TUMBUHAN
Fisiologi Tumbuhan
Yang dibina oleh Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M. Sc., Ph. D
Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
November 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... iii
ABSTRAK. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................... 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan...... 2
1.4 Manfaat ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian penuaan ........................................................................... 3
2.2 Pengertian program kematian sel......................................................... 3
2.3 Pengertian pembelahan sel.................................................................. 3
2.4 Pengertian siklus sel............................................................................. 3
2.5 Pengertian persepsi sinyal.................................................................... 3
2.6 Pengertian transduksi sinyal.................................................................. 3
2.7 Pengertian respon sinyal....................................................................... 4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penuaan dan program kematian sel ..... 5
3.2 Mekanisme pembesaran dan pemanjangan sel tumbuhan........ 12
3.3 Mekanisme persepsi dan transduksi signal........................................... 22
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan.. 28
4.2 Saran. 28
DAFTAR RUJUKAN. 29
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
ABSTRAK
Sel adalah unit dasar kehidupan Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tersebut
diatur oleh berbagai sinyal internal dan eksternal. Seperti hormon, cahaya, suhu,
gravitasi, predasi serangga, penyakit dan hubungan sel dengan sel lainnya. Dalam
mengetahui perkembangan pada sel tumbuhan diperlukan pengetahuan mengenai
dinding pada sel tumbuhan, pembelahan sel serta sinyal yang memengaruhi
peristiwa biologi pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tujuan
pembuatan makalah adalah untuk mengetahui proses penuaan dan program
kematian sel tumbuhan, mekanisme pembesaran dan pemanjangan sel tumbuhan
dan mekanisme persepsi dan transduksi signal dalam proses perkembangan
tumbuhan.
ABSTRACT
The cell is the basic unit of the life of the growth and development of these cells is
regulated by various internal and external signals. Such as hormones, light,
temperature, gravity, predation of insects, diseases and the relationship of other
cells with cells. In knowing the development of the necessary knowledge of the
plant cell wall in plant cells, the cell division as well as biological events that
affect signals on growth and development of plants. The purpose of the making of
the paper is to know the aging process and plant cell death program, the
mechanism of enlargement and lengthening the cells of plants and the mechanism
of perception and transduction signal in the process of development of the plants.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah adalah
untuk mengetahui :
1. Proses penuaan dan program kematian sel tumbuhan
2. Mekanisme pembesaran dan pemanjangan sel tumbuhan
3. Mekanisme persepsi dan transduksi signal dalam proses perkembangan
tumbuhan
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah adalah dapat mengetahui:
1. Proses penuaan dan program kematian sel tumbuhan
2. Mekanisme pembesaran dan pemanjangan sel tumbuhan
3. Mekanisme persepsi dan transduksi signal dalam proses perkembangan
tumbuhan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian penuaan
Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya
pengorganisasian dan fungsi disebut senesen atau penuaan. Sel-sel yang telah
berdifferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, sehingga
penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. Selama
proses penuaan, pada tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan rusaknya
membran seluler (Fiter & Hay, 1998).
2.2 Pengertian program kematian sel
Senescence adalah suatu bentuk kematian sel terprogram (programmed
cell death/ PCD) ,Secara luas didefinisikan sebagai sebuah proses di mana
kematian sel yang dikendalikan oleh organisme sebagai bagian dari
proses pertumbuhan dan perkembangan, termasuk di dalamnya mekanisme
inisiasi dan eksekusi. PCD memerlukan energi dan biasanya diatur oleh
serangkaian gen-gen (Hopkins,2009).
2.3 Pengertian pembelahan sel
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam
dua sel anak (Ruddon,2007).
2.4 Pengertian siklus sel
Siklus sel merupakan proses perkembangbiakan sel yang memperantarai
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (Ruddon,2007).
2.5 Pengertian persepsi sinyal
Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari
luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan
protein reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel (Campbell,
2008).
2.6 Pengertian transduksi sinyal
Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengan
situs reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atau
3
substrat dalam situs katalitik suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku seperti
ligan, istilah molekul yang berikatan secara spesifik dengan molekul lain,
seringkali yang berukurakan besar. Pengikatan ligan menyebabkan protein
reseptor mengalami perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan
menjadi agregasi kedua atau lebih mengaktivasi reseptor lain berinteraksi
dengan molekul lainnya (Campbell, 2008).
2.7 Pengertian respon sinyal
Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas
selular seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun
aktivasi gen-gen spesifik dalam nukleus (Campbell, 2008).
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1.Proses Penuaan
5
Proses penuaan daun dimulai pada tumbuhan umur 44 hari yang
ditandai dengan menurunnya kandungan klorofil. Contohnya saja pada
tanaman padi, pemberian kalsium mempengaruhi proses penuaan. Pemberian
kalsium tersebut mempengaruhi kandungan klorofil, jumlah kloroplas, ukuran
kloroplas dan struktur kloroplas pada proses penuaan daun padi (Fiter & Hay,
1998). Terdapat tiga tahapan dalam proses penuaan, yaitu :
a. Fase inisiasi
6
b. Fase reorganisasi
8
Gambar 3.1.2. Grafik sigmoid pada penuaan sel tumbuhan
sumber : Wilkins, 1989
3.1.3. Aspek-aspek metabolik penuaan dan pengaruh faktor penuaan
3.1.3.1. Aspek metabolik senesen
Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur
dan rusaknya membrane subseluler. Di duga bahwa vakuola bertindak
sebagai lisosom, mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik yang akan mencerna
materi sel yang tidak diperlukan lagi. Penghancuran tonoplas telah
menyebabkan enzim-enzim hidrolitik dibebaskan kedalam sitoplasma.
Sementara itu bagian dalam struktur kloroplas dan mitokondria mengalami
penyusutan sebelum membrane luarnya dirusak. Rupanya proses degradasi
yang terjadi pada organel, dimulainya sama seperti yang terjadi pada sel.
Perubahan yang jelas telah terjadi pada metabolisme dan kandungan
dalam organ yang mengalami penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA,
RNA, protein, ion-ion anorganik dan berbagai macam nutrient organic.
Fotosintesis berkurang sebelum senesen dimulai dan ini mungkin disebabkan
menurunnya permintaan akan hasil fotosintesis. Segera setelah itu klimakterik
dalam respirasi terlihat, dan nitrogen terlarut meningkat sebagai akibat
dirombaknya protein(Campbel,dkk.,1993).
9
3.1.3.2. Pengaruh faktor pertumbuhan
Sitokinin dapat menghilangkan atau memperlambat proses penuaan.
Mekanisme kerja sitokinin dalam proses ini masih belum jelas, tetapi ada
petunjuk dari percobaan Mothes yang menunjukkan bahwa setetes sitokinin
yang diberikan pada daun, telah menyebabkan terjadinya mobilisasi nutrien
organic dan anorganik menuju ke daerah sekitar daun yang diberi sitokinin.
Tapi masih belum jelas, apakah peningkatan nutrisi sebagai penyebab
langsung permudaan kembali (rejuvenation) atau sitokinin penyebab
terjadinya beberapa peristiwa yang menghasilkan permudaan kembali dan
mobilisasi nutrisi (Campbel,dkk.,1993).
Tidak semua tumbuhan memberikan respon terhadap hormon yang
sama. Sitokinin lebih efektif dalam menahan penuaan pada tumbuhan basah,
sedangkan giberelin lebih efektif menahan senesen pada Taraxacum
officinale dan Fraxinus. Kadar giberelin endogen akan turun dengan cepat
selama senesen pada daun. Auksin (IAA dan 2,4-D) dapat menghalangi
senesen pada tumbuhan tertentu. Etilen adalah hormon yang secara jelas
merangsang kuat senesen pada banyak jaringan (Soerodikoesoemo,1993).
Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya
senescence, misalnya :
1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat
terjadinya senescence daun
2. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman
3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat
menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence
3.1.4. Program Kematian Sel
Senescence adalah suatu bentuk kematian sel terprogram (programmed
cell death/ PCD) ,Secara luas didefinisikan sebagai sebuah proses di mana
kematian sel yang dikendalikan oleh organisme sebagai bagian dari
proses pertumbuhan dan perkembangan, termasuk di dalamnya mekanisme
10
inisiasi dan eksekusi. PCD memerlukan energi dan biasanya diatur oleh
serangkaian gen-gen (Hopkins,2009).
Dua contoh dari PCD antara lain kematian sel akibat senesen
dan akibat respon hipersensitivitas. Sense merupakan proses kematian
terprogram yang sangat lambat dari suatu jaringan pada akhir dari waktu
hidupnya. Sedangkan akibat dari hipersensitivitas, PCD berlangsung
lebih cepat untuk mempertahankan diri dari penyakit yang diakibatkan
patogen (Hopkins,2009 ).
13
Gambar 3.2.2. Fase siklus sel
Sumber : Campbell et al.,1999
3.2.3 Sitokinesis
14
Sebagai vesikel yang baru tiba terus menambah pelat sel, piring
tumbuh luar ke segala arah sampai tepi terkemuka membuat kontak dengan
membran plasma yang ada di sekitar sel induk. Fusi dari membran piring
dengan membran sel induk efektif melengkapi pemisahan dua sel bersaudara.
Interior dari pelat-antara dua membran yan diisi dengan zat pectic dijalankan
oleh vesikel Golgi dan yang sekarang membentuk lamella tengah antara sel
anak. Sitokinesis akan lengkap ketika kompleks selulosa synthase
dimasukkan ke dalam membran baru dan masing-masing deposito sel anak
dinding primer baru yang berdekatan dengan lamella tengah.
Gambar 3.2.3 The phragmoplast dan plat sel dalam sel tanaman
pemisah.
Sumber : Hopkins, 2009
3.2.4 Plasmodesmata
15
ditetapkan dan meningkat tembok baru di ketebalan, koneksi ini membentuk
saluran membran-terbungkus disebut plasmodesmata. (Hopkins, 2009)
18
Gambar 3.2.5 Mikrotubulus dan ratapan mikrofil
Sumber : Hopkins,2009
19
dikelilingi oleh sumber air murni terus membengkak tanpa batas waktu atau
setidaknya sampai tekanan internal melebihi kekuatan tarik membran.
Konsekuensi dari situasi seperti ini jelas menunjukkan ketika sel-sel darah
merah mamalia ditempatkan dalam air. Sel-sel cepat membengkak sampai
semburan membran plasma, melepaskan isinya ke dalam media. Kebanyakan
sel-sel hewan menghindari peristiwa osmotik seperti dengan menggunakan
energi metabolisme untuk mengeluarkan baik zat terlarut atau air dan dengan
demikian mempertahankan tekanan keseimbangan. sel tumbuhan telah
menemukan solusi mereka yang berbeda mengelilingi membran plasma
dengan dinding sel yang kuat, lebih atau kurang kaku. Tekanan turgor
(tekanan positif) dikembangkan sebagai protoplas memperluas mendorong
dinding naik sampai menyeimbangkan tekanan osmotik negatif dari protoplas
tersebut. Pada saat itu potensi air sel mendekati nol dan tidak lebih bersih
Pertumbuhan-akan air serapan-atau sel terjadi. Ini adalah kekuatan dan
kekakuan dari dinding sel yang memaksakan restriksi kritis pada kapasitas sel
tanaman untuk tumbuh. Dengan demikian, untuk sel untuk meningkatkan
ukuran, kekuatan dan kekakuan dari dinding sel harus dimodifikasi untuk
mengurangi potensi air sel, mengizinkan serapan air, dan, akibatnya,
memungkinkan sel untuk memperbesar.
Perpanjangan dinding sel membutuhkan proses pelonggaran pada
dinding yang memungkinkan di dinding menyerah pada turgor tekanan.
Setiap kenaikan volume sel membutuhkan peningkatan yang sesuai di daerah
permukaan dinding di sekitarnya, atau ekstensi dinding. Peneliti tahu bahwa
ekstensi dinding terkait dengan turgor tekanan-ini telah didemonstrasikan
secara empiris. Misalnya, ketika tekanan turgor secara eksperimental
berkurang, tingkat ekspansi sel juga menurun. Selanjutnya, ekstensi dinding
dan pertumbuhan tidak terjadi di sel-sel pada tekanan yang sangat rendah atau
nol turgor, meskipun sel-sel tetap metabolik rangsangan pertumbuhan aktif
dan sesuai yang hadir. Adanya saling ketergantungan ini perpanjangan
dinding dan tekanan turgor dapat diringkas oleh hubungan sederhana berikut:
20
dV / dt = m (P - Y) (17.1)
Istilah dV / dt adalah perubahan (d) volume (V) dari sel dari waktu ke waktu
(dt). dV / dt demikian cara sederhana untuk mengungkapkan tingkat
pertumbuhan sel. Y adalah ambang batas yield, atau Tekanan turgor minimum
yang diperlukan untuk ekspansi sel terjadi. Istilah m adalah dinding
diperpanjang, sebuah konstanta proporsionalitas antara tingkat pertumbuhan
dan tekanan turgor (P) yang melebihi ambang batas yield. Dinding
diperpanjang adalah ukuran kuantitatif dari kapasitas dinding untuk
ireversibel meningkatkan luas permukaannya. Menurut hubungan ini,
pertumbuhan sel tergantung terutama pada jumlah dimana tekanan turgor
melebihi ambang batas yield. Hal ini jelas bahwa sel tumbuh dihadapkan
dengan peran saling bertentangan con- tekanan turgor. Di satu sisi, tekanan
turgor menentang penyerapan terus air, yang merupakan kekuatan pendorong
untuk ekspansi sel. Pada saat yang sama, tekanan turgor mempromosikan
ekstensi dinding ireversibel dan pembesaran sel. Bagaimana sel
menyelesaikan flik on ini? Jawaban atas pertanyaan ini disediakan oleh
konsep relaksasi stres. Stres relaksasi di dinding merupakan pusat proses
pertumbuhan sel. tekanan turgor berkembang karena sel dinding-selulosa
mikro fi brils silang dengan xyloglucans menolak deformasi sebagai
protoplas mencoba untuk memperluas. Kekuatan dari protoplas memperluas
mendorong dinding sehingga menghasilkan stres (didefinisikan sebagai
kekuatan / satuan luas) dalam dinding. pertumbuhan sel tampaknya ini
diciptakan ketika tekanan ini santai oleh peristiwa dinding-melonggarkan
yang menyebabkan unsur-unsur beban di dinding untuk menjadi lebih
negatif), diikuti oleh penyerapan pasif air. Dalam fluks air pada gilirannya
akan meningkatkan volume sel, memperluas dinding sel, dan cenderung
untuk mengembalikan kedua stres dinding dan tekanan turgor. Proses
pertumbuhan sel demikian dilihat sebagai penyesuaian terus menerus tekanan
turgor melalui relaksasi stres dalam rangka untuk menyeimbangkan peran
21
saling bertentangan dalam penyerapan air dan ekstensi dinding sel.
Gambar 3.2.6. Sebuah model untuk relaksasi stress di dinding sel tumbuhan
Sumber : Hopkins,2009
23
konformasi, atau bentuknya, sehingga sekarang memiliki afinitas yang
lebih tinggi untuk G protein. G protein mengikat ke permukaan
sitoplasma dari reseptor dan G subunit pertukaran GDP untuk molekul
guanosin trifosfat (GTP). G protein kini aktif, atau '' pada. '' Pada langkah
berikutnya, protein G yang diaktifkan memisahkan dari reseptor dan G
subunit memisahkan dari G gabungan subunit. Setiap G dan G
subunit sekarang bebas untuk mengaktifkan protein efektor. Efektor
adalah enzim-enzim yang pada gilirannya mengontrol jumlah utusan
ondary sek- diproduksi atau yang mengatur laju yang ion melintasi
membran. Contoh molekul efektor termasuk calmodulin, phospholipases,
dan protein kinase dan lipid yang dibahas di bagian berikut. G subunit
juga memiliki aktivitas GTPase, sehingga ketika G subunit telah
menyelesaikan tugasnya, GTP dihidrolisis terhadap PDB dan fosfat
anorganik. Berikut hidrolisis GTP, G subunit memisahkan dari protein
efektor dan bebas untuk bergabung kembali dengan G subunit dan
dengan demikian reformasi kompleks heterotrimeric tidak aktif. Selama
GPCR itu sendiri tetap diaktifkan, dapat berubah pada beberapa protein
G, sehingga memperkuat aliran sinyal ke molekul efektor. (Hopkins,
2009)
24
3.3.3 Prinsip dasar sinyal kinase, fosfolipase, ion kalsium dan transkripsi
Reseptor di permukaan sel dapat mengenali berbagai sinyal
ekstrasel dan diperbanyak sebagai kaskade intrasel, sinyal ekstrasel ini
disebut sebagai primary messenger. Sinyal intrasel yang terjadi akibat
perubahan sinyal dari permukaan memerlukan second messenger untuk
berbagai aktivitas intrasel. Kebanyakan multiplikasi sinyal intrasel
memakai protein dan enzim fosforilisasi atau defosforilisasi dengan
mengaktivasi berbagai kinase atau fosfatase. (Kurniawan, 2015).
Spesies utama second messenger pada tanaman termasuk enzim
protein kinase, ion kalsium, dan turunan fosfolipid. Protein kinase dan
kinase kaskade telah terlibat dalam beragam jalur transduksi sinyal
tanaman. Protein kinase adalah enzim-enzim yang mengaktifkan protein
lain dengan katalis forforilasi. (Hopkins, 2009)
Fosfolipid merupakan unsur utama pembentuk membran lipid,
selain mengandung asam lemak dan alkhol, juga mengandung residu
asam fosfat, dan degradasi fosfolipid yang terdapat dalam sel (Peter A.
Mayes, 2003).
Lipid muncul sebagai kelas utama pada second messenger. Pada
second messenger dihasilkan fosfolipase. Fosfolipase termasuk enzim
hidrolitik. (Maharani, 2012). Dimana peranan fosfolipase adalah
menghidrolisis fosfolipid. Fosfolipase terdiri atas fosfolipase A1,
fosfolipase A2, fosfolipase C, dan fosfolipase D. Masing-masing enzim
ini bekerja secara spesifik. (Hopkins, 2009)
Proses regulasi berbagai proses fisiologi pada tanaman seperti
perpanjangan dan pembelahan sel, sekresi dan aktivitas berbagai enzim,
aksi hormon, dan tanggapan tropik melibatkan ion kalsium. Suatu ion
kalsium akan bekerja secara efektif pada second messenger apabila ia
memiliki konsentrasi yang rendah dan di bawah kontrol metabolik.
(Hopkins, 2009)
25
Sinyal Ca2+ adalah salah satu sistem sinyal utama di dalam sel.
Sinyal Ca2+ ini berfungsi untuk mengatur banyak proses seluler. Sinyal
Ca2+ dapat memicu kehidupan baru pada saat proses pembuahan, juga
mengontrol banyak proses selama pertumbuhan, begitu satu sel
membelah/berdiferensiasi, sinyal akan mengatur hampir semua aktivitas
proses seluler, yang menentukan bagaimana metabolisme dan sekresi.
Ada juga efek merugikan untuk sinyal Ca2+ ini, naiknya konsentrasi yang
berlebihan dapat menyebabkan kematian sel, baik dalam cara yang
terkendali atau sel terprogram (apoptosis) atau proses yang menghasilkan
nekrotik.(Kurniawan, 2015)
Prinsip utama reseptor kalsium dalam sel tumbuhan dan hewan
adalah kalmodulin, yang sangat dilestarikan, protein mana-mana yang
dapat diisolasi dari berbagai tanaman yang lebih tinggi, ragi, jamur, dan
ganggang hijau. bisa ditemukan di hampir setiap sel eukariotik dan
membentuk hampir 1% dari semua total massa protein. Kalmodulin
berfungsi sebagai reseptor Ca2+ intrasel dan mengatur proses yang
melibatkan Ca2+. Kalmodulin terbentuk dari protein yang kuat, satu
rantai polipeptida dengan empat tempat ikatan Ca2+ dengan afinitas
tinggi. (Kurniawan, 2015)
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penuaan merupakan bagian dari program kematian sel. Tipe tipe penuaan
yang dijumpai pada tumbuhan adalah overall senescence, top senescence,
deciduous senescence, Progessive Senescence
2. Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi
kedalam dua sel anak. Siklus sel merupakan proses perkembangbiakan sel
yang memperantarai pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
3. Semua sinyal perkembangan terbagi dalam suatu urutan yaitu persepsi
sinyal, transduksi dan tanggapan. Mekanisme presepsi dan transduksi
sinyal adalah Reseptor di permukaan sel dapat mengenali berbagai sinyal
ekstrasel dan diperbanyak sebagai kaskade intrasel, sinyal ekstrasel ini
disebut sebagai primary messenger. Sinyal intrasel yang terjadi akibat
perubahan sinyal dari permukaan memerlukan second messenger untuk
berbagai aktivitas intrasel. Kebanyakan multiplikasi sinyal intrasel
memakai protein dan enzim fosforilisasi atau defosforilisasi dengan
mengaktivasi berbagai kinase atau fosfatase.
4.2 Saran
1. Sebaiknya kita terlebih dahulu membaca buku referensi yang dasar,
sebelum beranjak menggunakan buku dengan isi yang lebih kompleks
2. Sebaiknya kita juga menguasai bahasa inggris sehingga tidak kesulitan
dalam mempelajari buku dengan bahasa inggris
3. Sebaiknya mahasiswa mengetahui kerangka materi terlebih dahulu
sebelum membuat suatu makalah
28
DAFTAR RUJUKAN
Peter A, 2003. Biokimia Harper Edisi 5. Jakarta: alih bahasa Andry Hartono
Ruddon, R.W. 2007. Cancer Biology.Edisi Keempat. Michigan: Oxford
University Press. Halaman 4-5, 12.
Salisbury,F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Institut Tekhnologi Bandung :
Bandung
Soerodikoesoemo. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Universitas Terbuka,
Depdikbud : Jakarta
Wilkins. M.B.1989. Fisiologi Tanaman. Bina Aksara : Jakarta
29