OD GLAUKOMA ABSOLUT
Oleh :
Miftah Najih
NIM. I4A011099
Pembimbing
BANJARMASIN
November 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
I. Identitas ............................................................................................................ 3
V. Penatalaksanaan ............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada orang Burmadan
Vietnam di Asia Tenggara. Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali
lebih menyebabkan kebutaan dibandingkan orang kulit putih.17
Berikut ini dilaporkan kasus OD Glaukoma Absolut pada penderita laki-
laki usia 61 tahun yang berobat ke Poli Penyakit Mata RSUD Ulin Banjarmasin.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 61 tahun
Alamat : Sungai Pinang RT. 03 RW. 02 Kec.
Tambang Ulang Kab.Tanah Laut
Pekerjaan : Petani
ANAMNESIS
Hari/tanggal : Sabtu, 22 November 2017
Keluhan Utama : Tidak bisa melihat pada mata kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak + 2 bulan yang lalu, pasien merasakan penglihatan mata
kanan mulai kabur dan penglihatan sedikit redup. Muncul awalnya ringan
dan masih bisa melihat jelas, lama kelamaan semakin kabur dan
penglihatan semakin menyempit, sehingga pasien sulit membaca dengan
jelas dan hanya bisa melihat cahaya. Akibat keluhan tersebut pasien sulit
beraktifitas. Sejak + 1 bulan yang lalu, pasien juga merasakan nyeri pada
mata kanan. Keluhan muncul mendadak dan terus-menerus. Keluhan
tambahan seperti adanya mata merah dan mengganjal pada mata kanan.
Pasien menyangkal adanya mata berair, gatal, seperti melihat kabut, dan
mual-muntah.
RPD: HT (+), tidak rutin berobat. Sejak 1 bulan yang lalu mendapatkan
obat antihipertensi dari Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Ulin. DM (-)
RPK: Keluhan serupa (-)
3
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Status Generalis : Dalam Batas Normal
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
BB : 52 kg
TB : 152 cm
Status Lokalis :
OD OS
0 Visus 5/40, PI baik
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Bentuk normal, Odem (-) Palpebra Bentuk normal, Odem (-)
Hiperemi (+), Odem (-) Konjungtiva Hiperemi (-), Odem (-)
Bulat, keruh Kornea Jernih
Merah Sklera Putih
Dangkal COA Normal
Gambaran normal, Iris Gambaran normal,
Iris shadow (+) iris shadow (+)
4 mm, reflek cahaya (-), Pupil 3 mm, reflek cahaya
leukokoria (-) (+), leukokoria (+)
Tidak dapat dinilai Lensa Jernih
4
Gambar:
OD OS
5
HBA1c 7.5 4.5-6.3 %
Kimia
Gula darah
Glukosa darah puasa 124 70-105 mg/dl
Ginjal
Ureum 41 10-50 mg/dl
Kreatinin 1.29 0.7-1.4 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Funduskopi, Tonometry, slit lamp
DIAGNOSA KLINIS
OD glaukoma absolut
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Pembedahan:
Dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya ruptur bulbi (pasien
menolak operasi)
2. Non Medikamentosa:
a. Edukasi penyakit Glaukoma
b. Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi faktor risiko, diet, dan
olahraga teratur
c. Jaga kebersihan terutama bagian mata
d. Gunakan tetes mata secara teratur
e. Kontrol Ulang 2 minggu lagi untuk melihat perkembangan
penyakit.
6
PROGNOSIS
OCULI DEXTRA OCULI SINISTRA
(OD) (OS)
Quo ad vitam Ad bonam Ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad kosmetikam Ad malam Ad bonam
Quo ad functionam Ad malam Ad bonam
7
BAB III
DISKUSI
Pada kasus ini ditemukan gejala yang dikeluhkan pasien berupa pandangan
kabur pada mata kanan sejak 2 bulan yang lalu, semakin memberat sampai tidak
bisa melihat, Pada glaukoma absolut didapatkan manifestasi klinis glaukoma
secara umum yakni yang didapatkan adalah terdapat tanda-tanda glaukoma yakni
kerusakan papil nervus II dengan predisposisi TIO tinggi dan terdapat penurunan
visus. Yang berbeda dari glaukoma lain adalah pada penderita glaukoma absolut
visusnya nol dan light perception negatif. Apabila masih terdapat persepsi cahaya
maka belum dapat didiagnosis sebagai glaukoma absolut. Gejala yang menonjol
pada glaukoma absolut adalah penurunan visus tersebut, namun demikian dapat
ditemukan gejala lain dalam riwayat pasien. Rasa pegal di sekitar mata dapat
diakibatkan oleh peregangan pada didnding bola mata akibat TIO yang tinggi.
Gejala-gejala dari POAG dan PACG seperti nyeri, mata merah, dan halo dapat
ditemukan juga.1,4,5
Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan visus mata kiri 5/40 dan kanan 0.
Ditemukan iris shadow (+) dan lensa keruh pada mata kanan. Pada glaukoma
absolut visusnya nol dan light perception negatif, hal ini disebabkan kerusakan
total papil N.II. Papil N.II yang dapat dianggap sebagai lokus minoris pada
dinding bola mata tertekan akibat TIO yang tinggi, oleh karenanya terjadi
perubahan-perubahan pada papil N.II yang dapat dilihat melalui funduskopi
berupa penggaungan.6,7
Pada kasus ini terdapat glaucoma absolut pada mata kanan pasien. Pada
glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu dinamika
tekanannya diperlukan sekali. Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang
daripada 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan
lebih tinggi dari 20 mmHg yang juga disebut hipertensi oculi dapat dicurigai
adanya glaukoma. Bila tekanan lebih dari 25mmHg pasien menderita glaucoma.
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
8
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga
menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin. Tekanan
intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi
cekungan pada papil saraf optik.Serabut atau sel syaraf ini sangat tipis dengan
diameter kira-kira 1/20.000 inci. Bila tekanan bola mata naik serabut syaraf ini
akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel tersebut akan mengakibatkan
hilangnya penglihatan yang permanen.8
Tekanan intraokular pada glaukoma absolut dapat tinggi atau normal.
Tekanan normal dapat terjadi akibat kerusakan corpus ciliaris, sehingga produksi
aqueus turun. Hal ini bisa terjadi pada penderita dengan riwayat uveitis. TIO
tinggi lebih sering ditemukan pada penderita glaukoma. Dikatakan tekanan tinggi
apabila TIO > 21 mmHg.9
Penatalaksanaan glaukoma absolut dapat ditentukan dari ada tidaknya
keluhan. Ketika terdapat sudut tertutup oleh karena total synechiae dan tekanan
bola mata yang tidak terkontrol, maka kontrol nyeri menjadi tujuan terapetik yang
utama. Penatalaksanaan glaukoma absolut dilakukan dengan beberapa cara :
1. Medikamentosa
Kombinasi atropin topikal 1% dua kali sehari dan kortikosteroid topikal 4
kali sehari seringkali dapat menghilangkan gejala simtomatis secara adekuat.
Kecuali jika TIO lebih besar dari 60 mmHg. Ketika terdapat edema kornea,
kombinasi dari pemberian obat-obatan ini dilakukan dengan bandage soft contact
lens menjadi lebih efektif. Namun bagaimanapun, dengan pemberian terapi ini,
jika berkepanjangan, akan terdapat potensi komplikasi. Oleh karena itu, pada
glaukoma absolut, pengobatan untuk menurunkan TIO seperti penghambat
adenergik beta, karbonik anhidrase topikal, dan sistemik, agonis adrenergik alfa,
dan obat-obatan hiperosmotik serta mencegah dekompensasi kornea kronis harus
dipertimbangkan.10,11,12
9
2. Prosedur Siklodestruktif
Merupakan tindakan untuk mengurangi TIO dengan merusakan bagian
dari epitel sekretorius dari siliaris. Indikasi utamanya adalah jika terjadinya gejala
glaukoma yang berulang dan tidak teratasi dengan medikamentosa., biasanya
berkaitan dengan glaukoma sudut tertutup dengan synechia permanen, yang gagal
dalam merespon terapi. Ada 2 macam tipe utama yaitu : cyclocryotherapy dan
cycloablasi laser dgn Nd:YAG.7,13
Cyclocryotherapy dapat dilakukan setelah bola mata dianaestesi lokal
dengan injeksi retrobulbar. Prosedur ini memungkinkan terjadinya efek penurunan
TIO oleh karena kerusakan epitel siliaris sekretorius, penurunan aliran darah
menuju corpus ciliaris, atau keduanya. Hilangnya rasa sakit yang cukup berarti
adalah salah satu keuntungan utama cyclocryotheraphy.7,13
Dengan Cycloablasi menggunakan laser Nd:YAG, ketika difungsikan,
sinar yang dihasilkan adalah berupa sinar infrared. Laser YAG dapat menembus
jaringan 6 kali lebih dalam dibandingkan laser argon sebelum diabsorbsi, hal ini
dapat digunakan dalam merusak trans-sklera dari prosesus siliaris.7,13
3. Injeksi alkohol
Nyeri pada stadium akhir dari glaukoma dapat dikontrol dengan kombinasi
atropin topikal dan kortikosteroid atau, secara jarang, dilakukan
cyclocryotheraphy. Namun demikian, beberapa menggunakan injeksi alkohol
retrobulbar 90% sebanyak 0,5 ml untuk menghilangkan nyeri yang lebih lama.
Komplikasi utama adalah blepharptosis sementara atau ophtalmoplegia
eksternal.7,14
4. Enukleasi bulbi
Secara jarang, enukleasi dilakukan bila rasa nyeri yang ditimbulkan tidak
dapat diatasi dengan cara lainnya.7
10
BAB IV
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA