Bagian TI
melalui sertifikasi dan
pelatihan
Unit Service Desk
7. Mengkoordinasikan Tersedianya
penyediaan layanan, pelayanan terkait TI
penanganan komplain dan penanganan
dan permintaan komplain serta
layanan TI melalui permintaan
email, instant pengguna yang
messenger, telepon terkoordinasi
maupun tatap muka
dengan pengguna
8. Melakukan Adanya controlling
pemantauan secara berkala
ketersediaan layanan terhadap
TI untuk pengguna ketersediaan layanan
TI
9. Memberikan informasi Menyediakan
dan edukasi terhadap Service Desk untuk
user mengenai status memberikan
layanan, penanganan informasi dan
komplain dan edukasi terhadap
permintaan yang user
tersedia
10. Menyusun laporan Laporan log
berkala kegiatan kegiatan service
service desk termasuk desk yang dilakukan
laporan komplain dan secara berkala
permintaan maupun Laporan komplain
laporan lain yang dan permintaan
berkaitan dan yang ditangani
menyampaikan kepada
Kepala Sub Bagian
60
Unit Operasional TI
11. Menyediakan keahlian Mengadakan
dan pengetahuan pelatihan keahlian
teknikal untuk dan pengetahuan
mengelola aplikasi dan teknikal untuk
infrastruktur TI dan mengelola aplikasi,
menyelesaikan infrastruktur TI, dan
permasalahan TI menyelesaikan
sehingga dapat masalah
digunakan dengan
kondisi optimal
61
mengoperasionalkan
teknologi informasi.
16. Menyusun laporan Laporan berkala
berkala kegiatan kegiatan unit
operasional TI dan operasional TI
laporan lain yang
berkaitan yang
disampaikan kepada
Kepala Sub Bagian
Unit Kemanan TI
17. Merancang dan Tersedianya tata
mengelola kebijakan, kelola keamanan
standar, dan prosedur aset TI
untuk menjamin
keamanan aset TI
organisasi
18. Melakukan anaisis Dokumen
risiko dan mengelola manajemen risiko
risiko yang beserta control
berhubungan dengan risiko terkait
keamanan teknologi keamana teknologi
informasi sehingga informasi
mampu meminimalisir
kerugian organisasi
19. Melakukan kegiatan Melakukan
pemantauan terhadap controlling terhadap
area teknis penting area teknis penting
sehingga insiden yang secara berkala
mengancam keamanan
aset TI dapat dideteksi
dan dicegah
20. Menyusun laporan Laporan berkala
berkala kegiatan kegiatan unit
operasional TI operasional TI
termasuk laporan
62
komplain dan
permintaan maupun
laporan lain yang
berkaitan dan
menyampaikan kepada
Kepala Sub Bagian
63
Service Desk dan
Keamanan TI
3. Dokumen Strategi Tersedianya dokumen
dan Balance Strategi dan Balance
Scorecard Sub Scorecard Sub Bagian
Bagian TI TI
Laporan anggaran Tersedianya laporan
tahunan program anggaran tahunan
kerja/aktivitas program kerja/aktivitas
4. Dokumen Tersedianya dokumen
perencanaan TI perencanaan TI
Balance Tersedianya balance
Scorecard scorecard
5. Prosedur Terciptanya prosedur
komunikasi yang komunikasi yang baik
baik antara antara organisasi dan
organisasi dan pihak developer
pihak developer
6. Program Meningkatnya
peningkatan kemampuan karyawan
kemampuan Sub Bagian TI
karyawan Sub
Bagian TI
Unit Service Desk
7. Tersedianya Adanya integrasi
pelayanan terkait pelayanan terkait TI
TI dan dan penanganan
penanganan komplain serta
komplain serta permintaan pengguna
permintaan
pengguna yang
terkoordinasi
8. Adanya Terkontrolnya
controlling secara ketersediaan layanan TI
berkala terhadap secara berkala
64
ketersediaan
layanan TI
9. Menyediakan Tersedianya service
Service Desk desk untuk memberikan
untuk informasi dan edukasi
memberikan user
informasi dan
edukasi terhadap
user
10. Laporan log Tersedianya laporan log
kegiatan service kegiatan service desk
desk yang dan laporan komplain
dilakukan secara yang dilakukan secara
berkala berkala
Laporan
komplain dan
permintaan yang
ditangani
Unit Operasional TI
11. Mengadakan Adanya pelatihan
pelatihan kegiatan dan
keahlian dan pengetahuan teknikal
pengetahuan untuk mengelola
teknikal untuk aplikasi, infrastruktur
mengelola TI, dan menyelesaikan
aplikasi, masalah.
infrastruktur TI,
dan
menyelesaikan
masalah
13. Database Tersedianya database
terintegrasi yang terintegrasi untuk
menunjang menunjang pelaporan
rumah sakit
65
pelaporan rumah
sakit
14. Tersedianya Tersedianya dokumen
dokumen panduan pengguna dan
panduan prosedur oenggunaan
pengguna sesuai dnegan layanan
Tersedianya TI yang disediakan
prosedur
penggunaan
sesuai dengan
layanan TI yang
disediakan
15. Mengadakan Tercapainya
kegiatan uji kompetensi SDM
kompetensi SDM terkait teknologi
terkait teknologi informasi
informasi
16. Laporan berkala Tersedianya laporaan
kegiatan unit berkala kegiatan unit
operasional TI operasional TI
Unit Kemanan TI
17. Tersedianya tata Tersedianya tata kelola
kelola keamanan keamanan aset TI
aset TI
18. Dokumen Tersedianya dokumen
manajemen risiko manajemen risiko serta
beserta control kontrol risiko
risiko terkait keamanan teknologi
keamana informasi
teknologi
informasi
19. Melakukan Terwujudnya
controlling controlling terhadap
terhadap area
66
teknis penting area teknis penting
secara berkala secara berkala
20. Laporan berkala Tersedianya laporan
kegiatan unit berkala kegiatan unit
operasional TI operasional TI
Perspektif Strategi
Coorporate Contribution Terwujudnya
perencanaan,
penganggaran dan
pelaporan RS yang
berkualitas.
Mengembangkan dan
menerapkan metode
dalam penyusunan
program, anggaran dan
67
pelaporan yang sesuai
dengan kaidah teknis.
User orientation
Operational excellence Meningkatkan layanan
dan pengelolaan
teknologi informasi.
Future orientation Meningkatkan
kemampuan dan
keahlian sumber daya
manusia.
68
tahap sebelumnya. Identifikasi harapan pelanggan
didasarkan pada tujuan bagian, relevansi bagian pada
strategi organisasi, identifikasi pelanggan serta tugas
pokok dan fungsi bagian. Oleh karena itu, penyusunan
strategi didasarkan pada harapan pelanggan yang telah
mewakili beberapa tahapan cascading strategi organisasi
ke dalam fungsional bisnis Sub Bagian Teknologi
Informasi.
Table 8 Penyusunan Strategi berdasarkan Harapan Pelanggan
69
tahunan program
kerja/aktivitas
4. Tersedianya
dokumen
perencanaan TI
Tersedianya
balance scorecard
5. Terciptanya Meningkatkan layanan
prosedur dan pengelolaan
komunikasi yang teknologi informasi.
baik antara
organisasi dan
pihak developer
6. Meningkatnya Meningkatkan
kemampuan kemampuan dan
karyawan Sub keahlian sumber daya
Bagian TI manusia.
7. Adanya integrasi Meningkatkan layanan
pelayanan terkait dan pengelolaan
TI dan teknologi informasi.
penanganan
komplain serta
permintaan
pengguna
8. Terkontrolnya Meningkatkan layanan
ketersediaan dan pengelolaan
layanan TI secara teknologi informasi.
berkala
9. Tersedianya Meningkatkan
service desk untuk kemampuan dan
memberikan keahlian sumber daya
informasi dan manusia.
edukasi user
10. Tersedianya Mengembangkan dan
laporan log menerapkan metode
70
kegiatan service dalam penyusunan
desk dan laporan program, anggaran dan
komplain yang pelaporan yang sesuai
dilakukan secara dengan kaidah teknis.
berkala Meningkatkan layanan
dan pengelolaan
teknologi informasi.
11. Adanya pelatihan Meningkatkan
kegiatan dan kemampuan dan
pengetahuan keahlian sumber daya
teknikal untuk manusia.
mengelola
aplikasi,
infrastruktur TI,
dan
menyelesaikan
masalah.
13. Tersedianya Meningkatkan layanan
database dan pengelolaan
terintegrasi untuk teknologi informasi.
menunjang
pelaporan rumah
sakit
14. Tersedianya Mengembangkan dan
dokumen panduan menerapkan metode
pengguna dan dalam penyusunan
prosedur program, anggaran dan
penggunaan pelaporan yang sesuai
sesuai dnegan dengan kaidah teknis.
layanan TI yang
disediakan
15. Tercapainya Meningkatkan
kompetensi SDM kemampuan dan
terkait teknologi keahlian sumber daya
informasi manusia.
71
16. Tersedianya Mengembangkan dan
laporaan berkala menerapkan metode
kegiatan unit dalam penyusunan
operasional TI program, anggaran dan
pelaporan yang sesuai
dengan kaidah teknis.
17. Tersedianya tata Mengembangkan dan
kelola keamanan menerapkan metode
aset TI dalam penyusunan
program, anggaran
dan pelaporan yang
sesuai dengan kaidah
teknis.
Meningkatkan
layanan dan
pengelolaan teknologi
informasi.
18. Tersedianya Terwujudnya
dokumen perencanaan,
manajemen risiko penganggaran dan
serta kontrol pelaporan RS yang
risiko keamanan berkualitas.
teknologi Meningkatkan
informasi layanan dan
pengelolaan teknologi
informasi.
19. Terwujudnya Meningkatkan layanan
controlling dan pengelolaan
terhadap area teknologi informasi.
teknis penting
secara berkala
20. Tersedianya Terwujudnya
laporan berkala perencanaan,
kegiatan unit penganggaran dan
operasional TI
72
pelaporan RS yang
berkualitas.
Threat Opportunity
1. Kemungkinan adanya 1. Terdapat banyak
ketidakpuasan pengambang aplikasi
Pelanggan yang berkompeten
2. Terdapat ancaman 2. Banyaknya
hacker freshgraduate bidang
TI yang
berkompeten pada
posisi sub bagian TI
Weakness Strength
1. Belum memiliki unit 1. Memiliki alokasi dana
Pengembangan khusus untuk bagian
aplikasi TI
2. Kurangnya kapabilitas 2. Terjaminnya
karyawan sub bagian keamanan asset TI
TI karena terdapat unit
3. Pola pikir karyawan Keamanan TI
terhadap pelayanan 3. Terjaminnya komplain
dengan berorientasi dan permintaan
pelanggan belum pelanggan karena
maksimal terdapat unit service
desk
4. Terjaminnya
kelancaran operational
73
RS karena terdapat
unit operasional TI
Perspektif Strategi
Coorporate Contribution CC-01 Terwujudnya
perencanaan,
74
penganggaran dan
pelaporan RS yang
berkualitas.
CC-02
Mengembangkan dan
menerapkan metode
dalam penyusunan
program, anggaran dan
pelaporan yang sesuai
dengan kaidah teknis.
CC-03
Mengoptimalkan
alokasi dana untuk
menunjang kinerja
Sub Bagian TI.
User orientation UO-01 Meningkatkan
layanan yang dapat
menjamin kepuasan
pelanggan terkait
complain dan
permintaan.
75
OE-04 Meningkatan
selektifitas dalam
pemilihan vendor
yang digunakan.
Future orientation FO-01 Meningkatkan
kemampuan, kualitas,
dan kompetensi SDM
di bidang TI.
76
USER ORIENTATION CORPORATE CONTRIBUTION
OPERATION EXCELLENCE
OE-02 Meningkatkan
OE-01 Meningkatkan layanan yang dapat OE-03 Meningkatkan OE-04 Meningkatan
layanan dan menjamin kepuasan kualitas keamanan selektifitas dalam
pengelolaan teknologi pelanggan terkait complain asset TI. pemilihan vendor
informasi. dan permintaan. yang digunakan.
FUTURE ORIENTATION
FO-01 Meningkatkan
kemampuan, kualitas,
dan kompetensi SDM
di bidang TI.
77
Berikut merupakan penjabaran hubungan sebab-akibat
pada setiap sasaran strategi TI yang sudah dipetakan ke empat
perspektif IT Balanced Scorecard pada gambar diatas :
Corporate Contribution :
78
Strategi CC03 didukung oleh strategi yang
berasal dari perspektif operation excellence OE04
yaitu meningkatkan selektifitas dalam pemilihan
vendor yang digunakan. Dengan hasil pemilihan
vendor yang selektif dengan kualifikasi harga yang
memadai dan kualitas yang tetap bagus, maka
berakibat optimalnya alokasi dana yang
dibutuhkan untuk membiayai vendor tersebut
User Orientation :
Operational Excellence :
79
bidang IT memiliki kemampuan, kualitas, dan
kompetensi yang mumpuni maka dapat dengan
mudah meningkatkan layanan dan pengelolaan
teknologi informasi.
OE02 Meningkatkan layanan yang dapat
menjamin kepuasan pelanggan terkait complain
dan permintaan.
Strategi OE02 didukung oleh strategi yang
berasal dari perspektif future orientation FO01
yaitu meningkatkan kemampuan, kualitas, dan
kompetensi SDM di bidang IT. Hal tersebut
mendukung strategi OE02, karena jika SDM
bidang IT memiliki kemampuan, kualitas, dan
kompetensi yang mumpuni maka akan membantu
untuk meningkatkan layanan yang berhubungan
dengan kepuasan pelanggan pula.
OE03 Meningkatkan kualitas keamanan asset TI.
Strategi OE03 didukung oleh strategi yang
berasal dari perspektif future orientation FO01
yaitu meningkatkan kemampuan, kualitas, dan
kompetensi SDM di bidang IT. Hal tersebut
mendukung strategi OE03, karena jika SDM
bidang IT memiliki kemampuan, kualitas, dan
kompetensi yang mumpuni maka akan
mengkibatkan peningkatan pula dari segi
keamanan aset TI RSJ Menur Surabaya.
OE04 Meningkatan selektifitas dalam pemilihan
vendor yang digunakan.
Strategi OE04 didukung oleh strategi yang
berasal dari perspektif future orientation FO01
yaitu meningkatkan kemampuan, kualitas, dan
80
kompetensi SDM di bidang IT. Hal tersebut
mendukung strategi OE04, karena jika SDM
bidang IT memiliki kemampuan, kualitas, dan
kompetensi yang mumpuni maka dapat dengan
mudah untuk melakukan seleksi pada vendor yang
akan digunakan supaya memiliki kualifikasi yang
terbaik namun tetap terjangkau.
Future Orientation :
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Econ., vol. 1, no. 3, pp. 1828, 2008.
[10] M. Tandiontong and E. R. Yoland, Penerapan
Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja
Yang Memadai (Sebuah Studi Pada Perusahaan Bio
Tech Sarana di Bandung), Akurat J. Ilm. Akunt., no.
5, 2011.
[11] S. Kosasi, Pengukuran Kinerja Aplikasi Electronic
General Ledger System dengan IT Balanced
Scorecard, no. June, pp. 910, 2015.
[12] W. Van Grembergen, The balanced scorecard and IT
governance, ISACA J., vol. 2, pp. 16, 2000.
[13] P. R. Niven, Balanced Scorecard Step-By-Step:
Maximizing Performance and Maintaining Results.
John Wiley & Sons, Inc., 2002.
[14] S. Luis dan P. Biromo, Step by Step in Cascading
Balanced Scorecard to Functional Scorecards.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.
[15] Jos Manuel Esteves de Sousa, DEFINITION AND
ANALYSIS OF CRITICAL SUCCESS FACTORS
FOR ERP IMPLEMENTATION PROJECTS,
Universitat Politcnica de Catalunya.
[16] K. G. Grunert, The Concept of Key Success Factors:
Theory and Method, October, no. 4, p. 1-, 1992.
[17] P. R. O. Victoria, PROS 10/10: Guideline 3: Key
Performance Indicators, pp. 144, 2015.
[18] A. Afandy, K. Ghozali, and F. Muqtadiroh,
Perencanaan Portofolio Aplikasi Pt. Xyz Unit
Otonom Abc, Perencanaan, pp. 112, 2010.
[19] H. Setiawan, P. T. Informatika, U. Indo, G. Mandiri,
83
U. Gadjah, and M. Yogyakarta, Manajemen
portofolio sebagai strategi keberhasilan proyek
teknologi informasi, vol. 5, no. 2, 2013.
84