Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pisang,adalah Satu jenis tanaman yang dimanfaatkan daun, bunga, dan

bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Beberapa bagian dari

tumbuhan ini berbau dan mempunyai rasa yang khas, kadang-kadang langu,

harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa jenis selasih, misalnya

kemangi, berasal dari Asia Tenggara, namun sebagian besar dianggp berasal dari

anak benua India yang di gunakan untuk makanan (Jumro, 2011).

Orang Eropa secara tradisional mengenalnya O. pisangicum (pisang atau

sweet pisang) sebagai rempah yang diwariskan dari tradisi Yunani Kuno. Di

India, selasih yang paling dikenal adalah tlasi atau tulasi (holy pisang, O.

tenuiflorum syn. O. sanctum). Nama Melayu selasih diambil dari nama ini melalui

bahasa Sanskerta. Warga Indocina dikenal menggunakan berbagai kultivar

selasih. Di Thailand dan negara-negara lain setempat dikenal horapa (Thai pisang,

O. pisangicum convar. Thyrsiflorum) dan manglak (Thai lemon pisang, O.

citriodorum). Horapa populer sebagai bagian dari menu Vietnam, misalnya pada

sup sapi. Manglak dikenal di Indonesia sebagai kemangi (Pertiwi, 2008).

Data dari BPS menunjukkan adanya peningkatan permintaan pisang untuk

bahan olahan industri dari 863 ton pada tahun 2013 menjadi 986 ton pada tahun

2014. Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan

tanaman karena 70%- 90% tubuh tanaman tersusun dari air. Air berperan dalam

proses fotosintesis dan transpirasi. Air juga berperan dalam penyerapan berbagai

unsur hara yang diperlukan tanaman. Kebutuhan air yang diberikan dalam meni
2

penyiraman sangat mempengaruhi kondisi dari pertumbuhan tanaman itu sendiri

(Nucivera, 2001).

Kandungan yang ada pada pisang antara lain ocimene, 1,8 cineole,

eucalyptole, linalool, geraniol, limonene, methylchavicol, eugenol, eugenol meti

eter, anethole, metil cinnamate, 3-hexen-1-01, 3-octanone, dan furfural. Biji

tanaman anggota famili Labiatae itu mengandung planteose serta asam lemak

( asam palmitat, asam oleat, asam stearat, dan asam linoleat ) (Jumro,2011).

Pupuk organik kotoran sapi dan npk adalah nutrient anorganik yang

digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. PUPUK pupuk organik

kotodan sapi dan npk artinya triple super phosphate. Rumus kimianya

Ca(H2PO4). Kadar P2O5 46%. Kandunagn hara lainnya CaO nya 18,3%. pupuk

organik kotodan sapi dan npk dibuat dengan sistem proses (Zepri, 2009).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui

Efektifitas Pemberian Pupuk Organik Kotoran Sapi Dan NPK Terhadap Budidaya

Tanaman Pisang ( Ocimum pisangicum L. )

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

komponen penilaian di Laboratorium Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura

Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Zepri (2009), bahwa tanaman pisang dapat diklasifikasikan

sebagai berikut : Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Subdivisi :

Magnoliophyta; Kelas : Dicotiledonae; Family : Lamiaceae; Genus : Ocimum;

Spesies : Ocimum pisangicum L.

Akar tanaman pisang berbentuk tunggang yang memiliki warna putih

kotor. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah. Daun

pisang panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur berwarna hijau muda dan

berbau harum. Ujung daun biasanya tumpul atau bisa juga tajam,panjangnya

mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata (Fransisca, 2009).

Batang pisang bentuknya bulat,berbulu berwarna hijau dan kadang

keunguan.Posisi pertumbuhan tegak dengan cabang yang banyak.Tanaman ini

berbentuk perdu yang memiliki tinggi dapat mencapai 30 - 150 cm

(Suiatna, 2010).

Bunga pisang bergerombolan mahkota bunganya berwarna

keunguan.Bunga pisang terdapat pada penghujung batang. Yang memiliki 6

kuntum bunga dari atas sampai tengah. Kelopak bunga berwarna hijau keunguan

dan bagian atas bunga berwarna putih / merah jambu pucat (Susila, 2012).

Buah tanaman pisang terdiri dari 4 biji yang berwarna hitam dengan berat

100 butir sekitar 0,026 g. Hasil panen selama satu periode musim tanam ( tiga

kali panen ) berkisar antara 34.117 83.958 kg / plot untuk 50 tanaman pisang.

Biji yang dihasilkan bergantung pada kematangan, berat, jenis tanaman, warna,

kadar minyak dan protein biji dan yang biasanya diambil (Rahmawati, 2005).
4

Syarat Tumbuh

Iklim

Secara umum tanaman pisang termasuk tanaman yang dapat tumbuh di

daerah tropika dan subtropika. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 500

sampai 3000 ni di atas pennukaan laut, dan yang terbaik pada ketinggian 1300 m

di atas permukaan laut. Tanaman ini termasuk taliaman berumur pendek dengan

kisaran 85-180 hari (Lestari, 2012).

Pertumbuhan tanaman pisang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca.

Tanaman pisang tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15

sampai 200C,cukup sinar matahari, dan kelembaban udara 80% sampai 90 %.

Suhu yang dibutuhkan oleh tanaman ini berbeda untuk tiap periode

pertumbuhannya. Pada periode vegetatif, tanaman ini memerlukan suhu antara 12

16oC. Sedangkan pada periode selanjutnya antara 19 - 21OC (Hanum, 2010).

Curali hujan yang dibutuhkan adalah sekitar 300 mm/bulan atau 1000

mm/tahun. Apabila curah hujan terlalu tinggi, linibi tanaman akan mudah

terserang penyakit, karena tanah menjadi jenuh air (Suiatna, 2010).

Tanah

Pisang dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, mempunyai drainase

yang baik, tanah liat yang gembur, debu atau debu berpasir,dan jenis tanah yang

paling cocok untuk tanaman ini ialah andosol. Tanaman ini toleran terhadap pH

pada selang yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0, tetapi untukk pertumbuhan

yang baik dan ketersediaan unsur hara, pH yang baik adalah 5,0 sampai

6,5.Tanaman pisang yang ditanam pada pH kurang dari 5,0 akan menghasilkan

umbi yang bermutu kurang bagus. Di daerah-daerah yang akan ditanam pisang
5

yang menimbulkan masalah penyakit kudis, pH tanah diturunkan menjadi 5,0

sampai 5,2(Darwati, 2008).

Kandungan air tanah yang dibutuhkan untuk tiap periode pertumhuban

tanaman berbeda-beda, pada fase awal hingga tumbuh tunas, kandungan air yang

dibutuhkan berkisar antara 70-80%. Pada fase pengisian umbi kandungan air

yang dihutuhkan antara 75-85% dan pada fase pematangan kebutuhan air

berkisar antara 80-90% (Yulianto et all , 2012).


6

EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI DAN


NPK TERHADAP BUDIDAYA TANAMAN PISANG
( Ocimum Pisangicium L.)

Teknik Budidaya Tanaman Pisang

Tanaman pisang dibudidayakan dengan metode hidroponik atau pola

tanam biasa. Pisang juga tahan cuaca panas dan dingin. Tanaman ini harus diberi

pupuk dengan cukup nutri.Tanaman asli India ini bisa dibudidayakan dengan pola

hidroponik. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan media

air tanpa menggunakan tanah (Zulkarnain, 2009).

Dalam metode hidroponik, digunakan polybag sebagai media tanam.

Media ini digunakan selama dua minggu. Meski menggunakan teknik hidroponik,

pemupukan tetap harus dilakukan. Pemupuk pisang dengan takaran 5 miligram

yang mengandung nutrisi A dan nutrisi B dalam tiap penyiraman satu liter air.

Metode pemupukan pertama disiram pagi dan sore (Samijan, 2011).

Tanaman pisang harus diberi nutrisi dua kali hingga tiga kali dalam

seminggu. Setelah memberi nutrisi, budidaya dengan sistem hidroponik akan

berjalan selama 24 jam. Setelah dihidroponik selama dua minggu, akar tanaman

akan tumbuh. Jika sudah tumbuh, potong akar 2 sentimeter (cm) x 2 cm untuk

dipindahkan ke media media yang netral hidroponik (Nadiah, 2012).

Pola tanam lainnya adalah menggunakan metode polibag yang hampir

sama dengan metode penanaman pada umumnya. Namun, pada metode ini, ada

perbedaan dalam cara penyiraman dan sirkulasi media tanamnya. Cuma, Venta

bilang, metode hidroponik lebih produktif. Dengan metode ini, ia bisa memanen

pisang dalam waktu enam minggu akan menghasilkan buah berupa 4 biji hitam

(Diana, 2011).
7

Pisang mudah berkembang biak dengan penyerbukan biji atau melalui stek

batang. Untuk jenis tanah, pisang cocok ditanam di lahan yang gembur dan subur.

Artinya, keadaan tanah harus cukup air, tapi tidak tergenang agar akarnya tidak

membusuk. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah perawatannya.

Pisang mudah diserang hama kutu daun dan ulat. Dalam menanam pisang

berdampingan dengan tanaman lain yang merupakan companion plant. Dengan

cara itu, pisang akan terhindar dari hama dan serangga. Sehingga, tanaman tetap

tumbuh sehat tanpa harus mengusir hama dengan pestisida atau insektisida

(Lestari, 2012).

Pupuk Organik Kotoran Sapi

Pupuk organik merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah

ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih

kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian. Yang yang dimaksud

pupuk organik ialah campuran kotoran hewan/ ternak dan urine. Pupuk organik

terdiri dari kotoran padat dan urine (air kencing). Kotoran ini dapat bercampur

dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas organik (Nazaruddin, 2000).

Kotoran padat dan urine ternak sebaiknya disatukan untuk memanipulasi

unsur hara secara keseluruhan, karena urine juga mengandung unsur hara yang

penting terutama unsur nitrogen dan kalium. Selain itu, pupuk organik

mengandung unsur kalsium (Ca), magnesium (mg), sulfur (S), mangan (Mn), zink

(Zn), atau seng, cuprum (Cu), dan borium (B) (Rahmawati, 2005).

Pemberian pupuk organik yang sudah matang sebaiknya diberikan 1

sampai 2 minggu sebelum tanam agar proses dekomposisi berjalan lebih cepat

sehingga hara yang dilepas dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman.


8

Apabila pupuk organik dijadikan larutan dengan mencampurkan air maka

pemberiannya dengan cara menyiramkan larutan pupuk organik disekitar tanaman

(Susila, 2006).

Pupuk organik yang berasal dari jenis hewan dengan kualitas pakan dan

fungsi ternak yang berbeda mempunyai kandungan hara yang berbeda pula.

Kualitas pakan yang baik dapat menghasilkan pupuk organik dengan kandungan

hara bih tinggi jika bahan pakan tersebut mempunyai kandungan protein tinggi

dengan serat kasar rendah (Sidabutar, 2006).

Pupuk organik sebagai limbah ternak banyak mengandung unsur hara

makro seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5), Kalium (K2O) dan Air (H2O).

Meskipun jumlahnya tidak banyak, dalam limbah ini juga terkandung unsur hara

mikro diantaranya Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan

(Mn), dan Boron (Bo). Banyaknya kandungan unsur makro pada pupuk organik

membuat penggunaannya hanya dilakukan pada saat pemupukan dasar saja. Hal

ini erat kaitannya dengan jumlah unsur makro yang dibutuhkan tanaman yang

tidak boleh melebihi rasio C/N =12. Sehingga pupuk organik yang memiliki rasio

C/N tinggi yaitu + 25 kurang baik bila digunakan untuk menyuburkan tanaman

secaralangsung (Sito, 2010).

Berdasarkan jenis hewannya, pupuk organik terbagi kedalam lima macam

yaitu limbah sapi, limbah sapi, limbah ayam, limbah babi dan limbah kuda.

Masing-masing limbah tersebut memiliki karakteristik dan kandungan unsur hara

yang berbeda. Pada limbah sapi misalnya kandungan unsur haranya berbeda

antara limbah cair maupun yang padat. Pada limbah sapi yang cair memiliki

kandungan P lebih banyak dibandingkan yang padat. Dan sebaliknya kandungan


9

K pada limbah sapi padat lebih banyak dibandingkan yang cair. Berdasarkan tabel

1 terlihat bahwa limbah (kotoran ayam) memiliki kandungan N dan P paling besar

diantara limbah ternak lainnya. Sedangkan kandungan K paling besar terdapat

pada limbah domba cair yaitu sebesar 2.1 %. Suatu limbah dapat digolongkan ke

dalam pupuk panas bila memiliki kandungan air yang rendah. Kandungan yang

rendah tersebut berimplikasi pada proses perubahan jasad renik secara aktif

menjadi lebih cepat, sehingga waktu yang diperlukan jasad renik untuk

dekomposisi (penguraian) pupuk ini lebih cepat (Jumro, 2011).

Pupuk NPK

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk dengan kandungan unsur hara

yang lengkap. Unsur hara makro utama dalam pupuk NPK adalah Nitrogen,

Fosfor dan Kalium. Keberadaan Nitrogen mutlak ada untuk kelangsungan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan dibutuhkan dalam jumlah yang

banyak (Pertiwi, 2008).

Tanaman menyerap N sebagian besar dalam bentuk ion NO3- dan NH4+,

juga sedikit Urea melalui daun, dan sedikit asam amino larut dalam air. Tanaman

yang mengandung cukup unsur N akan menunjukkan warna daun hijau tua, yang

artinya kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya, apabila tanaman

kekurangan atau defisiensi N maka daunnya akan menguning (klorosis) karena

kukarangan klorofil. Pertumbuhan tanaman yang lambat, lemah dan kerdil bisa

disebabkan oleh kekurangan N. Tanaman cepat masak bisa disebabkan oleh

kekurangan N. Defisiensi N juga dapat meningkatkan kadar air biji dan

menurunkan produksi dan kualitas (Jumro,2011).


10

Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion

ortofosfat primer (H2PO4-). Sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion ortofosfat

sekunder (HPO4-2). pH tanah sangat besar pengaruhnya terhadap perbandingan

serapan ion-ion tersebut, yaitu makin masam H2PO4- makin besar sehingga

makin banyak yang diserap tanaman dibandingkan dengan HPO4-2

(Fransisca, 2009).

Fosfor meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting

dalam pembentukan biji. P juga sangat penting dalam transfer sifat-sifat menurun

dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor membantu mempercepat

perkembangan akar dan perkecambahan, dapat meningkatkan efisiensi

penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit yang akhirnya

meningkatkan kualitas hasil panen (Zepri, 2009).

Kalium di dalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi

sekitar 1,7 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di

dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi

dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman.Kalium sangat vital dalam

proses fotosintesis (Fransisca, 2009).

Kalium juga berpengaruh pada proses membuka dan menutup pori-pori

daun tanaman, stomata. Proses ini dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang

terdapat disekitar stoma. Kadar K tidak cukup (defisien) dapat menyebabkan

stomata membuka hanya sebagian dan menjadi lebih lambat dalam penutupan.

Gejala kekurangan K ditunjukkan dengan tanda-tanda terbakarnya daun yang

dimulai dari ujung atau pinggir, bercak-bercak nekrotik berwarna coklat pada

daun-daun dan batang yang tua (Suiatna, 2010).


11

Manfaat Pupuk Organik Kotoran Sapi Dan NPK

Pupuk pupuk organik kotodan sapi dan npk adalah nutrient anorganik yang

digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. Pupuk organik

kotodan sapi dan npk artinya triple super phosphate. Rumus kimianya

Ca(H2PO4). Kadar P2O5 46%. Kandunagn hara lainnya CaO nya 18,3%. pupuk

organik kotodan sapi dan npk dibuat dengan sistem proses. Pada pembuatannya,

batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil

proses sebelumnya (Zepri, 2009).

Dalam air jika di tambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikan

serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan

pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,lamban pemasukan dan tanaman rendah

Pupuk pupuk organik kotodan sapi dan npk /RP memiliki sifat antagonis dengan

pupuk dolomite dan borate oleh karena itu harus di tabur dengan jarak tabur

minimal 1 bulan. . Tanaman yang mengandung cukup unsur N akan menunjukkan

warna daun hijau tua, yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi (Suiatna,

2010).

Tingkat kelarutan pupuk pupuk organik kotodan sapi dan npk agak sulit

larut di dalam air dan bereaksi lambat karena reaksi kimianya tergolong netral,

tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar. Ketersediaan phosphor di dalam

tanah di tentukan oleh banyak faktor tetapi yang paling penting adalah Ph tanah

kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi

kerdil,lamban pemasukan dan tanaman rendah, organik kotodan sapi dan npk.

Pada tanah ber ph rendah (asam), phosphor akan bereaksi dengan ion besi dan

aluminium (Susila, 2006).


12

Efektifitas Pemberian Pupuk Organik Kotoran Sapi Dan NPK Terhadap


Budidaya Tanaman Pisang ( Ocimum pisangicum L. )
Tanaman pisang harus diberi nutrisi dua kali hingga tiga kali dalam

seminggu. Setelah memberi nutrisi, budidaya dengan sistem hidroponik akan

berjalan selama 24 jam. Setelah dihidroponik selama dua minggu, akar tanaman

akan tumbuh. Jika sudah tumbuh, potong akar 2 sentimeter (cm) x 2 cm untuk

dipindahkan ke media media yang netral hidroponik (Nadiah, 2012).

Pada limbah sapi misalnya kandungan unsur haranya berbeda antara

limbah cair maupun yang padat. Pada limbah sapi yang cair memiliki kandungan

P lebih banyak dibandingkan yang padat. Dan sebaliknya kandungan K pada

limbah sapi padat lebih banyak dibandingkan yang cair. Terlihat bahwa limbah

(kotoran ayam) memiliki kandungan N dan P paling besar diantara limbah ternak

lainnya. Sedangkan kandungan K paling besar terdapat pada limbah domba cair

yaitu sebesar 2.1 %. Suatu limbah dapat digolongkan ke dalam pupuk panas bila

memiliki kandungan air yang rendah. Kandungan yang rendah tersebut

berimplikasi pada proses perubahan jasad renik secara aktif menjadi lebih cepat,

sehingga waktu yang diperlukan jasad renik untuk dekomposisi (penguraian)

pupuk ini lebih cepat (Suiatna, 2010).

Kandungan yang ada pada pisang antara lain ocimene, 1,8 cineole,

eucalyptole, linalool, geraniol, limonene, methylchavicol, eugenol, eugenol meti

eter, anethole, metil cinnamate, 3-hexen-1-01, 3-octanone, dan furfural. Biji

tanaman anggota famili Labiatae itu mengandung planteose serta asam lemak

( asam palmitat, asam oleat, asam stearat, dan asam linoleat (Susila, 2006).

Pisang bersifat pedas, hangat dan wangi. Tanaman itu merangsang

penyerapan, peluruh keringat, peluruh kencing, pelancar peredaran darah,


13

penghilang sakit, dan pembersih racun. Biji bersifat manis, pedas, sejuk. Bijinya

berfungsi sebagai obat radang mata dan bercak putih pada selaput bening

mata. Selasih diperbanyak dengan biji. Pemeliharaan tanaman mudah, perlu cukup

air dengan cara penyiraman yang memadai, menjaga kelemban, dan pemupukan

terutama pupuk dasar (Suiatna, 2010).


14

KESIMPULAN

1. Tanaman pisang dibudidayakan dengan metode hidroponik atau pola tanam

biasa. Pisang juga tahan cuaca panas dan dingin .

2. Pupuk organik terdiri dari kotoran padat dan urine (air kencing). Kotoran ini

dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas organik.

3. Pupuk organik sebagai limbah ternak banyak mengandung unsur hara makro

seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5), Kalium (K2O) dan Air (H2O).

4. Tanaman yang mengandung cukup unsur N akan menunjukkan warna daun

hijau tua, yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi. Fosfor dapat

meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam

pembentukan biji. Ion K didalam tanaman dapat berfungsi sebagai aktivator

dari banayak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme

utama dari tanaman

5. Efektifitas dalam pemberian pupuk organik kotoran sapi dan NPK yaitu dapat

meningkatkan kesuburan tanah sehingga pertumbuhan pisang lebih

berkembang dengan baik, meningkatkan kualitas buah dan biji bijian.

Anda mungkin juga menyukai