Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Karya:
Al Qadhi Abu Syuja Ahmad bin Hasan bin Ahmad Al Ashfahani
rahimahullah
1
MENGENAL PENULIS
Siapakah Al Qadhi Abu Syuja?
Tajuddin Abdul Wahhab bin Ali As Subki berkata dalam Thabaqat Asy Syafiiyyah Al Kubra (8/15),
Beliau adalah penyusun kitab Al Ghayah fil Ikhtishar dan saya mengetahui Beliau melalui syarah
Al Iqna yang disusun oleh Al Qadhi Al Mawardi. Yaqut berkata dalam Al Buldan ketika menyebut
daerah Ibaadaan, Kepadanyalah dinisbatkan Al Qadhi Abu Syuja Ahmad bin Hasan bin Ahmad
Asy Syafii Al Ibadaani.
As Salafiy meriwayatkan darinya, ia berkata, Beliau termasuk anak-anak zaman. Beliau belajar di
Basrah lebih dari 40 tahun mengenai madzhab Syafii.
Tajuddin melanjutkan kata-katanya, Disampaikan demikian kepadaku pada tahun 500 H, dan ia
masih hidup setelahnya, dan aku tidak mengetahui lagi setelah itu. Aku bertanya tentang
kelahirannya, maka ia menjawab, Pada tahun 434 H di Basrah, sedangkan ayahnya berasal dari
Ashbahan.
2
.
:
.
.
Segala puji bagi Allah Rabbul alamin, semoga shalawat tercurah kepada pemimpin kita
Nabi Muhammad, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya semua.
Al Qadhi Abu Syuja Ahmad bin Hasan bin Ahmad Al Ashfahani rahimahullah berkata:
Sebagian kawan-kawanku -semoga Allah Taala menjaga mereka- memintaku untuk
menyusun ringkasan tentang fiqh sesuai madzhab Imam Syafii -semoga Allah merahmati dan
meridhainya- yang sangat ringkas dan singkat agar mudah dipelajari oleh penuntut ilmu dan
mudah dihapal oleh pemula, sekaligus membuatkan pembagian-pembagian dan membatasi
materi-materinya.
Aku pun menyanggupinya seraya mengharapkan pahala dari Allah dan taufiq-Nya agar
sesuai dengan kebenaran, dan Dia Mahakuasa atas apa yang Dia kehendaki serta Mahalembut dan
Mahateliti terhadap hamba-hamba-Nya.
3
KITAB THAHARAH (BERSUCI)
Macam-Macam Air
Air yang boleh digunakan bersuci ada tujuh
macam, yaitu: air hujan, air laut, air sungai, air
sumur, air mata air, air salju (es), dan air :
embun.
Pembagian Air
.
Selanjutnya, air itu ada empat bagian:
1. Air yang suci dan tidak makruh, yaitu air
mutlak (alami atau sama seperti itu
keadaannya). :
2. Air yang suci lagi menyucikan (bisa
dipakai wudhu dan mandi), namun .
makruh, yaitu air yang terjemur sinar
matahari1. .
3. Air yang suci tetapi tidak menyucikan,
yaitu air mustamal (bekas dipakai) 2 dan
air yang sudah berubah (dari .
kemutlakannya) karena sesuatu yang
suci3.
4. Air yang najis, yakni air yang kejatuhan
najis. Yaitu ketika volume airnya di
.
bawah dua qullah, lalu berubah (oleh
najis). .
2 qullah berjumlah kira-kira 500 kati
Baghdad4 menurut pendapat yang lebih
shahih.
Cara Menyucikan Kulit Bangkai
Pasal. Kulit bangkai menjadi suci dengan :
disamak selain kulit anjing dan babi, dan
binatang yang terlahir dari keduanya atau salah .
satunya.
Demikian pula tulang bangkai dan bulunya juga
1
Hadits yang menyebutkan larangan menggunakan air musyammas (yang terjemur sinar matahari) menurut sebagian
Ahli Hadits adalah dhaif, lihat Kitab Kifayatul Akhyar ketika membahas masalah ini.
2
Menurut sebagian ulama, bahwa air mustamal adalah thahur (suci lagi menyucikan), lihat alasannya di Kitab
Fiqhussunnah tentang Al Maaul Mustamal.
3
Tetapi air ini bisa dipakai untuk membersihkan najis.
4
Dua qullah artinya dua tong besar, dikatakan qullah karena orang dewasa dapat mengangkatnya jika dipenuhi air.
Beratnya menurut para Ahli Fiqh madzhab Syafii adalah 500 rithl Baghdadiy. Ukuran airnya jika di suatu kolam
berbentuk persegi empat, maka panjangnya, lebarnya, dan tingginya 1 hasta (1 hasta panjangnya dari ujung jari
tengah sampai ke ujung siku tangan). Menurut sebagian peneliti volumenya sebanyak 46,2 cm.
4
najis5 kecuali tulang dan rambut (mayat)
manusia. .
Menggunakan Bejana
Pasal. Tidak boleh menggunakan bejana emas
dan perak. Dan diperbolehkan menggunakan
bejana selain dari keduanya. :
Bersiwak
.
Pasal. Bersiwak dianjurkan dalam setiap
keadaan kecuali setelah tergelincir matahari
bagi orang yang berpuasa6. Bersiwak pada tiga
keadaan lebih dianjurkan lagi, yaitu ketika :
mulut sudah berubah (bau) karena diam yang
lama atau karena lainnya, demikian pula karena :
bangun dari tidur, dan ketika hendak shalat.
.
Fardhu-Fardhu Wudhu
Pasal. Fardhu-fardhu wudhu ada enam perkara,
yaitu: (1) niat ketika membasuh muka7, (2)
membasuh muka, (3) membasuh kedua tangan
sampai kedua siku, (4) mengusap sebagian
: :
kepala8, (5) membasuh kedua kaki sampai
kedua mata kaki, dan (6) tertib seperti yang
kami sebutkan.
.
Sunah-Sunah Wudhu
5
Menurut penyusun Fiqhussunnah, pada dasarnya semua itu suci, dan tidak ada dalil yang menunjukkan najisnya,
lihat alasan Beliau dalam kitab Fiqhussunnah saat menerangkan tentang najasah (najis).
6
Sebagian ulama berpendapat, bahwa bersiwak pada saat puasa tidak makruh sama sekali secara mutlak.
7
Niat tempatnya di hati; bukan di lisan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Fatawanya (22/217) berkata, Tempat
niat adalah di hati, bukan di lisan berdasarkan kesepakatan para imam kaum muslimin dalam semua ibadah.
8
Sebagian ulama berpendapat, bahwa mengusap kepala tidak hanya separuhnya; bahkan semuanya. Imam Bukhari
membuat bab dalam Shahihnya, "Mengusap kepala semuanya."
Adapun huruf ba' dalam firman Allah Ta'ala,
"Dan usaplah kepalamu." (QS. Al Maidah: 6)
Maka bukanlah lit tab'idh (menunjukkan sebagiannya), bahkan ahli bahasa tidak mengenalnya. Ibnu Burhan berkata,
"Barang siapa yang menyangka bahwa ba' tersebut menunjukkan sebagian, maka ia telah datang membawa sesuatu
yang tidak diketahui oleh Ahli Bahasa."
5
Sunah-sunahnya ada 10 perkara, yaitu: (1)
membaca basmalah, (2) mencuci kedua telapak
tangan sebelum memasukkannya ke dalam
bejana9, (3) berkumur-kumur, (4) menghirup air :
ke hidung, (5) mengusap seluruh kepala, (6)
mengusap dua telinga bagian luar dan dalam
dengan air yang baru, (7) menyela-nyela janggut
yang tebal, (8) menyela-nyela jari tangan dan
kaki, (9) mendahulukan yang kanan daripada
yang kiri, (9) membasuhnya sebanyak tiga kali-
tiga kali, (10) muwalah (tidak dipisah dengan
kegiatan yang lain).
.
Istinja
Pasal. Beristinja wajib dilakukan dari buang air
kecil maupun buang air besar.
Yang lebih utama adalah beristinja dengan . :
menggunakan batu, lalu diiringi air. Boleh hanya
menggunakan air, atau tiga buah batu yang
dapat membersihkan bagian itu. Tetapi, Jika
ingin menggunakan salah satunya, maka
menggunakan air lebih utama. .
Dan harus dihindari menghadap kiblat dan
membelakanginya ketika di tanah lapang.
.
Demikian pula harus dihindari buang air kecil
dan buang air besar di air yang diam, di bawah
.
pohon yang berbuah, di jalanan, di tempat
berteduh, dan di lubang. .
Dan hendaknya ia tidak bercakap-cakap ketika
buang air kecil atau buang air besar. .
Demikian pula hendaknya ia tidak menghadap
matahari dan bulan atau membelakangi
keduanya (ketika buang air kecil atau besar) 10.
Pembatal-Pembatal Wudhu
Pasal. Hal yang membatalkan wudhu ada enam
9
Dalam Kifayatul Akhyar disebutkan, bahwa mencuci kedua telapak tangan ini ada beberapa keadaan: pertama, jika
yakin ada najis pada tangannya, maka makruh tahrim (haram) baginya langsung mencelupkan ke dalam air karena
akan merusak air. Kedua, jika ia ragu apakah ada najis atau tidak di tangannya, seperti orang yang sebelumnya tidur
dan tidak mengetahui di mana tangannya bermalam, maka makruh baginya langsung menyelupkan tangan, bahkan
sebagian ulama mengatakan wajib mencuci kedua telapak tangan sebelum memasukkan ke bejana. Ketiga, jika ia
yakin suci tangannya, maka tidak makruh langsung mencelupkan tangannya ke dalam bejana.
10
Dalil yang melarang menghadap atau membelakangi matahari dan bulan ketika buang air belum kami ketahui,
wallahu alam.
6
perkara, yaitu: (1) sesuatu yang keluar dari dua
jalan (qubul dan dubur), (2) tidur tidak dalam
keadaan duduk yang tetap, (3) hilang akal : :
karena mabuk atau sakit, (4) menyentuh wanita
ajnabi (bukan mahram) tanpa penghalang11, (5)
menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
(6) menyentuh lubang dubur menurut pendapat
Imam Syafii yang baru.
Hal-Hal Yang Mengharuskan Mandi .
Pasal. Hal yang mengharuskan mandi ada enam
perkata; tiga perkara berlaku bagi laki-laki dan
wanita, yaitu bersentuhan dua khitan, keluar : :
mani, dan meninggal dunia. Sedangkan yang
tiga lagi hanya khusus bagi wanita, yaitu: haidh, :
nifas, dan melahirkan.
:
Fardhu-Fardhu Mandi .
Pasal. Fardhu mandi ada tiga perkara, yaitu: (1)
niat, (2) menghilangkan najis pada badannya
jika ada, (3) menyampaikan air ke semua
rambut dan kulit.
: :
Sunnah-sunnah ketika mandi
Sunah-sunah mandi ada lima perkara, yaitu: (1) .
membaca basmalah, (2) berwudhu sebelumnya,
(3) menjalankan tangan ke atas badannya, (4)
muwalah (berurutan), (5) mendahulukan bagian
yang kanan daripada yang kiri.
:
.
Mandi-Mandi Yang Sunah
Pasal. Mandi yang sunah ada tujuh belas
11
Dalil yang dijadikan alasan untuk mengatakan batalnya wudhu karena menyentuh wanita adalah firman Allah Taala,
Aw laamastunnisaa yang artinya, Atau kalian menyentuh wanita (QS. Al Maaidah: 6). Akan tetapi maksud Aw
laamastunnisaa, menurut Ibnu Abbas adalah berjima. Di samping itu, ada beberapa hadits yang menyebutkan
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyentuh istrinya dan tidak berwudhu. Di antaranya hadits Aisyah
radhiyallahu anha, ia berkata, Aku pernah kehilangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari tempat tidur pada
suatu malam, lalu aku menyentuh Beliau; aku letakkan tanganku pada kaki Beliau, sedangkan Beliau di masjid dan
kakinya berdiri tegak. (HR. Muslim). Meskipun demikian, tidak diperbolehkan bagi laki-laki menyentuh wanita yang
bukan mahram, namun tidak membuat wudhu menjadi batal.
7
macam, yaitu: (1) mandi Jumat, (2) mandi pada
dua hari raya, (3) mandi untuk shalat istisqa
(minta hujan), (4) khusuf (mandi untuk shalat
gerhana bulan), (5) kusuf (mandi untuk shalat
gerhana matahari)12, (6) mandi setelah
: :
memandikan mayit, (7) mandinya orang kafir
ketika masuk Islam, (8) mandinya orang gila
ketika sadar (9) mandinya orang yang pingsan
ketika sadar, (10) mandi ketika ihram, (11)
mandi ketika masuk Mekkah, (12) mandi ketika
wuquf di Arafah, (13) mandi ketika mabit di
Muzdalifah13, (14) mandi untuk melempar
jumrah yang tiga, (15) mandi untuk thawaf14,
(16) mandi untuk sai, dan (17) mandi ketika
masuk ke kota (Madinah) Rasulullah shallallahu .
alaihi wa sallam.
12
Mandi pada saat-saat ini (istisqa, kusuf, dan khusuf, dsb.) dianjurkan adalah karena melihat mandi pada hari Jumat
dan hari raya, dimana pada hari tersebut manusia berkumpul bersama, sehingga pada waktu-waktu yang manusia
berkumpul pun sama dianjurkan mandi seperti pada saat istisqa, kusuf, dan khusuf, wallahu alam.
13
Pendapat yang rajih adalah, bahwa tidak disunahkan mandi karena bermalam di Muzdalifah.
14
Tetapi ada riwayat dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa perbuatan yang pertama dilakukan Nabi shallallahu alaihi
wa sallam ketika tiba di Mekkah adalah berwudhu lalu thawaf di Baitullah.
8
Mengusap dua khuff menjadi batal karena tiga
hal, yaitu: (1) ketika melepasnya, (2) habisnya
waktu mengusap, dan (3) ada sesuatu yang
mengharuskan mandi.
:
Tayammum
Pasal. Syarat-syarat tayammum ada lima, yaitu:
.
(1) adanya udzur berupa safar atau sakit, (2)
masuknya waktu shalat, (3) sudah mencari air,
(4) kesulitan menggunakan air, (5) kesusahan
mencarinya.
: :
Tanah yang suci adalah tanah yang mempunyai
debu, jika tercampur kapur atau pasir, maka
tidak boleh15.
Fardhu-Fardhu Tayammum
.
Fardhu Tayammum ada empat, yaitu: (1) niat,
(2) mengusap muka, (3) mengusap kedua
tangan sampai siku16, (4) tertib.
:
Sunah-Sunah Tayammum .
Sunah-sunah tayammum ada tiga, yaitu: (1)
membaca basmalah, (2) mendahulukan bagian
kanan daripada yang kiri, (3) muwalah (tidak
diselingi perbuatan yang lain).
:
Hal-Hal Yang Membatalkan Tayammum
.
Hal yang membatalkan tayammum ada tiga
perkara, yaitu: (1) hal-hal yang membatalkan
wudhu, (2) masih melihat air ketika belum
shalat, (3) murtad.
15
Madzhab yang dipegang oleh Imam Syafi'i, jumhur para ahli fiqh, dan menjadi pendapat Imam Ahmad, Ibnul
Mundzir, dan Dawud, adalah bahwa tidak boleh bertayammum kecuali dengan tanah yang suci yang memiliki debu
yang bisa menempel di wajah dan di tangan. Menurut Malik dan Abu Hanifah, boleh menggunakan semua macam
permukaan bumi meskipun dengan batu yang telah tercuci. Menurut Auzaiy dan Sufyan Ats Tsauri, boleh
menggunakan semua permukaan bumi meskipun dengan salju.
16
Pendapat yang rajih (kuat) adalah sampai pergelangan tangan. Hal ini berdasarkan hadits Ammar, bahwa Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya, Sesungguhnya cukup bagimu melakukan begini dengan kedua
tanganmu. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memukulkan kedua tangannya ke tanah sekali saja, kemudian
mengusapkan telapak tangan kiri ke telapak tangan kanannya, dan bagian atas telapak tangannya serta mengusap
wajahnya.
9
:
Mengusap Jabirah (Balutan)
Pemakai jabirah boleh mengusap ke atas jabirah
.
tanpa perlu mengulangi shalatnya jika ia
meletakkan balutan itu dalam keadaan suci. Ia
juga hendaknya bertayammum untuk setiap kali
shalat fardhu17, dan boleh shalat sunah sesuai
keinginannya dengan satu tayammum.
.
Macam-Macam Najis .
Pasal. Semua yang cair yang keluar dari dua
jalan (qubul dan dubur) adalah najis selain
mani.
Mencuci semua yang terkena air kencing dan . :
kotoran adalah wajib kecuali kencing anak bayi
yang belum makan makanan, maka untuk
menyucikannya cukup dipercikkan dengan air
saja. Dan tidak dimaafkan satu najis pun kecuali .
darah dan muntah yang sedikit.
Hewan yang tidak mengalir darahnya apabila
jatuh ke dalam bejana dan mati di sana, maka .
hewan itu tidak membuatnya najis. Semua
hewan adalah suci selain anjing dan babi, dan
yang lahir dari keduanya atau salah satunya. .
Semua bangkai adalah najis kecuali bangkai
ikan, belalang, dan manusia. .
Bejana harus dibasuh ketika terkena jilatan .
anjing dan babi18 sebanyak tujuh kali; salah
satunya dengan tanah. Sedangkan najis-najis
yang lain cukup sekali saja, dan tiga kali lebih
utama. Jika khamr (arak) menjadi cuka dengan
sendirinya, maka khamr itu menjadi suci, tetapi
jika menjadi cuka karena diberikan sesuatu di
dalamnya, maka tidak suci. .
17
Sebagian ulama berpendapat, bahwa seseorang boleh shalat sekehendaknya baik shalat fardhu maupun sunah
dengan satu tayammum, lihat Fiqhussunnah karya S. Sabiq pada pembahasan tayammum.
18
Pendapat yang rajih (kuat) adalah bahwa babi tidak harus dibasuh tujuh kali, bahkan cukup sekali tanpa tanah
sebagaimana yang dirajihkan oleh Imam Nawawi dalam Syarhul Muhadzdzab.
10
Pasal. Cairan yang keluar dari farji wanita ada
tiga, yaitu: darah haid, nifas, dan istihadhah.
Haid adalah darah yang keluar dari farji wanita
ketika sehat bukan karena melahirkan.
Warnanya sangat hitam lagi terasa panas dan : :
perih.
Nifas adalah darah yang keluar setelah .
melahirkan.
Istihadhah adalah darah yang keluar bukan
pada hari-hari haid dan nifas. Masa minimal .
haid adalah sehari-semalam, sedangkan
.
maksimalnya 15 hari, dan umumnya enam atau
tujuh hari.
.
Masa minimal nifas adalah sekejap (sekali
pancaran), sedangkan maksimal 60 hari, dan .
umumnya 40 hari. Masa minmal suci antara dua
hai adalah 15 hari, dan tidak ada batas
maksimalnya. .
Usia wanita tertimpa haid adalah 9 tahun.
.
Usia minimal kehamilan adalah 6 bulan,
maksimalnya 4 tahun, dan umumnya 9 bulan. .
Perkara Yang Diharamkan Ketika Haid dan .
Nifas
Ketika haid dan nifas diharamkan delapan
perkara, yaitu: (1) shalat, (2) puasa, (3)
membaca al Quran, (4) menyentuh mushaf dan
membawanya, (5) masuk masjid, (6) thawaf, (7) :
berjima, (8) bersenang-senang antara pusar
dan lutut.
.
Perkara Yang Diharamkan Bagi Orang Yang
Junub
Diharamkan bagi orang yang junub lima
perkara, yaitu: (1) shalat, (2) membaca Al
Quran, (3) menyentuh mushaf dan :
membawanya, (4) berthawaf, (5) berdiam di
masjid. .
12
KITAB SHALAT
Shalat Fardhu ada lima, yaitu:
1. Zhuhur, awal waktunya ketika bergeser :
matahari, dan diakhiri ketika bayangan
sesuatu sama panjang dengan sesuatu
:
itu setelah berlalu bayangan rembang. :.
2. Ashar, awal waktunya adalah ketika
bayangan sesuatu melebihi sesuatu itu,
dan waktu terakhirnya Di saat menjadi
pilihan terakhir- adalah panjang .
bayangan dua kali lipat dari benda itu :
sendiri, dan waktu yang masih
diperbolehkan adalah sampai terbenam
matahari.
3. Maghrib, waktunya satu, yaitu ketika : .
matahari terbenam. Ukuran lamanya
adalah total waktu azan, wudhu,
menutup aurat, mendirikan shalat, dan .
shalat lima rakaat (yaitu tiga rakaat
shalat Maghrib, dan ditambah dua
rakaat shalat sunah setelah Maghrib).
:
4. Isya, awal waktunya adalah ketika .
syafaq (cahaya di ufuq) berwarna merah
telah hilang. Sedangkan waktu akhirnya
ketika menjadi pilihan terakhir- adalah
sampai sepertiga malam19, sedangkan
waktu yang masih diperbolehkan adalah
sampai terbit fajar kedua (fajar
shadiq)20.
5. Subuh, awal waktunya adalah dengan
terbit fajar kedua, dan diakhiri saat
menjadi pilihan terakhir- sampai
suasana semakin terang, dan waktu
yang masih diperbolehkan adalah
sampai terbit fajar.
19
Pendapat yang rajih Insya Allah adalah sampai pertengahan malam sebagaimana dalam Shahih Muslim. Dan untuk
mengetahui pertengahan malam adalah dengan membagi dua antara terbenam matahari dengan terbit fajar, wallahu
alam.
20
Yaitu fajar yang melebar ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri yang diiringi dengan suasana yang semakin terang.
13
berakal, inilah batasan mukallaf. .
Shalat-Shalat Sunah
Shalat-shalat sunah ada lima, yaitu: shalat dua
hari raya, shalat dua gerhana (matahari dan
bulan), dan shalat istisqa (meminta diturunkan :
hujan).
.
Shalat-Shalat Yang Mengiringi Shalat Fardhu
Shalat-shalat yang mengiringi shalat fardhu ada
tujuh belas rakaat, yaitu: dua rakaat fajar,
empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat :
setelahnya, dua rakaat setelah Zhuhur, empat
rakaat sebelum Ashar, dua rakaat setelah
Maghrib, dan tiga rakaat setelah Isya, yaitu
ketika (shalat sunah dua rakaat setelah Isya)
ditambah shalat witir satu rakaat. .
Syarat-Syarat Shalat
Pasal. Syarat-syarat shalat, yakni sebelum : :
mendirikannya ada lima, yaitu: (1) suci anggota
badan dari hadats dan najis, (2) menutup aurat
dengan pakaian yang suci, (3) berdiri di tempat
yang suci, (4) mengetahui masuknya waktu
shalat, (5) menghadap kiblat. .
Rukun-Rukun Shalat
Pasal. Rukun shalat ada delapan belas, yaitu: (1) : :
niat, (2) berdiri ketika mampu, (3) takbiratul
14
ihram, (4) membaca Al Fatihah dan ucapan ( -
Bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu
ayatnya21, (5) ruku, (6) thumaninah 22 ketika - )
ruku, (7) itidal setelah ruku, (8) thumaninah
ketika itidal, (9) sujud, (10) thumaninah ketika
sujud, (11) duduk antara dua sujud, (12)
thumaninah ketika duduk antara dua sujud,
(13) duduk terakhir, (14) bertasyahhud pada
saat duduk terakhir, (15) bershalawat kepada
Nabi shallallahu alaihi wa saallam, (16)
mengucapkan salam pertama, (17) niat keluar
dari shalat, (18) Tertib rukun sesuai yang kami .
sebutkan.
Sunah-Sunah Shalat
Sunah-sunah sebelum masuk ke dalam ibadah . :
shalat ada dua, yaitu: azan dan iqamat.
Setelah masuk ke dalam shalat ada dua perkara, :
yaitu: bertasyahhud awal, dan membaca qunut
di waktu Subuh23 dan di waktu shalat witir pada .
pertengahan kedua bulan Ramadhan24.
21
Oleh karena itu, tetap dibaca meskipun pada shalat yang dijahar(keras)kan boleh disir(pelan)kan bacaan
basmalahnya.
22
Yakni tenang atau diam sejenak seukuran satu kali tasbih.
23
Hadits yang mensyariatkan qunut Subuh, yaitu Maa zaala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaqnutu fil fajri
hattaa faaraqadd dunyaa (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa qunut di waktu Subuh hingga meninggal
dunia) di dalam sanadnya ada Abu Jafar Ar Raaziy dia laisa bil qawiy (tidak kuat haditsnya), sehingga hadits tersebut
tidak bisa dipakai hujjah.
24
Hal ini berdasarkan riwayat Muhammad bin Nashr bahwa ia bertanya kepada Said bin Jubair tentang awal mula
dilakukan qunut pada shalat witir, ia menjawab, Umar bin Al Khaththab mengirim pasukan, lalu pasukan itu terjebak
di suatu tempat, ia (Umar) mengkhawatirkan keadaan mereka, maka ketika pertengahan terakhir bulan Ramadhan, ia
melakukan qunut mendoakan mereka.
Ini adalah qunut yang ditambahkan nazilah, adapun qunut tanpa nazilah maka tetap disunahkan pada shalat witir baik
di dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan berdasarkan keumuman hadits Al Hasan bin Ali
radhiyallahuanhuma.
15
pada shalat yang disirkan bacaannya, (6)
mengucapkan amin, (7) membaca surah lain
setelah Al Fatihah, (8) membaca takbir ketika
bangun dan ketika turun, (9) mengucapkan
Samiallahu liman hamidah-Rabbanaa lakal
hamdu-, (10) membaca tasbih ketika ruku, (11)
membaca tasbih ketika sujud, (12) meletakkan
kedua tangan di atas kedua paha ketika duduk
sambil membuka telapak tangan kirinya dan
menggenggam jari-jari tangan kanannya kecuali .
jari telunjuk sambil bertasyahhud, (13) duduk
iftirasy pada setiap duduk, (14) duduk tawarruk
pada saat duduk terakhir, (15) salam yang
kedua.
Beberapa Perbedaan Shalat Wanita Dengan
Laki-Laki : :
Pasal. Seorang wanita berbeda dengan laki-laki
dalam lima perkara, yaitu: (1) laki-laki
menjauhkan sikutnya dari lambungnya, (2) laki-
laki menjauhkan perutnya dari kedua pahanya
ketika ruku dan sujud, (3) laki-laki
menjahar(keras)kan suaranya pada shalat yang .
dijaharkan, (4) ketika terjadi kekeliruan dalam
shalat, maka laki-laki bertasbih, dan (5) aurat
laki-laki adalah antara pusar dan lututnya.
Adapun wanita, maka perbedaannya adalah (1)
perempuan mendekatkan sikunya25, (2) .
perempuan memelankan suaranya di hadapan
laki-laki asing, (3) jika terjadi sesuatu dalam .
shalat, maka ia menepuk tangannya, dan (4)
semua badan wanita merdeka adalah aurat
selain muka dan telapak tangannya.
Adapun budak wanita, maka seperti laki-laki.
25
Menurut Syaikh Al Albani, bahwa praktek shalat Nabi shallallahu alaihi wa sallam berlaku sama bagi laki-laki
maupun wanita, dan tidak ada dalam As Sunnah dalil yang menunjukkan pengecualian bagi wanita, bahkan sabda
Beliau shallallahu alaihi wa sallam Shaallu kamaa raaytumuni ushalli, (artinya: Shalatlah kalian sebagaimana kalian
lihat aku shalat) berlaku pula bagi wanita. Ini juga adalah pendapat Ibrahim An Nakhai, ia berkata, Wanita
melakukan hal yang sama dengan laki-laki dalam shalat. (Lihat Shifat Shalatin Nabi shallallahu alaihi wa sallam karya
Syaikh Al Albani).
16
luar gerakan shalat), (3) berhadats, (4) adanya
najis (5) terbuka aurat, (6) merubah niat, (7)
membelakangi kiblat, (8) makan, (9) minum,
(10) tertawa terbahak-bahak, (11) murtad.
.
Rakaat Shalat Fardhu
Pasal. Rakaat shalat fardhu ada tujuh belas
rakaat. Di sana terdapat 34 kali sujud, 94 kali
takbir, 9 kali tasyahhud, 10 kali salam, dan 153
tasbih.
.
Jumlah rukun dalam shalat totalnya ada 126
rukun. Pada shalat Subuh ada 30 rukun, pada
: :
shalat Maghrib ada 42 rukun, sedangkan pada
shalat yang jumlahnya empat rakaat ada 54
rukun. .
Barang siapa yang tidak sanggup berdiri dalam
shalat fardhu, maka ia boleh shalat sambil
duduk. Dan barang siapa yang tidak bisa shalat .
sambil duduk, maka ia bisa shalat sambil
berbaring.
Pasal. Perkara yang ditinggalkan dalam shalat : :
ada tiga perkara, yaitu yang fardhu, yang sunah,
dan yang haiat.
.
Yang fardhu tidak bisa digantikan oleh sujud
sahwi, bahkan kalau seseorang ingat dan waktu
ingatnya dekat, maka ia lakukan yang fardhu
itu, mendasari shalat di atasnya, lalu sujud .
sahwi.
Yang sunah tidak perlu kembali lagi apabila
telah melakukan yang fardhu, akan tetapi
hendaknya ia melakukan sujud sahwi. .
Adapun sunah haiat, maka tidak perlu
mengulangi kembali ketika ditinggalkan dan
.
tidak perlu sujud sahwi.
Jika seseorang ragu jumlat rakaat yang telah
dikerjakannya, maka ia lakukan berdasarkan
rakaat yang yakin, yaitu jumlah paling sedikit, .
17
kemudian melakukan sujud sahwi.
Sujud sahwi adalah sunah, dan dilakukan .
sebelum salam26.
Shalat Berjamaah
Pasal. Shalat berjamaah sunnah muakkadah
(yang sangat ditekankan)29. Bagi makmum harus :
memasang niat untuk mengikuti; bukan bagi
imam. .
Diperbolehkan orang merdeka bermakmum .
kepada budak, dan orang yang baligh
bermakmum kepada orang yang hampir baligh. .
Dan tidak sah laki-laki bermakmum kepada
wanita, demikian pula orang yang bisa
membaca kepada orang yang tidak bisa .
membaca30.
Makmum yang shalat di tempat mana pun
dalam masjid mengikuti shalatnya imam, .
sedangkan imam tahu shalatnya itu, maka sah
hukumnya selama tidak maju melebihinya.
Jika imam shalat di dalam masjid, lalu makmum
shalat di luarnya namun dekat dengannya, dan
26
Bisa juga setelah salam. Al Hafizh Abu Bakar Al Baihaqi, Yang dekat dengan kebenaran adalah boleh kedua-duanya
(sebelum atau setelah salam), dan inilah yang dipegang oleh sahabat-sahabat kami (dari kalangan ulama yang
semadzhab).
27
Jarak antara syuruq (terbit matahari akhir waktu shalat Subuh) dengan naiknya matahari setinggi satu tombak kira-
kira 15 sampai 20 menit, wallahu alam.
28
Jarak antara istiwa (matahari di tengah-tengah) dengan bergeser ke barat (tanda waktu Zhuhur) kira-kira 5 menit,
wallahu alam.
29
Sebagian ulama berpendapat wajib. Dan pendapat ini yang kami rajihkan.
30
Seperti bermakmumnya seorang yang baik dalam membaca surat Al Fatihah kepada orang yang tidak hapal surah
tersebut.
18
imam mengetahui shalatnya serta tidak ada
penghalang antara keduanya di sana, maka
boleh.
Shalat Musafir
Pasal. Dibolehkan bagi musafir mengqashar :
(mengurangi menjadi 2 rakaat) shalat yang
empat rakaat dengan lima syarat: (1) safarnya . :
bukan untuk maksiat, (2) jarak safarnya adalah
16 farsakh31, (3) melakukan shalat yang empat .
rakaat, (4) berniat qashar ketika takbiratul
ihram, (5) tidak bermakmum kepada yang
.
mukim. .
Bagi musafir boleh menggabung antara Zhuhur
dengan Ashar di salah satu waktunya, dan
.
anatar Maghrib dengan Isya di salah satu
waktunya.
Dan bagi orang yang tidak safar juga boleh
.
menjamak antara kedua shalat itu di waktu
yang pertama ketika hujan.
Shalat Jumat
Pasal. Syarat wajib shalat Jumat ada tujuh
perkara, yaitu: (1) muslim, (2) baligh, (3)
berakal, (4) merdeka, (5) laki-laki, (6) sehat, (7) : :
sebagai tempat tinggalnya.
.
Syarat melaksanakan shalat Jumat ada tiga,
yaitu: (1) tempatnya berupa kota atau desa, (2) :
40 jamaah Jumat harus terdiri dari Ahli Jumat
(orang yang berkewajban shalat Jumat)32, (3)
waktunya cukup untuk melakukan shalat.
.
Jika waktunya sudah lewat atau syarat-
syaratnya tidak terpenuhi, maka diganti dengan
31
1 farsakh = 4800 m, 16 farsakh = 76800 m/76,8 km (atau digenapkan menjadi 80 km).
32
Namun ada riwayat dari Jabir radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah dalam
keadaan berdiri, lalu datang rombongan dari Syam (membawa barang dagangan), kemudian orang-orang pergi
mendatanginya sehingga tidak tersisa di masjid selain 12 orang (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan tidak
disyaratkan jumlah tertentu untuk shalat Jumat.
19
shalat Zhuhur. .
Fardhu-fardhunya ada tiga, yaitu: (1) ada dua
khutbah sambil berdiri (2) disela-selahi duduk, :
(3) dilakukan sebanyak dua rakaat secara .
berjamaah.
Perilaku yang disunahkan ada empat, yaitu: (1)
mandi dan membersihkan badan, (2) memakai :
pakaian putih, (3) menggunting kuku, (4)
memakai wewangian.
.
Dianjurkan33 diam ketika khutbah berlangsung. .
Barang siapa yang masuk masjid sedangkan
imam berkhutbah, maka ia tetap melakukan
shalat dua rakaat (tahiyatul masjid) secara .
ringan lalu duduk.
Shalat Iedain
Pasal. Shalat Iedain hukumnya sunnah
muakkad (yang sangat ditekankan). Jumlahnya :
ada dua rakaat. Pada rakaat pertama bertakbir
sebanyak tujuh kali selain takbiratul ihram,
sedangkan pada rakaat kedua sebanyak lima
kali takbir selain takbir ketika berdiri.
.
Demikian pula hendaknya imam berkhutbah
sebanyak dua kali, dimana pada khutbah
pertama ia bertakbir sebanyak sembilan kali, .
dan pada khutbah kedua ia bertakbir sebanyak .
tujuh kali34.
Takbiran dilakukan sejak matahari tenggelam
pada malam Iedul Fitri hingga imam memulai
shalat.
Sedangkan pada Idul Adh-ha takbiran dibaca
setelah shalat fardhu dari Subuh hari Arafah .
sampai Ashar akhir hari tasyriq.
33
Bahkan wajib.
34
Imam Syafii (Al Umm 1/211) meriwayatkan dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, ia berkata, Sunnahnya, imam
berkhutbah pada dua hari raya sebanyak dua kali, dimana ia sela-selahi antara keduanya dengan duduk.
Imam Baihaqi (3/299) meriwayatkan dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, ia berkata, Sunnahnya khutbah (Ied)
diawali dengan takbir sebanyak sembilan kali berturut-turut, dan pada khutbah kedua (diawali) takbir sebanyak tujuh
kali secara berturut-turut.
Namun menurut penyusun Fiqhussunnah, bahwa semua riwayat yang menyebutkan bahwa khutbah ied itu dua kali
yang imam melakukan duduk di sela-selanya adalah dhaif. Imam Nawawi berkata, Tidak ada riwayat yang shahih
tentang melakukan khutbah beberapa kali.
20
Shalat Kusuf (Gerhana Matahari) dan Khusuf
(Gerhana Bulan)
Pasal. Shalat kusuf hukumnya sunnah :
muakkad. Jika terlewatkan tidak perlu
diqadha. .
Shalat Kusuf dan khusuf dilakukan dua rakaat.
Setiap rakaatnya dua kali berdiri dengan
memanjangkan bacaan di sana, demikian pula
dua kali ruku dengan memanjangkan tasbih di
sana; tidak pada saat sujud. .
Setelah itu berkhutbah dua kali. .
Untuk shalat gerhana matahari bacaan
disir(pelan)kan, sedangkan untuk shalat .
gerhana bulan bacaan dijahar(keras)kan35.
35
Dalam Fiqhussunnah diterangkan, bahwa boleh dijahar(keras)kan bacaannya dan disir(pelankan)kan (pada shalat
gerhana matahari maupun bulan). Namun Imam Bukhari berkata, Dijaharkan lebih shahih.
36
Yakni hendaknya orang yang bermusuhan karena urusan duniawi antara kaum muslimin berdamai.
37
Riwayat ini mursal, disebutkan Imam Syafii dalam Al Umm 1/222.
21
dan lembah-lembah.
Ya Allah, turunkanlah di sekeliling kami, tidak
menimpa kami38. Ya Allah, turunkanlah hujan
yang membantu, nikmat, dan menyuburkan,
melimpah, banyak, mengenai seluruh penjuru
.
bumi, merata dan terus-menerus sampai hari
Kiamat39.
Ya Allah, siramilah hujan kepada kami, dan
jangan jadikan kami termasuk orang-orang
yang beroutus asa. Ya Allah, sesungguhnya
hamba-hamba-Mu dan negeri mereka tertimpa .
kesulitan, kelaparan, dan kesempitan yang
tidak kami keluhkan selain kepada-Mu.
Ya Allah, tumbuhkanlah tanaman kami,
perbanyaklah air susu hewan ternak kami,
turunkanlah kepada kami keberkahan langit, .
keluarkanlah untuk kami keberkahan bumi, dan
hilangkanlah musibah yang menimpa kami;
dimana tidak ada yang
menghilangkannya selain Engkau.
dapat
Ya Allah, sesungguhnya kami meminta
ampunan kepada-Mu, Engkau adalah Maha .
Pengampun. Turunkanlah kepada kami hujan
yang lebat40.
.
Dan apabila air telah mengalir ke lembah-
lembah hendaklah ia mandi. Demikian pula ia
hendaknya bertasbih ketika ada suara guruh
dan kilat41.
Shalat Khauf
Pasal. Shalat khauf ada tiga macam:
Pertama, ketika musuh tidak berada di arah : :
kiblat. Dalam hal ini, imam membagi pasukan
menjadi dua pasukan. Satu pasukan
menghadapi musuh, sedangkan pasukan yang
38
Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
39
Sebagaimana disebutkan dalam Sunan Abi Dawud.
40
Diriwayatkan oleh Imam Syafi'i dalam Al Umm 1/222.
41
Ucapannya adalah,
Mahasuci Allah yang halilintar bertasbih dengan memuji-Nya, begitu juga para malaikat, karena takut kepada-Nya.
(Al Muwaththa 2/992. Al Albani berkat, Hadits di atas mauquf (sampai kepada sahabat) yang shahih sanadnya.).
22
lain di belakangnya. Imam melakukan shalat
dengan pasukan yang berada di belakangnya
satu rakaat, lalu pasukan di belakangnya
menyempurnakan masing-masing kemudian
pergi mendatangi musuh. Lalu pasukan yang .
lain datang dan shalat bersama imam satu
rakaat, kemudian mereka menyempurnakan
kekurangannya, lalu imam mengucapkan salam
bersama mereka.
Kedua, musuh berada di arah kiblat, maka
imam membagi dua barisan dan bertakbiratul .
ihram bersama mereka. Jika ia sujud, maka
salah satu barisan ikut sujud bersamanya,
sedangkan barisan yang lain berdiri menjaga
mereka. Ketika imam telah bangkit, maka
mereka semua sujud dan menyusulnya.
.
Ketiga, ketika kondisi sangat mencekam dan
perang sudah berkecamuk, maka ia shalat
semampunya, baik berjalan kaki atau menaiki
kendaraan, dan baik menghadap kiblat maupun
tidak42.
Shalat Jenazah
Shalat jenazah dilakukan dengan empat kali
takbir; (1) takbir pertama, membaca surat Al
Fatihah, (2) takbir kedua, bershalawat kepada
Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan (3) takbir
:
ketiga, mendoakan mayit dengan
mengucapkan,
Ya Allah, ini adalah hamba-Mu, putera hamba-
:
Mu. Ia keluar dari kesenangan dunia dan
kelapangannya, sedangkan orang yang
dicintainya dan para kekasihnya di sana. Ia .
pergu menuju kegelapan kubur dan hal-hal
yang akan ditemuinya. Ia telah bersaksi bahwa
tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Engkau saja; tidak ada sekutu bagi-Mu, dan
bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-
Mu. Engkau lebih mengetahui dirinya daripada
kami. Ya Allah, sesungguhnya ia telah datang
kepada-Mu, Engkau-lah sebaik-baik Dzat yang
didatangi. Sekarang ia membutuhkan rahmat-
Mu, sedangkan Engkau tidak butuh
menyiksanya. Kami datang kepada-Mu sambil
berharap dapat diterima syafaat kami
untuknya. Ya Allah, jika ia sebagai orang yang
baik, maka tambahkanlah kebaikannya. Dan
jika ia sebagai orang yang buruk, maka
maafkanlah kesalahan-kesalahannya.
Pertemukanlah ia karena rahmat-Mu kepada
keridhaan-Mu. Jagalah ia dari fitnah kubur dan .
azabnya. Luaskanlah kuburnya dan jauhkanlah
tanah dari kedua lambungnya. Pertemukanlah
karena rahmat-Mu kepada keamanan dari
azab-Mu sehingga Engkau membangkitkannya :
dalam keadaan aman hingga sampai di surga-
24
Mu dengan rahmat-Mu. Wahai Yang Maha
.
Penyayang. 43
(4) pada takbir keempat, ia membaca, Ya Allah, .
jangan Engkau halangi kami pahalanya, jangan
Engkau uji kami setelahnya, dan ampunilah
kami dan dia.
Setelah takbir keempat ini, ia mengucapkan
salam.
Menguburkan mayit
Mayit dikubur di lahad (galian di pinggir kubur)
dengan menghadap kiblat, dan dimasukkan dari
arah kepalanya dengan pelan.
Orang yang memasukkannya ke lahad
:
mengucapkan, Dengan nama Allah dan di atas
agama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
.
Selanjutnya jenazah dibaringkan di kubur .
setelah digali sedalam orang yang berdiri
dengan tangan ke atas.
.
43
Doa-doa ini dikumpulkan oleh Imam Syafii dari berbagai riwayat, terkadang Beliau menyebutkannya secara makna,
dan dianggap baik oleh para ulama yang berada di atas madzhabnya. Dan hadits yang paling shahih yang
menyebutkan doa untuk si mayit adalah hadits Auf bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam pernah menyalatkan sebuah jenazah, lalu aku mendengar Beliau mengucapkan,
Ya Allah, ampuni dia, sayangilah dia, lindungilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah persinggahannya, luaskanlah
tempat masuknya, basuhlah dia dengan air, air es dan air embun. Bersihkan dia dari dosa-dosa sebagaimana Engkau
bersihkan kain yang putih dari noda. Berikanlah ganti tempat yang lebih baik, keluarga yang lebih baik, istri yang lebih
baik, masukkanlah ke surga dan lindungilah ia dari azab kubur atau azab neraka. (HR. Muslim)
Demikian pula hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila
menyalatkan jenazah, Beliau mengucapkan,
Ya Allah, ampunilah orang yang masih hidup di antara kami dan yang telah mati, yang masih kecil dan sudah dewasa,
yang laki-laki dan yang perempuan, yang hadir di kalangan kami dan yang tidak hadir. Ya Allah, siapa saja yang
Engkau hidupkan, maka hidupkanlah di atas Islam, dan siapa saja yang Engkau wafatkan, maka wafatkanlah di atas
Islam. Ya Allah, jangan halangi kami mendapatkan pahalanya, dan jangan sesatkan kami setelahnya. (HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani).
25
Dan kubur itu diratakan, tidak dibuat bangunan
di atasnya, dan tidak boleh dikapuri.
Menangisi mayit
Tidak mengapa menangisi mayit tanpa meratap,
dan tanpa merobek-robek kerah baju. . .
Dianjurkan keluarga si mayit dihibur maksimal
tiga hari setelah dikubur. .
Dan tidak boleh dikubur dua orang dalam satu
liang kuburan kecuali jika ada kebutuhan.
26
KITAB ZAKAT
Zakat Hewan Ternak
:
Adapun hewan ternak, maka zakatnya berlaku
pada tiga jenis hewan, yaitu: unta, sapi, dan .
kambing.
Syarat Wajibnya Zakat Pada Hewan Ternak :
Syarat wajibnya ada enam perkara, yaitu: (1)
Islam, (2) merdeka, (3) memilikinya secara
sempurna, (4) mencapai nishab, (5) telah .
berlalu satu tahun, (6) digembalakan di tanah
lapang (selama setahun atau sebagian
besarnya).
Zakat Emas dan Perak . :
Adapun pada mata uang, maka ada dua, yaitu:
emas dan perak.
Syarat Wajibnya Zakat Pada Emas dan Perak :
Syarat wajibnya zakat pada keduanya ada lima .
perkara, yaitu: (1) Islam, (2) merdeka,
memilikinya secara sempurna, (3) telah
mencapai nishab, dan (5) telah berlalu satu
tahun.
Zakat Pada Tanaman dan Buah-Buahan :
Zakat pada tanaman dan buan-buahan ada tiga
.
syarat, yaitu: (1) termasuk yang ditanam oleh
manusia, (2) merupakan makanan pokok yang
bisa disimpan, (3) telah mencapai nishab, yaitu :
5 wasaq (kira-kira 512 Kg) bersih tanpa kulitnya.
Adapun buah-buahan, maka zakatnya hanya .
berlaku pada dua buah, yaitu: buah kurma dan
27
buah anggur.
Syarat Wajibnya Zakat Pada Tanaman dan
Buah-Buahan
:
Syarat wajibnya ada empat, yaitu: (1) Islam, (2) .
merdeka, (3) memiliki secara sempurna, (4)
mencapai nishabnya.
Zakat Perniagaan
Adapun barang-barang yang hendak .
didagangkan, maka syarat wajibnya zakat sama
seperti pada zakat mata uang.
. :
Nishab (Ukuran Wajib Zakat) Pada Unta .
Pasal. Nishab pertama unta adalah 5 ekor,
.
zakatnya seekor kambing 44.
Jika berjumlah 10 ekor unta, zakatnya dua
.
kambing.
.
Jika 15 ekor, zakatnya 3 kambing.
.
Jika 20 ekor, zakatnya 4 kambing.
Jika 25 ekor, zakatnya 1 bintu makhadh 45.
.
Jika 36 ekor, zakatnya 1 bintu labun 46. .
Jika 46 ekor, zakatnya 1 hiqqah 47. .
Jika 61 ekor, zakatnya 1 jadzaah 48.
.
Jika 76 ekor, zakatnya 2 bintu labun.
.
Jika 91 ekor, zakatnya 2 hiqqah.
Dan jika 121 ekor, zakatnya 3 bintu labun. .
Selanjutnya pada setiap 40 ekor, 1 bintu labun,
44
Syaath artinya kambing, yakni jika domba (kira-kira yang usianya 8 atau 9 bulan), sedangkan jika kambing biasa
(yang usianya setahun).
45
Bintu makhaadh adalah unta betina yang berumur satu tahun dan masuk tahun kedua.
46
Bintu labun adalah unta betina yang berumur dua tahun dan masuk tahun ketiga. Jika jantan disebut ibnu labun.
47
Hiqqah adalah unta betina yang berumur tiga tahun dan masuk tahun keempat.
48
Jadzaah adalah unta betina yang berumur empat tahun dan masuk tahun kelima.
28
dan pada setiap 50 ekor, zakatnya 1 hiqqah.
Nishab Sapi . :
.
Pasal. Nishab pertama sapi adalah 30 ekor, dan
zakatnya 1 tabi49.
Jika berjumlah 40, maka zakatnya 1 musinnah 50. .
Dan qiaskanlah yang lain mengikuti hal ini untuk
selamanya.
Nishab Kambing
Pasal. Nishab pertama pada kambing adalah 40
:
ekor. Zakatnya, seekor jadzaah 51 biri-biri atau .
tsaniyyah kambing52.
Jika 121 ekor, zakatnya 2 ekor kambing. .
Jika 201 ekor, zakatnya 3 ekor kambing. .
Jika 400 ekor, zakatnya 4 kambing. .
Selanjutnya pada setiap 100 ekor kambing,
zakatnya 1 kambing. .
49
Tabi/Tabiah adalah sapi yang berusia 1 tahun.
50
Musinnah adalah sapi yang berusia 2 tahun.
51
Jadzaah biri-biri adalah biri-biri yang sudah sempurna 1 tahun dan masuk tahun kedua.
52
Tsaniyyah kambing adalah kambing yang sudah sempurna 2 tahun dan masuk tahun ketiga.
29
Zakatnya adalah 1/40, yaitu 5 dirham. Untuk .
selebihnya dizakati menurut perhitungan itu.
Tidak ada zakat pada perhiasan yang mubah
(seperti cincin perak bagi laki-laki atau gelang .
emas bagi wanita).
.
Nishab Tanaman dan Buah-Buahan
Pasal. Nishab tanaman dan buah-buahan
adalah 5 wasaq (512 Kg), yaitu sama dengan
1600 kati menurut neraca Irak. Untuk :
selebihnya dizakati menurut perhitungan itu.
.
Zakat pada tanaman dan buah-buahan jika
disirami air hujan atau air yang mengalir di
permukaan bumi adalah 1/10, tetapi jika
disirami dengan pompa air atau alat penyiram,
.
maka zakatnya adalah 1/20.
Zakat Fitri
Pasal. Zakat Fitri menjadi wajib karena tiga
perkara, yaitu: (1) Islam, (2) tenggelam
matahari akhir bulan Ramadhan, (3) adanya : :
kelebihan bahan makanan pokok untuk dirinya
dan keluarganya pada hari itu.
Seseorang mengeluarkan zakat untuk dirinya
.
dan orang yang ditanggungnya dari kalangan
kaum muslimin dengan ukuran satu sha
makanan pokok negerinya, yang ukurannya
adalah 5,3 kati menurut neraca Irak (2.4 Kg atau
dibulatkan menjadi 2.5 Kg). .
30
Kepada Siapa zakat Diberikan
Pasal. Zakat diberikan kepada 8 asnaf yang
disebutkan Allah Taala dalam kitab-Nya Yang
Mulia, yaitu pada firman-Nya,
Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk :
((
orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
.))
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana. (QS. At Taubah: 60)
Zakat ini diberikan kepada siapa saja yang ada
dari mereka. Dan sedikitnya tidak boleh kurang .
dari tiga orang dari setiap golongan selain
amil53.
53
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwa tidak wajib diratakan pembagian kepada semuanya, bahkan boleh
memberikan kepada satu golongan dari mereka, dan boleh diberikan semua zakat meskipun masih ada golongan yang
lain. Ini adalah pendapat Imam Malik, jamaah dari kalangan salaf dan khalaf di antaranya Umar, Hudzaifah, Ibnu
Abbas, Abul Aliyah, Said bin Jubair, dan Maimun bin Mihran.
Faedah: Untuk zakat fitri lebih diutamakan kepada kaum fakir dan miskin daripada golongan yang lain.
31
KITAB PUASA
Syarat Wajib Puasa
Syarat wajib puasa ada tiga perkara, yaitu: (1)
Islam, (2) Baligh dan berakal, (3) mampu
berpuasa.
:
.
Fardhu-Fardhu Puasa
Fardhu-fardhu puasa ada empat perkara, yaitu:
(1) niat, (2) menahan diri dari makan dan
:
minum, (3) menahan diri dari jima, dan (4) .
menahan diri dari muntah secara sengaja.
32
Hukum Berjima di Siang Hari Bulan Ramadhan
Barang siapa yang berjima di siang hari bulan
Ramadhan secara sengaja di bagian farji, maka
:
ia wajib mengqadha dan membayar kaffarat,
yaitu dengan memerdekakan seorang budak
yang mukmin. Jika tidak sanggup, maka ia
berpuasa dua bulan berturut-turut, dan jika .
tidak sangggup, maka ia memberi makan 60
orang miskin, dimana masing-masing orang
miskin mendapatkan 1 mud (6 ons).
Mengqadha Puasa Untuk Orang Yang
Meninggal Dunia
.
Barang siapa yang meninggal dunia dalam
keadaan mempunyai hutang puasa, maka
dibayarkan fidyah dengan memberi makan
orang miskin untuk seharinya satu mud.
.
Dan orang yang sudah tua jika tidak sanggup
berpuasa, maka ia boleh berbuka, namun
memberi makan setiap hari berbukanya satu
mud.
Puasa Orang Yang Hamil dan Menyusui
Orang yang hamil dan menyusui, jika
mengkhawatirkan keadaan dirinya, maka ia
boleh berbuka, namun harus mengqadha. Dan .
jika ia mengkhawatirkan keadaan anak-
anaknya, maka ia berbuka, namun harus
mengqadha dan (jika mampu) membayarkan
kaffarat untuk seharinya satu mud yaitu
seukuran 1 1/3 kati Irak (6 ons).
Puasa Orang Yang Sakit dan Musafir .
Orang yang sakit dan musafir dengan safar yang
lama, maka boleh berbuka, namun harus
mengqadha.
: :
Itikaf
.
Pasal. Itikaf hukumnya sunah yang disukai.
Syaratnya dua, yaitu: niat dan menetap di
masjid.
.
Dan tidak boleh keluar dari itikaf nadzar kecuali
ada hajat yang mendesak atau udzur, seperti
33
haidh atau sakit yang tidak memungkinkan
tetap di masjid. .
Itikaf menjadi batal karena jima.
34
KITAB HAJI
Syarat Wajib Haji
Syarat wajib haji ada tujuh, yaitu: (1) Islam, (2),
baligh (3) berakal, (4) merdeka, (5) ada bekal
dan kendaraan, (6) jalannya aman, (7)
:
memungkinkan melakukan perjalanan.
.
Rukun Haji
Rukun haji ada lima, yaitu: (1) ihram disertai
niat, (2) wuquf di Arafah, (3) thawaf di Baitullah, :
(4) sai antara Shafa dan Marwah, (5) mencukur
rambut. .
Rukun Umrah
Rukun umrah ada empat, yaitu: (1) ihram, (2)
thawaf, (3), sai, (4) mencukur atau :
memendekkan menurut salah satu pendapat. .
Kewajiban Haji
Kewajiban haji di luar rukun ada tiga, yaitu: (1) :
ihram dari miqat, (2) melempar jumrah yang .
tiga, (3) mencukur.
Sunah-Sunah Haji :
Sunah haji ada tujuh, yaitu: (1) ifrad, yakni
mendahulukan haji di atas umrah, (2) talbiyah,
(3) thawaf qudum, (4) mabit di Muzdalifah, (5)
melakukan dua rakaat (setelah) thawaf, (6)
mabit di Mina, dan (7) thawaf wada .
(perpisahan dengan Mekkah).
Ihram
Seseorang ketika ihram menanggalkan pakaian .
yang berjahit, dan mengganti memakai kain dan
selendang putih.
Yang Diharamkan Bagi Orang Yang Ihram
Pasal. Diharamkan bagi orang yang ihram : :
sepuluh perkara, yaitu: (1) memakai pakaian
35
yang berjahit (membentuk tubuh), (2) menutup
kepala bagi laki-laki dan wajah bagi wanita, (3)
menyisir rambut 54, (4) mencukur rambut, (5)
memotong kuku, (6) memakai wewangian, (7)
.
membunuh hewan buruan, (8) melakukan akad
nikah, (9) berjima, (10) Bersentuhan dengan
istri disertai syahwat.
Untuk semua pelanggaran itu dikenakan fidyah
kecuali akad nikah, maka tidak sah nikahnya. .
Dan tidak ada yang merusak ihram kecuali jima
di farji. Dan orang yang telah keluar dari ihram
.
tidak boleh keluar dari ihramnya karena .
ihramnya rusak (ia harus meneruskan
ibadahnya hingga selesai).
54
Hal ini diharamkan jika diketahui bahwa menyisir dapat membuat rambut tercabut karena keadaan rambutnya yang
kempal dan semisalnya. Jika tidak demikian, maka hanya makruh saja karena dikhawatirkan rambut akan berjatuhan.
36
keluarganya.
Kedua, denda yang yang wajib karena mencukur
rambut dan bersenang-senang55. Dalam hal ini .
boleh memilih, yaitu: menyembelih seekor
:
kambing, berpuasa tiga hari, atau bersedekah
dengan tiga sha (12 mud/72 ons) makanan
pokok kepada enam orang miskin.
.
Ketiga, denda yang wajib karena ihshar
(terhalang dari melanjutkan ihram), maka ia
bertahallul dan mengorbankan seekor kambing. : :
Keempat, denda yang wajib karena membunuh
hewan buruan. Hal ini boleh memilih. Jika
hewan buruannya termasuk hewan yang ada
penyerupanya dari hewan ternak, maka ia
keluarkan hewan yang serupa dengannya itu, .
atau menguangkannya (mengkalkulasikan harga
hewan itu) dan membeli makanan senilai harga
hewan itu kemudian menyedekahkannya, atau .
berpuasa (sebagai gantinya) untuk setiap mud
satu hari. Tetapi jika hewan buruannya tidak
memiliki penyerupa, maka ia keluarkan dalam
bentuk makanan senilai hewan itu, atau
: :
berpuasa (sebagai gantinya) untuk setiap
mudnya satu hari.
Kelima, denda yang wajib karena berjima.
Urutannya secara tertib adalah sebagai berikut, .
yaitu: menyembelih seekor unta, jika ia tidak
mendapatkannya, maka seekor sapi, dan jika ia
tidak mendapatkannya, maka tujuh ekor
kambing. Jika ia tidak mendapatkannya, maka ia .
mengkalkulasikan harga unta tersebut, dan
membeli makanan sesuai harga itu lalu
.
menyedekahkannya. Jika ia tidak
mendapatkannya juga, maka dengan berpuasa
sebagai gantinya untuk setiap mud satu hari.
Dan hewan hadyu maupun makanan tidak
cukup kecuali jika diberikan di tanah haram,
namun puasa boleh dilakukan di mana saja.
Seseorang tidak boleh membunuh hewan di
tanah haram serta memotong pohonnya. Orang
yang sudah tahallul maupun yang masih ihram
dalam hal ini adalah sama.
55
Seperti menggunting kuku, memakai wewangian, memakai pakaian yang dijahit sesuai bentuk tubuh, dan
melakukan pendorong jima.
37
KITAB JUAL BELI DAN MUAMALAH LAINNYA
Jual Beli itu ada tiga macam:
1. Jual beli benda yang kelihatan, maka :
hukumnya boleh.
2. Jual beli benda yang disebutkan sifatnya
.
saja dalam perjanjian, maka hukumnya
boleh jika ada sifat yang disebutkan itu.
.
3. Jual beli benda yang tidak ada serta
tidak dapat dilihat, maka tidak boleh.
.
Menjual benda yang suci yang dapat
dimanfaatkan dan dimiliki adalah sah. Dan tidak
.
sah menjual sesuatu yang najis dan tidak bisa
.
dimanfaatkan56.
56
Yakni menurut syara seperti bangkai, babi, patung, dan khamr (arak).
57
Yakni makanan yang termasuk ribawi (emas, perak, bur/gandum, syair, kurma, dan garam) dan semisalnya berupa
makanan pokok, atau makanan yang bisa ditakar dan ditimbang.
38
membuat syarat khiyar sampai tiga hari.
Jika ditemukan suatu cacat pada barang, maka .
pembeli berhak mengembalikannya.
Dan tidak boleh menjual buah secara mutlak
sampai jelas baiknya. Demikian pula jual-beli .
pada barang yang berlaku riba (ribawi) dengan
sesama jenisnya dalam keadaan basah selain
susu58.
Pasal. Salam (pemesanan barang) dianggap sah
:
baik secara kontan atau dengan tempo pada
barang-barang yang terpenuhi lima syarat,
yaitu: (1) barang itu dapat dipastikan dengan
sifat, (2) barang tersebut sejenis barang yang
tidak bercampur aduk dengan jenis-jenis
lainnya, (3) proses pembentukan barang itu
tidak menggunakan api, (4) barang itu bukan .
barang yang ditunjuk, dan (5) barang itu bukan
dari sebagian dari barang-barang yang ditunjuk.
:
Pasal. Semua yang boleh dijual-belikan, maka
boleh pula digadaikan untuk keperluan utang- .
piutang jika hutang itu tetap menjadi
tanggungan si pegadai.
58
Yang demikian adalah karena susu itu dapat diketahui sepadan, adapun selainnya seperti anggur dan semisalnya
tidak diketahui sepadannya.
39
.
.
Si pegadai boleh mengurungkan gadainya
selama belum diterima oleh penerima. Dan
penerima gadai tidak harus mengganti barang
gadaian itu kecuali jika ia melanggar.
Jika penerima gadai menerima sebagian .
haknya, maka persoalan gadai itu belum lepas
sampai si pegadai menyerahkan semuanya.
Pasal. Hajr (Pencegahan Tindakan
Membelanjakan harta) diberlakukan kepada : :
enam orang, yaitu (1) anak kecil, (2) orang gila,
(3) orang dungu (yang boros terhadap
( )
hartanya), (4) orang bangkrut yang
menanggung banyak hutang, (5) orang yang
sakit yang dikhawatirkan berwasiat melebihi .
sepertiga, dan (6) budak yang tidak diizinkan
berdagang oleh tuannya.
Pembelanjaan yang dilakukan anak-anak, orang .
gila, dan orang dungu adalah tidak sah. .
Pembelanjaan orang yang bangkrut adalah sah
atas tanggungannya sendiri, bukan
pembelanjaan pada harta bendanya (yang .
sedang diawasi).
Pembelanjaan orang yang sakit dalam jumlah .
lebih dari sepertiga tergantung izin para ahli
waris setelahnya.
Pembelanjaan budak (tanpa izin tuannya)
menjadi tanggungannya sendiri. Ia dituntut
sendiri setelah merdeka (jika terjadi kerugian).
: :
Pasal. Syarat-syarat hiwalah (pemindahan
hutang) itu ada empat, yaitu: (1) ridha dari
orang yang memindahkan hutang, (2)
penerimaan oleh orang yang mempunyai
piutang, (3) keadaan piutang itu sudah tetap
.
menjadi tanggungannya, (4) adanya kesamaan
sifat hutang antara orang yang memindahkan
hutang dengan orang yang menjadi
penanggung baik dalam hal jenis, macam,
waktu bayar, dan waktu penangguhannya.
Dan dengan hiwalah itu, tanggungan si
pemindah hutang itu menjadi hilang.
Wakil adalah orang yang diamanahkan dalam
hal menerima sesuatu dan menjalankannya. Ia
tidak menanggung resiko kecuali jika : .
meremehkan.
Wakil tidak boleh menjual dan membeli kecuali
dengan tiga syarat, yaitu: (1) harus menjual .
dengan harga pasaran (umum), (2) harus
kontan dengan menggunakan uang yang
berlaku di negeri tersebut, (3) tidak boleh
.
menjual atas nama dirinya.
Dan tidak boleh baginya memberikan ikrar yang
memberatkan pihak yang mewakilkan kecuali
dengan izinnya.
:
Pasal. Setiap barang yang dapat diambil
manfaatnya dengan tetap (tidak berobah) .
keadaannya (ketika dipinjamkan), maka boleh
meminjamkannya selama bekas manfaatnya
masih ada.
.
Ariyah (meminjamkan barang) boleh baik secara
mutlak atau dibatasi dengan waktu. Ia
ditanggung oleh peminjam dengan mengganti
sesuai harganya jika suatu saat barang itu rusak.
Pasal. Barang siapa yang merampas harta milik
seseorang, maka ia harus mengembalikannya,
:
demikian pula ia harus mengganti .
kekurangannya, dan membayar sewanya
menurut umumnya. Jika barang itu rusak, maka
ia harus menggantinya dengan ganti yang
serupa jika memang ada, atau dengan harganya (
jika tidak ditemukan yang serupa (menurut .)
harga yang tertinggi yang ada sejak hari
permpasan sampai hari rusaknya barang
tersebut).
Pasal. Syufah59 itu wajib dilakukan karena :
adanya pencampuran hak milik bukan karena
bertetangga, yaitu pada harta yang dapat
dibagi, bukan harta yang tidak dapat dibagi.
Demikian pula pada barang yang tidak dapat .
dipindahkan dari tanah, seperti pekarangan dan
semisalnya, dengan harga yang telah ditetapkan
.
pada jual beli tersebut. .
Syufah harus dilakukan segera. Jika ditunda
59
Syuf'ah maksudnya keberhakan kawan sekutu mengambil bagian kawan sekutunya dengan ganti harta, lalu syafii
(orang yang disyufah, bukan syaafi) mengambil bagian kawan sekutunya yang telah menjual dengan pembayaran
yang telah ditetapkan dalam akad
43
padahal bisa dilakukan segera, maka menjadi
batal. .
Jika seseorang menikahi wanita dengan suatu
saham yang dapat dilakukan syufah, maka
sekutunya dapat menggantinya dengan harga
maskawin itu.
Jika para pelaku syufah terdiri dari sekumpulan
orang, maka mereka berhak mengambil hak
syufah menurut ukuran kepemilikan masing-
masing. : :
Pasal. Qiradh mempunyai empat syarat, yaitu:
(1) harus dengan mata uang yang berlaku
seperti dirham dan dirham, (2) pemilik harta
mengizinkan pekerja untuk memperdagangkan
harta tersebut secara mutlak atau pada barang- .
barang yang pada umumnya tidak terputus
wujudnya, (3) pemilik harta harus memberi
.
syarat kepada pekerja bahwa ia mendapat
bagian tertentu dari keuntungan, (4) qiradh
.
tidak dibatasi dengan waktu.
Pekerja tidak wajib menanggung ganti rugi
kecuali jika melakukan pelanggaran. Dan jika
terjadi keuntungan atau kerugian, maka
kerugian itu ditutup dengan keuntungan
tersebut.
:
Pasal. Musaqat60 adalah boleh terhadap pohon
kurma dan anggur, namun dengan dua syarat, . :
. :
yaitu: (1) pemilik pohon harus memperkirakan
lama masa musaqat itu dengan waktu tertentu,
(2) menentukan bagian tertentu dari buahnya
untuk si pekerja.
:
Pekerjaan dalam musaqat ini terbagi dua, yaitu: .
(1) pekerjaan yang manfaatnya kembali ke
buah, maka hal ini ditanggung oleh pekerja, (2) .
pekerjaan yang manfaatnya kembali ke tanah,
maka hal ini ditanggung oleh pemilik pohon. :
Pasal. Setiap yang dapat diambil manfaatnya
serta tetap keadaannya, maka sah untuk
:
dipersewakan, jika manfaat-manfaatnya tadi
dapat diperkirakan dengan salah satu dari dua
hal ini, yaitu: (1) Dengan masa, atau (2) dengan
pekerjaan.
60
Musaaqaah adalah penyerahan pohon oleh pemiliknya kepada seseorang untuk disirami dan dipelihara dengan
ketentuan bahwa pemelihara akan mendapat bagian tertentu dari buahnya.
44
Secara mutlak, persewaan itu menghendaki .
untuk bayar di muka, kecuali jika mensyaratkan
bayar di belakang.
Persewaan tidak menjadi batal karena matinya .
salah seorang dari kedua orang yang melakukan
akad, tetapi menjadi batal ketika rusaknya
barang yang disewakan.
.
Dan penyewa tidak menanggung apa-apa
kecuali jika melakukan pelanggaran.
:
Pasal. Jaalah hukumnya boleh. Jaalah adalah
seseorang menjanjikan upah tertentu bagi
orang yang mengembalikan barangnya yang .
hilang. Jika ternyata ada yang mengembalikan
barang itu, maka ia berhak mendapatkan upah
yang dijanjikan itu.
:
Pasal. Jika seseorang menyerahkan tanah .
kepada orang lain agar ditanami tanaman, lalu
ia mensyaratkan bagian tertentu dari hasilnya,
maka tidak boleh.
.
Jika pemilik tanah menyewakan kepada
penanam tadi dengan emas atau perak, atau
mensyaratkan makanan tertentu untuknya
(bukan dari hasil tanamannya) dalam
: :
tanggungannya, maka boleh.
Pasal. Menghidupkan tanah yang mati adalah
boleh dengan dua syarat, yaitu: (1) orang yang
.
.
menghidupkan tanah itu adalah muslim, (2)
tanahnya masih bebas, yakni belum dimiliki
oleh seorang muslim. Bentuk
menghidupkannya adalah jika secara adat
yang berlaku sebagai bentuk pemakmuran
terhadap lahan yang mati. :
Memberikan air hukumnya wajib dengan tiga
syarat, yaitu: (1) jika melebihi kebutuhannya,
(2) jika orang lain membutuhkannya, baik .
untuk dirinya atau hewan miliknya, (3) air
tersebut berasal dari air yang dibiarkan di
sumur atau mata air.
Pasal. Waqaf hukumnya boleh dengan tiga :
:
syarat, yaitu: (1) barang tersebut termasuk
barang yang bisa dimanfaatkan dengan tetap
wujudnya, (2) pihak pertama yang mendapat .
waqaf ada, dan pihak penyambungnya ada;
tidak terputus, (3) waqaf tidak untuk
45
:
kepentingan yang diharamkan.
Penggunaan waqaf harus mengikuti syarat yang
ditetapkan pewaqaf, berupa ada yang .
didahulukan atau ditakhirkan dan disamakan
atau dilebihkan.
:
Pasal. Setiap barang yang boleh dijual-belikan,
maka boleh pula dihibahkan. Dan barang yang
dihibahkan tidak bisa menjadi milik orang yang .
diberi kecuali dengan penerimaan. Jika barang
yang dihibahkan itu telah diterima, maka si
pemberi tidak boleh menarik kembali kecuali
jika ia sebagai ayahnya. .
Jika seseorang memberikan sesuatu secara
imar atau irqab61, maka barang itu menjadi
milik orang yang diimarkan atau diirqabkan,
demikian pula untuk ahli waris setelahnya.
:
Pasal. Jika seseorang menemukan barang
luqathah (temuan) di area yang mati atau di
jalan, maka ia berhak mengambilnya atau
.
meninggalkannya. Tetapi mengambilnya lebih
utama daripada meninggalkannya jika ia merasa :
.
mampu mmengurusnya.
Jika ia mengambilnya, maka ia wajib mengenali
enam hal, yaitu: (1) wadah barang itu, (2)
bungkusnya, (3) talinya, (4) jenisnya, (5)
jumlahnya, dan (6) beratnya.
Ia wajib menyimpannya di tempat yang pantas.
Selanjutnya, jika ia hendak memilikinya, maka ia
umumkan selama setahun di pintu-pintu masjid .
dan di tempat ia menemukan barang itu. Jika ia
tidak menemukan pemiliknya, maka ia berhak
memilikinya dengan syarat siap mengganti
(sewaktu-waktu datang pemiliknya).
:
Barang temuan ada empat macam, yaitu: (1) .
barang yang tahan lama, maka hukumnya
sebagaimana yang diterangkan di atas, (2) :
.
barang yang tidak tahan lama, seperti makanan
basah, maka ia diberi pilihan antara
memakannya dan mengganti harganya, atau
61
Imar artinya seseorang berkata kepada orang lain, Aku jadikan barang ini untukmu selama kamu masih hidup, jika
engkau telah mati, maka barang itu kembali kepadaku. Sedangkan Irqab artinya seseorang berkata kepada orang
lain, Saya ruqba(berikan) milik saya dan saya jadikan milik saya itu untukmu selama hidupmu; jika kamu meninggal
sebelumku, maka ruqba itu kembali kepadaku dan jika aku meninggal sebelum kamu, maka ia menjadi milikmu dan
keturunanmu."
46
menjual dan menyimpan hasilnya, (3) barang
:
yang bisa tahan lama dengan pemeliharaan,
seperti kurma yang hampir masak (basah), .
maka yang menemukannya melakukan tindakan
yang mengandung maslahat, seperti :
:
menjualnya dan menjaga hasilnya, atau
mengeringkannya dan menyimpannya, (4)
:
sesuatu yang butuh pembiayaan, maka dalam .
hal ini ada dua macam, yaitu: pertama, hewan
yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri.
Untuk hewan ini, ia diberikan pilihan antara
memakannya dan mengganti harganya, atau .
membiarkannya serta membiayainya secara
sukarela, atau menjualnya dan menyimpan
hasilnya. Kedua, hewan yang dapat menjaga
dirinya. Jika ia menemukannya di tanah lapang,
maka ia tinggalkan. Tetapi, jika ia
menemukannya di kota atau desa, maka ia
diberi pilihan dengan tiga pilihan tadi.
47
KITAB WARIS DAN WASIAT
Ahli waris dari kalangan laki-laki ada sepuluh,
yaitu: (1) anak laki-laki, (2) cucu (dari anak laki- :
laki), dan seterusnya ke bawah (3) ayah, (4)
kakek, dan seterusnya ke atas, (5) saudara, (6)
putera saudara meskipun jauh62, (7) paman
(saudara ayah), (8) putera paman meskipun
jauh, (9) suami, dan (10) maula (tuan) yang .
memerdekakan hamba sahaya(budak)nya.
Adapun ahli waris dari kalangan wanita ada
tujuh, yaitu: (1) anak perempuan, (2) cucu :
.
perempuan (dari anak laki-laki), (3) ibu, (4)
nenek, (5) saudari, (6) istri, (70) maulaa
(nyonya) yang memerdekakan hamba sahaya.
:
Di antara ahli waris di atas, yang tidak gugur
sama sekali ada lima, yaitu: suami, istri, ayah,
ibu, dan anak kandung. .
Sedangkan orang yang tidak menjadi ahli waris
dalam keadaan bagaimana pun ada tujuh, yaitu:
(1) budak, (2) mudabbar (budak yang akan
dimerdekan apabila tuannya sudah meninggal), :
(3) ummul walad (hamba sahaya perempuan
yang mempunyai anak dari tuannya), (4) .
mukatab (hamba sahaya yang mengangsur
cicilan untuk menebus dirinya), (5) pembunuh,
(6) orang murtad, (7) pemeluk dua agama yang
berlainan (misalnya muslim dan kafir). :
Selanjutnya ashabah yang paling dekat adalah
(1) anak, (2) cucu, (3) ayah, (4) kakek, (5) ayah,
(6) saudara kandung, (7) putera saudara
kandung, (8) saudara seayah, (9) putera saudara
.
seayah, (10) paman seperti urutan ini, (11)
putera paman.
Apabila ahli waris ini sudah tidak ada, maka
orang yang memerdekakan budak itu, dialah : :
yang mendapatkan warisan.
.
Pasal. Bagian yang ditentukan dalam kitabullah
ada enam, yaitu: , , 1/8, 2/3, 1/3, dan 1/6.
Yang mendapatkan bagian ada 5 orang, yaitu:
(1) puteri, (2) cucu perempuan (dari anak laki-
laki), (3) saudari kandung, (4) saudari seayah,
62
Seperti cucu (dari anak laki-laki) saudara.
48
dan (5) suami jika tidak bersama anak. :
Yang mendapatkan bagian 1/4 ada 2 orang,
yaitu: suami ketika bersama anak atau cucu laki-
laki (dari anak laki-laki). Bagian juga bagian .
istri seorang atau lebih ketika tidak ada anak
atau cucu laki-laki dari anak. :
Yang mendapatkan bagian 1/8 adalah seorang
istri atau beberapa orang istri (2-4) ketika ada
.
anak atau cucu laki-laki dari anak laki-laki. . :
:
Yang mendapatkan bagian 2/3 ada 4 orang,
yaitu: (1) dua puteri, (2) dua cucu perempuan
dari anak laki-laki, (3) dua saudari kandung, (4) .
dua saudari seayah.
Yang mendapatkan bagian 1/3 ada 2 orang,
:
yaitu: (1) ibu jika tidak dihalangi, yaitu oleh dua .
orang saudara laki-laki atau lebih, (2) beberapa
saudara laki-laki dan perempuan seibu. :
Yang mendapatkan bagian 1/6 ada 7 orang,
yaitu: (1) ibu ketika bersama anak atau cucu
laki-laki dari anak laki-laki atau ketika bersama
dua orang atau lebih saudara atau saudari, (2)
nenek, ketika tidak ada ibu, (3) cucu perempuan
(dari anak laki-laki) ketika bersama anak
perempuan kandung, (4) saudari seayah ketika
bersama saudari kandung, (5) ayah ketika ada .
anak atau cucu laki-laki (dari anak laki-laki), (6)
kakek ketika tidak ada ayah, dan (6) seorang
saudara/saudari seibu.
49
:
Ada empat orang yang menjadi ahli waris tanpa
saudari-saudari mereka, yaitu: paman (saudara
ayah), anak-anak paman, anak-anak saudara,
.
dan ashabah tuan yang memerdekakan.
Pasal. Boleh berwasiat dengan sesuatu yang
diketahui dan tidak diketahui, yang ada dan
yang tidak ada. :
Wasiat itu hanya dari 1/3. Jika lebih, maka .
ditahan tergantung izin ahli waris. Dan tidak
.
boleh wasiat untuk ahli waris kecuali diizinkan
oleh ahli waris yang lain.
.
Wasiat itu sah dari setiap orang yang baligh
berakal, dan memiliki harta, serta untuk di jalan
Allah Taala.
.
:
Wasiat menjadi sah ketika tertuju kepada orang
yang memiliki lima sifat, yaitu: Islam, baligh,
berakal, merdeka, dan amanah. .
50
KITAB NIKAH
Termasuk hukum-hukum dan berbagai
problematika di sana
Nikah hukumnya dianjurkan bagi yang butuh
kepadanya. Dan diperbolehkan bagi orang yang .
.
merdeka memadukan (poligami) dengan empat
orang wanita merdeka. Sedangkan budak hanya
memadukan dua orang wanita.
:
Orang merdeka tidak boleh menikahi budak
kecuali dengan dua syarat, yaitu: (1) tidak ada .
mahar untuk menikahi wanita merdeka, (2)
takut terjatuh ke dalam zina.
:
Laki-laki memandang wanita ada tujuh macam, . :
yaitu:
:
Pertama, pandangannya kepada wanita ajnabi
(bukan mahramnya) tanpa ada keperluan, maka .
tidak boleh.
:
Kedua, pandangannya kepada istrinya atau
budaknya, maka boleh selain .
63
farji(kemaluan)nya saja .
. :
Ketiga, pandangannya kepada mahramnya atau
budaknya yang sudah menikah, maka boleh
:
selain antara pusar dan lututnya.
.
Keempat, memandang untuk tujuan nikah,
maka dibolehkan memandang wajah dan kedua :
telapak tangannya.
.
Kelima, memandang untuk tujuan pengobatan,
:
maka boleh kepada bagian-bagian yang
dibutuhkan64.
Keenam, memandang untuk tujuan persaksian .
atau muamalah, maka boleh memandang
wajahnya saja.
Ketujuh, memandang budak ketika dibeli, maka
boleh kepada bagian-bagian yang perlu
diperhatikan65.
63
Hukumnya hanya makruh saja; tidak sampai haram.
64
Namun dengan syarat harus didampingi mahram atau suaminya dan tidak ada wanita yang bisa menanganinya.
65
Tentunya di luar antara pusar dan lututnya.
51
Pasal. Akad nikah tidaklah sah kecuali dengan
adanya wali dan dua saksi yang adil. .
:
Wali dan dua saksi perlu memiliki enam syarat, :
yaitu: (1) Islam, (2) baligh, (3) berakal, (4)
merdeka, (5) laki-laki, dan (6) adil. Hanyasaja .
untuk menikahi waniita dzimmiy (Ahli Kitab
yang berada dalam jaminan pemerintah Islam)
tidak memerlukan keislaman wali, demikian .
pula untuk menikahi budak tidak memerlukan
keadilan tuannya.
Wali yang lebih diutamakan adalah ayah, lalu :
kakek (ayahnya ayah), saudara sekandung,
saudara seayah, putera saudara sekandung,
putera saudara seayah, paman, lalu anaknya.
Demikianlah urutannya. Jika ashabah tidak ada,
.
maka ahli warisnya adalah orang yang
memerdekakannya, lalu ashabah orang yang
memerdekakannya, kemudian hakim.
Dan tidak boleh secara tegas melamar wanita .
yang menjalani masa iddah, namun boleh
melakukan sindiran terhadapnya, dan
menikahinya nanti setelah masa iddahnya
habis.
Wanita ada dua macam, yaitu: janda dan gadis.
Untuk gadis, maka dibolehkan bagi ayah dan
. :
kakek menekannya untuk nikah. Adapun untuk . :
janda, maka tidak boleh menikahkannya kecuali
setelah ia baligh dan mendapatkan izinnya. .:
52
dimadukan, yaitu saudari istri. .
Sepersusuan dapat mengakibatkan mahram
sebagaimana nasab. .
Wanita dapat dikembalikan karena lima cacat, :
yaitu: (1) gila, (2) kusta, (3) sopak, (4) sempitnya
farji karena daging, dan (5) sempitnya farji .
karena tulang.
Laki-laki juga dapat ditolak karena lima cacat,
:
yaitu: (1) karena gila, (2) kusta, (3) sopak, (4) .
terpotong dzakarnya, dan (5) lemah syahwat.
Pasal. Dianjurkan menyebutkan mahar ketika
:
:
nikah. Jika seseorang tidak menyebutkan, maka
akad tetap sah. Dan mahar menjadi wajib
karena tiga hal, yaitu: suami menentukan
terhadap dirinya, atau hakim yang
menentukannya, atau suami telah .
menggaulinya, sehingga mesti diberikan mahar
yang pantas. .
Tidak ada batasan minimal dan maksimal .
mahar. Boleh bagi seseorang menikahi wanita
dengan mahar berupa manfaat yang diketahui. .
Mahar menjadi dibayar separuhnya karena
talak yang dlakukan sedangkan ia belum
mencampurinya (namun sudah menentukan
maharnya).
Pasal. Mengadakan walimah terhadap
:
pernikahan adalah dianjurkan, dan memenuhi .
undangannya adalah wajib kecuali jika ada
udzur66.
Pasal. Menggilir secara sama rata antar istri
adalah wajib. Seorang suami tidak masuk :
menemui istri yang bukan menjadi gilirannya
jika tidak ada keperluan. Jika ia hendak
mengadakan safar, maka ia melakukan undian
di antara mereka, dan istri yang ia bawa adalah .
istri yang keluar undiannya.
Jika seseorang menikahi istri yang baru, maka ia
khususkan istri ini dengan bersamanya selama .
tujuh hari apabila gadis, dan bersamanya
selama tiga hari apabila janda.
Jika seseorang mengkhawatirkan sikap durhaka
istrinya, maka hendaknya ia menasihatinya. Jika
66
Seperti ada kemungkaran, sedangkan ia tidak sanggup merubahnya.
53
ia tetap saja durhaka, maka dengan pisah
ranjang, dan jika ia tetap saja bersikap durhaka,
maka suami melakukan pisah ranjang dan .
memukulnya. Akibat nusyuz adalah ia tidak
mendapat giliran dan nafkah pada saat itu. .
Pasal. Khulu hukumnya boleh dengan ganti
yang diketahui. Dengan cara itu, maka seorang
:
wanita menjadi menguasai dirinya, dan suami .
tidak bisa merujuknya kecuali dengan
pernikahan yang baru. Khulu boleh dilakukan .
.
pada masa suci dan masa haidh.
Hukum talaq tidak berlaku pada wanita yang
melakukan khulu.
Pasal. Talaq ada dua macam, yaitu: sharih
(tegas) dan kinayah (sindiran). . :
:
Sharih ada tiga lafaz, yaitu: talak, pisah, dan :
.
lepas. Untuk talak yang sarih tidak butuh
adanya niat. .
Adapun kinayah, maka ia adalah setiap lafaz
yang mengandung makna talak atau lainnya,
dan butuh adanya niat.
.
:
Wanita yang ditalak ada dua macam, yaitu:
(1) wanita yang bisa ditalak secara sunnah dan .
bidah. Mereka ini adalah wanita yang masih
haidh. Ditalak secara sunnah adalah dengan
.
menjatuhkan talak di masa suci sebelum
dijimai. Sedangkan ditalak secara bidah adalah
menjatuhkan talak di masa haidh, atau di masa .
suci setelah dijimai.
:
(2) wanita yang tidak bisa ditalak secara sunnah
dan bidah. Mereka ini ada empat orang, yaitu: .
wanita kecil, wanita yang sudah monopause
(tidak haidh lagi), wanita hamil, dan wanita
yang melakukan khulu yang belum dicampuri.
.
:
Pasal. Orang merdeka memiliki tiga kali talak,
sedangkan budak memiliki dua kali talak. Dan
dipandang sah pengecualian dalam talak ketika .
dia sambung67. Demikian pula sah
67
Misalnya seseorang berkata kepada istrinya, Kamu saya talak tiga illaa (dikurang) dua,maka sah talaknya dan
jatuh sekali talak.
54
menggantungkan talak dengan sifat dan .
syarat68.
Talak tidaklah jatuh sebelum ada pernikahan. . :
Ada empat orang yang tidak jatuh talak mereka,
yaitu: (1) anak kecil, (2) orang gila, (3) orang
:
yang tidur, dan (4) orang yang dipaksa.
68
Contoh dengan sifat adalah seseorang mengatakan, Jika turun hujan, maka kamu ditalak, sedangkan dengan
syarat misalnya, Jika engkau masuk ke rumah itu, maka kamu ditalak.
55
dan jika tidak sanggup, maka dengan memberi
makan 60 orang miskin, dimana masing-
masingnya mendapatkan 1 mud.
Dan tidak halal bagi orang yang menzhihar
istrinya menggaulinya sampai ia membayar
kaffarat zhihar.
:
Pasal. Jika seorang suami menuduh istrinya
berzina, maka ia berhak mendapat hadz qadzaf, :
kecuali jika si suami menghadirkan bukti atau
melakukan lian, yaitu ia berkata di hadapan
hakim di masjid jami di atas mimbar dan di .
hadapan manusia, Aku bersaksi dengan nama :
Allah, bahwa tuduhanku kepada istriku si
fulanah, bahwa ia berzina adalah benar, dan
bahwa anak ini adalah hasil zina, bukan .
anakku, ia ucapkan kalimat ini sebanyak empat
kali, dan pada yang kelimanya setelah dinasihati
:
oleh hakim, ia berkata, Saya akan terkena
laknat Allah, jika saya termasuk pendusta.
Oleh karena liannya itu, maka ia terkait dengan
.
lima hukum : (1) gugur had qadzaf darinya, (2) :
istrinya berhak mendapatkan had zina, (3) pisah
antara keduanya, (4) penafian anaknya, (5)
pengharaman istrinya selama-lamanya.
.
Dan had zina gugur terhadap istrinya ketika :
istrinya melakukan lian dengan berkata, Aku
.
bersaksi dengan nama Allah bahwa si fulan ini
termasuk pendusta terhadap tuduhannya
kepadaku sebagai pezina, ia ucapkan sebanyak
empat kali, dan pada kesempatan kelima
setelah dinasihati hakim, si istri berkata, Saya
siap terkena kemurkaan Allah jika ia benar. :
:
.
:
Pasal. Wanita yang menjalani masa iddah ada
dua macam, yaitu: (1) wanita yang ditinggal
wafat suami, (2) wanita yang tidak ditinggal
wafat suami.
.
Wanita yang ditinggal wafat suami, jika ternyata :
hamil, maka masa iddahnya sampai melahirkan.
Namun jika tidak hamil, maka masa iddahnya
- -
selama empat bulan sepuluh hari. --
.
Adapun yang tidak ditinggal wafat suami, maka
jika wanita ini hamil, masa iddahnya dengan
melahirkan. Jika tidak hamil, dan termasuk
56
wanita yang menjalani haidh, maka masa .
iddahnya selama tiga kali quru atau suci. Tetapi
jika wanita ini masih kanak-kanak atau sudah
monopause, maka masa iddahnya tiga bulan.
Wanita yang ditalak, namun belum dicampuri,
maka tidak menjalani masa iddah.
Iddah budak wanita yang hamil sama seperti
iddah wanita merdeka. Jika budak wanita
.
menggunakan quru, maka masa iddahnya dua
kali quru. Jika menggunakan bulan karena
ditinggal wafat suami, maka masa iddahnya dua
bulan lima hari. Dan jika menggunakan bulan
karena ditalak, maka masa iddahnya sebulan
setengah, tetapi jika menjalani iddah selama
dua bulan, maka itu lebih baik.
. :
Pasal. Wanita yang menjalani masa iddah dari .
talak raji berhak mendapatkan tempat tinggal
dan nafkah, dan bagi wanita yang ditalak bain -
wajib diberi tempat tinggal; bukan nafkah.
-
Kecuali jika wanita yang ditalak bain sebagai
wanita hamil (maka berhak mendapatkan .
nafkah pula).
Bagi wanita yang ditinggal wafat suaminya
wajib menjalani ihdad (berkabung), yakni
dengan menahan diri dari berhias dan memakai
wewangian. Wanita yang ditinggal wafat
suaminya dan wanita yang ditalak harus tetap di
:
rumah kecuali jika ada keperluan.
Pasal. Barang siapa yang baru memiliki budak,
:
maka haram baginya bersenang-senang
dengannya sampai ia melakukan istibra
(pengosongan rahim). Jika wanita ini termasuk .
wanita yang biasa haidh, maka dengan sekali
haidh, dan jika biasa menggunakan bulan, maka
.
dengan sebulan saja cukup. Tetapi jika
termasuk wanita yang hamil, maka dengan
melahirkan.
Jika meninggal dunia tuan si ummul walad
(budak yang melahirkan anak dari tuannya),
maka dia (ummul walad) mengosongkan
rahimnya sama seperti budak wanita.
57
:
Pasal. Jika seorang wanita menyusukan seorang
anak dengan susunya, maka anak susu itu :
.
menjadi anaknya dengan dua syarat, yaitu: (1)
anak tersebut disusukan di bawah dua tahun,
(2) si wanita menyusukannya lima kali susuan
secara terpisah. Dan suami wanita ini menjadi
ayah si anak susu.
.
Oleh karena itu, haram bagi anak yang disusui
menikahi ibu susu dan menikahi orang yang
bernasab kepadanya. Dan diharamkan pula bagi
wanita menikahi anak susunya dan anaknya,
namun tidak yang sederajat dengannya69 atau
lebih tinggi lagi derajatnya 70.
:
Pasal. Menafkahi keluarga yang kekurangan
.
adalah wajib bagi ayah maupun anak. Adapun
ayah, maka wajib dinafkai dengan dua syarat, :
yaitu fakir dan terkena penyakit kronis, atau
fakir dan gila. Sedangkan anak wajib dinafkahi .
dengan tiga syarat, yaitu fakir, masih kecil, atau
fakir dan terkena penyakit kronis, atau fakir dan :
gila.
.
Menafkahi budak dan hewan juga wajib, dan
mereka tidaklah dibebani pekerjaan di luar
kesanggupannya.
.
:
Menafkahi istri yang telah menyerahkan dirinya
adalah wajib. Hal ini pun disesuaikan; jika suami
kaya, maka dinafkahi dua mud makanan pokok
pada umumnya, demikian pula wajib ditambah
.
dengan lauk dan pakaian sesuai kebiasaan yang
berlaku. Tetapi jika suaminya miskin, maka satu
mud makanan pokok pada umumnya negeri
tersebut serta lauk sesuai keadaan orang yang
kekurangan dan pakaian yang biasa mereka .
pakai71.
69
Seperti saudaranya dan putera pamannya (sepupunya).
70
Seperti ayahnya dan pamannya.
71
Ulama madzhab Hanafi berpendapat, bahwa nafkah tidak ditentukan oleh syara, dan bahwa suami wajib memberi
nafka kepada istri secara cukup, baik berupa makanan, lauk, daging, sayuran, buah-buahan, minyak dan samin..serta
semua yang dibutuhkan dalam kehidupan secara maruf., dan hal itu berbeda-beda tergantung tempat, zaman,
maupun keadaansebagaimana suami pun wajib memberi istri pakaian musim panas maupun musim dingin,
berdasarkan ayat, Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan
58
Jika keadaannya pertengahan, maka nafkahnya
. .
adalah 1 mud, demikian pula diberikan lauk
dan pakaian kalangan menengah, dan jika
istrinya termasuk orang yang membutuhkan
pembantu72, maka suami hendaknya .
menyiapkannya.
Jika suami kesulitan menafkahinya, maka istri
:
berhak membatalkan (faskh) pernikahan.
Demikian pula ketika suami berat memberikan
mahar sebelum dicampuri. .
Pasal. Jika suami berpisah dengan istrinya,
:
sedangkan suami memiliki anak darinya, maka
istri lebih berhak mengasuhnya sampai tujuh .
tahun, lalu anaknya diberi pilihan antara ibu
atau ayahnya, siapa saja yang dipilihnya, maka .
anak itu diserahkan kepadanya.
Syarat mengasuh ada tujuh, yaitu: (1) berakal,
(2) merdeka, (3) agamanya baik, (4) menjaga
diri, (5) amanah, (6), mukim, dan (7) tidak
bersuami.
Jika salah satu syarat ini tidak ada, maka
mengasuh menjadi gugur.
beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan setelah kesempitan. (Terj. QS. Ath Thalaq: 7) dan firman Allah Taala, Tempatkanlah mereka (para istri)
di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu. (Terj. QS. Ath Thalaq: 6).
72
Jika si istri memintanya.
59
KITAB JINAYAT
Pembunuhan ada tiga macam, yaitu: (1) Amd
mahdh (murni sengaja), (2) khatha mahdh
:
(murni keliru), (3) amd khatha (mirip sengaja).
Amd mahdh (murni sengaja) adalah seseorang
.
sengaja memukulnya denga pukulan yang
:
biasanya membunuhnya, dan memang ia
bermaksud membunuhnya. Maka dalam hal ini,
ia wajib diqishas. Tetapi jika dimaafkan, maka ia
.
terkena diyat (denda) yang berat, dan diambil
secara segera dari harta pembunuh.
:
Khatha mahdh (murni keliru) adalah ketika
seseorang melempar sesuatu, ternyata
menimpa seseorang sehingga tewas, maka
dalam hal ini pelakunya tidak diqishas, tetapi
.
diwajibkan membayar diyat ringan dari keluarga
:
(ashabah/kerabat dari pihak ayah)nya dan
diberi tempo selama tiga tahun.
Amd khatha (mirip sengaja) adalah seseorang
bermaksud memukul seseorang dengan
pukulan yang biasanya tidak membunuh, tetapi
orang yang dipukul ternyata tewas, maka dalam
hal ini ia tidak wajib diqishas, tetapi wajib
:
membayar diyat berat atas keluarganya dan
diberi tempo selama tiga tahun.
Syarat wajib qishas ada empat, yaitu: (1) si .
pembunuh baligh dan berakal, (2) si pembunuh
bukan ayah si terbunuh, (3) keadaan si
.
terbunuh tidak cacat dari si pembunuh baik .
karena keadaannya kafir atau sebagai budak, (4)
dan sekumpulan orang dibunuh karena .
membunuh seseorang.
Jika antara dua orang berlaku qishas dalam hal
jiwa, maka berlaku pula dalam hal anggota .
badan yang lain.
Syarat wajibnya qishas pada anggota badan di
samping syarat yang disebutkan di atas ada dua, - :
yaitu: (1) sama namanya secara khusus,
misalnya tangan kanan dengan tangan kanan, -
dan tangan kiri dengan tangan kiri, (2) pada
anggota badan salah satu di antara keduanya
.
60
.
tidak ada yang lumpuh.
Setiap anggota badan yang dirusak dari
.
persendiannya berlaku qishas73. Dan tidak ada
qishas dalam hal luka kecuali luka yang
menampakkan tulang.
Pasal. Diyat (denda) terbagi dua, yaitu:
. :
mughallazhah (berat) dan mukhaffafah :
(ringan). - :
.-
Diyat mughallazhah berupa 100 ekor unta, yang
terdiri dari 30 hiqqah, 30 jadzaah 74, dan 40
khalifah, yakni unta betina yang dalam perutnya
- :
ada anaknya.
Diyat muhkaffafah berupa 100 ekor unta, yang
terdiri dari 20 hiqqah, 20 jadzaah, 20 bintu
.
labun, 20 ibnu labun, dan 20 bintu makhadh 75.
Jika tidak ada unta, maka beralih kepada .
harganya. Ada yang mengatakan, beralih
menjadi 1.000 dinar (4250 gram emas) atau
:
12.000 dirham, tetapi jika diyatnya
76
.
mughallazhah, maka ditambah lagi 1/3 .
Diyat karena pembunuhan keliru (tidak
disengaja) menjadi berat pada tiga tempat,
yaitu: (1) ketika membunuh di tanah haram, (2) :
membunuh pada bulan-bulan haram, (3)
membunuh orang yang mempunyai hubungan .
kekeluargaan77.
.
Diyat wanita separuh diyat laki-laki. Diyat orang
Yahudi dan Nasrani adalah 1/3 diyat seorang .
muslim.
73
Oleh karena itu, jika tidak dari persendian, maka tidak berlaku qishas karena akan terjadi ketidaksamaan. Misalnya,
tangan seseorang dipotong dari pertengahan telapak tangan, maka tidak ada qishas pada telapak tangan, tetapi ia
harus mengambil jari-jari itu dan berhak mendapat hukumah (sanksi) terhadap pemotongan pertengahan telapak
tangannya. Demikian pula jika tangan seseorang dipotong dari pertengahan lengan, maka tangan si pelaku dipotong
dari pergelangan tangannya, lalu ditambah hukumah terhadap pemotongan setengah lengannya. Jika ia dimaafkan,
maka ia harus membayar diyat telapak tangan. Demikian pula tidak ada qishas ketika mematahkan tulang karena tidak
dapat dipastikan adanya kesamaan (Lihat Kifayatul Akhyar bab Al Qishas fimaa duunan nafs).
74
Lihat pembahasan hiqqah dan jadzaah pada pembahasan tentang zakat.
75
Lihat pembahasan bintu labun, ibnu labun, dan bintu makhadh pada pembahasan tentang zakat.
76
Ini adalah pendapat lama Imam Syafi'i. Pendapat terbaru beliau adalah, beralih kepada harga unta-unta itu. Dan
inilah pendapat yang shahih dan perlu dipegang, karena asalnya diyat itu dengan unta. Jika tidak ada, maka kembali
kepada harganya (At Tadzhib fii Adillati Matnil Ghayah wat Taqrib hal. 199).
77
Telah diriwayatkan dari Umar radhiyallahu anhu ia berkata, Barang siapa yang membunuh di tanah haram, atau
membunuh orang yang memiliki hubungan kekeluargaan, atau membunuh pada bulan-bulan haram, maka dia
terkena 1 diyat ditambah 1/3. Hal yang sama juga diriwayatkan dari Utsman dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma
(Atsar ini diriwayatkan oleh Baihaqi).
61
Adapun orang majusi, maka diyatnya 2/3 dari
.
sepersepuluh diyat orang muslim (800 dirham).
Diyat satu jiwa secara sempurna (100 ekor unta)
berlaku pula pada pemotongan dua tanga, dua
kaki, hidung, dua telinga, dua mata, empat
pelupuk mata, lisan, dua bibir, hilangnya
kemampuan berbicara, hilangnya penglihatan,
hilangnya penciuman, hilangnya akal,
pemotongan dzakar, dan dua biji kemaluan.
.
Diyat muwadhdhihah (luka yang menembus ke
tulang dan menampakkannya) dan pada satu .
buah gigi adalah 5 ekor unta 78. Sedangkan
.
untuk anggota yang tidak memiliki manfaat ada
.) (
hukumah (sanksi)79.
Diyat seorang budak adalah dengan membayar
berapa harganya. Diyat janin yang merdeka .
adalah membayar ghurrah (budak laki-laki atau
perempuan)80, sedangkan diyat janin yang
budak adalah 1/10 harga ibunya.
63
KITAB HUDUD (SANKSI KHUSUS TERHADAP
TINDAK KEJAHATAN TERTENTU)
Pezina ada dua macam, yaitu: (1) muhshan, (2) .
:
ghairu (tidak) muhshan.
Untuk pezina muhshan had(hukuman)nya
.
adalah dirajam. Sedangkan yang tidak muhshan,
maka hukumannya adalah dera dan
pengasingan selama satu tahun ke tempat yang .
:
(minimal) jaraknya bisa berlaku qashar di sana.
Syarat muhshan ada empat, yaitu: (1) baligh, (2)
berakal, (3) merdeka, (4) sudah berjima dalam .
nikah yang sah.
.
Budak laki-laki dan budak perempuan, hadnya
adalah separuh had orang merdeka82.
.
Untuk liwath (homoseksual) dan menggauli .
binatang sama seperti hukum zina 83.
Barang siapa yang menggauli84 wanita namun .
bukan di farjinya, maka diberi tazir (sanksi
menurut ijtihad hakim), tetapi sanksinya tidak
sampai kepada sanksi had yang terendah (harus
di bawahnya).
82
Yakni 50 kali dera dan pengasingan selama setengah tahun, baik ia sudah menikah atau belum. Dan tidak berlaku
rajam padanya.
83
Yakni jika muhshan, maka dirajam dan jika tidak muhshan, maka didera. Adapun tentang menggauli binatang, maka
menurut sebagian ulama, pelakunya ditazir (diberi sanksi yang membuatnya jera) oleh hakim, dan tidak ada hadnya.
Tetapi karena ada hadits yang memerintahkan membunuh orang yang menggauli binatang dan binatang yang
digaulinya, maka hadits itulah yang dipegang, apalagi hadits itu shahih insya Allah.
84
Yakni dengan dzakarnya kepada jasad wanita ajnabi (bukan istrinya).
64
yaiitu: (1) adanya bukti, (2) dimaafkan oleh
.
orang yang dituduhnya, (3) lian yang
dilakukannya terhadap hak istri.
Pasal. Barang siapa yang meminum khamr :
(arak) atau meminum minuman yang .
memabukkan, maka ia didera sebanyak 40 kali.
Dibolehkan sampai delapan puluh kali sebagai . :
.
tazir. Pelakunya wajib diberi hukuman had
karena salah satu dari dua sebab ini, yaitu:
adanya bukti atau adanya ikrar (pengakuan)
dari pelaku. Dan tidak diberi had hanya karena
muntah dan mencium aroma yang : :
memabukkan dari mulutnya85.
Pasal. Tangan pencuri dipotong dengan tiga
syarat, yaitu: (1) si pencuri sudah baligh, (2)
berakal, (3) mencuri barang yang nilainya
dinar dari tempat penyimpanan yang cocok, ia
.
.
tidak memilikinya, dan tidak ada syubhat pada
harta yang dicuri itu86.
Tangan yang dipotong adalah tangan kanan dari
.
persendian telapak tangan. Jika mencuri yang .
kedua kalinya, maka dipotong kaki kirinya, dan
jika mencuri ketiga kalinya, maka dipotong .
tangan kirinya, dan jika mencuri keempat
kalinya, maka dipotong kaki kanannya. .
Tetapi jika mencuri lagi setelah ini, maka diberi
tazir. Ada yang mengatakan, dibunuh.
: :
.:
87
Pasal. Para pembegal jalan ada empat macam,
yaitu: (1) jika mereka melakukan pembunuhan
dan tidak mengambil harta, maka mereka . :
dibunuh, (2) jika mereka membunuh dan
mengambil harta, maka mereka dibunuh dan :
disalib, (3) jika mereka mengambil harta namun
85
Karena boleh jadi ia meminumnya karena dipaksa, atau darurat, atau salah minum. Di samping itu, bisa jadi
minuman lain ada yang sama aromanya dengan arak. Ini semua membuat adanya syubhat, sedangkan had bisa ditolak
karena adanya syubhat.
86
Oleh karena itu, jika ia memiliki syubhat kepemilikan misalnya seorang ayah mencuri harta anaknya atau anak
mencuri harta ayahnya, maka tidak berlaku pemotongan tangan karena ada syubhat kepemilikan, dimana anak atau
ayah berhak mendapatkan nafkah.
87
Mereka adalah segolongan orang yang memiliki kekuatan, dimana satu sama lain saling melindungi, serta saling
membantu untuk mencapai tujuan busuk mereka. Mereka mengintai manusia di jalan yang mereka lewati. Ketika
melihat manusia, maka mereka menyerangnya dengan maksud mengambil harta, dan terkadang sampai
menumpahkan darah.
65
tidak membunuh, maka dipotong tangan dan .
kaki secara bersilang, dan (4) jika mereka
menakut-nakuti di jalan, tidak mengambil harta
dan tidak melakukan pembunuhan, maka
:
mereka dipenjara serta diberi tazir88.
Barang siapa yang bertobat sebelum ditangkap,
maka gugur hadnya, namun hak-hak yang ada
.
padanya diambil.
:
Pasal. Barang siapa yang hendak disakiti baik
dirinya, hartanya, atau istrinya, lalu ia
melawannya sampai berhasil membunuh .
musuhnya, maka ia tidak menanggung apa-apa.
.
Dan bagi penunggang hewan wajib
menanggung sesuatu yang dirusak oleh : :
hewannya.
Pasal. Pemberontak diperangi dengan tiga
syarat, yaitu: (1) mereka memiliki kekuatan, (2)
mereka keluar dari pemerintahan imam, dan (3)
mereka punya alasan yang bisa diterima 89. .
Orang yang tertawan dari kalangan mereka
tidak dibunuh, harta mereka tidak menjadi
ghanimah, dan juga tidak dibunuh orang yang
terluka dari kalangan mereka. :
Pasal. Barang siapa yang murtad dari Islam,
maka diminta bertobat tiga kali. Jika mau
bertobat dibiarkan, tetapi jka tidak, maka .
dibunuh dan tidak dimandikan, tidak
dishalatkan, dan tidak dikuburkan di
pemakaman kaum muslim.
Pasal. Orang yang meninggalkan shalat ada dua
macam, yaitu: :
:
:
Pertama, meninggalkannya dan tidak meyakini
wajibnya. Orang ini dihukumi seperti orang
murtad. .
88
Lebih baik lagi jika pemenjaraan dilakukan di tempat lain (bukan tempat tinggal mereka), lihat At Tadzhib hal. 216.
89
Sebelum memerangi mereka hendaknya imam mengirim seorang yang amanah dan cerdas untuk menasihati
mereka dan mengajak untuk taat kepada imam, serta membongkar syubhat yang menimpa mereka jika mereka
menunjukkannya, demikian pula ia meminta alasan mereka tidak suka terhadap imam mereka, serta menakut-nakuti
mereka jika tetap di atas pemberontakan, dan memperingatkan mereka akan diperanginya mereka jika tetap di atas
sikap itu.
66
:
Kedua, meninggalkannya karena malas namun
meyakini wajibnya. Orang ini diminta bertobat.
Jika mau bertobat dan melakukan shalat
dibiarkan, tetapi jika tidak mau, maka dibunuh
sebagai hadnya, tetapi ia dihukumi seperti .
kaum muslim.
67
KITAB JIHAD
Syarat wajibnya jihad ada tujuh perkara, yaitu:
:
(1) Islam, (2) baligh (3) berakal, (4) merdeka, (5)
laki-laki, (6) sehat, dan (7) mampu berperang.
Orang-orang kafir yang ditawan ada dua
macam, yaitu: (1) orang-orang yang akan .
menjadi budak ketika ditawan. Mereka ini
adalah anak-anak dan wanita, (2) orang-orang
:
yang tidak menjadi budak ketika ditawan. . :
Mereka ini adalah laki-laki yang sudah baligh.
Terhadap orang-orang ini, imam diberi pilihan :
antara empat hal; membunuh, menjadikan :
budak, membebaskan, atau menebus dirinya
dengan harta atau beberapa orang. Imam
melakukan hal yang di dalamnya terdapat
.
maslahat.
.
Barang siapa yang masuk Islam sebelum
ditawan, maka dijaga harta, darah, dan anak-
anaknya.
:
Seorang anak dihukumi Muslim ketika ada salah
satu dari tiga sebab ini, yaitu: (1) ketika salah
satu orang tuanya muslim, (2) ketika ditawan
oleh seorang muslim dan sendiri tanpa ayah .
dan ibunya, atau (3) ditemukan sebagai laqith
(orang yang dipungut) di wilayah Islam.
.
:
Pasal. Barang siapa yang membunuh seseorang
(dalam perang), maka diberikan salabnya 90.
Setelah itu, ghanimah dibagi menjadi lima. :
Empat perlima (4/5) dibagikan kepada orang-
orang yang ikut perang, dimana penunggang
.
kuda mendapat tiga bagian, sedangkan pejalan
kaki mendapatkan satu bagian.
Dan tidak diberi bagian tersebut kecuali apabila
terpenuhi lima syarat, yaitu: (1) Islam, (2) :
baligh, (3) berakal, (4) merdeka, dan (5) laki-laki.
.
Jika salah satu syarat itu tidak ada, maka ia
diberi bagian sedikit, dan tidak mendapat
bagian mujahid.
:
Seperlima lagi dari ghanimah (harta rampasan
perang), dibagi kepada lima golongan, yaitu: (1)
bagian untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam; yang diberikan untuk berbagai (
kepentingan umum, (2) bagian untuk kerabat
90
Yaitu barang yang ada pada si terbunuh berupa senjata, perlengkapan, pakaian, dan harta.
68
Rasul shallallahu alaihi wa sallam (Bani Hasyim )
dan Bani Muththalib), (3) bagian untuk anak-
anak yatim, (4) bagian untuk orang-orang .
miskin, dan (5) bagian ibnussabil (musafir yang
kehabisan bekal).
Adapun harta fai91, maka dibagi menjadi lima
bagian, yaitu: seperlima untuk orang-orang
: :
yang mendapat 1/5 ghanimah, empat perlima
.
diberikan kepada orang-orang yang ikut
berperang, dan untuk kepentingan kaum
:
:
muslim92.
Pasal. Syarat wajib jizyah (pajak) ada lima
perkara, yaitu: (1) baligh, (2) berakal, (3)
merdeka, (4) laki-laki, (5) termasuk Ahli Kitab .
atau kemungkinan punya kitab.
.
Jizyah paling kecil adalah 1 dinar (4,25 gram/12
.
dirham) pada setiap tahunnya.
Bagi kalangan menengah, maka yang dipungut
adalah 2 dinar, dan bagi orang kaya 4 dinar.
:
Akad jizyah yang dilakukan mencakup empat
hal, yaitu: (1) mereka harus membayar jizyah,
(2) berlaku bagi mereka hukum-hukum Islam,
(3) tidak menyebut agama Islam kecuali yang
baik, (4) tidak melakukan hal yang
membahayakan bagi kaum muslim 93.
91
Yaitu harta yang diambil dari kaum kafir tanpa melalui peperangan atau setelah perang berhenti.
92
Ulama madzhab Syafii berpendapat, bahwa pembagian fai sama seperti ghanimah. Hal itu, karena surah Al Hasyr
ayat 7 yang menerangkan tentang fai masih mutlak, maka dimuqayyadkan dengan ayat ghanimah di surat Al Anfaal
ayat 41. Tetapi menurut sebagian ulama, bahwa pembagian fai yang disebutkan di surah Al Hasyrayat tujuh
menunjukkan seperti ini:
- 1/5 untuk Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam yang kemudian dialihkan untuk maslahat kaum
muslimin secara umum,
- 1/5 untuk kerabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (Bani Hasyim dan Bani Muththalib), dimana antara
laki-laki dan perempuannya disamaratakan. Bani Muththalib mendapatkan 1/5 bersama Bani Hasyim
sedangkan Bani Abdi Manaf yang lain tidak, karena mereka (Bani Muththalib) ikut serta dengan Bani Hasyim
dalam masuknya mereka ke dalam satu suku besar ketika orang-orang Quraisy mengadakan kesepakatan
untuk menjauhi dan memusuhi mereka; mereka menolong Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbeda
dengan selain mereka. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang Bani
Muththalib, Sesungguhnya mereka tidak berpisah denganku di masa Jahiliyyah maupun Islam.
- 1/5 untuk anak-anak yatim yang fakir, yaitu anak-anak yang ditinggal wafat bapaknya sedangkan mereka
belum baligh.
- 1/5 untuk orang-orang miskin, dan
- 1/5 lagi untuk Ibnus Sabil, yaitu orang asing yang terputus dalam perjalanan karena kehabisan bekal.
93
Misalnya melindungi mata-mata, memberitahukan kafir harbi tentang celah untuk menguasai kaum muslim,
menampakkan khamr dan daging babi, menampakkan kemusyrikan, termasuk menampakkan salib, dsb.
69
Mereka dikenali dengan pakaian ghiyar 94 dan .
memakai zinnar95. Dan mereka dilarang menaiki
kuda96.
94
Yaitu pakaian yang pada bagian tertentu ada jahitan berwarna beda dengan warna pakaian.
95
Yakni ikatan tebal (sabuk) di pinggangnya di bagian luar pakaian.
96
Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak tampak lebih unggul daripada kaum muslim.
70
KITAB BURUAN, SEMBELIHAN, KURBAN, DAN
MAKANAN
Hewan yang bisa disembelih, maka disembelih
pada bagian atas tenggorokan atau bagian
bawahnya (labbah). Adapun hewan yang tidak .
bisa disembelih, maka dengan melukainya
(pada bagian badan mana saja) dengan luka :
.
yang bisa mematikan.
. :
Penyembelihan itu menjadi sempurna ketika
dilakukan pada empat tempat, yaitu:
memotong tenggorokan, kerongkongan, dan
dua urat leher. Namun tetap sah pada dua
tempat saja, yaitu: memotong tenggorokan dan
kerongkongan.
Dibolehkan berburu dengan hewan buas
bertaring apa saja yang telah dilatih, dan
dengan burung-burung buas berkuku tajam. .
:
Syarat dianggap sudah terlatih ada empat,
yaitu: (1) ketika dilepas dia mau berangkat, (2)
jika dilarang, dia mau berhenti, (3) jika
membunuh hewan buruan, maka ia tidak
memakan sedikit pun daripadanya, (4) dan
.
hendaknya hal itu terjadi beberapa kali.
Jika salah satu syarat ini hilang, maka tidak halal
hewan yang ditangkapnya kecuali jika
ditemukan dalam keadaan hidup lalu
disembelih.
.
Dibolehkan menyembelih dengan semua benda
yang dapat melukai selain gigi dan kuku.
Sembelihan orang muslim dan ahli kitab adalah .
halal, namun sebelum orang majusi dan
.
penyembah berhala tidak halal.
Penyembelihan kepada janin sudah cukup
dengan penyembelihan kepada induknya,
kecuali jika didapatkan dalam keadaan hidup, .
maka disembelih.
Bagian yang dipotong dari hewan yang masih
hidup adalah bangkai selain bulu-bulu yang bisa
dimanfaatkan untuk permadani dan pakaian.
71
:
Pasal. Setiap hewan yang dianggap baik oleh
orang-orang Arab adalah halal97 kecuali jika .
syara datang mengharamkannya. Dan setiap
hewan yang dipandang kotor oleh orang-orang
Arab adalah haram kecuali jika syara datang .
menghalalkannya.
.
Hewan buas yang memiliki taring kuat untuk
menyerang hukumnya haram. Dan burung yang .
memiliki cakar kuat untuk melukai juga haram.
Dihalalkan bagi orang yang terpaksa karena
lapar untuk memakan bangkai yang diharamkan .
untuk menyelamatkan nyawanya.
Dihalalkan bagi kita dua bangkai, yaitu: bangkai
.:
ikan dan belalang. Demikian pula dihalalkan dua . :
darah, yaitu hati dan limpa.
:
Pasal. Berkurban hukumnya sunah mukkadah
(yang sangat ditekankan). Domba dipandang
sah jika berupa jadza98. Kambing dipandang
sah jika berupa tsaniy 99. Unta dipandang sah
jika berupa tsaniy100. Sapi juga dipandang sah
jika berupa tsaniy101. .
Unta sah dikurbankan dari tujuh orang, sapi
:
juga sah dikurbankan dari tujuh orang,
sedangkan kambing dari seorang saja.
Ada empat cacat yang tidak sah sebagai hewan
kurban, yaitu: hewan buta sebelah yang jelas
butanya, hewan pincang yang jelas pincangnya,
.
hewan sakit yang jelas sakitnya, dan hewan .
kurus yang tidak bersumsum.
Hewan yang dikebiri sah dikurbankan, demikian .
pula hewan yang patah tanduknya. Dan tidak
sah mengurbankan hewan yang terpotong
telinga atau ekornya. .
Waktu penyembelihan dimulai dari waktu
shalat Ied sampai tenggelam matahari akhir hari
97
Yakni uruf (kebiasaan yang berlaku) di kalangan bangsa Arab itu diperhatikan, karena merekalah bangsa yang
pertama ditujukan khithab syariat, di tengah-tengah mereka Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diutus dan
Al Quran diturunkan.
98
Domba yang usianya setahun atau mendekati setahun (9, 8, 7, atau 6 bulan); tidak boleh kurang dari 6 bulan.
99
Usianya 2 tahun. Namun ada ada yang mengatakan, tetap sah jika usianya setahun dan masuk tahun kedua.
100
Usianya 5 tahun dan masuk tahun keenam.
101
Usianya 2 tahun dan masuk tahun ketiga.
72
tasyriq (13 Dzulhijjah).
102
Menurut pendapat yang kami pegang adalah, bahwa membaca basmalah adalah wajib, adapun takbir hukumnya
sunah.
103
Menurut Abu Bakar Al Jazairiy, bahwa dianjurkan membagi-bagikan kurban tiga bagian. Misalnya sepertiga
dimakan oleh keluarga yang berkurban, sepertiga disedekahkan kepada orang fakir-miskin, dan sepertiga lagi untuk
dihadiahkan kepada kawan-kawan. Dan boleh disedekahkan semuanya. (Minhajul Muslim hal. 286).
104
Menurut Abu Bakar Al Jazairiy, bahwa pembagian aqiqah sama seperti hewan kurban. (Minhajul Muslim hal. 287).
73
KITAB PERLOMBAAN DAN MELEMPAR
Perlombaan dengan mengendarai hewan jika
jaraknya jelas dan lomba memanah dengan sifat
memanahnya yang jelas adalah sah.
.
Jika salah satu peserta lomba menyiapkan
hadiah, dimana jika ia menang, maka ia ambil
hadiah itu dan jika kalah maka yang menang
mengambilnya adalah boleh. Tetapi jika .
keduanya sama-sama menyiapkan hadiah,
maka tidak boleh, kecuali jika di antara mereka
berdua ada orang yang dihalalkan, dimana jika
.
ia menang, maka ia mengambil hadiah itu,
tetapi jika kalah ia tidak menanggung apa-apa.
74
KITAB SUMPAH DAN NADZAR
Sumpah tidaklah sah kecuali dengan nama Allah
Taala atau dengan salah satu nama-Nya, atau
dengan salah satu sifat-Nya.
Barang siapa yang bersumpah untuk
.
menyedekahkan hartanya, maka dia diberi
pilihan antara bersedekah atau membayar
kaffarat summpah. Dan tidak terkena apa-apa . .
pada sumpah yang laghw (yang biasa terlontar
di lisan tanpa ada maksud di hati). .
.
Barang siapa yang bersumpah untuk tidak
melakukan sesuatu, tetapi ia malah menyuruh
orang lain melakukannya, maka ia tidak .
dikatakan melanggar.
Barang siapa yang bersumpah untuk melakukan
melakukan dua hal, tetapi yang ia lakukan
hanya satu saja, maka ia tidak dikatakan
melanggar105. :
Kaffarat sumpah diberikan tiga pilihan, yaitu: (1)
memerdekakan seorang budak yang mukmin,
.
(2) memberi makan 10 orang miskin, dimana
masing-masing mereka mendapatkan 1 mud,
atau memberikan masing-masing mereka .
pakaian, (3) jika tidak sanggup, maka dengan
berpuasa selama tiga hari.
: :
Pasal. Nadzar harus dilakukan sebagai bentuk
.
timbal balik terhadap perkara mubah yang
dihasilkan dengan melakukan ketaatan.
Misalnya, Jika Allah menyembuhkan orang :
yang sakit di sisiku, maka saya siap melakukan
shalat atau puasa, atau bersedekah. Ia wajib .
melakukan ketaatan cukup dengan melakukan
apa yang ia sebutkan itu. :
Dan tidak ada nadzar dalam hal maksiat,
misalnya, Jika saya berhasil membunuh si
.
fulan, maka saya akan melakukan perbuatan ini
karena Allah.
Dan tidak harus dilakukan nadzar untuk
meninggalkan perkara mubah, misalnya
seseorang berkata, Saya tidak akan makan
daging, atau, Saya tidak akan minum susu,
105
Misalnya seseorang bersumpah untuk tidak memakai dua buah pakaian, ternyata ia memakai salah satunya, maka
hal ini tidak dikatakan melanggar (lihat At Tadzhib hal. 254).
75
dsb.
76
KITAB QADHA (PERADILAN) DAN PERSAKSIAN
Tidak boleh menjabat sebagai hakim kecuali
orang yang terpenuhi lima belas sifat, yaitu: (1)
Islam, (2) baligh, (3) berakal, (4) merdeka, (5)
laki-laki, (6) adil, (7) mengetahui hukum-hukum :
yang terkandung dalam Al Quran dan sunnah,
(8) mengetahui ijma, (9) mengetahui ikhtilaf
dan cara berijtihad, (10) mengetahui sisi
penting bahasa orang-orang Arab, (11)
mengetahui tafsir kitab Allah Taala, (12) dapat
mendengar, (13) dapat melihat, (14) dapat
menulis, (15) sadar.
Dianjurkan bagi hakim diduk di tengah kota di .
tempat terbuka bagi manusia serta tidak ada
penghalangnya.
Ia tidak duduk untuk memberikan keputusan di .
masjid106.
Hakim juga hendaknya menyamakan dua pihak
.
yang bertikai dalam tiga hal, yaitu: (1) majlisnya, :
(2) lafaz yang disampaikannya, dan (3)
perhatiannya. .
Tidak boleh bagi hakim menerima hadiah dari .
orang-orang yang mengadu kepadanya.
:
Hakim juga hendaknya tidak memutuskan
ketika berada dalam 10 perkara, yaitu: (1)
ketika marah, (2) ketika lapar, (3) ketika haus,
(4) ketika syahwat meninggi, (5) ketika sedih, (6)
ketika sangat gembira, (7) ketika sakit, (8) ketika
didesak buang air besar atau kecil, (9) ketika .
mengantuk, (10) ketika suasana sangat panas
atau dingin.
.
Hakim juga tidak langsung bertanya kepada .
terdakwa sampai selesai perkara yang
.
didakwakan.
Ia juga tidak mengajari cara berhujjah kepada .
lawan tengkar serta cara memahamkan
pembicaraan107.
Ia juga tidak menyusahkan para saksi.
Hakim juga hendaknya tidak menerima
106
Yang demikian untuk menghindari suara gaduh di masjid dan adanya pertengkaran di sana.
107
Yakni tidak mengajari salah satu pihak yang bertikai bagaimana cara menggugat atau menjawab, atau bagaimana
mengakui atau mengingkari, karena di dalam sikap ini menunjukkan kecenderungannya kepada salah satu pihak.
77
persaksian kecuali dari orang yang jelas
keadilannya108.
.
Hakim juga tidak menerima persaksian musuh
terhadap musuhnya, dan persaksian ayah
terhadap anaknya, serta anak terhadap
ayahnya. .
Dan tidak diterima surat hakim kepada hakim
yang lain dalam masalah hukum kecuali setelah
ada persaksian dua orang yang adil di .
dalamnya.
pembagian yang tidak ada kerugian di
dalamnya, maka bagi pihak yang diminta wajib .
menanggapi.
Pasal. Jika pada si penggugat tedapat bukti, :
maka hakim mendengarkannya dan
menghukum berdasarkan bukti itu. Tetapi jika
penggugat tidak memiliki bukti, maka ucapan
yang dipegang adalah ucapan si tergugat
disertai sumpahnya. Dan jika si tergugat tidak
mau bersumpah, maka dikembalikan kepada si
.
penggugat untuk bersumpah, lalu ia bersumpah
dan ia pun berhak memiliki apa yang ia
gugatkan.
Jika ada dua orang menggugat barang yang ada
pada salah satu di antara keduanya, maka
ucapan yang dipegang adalah ucapan yang
memegang barang itu disertai sumpanya. Tetapi
108
Baik melalui pengetahui hakim terhadap saksi atau rekomendasi dua orang yang adil kepadanya.
109
Yakni yang memilah dan membagi sesuatu yang disekukuti oleh manusia dan memisahkan bagian masing-masing
sekutu.
110
Yakni cukup keadaan si pemilah baligh dan berakal, karena ia tidak memiliki kekuasaan apa-apa dalam hal ini; ia
hanyalah sebagai wakil keduanya.
78
jika barangnya ada pada tangan kedua
.
penggugat, maka keduanya saling bersumpah
dan barang itu dijadikan berada antara mereka
.
berdua.
Barang siapa yang bersumpah terhadap
tindakan dirinya, maka ia bersumpah secara
pasti. Tetapi barang siapa yang bersumpah
.
terhadap tindakan orang lain, jika terjadi, maka
ia bersumpah secara pasti, dan jika tidak terjadi,
maka dia bersumpah dengan menyatakan tidak
mengetahui.
:
.
Pasal. Tidak diterima persaksian kecuali dari :
orang yang terpenuhi tiga sifat, yaitu: (1) Islam,
(2) baligh (3) berakal, (4) merdeka, (5) adil. :
Keadilan dianggap jika terpenuhi lima syarat,
yaitu: (1) menjauhi dosa besar, (2) tidak terus
menerus melakukan dosa kecil, (3) selamat .
akidahnya, (4) aman ketika marah, (5) menjaga
.
kehormatan dirinya.
:
:
Pasal. Hak terbagi dua, yaitu: hak Allah taala
dan hak manusia.
:
Hak manusia ada tiga macam, yaitu: (1) hak
yang tidak diterima padanya kecuali dua orang
saksi laki-laki, yakni dalam hal yang maksudnya
.
bukan harta dan dilihat oleh kaum lelaki 111, (2)
hak yang diterima di dalamnya dua orang saksi,
atau seorang laki-laki dan dua orang wanita, .
atau seorang saksi dan sumpah penggugat,
yaitu jika maksudnya adalah harta 112, dan (3)
hak yang diterima di sana persaksian dua orang
laki-laki atau seorang laki-laki dan dua orang
.
perempuan, atau empat orang wanita, yaitu
dalam hal yang tidak diketahui kaum lelaki113.
Adapun hak-hak Allah Taala, maka tidak
diterima di sana (persaksian) kaum wanita. Hal
ini terbagi menjadi tiga, yaitu: :
Pertama, yang tidak diterima jika kurang dari
empat orang, yaitu dalam masalah zina.
.
Kedua, dterima di sana persaksian dua orang, .
111
Seperti pernikahan, talak, dan wasiat.
112
Seperti jual beli, sewa-menyewa, gadai, dsb.
113
Seperti aib-aib wanita. Termasuk penyusuan, kelahiran, dsb. Menurut Abu Bakar Al Jazairi, bahwa persaksian
terhadap kehamilan, haidh, dan hal-hal yang hanya diketahui kaum wanita, cukup persaksian dua orang, lihat Minhajul
Muslim hal. 431.
79
yaitu had-had lainnya selain zina. .
Ketiga, yang diterima meskipun seorang, yaitu
:
hilal (bulan sabit tanda awal) Ramadhan.
Tidak diterima persaksian orang yang buta
kecuali pada lima kondisi, yaitu: (1) tentang
kematian, (2) nasab, (3) kepemilikan secara .
mutlak114, (4) menerjemahkan, (5) apa yang
disaksikannya saat belum buta dan apa yang .
diingatnya.
Dan tidak diterima persaksian orang yang
menarik manfaat untuk pribadinya dan
mengindarkan kerugian yang menimpa
pribadinya.
114
Misalnya ada seorang yang mengaku memiliki sesuatu dan tidak ada seorang pun yang membantahnya, lalu orang
yang buta berkata, Sesuatu ini ada pemiliknya, tanpa menyebut secara khusus pemiliknya.
80
HUKUM SEPUTAR MEMERDEKAKAN BUDAK
Memerdekakan yang dilakukan oleh orang yang
.
memiliki dan berhak bertindak dalam
kepemilikannya adalah sah. Pemerdekaan ini
sah, baik dengan lafaz yang tegas maupun .
kinayah (sindiran) disertai niat memerdekakan.
.
Jika seseorang memerdekakan separuh diri
budak, maka sisanya yang lain ikut merdeka.
Jika seseorang memerdekan bagiannya dalam
budak sedangkan ia kaya, maka sifat merdeka
.
menjalar ke bagian yang lain, dan ia hendaknya
.
menyiapkan pembayaran sesuai nilainya untuk
bagian kawan sekutunya.
Barang siapa yang memiliki budak, sedangkan
budak itu adalah ayahnya atau anaknya, maka
budak itu menjadi merdeka.
Pasal. Wala (keberhakan mendapat warisan :
karena memerdekakan ketika tidak ada
ashabah) termasuk hak dari memerdekakan.
Hukumnya adalah, bahwa ia termasuk ashabah
ketika tidak ada ashabah yang lain (yang lebih
dekat). Wala ini berlanjut untuk orang yang
.
memerdekakan dan seterusnya sampai kepada
ashabahnya yang laki-laki. Urutan ashabah
dalam hal wala sama seperti dalam warisan.
Dan wala ini tidak boleh dijual dan dihibahkan.
Pasal. Barang siapa yang berkata kepada
budaknya, Jika aku mati, maka kamu menjadi :
merdeka, ini adalah mudabbar. Budak itu
menjadi merdeka setelah wafatnya jika nilainya
masih sepertiga ke bawah. Dan dibolehkan
.
baginya menjual budak itu di saat tuannya
masih hidup, sehingga muddabar yang
.
dilakukannya menjadi batal. Hukum budak
mudabbar di masa hidup tuannya adalah
seperti budak biasa (yang tidak terikat hukum
apa-apa).
115
Misalnya mengira bahwa ia adalah budaknya atau istrinya yang merdeka.
116
Maksudnya ia menikahi budak itu lalu menggaulinya, kemudian lahir daripadanya seorang anak, kemudian ia
menalaknya, lalu ia memiliki budak itu dari tuannya baik dengan dibeli atau dihibahkan, dsb.
117
Namun ini adalah pendapat yang kurang kuat. Yang rajih (kuat) adalah budak wanita ini tidak menjadi ummul walad
selama ia tidak menggaulinya dan belum melahirkan anak darinya setelah ia memilikinya (lihat At Tadzhib hal. 280).
Selesai terjemah dan catatan kaki terhadap matan Ghayah wa Taqrib semoga Allah memberikan keikhlasan di
dalamnya dan menjadikannya bermanfaat, walhamdulillahi rabbil alamin.
82
Selesai kitab ini dan segala puji bagi Allah .
Rabbul alamin. Semoga Allah melimpahkan
shalawat dan salam kepada pemimpin kita
Muhammad, kepada keluarganya, dan para
sahabatnya.
83