BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
masyarakat.
rumah sakit yang menerapkan patient safety. Ruang Ade Irma Suryani lantai
1 merupakan salah satu ruang rawat inap yang merupakan unit bagian
usia dimulai dari usia bayi sampai dengan usia remaja dengan kategori
perawatan kelas 3.
perlakuan yang berbeda dengan orang dewasa. Hal yang harus diperhatikan
2
3
Mandleco, 2007). Salah satu contoh tindakan atraumatic care yang dapat
anak seperti sprai dan tirai bergambar bunga atau binatang lucu, dinding
yang dicat dengan warna cerah, serta ditambah hiasan dinding yang
(Supartini, 2009).
stres yang tinggi begitu pula dengan orang tuanya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penyebab stres yang dialami anak dan orang tuanya
adalah lingkungan rumah sakit itu sendiri, baik dari ruang perawatan, alat-
alat kesehatan, maupun lingkungan sosial seperti interaksi dan sikap petugas
kesehatan itu sendiri kepada anak yang mendapat perawatan di rumah sakit.
Perasaan seperti takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan yang tidak
menyenangkan lainnya sering kali dialami oleh anak yang dirawat di rumah
rasa takut yang sangat traumatik dan penuh dengan stres. Rasa takut pada
3
4
yang akan diberikan pada anak (Muscari, 2005). Berbagai perilaku akan
koping anak itu sendiri. Reaksi agresif yang ditunjukkan anak yaitu dengan
oleh perawat. Kehilangan kontrol dan rasa cemas pada anak usia pra sekolah
02 Desember 2017, ruang Ade Irma Suryani lantai 1 belum optimal dalam
laktasi, hak keluarga pasien mengenai informasi etika batuk dan peran
rencana tindak lanjut dari daftar masalah manajemen yang ditemukan, serta
4
5
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Kabupaten Sukabumi.
b. Tujuan Khusus
Sukabumi.
Sukabumi..
Kabupaten Sukabumi.
telah disusun.
5
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. MANAJEMEN LAKTASI
1. Pengertian
membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui yang pada akhirnya dapat
2. Anatomi payudara
a. Areola
b. Alveoli
c. Duktus laktiferus
menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang
ASI)
6
7
Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris
ASI.
sudah ada.
Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus),
makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui
7
8
makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap maka
juga akan menekan ovulasi (fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur),
kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada malam hari penting untuk
4. Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)
Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh
isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan
merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI
keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat
mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika
refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan
ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.
8
9
Pijat bayi
5. Keberhasilan menyusui
selama 6 bulan pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar
9
10
dalam 1 jam pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif
dan tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan
kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat
melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari
kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan
perkembangan bayi.
bayi anda. Tidak ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu
infeksi
c. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia
6. Keterampilan menyusui
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus
10
11
ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi
perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan
ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/
attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur
menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher).
Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka
punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas,
sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir
bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting
11
12
yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri
hanya membentuk sepertiga dari puting buatan/ DOT. Hal ini dapat kita
lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara inilah bayi mengeluarkan
ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi menghisap dengan
12
13
bawah
luka dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak
karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak
puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI
sangat sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan
mengering.
13
14
(titik pertemuan)
yang lembut
Putting susu hanya 1/3 atau dari bagian dot panjang yang
melalui sedotan
kedalam mulut
d. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan dot
e. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga
14
15
bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat
lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin
ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah
(kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini
merupakan hal yang wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara
diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat
sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat
sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan berkurang. Bayi
ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi
yang puas menyusu akan melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu
15
16
b. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang
c. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi
d. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari
payudara ibu
B. KONSEP HOSPITALISASI
1. Pengertian
ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang
rumah sakit.
perlukaan tubuh dan nyeri, dimana stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan
16
17
lain :
tugas sesuai dengan perannya. Untuk itu, penelitian ini dibuat untuk
- cemas
- marah
- sedih
17
18
- Takut
- rasa bersalah
pula, dan streess orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin
miningkat. Sehingga asuhan kep tidak bisa hanya berfokus pada anak , tetapi
2. Reaksi Hospitalisasi
2) Stressor
18
19
2) Pengalaman sebelumnya
4) Keterampilan koping
1) Takut
a) Unfamiliarity
2) Isolasi
19
20
dimana bayi menenagis keras jika ditinggal ibunya. Perlukaan dan rasa
dekat
- Menangis kuat
- Menjerit
- Menendang
- Berduka
- Marah
- Menghisap jari
20
21
Hal ini terjadi karena ada persepsi yang salah tentang prosedur
infant adalah berada di sekitar mulut dan genitalnya. Hal ini diperjelas
21
22
22
23
3) Separation /perpisahan
yang sudah dicapai dapat terhambat. Hal ini membuat anak menjadi
cemas.
23
24
2) Separation /Perpisahan
berlangsunng lama.
cemas.
b) Anak tidak mau melihat bagian tubuhnya yang sakit atau adanya
luka insisi.
24
25
1) pengertian
2) Separation / Perpisahan
mengakibatkan stress
Anak takut kehilangan control diri karena penyakit dan rasa nyeri
yang dialaminya.
genitalianya
25
26
sakit.
2) Separation / Perpisahan
teman sebayanya.
mereka.
26
27
Anak
3) Prosedur pengobatan
5) Kemampuan koping
1) Denial / disbelief
- Ketidaktahuan
4) Depresi
27
28
5. Reaksi Sibling
- merasa kesepian
- Ketakutan
- Khawatir
- Marah
- Cemburu
- Rasa benci
- Rasa bersalah
- Pola Komunikasi
Pola komunikasi
- Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan di rawat
antisocial.
28
29
hospitalisasi anak
asuhan keperawatan
keluarga.
Dihospital
Cemas dan takut : perasaan tersebut muncul pada saat orang tua
pada orang tua terutama akibat takut kehilangan anak pada kondisi sakit
terminal.
hal yang sama secara berulang pada org berbeda, gelisah, ekspresi wajah
29
30
1) Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal dan
orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk
sembuh.
- Marah
- Cemburu
30
31
pengalaman.
RS.
agama
rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn
peralatan yg diperlukan,
bangunan RS.
31
32
Orientasikan anak dan orang tua pada ruang rawat yang ada beserta
diikuti.
yang programkan.
C. ETIKA BATUK
1. Pengertian
dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak
32
33
a. Infeksi
b. Alergi
33
34
tempat.
- Rasa lelah
- Gangguan tidur
- Nyeri musculoskeletal
- Suara serak
- Mengganggu nafas,dll.
- Lengan baju
- Tissue
34
35
- Masker
a) Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup
hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau
lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk
atau bersin.
b) Langkah 2
c) Langkah 3
mengambil kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau
d) Langkah 4
Gunakan masker.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2005. Buku Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika,
Jakarta.
Potter, P.A, 2008. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Supartini, 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta.
Jakarta.https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/etika-batuk-kesehatan/
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi
36
37
BAB III
LANTAI 1
Berdasarkan hasil observasi ruang rawat inap Ade Irma Suryani Lantai 1
mengelola pasien anak anak. Ruang Ade Irma Suryani Lantai 1 terdiri dari 4
kamar perawatan yang dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Ruangan dan Tempat Tidur Ruang Rawat Inap
1 1 8
2 2 8
3 3 8
4 4 6
5 Ruang Tindakan 1
Jumlah 31
orang perawat primer yang dimana terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 2 orang
kepala tim dan 11 orang anggota perawat yang terbagi menjadi 3 sift jaga.
37
38
38
39
ruangan.
39
40
Pengembangan Data
Point-Point Assessment
Masalah
Observasi Wawancara
Money - -
40
41
media.
tehnik laktasi.
41
42
dengan posisi
terlentang/tiduran.
Machine - -
Point-Point Assesment
Masalah
Observasi Wawancara
Money - -
42
43
dirawat.
6 keluarga pasien
Mechine - -
43
44
Point-Point Assessment
Masalah
Observasi Wawancara
hospitalisasi diruangan
debu.
Money - -
tindakan.
44
45
Minute - -
ruangan.
Machine - -
45
46
berkaitan dengan data yang ada, maka dibuatlah rumusan masalah dan
46
47
o Pada tanggal 30 November 2017 pukul 1. Buat Leaflet atau lembar balik sebagai
14.40 WIB. By. K menyusu (susu botol) media yang akan digunakan untuk
terdapat media berkaitan dengan tehnik Hak keluarga pasien penkes tentang tehnik laktasi
laktasi yang baik. (orang tua) mengenai berdasarkan media yang telah dibuat.
1
o Menurut perawat ruangan, banyak informasi tehnik laktasi 3. Sepakati waktu pelaksanaan penkes
masalah pernafasan yang cukup perlu diperbaiki sebanyak 2 kali dalam seminggu secara
tepat.
48
tehnik laktasi.
o Pada tanggal 28 November 2017 pukul 1. Buat phamplet yang dipasang pada setiap
2 10.30 WIB. Saat setelah dilakukan ruangan mengenai etika batuk sebagai
penkes etika batuk, keluarga An. S media pengingat untuk sasaran penkes.
48
49
mengatakan lupa dengan materi yang Hak keluarga pasien 2. Perbanyak leaflet sebagai media pengingat
diberikan. mengenai Informasi etika yang diberikan kepada pasien dan keluarga
o Adapun leaflet kadang tidak cukup jika batuk Batuk Perlu pasien jika media pengingat berbentuk
harus diberikan pada setiap pasien yang diperbaiki phamplet tidak memungkinkan dibuat.
dirawat.
3 11.5 WIB. keluarga An. R mengatakan yang mengurangi efek hospitalisasi dengan
49
50
o Menurut perawat ruangan, tehnik Peran perawat dalam menempelkan karakter yang disukai anak
mengurangi efek hospitalisasi diruangan mengurangi efek dan tidak menjadi tempat terpaparnya debu.
dengan cara menempelkan karakter hospitalisasi Perlu 2. Sediakan buku cerita sebagai media yang
pada dinding sudah dilakukan dan dilepas Diperbaiki dapat membuat anak merasa lebih nyaman.
50
51
D. PLANNING OF ACTION
Penanggung
No Jenis Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Biaya Evaluasi
Jawab
pelaksanaan penkes
2. Diskusikan mengenai
Perawat Mekanisme pelaksanaan
mekanisme pelaksanaan - - - PP
Kolega
penkes tentang tehnik
51
52
ruangan.
2. Diskusikan mengenai
Perawat Alternatif lain yang akan
edia dan upaya lain yang - - - PP
Kolega dilakukan
dapat dilakukan jika
pembuatan phamplet
52
53
tidak memungkinkan
untuk dilakukan.
mengurangi efek
hospitalisasi di kamar
perawatan.
53
54