Anda di halaman 1dari 12

The Relation of Helmet Use to Head Injury

Severity Level in Prof. Dr. Soekandar Hospital-Mojokerto

Antonius Doni Dawa1, Abdull Qodir2, Nurma Afiani3


1
Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Widyagama Husada Malang
2&3
Dosen Pembimbing

ABSTRACT

The case of head injuries caused by traffic accidents is quite high in the ER of
Prof. Dr. Soekandar hospital-Mojokerto the average patient head injuries due to traffic
accidents every month were about 30 people. One precaution to reduce the number of
head injuries is to wear a helmet. Helmets can reduce the severity of head injury by
several mechanisms. The severity of the degree of how much the injuries suffered by a
person. The aim of this study is to find out the relation of helmet use to head injury
severity level in Prof. Dr. Soekandar Hospital-Mojokerto.

The research method using cross sectional study. The number of respondents that
used in this research were 32 respondents. Sampling technique used purposive sampling.
Research instrument used sheet study. Statistical analysis in this study using the Mann-
Whitney test.

The Result Of the surveyed indicated that the number of male respondents who
injured 24 people (75%) more than women, namely 8 (25%), ages ranging from 16-30
years old, wearing a helmet 14, do not use 18 , the severity of injuries that helmet use on
average a mild head injury which is 10 people (72%), while 2 (14%), weight 2 people
(14%), which does not use a helmet severe head injury 8 (45%), being 6 (33%) and
lightweight 4 people (22%). p value = 0.005. It can be concluded that there is a
relationship between the use of helmets with head injury severity (p value = 0.005). it is
suggested to all motorcycle riders to wear a helmet in order to protect the head during an
accident.

References : 54 references (2006-2015)


Key words : Severity of Injury, Helm, Head Trauma

Antonius Doni Dawa. STIKES Widyagama Husada Malang. Address


: Jln. Keretana, RT 003. Kodi. Sumba Barat Daya-Nusa Tenggara
Timur. HP : 082333533896. Email : Doni_Dawa@yahoo.com

1
Hubungan Antara Penggunaan Helm Terhadap
Tingkat Keparahan Cedera Kepala Di IGD RSUD Prof. Dr. Soekandar-
Mojokerto

Antonius Doni Dawa1, Abdull Qodir2, Nurma Afiani3


1
Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Widyagama Husada Malang
2&3
Dosen Pembimbing

ABSTRAK

Kasus cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas cukup tinggi di IGD RSUD
Prof. Dr. Soekandar-Mojokerto dimana rata-rata pasien cedera kepala karena kecelakaan
lalu lintas setiap bulannya sebanyak 30 orang. Salah satu pencegahan untuk menurunkan
angka cedera kepala adalah dengan menggunakan helm. Helm dapat menurunkan
keparahan cedera kepala melalui beberapa mekanisme. Tingkat keparahan merupakan
tingkat seberapa besar terjadinya cedera yang dialami oleh seseorang. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara penggunaan helm terhadap
tingkat keparahan cedera kepala pasien kecelakaan lalu lintas di IGD RSUD Prof. Dr.
Soekandar-mojokerto.

Metode penelitian dengan menggunakan cross sectional study. Jumlah responden


yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 32 responden. Teknik sampling menggunakan
accidental sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar pengkajian pada 32
pasien yang mengalami cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor.
Analisis statistic pada penelitian ini menggunakan uji mann-whitney.

Dari 32 responden yang diteliti menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki


yang mengalami cedera 24 orang (75%) lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu 8
orang (25%), usia berkisar 16-30 tahun, menggunakan helm 14, tidak menggunakan 18
orang, keparahan cedera yang menggunakan helm rata-rata cedera kepala ringan yaitu 10
orang (72%), sedang 2 orang (14%), berat 2 orang (14%), yang tidak menggunakan helm
cedera kepala berat 8 orang (45%), sedang 6 orang (33%) dan ringan 4 orang (22%). p
value =0,005. Dari hasil peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada hubungan antara
penggunaan helm dengan tingkat keparahan cedera kepala (p value =0,005). Diharapkan
dari hasil penelitian ini agar setiap pengendara sepeda motor untuk menggunakan helm
agar dapat melindungi kepala saat terjadi kecelakaan.

Kepustakaan : 54 Kepustakaan (2006-2015)


Kata kunci : Keparahan Cedera, Helm, Trauma Kepala

Antonius Doni Dawa. STIKES Widyagama Husada Malang. Address


: Jln. Keretana, RT 003. Kodi. Sumba Barat Daya-Nusa Tenggara
Timur. HP : 082333533896. Email : Doni_Dawa@yahoo.com

2
Pendahuluan
Trauma kepala merupakan Studi pendahuluan yang dilakukan di
kedaruratan neurologik yang memiliki RSUD Prof. Dr. Soekandar mojokerto
akibat yang kompleks, karena kepala didapatkan hasil bahwa prevalensi
merupakan pusat kehidupan seseorang. cedera kepala dari tahun 2014-Februari
Cedera kepala bisa mengenai kulit 2016 berjumlah 970 orang.
kepala, tulang tengkorak dan bahkan
otak. Organ otak mempengaruhi segala Faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas manusia, bila mengalami tingkat keparahan cedera kepala yaitu
kerusakan maka akan mengganggu mekanisme trauma, pemakaian helm,
seluruh sistem tubuh. Cedera kepala lawan tabrakan, tipe kecelakaan, jenis
merupakan kasus yang terus mengalami kecelakaan, kecepatan (fase pre injury),
peningkatan setiap tahun yang jenis kecelakaan, kondisi jalan, faktor
berdampak pada peningkatan angka lama pertolongan, lokasi trauma serta
morbiditas dan mortalitas baik pada penyakit penyerta (Sutarto, 2006).
negara maju maupun pada negara Slamet Wahyudi (2012) juga
berkembang. Salah satu penyumbang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
cedera kepala terbesar yaitu kecelakaan mempengaruhi keparahan cedera kepala
lalu lintas khususnya roda dua (Dutra et yaitu usia, jenis kendaraan , jenis
al., 2014). kelamin, mekanisme trauma dan
penggunaan helm sesuai Standar
World Health Organinization Nasional indonesia (SNI). Kajian data
(WHO) 2011 menyebutkan bahwa Case kepala dinas perhubungan DKI Jakarta
Fatality Rate (CFR) cedera akibat mengemukakan bahwa salah satu
kecelakaan lalu lintas tertinggi di jumpai penyebab cedera kepala yaitu karena
di beberapa negara seperti Amerika kurangnya kesadaran masyarakat untuk
Latin (41,7 %), Korea Selatan (21,9 %). menggunakan helm, bukan hanya itu
WHO mencatat bahwa dari keseluruhan saja walaupun masyarakat menggunakan
kecelakaan 90% kecelakaan lalu lintas helm tetapi penggunaan masih kurang
dengan cedera kepala banyak terjadi di tepat dan belum memenuhi Standar
negara berkembang yang salah satunya Nasional Indonesia (SNI) (KADISHUB
adalah Indonesia. Tercatat pada DKI Jakarta, 2012).
kepolisian Republik indonesia tahun
2011 terdapat 108.696 jumlah Penggunaan helm dipengaruhi oleh
kecelakaan dengan 31.195 korban berbagai macam faktor. Penelitian yang
meninggal dan 35.285 mengalami luka dilakukan oleh Marselinus (2012) juga
berat dan 55,1% dari data tersebut mengungkapkan bahwa faktor penyebab
mengalami cedera kepala masyarakat tidak taat untuk
(Lumandung,T. dkk., 2012). menggunakan helm yaitu karena
pemahaman dan kesadaran masyarakat
RSUD Dr. Soetomo Surabaya akan pentingya penggunaan helm untuk
Jawa Timur, selama lima tahun terakhir, melindungi kepala masih rendah.
jumlah rata-rata penderita Cedera otak Pengetahuan masyarakat yang masih
(CO) adalah 2043 kasus setiap tahun kurang tentang helm Standar Nasional
yang terdiri dari Cedera Otak Ringan Indonesia (SNI) yang bisa melindungi
(COR), Cedera Otak Sedang (COS) dan kepala juga turut mempengaruhi. Survey
Cedera Otak Berat (COB). Korps lalu yang dilakukan Polda Jawa Timur tahun
lintas kepolisian Republik Indonesia 2010 menemukan bahwa angka
juga mencatat bahwa tahun 2010 dari pelanggaran sepeda motor karena tidak
31.234 korban akibat kecelakaan lalu menggunakan helm sebanyak 9.518
lintas 4. 500 kecelakaan lalu lintas kasus dan menempati urutan pertama
meninggal di Jawa Timur (Najid, 2012). dari pelanggaran pengemudi sepeda

3
motor di Provinsi Jawa Timur yang 3. Menganalisis perbedaan
berdampak pada peningkatan angka keparahan cedera kepala
cedera kepala karena kecelakaan lalu pengendara sepeda motor yang
lintas. Fenomena inilah yang masih menggunakan helm dengan
terjadi pada masyarakat hingga saat ini, yang tidak menggunakan helm
walaupun negara Indonesia merupakan RSUD Prof. Dr. Soekandar.
salah satu negara yang mewajibkan
setiap pengendara sepeda motor untuk Metodologi Penelitian
menggunakan helm dan sudah di Desain penelitian yang digunakan
tetapkan dalam undang-undang dan yaitu cross sectional study dimana
sosialisasi untuk wajib penggunaan helm pasien yang datang ke IGD dilakukan
sudah dicanangkan oleh pemerintah pengkajian menggunakan lembar
maupun pihak kepolisian. pengkajian. Indikator penilaian
menggunakan GCS.
Helm menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Hasil dan Pembahasan
mendefinisikan sebagai topi pelindung 1. Hasil Analisis Univariat
kepala yang dibuat dari bahan yang Tabel Karakterisitk Responden Cedera
tahan benturan (dipakai oleh tentara, Kepala
anggota barisan pemadam kebakaran, Kategori Jumlah
pekerja tambang, penyelam sebagai N %
1. Jenis kelamin
bagian dari pakaian, pengendara sepeda Laki-laki 24 75
motor dan sebagainya untuk mencegah Perempuan 8 25
cedera kepala. Helm yang baik adalah 2. Usia
16-20 12 37,5
helm yang mampu melindungi organ 21-30 11 34,34
kepala dan wajah secara keseluruhan >30 9 28,13
(full face) dan harus lulus uji Standar 3. Penggunaan helm
Menggunakan helm 14 44,7
Nasional Indonesia (SNI) sehingga Laki-laki 10 71,4
layak untuk di pakai. Helm berfungsi Perempuan 4 28,6
Tidak mengunakan helm 18 56,3
untuk melindungi kepala dengan cara Laki-Laki 14 77,7
mengurangi benturan saat terjadi Perempuan 4 22,3
kecelakaan lalu lintas (BSN, 2007). 4. Tingkat keparahan cedera
Menggunakan helm
Ringan 10 72
Tujuan Umum Sedang 2 14
Mengetahui hubungan antara Berat 2 14
Tidak menggunakan helm
penggunaan helm terhadap tingkat Ringan 4 22
keparahan cedera kepala. Sedang 6 33
Berat 8 45

Tujuan Khusus
Mengidentifikasi karakteristik korban Berdasarkan Jenis kelamin
cedera kepala yang dialami oleh Distribusi karaktersitik responden
pengendara sepeda motor di RSUD Prof. yang mengalami cedera kepala
Dr. Soekandar berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
1. Mengidentifikasi tingkat bahwa mayoritas responden yang
keparahan cedera kepala oleh mengalami cedera kepala adalah laki-
pasien Kecelakaan lalu lintas laki yaitu 24 orang (75%), sedangkan
yang menggunakan helm perempuan berjumlah 8 orang (25%).
2. Mengidentifikasi tingkat Jumlah responden laki-laki yang
keparahan cedera kepala yang di menggunakan helm sebanyak 10 orang
alami oleh pengendara sepeda (72%) dengan mayoritas trauma yang
motor yang tidak menggunakan dialami adalah trauma ringan,
helm RSUD Prof. Dr. sedangkan jumlah responden perempuan
Soekandar yang menggunakan helm sebanyak 4
orang (28%) dengan rata-rata trauma
2
yang dialami juga ringan, sedangkan lintas kendaraan bermotor lebih tinggi
yang tidak menggunakan helm yang dialami oleh laki-laki yaitu karena
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 penggunaan alkohol, berkendara kurang
orang dengan rata-rata trauma yang berhati-hati, berkendara dalam kondisi
dialami adalah trauma berat dan mengantuk, dan ketidakpatuhan
perempuan berjumlah 4 orang dengan terhadap rambu-rambu lalu lintas
rata-rata trauma yang dialami adalah termasuk tidak penggunaan helm,
trauma berat . Hasil ini sejalan dengan dimana pelanggaran tersebut paling
penelitian yang dilakukan oleh Dutra et banyak dilakukan oleh laki-laki.
al (2014) yang mengemukakan bahwa
jumlah korban kecelakaan lalu lintas Berdasarkan Usia
kendaraan bermotor mayoritas dialami Distribusi karakteristik responden
oleh oleh laki-laki yaitu 84,6% dan berdasarkan usia menunjukkan bahwa
perempuan yaitu 15,4% dari jumlah 188 rentang usia yang paling banyak
responden yang diteliti. mengalami cedera kepala yaitu usia 16-
Peneliti berpendapat bahwa jumlah 20 tahun sebanyak 12 orang (37,5 %),
korban laki-laki lebih banyak dialami rentang usia 21-30 tahun berjumlah 11
oleh laki-laki dikarenakan laki-laki yang orang (33,34%) dan usia >30 tahun yaitu
beraktivitas diluar rumah lebih banyak, 9 orang (28,13%). Hasil ini sejalan
baik itu dalam bekerja maupun dalam dengan penelitian Dutra et al (2014)
pendidikan. Pendapat ini diperkuat yang mengemukakan bahwa rentang
dengan penelitian yang dilakukan oleh usia mayoritas yang mengalami cedera
Riyadina (2007) yang mengatakan kepala akibat kecelakaan lalu lintas
bahwa salah faktor penyebab laki-laki yaitu 18-29 tahun. Dari hasil observasi
lebih banyak yang mengalami trauma dan wawancara dengan beberapa
kepala dikarenakan faktor mobilitas responden di lapangan maka peneliti
yang tinggi oleh laki-laki dan pemilihan dapat berpendapat bahwa rentang usia
kendaraan bermotor lebih dominan yang paling banyak mengalami cedera
sebagai sarana transportasi. Penelitian kepala akibat kecelakaan lalu lintas
yang sama juga dilakukan oleh Crandon yaitu rentang usia 16-30 karena pada
et al (2009) yang mengemukakan masa usia demikian berada pada fase
bahwa distribusi responden kecelakaan usia produktif baik dalam pekerjaan
lalu lintas kendaraan bermotor lebih maupun dalam pendidikan sehingga
tinggi dialami oleh laki-laki yaitu 134 resiko mengalami cedera kepala karena
orang (93,7%) dibandingkan perempuan Kecelakaan lalu lintas lebih tinggi
sebanyak 9 orang (6,3%) dibandingkan dengan rentang usia diatas
Sesuai dengan hasil observasi dan atau dibawahnya.
wawancara peneliti di lapangan Pendapat peneliti sejalan dengan
mengenai penyebab beberapa responden hasil penelitian yang dilakukan oleh
mengalami kecelakaan didapatkan Riandini (2015) yang meneliti tentang
bahwa dari beberapa responden laki-laki karakteristik korban kecelakaan lalu
yang mayoritas adalah pekerja dan lintas kendaraan bermotor yang
pelajar mengatakan bahwa mereka saat mengemukakan bahwa rentang usia
pulang bekerja dan sekolah dalam yang paling banyak mengalami
kondisi kecapaian dan mengantuk kecelakaan lalu lintas kendaraan
sehingga kurang konsentrasi dalam bermotor yaitu berkisar 16-30 tahun
berkendara dan kadang karena terburu- dikarenakan pada usia ini seseorang
buru dan jarak yang tidak terlalu jauh masih dalam usia produktif baik dalam
maka sering kali tidak menggunakan mengejar karir maupun mengejar
helm. Hasil observasi dan wawancara prestasi dalam pendidikan sehingga
ini sejalan dengan hasil riset yang peluang untuk mengalami kecelakaan
dilakukan oleh Ganti et al (2014) lalu lintas lebih tinggi dibandingkan
mengungkapkan beberapa faktor yang dengan usia yang lain.
menyebabkan korban kecelakaan lalu

3
Guerrero (2008) juga membuktikan bahwa tingkat pengetahuan dan
pendapat diatas dengan menjelaskan kesadaran masyarakat akan pentingnya
bahwa rentang usia yang mengalami penggunaan helm masih sangat rendah.
cedera kepala yaitu pada usia produktif. Kaniptong et al (2008) yang
Kelompok yang paling tinggi melakukan penelitian tentang angka
mengalami cedera kepala yaitu pada pengendara sepeda motor yang
remaja karena kecelakaan , sedangkan menggunakan helm di Thailand
pada usia >45 tahun penyebab paling menemukan bahwa jumlah pengendara
banyak yang menyebabkan cedera sepeda yang tidak menggunakan helm
kepala bukan karena kecelakan lalu lebih tinggi dibandingkan dengan yang
lintas tetapi karena jatuh diakibatkan menggunakan helm. Hal ini sejalan
faktor degenerative tulang. dengan penelitian tersebut. Sedikit
berbeda dengan penelitian yang
Berdasarkan Penggunaan Helm dilakukan oleh Dutra et al (2014) yang
Distribusi karakterisitk responden melakukan penelitian di negara Brasil
berdasarkan penggunaan helm mendeskripsikan jumlah pasien yang
menunjukkan bahwa jumlah pasien yang kecelakaan lebih banyak yang
tidak menggunakan helm lebih banyak menggunakan helm dibandingkan
yaitu 18 orang (56,3%) dan yang dengan yang tidak menggunakan helm
menggunakan berjumlah 14 orang yaitu 51,6% yang menggunakan helm
(44,7%). Jumlah responden laki-laki dan 6,4% tidak menggunakan helm,
yang menggunakan helm sebanyak 10 sedangkan yang 17,6 % lainnya tidak
orang dengan mayoritas trauma yang terkaji. Dari kedua penelitian tersebut
dialami adalah trauma ringan (GCS 13- dimana penelitian yang pertama
15) yaitu 6 orang dan responden dilakukan di negara berkembang dan
perempuan sebanyak 4 orang dimana penelitian yang kedua dilakukan di
semua responden tersebut mengalami negara maju maka penelti dapat
trauma kepala ringan, sedangkan berpendapat bahwa tingkat ketaatan
responden laki-laki yang tidak masyarakat dalam menggunakan helm
menggunakan helm mayoritas lebih tinggi pada negara maju
mengalami trauma kepala berat (GCS < dibandingkan pada negara berkembang
9) sebanyak 6 orang sedangkan seperti negara Indonesia. Pendapat
responden perempuan yang tidak peneliti didukung oleh Case Fatality
menggunakan helm sejumlah 4 orang Rate (CFR) yang dilaporkan oleh World
dimana 2 orang diantaranya mengalami Health organization (WHO) pada tahun
trauma kepala berat. 2011 yang menyebutkan bahwa 90%
Dari hasil wawancara peneliti penyumbang angka kecelakaan lalu
dengan beberapa responden didapatkan lintas tertinggi karena pelanggaran lalu
bahwa alasan dari para responden tidak lintas terjadi di negara berkembang.
menggunakan helm dikarenakan jarak
antara rumah dan tempat yang menjadi Berdasarkan Keparahan Cedera
tujuan tidak terlalu jauh, sebagian dari Distribusi responden berdasarkan
beberapa responden juga berpendapat tingkat keparahan cedera menunjukkan
bahwa karena kondisi yang tergesa-gesa bahwa pasien korban kecelakaan lalu
untuk berangkat ketempat tujuan lintas yang menggunakan helm
sehingga mereka sering lupa untuk mayoritas mengalami trauma kepala
menggunakan helm. Berdasarkan hasil ringan yaitu 10 orang (72%), sedang 2
observasi diatas maka peneliti orang (14%), dan berat 2 orang (14%)
berpendapat bahwa tingkat pengetahuan dari 14 total sampel yang menggunakan
masyarakat tentang penggunaan manfaat helm, sedangkan yang tidak
penggunaan helm masih sangat rendah. menggunakan helm mayoritas
Pendapat peneliti sejalan dengan mengalami cedera kepala berat yaitu 8
penelitian yang dilakukan oleh orang (45%), 6 orang (33%) mengalami
Marselinus (2012) yang mengatakan trauma sedang dan 4 orang (22%)

4
mengalami trauma ringan dari jumlah Tabel Hasil Analisis Hubungan Antara
total 18 responden yang tidak Penggunaan Helm Dengan Tingkat
menggunakan helm.Peneliti berpendapat Keparahan Cedera Kepala Di IGD RSUD
bahwa tingkat keparahan cedera kepala Prof. Dr. Soekandar-Mojokerto (n=32)
pada pengendara sepeda motor akan
lebih kecil dibandingkan dengan yang n Median Rerata P
(Minimum- (Mean)
tidak menggunakan helm dikarenakan Maksimum)
helm dapat berfungsi sebagai pelindung
Menggunakan helm 14 13,0 (6,0-17,0) 13,0 0,005
untuk kepala yang membatasi energi Tidak menggunakan 18 9,0 (3,0-14,0) 8,7
benturan yang mengenai kepala. Hal Helm
tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Iskandar (2015). Selain Berdasarkan hasil uji mann-whitney
faktor penggunaan helm, faktor lain dapat dijelaskan bahwa rata-rata pasien
yang mempengaruhi keparahan cedera kecelakaan lalu lintas yang
kepala yaitu kecepatan kendaraan, menggunakan helm memiliki nilai GCS
penyakit penyerta, mekanisme rata-rata yaitu 13 (trauma kepala ringan)
kecelakaan dan respon time (Wahyudi, dan yang tidak menggunakan helm
2012). memiliki nilai rata-rata-rata 8,7 (cedera
Hasil penelitian tersebut sejalan kepala berat). Nilai minimum 6,0 dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh nilai maximum 17,0, sedangkan untuk
Dutra et al (2014) yang mengemukakan pasien yang tidak menggunakan helm
bahwa dari 188 total sampel yang diteliti nilai minimum 3,0 dan nilai maximum
yang menggunakan helm saat terjadi 14,0. Dapat disimpulkan dari hasil ini
kecelakaan, 44,7% mengalami trauma bahwa orang yang menggunakan helm
kepala ringan, trauma kepala sedang memiliki skor GCS yang lebih baik
6,4% dan 0,5% mengalami trauma dengan yang tidak menggunakan helm.
kepala berat. Hasil Nilai P value dari uji mann-
Dari hasil observasi peneliti saat whitney menunjukkan hasil yaitu 0,005,
melakukan penelitian peneliti Makna nilai P value tersebut dapat
menemukan bahwa status neurologis disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pasien yang menggunakan helm lebih penggunaan helm dengan tingkat
baik dibandingkan dengan yang tidak keparahan cedera kepala.
menggunakan helm, demikian juga Penggunaan helm dapat
dengan lama hari rawatnya, dimana mengurangi tingkat keparahan cedera
korban kecelakaan lalu lintas yang kepala karena beberapa mekanisme dari
menggunakan helm akan memiliki lama helm. Pertama, helm dapat menyerap
hari rawat yang pendek dibandingkan dari dampak tumbukan sehingga
dengan yang tidak menggunakan helm. mengurangi benturan kepala dengan
Hasil observasi tersebut sejalan dengan energy dari luar. Kedua, helm dapat
penelitian yang dilakukan oleh Ganti et mendistribusikan gaya ke area yang
al (2014) menjelaskan bahwa pasien lebih luas di kepala sehingga gaya tidak
korban kecelakaan yang mengalami berfokus pada satu bidang kontak di
trauma kepala yang tidak menggunakan kepala yang akhirnya menurunkan
helm memiliki status neuroimaging energi tumbukan pada kepala. ketiga,
yang lebih buruk dibadingkan dengan Helm dapat dapat berfungsi sebagai
yang menggunakan helm dan ditinjau pagar pembatas antara kepala dengan
dari lama hari rawat (length of stay) benda yang yang membenturnya
akan lebih lama dibandingkan dengan sehingga mencegah kepala berbenturan
yang menggunakn helm. langsung dengan benda yang
menbenturnya yang akhirnya energi
2. Hasil Analisis Bivariat yang berbenturan dengan kepala
menjadi lebih sedikit. Dari ketiga
mekanisme inilah sehingga helm dapat

5
berfungsi untuk menurunkan tingkat Keterbatasan Penelitian
keparahan cedera (Iskandar, 2015). Keterbatasan dalam penelitian ini
Sutarto (2006) juga menjelaskan yaitu: jumlah responden yang tidak
bagaimana mekanisme helm untuk terlalu banyak sehingga kurang
menurunkan keparahan cedera kepala representative, Lokasi penelitian di IGD
yaitu helm dapat mengubah energi yang pasiennya padat dengan kondisi
kinetik melalui kerja deformasi dari kegawatan sehingga peneliti terkadang
bantalannya yang diikuti dengan ikut untuk membantu melakukan
mendistribusikan (menyebarkan) energi tindakan sehingga terkadang tidak fokus
benturan dari luar kepala kearea yang untuk melakukan pengkajian untuk
seluas-luasnya sehingga mengurangi mengisi kuisioner penelitian, terdapat
energi benturan pada kepala. Crandon et beberapa pasien yang datang ke IGD
al (2009) menjelaskan bahwa helm dalam kondisi tidak sadar sehingga
dapat berfungsi sebagai proteksi bagi informasi yang didapat merupakan
kepala sehingga bisa melindungi kepala informasi dari sumber informasi
dari benturan yang terlalu keras. sekunder baik dari polisi, saksi mata
Berdasarkan hasil penelitian yang yang mengantar ataupun dari keluarga,
dilakukan pasien yang datang ke IGD peneliti juga belum bisa mengontrol
RSUD Prof. Dr. Soekandar didapatkan faktor lain yang mempengaruhi cedera
hasil bahwa pasien yang menggunakan kepala seperti respon time, mekanisme
helm rata-rata memiliki nilai trauma serta jenis helm yang digunakan
pengukuran GCS 13 yang jika (standar, open face, full face).
dikategorikan maka tingkat keparahan
cedera kepala seseorang yang Kesimpulan
menggunakan helm masuk dalam 1. Karakteristik berdasarkan jenis
kategori ringan, sedangkan yang tidak kelamin didapatkan hasil bahwa
menggunakan helm rata-rata GCS hasil mayoritas pasien cedera kepala
pemeriksaan yaitu 8,7 yang jika akibat kecelakaan lalu lintas berjenis
dikategorikan maka masuk dalam kelamin laki-laki yaitu 24 orang
kategori berat. Hasil ini sejalan dengan (75%) dan perempuan 8 orang
teori yang mengungkapkan fungsi helm (25%). Berdasarkan usia, responden
yang mengurangi energi tumbukan yang yang mengalami cedera kepala
mengenai kepala saat terjadi kecelakaan. mayoritas berkisar pada usia 16-20
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan tahun (37,5%). Berdasarkan jenis
helm dapat mengurangi tingkat kelamin jumlah reponden laki-laki
keparahan cedera kepala karena helm lebih banyak yang menggunakan
dapat membatasi energi/menurunkan helm lebih banyak yaitu 10 orang
energi benturan yang mengenai kepala (72%) sedangkan perempuan
sehingga tingkat keparahan cedera sebanyak 4 orang (28%).
kepala dapat menurun.
Penelitian sebelumnya mengenai 2. Tingkat keparahan cedera kepala
hubungan antara penggunaan helm responden yang menggunakan helm
dengan tingkat keparahan cedera kepala yaitu mayoritas mengalami trauma
telah banyak dilakukan. Dutra et al kepala ringan yang berjumlah 10
(2014) mengemukakan bahwa ada orang (72%), cedera kepala sedang 2
hubungan antara penggunaan helm orang (14%) dan berat 2 orang
dengan tingkat keparahan cedera kepala, (14%) dari 14 total responden yang
dimana Penelitian ini sejalan dengan diteliti.
penelitian yang dilakukan oleh dan 3. Tingkat keparahan cedera kepala
zidan et al (2007) sama-sama pasien kecelakaan lalu lintas yang
menunjukkan bahwa pemakaian helm tidak menggunakan helm
dapat menurunkan keparahan cedera menunjukkan bahwa mayoritas
kepala. cedera kepala yang dialami yaitu
trauma kepala berat sebanyak 8
orang(45%), sedang 6 orang (33%)
6
dan ringan 4 orang (22%) dari 18 8). Deem, S. (2006). Management of
total jumlah responden yang diteliti. Acute Brain Injury and Associated
4. Ada signifikansi antara penggunaan Respiratory Issues, Symposium
helm dengan tingkat keparahan Papers. Journal Respiratory Care, 51
cedera kepala pada pasien yang (4), 357-367.
mengalami kecelakaan lalu lintas (p
=0,005). 9). Crandon, I. W., Harding, H. E.,
Cawich, S. O., Frankson, A. C.,
Gordon-strachan, G., Mclennon, N.,
DAFTAR PUSTAKA Karenwatsonjonesuwimonaedujm, K.
W. (n.d.). The impact
of helmets on motorcycle head trauma
1) Azis, H. 2003. Riset Keperawatan at a tertiary hospital in Jamaica,
dan Teknik Penulisan Ilmiah. 49, 15. http://doi.org/10.1186/1756-
Jakarta: Salemba Medika. 0500-2-172
2) Arifin, M.Z. (2008). Korelasi 10). Damanik, P.R., Jemadi.,& Hiswani
antara Kadar Oxygen Delivery (2011). Karakteristik Penderita
Dengan Length of Stay Cedera Kepala Akibat Kecelakaan
pada Pasien Cedera Kepala Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di
Sedang, Program Pendidikan Bedah Rsud Dr. H. Kumpulan Pane Tebing
Dasar Bagian Bedah FK Unpad. Tinggi Tahun 2010-2011 Kampus
3) Aji. (2015). Hubungan Glasgow USU Medan.
coma Scale Dengan Glasgow Penerbit Universitasm Sumatera
Outcome Scale Berdasarkan Lama Utar
Waktu Tunggu Operasi Pada 11). Dana. (2004). Mekanisme Coup dan
Pasien Perdarahan Epidural Di Countrecoup. Health picture
RSUP Dr. M. Djamil Padang. 12). Dutra, V. da C., Rita Catalina Aquino
(Skripsi). universitas andalas Caregnato, M. R. B. F. da S. S., &
4) Abu-zidan, F. M., Nagelkerke, N., Keywords (2014) Craniocerebral
& Rao, S. (2007). Factors affecting trauma in motorcyclists: relation of
severity of bicycle-relate injuries: helmet use
The role of helmets in preventing and trauma severity, 27(5), 485492.
head injuries 366371. 13). Guerrero, J.L., Thurman, D.J., &
http://doi.org/10.1111/j.17426723.2 Sniezek, J.E., (2008). Emergency
007.00967. department visits associated with
5) Brain injury association of traumatic brain injury: United States,
America. (2013).To the House 1995-1996. Brain Injury. 14:181-186
Committee On energy and 1 14). Ganti, L., Bodhit, A. N., Daneshvar, Y.,
Comerce3 Subcomitee On Health Patel, P. S., Pulvino, C., Hatchitt, K.,
America :cdc,1-3(25 april 2016). Tyndall, J. A. (2013). Impact of Helmet
http://www.nasia.org/pdf Use in Traumatic Brain Injuries
6). Batticaca,F.B, (2008) Asuhan Associated with Recreational Vehicles,
Keperawatanpada Klien dengan 2013(7), 17.
Gangguan Sistem 15). Heather , et al. (2013). Glasgow Coma
Persarafan.Salemba Medika; Scale and Outcomes after Structural
Jakarta. Traumatic Head Injury in Early
7). Basic Trauma Life Support , (2011) Childhood. Jurnal pediatric vol 8
.(https://www.arapahoe.edu/.../ems- 16). Irawan, dkk. (2010). Perbandingan
214 basic-trauma-life diakses hari Glasgow Coma Scale dan Revised
kamis tanggal 14 mei 2016) Trauma Score dalam Memprediksi
8). Badan Standarisasi Nasional, Disabilitas Pasien Trauma Kepala di
2007,Penerapan Standar Wajib Rumah Sakit Atma Jaya. Majalah
Helm Ber-SNI,Jakarta: Departemen kedokteran Indonesia. 10,437-
Perhubungan Indonesia. 441

7
17).Iskandar,A.(2015).Helm:manual Soetomo Surabaya. Jurnal ilmu
keselamatan jalan untuk mengambil keperawatan. Vol.1
keputusan dan praktisi(terjemahan 29).Nasution, E.S. (2010). Karakteristik
e-book).global Road safety Cedera Kepala Akibat Kecelakaan
partnership Indonesia:Jakarta. Lalu Lintas (skripsi) .
18). Kadishub DKI Jakarta., (2012 30).Navindra, E. C., Ba, D. Z., Lauwers,
.Laporan Akhir Kajian Manajemen B., & Cass, D. (2012). Nonuse of
dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan bicycle helmets and risk of fatal
Nasional di Kota Metropolitan. head injury: a proportional
Dinas Perhubungan Jakarta mortality, casecontrol study,
19).Kanitpong, K., Boontob, N., & 184(17), 921923.
Tanaboriboon, Y. (2008). Helmet 31).Nursalam. 2013. Konsep dan
Use and Effectiveness in Reducing Penerapan Metodologi Penelitian
the Severity of Head Injuries in Ilmu Keperawatan,Pedoman Skripsi,
Thailand.http://doi.org/10.3141/204 Tesis dan Instrumen Penelitian
8-09 Keperawatan. Jakarta. Salemba
20).Lumandung,T. dkk. (2012). Medika.
Gambaran Korban Meninggal 32).Notoadmodjo.(2010). Metodologi
Dengan Cedera Kepala Pada penelitian Kesehatan. Jakarta :
Kecelakaan Lalu Lintas Di Bagian Rineka Cipta
Forensik RSUP Prof. Dr.R. D.
33).Olva, I.(2009). Cedera Kepala.
Kandou Manado Periode Pahun
Penerbit : University Of Sumatera
2011-2012. Jurnal. Universitas
Utara
Sumatera Utara.
21).Mallinckrodt Institute of Radiology 34).Padila.(2012).Bukuajar:keperawatan
(2006). Epidural Hematoma. Juni 04, medikal bedah. Yogyakarta : Nuha
2016.. medika
22).Morton, Patricia Gonce et al. 35).Perez. 2011. Head Injury ,
Keperawatan Kritis Vol.2 Edisi 8. Medlineplis Medical Encyclopedia.
Jakarta : EGC 36).Riyadina, W . (2007). Profil
23).Mesiano. (2010). Trauma Keparahan Cedera Kepala Pada
Menchanism Accelerasi and Korban Kecelakaan Sepeda Motor
Decelerasi. Health Picture di Instlasi Gawat Darurat RSUP
Fatmawati. Jakarta : Jurnal
24).Mahdian, et al. (2014). Cerebral
universitas Medicina, no 2 vol 26
state index versus Glasgow coma
scale as a predictor for in-hospital 37).Rendi, Clevo & M., Margareth, TH
mortality in brain-injured patients. (2012). Asuhan keperawatan medical
Journal traumatology. 4, 220-224 bedah dan penyakit dalam.
Yogyakarta : Nuha Medika.
25).Mood, E. (2011). Aspek Penilaian
Dalam GCS. Jurnal Biomedical. 38).Riandini, I.(2015). Gambaran Luka
Penerbi :Universitas Sumatera Utara Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang
Dilakukan Pemeriksaan Di RSUP
26).Marselinus, T.(2012). Intensi
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kepatuhan Menggunakan Helm
Kesehatan.Andalas.
Pada Pengendara Sepeda Motor:
39).Rosyidi. (2007). Klasifikasi pada
Aplikasi Teori Perilaku Terencana.
Pasien Trauma Kepala. Jakarta :
Penerbit : Universitas Psikologi
FKM UI 504-508
Surabaya.
40).Retraningsih. (2008). Cedera Kepala
27).Najid,(2012). Estimasi Tingkat
traumatic.
Kecelakaan Lalu Lintas Nasional
dan 6 Propinsi Di Pulau Jawa 41).Polda jatim. (2010) Laporan
Indonesia,99 -105 Pelanggaran lalu lintas jawa timur
tahun 2010. Diakses
28).Nunuk.2008. Waktu Respon Di
tanggal 30 April 2016
Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
8
42).Sutarto. (2006) Pengaruh N. J. Agus Sutarna,
Pemakaian Helm Dan Kecepatan Penerjemah). Jakarta: EGC.
Kendaraan Terhadap Tingkat
53). 53).WHO. 2011. The Top 10 Causes
BeratnyaTerauma Akibat of
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Death.www.who.int/mediacentre/facts
Pengemudi Sepeda Motor. heets/fs310/en
2003MIKM1948. Diunduh tanggal 54).Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis
21 April 2016 untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
43).Sastrodiningrat, A.G. (2009).
Memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi prognosa cedera
kepala berat.Majalah kedokteran
Nusantara,39(3).,307-16
44).Satyanegara, dkk. (2010). Ilmu
bedah saraf . Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
45).Smeltzer, S. C., & Bare, B. G.
(2006). Brunner & Suddarths
textbook of medical-
surgical nursing. Philadelphia :
Lippincott.
46).SNI.(2007). Helm Pengendara
Kendaraan Bermotor Roda Dua,
Badan Standardisasi Nasional
2007.URL:http://www.bsn.go.id/files/32
1435/20100130/SNI%201811-2007
(diakses 30 Mei 2016).
47).Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif kualitatif dan R & D.
Bandung.Alfabeta.
48).Slamet, W. (2012). Faktor Risiko
Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Keparahan Cedera Kepala (Studi
Kasus pada Korban Kecelakaan Lalu
Lintas Pengendara Sepeda Motor di
RSUD Karanganyar ). Sripsi.
Penerbit: Universitas Negeri
Semarang.
49).Teasdale dan jennet ( 1974). Nilai
Glasgow coma Scale. Health
Assocition Philadelphia
50).Veni, K .(2011). Gambaran
Penderita Trauma Kepala di Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan.
Repository.usu.ac.id ... Medicine
SP Biomedik. Diakses Tanggal 28
mei 2016
51).Wong, et al. (2009). Buku ajar
keperawatan pediatrik Wong (6th
ed.). (E. K. Yudha, D. Yulianti, N.
B. Subekti, E. Wahyuningsih, M.
Ester, Penyunt., &
9

Anda mungkin juga menyukai