Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TUGAS AKHIR BLOK VI (CARDIOVASCULAR SYSTEM)


Penyakit Kardiovaskular pada PPOK

Oleh :Timothy Sabatta Sianturi


NPM : 14000004

Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen
Medan
2017
Penyakit Kardiovaskular pada PPOK

Latar Belakang

PPOK adalah penyakit infeksi kronis pada paru-paru yang diketahui memiliki
fitur sistemik, salah satunya adalah meningkatnya resiko penyakit jantung. Saat ini ada
beberapa bukti yang dapat dipertimbangkan sehubungan dengan PPOK dan penyakit
jantung.

Penyakit Kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada pasien dengan


PPOK. Dalam studi kesehatan paru, kasus kematian dalam jangka waktu 5 tahun pada
5.887 pasien berusia 35-46 tahun dengan PPOK derajat ringan sampai berat sebanyak
2,5%, dan sebanyak 25% meninggal dikarenakan penyakit kardiovaskular.

Dengan demikian, sejumlah studi populasi umum dan Penelitian pada pasien
PPOK menunjukkan bahwa PPOK merupakan faktor risiko utama pada penyakit
jantung iskemik dan kematian jantung mendadak.

Faktor Resiko Tradisional

Merokok merupakan faktor penyebab pada sebagian besar individu dengan


PPOK dan merupakan faktor penyebab dalam perkembangan penyakit arteri koroner.
Faktor risiko kardiovaskular tradisional lainnya adalah umum di PPOK.
Penyidik telah melaporkan sebuah peningkatan prevalensi diabetes dan hipertensi pada
pasien dengan PPOK dibandingkan dengan individu sehat, dan peningkatan prevalensi
ini bahkan terbukti dalam GOLD (Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease) stage 3 dan 4 dalam Risiko Aterosklerosis pada Studi populasi masyarakat.
Faktor Resiko Baru

Inflamasi Sistemik

Dalam tinjauan sistematis terhadap 14 penelitian asli, Gan dan 7 rekan kerja
menunjukkan bahwa penanda tingkat inflamasi sistemik, termasuk jumlah leukosit
darah, Protein C-reaktif (CRP), IL-6, dan fibrinogen meningkat pada pasien PPOK
dibandingkan dengan subjek perokok yang terkontrol. Inflamasi sistemik ini
meningkatkan keparahan penyakit, dan berkaitan dengan peningkatan angka kematian.
Mekanisme seluler spesifik dimana peradangan sistemik berperan dalam patogenesis
penyakit kardiovaskular yang kompleks. Namun, penelitian telah mengungkapkan
bahwa proses inflamasi dimulai dari awal pembentukan plak, perkembangan, dan
ruptur. Pencitraan PET Fludeoxyglucose telah menunjukkan bukti langsung adanya
tanda peradangan di dinding pembuluh darah aorta, yang mungkin terkait dengan plak
aterosklerotik, pada pasien dengan PPOK dibandingkan dengan subjek perokok
terkontrol. Dalam Studi retrospektif tentang data pemberian obat apotek, peresepan
statin dikaitkan dengan penurunan angka kematian pada pasien dengan PPOK, dan
statin telah menunjukkan dapat mengurangi penanda tingkat inflamasi sistemik dalam
kondisi ini. Demikian, interaksi antara sel-sel inflamasi dan trombosit mungkin
memainkan peran kunci dalam patogenesis kejadian pembuluh darah pada pasien
PPOK dan mungkin menjadi target terapi masa depan.

Stres oksidatif

Tidak ada penelitian yang secara khusus membahas hipotesis tersebut bahwa
peningkatan stres oksidatif pada PPOK meningkatkan risiko kardiovaskular
Pengukuran ROS (Reactive Oxygen Species) bermasalah, dan untuk menangani
masalah peningkatan oksidatif stres pada PPOK dan pengaruhnya terhadap resiko
kardiovaskular cukup sulit untuk diketahui. Meskipun demikian, penelitian yang telah
dilakukan menyarankan bahwa partikel yang terhirup dapat menyebabkan fungsi
endothelial menjadi terganggu akibat efek ROS pada oksida nitrat, dan mekanisme
serupa mungkin ada ditemukan pada PPOK.
Stres-stres fisiologis

Penderita PPOK rentan terkena hipoksia - baik hipoksia berkelanjutan pada


pasien dengan penyakit berat, atau hipoksia intermiten selama latihan atau eksaserbasi.
Hipoksia juga menginduksi stres hemodinamik. Hipoksia pada subjek normal
menghasilkan peningkatan pada denyut jantung dan indeks jantung. Hipoksia juga
mempengaruhi sirkulasi ginjal, mengurangi aliran darah ginjal dan mengaktifkan
sistem renin-angiotensin, menghasilkan peningkatan vasokonstriksi perifer dan stress
oksidatif. Aktivasi sistem saraf simpatik dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular. PPOK dan kegagalan pernafasan kronis berkaitan dengan aktivasi
sistem saraf simpatik, yang karenanya dapat berkontribusi pada kardiovaskular
sehingga menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang diamati pada pasien dengan
PPOK.

Abnormalitas dinding pembuluh darah

CIMT (Carotid Intimal Medial Thickness), ukuran lain dari struktur dan fungsi
dinding vaskular dikenal untuk mempengaruhi dan memprediksi kejadian
kardiovaskular dan kematian di masa depan. Kekakuan arterial dan fungsi endotel
baru-baru ini telah dipelajari secara ekstensif pada PPOK dalam upaya untuk
memastikan mekanisme peningkatan risiko kardiovaskular secara lebih tepat.
Pasien dengan PPOK telah terbukti mengalami peningkatan kekakuan arteri
dibandingkan dengan subjek kontrol usia dan jenis kelamin. Pada studi penelitian
dalam perbandingan 2 kelompok pasien dengan PPOK didapati bahwa terdapat
peningkatan kekakuan pada dinding pembuluh darah arteri subjek, terbukti bahwa
peningkatan degradasi elastin menyebabkan proses kalsifikasi pada dinding aorta
sehingga dapat menyebabkan kekakuan dinding pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan peningkatan resiko pada sistem kardiovaskular.
Percepatan Penuaan
Mekanisme yang terkait dengan percepatan penuaan juga dipertimbangkan untuk
terlibat dalam patogenesis aterosklerosis penuaan sel endotel seluler diyakini berperan
dalam disfungsi endotel dan aterogenesis. Panjang telomere leukosit yang disingkat
telah dikaitkan dengan kejadian peningkatan kekakuan arteri, yang juga telah terbukti
menjadi prediktor kejadian penyakit jantung koroner di masa depan. Selanjutnya,
sirtuin 1 memainkan peran penting dalam homeostasis sel endotel dan dapat
melindungi terhadap penuaan pembuluh darah, disfungsi, dan aterosklerosis. Dengan
demikian, mekanisme yang menyebabkan percepatan penuaan di paru-paru dan di
dalam vaskulatur dapat membuktikan hubungan mekanistik antara COPD dan
disfungsi vaskular.
Ketidakseimbangan protease/antiprotease
Ketidakseimbangan protease / antiprotease dianggap sebagai mekanisme
patogenik penting pada PPOK dan penyakit kardiovaskular. Hal ini memungkinkan
baik sistemik atau upregulasi protease lokal, terlibat dalam patogenesis kedua kondisi
ini, dapat berperan dalam peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada PPOK. Ada
banyak bukti bahwa MMP(Matrix Metalloproteinase)-2 dan MMP-9 penting dalam
patogenesis COPD, khususnya empisema. MMP-9 juga telah terlibat dalam kejadian
kekakuan arteri dan aterosklerosis. upregulasi MMP-2 dan -9, yang berkorelasi dengan
degradasi elastin kulit . Upregulasi MMP sistemik ini juga dapat terjadi pasien dengan
PPOK yang mengakibatkan degradasi elastin dan peningkatan kekakuan arteri, dan
peningkatan MMP lokal di paru-paru dapat menyebabkan emfisema, menunjukkan
hubungan mekanis antara emfisema dan kekakuan arteri dan, karenanya,
meningkatkan resiko kardiovaskular pada PPOK. Ada juga bukti bahwa serin,
cathepsin k dan sistein protease berperan dalam patogenesis aterosklerosis dan PPOK.
Protein serin (misalnya, elastase neutrofil) telah terlibat dalam keduanya aterosklerosis
dan PPOK pada manusia. Pada penyakit kardiovaskular, elastase neutrofil dijumpai
dalam plak ateromatosa manusia dan sangat melimpah di pundak plak. Selain itu, pada
pasien dengan angina, dijumpai bahwa semakin tinggi tingkat sirkulasi elastase
leukosit yang beredar dapat memprediksi kejadian kardiovaskular di masa depan.
Kesimpulan

Penjelasan lebih lanjut dari mekanisme ini bertujuan untuk dapat memberikan target
baru untuk pengobatan keduanya baik itu pada paru dan manifestasi kardiovaskular
PPOK.

Anda mungkin juga menyukai