ITA MA
RS
RA
IV
UN
NG
UNNES
MATEMATIKA SMP
SAMBUTAN REKTOR
Puji syukur tidak putus selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dzat yang maha tinggi, atas rakhmat dan ilmuNya yang
diturunkan kepada umat manusia.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti
dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2OO7,
pelaksanaan uji sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan
melalui portofolio.
Berdasarkan prosedur pelaksanaan portofolio, bagi peserta yang
belum dinyatakan lulus, LP|K Rayon merekomendasikan alternatif : (1)
melakukan kegiatan mandiri untuk melengkapi kekurangan dokumen
portofolio atau (2) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (
PLPG ) yang diakhiri dengan ujian.
Penyelenggaraan PLPG telah distandardisasikan oleh Konsorsium
Sertilikasi Guru ( KSG ) Jakarta dalam bentuk pedoman PLPG secara
Nasional. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Panitia Sertifikasi Guru (
PSG ) Rayon 12 dalam rangka standardisasi penyelenggaraan PLPG
mulai penyediaan tempat, ruang kelas, jumlah jam, sistem penilaian,
kualitas instruktur dan ketersediaan bahan ajar. Bahan ajar yang ada di
tangan Saudara ini salah satu upaya PSG Rayon 12 dalam memenuhi
standard pelaksanaan PLPG secara nasional untuk itu saya menyambut
dengan baik atas terbitnya Bahan Ajar PLPG ini.
Sukses PLPG tidak hanya tergantung ketersediaan buku, kualitas
instruktur, sarana prasarana yang disediakan namun lebih daripada itu
adalah kesiapan peserta baik mental maupun fisik, untuk itu harapan
saya para peserta PLPG telah menyiapkannya dengan baik sejak
keberangkatannya dari rumah masing-masing.
Pada kesempatan ini ijinkan saya, memberikan penghargaan yang
tinggi kepada Dosen/lnstruktur yang telah berkontribusi dan berusaha
men)rusun buku ini, agar dapat membantu guru menempuh program
PLPG dalam rangka sertihkasi guru. Buku ini menggunakan pilihan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami sehingga pembaca dapat
menikmatinya dengan seksama.
Akhirnya kepada khalayak pembaca saya ucapkan selamat
menikmati buku ini, semoga dapat memperoleh manfaat yang sebanyak-
banyaknya.
Sudijono Sastroatmodjo
DAFTAR ISI
Halaman
Pengantar Pelatihan .
BUKU AJAR 1 : PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS
GURU
BAB I PENDAHULUAN 1-1
A. Guru Sebagai profesi .... 1-1
B. Kompetensi Guru ... 1-3
1. Kojmpetensi Profesional .... 1-4
2. Kompetensi Kepribadian .... 1-5
3. Kompetensi Paedagogik . 1-7
C. Memimpikan Guru yang Profesional .. 1-11
D. Standar Pengembangan Karier Guru . 1-14
E. Pengembangan Karier Guru. 1-18
F. Penutup ... 1-20
Dartar Pustaka. 1 -21
i
5. Ukuran Pemusatan Data 2-10
6. Ukuran Letak Data tunggal ... 2-13
7. Ukuran Penyebaran Data (Dispersi) 2-15
8. Penyajian Data dengan Tabel dan
Diagram 2-18
C. Latihan.. 2-23
D. Rangkuman..... 2-24
E. Tes Formatif. 2-26
BAB III KEGIATAN BELAJAR II. 2-29
A. Kompetensi dan Indikator . 2-29
B. Uraian Materi .. 2-29
1. Populasi dan Sempel. 2-29
2. Ruang Sempel, Titik Sempel dan kejadian 2-30
3. Pengertian Nilai Peluang 2-34
4. Kisaran Nilai peluang kejadian K . 2-35
5. Nilai Peluang Komplemen Suatu Kejadian . 2-36
6. Frekuensi Harapan .. 2-36
7. OperaSI Kejadian dan Nilai Peluang
Suatau kejadian 2-36
8. Dua Kejadian yang Saling Lepas dan yang
Tidak Saling lepas .. 2-37
C. Latihan. 2-3
D. Rangkuman. 2-40
E. Tes Formatif. 2-42
Glosarium ........ 2-47
Daftar Pustaka 2-48
ii
C. Petunjuk Belajar . 3 -1
D. Kompetensi dan Indikator 3 -2
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1..... 3 -3
A. Kompetensi dan Indikator . 3 -3
B. Uraian Materi .. 3 -3
1. Bilangan Asli ... 3-3
2. Bilangan Bulat .... 3-10
C. Latihan. 3 -11
D. Lembar kegiatan ... 3 -11
E. Rangkuman ... 3 -12
F. Tes Formatif .. 3 -13
BAB III KEGIATAN BELAJAR 2 3 -15
A. Kompetensi dan Indikator 3 -15
B. Uraian Materi .... 3 -15
1. Pengertian Pecahan .. 3-15
2. Jenis Pecahan .... 3-16
3. Relasi Pada Pecahan .... 3-17
4. Operasi pada Pecahan .. 3-18
C. Latihan. 3 -19
D. Lembar kegiatan ... 3 -20
E. Rangkuman .... 3 -20
F. Tes Formatif ... 3 -21
BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3. 3 -23
A. Kompetensi dan Indikator . 3 -23
B. Uraian Materi .. 3 -23
1. Perbandingan... 3-23
2. Barisan .. 3-25
3. Deret .. 3-28
C. Latihan. 3 -30
D. Lembar kegiatan ... 3 -31
E. Rangkuman .... 3 -32
iii
F. Tes Formatif ... 3 -33
BAB V KEGIATAN BELAJAR 4 3 -35
A. Kompetensi dan Indikator 3 -35
B. Uraian Materi .. 3 -35
1. Harga Jual, harga Beli, Laba, dan Rugi. 3 -35
2. Rabat, Bruto, Tara, dan Neto.. 3 -37
3. Bunga . 3 -37
C. Latihan.. 3 -40
D. Lembar kegiatan .... 3 -41
E. Rangkuman .... 3 -42
F. Tes Formatif ... 3 -43
Glosarium 3 -46
Daftar pustaka 3 -48
iv
A. Kompetensi dan Indikator.. 4 - 15
B. Uraian Materi .. 4 -16
1. Himpunan .. 4 -16
2. Operasi-operasi pada Himpunan .. 4 -18
3. Prinsip Inklusi dan Eklusi pada Himpunan .. 4 -21
4. Relasi dan Fungsi 4 -24
5. Sistem persamaan Linier dua Fariable. 4 -26
C. Latihan.. 4 -31
D. Rangkuman ... 4 -31
F. Tes Formatif ... 4 -32
Glosarium .... 4 -39
Daftar pustaka 4 -40
v
Luas. 5 -18
Pytaghoras. 5 -20
C. Latihan. 5 -20
D. Lembar Kegiatan... 5 -22
E. Rangkuman.... 5 -23
F. Tes Formatif .. 5 -23
BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3 5 -25
A. Kompetensi dan Indikator. 5 -25
B. Uraian Materi . 5 -25
C. Latihan. 5 -30
D. Lembar Kegiatan .. 5 -31
E. Rangkuman ... 5 -31
F. Tes Formatif ... 5 -32
BAB V KEGIATAN BELAJAR 4. 5 -34
A. Kompetensi dan Indikator.. 5 -34
B. Uraian Materi .. 5 -34
1. Teorema Proyeksi pada Segitiga Siku-siku 5 -34
2. Teorema Proyeksi pada Segitiga lancip/
tumpul .... 5 -35
3. Garis Istimewa dalam Segitiga .. 5 -37
4. Teorema Menelaos ..... 5 -41
5. Teorema Ceva.. 5 -41
C. Latihan..... 5 -42
D. Lembar Kegiatan ... 5 -42
E. Rangkuman .... 5 -44
F. Tes Formatif ... 5 -44
BAB VI KEGIATAN BELAJAR 5 5 -46
A. Kompetensi dan Indikator. 5 -46
B. Uraian Materi . 5 -46
Perbandingan Seharga Garis-garis dalam
Lingkaran ... 5 -46
vi
- Lingkaran Luar. 5 -49
- Lingkaran Dalam . 5 -49
- Lingkaran Singgung ... 5 -50
- Segiempat Talibusur . 5 -52
Teorema ptolomeus . 5 -53
- Penggunaan Segiempat Tali Busur.. 5 -54
- Segiempat Garis Singgung ... 5 -55
C. Latihan.... 5 -56
D. Lembar Kegiatan .. 5 -56
E. Rangkuman ... 5 -58
F. Tes Formatif .. 5 -58
Glosarium ... 5 -63
Daftar pustaka 5 -64
vii
Glosarium .... 6 -61
Daftar pustaka . 6 -63
viii
2. Contoh Media Pembelajaran 7 -20
3.Strategi Pemberdayaan Media/ Multimedia
/Alat Peraga 7 -37
C. Latihan.. 7 -39
D. Lembar Kegiatan ... 7 -39
E. Rangkuman 7 -39
F. Tes Formatif ... 7 -39
Glosarium .... 7 -43
Daftar pustaka . 7 -44
ix
D. Lembar Kegiatan ... 8 -24
E. Rangkuman 8 -25
F. Tes Formatif ... 8 -26
x
5. Manfaat PTK 9 -9
C. Latihan.. 9 -9
D. Lembar Kegiatan ... 9 -9
E. Rangkuman 9 -10
F. Tes Formatif ... 9 -11
BAB III KEGIATAN BELAJAR 2. 9 -14
A. Kompetensi dan Indikator. 9 -14
B. Uraian Materi . 9 -14
1. Identifikasi dan Rumusan Masalah .. 9 -14
2. Pengembangan Desain PTK . 9 -20
3. Instrumen dan Analisis dalam PTK . 9 -23
4. Analisis dalam PTK 9 -25
5. Penyusunan proposal PTK 9 -27
C. Latihan.. 9 -34
D. Lembar Kegiatan ... 9 -34
E. Rangkuman 9 -34
F. Tes Formatif ... 9 -34
BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3............ 9 -37
A. Kompetensi dan Indikator. 9 -37
B. Uraian Materi . 9 -37
- Penyusunan Laporan Penelitian. 9 -37
C. Latihan.. 9 -41
D. Lembar Kegiatan ... 9 -41
E. Rangkuman 9 -41
F. Tes Formatif ... 9 -41
Glosarium .... 9 -45
Daftar pustaka . 9 -46
Contoh Proposal PTK 9 -47
xi
A. Deskripsi . 10 -1
B. Petunjuk Belajar 10 -2
C. Kompetensi dan Indikator 10 -2
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1. 10 -3
A. Kompetensi dan Indikator. 10 -3
B. Uraian Materi . 10 -3
C. Lembar Kegiatan .. 10 -5
1. Alat dan Bahan 10 -5
2. Hasil ... 10 -7
D. Rangkuman 10 -8
E. Tes Formatif 10 -8
BAB III KEGIATAN BELAJAR 2. 10 -12
A. Kompetensi dan Indikator. 10 -12
B. Uraian Materi . 10 -13
1. Artikel Hasil Pemikiran 10 -13
2. Artikel Hasil Penelitian 10 -20
3. Penutup . 10 -26
C. Lembar Kegiatan .. 10 -27
1. Alat dan Bahan. 10 -27
2. Langkah Kegiatan . 10 -27
3. Hasil 10 -29
D. Rangkuman. 10 -29
E. Tes Formatif .. 10 -30
BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3. 10 -31
A. Kompetensi dan Indikator. 10 -31
B. Uraian Materi . 10 -31
1. Mengenai Format Tulisan .. 10 -31
2. Petunjuk Bagi Penulis Ilmu Pendidikan .. 10 -34
C. Lembar Kegiatan .. 10 -36
1. Alat dan Bahan . 10 -36
2. Langkah Kegiatan 10 -37
xii
3. Hasil ... 10 -39
D. Rangkuman. 10 -39
E. Tes Formatif 10 -40
Daftar pustaka . 10 -42
xiii
BUKU AJAR
B. Kompetensi Guru
Sejalan dengan uraian pengertian kompetensi guru di atas,
Sahertian (1990:4) mengatakan kompetensi adalah pemilikan,
penguasaan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut jabatan
seseorang. Oleh sebab itu seorang calon guru agar menguasai
kompetensi guru dengan mengikuti pendidikan khusus yang
diselenggarakan oleh LPTK. Kompetensi guru untuk melaksanakan
kewenangan profesionalnya, mencakup tiga komponen sebagai
berikut: (1) kemampuan kognitif, yakni kemampuan guru menguasai
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kependidikan dan
pengatahuan materi bidang studi yang diajarkan, (2) kemampuan
afektif, yakni kemampuan yang meliputi seluruh fenomena perasaan
dan emosi serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang
lain, (3) kemampuan psikomotor, yakni kemampuan yang berkaitan
dengan keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang
1-4 Pengembangan Profesionalitas Guru
1. Kompetensi Profesional
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian (expertise) para anggotanya. Artinya pekerjaan itu tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesional menunjuk
pada dua hal, yaitu (1) orang yang menyandang profesi, (2)
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
profesinya (seperti misalnya dokter).
Makmum (1996: 82) menyatakan bahwa teacher performance
diartikan kinerja guru atau hasil kerja atau penampilan kerja. Secara
konseptual dan umum penampilan kerja guru itu mencakup aspek-
aspek; (1) kemampuan profesional, (2) kemampuan sosial, dan (3)
kemampuan personal.
Johnson (dalam Sanusi, 1991:36) menyatakan bahwa standar
umum itu sering dijabarkan sebagai berikut; (1) kemampuan
profesional mencakup, (a) penguasaan materi pelajaran, (b)
penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan
dan keguruan, dan (c) penguasaan proses-proses pendidikan. (2)
kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
Pengembangan Profesionalitas Guru 1-5
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian menurut Suparno (2002:47) adalah
mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa,
beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti
disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes, berwawasan luas, dapat
berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan
profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang
hayat, dapat ambil keputusan dll. (Depdiknas,2001). Kemampuan
kepribadian lebih menyangkut jati diri seorang guru sebagai pribadi
yang baik, tanggung jawab, terbuka, dan terus mau belajar untuk maju.
Yang pertama ditekankan adalah guru itu bermoral dan
beriman. Hal ini jelas merupakan kompetensi yang sangat penting
karena salah satu tugas guru adalah membantu anak didik yang
bertaqwa dan beriman serta menjadi anak yang baik. Bila guru sendiri
tidak beriman kepada Tuhan dan tidak bermoral, maka menjadi sulit
untuk dapat membantu anak didik beriman dan bermoral. Bila guru
tidak percaya akan Allah, maka proses membantu anak didik percaya
akan lebih sulit. Disini guru perlu menjadi teladan dalam beriman dan
bertaqwa. Pernah terjadi seorang guru beragama berbuat skandal sex
dengan muridnya, sehingga para murid yang lain tidak percaya
kepadanya lagi. Para murid tidak dapat mengerti bahwa seorang guru
yang mengajarkan moral, justru ia sendiri tidak bermoral. Syukurlah
guru itu akhirnya dipecat dari sekolah.
1-6 Pengembangan Profesionalitas Guru
3. Kompetensi Paedagogik
Selanjutnya kemampuan paedagogik menurut Suparno
(2002:52) disebut juga kemampuan dalam pembelajaran atau
pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan
perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang
berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi
mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkambangan siswa, serta
menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya
semakin meningkatkan kemampuan siswa.
Pertama, sangat jelas bahwa guru perlu mengenal anak didik
yang mau dibantunya. Guru diharapkan memahami sifat-sifat, karakter,
tingkat pemikiran, perkembangan fisik dan psikis anak didik. Dengan
mengerti hal-hal itu guru akan mudah mengerti kesulitan dan
kemudahan anak didik dalam belajar dan mengembangkan diri.
Dengan demikian guru akan lebih mudah membantu siswa
berkembang. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik, tahu ilmu
1-8 Pengembangan Profesionalitas Guru
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial meliputi: (1) memiliki empati pada orang lain,
(2) memiliki toleransi pada orang lain, (3) memiliki sikap dan
kepribadian yang positif serta melekat pada setiap kopetensi yang lain,
dan (4) mampu bekerja sama dengan orang lain.
Menurut Gadner (1983) dalam Sumardi (Kompas, 18 Maret
2006) kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau
kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari
sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi,
alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gardner.
Semua kecerdasan itu dimiliki oleh seseorang. Hanya saja,
mungkin beberapa di antaranya menonjol, sedangkan yang lain biasa
atau bahkan kurang. Uniknya lagi, beberapa kecerdasan itu bekerja
secara padu dan simultan ketika seseorang berpikir dan atau
mengerjakan sesuatu (Amstrong, 1994).
Sehubungan dengan apa yang dikatakan oleh Amstrong itu
ialah bahwa walau kita membahas dan berusaha mengembangkan
kecerdasan sosial, kita tidak boleh melepaskannya dengan
kecerdasan-kecerdasan yang lain. Hal ini sejalan dengan kenyataan
bahwa dewasa ini banyak muncul berbagai masalah sosial
kemasyarakatan yang hanya dapat dipahami dan dipecahkan melalui
pendekatan holistik, pendekatan komperehensif, atau pendekatan
multidisiplin.
Kecerdasan lain yang terkait erat dengan kecerdasan sosial
adalah kecerdasan pribadi (personal intellegence), lebih khusus lagi
kecerdasan emosi atau emotial intellegence (Goleman, 1995).
Kecerdasan sosial juga berkaitan erat dengan kecerdasan keuangan
(Kiyosaki, 1998). Banyak orang yang terkerdilkan kecerdasan
sosialnya karena impitan kesulitan ekonomi.
Dewasa ini mulai disadari betapa pentingnya peran kecerdasan
sosial dan kecerdasan emosi bagi seseorang dalam usahanya meniti
1-10 Pengembangan Profesionalitas Guru
guru, namun masih ada pekerjaan besar yang harus segera dilakukan,
yakni meningkatkan dedikasi dan kompetensi guru.
Apakah yang dimaksud kompetensi? Istilah kompetensi
memang bukan barang baru. Pada tahun 70-an, terkenal wacana
akademis tentang apa yang disebut sebagai Pendidikan dan Pelatihan
Berbasis Kompetensi atau Competency-based Training and Education
(CBTE). Pada saat itu Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis
(Dikgutentis) Dikdasmen pernah mengeluarkan buku saku berwarna
biru tentang sepuluh kompetensi guru. Dua dekade kemudian,
Direktorat Tenaga Kependidikan (Dit Tendik), nama baru Dikgutentis
telah membentuk satu tim Penyusun Kompetensi Guru yang
beranggotakan para pakar pendidikan yang tergabung dalam
Konsorsium Pendidikan untuk menghasilkan produk kompetensi guru.
Setelah sekitar dua tahun berjalan, tim itu telah dapat menghasilkan
rendahnya kompetensi guru. Sementara itu, para penyelenggra
pendidikan di kabupaten/kota telah menunggu kelahiran kompetensi
guru itu. Bahkan mereka mendambakan adanya satu instrumen atau
alat ukur yang akan mereka gunakan dalam melaksanakan skill audit
dengan tujuan untuk menentukan tingkat kompetensi guru di daerah
masing-masing.
Untuk menjelaskan pengertian tentang kompetensi itulah maka
Gronzi (1997) dan Hager (1995) menjelaskan bahwa An integrated
view sees competence as a complex combination of knowledge,
attitudes, skill, and values displayed in the context of task
performance. Secara sederhana dapat diartikan bahwa kompetensi
guru merupakan kombinasi kompleks dari pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh guru dalam konteks
kinerja tugas yang diberikan kepadanya. Sejalan dengan definisi
tersebut, Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK, menjelaskan
bahwa Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Pengembangan Profesionalitas Guru 1-17
F. PENUTUP
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru, oleh
Depdiknas sekarang dikelola oleh Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Berbagai program
peningkatan kompetensi dan profesionalisme tersebut dilaksanakan
dengan melibatkan P4TK (PPPG), LPMP, Dinas Pendidikan, dan LPTK
sebagai mitra kerja.
DAFTAR PUSTAKA
STATISTIK
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Pada buku ajar ini terdiri dari tiga kegiatan belajar. Kegiatan
belajar 1 akan membahas pengertian data statistika, cara pengumpulan
data, cara menunjukkan urutan data dari yang terkecil ke yang terbesar,
menentukan ukuran pemusatan data tunggal yaitu mean, median dan
modus suatu data, menentukan ukuran pencaran data tunggal yaitu
jangkauan data, quartil dan jangkauan interquartil, menyajikan data
dalam bentuk tabel dan diagram, menyajikan data dengan daftar
frekuensi data tunggal dan data berkelompok serta menafsirkan
diagram suatu data. Pada kegiatan belajar 2 akan membahas tentang
pengertian peluang, populasi dan sampel, ruang sampel dan titik
sampel suatu percobaan, menentukan nilai peluang masing-masing titik
sampel pada ruang sampel yang telah ditentukan, menentukan peluang
suatu kejadian, menentukan kisaran nilai peluang, menentukan
frekuensi harapan, menentukan nilai peluang dua kejadian saling lepas,
menentukan nilai peluang dua kejadian tidak saling lepas, menentukan
nilai peluangdua kejadian saling bebas.Buku ajar ini merupakan buku
ajar pelajaran Matematika mata pelatihan Statistika.
B. Prasyarat : -
C. Petunjuk Belajar
Agar dapat mempelajari keseluruhan materi pada buku ajar ini
maka peserta pelatihan diharapkan belajar berdasarkan sistematika
sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan agar anda
mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat dicapai dan
kegiatan belajar yang akan disajikan.
2. Bacalah dengan cermat kompetensi dan indikator setiap bab.
2-2 Statistika
3. Baca materi bab yang bersangkutan, jika ada hal yang belum jelas
bertanya/diskusikan dengan teman peserta pelatihan atau
instruktur anda.
4. Kerjakan latihan soal, dan diskusikan hasilnya dengan sesama
peserta, teman sejawat guru, atau instruktur anda.
5. Setelah latihan soal anda kerjakan dengan baik, kerjakan tes
formatif pada setiap akhir kegiatan belajar, diskusikan hasilnya
dengan sesama peserta, teman sejawat guru, atau instruktur anda.
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif pada
akhir bahan ajar ini.
6. Buatlah rencana kegiatan belajar yang berkaitan dengan isi bahan
ajar ini berdasarkan GBPP di sekolah anda.
3. Indikator
a) Menjelaskan pengertian, dan cara pengumpulan data
b) Mengumpulkan data dengan mencacah, mengukur dan mencatat
data dengan tally
c) Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
d) Menentukan mean, median dan modus suatu data
e) Menentukan jangkauan (range) data
f) Menentukan Quartil dan Jangkauan Interquartil suatu data
g) Menyajikan data dengan tabel dan diagram
h) Menyajikan data dengan daftar frekuensi data tunggal dan data
berkelompok.
i) Menafsirkan diagram suatu data
B. Uraian Materi
STATISTIKA
1. Pengertian Statistika dan Statistik
2. Data Statistika
Data : keterangan/fakta tentang suatu persoalan.
Dalam menyelidiki atau meneliti suatu masalah selalu diperlukan data.
Data dapat diartikan sebagai keterangan yang diperlukan untuk
memecahkan suatu masalah atau mendapat gambaran mengenai
suatu keadaan . Data merupakan bentuk jamak sedangkan bentuk
tunggalnya adalah datum. Ada dua jenis data yaitu data numerik dan
data kategorik.
2-6 Statistika
Data kategori adalah data yang diperoleh dari pengamatan sifat suatu
objek.
Contoh; rusak. baik, senang, puas, gagal, berhasil , seperti jenis
kendaraan untuk berangkat ke sekolah (sepeda motor, sepeda, mobil
pribadi, bus), golongan darah (A, AB, O, B), pekerjaan ortu (PNS,
pegawai swasta, petani, TNI-POLRI) dan lain sebagainya.
2. Data numerik adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran
yang bersifat numerik seperti berat badan (65 kg, 70 kg, 58 kg)
banyak anggota keluarga 91,2,3 atau 4 orang), umur (12, 34,
60 tahun) , nilai 100, rasio 2:3, tinggi badan 160,65 cm dst.
Sebagai dasar untuk membuat keputusan maka data harus
dikumpulkan , disajikan, diolah/dianalisis kemudian diambil
kewsimpulannya. Misalkan:
i)Rata-rata nilai UAN SMPN1
ii)Motivasi belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa.
iii)Penyebab kenakalan anak adalah kurangnya perhatian ortunya.
Jenis Data :
1. kualitatif (bukan bilangan) dan
2. kuantitatif (bilangan) .
Contoh data kualitatif:
1. Jenis pekerjaan orang : petani, nelayan, PNS
2. Status pernikahan : belum kawin, kawin, duda, janda
3. Gender : pria, wanita
4. Tingkat kepuasaan : tidak puas, cukup puas, sangat puas
Data ini supaya dapat diolah secara statistik harus diangkakan .
Contoh data kuantitatif:
1. Usia seseorang
2. Tinggi badan, berat badan
3. Penjualan dalam sebulan
4. Hasil belajar siswa
Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi 4 jenis yaitu:
Statistika 2-7
3. Pengumpulan Data
Sebagai tahap awal dalam kegiatan statistika perlu dilakukan
pengumpulan data. Misalnya untuk mengetahui mutun pendidikan di
Jateng perlu dilakukan pengumpulan data mengenai kegiatan-
kegiatan pendidikan di Jateng menurut tingkat dan jenis pendiidikan
yang meliputi;
a) banyak sekolah
b) banyak siswa
c) hasil belajar siswa
d) banyak guru
e) latar belakang pendidikan guru
f) sarana dan prasarana tempat belajar siswa dsb.
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
1) mencacah
2) mengukur
3) mencatat data dengan turus/tally
Contoh:
1). Untuk mengumpulkan data tentang banyaknya siswa perempuan,
banyaknya siswa laki-laki di kelas IXA dilakukan dengan cara
membilang atau mencacah.
2). Untuk mengumpulkan data tinggi badan siswa klas IX SMP PL
DomSav dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan setiap
siswa sampai centimeter terdekat.
3).untuk mengumpulkan data pekerjaan ortu siswa SMPN2 Semarang
dilakukan dengan cara mencatat dengan turus
4. Mengurutkan Data (Data Tunggal)
Data statistik yang terkumpul umumnya tak berurutan
ukurannya. Untuk kebutuhan penyajian dan penganalisisan data
tersebut perlu diurutkan dari ukuran terkecil(nilai terendah) sampai
dengan ukuran terbesar (nilai tertinggi) sehingga dapat diketahui
penyebaran dan pencarannya. Setelah data diurutkan maka nilai
Statistika 2-9
x1 + x 2 + x3 + ... + x n
xi
x= = i =1
n n
Contoh 1. Tentukan rata-rata nilai matematika 10 siswa dengan
nilai 7,8,6,5,7,6,7,9,6,8
Jawab.
10
x
i =1
i = 7+8+6+5+7+6+7+9+6+8 = 69
n = 10
n
x i
69
x= i =1
= = 6,9
n 10
Statistika 2-11
(2) Jika data X1, X2, X3, , Xn mempunyai fkekuensi f1, f2, f3, fn,
maka
n
f i xi
fx
x= i =1
=
i i
n f i
x=
fx i i
=
2.57 + 6.65 + 5.72 + 4.81 + 2.88 + 1.94 1458
= =72,9
f i 2 + 6 + 5 + 4 + 2 +1 20
Xi fi
14 1
15 2
16 5
17 3
18 3
19 1
Frekuensi terbanyak f=5 terjadi untuk data bernilai 16, maka modus
Mo=16
d. Rata-rata Ukur
Rata-rata ukur data x1, x2, x3,,xn, adalah
Statistika 2-13
e. Rata-rata Harmonik
Rata-rata harmonik data x1, x2, x3,,xn, adalah
yaitu antara data ke-3 dan data ke-4 seperempat jauh dari data ke-
3.
Nilai QI = data ke-3 + (data ke-4 data ke-3)
Q1 = 57 + (60 57)
= 57
3(12 + 1)
=
Letak Q3 = data ke- 4
data ke-9 .
Dengan cara seperti di atas, nilai Q3 dapat ditentukan
Q3 = data ke-9 + (data ke-10 data ke-9)
Q3 = 82 + ( )(86-82)
= 85.
Perhatikan Q2 tidak lain adalah median, coba tentukan Q2.
Contoh: data 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94
1(12 + 1)
Letak Q1 = data ke -. 4
1
= data ke - 3 4
1
= data ke- 3 + 4 (data ke-4 data ke-3)
1
= 57+ 4 (60-57)
3
= 57 4
2. Desil
Jika sekumpulan data terurut itu dibagi menjadi 10 bagian yang
sama, maka didapat sembilan pembagi dan tiap pembagi
dinamakan desil, ialah desil pertama, desil kedua,, desil
kesembilan yang disingkat dengan D1,D2,, D9.
Statistika 2-15
a. Rentang
Rentang atau jangkauan atau Range dengan lambing J atau R
dari sekelompok data adalah data terbesar dikurangi data
terkecil.
R = J = Xterbesar - X terkecil
Contoh . Tentukan rentang dari data 3,4,4,2,5,3,6,8,7,9.
Jawab. Data terbesar 9, data terkecil 2.
Jadi rentang R = 9-2 = 7.
c. Simpangan Kuartil
Simpangan kuartil atau jangkauan semi interkuartil didefinisikan
dengan
1
(Q3 Q1 )
Qd = 2
Dengan : Qd = simpangan kuartil
Q3= kuartil atas Q1= kuartil bawah
Contoh 10. Tentukan simpangan kuartil data 6,2,4,3,4,7,9.
Jawab. Data diurutkan menjadi 2,3,4,4,6,7,9.
Sehingga Q3= 7 dan Q1= 2
Jadi Qd =1/2(7-2)
=2.
Statistika 2-17
d. Simpangan Baku
Untuk sampel simpangan baku diberi simbol s, didefinisikan
dengan
(x
2
x)
s=
i
n 1
Contoh . Diberikan sampel dengan data : 8, 7, 10, 11, 4. tentukan
simpangan baku data tersebut.
Jawab.
xi xi x (x i x) 2
Rata-rata x = 8
Dapat dilihat dari kolom (2),
bahwa (x i x) = 0 . Karena
Didapat (x i x) 2
= 30
didapat :
30
s= = 7,5 = 2,74
4
2-18 Statistika
n x i ( xi ) 2
2
s=
n(n 1)
x i = 40 dan xi 2
= 350 ,
varians
5 x350 (40)2
s= = 7,5 = 2,74 dan
5x4
10
Count
0
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
NILAI
Diagram Garis:
2-20 Statistika
10
Count
0
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
NILAI
9.00
8.00
1.00
7.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
Statistika 2-21
Diagram Pencar(Dot):
$
Dot/Lines show counts
15
10
Count
5
$ $
$ $
$ $ $
0
2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
nilai
Histogram:
Buatlah histogram berat badan 100 taruna Akpol sbb:.
40
30
20
Berat Badan
62 73 74 79 61 73 55 67 62 53 65 59 57 66 77 62 63 71 58 68
76 66 68 58 68 82 72 56 84 73
Buatlah Daftar Frekuensi Data Berkelompok dengan banyak kelas 7 dan
panjang interval kelas 5
Jawab:
Daftar Frekuensi Data berkelompok sbb.:
Nilai Turus Frekuensi
50-54 ll 2
55-59 lllll ll 7
60-64 lllll lll 8
65-69 lllll lllll llll 14
70-74 lllll lllll 10
75-79 lllll l 6
80-84 lll 3
C. Latihan
Dengan berdiskusi dengan teman sebelahmu selesaikan soal-soal
berikut.
1. Misalkan dipunyai data nilai ulangan harian matematika kelas III SD
Sukamaju sebagai berikut. 90, 60, 70, 80, 70, 50, 70, 80, 70, 60, 60,
70, 80, 90, 40, 70, 80, 50, 90, 70. Tentukan
a. Mean dan tafsirkan hasil yang didapat.
b. Median dan tafsirkan hasil yang didapat.
c. Modus dan tafsirkan hasil yang didapat.
d. Kuartil ke 1 dan tafsirkan hasil yang didapat.
e. Desil ke 8 dan tafsirkan hasil yang didapat
f. Rentang dan tafsirkan hasil yang didapat.
g. Simpangan baku dan tafsirkan hasil yang didapat.
71 69 75 72 67 55 60 66 66 72 80 50 67 63 71 68 67 78
76 68 65 76 62 62 73 74 79 61 73 55 67 62 53 65 59 57
66 77 62 63 71 58 68 76 66 68 58 68 82 72 56 84 73 65
67 78 60 76 65 78
4. Misalkan nilai ujian statistika mahasiswa jurusan matematika
sebagai berikut.
NILAI UJIAN fi
31 40 1
41 50 2
51 60 5
61 70 15
71 80 25
81 90 20
91 100 12
Tentukan:
a) banyaknya kelas
b) panjang interval kelas
c) frekuensi kelas 51-60
d) jumlah semua frekuensi
D. Rangkuman
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara
pengumpulan data, penyajian data, pengolahan/penganalisisan data,
pengambilan kesimpulan yang logis dan pengambilan keputusan yang
akurat.
Statistik : kumpulan fakta yg umumnya berbentuk angka, tabel,
diagram, peta yang menggambarkan suatu persoalan. Sesuai dg
fakta/data pada masalah tertentu dikenal: statistik penduduk, statistik
Statistika 2-25
E. Tes Formatif
Tes Obyektif
1. Misalkan dipunyai data nilai ulangan harian matematika kelas VI SD
Majumakmur sebagai berikut. 80, 60, 70, 50, 70, 80, 70, 80, 70, 60,
60, 70, 80, 90, 40, 70, 90, 50, 90, 70. Mean nilai ulangan harian
matematika kelas VI SD Majumakmur adalah .....
a. 70 b. 80 c. 75 d. 85
2. Dengan data pada soal nomor 1 Modus nilai ulangan harian
matematika kelas VI SD Majumakmur adalah .....
a. 70 b. 80 c. 75 d. 85
3. Dengan data pada soal nomor 1 Median nilai ulangan harian
matematika kelas VI SD Majumakmur adalah .....
a. 70 b. 80 c. 75 d. 85
4. Dengan data pada soal nomor 1 kuartil ke-3 nilai ulangan harian
matematika kelas VI SD Majumakmur adalah .....
a. 75,5 b. 77,5 c. 85,7 d. 87,5
5. Dengan data pada soal nomor 1 rentang nilai ulangan harian
matematika kelas VI SD Majumakmur adalah .....
a. 40 b. 50 c. 55 d. 60
6. Dengan data pada soal nomor 1 simpangan baku nilai ulangan
harian matematika kelas VI SD Majumakmur adalah .....
a. 12,67 b. 12, 76 c. 13,76 d. 13,87
7. Dua puluh pelajar terdiri 12 puteri dan 8 putera. Rata-rata nilai
matematika pelajar keseluruhan 80. Jika rata-rata nilai matematika
pelajar puteri saja 75 , maka rata-rata nilai matematika pelajar putera
adalah ....
a. 67.5 b. 77,7 c. 87,5 d. 89,5
8. Nilai UAN matematika sebanyak 30 siswa mempunyai rata-rata 80,
jika nilai seorang siswa tidak diikutkan maka nilai rata-rata menjadi
81, berapa nilai siswa tersebut.
a. 47 b. 51 c. 63 d. 73
Statistika 2-27
10. Suatu data sebanyak n mempunyai rata-rata adalah p, jika tiap data
dikurangi s, berapa rata-rata data sekarang?
a. p-n b. sp c. p+s d. p-s
Tes Uraian
1. Standard Kompetensi
10. Melakukan kegiatan statistika
2. Kompetensi Dasar:
10.2 Menentukan ruang sampel suatu percobaan
10.3. Menentukan peluang suatu kejadian dan kejadian
majemuk
3. Indikator :
1)Mengenal pengertian populasi dan sampel
2)Menentukan ruang sampel dan titik sampel suatu percobaan
3)Menentukan nilai peluang masing-masing titik sampel pada ruang
sampel yang telah ditentukan
4)Menghitung nilai peluang dengan pendekatan frekuensi relatif
5)Menghitung nilai peluang secara teoritis
6)Menentukan nilai peluang suatu kejadian
7)Menentukan nilai peluang dua kejadian saling lepas
8)Menetukan nilai peluang dua kejadian tidak saling lepas
9)Menentukan nilai peluang dua kejadian saling bebas
.
B.Uraian Materi
PELUANG
A (A,A)
A
G (A,G)
A (G,A)
G
G (G,G)
Dengan tabel/daftar :
Uang II
Uang I A G
A (A,A) (A,G)
G (G,A) (G,G)
Contoh
Pada percobaan melempar dua mata uang, diperoleh
S={AA,AG,GA,GG}, dengan AA adalah mata uang pertama muncul
angka, dan mata uang kedua muncul angka
AG adalah mata uang pertama muncul angka, dan mata uang kedua
muncul gambar.
GA adalah mata uang pertama muncul gambar, dan mata uang
kedua muncul angka.
GG adalah mata uang pertama muncul gambar, dan mata uang
kedua muncul gambar.
Contoh 1.2
Pada percobaan melempar sebuah dadu sekali maka ruang
sampelnya adalah S = {1,2,3,4,5,6} dengan 1 menyatakan
2-32 Statistika
Jika suatu kejadian dapat terjadi dengan n1 cara yang berbeda, dan
kejadian berikutnya (sebut kejadian kedua) terjadi dengan n2 cara yang
berbeda, dan seterusnya maka banyaknya keseluruan kejadian dapat
terjadi secara berurutan dalam n1.n2.n3 cara yang berbeda.
Contoh 2.1
Sebuah pelat nomor polisi semarang dimulai dengan huruf H diikuti
empat angka dengan angka pertama tidak boleh nol, dan diakhiri dua
huruf dengan huruf terakhir huruf A. Setelah mobil keberapa pelat
nomor tersebut harus diubah modelnya?
Penyelesaian.
Contoh 2.2
Berapa banyak kertas yang harus disediakan, jika tiap kertas ditulisi
bilangan 3 angka yang dibentuk dari lima angka 1,3,5,7,9, jika :
Contoh 2.3
Didalam sebuah organisasi kepemudaaan, terdapat 25 anggota
yang memenuhi syarat untuk dipilih sebagai ketua, sekretaris,
bendahara (dengan asumsi tidak boleh ada jabatan rangkap). Ada
berapa cara untuk memilih pengurus organisasi tersebut?
2-34 Statistika
Penyelesaian.
Misalkan pemilihan pengurus organisasi dimulai dari ketua,
sekretaris, kemudian bendahara.
banyaknyatitiksampelkejadianK
2) Nilai peluang kejadian K =
banyaknyaanggotaruangsampelS
Statistika 2-35
n( K )
Atau ditulis P(K) = n( S )
Contoh Sebuah mata uang logam seratus rupiah ditos 50 kali.
Ternyata setelah diamati permukaan gambar muncul 25 kali.
Tentukan frekuensi nisbi munculnya permukaan gambar.
Jawab:
Frekuensi Nisbi (relatif) munculnya permukaan gambar =
banyaknyamuncu lg ambar
= = 25/50=1/2
banyaknyapercobaan
Contoh Sebuah dadu ditos satu kali. Tentukan nilai peluang
munculnya mata dadu ganjil.
Jawab ; S ={1,2,3,4,5,6], n(S) = 6
Misal A kejadian munculnya mata dadu ganjil, A = {1,3,5}
n(A) = 3
n( A) 3 1
P(A) = . = =
n( S ) 6 2
6. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan kejadian K = P(K) . banyaknya percobaan.
Contoh: Suatu perusahaan asuransi memperkirakan bahwa besar
kemungkinan sopir mengalami kecelakaan dalam satu tahun 0,12.
Dari 300 sopir, berapa orangkah diperkirakan mengalami kecelakaan
dalam 1 tahun?
Jawab:
Banyak sopir yang mengalami kecelakaan dalam satu tahun
= P(kecelakaan). Banyaknya sopir
= 0,12 . 300
= 36 orang
7. Operasi Kejadian dan Nilai Peluang Operasi Kejadian
a. Gabungan kejadian A dan B ditulis AB adalah himpunan titik
sampel yang terdapat pada kejadian A atau kejadian B atau kedua-
duanya.
Secara umum P(AB) = P(A) + P(B) P (AB)
AB adalah himpunan titik sampel yang terdapat pada kejadian A
dan terdapat pada kejadian B.
b. Irisan kejadian A dan B ditulis AB adalah himpunan titik sampel
yang terdapat pada kejadian A dan terdapat pada kejadian B.
c. Operasi Komplemen.
Statistika 2-37
8. Dua kejadian Yang Saling Lepas (Saling Asing) dan yang tidak
saling Lepas
Dua kejadian dikatakan saling lepas/asing apabila dua kejadian
tersebut tidak mungkin terjadi bersama-sama atau tidak mungkin
dipertemukan. Dengan kata lain kejadian yang satu meniadakan
kejadian yang lain.
Contoh
Pada percobaan melempar sebuah dadu satu kali, kejadian
munculnya mata dadu 1 dan kejadian munculnya mata dadu 3 adalah
dua kejadian yang saling lepas, sebab apabila muncul mata dadu 1
maka mata dadu 3 tidak mungkin muncul, demikian pula sebaliknya.
Dalam notasi himpunan dua kejadian A dan B disebut saling lepas jika
AB=. Dan A dan B tidak saling lepas bila AB .
Pada contoh di atas misalkan A adalah kejadian munculnya mata
dadu 1 dan B adalah kejadian munculnya mata dadu 3 maka A = {1}
dan B={3} sehingga AB=, disimpulkan kejadian A dan B saling
lepas.
Pada contoh di atas bila H kejadian muncul mata dadu genap, H = {2,
4, 6} dan M kejadian muncul mata dadu prima, M= {2, 3, 5} maka HM
= {2} . Jadi H dan M dua kejadian tidak saling lepas.
9.Dua Kejadian Yang Saling Bebas
A dan B dua kejadian yang saling bebas bila P(AB) = P(A). P(B)
Contoh. Dua buah dadu hitam dan putih ditos bersama-sama satu kali.
A adalah kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu hitam. B adalah
kejadian munculnya mata dadu 6 pada dadu putih. Tunjukkan bahwa
A dan b adalah saling bebas.
Jawab: A = { ( 5,1),(5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6)}, P(A) = 6/36 = 1/6
2-38 Statistika
3. Dua pria (P) dan dua wanita (W), akan dipilih secara acak satu orang
untuk menduduki jabatan ketua kelas, kemudian sisanya dipilih secara
acak pula untuk menduduki jabatan wakil ketua kelas.
a. Tulislah ruang sampel S.
b. Tulislah anggota kejadian A bahwa yang menduduki ketua kelas
adalah pria.
c. Tulislah anggota kejadian B bahwa tepat satu jabatan tersebut
diduduki oleh pria.
d. Tulislah anggotan kejadian C bahwa tidak ada jabatan yang
diduduki oleh pria.
e. Buatlah diagram (Venn) yang memperlihatkan hubungan antara
kejadian A,B,C, dan S.
4. Tiga uang logam dilempar sekali , tentukan ruang sampel percobaan
tersebut.
5. Diketahui ruang sampel S = { segitiga, jajaran genjang, persegi,
persegi panjang , trapesium, belah ketupat }, dan kejadian A ={jajaran
genjang, persegi, belah ketupat }, kejadian B = {persegi, segitiga,
persegi panjang }, kejadian C = {trapezium}. Tulislah anggota dari
kejadian berikut.
a. A b. AB c. (AB) C
d. BC e. (AB) C f. (AB)(AC).
6. Ada berapa cara pelat mobil pribadi dapat dibuat, jika setiap pelat
memuat 2 huruf yang berbeda, serta diikuti 3 angka yang berbeda,
dengan angka pertama tidak boleh 0.
7.Ada 4 jalur bis antara kota A dan kota B, dan ada 3 jalur bis antara kota
B dan C.
a. ada berapa cara seseorang dapat mengadakan perjalanan dari
kota A ke kota C melalui kota B dengan menggunakan bis?
b. ada berapa cara seseorang dapat mengadakan perjalanan pulang
pergi dari kota A ke kota C melalui kota B dengan menggunakan
bis?
2-40 Statistika
8.Ada berapa cara 9 buku buku yang berbeda dapat disusun dalam
sebuah rak buku yang memanjang, jika ada 3 buku yang selalu bersama-
sama ada berapa penyusunan yang mungkin?
9.Tersedia 12 gambar yang berbeda, 4 dari gambar tersebut akan
dipasang dalam sebuah baris. Dalam berapa cara hal ini dapat
dikerjakan?
10.Jika pengulangan tidak diperbolehkan
a. Ada berapa banyak bilangan empat angka yang dapat disusun dari
angka 0 sampai 9 ?(0 didepan tidak boleh)
b. Ada berapa buah diantaranya yang lebih dari 4500?
c. Ada berapa buah diantaranya yang genap?
d. Ada berapa buah diantaranya yang ganjil?
e. Ada berapa buah diantaranya yang merupakan kelipatan 5?
11.Ulangi soal nomor 10, tetapi pengulangan diperbolehkan.
12.Ulangi soal nomor 10, tetapi tersedia angka 0 sampai dengan 9.
13.Ada berapa cara 3 pria dan 2 wanita dapat duduk dalam satu
baris.
D. Rangkuman
1)Populasi adalah kumpulan objek yang lengkap dan memiliki sifat
(karakteristik) yang sama yang digunakan sebagai dasar penarikan
kesimpulan. Sampel atau contoh adalah bagian dari populasi yang
masih memiliki sifat-sifat (karakteristik) yang lengkap seperti sifat-sifat
yang dimiliki oleh populasi.
2) Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul pada
suatu percobaan disebut ruang sampel, sedangkan anggota anggota
dari ruang sampel disebut titik sampel.
Kejadian/peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
3)Jika suatu kejadian dapat terjadi dengan n1 cara yang berbeda, dan
kejadian berikutnya (sebut kejadian kedua) terjadi dengan n2 cara yang
Statistika 2-41
c) 18
d) 36
5. Tiga uang logam ditos bersama-sama 1 kali. Peluang muncul 3 gambar
adalah....
a) 1/8
Statistika 2-43
b) 2/8
c) 3/8
d) 4/8
6. Dari soal no 5, peluang muncul 2 angka adalah
A) 4/8
b) 3/8
c)2/8
d) 1/8
7. Sebuah dadu dan sebuah mata uang ditos bersama-sama . maka
peluang muncul bukan mata 3 pada dadu.
a) 2/6
b) 3/6
c) 4/6
d) 5/6
8. Bila peluang besok akan hujan 0,35 maka peluang besok tidak hujan
adalah...
a)0,35
b) 0,45
c) 0,55
d) 0,65
9. Pada percobaan mengetos sebuah dadu sebanyak 150 kali maka
diharapkan muncul mata dadu kelipatan 3 sebanyak ... kali.
a) 10
b) 30
c) 50
d) 60
10. Suatu perusahaan asuransi memperkirakan besar kemungkinan sopir
mengalami kecelakaan dalam 1 tahun 0,12.
Dari 300 sopir berapa yang mengalami kecelakaan dalam satu tahun?
a) 46
b) 36
2-44 Statistika
c) 26
d) 16
Tes Uraian
1. Kejadian A dan B saling bebas tetapi tidak saling lepas. Bila P(A) = 1/3 ,
P(A U B) = 3/5. Tentukan P(B).
2. Sebuah kartu diambil secara acak dari satu kartu bridge. Tentukan
berapa peluang yang terambil itu kartu skop atau kartu berwarna merah?
3. Pada pengetosan sebuah dadu 1 kali, tentukan berapa peluang muncul
mata dadu prima atau mata dadu ganjil?
Statistika 2-45
Tes Obyektif
1. a
2. a
3. a
4. d
5. b
6. c
7. c
8. b
9. d
10. d
Tes Uraian
1. Peluangnya = 11/18
2. Peluangnya =1/15
3. Perbandingan banyak siswa pria dan wanita = 4 : 7
4. a) banyaknya kelas 7
b) panjang kelas 10
c) kelas 71-80
2-46 Statistika
Tes Obyektif
1. a
2. d
3. b
4. d
5. a
6. b
7. d
8. d
9. c
10. b
Tes Uraian
1. 2/5
b. 3/4
c. 2/3
GLOSARIUM
Boediono dan Wayan Koster (2001). Teori dan Aplikasi Statistika dan
Probabilitas. Remaja Rosdakarya: Bandung
Aritmatika
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Aritmetika adalah cabang matematika yang berkaitan dengan
aturan-aturan atau sifat-sifat yang berkaitan dengan bilangan dan cara-
cara untuk menggabungkan bilangan-bilangan melalui berbagai
operasi bilangan seperti penambahan, perkalian, pembagian,
penarikan akar, dan perpangkatan. Aritmetika dapat dianggap sebagai
suatu cabang matematika tersendiri, tetapi dapat pula dimasukkan
sebagai bagian dari aljabar. Aritmetika juga dapat dipandang sebagai
satu jenis dari bukti geometri.
Isi buku ajar ini adalah materi aritmetika yang termasuk
aritmetika dasar (elementary arithmetic). Materi mencakup topik-topik
bilangan bulat, pecahan, aritmetika sosial, pola bilangan, dan barisan
bilangan. Setelah mahasiswa (peserta pelatihan) mempelajari buku
ajar ini diharapkan dapat memahami materi aritmetika SMP beserta
teori yang menjadi latar belakangnya.
B. Prasyarat
Mahasiswa dipandang sudah memiliki modal yang cukup
memadai untuk mempelajari materi buku ajar ini, sehingga tidak
memerlukan prasyarat yang khusus.
C. Petunjuk Belajar
Tujuan belajar matematika yang langsung meliputi fakta, konsep,
skill, dan aturan. Agar mahasiswa menguasai fakta khususnya simbol-
simbol matematika, mahasiswa hendaknya secara cermat mengamati
cara menuliskan dan menggunakan simbol-simbol. Konsep-konsep
dipelajari dengan memahami istilah-istilah yang terkait, konteksnya,
dan ciri atau atribut yang dilekatkan pada konsep. Dalil, rumus, dan
3-2 Aritmatika
B. Uraian materi
1. Bilangan asli
a. Himpunan bilangan asli
1) Anggota-anggota himpunan bilangan asli
Yang disebut bilangan asli ialah 1, 2,3,...
Himpunan semua bilangan asli dapat ditulis A = {1, 2,3,...}.
2) Bilangan ganjil
Definisi 1.1:
1 adalah bilangan ganjil.
Bilangan j = 2a + 1 dimana a suatu bilangan asli adalah
bilangan ganjil.
Definisi 1.2:
Bilangan n = 2a dimana a suatu bilangan asli adalah
bilangan genap.
3-4 Aritmatika
Definisi 1.3:
a dan c bilangan asli.
c disebut kelipatan dari a jika dan hanya jika ada
bilangan asli b sehingga c = a x b.
Definisi 1.4:
p bilangan asli dan p1.
p disebut bilangan prima jika dan hanya jika faktor p
hanya 1 dan p.
a suku
Aritmatika 3-5
3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15.
(Dapat pula untuk disepakati 3 x 5 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3).
Beberapa sifat operasi hitung pada himpunan bilangan asli,
1) Sifat komutatif penjumlahan: a + b = b + a
2) Sifat komutatif perkalian: a x b = b x a
3) Sifat asosiatif penjumlahan: a + (b + c) = (a + b) + c
4) Sifat asosiatif perkalian: a x (b x c) = (a x b) x c
5) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
a x (b + c) = (a x b) + ( a x c)
6) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
a x (b - c) = (a x b) - ( a x c)
a suku
= (b + b+ b + ...+b) + (c + c +c +...+c)....(sif. 1
dan 3)
a suku a suku
= (a x b) + (a x c).
3-6 Aritmatika
Definisi 1.6:
Bilangan asli f adalah faktor persekutuan dari bilangan asli
a dan b jika dan hanya jika f adalah faktor dari a dan juga
faktor dari b.
Definisi 1.7
FPB dari bilangan asli a dan b ialah d jika dan hanya jika:
(1) d adalah faktor persekutuan dari a dan b
(2) untuk setiap x faktor persekutuan dari a dan b berlaku
dx.
Teorema 1
Jika (a,b)=d, maka (a:d, b;d) = 1.
Teorema 2
a, b, q, dan r adalah bilangan asli dan b > a
Jika b = qa + r, maka FPB (b,a) = FPB (a,r).
Definisi 1.9
KPK dari bilangan asli a dan b ialah k jika dan hanya jika:
(1) k adalah kelipatan persekutuan dari a dan b
(2) untuk setiap x kelipatan persekutuan dari a dan b
berlaku k x.
Contoh 1.2:
KPK dari a dan b dapat ditulis dengan simbol KPK(a,b).
Kelipatan dari 4 ialah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40,
......
Kelipatan dari 5 ialah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, ...
Kelipatan dari 6 ialah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48,..
Kelipatan persekutuan 4 dan 5 ialah 20, 40, 60,...
KPK(4,5) = 20.
Kelipatan persekutuan 4 dan 6 ialah 12, 24, 36,.....
3-8 Aritmatika
KPK(4,6) = 12.
Kelipatan persekutuan 5 dan 6 ialah 30, 60, 90,...
KPK(5,6) = 30.
Kelipatan persekutuan 4,5, dan 6 ialah 60, 120, 180,...
KPK(4,5,6) = 60.
Teorema 3
Jika k kelipatan persekutuan dari a dan b, maka
KPK(a,b) adalah faktor dari k.
Contoh 1.4 :
Kelipatan persekutuan 4 dan 5 ialah 20, 40, 60,...
KPK(4,5) = 20.
Tampak bahwa 20 adalah faktor dari 20, 40, 60,...
Teorema 4
Untuk a, b, dan m bilangan asli, berlaku
KPK(ma,mb)= m x KPK(a,b).
Teorema 5
KPK(a,b)FPB(a,b)= ab
Contoh1.5:
Menentukan KPK dan FPB dari 299 dan 247.
299 = 247 x 1 + 52
247 = 52 x 4 + 39
52 = 39 x 1 + 13
39 = 13 x 3
FPB(299,247) = 13
KPK(299,247) = (299 x 247) : 13 =
Rumus contoh:
Misalkan a = (p1)u (p2)x (p3)(p4)
b = (p1)v (p2)y (p3) (p4)
c= (p1)w (p2)z (p3) (p4)
p1, p2, p3, ...,pn adalah bilangan prima.
FPB(a,b,c) =(p1)min (u,v,w)(p2)min (x,y,z)(p3)(min ,,)(p4) min (,,)
KPK(a,b,c) = (p1)mks(u,v,w)(p2)mks (x,y,z)(p3)(mks ,,)(p4) mks (,,)
3-10 Aritmatika
2. Bilangan bulat
a. Himpunan bilangan bulat
1) Anggota-anggota himpunan bilangan bulat
Yang disebut bilangan bulat ialah ...,-3,-2,1,0,1, 2,3,...
Himpunan semua bilangan bulat dapat ditulis
B = { ...,-3,-2,1,0,1, 2,3,...}.
Himpunan semua bilangan cacah dapat ditulis
C = {0,1,2,3,...}.
2) Sifat-sifat
Beberapa operasi
sifat operasi hitung
hitung pada himpunan
pada himpunan bilangan bulat
bilangan bulat,
1. Sifat tertutup untuk penjumlahan:
Untuk a dan b bil. bulat berlaku a + b bilangan bulat
2. Sifat asosiatif penjumlahan: a + (b + c) = (a + b) + c
3. Sifat asosiatif perkalian: a x (b x c) = (a x b) x c
4. Ada unsur identitas dalam penjumlahan yaitu 0, sehingga untuk setiap
bilangan bulat b berlaku b + 0 = 0 + b = b.
5. Setiap bilangan bulat memiliki lawan(invers terhadap penjumlahan):
Untuk setiap b bilangan bulat ada bilangan bulat b sehingga a + (-b)
= (-b) + b = 0.
Aritmatika 3-11
E. Rangkuman
1. Himpunan semua bilangan asli dapat ditulis A = {1, 2,3,...}.
2. Bilangan-bilangan asli ganjil adalah 1,3,5,7,...
3. Bilangan-bilangan asli genap adalah 2,4,6,8,...
4. Bilangan asli c disebut kelipatan bilangan asli i a jika dan hanya
jika ada bilangan asli b sehingga c = a x b.
Selanjutnya, jika c adalah kelipatan dari a, maka a disebut faktor
dari c atau c habis diabagi oleh a.
5. p bilangan asli dan p1. p disebut bilangan prima jika dan hanya
jika faktor p hanya 1 dan p. Bilangan asli k dengan k 1 dan k
bukan bilangan prima disebut bilangan komposit.
6. FPB dari bilangan asli a dan b ialah d jika dan hanya jika: d
adalah faktor persekutuan dari a dan b dan untuk setiap x faktor
persekutuan dari a dan b berlaku dx.
7. Untuk a, b, q, dan r adalah bilangan asli dan b > a, berlaku jika
b = qa + r, maka FPB (b,a) = FPB (a,r).
8. KPK dari bilangan asli a dan b ialah k jika dan hanya jika k
adalah kelipatan persekutuan dari a dan b dan untuk setiap x
kelipatan persekutuan dari a dan b berlaku k x.
9. Untuk a, b, dan m bilangan asli, berlaku
KPK(ma,mb)= m x KPK(a,b).
10. KPK(a,b)FPB(a,b)= ab.
11. FPB dan KPK sejumlah bilangan dapat ditentukan dengan
menggunakan faktor-faktor prima.
12. Himpunan semua bilangan bulat dapat ditulis
Aritmatika 3-13
B = { ...,-3,-2,1,0,1, 2,3,...}.
13. Beberapa sifat-fat operasi hitung pada himpunan bilangan bulat
antara lain tertutup terhadap penjumlahan, komutatif
penjumlahan, komutatif perkalian, asosiatif penjumlahan,
asosiatif perkalian, dan distributif perkalian terhadap
penjumlahan.
F. Tes Formatif
I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda sialang
pada huruf a, b, c, atau d!
1. FPB dari 598 dan 741 ialah:
a. 3 b 13 c. 23 d. 19
2. FPB dari 120 dan 180 ialah:
a. 30 b 60 c. 90 d. 120
4 3 2 2 3 4
3. FPB dari q r s t dan pq r s ialah:
a. pqrst b. qrs c. pqr d. q2r3s2t
4. KPK dari 360 dan 2250 ialah:
a. 5400 b. 10800 c. 1944000 d. Jawaban a, b, dan c
salah.
5. KPK dari 120 dan180 ialah:
a. 30 b 60 c. 280 d. 1800
6. KPK dari q4r3s2 t dan pq2 r3s4 ialah:
a. pqrst b (qrs)4 c. pq4r3 s 4 t d. Jawaban a, b, dan c
salah.
7. Jika KPK(x,y)= 1375 dan ab = 1375, maka
a. x kelipatan y b. y kelipatan x
c. x = y d. Jawaban a, b, dan c salah.
8. Pilih pernyataan yang salah
a. FPB dari sejumlah bilangan ganjil adalah bilangan ganjil.
b. KPK dari sejumlah bilangan ganjil adalah bilangan ganjil
3-14 Aritmatika
B. Uraian materi
1. Pengertian pecahan
Pecahan dapat diartikan sebagai pembagian, perbandingan, dan
bagian dari keseluruhan. Pecahan sebagai bagian dari
keseluruhan dapat digambarkan dalam situasi seperti berikut: Pak
Sastra memilikii lima ekor unggas yang terdiri atas 3 ekor ayam
dan 2 ekor itik . Situasi itu dapat dinyatakan dengan ungkapan
banyaknya itik adalah dua per lima (2/5) dari seluruh
unggasnya. Pecahan sebagai perbandingan menyatakan situasi
kepemilikan unggas Pak Sastra dengan ungkapan banyaknya itik
adalah dua per tiga (2/3) banyaknya ayam. Pecahan sebagai
pembagian merupakan reprsentasi dari suatu situasi berikut: Pak
Krama memiliki 3 hektar tanah pekarangan yang akan dibagikan
secara merata kepada lima orang anaknya. Situasi itu dapat
diungkapkan dengan kalimat Setiap anak pak Krama
memperoleh pekarangan seluas tiga per lima (3/5) hektar. Dalam
uraian ini tampak bahwa pecahan menggambarkan suatu situasi
yang merepresentasikan suatu situasi yang mungkin berupa
bagian dari keseluruhan, perbandingan, atau bagian dari
keseluruhan. Media yang dapat digunakan untuk memperlihat
3-16 Aritmatika
2. Jenis Pecahan
a. Pecahan sederhana
Pecahan a/b disebut pecahan sederhana jika dan hanya jika
a relatif prima dengan b atau FPB(a,b)=1. Pecahan-pecahan
2/3, , 3/5, 4/7, ... adalah pecahan sederhana.
b. Pecahan senama
Dua pecahan atau lebih disebut pecahan senama apabila
mereka memiliki penyebut yang sama. Pecahan-pecahan 2/5,
4/5, 7/5, 10/5, ... adalah pecahan senama. Pecahan 2/4
dengan 3/6 adalah dua pecahan yang berbeda dan tidak
Aritmatika 3-17
Sifat 2.1
Untuk suatu pecahan a/b dan suatu bilangan asli c, berlaku
a/b = ac/bc atau ca/cb=a/b
Contoh 2.4
2/3 = (2x5)/(3x5) =10/13
2/3 + 5/7 = ((2x7) + (3x5))/ (3x7) = 29/21
2/3 - 5/77 = ((2x7)- (3x5))/ (3x7) = -1/21
2/3 x 5/7 = (2x5)/(3x7) =10/35
2/3 : 5/7 = (2x7)/(3x5) = 14/15.
Pembagian pada pecahan dilakukan dengan menggunakan aturan
a/b : c/d = ad/bc.
Aturan itu dapat dijelaskan dengan mengingat makna pembagian.
Pembagian a;b=... dengan b0 bermakna ada berapa b dalam
a? Dengan demikian a/b : c/d=... bermakna ada berapa c/d
dalam a/b. Agar pembahasan lebih mudah, pembahasan
Aritmatika 3-19
C. Latihan
1. Berikan contoh dengan gambar, benda konrit, dan garis bilangan
yang menunjukkan pecahan sebagi:
a. bagian keseluruhan,
b. perbandingan,
c. pembagian.
2. Diskusikan mengapa penyebut tidak boleh nol!
3. Sederhanakanlah
a. 182/88 b. 252/210 c. (xy + xz)/x2y + x2z) d. x3yz/x2y2z5
4. Tentukan pecahan yang equivalent dengan dan hasil kali
pembilang dengan penyebut sama dengan 72.
5. Selidikilah sifat-sifat operasi hitung pada pecahan!
6. Jelaskan dengan gambar bahwa a/b x c/d = ac/bd!
7. Benarkah a/b :c/d = (a:c)/(b:d)?
8. Johni memiliki kekayaan sebesar 3/7 dari seluruh kekayaan
keluarga, sedangkan adiknya memiliki 2/3 dari milik John.
Berapa kekayaan yang dimiliki oleh anggota keluarga yang lain?
9. Apakah setiap bilangan yang dapat dinyatakan dengan pecahan
memiliki:
3-20 Aritmatika
F. Tes Formatif
I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda sialang
pada huruf a, b, c, atau d!
1. Bentuk sederhana dari (3/8)/(4/16) ialah
a. 3/32 b. 3/2 c. 2/3 d. 32/2.
B. Uraian materi
1. Perbandingan
a. Membandingkan dua Besaran
Dalam kehidupan sehari-hari sering muncul pertanyaan-
pertanyan seperti siapa yang lebih populer, lebih besar, lebih
panjang, lebih, tinggi, lebih berat, dsb. Pertanyaan-pertanyaan
seperti itu dapat dijawab setelah diketahui perbandingannya.
Misalkan bobot Tigor 75 kg dan Pola 25 kg. Pertanyaan
Siapa yang lebih berat antara Tigor dengan Pola? dapat
dijawab dengan kalimat Tigor 50 kg lebih berat dari pada
Pola atau bobot Pola hanya sepertiga dari bobot Tigor.
Membandingkan dua hal dapat dilakukan dengan mencari
selisihnya atau dengan menentukan hasil baginya.
Dalam praktek kehidupan sehari-hari, satuan besaran
untuk suatu entitas yang sama dapat berbeda-beda. Sebuah
iklan penjualan tanah menyebutkan Dijual sawah dengan luas
2 hektar. Hubungi langsung pemilik: Dadang dan iklan lain
menyebutkan Dijual tanah pekarangan dengan luas 10. 000
3-24 Aritmatika
Contoh 3.2.
Jarak antara Anyer dengan Penarukan adalah 1000 km.
Jarak Anyer dengan Penarukan dalam peta adalah 20 cm.
Skala dalam peta dapat ditentukan dengan melakukan
perbandingan antara jarak sesungguhnya dengan jarak dalam
peta. Jarak sesungguhnya = 1000 km = 100.000.000 cm.
Skala dalam peta adalah 20: 100.000.000 = 1 : 5.000.000.
c. Perbandingan Berbalik Nilai
Jarak Yogyakarta dengan Semarang 120 km. Adi, Bolang,
Cokorde, Dodot, Eboy dan Farid melakukan perjalanan dari
Yogyakarta dengan kendaraan masing-masing dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan dan waktu yang
diperlukan untuk sampai di Semarang disajikan dalam Tabel
Tabel 3.2
Adi Bolang Chepy Dodo Eboy Farid
KECEPATAN 80 60 40 30 24 20
(km/jam)
Waktu tempuh 1,5 2 3 4 5 6
(jam)
b. Barisan Aritmetika
Barisan u1 , u2 , u3 , ..., un , ... disebut barisan aritmetika jika
berlaku u2 - u1 = u3 -u2 = u3 -u3 = .....= un + un-1 =...= b dan b
disebut beda.
Suku ke-n dari barisan aritmetika dengan suku pertama a dan
beda b adalah
un = a + (n-1)b.
Contoh 3.3
Pada sebuah jalan utama suatu kota yang membujur utara-
selatan rumah-rumah di sebalah timur mulai dari perempatan
air mancur berturut-turut diberi nomer 1,3,5,7,9,... dan rumah-
rumah di sebalah barat mulai dari perempatan air mancur
berturut-turut diberi nomer 2,4,6,8,10,12,.... . Situasi ini
memberikan dua barisan yaitu
1) Barisan 1,3,5,7,9,... dengan a = 1, b = 3-1= 2 dan
un = 1 + (n -1)2= 2n -1. u10 = 2.10 -1 =19, u11 =21, dan u50
=99.
2) Barisan 2,4,6,8,10,12,.... dengan a = 2, b = 4-2= 2 dan
un = 2 + (n -1)2= 2n. u10 = 20, u11 =22, dan u100 =200.
c. Barisan Geometri
Barisan u1 , u2 , u3 , ..., un , ... disebut barisan geometri jika
berlaku u2 /u1 = u3/u2 = u3 /u3 = .....= un /un-1 =...= r dan r disebut
rasio.
Jika u1 = a, maka un = arn-1
Contoh 3.4
Selembar kertas HVS ukuran kuarto dilipat kemudian dipotong
menjadi dua bagian yang sama, potongan-potongan
ditangkupkan sehingga saling berhimpit kemudian dipotong
menjadi dua bagian yang sama. Banyaknya potongan kertas
pada saat setiap pemotongan dapat disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
3-28 Aritmatika
Pemotongan ke 1 2 3 4 ...
Banyaknya potongan 2 4 8 16 ...
Situasi ini memberikan barisan 2,4,8,16,... dengan a =2,
r=4/2=8/4=16/8=...= 2, dan un = 2 2n-1.
U6 = 2.25 = 64, u9 = 2.28 = 512.
Bentuk umum barisan geometri adalah a, ar, ar2, ..ark,...
Bentuk umum suku ke-n adalah un = a rn-1
3. Deret
a. Deret Aritmetika
Lely bekerja pada sebuah perusahaan konveksi mulai bulan
Januari 2007 dengan gaji Rp 1.000.000,-. Setiap tahun akan
mendapat kenaikan gaji berkala sebesar Rp 50.000,-, sehingga
gaji per bulan tahun 2008 menjadi Rp 1.050.000,-. Apabila tidak
ada sesuatu perubahan, maka penerimaan gaji setiap tahun
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dapat disajikan
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3.
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Penerimaan (ribuan 12000 12600 13200 13800 14400
Rp)
Angka-angka pada tabel 3.3 memuat lima suku pertama
barisan aritmetika 12000000, 12600000, 13200000, 13800000,
14400000...
Penerimaan gaji Lely sejak tahun 2007 sampai dengan tahun
2011 dalam rupiah adalah
12000000 + 12600000+ 13200000+ 13800000+ 14400000.
Penerimaan gaji Lely merupakan jumlah 5 suku pertama
barisan aritmetika 12000000 , 12600000, 13200000, 13800000,
14400000. Selanjutnya 12000000 + 12600000 + 13200000+
13800000 +14400000 + ..... disebut deret aritmetika.
Aritmatika 3-29
b. Deret Geometri
Di dalam laboratorium IPA dilakukan percobaan dengan
menjatuhkan bola dengan arah vertikal. Setelah menyentuh
lantai, bola memantul vertikal keatas mencapai ketinggian 4
meter, pantulan kedua mencapai 2 meter, pantulan ketiga
mencapai 1 meter, dst. Jarak yang ditempuh bola dalam 5
pantulan sampai jatuh ke lantai lagi adalah (8 + 4 + 2 + 1+ )
meter. Jumlah jarak tersebut (J) dapat dihitung dengan cara
J = 8 + 4 + 2 + 1+
J = 8 + 8. () + 8.( )2 + 8.()3 + 8. ()4
J= 8. () + 8.( )2 + 8.()3 + 8. ()4 + 8. ()5 _
(1-)J = 8 - 8. ()5
J = (8 - 8. ()5)/(1-) = 8(1 - ()5/(1-) = 8(31/32)/ =
15 .
Jarak tempuh bola dalam 5 pantulan pertama merupakan jumlah
5 suku pertama (S5) dari deret 8 + 4 + 2 + 1+ + ....
Apabila u1 , u2 , u3 , ..., un , ... merupakan suatu barisan geometri,
maka u1 + u2 + u3 + ...+ un + ... disebut deret geometri.
Bentuk umum deret geometri adalah a + ar + ar2 + ..ark + ...
3-30 Aritmatika
C. Latihan
1. a. Berikan contoh empat situasi yang menggambarkan
perbandingan
senilai!
b. Berikan contoh empat situasi yang menggambarkan
perbandingan berbalik nilai!
2. Jarak kota A dengan kota B dalam peta adalah 25 cm dan jarak
sesungguhnya 500 km. Tentukan skala pada peta tersebut!
3. Buatlah tabel dan grafik hubungan antara banyaknya bensin yang
digunakan dan jarak yang dilalui oleh kendaran, jika setiap 1 liter
premium dapat menempuh jarak 25 km.
4. Sebuah toko parcel menargetkan dapat mengemas 100 bingkisan
parcel. Target dapat tercapai dalam waktu 90 jam jika dikerjakan
seorang karyawan. Buatlah tabel dan grafik hubungan antara
banyaknya karyawan dan banyaknya bingkisan!
5. a. Berikan contoh empat situasi yang dapat memberikan suatu
barisan
aritmetika!
b. Berikan contoh empat situasi yang dapat memberikan suatu
barisan
geometri!
6. Susunlah suatu barisan aritmetika jika diketahui suku pertama dan
bedanya berturut-turut:
a. 5, -2 b. -2, 5 c. 0, 3 d. 7, -1/2
7. Susunlah suatu barisan geometri jika diketahui suku pertama dan
rasionya berturut-turut:
a. 5, -2 b. -2, 5 c. 1, 3 d. 7, -1/2
Aritmatika 3-31
10. Pada sebuah papan catur, pada bujur sangkar pertama diletakkan
satu butir beras, di bujur sangkar kedua 2 butir, keempat 4 butir,
kelima 8 butir, dst. sehingga semua bujur sangkar terisi beras.
Hitunglah banyaknya butir beras yang dibutuhkan untuk mengisi
semua bujur sangkar.
E. Rangkuman
1. Perbandingan
a. Membandingkan dua hal dapat dilakukan dengan mencari
selisihnya atau dengan menentukan hasil baginya.
b. Perbandingan a:b disebut perbandingan senilai, apabila a
semakin besar mengakibatkan b juga semakin besar.
c. Perbandingan a:b disebut perbandingan berbalik nilai, apabila
a semakin besar mengakibatkan b semakin kecil.
2. Barisan
a. Barisan bilangan real dapat didefinisikan sebagai fungsi dari A
ke R, dimana A adalah himpunan semua bilangan asli dan R
adalah himpunan semua bilangan real.
b. Bentuk umum suatu barisan adalah u1 , u2 , u3 , ..., un , ...
dengan un adalah suku ke-n.
c. Barisan u1 , u2 , u3 , ..., un , ... disebut barisan aritmetika jika
berlaku u2 - u1 = u3 -u2 = u3 -u3 = .....= un + un-1 =...= b dan b
disebut beda. Jika u1 = a, maka suku ke-n adalah un = a + (n-
1)b.
d. Barisan u1 , u2 , u3 , ..., un , ... disebut barisan geometri jika
berlaku u2 /u1 = u3/u2 = u3 /u3 = .....= un /un-1 =...= r dan r disebut
rasio.
Jika u1 = a, maka un = arn-1
e. Bentuk umum deret aritmetika adalah a + (a+b) + (a+ 2b) + ...+
(a+ (n-1)b) + ...
Jumlah n suku yang pertama (Sn) adalah Sn = 1/2 n (2a + (n-
1)b)
f. Bentuk umum deret geometri adalah a + ar + ar2 + ..ark + ...
Jumlah n suku yang pertama (Sn) adalah
Aritmatika 3-33
B. Uraian materi
1. Harga Jual , Harga Beli, Laba, dan Rugi
Pengertian Harga Jual , Harga Beli, Laba, dan Rugi dapat
diperoleh dari konteks berikut.
Sebuah toko kelontong ANUGERAH melakukan pembelian
(kulakan) pada toko grosir sejumlah barang dengan harganya
masing-masing. Barang-barabg itu dijual 10% lebih tinggi dari
harga pembelian. Harga penjualan dan keuntungan dari
penjualan setelah semua laku di jual dari barang-barang tersebut
tampak pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
NO JENIS JUMLAH HARGA HARGA HARGA
BARANG BARANG SATUAN PEMBELIAN PEMBELIAN
(RP) (RP) (RP)
1 buku 30 lusin 15.000 450.000 495.00
2 Ballpoint 20 lusin 5.000 100.000 110.000
3 Kertas 20 rim 25.000 500.000 550.000
HVS
Total 1050.000 1155.000
3-36 Aritmatika
b. Bunga Tunggal
Apabila peminjam melakukan pembayaran pada selesainya
terjadinya perjanjian dengan pembayaran bunga sekaligus per
satuan waktu maka bunga itu disebut bunga tunggal.
Ada tiga rumus bunga tunggal, yaitu:
Modal/pokok pinjaman (M) dibungakan dengan suku bunga p% setahun,
dan dalam waktu w. Besar bunga
1) sesudah w tahun besarnya bunga adalah :
B=Mxpxw
100
2) sesudah w bulan besarnya bunga adalah :
B=Mxpxw
1200
3) sesudah w hari besarnya bunga adalah :
B=Mxpxw
36000
C. Latihan
1. Seorang pedagang ternak membeli 20 ekor kambing dengan
harga Rp 500.00,- per ekor. Biaya yang dikeluarkan untuk
transportasi dan pemeliharaan menuju pasar hewan sebesar
Rp 500.000,- Berapa harga jual per ekor kambing agar
memperoleh laba sebesar 20% dari modalnya.
2. Pada suatu hari seorang pedagang mobil bekas menjual satu
mobil minibus dengan harga Rp 92.000.000,- dan satu mobil
sedan dengan harga Rp 103.500.000,- Hari itu ia memperoleh
laba dari 15% dari setiap harga pembelian mobil. Tentukanlah
harga pembelian masing-masing mobil.
3. Pedagang burger keliling membuat 200 potong dan
mengeluarkan biaya Rp 1000.000,- Burger dijual dengan harga
Rp 7.000,- per potong. Pukul 15.00 sudah laku 175 potong.
Karena takut menjadi basi penjualan berikutnya per potong Rp
6000,-. Jam 18.00 sampai rumah masih sisa 10 potong.
Tentukan laba/rugi penjualan hari itu!
Aritmatika 3-41
E. Rangkuman
1. Harga pembelian adalah harga yang harus dibayar oleh
pembeli kepada pemilik barang.
2. Harga penjualan adalah harga yang ditetapkan oleh pemilik
barang.
3. Laba merupakan selisih antara harga penjualan dengan
harga pembelian dan terjadi jika harga jual lebih besar dari
harga beli.
Laba = Harga Jual Harga Beli
4. Rugi merupakan selisih antara harga penjualan dengan
harga pembelian dan terjadi jika harga jual lebih kecil dari
harga beli
Rugi = Harga Beli - Harga Jual
5. Impas = Harga Beli - Harga Jual = 0
6. Rabat adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual
kepada pembeli.
7. Bruto adalah berat barang termasuk wadah/tempatnya
8. Neto adalah berat dari isi yang ada dalam suatu barang tidak
termasuk wadahnya
9. Tara = bruto neto
10. Bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau
modal sesuatu dengan waktu yang disepakati.
11. Tarif yang dikenakan atas pinjaman uang disebut suku
bunga dan biasa dinyatakan dalam persen.
12. Apabila peminjam melakukan pembayaran pada
selesainya terjadinya perjanjian dengan pembayaran
Aritmatika 3-43
F. Tes Formatif
I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda sialang
pada huruf a, b, c, atau d!
1. Harga penjualan adalah
a. harga yang harus dibayar oleh pembeli kepada pemilik
barang
b. harga yang ditetapkan oleh pemilik barang
c. selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian
d. harga yang ditetapkan oleh pembeli.
2. Laba merupakan
a. kejadian semua barang laku dijual.
b. kejadian harga jual sama dengan harga beli
c. selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian
dan erjadi jika harga jual lebih besar dari harga beli.
d. selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian
dan terjadi jika harga jual lebih kecil dari harga beli.
3. Rabat adalah
a. diskonto
b. diskon
c. bruto
d. neto.
4. Tara adalah
a. berat atau isi barang termasuk wadah/tempatnya,
b. berat atau isi barang tidak termasuk wadahnya,
c. gabungan bruto dengan neto
3-44 Aritmatika
Aljabar
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar ini mengkaji materi aljabar yang diajarkan di SMP. Materi
yang dikaji meliputi (1) bentuk aljabar, (2) persamaan, (3)
pertidaksamaan linear satu variabel, (4) perbandingan, (5) relasi
dan fungsi, (6) sistem persamaan linear dua variabel.
B. Prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah pemahaman
materi pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama.
C. Petunjuk Belajar
Langkah-langkah dalam mempelajari buku ajar ini:
1. Pelajari materi sesuai urutan yang disajikan dalam buku ini.
2. Pelajari buku-buku yang relevan dengan materi buku ajar ini
antara lain buku-buku pelajaran matematika SMP.
3. Diskusikan materi yang ada dalam buku ajar ini dengan teman
sejawat/peserta pelatihan.
4. Kerjakan soal-soal yang ada dalam buku ajar ini.
D. Kompetensi dan Indikator
Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari bahan ajar ini
adalah:
1. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel.
2. dapat menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel, dan perbandingan dalam
pemecahan masalah.
3. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam
pemecahan masalah
4. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
4-2 Aljabar
B. Uraian Materi
1. Bentuk Aljabar
Bentuk 5 x , 5 x 2 y , 6 xy + xy 2 + 3 disebut sebagai bentuk aljabar.
Dalam bentuk aljabar terdapat istilah koefisien, peubah (variabel)
dan konstanta. Dalam bentuk aljabar 6 xy + xy 2 + 3 , diperoleh
koefisien suku pertama adalah 6, koefisien suku kedua adalah 1,
peubahnya adalah x dan y, dan 3 dinamakan konstanta.
4-4 Aljabar
Contoh 1.1
Contoh 1.2
Suku 3x dan 3y 2 tidak sejenis karena tidak memenuhi (i) dan (ii)
Contoh 1.3
2xy + 3xy dapat disederhanakan menjadi 5xy.
3x2 + 2y2 tidak dapat disederhanakan.
(3). ( a p ) q = a p q
Contoh 1.4
Sederhanakan operasi bentuk aljabar (2 x 2 y ) 3 : xy 3 x 3 y 2 .
Penyelesaian:
2x6 y3
(2 x 2 y )3 : xy 3x 3 y 2 = 3x 3 y 2
xy
6 x9 y 5
=
xy
= 6 x8 y 4 .
Contoh 1.5
Selisih dua bilangan adalah 15. Jika 3 kali bilangan yang besar
dikurangi 2 kali bilangan yang kecil maka hasilnya sama dengan
62. Tentukan jumlah kedua bilangan tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan bilangan yang kecil adalah a.
Berarti bilangan yang besar adalah a+15.
Diperoleh 3(a+15) 2a = 62.
3a + 45 - 2a = 62
a = 62 45
a = 17.
4-6 Aljabar
Contoh 1.6
Amir dan Budi membantu ayah menanam sejumlah batang
singkong di kebun. Amir baru menanam 12 batang, sedangkan
Budi masih menyisakan 49 batang lagi. Ternyata batang
singkong yang telah ditanam Budi setengah dari banyaknya
batang singkong yang belum ditanam Amir. Berapa batang
singkong yang harus ditanam Budi apabila mereka harus
menanam jumlah singkong yang sama banyak?
Contoh 1.7
Banyak anak perempuan dalam sebuah keluarga 2 kurangnya
dari banyak anak laki-laki. Apabila setiap anak perempuan
3
mempunyai saudara laki-laki sebanyak dari banyak saudara
2
perempuannya, berapakah banyak anak laki-laki dalam
keluarga tersebut?
Contoh 1.8
Pada tahun ini, umur Andi 2 tahun lebih muda dari umur Kiki.
Tahun depan, umur Andi lima perenam umur Kiki. Berapakah
jumlah umur mereka sekarang?
Penyelesaian:
Misalkan umur Andi adalah a tahun.
Berarti umur Kiki adalah (a + 2) tahun.
5
Diperoleh a + 1 = (a+2+1)
6
5 15
a+1= a+
6 6
Aljabar 4-7
1 9
a=
6 6
a = 9.
Jadi pada saat ini umur Andi 9 tahun dan Kiki 11 tahun.
Jumlah umur keduanya adalah 20 tahun.
Contoh 1.9
Kerangka sebuah persegi panjang akan dibuat dari kawat
dengan panjang sama dengan 5 cm kurang dari dua kali
lebarnya. Bila keseluruhan kawat yang diperlukan tidak lebih
dari 62 cm, berapakah lebar persegipanjang yang dapat
dibuat?
Penyelesaian:
Misalkan lebar persegipanjang yang dapat dibuat adalah l cm.
Berarti panjang dari persegipanjang tersebut adalah (2l 5) cm.
Diperoleh 2(l + (2l 5)) 62
2l + 4l 10 62
6l 72
l 12.
4-8 Aljabar
Contoh 1.10
Budi akan mencari 2 bilangan asli berurutan yang memiliki
jumlah lebih dari atau sama dengan 15. Syarat yang lain,
bilangan yang kecil harus kurang dari 10. Jika bilangan tersebut
adalah p, tentukan batas nilai p.
Contoh 1.11
Untuk menjadi anggota pasukan pengibar bendera di suatu
SMP, dipersyaratkan siswa mempunyai tinggi badan lebih dari
155cm. Jika Andi mendaftar menjadi anggota pasukan pengibar
bendera tetapi ternyata tidak memenuhi syarat tinggi badan,
apa yang dapat disimpulkan dari tinggi badan Andi?
3. Perbandingan
Penerapan dari materi perbandingan antara lain adalah
pembuatan atau penafsiran gambar berskala berupa peta, sket
rumah, replika suatu benda dan sebagainya. Perbandingan
antara ukuran pada gambar dengan ukuran sesungguhnya
dinamakan skala. Jadi, skala dapat mempunyai makna panjang
pada gambar dibanding panjang sesungguhnya, lebar pada
gambar dibanding lebar sesungguhnya atau tinggi pada gambar
dibanding dengan tinggi sesungguhnya.
Terdapat 2 macam perbandingan yaitu perbandingan senilai
(seharga) dan perbandingan berbalik nilai. Dua jenis data
dikatakan mempunyai perbandingan senilai apabila
bertambahnya (atau berkurangnya) data jenis pertama
berakibat bertambahnya (atau berkurangnya) data jenis kedua.
Sebaliknya, dua jenis data dikatakan mempunyai perbandingan
Aljabar 4-9
Contoh 1.12
Sebuah taman bunga mempunyai ukuran 100m x 80m. Taman
tersebut tergambar pada suatu kertas dengan skala 1 : 750.
Tentukan luas pada gambar!
Contoh 1.13
Sebuah bangunan mempunyai ukuran panjang 25m, lebar 12m
dan tinggi 10m. Bangunan tersebut dibuat maketnya dengan
ukuran tinggi 25cm. Tentukan (a) skala maket tersebut, (b)
panjang dan lebar maket tersebut!
Contoh 1.14
3 5
Pada gambar berikut, dari lingkaran yang kecil dan dari
5 6
lingkaran yang besar diarsir. Tentukan perbandingan antara
4-10 Aljabar
Contoh 1.15
Jika Amir dan Budi bekerja bersama maka suatu pekerjaan
dapat diselesaikan selama 10 hari. Apabila Budi dan Cecep
bekerja sama maka pekerjaan tersebut dapat diselesaikan
dalam 15 hari, sedangkan apabila dikerjakan Amir dan Cecep
maka pekerjaan akan selesai dalam 12 hari. Berapa hari yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut apabila
ketiganya mengerjakan bersama-sama?
Penyelesaian:
Dalam satu hari;
1
Amir dan Budi dapat menyelesaikan pekerjaan,
10
1
Budi dan Cecep dapat menyelesaikan pekerjaan, dan
15
1
Amir dan Cecep dapat menyelesaikan pekerjaan.
12
Misalkan:
A menyatakan banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan Amir
dalam satu hari,
B menyatakan banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan Budi
dalam satu hari, dan
C menyatakan banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan
Cecep dalam satu hari.
Aljabar 4-11
Diperoleh:
1
A+B=
10
1
B+C=
15
1
A+C=
12
1 1 1
Jadi (A + B) + (B + C) + (A + C) = + +
10 15 12
6+4+5
2(A + B + C) =
60
1
A+B+C= .
8
Dengan demikian, apabila ketiga orang tersebut bekerja
1
bersama-sama maka dalam satu hari dapat menyelesaikan
8
pekerjaan. Berarti pekerjaan akan selesai dalam waktu 8 hari.
C. Latihan
1. Banyak anak perempuan dalam sebuah keluarga 1 lebihnya dari
banyak anak laki-laki. Setiap anak perempuan mempunyai
saudara laki-laki sebanyak jumlah saudara perempuannya.
Berapakah banyak anak perempuan dalam keluarga tersebut?
2. Tiga orang pekerja mengecat rumah. Jika pekerjaan tersebut
dilakukan oleh Pak Bonar dan Pak Zuhdi, memerlukan waktu 6
jam. Jika dikerjakan oleh Pak Zuhdi dan Pak Amin, memerlukan
waktu 4 jam. Jika dikerjakan oleh Pak Bonar dan Pak Amin,
memerlukan waktu 5 jam. Pilih satu jawaban dari pilihan berikut
yang paling mendekati waktu penyelesaian apabila ketiga orang
tersebut bekerja bersama-sama.
4-12 Aljabar
D. Rangkuman
Berdasarkan peubah yang terdapat pada setiap suku dalam bentuk
aljabar, dapat dibedakan antara suku sejenis dan tidak sejenis.
Dua suku bentuk aljabar dikatakan sejenis apabila kedua suku
tersebut (i) identik, atau (ii) hanya berbeda pada koefisiennya.
Persamaan adalah kalimat terbuka yang memiliki hubungan sama
dengan. Persamaan yang mengandung satu peubah berpangkat 1
dinamakan persamaan linier satu variabel. Bentuk umum dari
persamaan linier satu variabel adalah ax + b = 0 dengan a dan b
bilangan real dan a 0.
Perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran
sesungguhnya dinamakan skala. Terdapat 2 macam perbandingan
yaitu perbandingan senilai (seharga) dan perbandingan berbalik
nilai. Dua jenis data dikatakan mempunyai perbandingan senilai
apabila bertambahnya (atau berkurangnya) data jenis pertama
berakibat bertambahnya (atau berkurangnya) data jenis kedua.
Sebaliknya, dua jenis data dikatakan mempunyai perbandingan
berbalik nilai apabila bertambahnya (atau berkurangnya) data jenis
pertama berakibat berkurangnya (atau bertambahnya) data jenis
kedua.
E. Tes Formatif 1
Jenis Soal Pilihan Ganda.
Petunjuk: Pilih jawaban yang benar!
a+b ab
1. Bentuk sederhana dari adalah ... .
3 4
a 7b a + 7b
A. B.
12 12
a+b ab
C. D.
12 12
C. 1 : 120 D. 1 : 1200
9. Suatu jarak dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam oleh
kendaraan dengan kecepatan rata-rata 48km/jam. Jika ingin
ditempuh dalam waktu 1 jam, maka kecepatan rata-rata
kendaraan adalah ... .
A. 32km/jam B. 64km/jam
C. 72km/jam D. 86km/jam
10. Harga 4 buah pulpen Rp6.000,00 dan harga 5 buah buku
Rp12.000,00. Perbandingan harga 1 buah pulpen dengan 1
buah buku adalah ... .
A. 1 : 2 B. 3 : 4
C. 4 : 7 D. 5 : 8
2. Indikator
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan
dapat:
a. Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta
penyajiannya
b. Memahami konsep himpunan bagian
c. Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference),
dan komplemen pada himpunan
d. Menyajikan himpunan dengan diagram Venn
e. Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
f. Melakukan operasi aljabar
g. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
h. Memahami relasi dan fungsi
i. Menentukan nilai fungsi
j. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem
koordinat Cartesius
k. Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus
l. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
m. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel
4-16 Aljabar
B. Uraian Materi
1. Himpunan
Himpunan merupakan kumpulan dari benda (obyek) yang
didefinisikan dengan jelas. Kata jelas diartikan bahwa syarat
keanggotaan dari suatu himpunan dapat ditentukan dengan
jelas. Obyek dari suatu himpunan dinamakan anggota (elemen)
dari himpunan tersebut. Elemen dari suatu himpunan dapat
berupa bilangan, orang, binatang dan sebagainya.
Suatu himpunan biasanya disimbolkan dengan huruf besar.
Misalkan himpunan lima bilangan asli yang pertama dapat
dituliskan A={1,2,3,4,5}.
Terdapat 3 cara untuk menyatakan suatu himpunan, yaitu
dengan cara (1) menyebutkan syarat keanggotaan (dengan kata-
kata), (2) mendaftar anggota-anggotanya (tabulasi) dan (3)
notasi pembentuk himpunan.
b. Menyatakan himpunan dengan menyebutkan syarat
keanggotaan (dengan kata-kata)
Untuk menyatakan himpunan A yang memuat 1,2,3,4,5
dengan cara menyebutkan syarat keanggotaan adalah:
A adalah himpunan yang memuat 5 lima bilangan asli yang
pertama, atau A adalah himpunan bilangan asli kurang dari
6.
Dalam menyatakan himpunan dengan menyebutkan syarat
keanggotaannya, tidak digunakan simbol kurung kurawal.
c. Menyatakan himpunan dengan mendaftar anggota-
anggotanya
Aljabar 4-17
Contoh 2.1
Misalkan A adalah himpunan dari hari-hari dalam satu minggu,
B = {2,4,6,...} dan C = {xx adalah sungai di bumi}.
A dan C merupakan himpunan berhingga sedangkan B
merupakan himpunan tak berhingga. Meskipun pada
prakteknya, sulit untuk menghitung semua sungai di bumi, tetapi
jumlahnya berhingga.
Contoh 2.2
A = {1,2,3,4} dan B adalah himpunan semua bilangan asli
kurang dari 5 merupakan himpunan yang sama. Demikian pula
C = {xx2=100} dan D = {-10, 10} merupakan himpunan yang
sama. Himpunan E = {1,2,3} dan F = {1,2,1,2,3,2} juga
merupakan himpunan yang sama.
Himpunan yang tidak mempunyai elemen dinamakan himpunan
kosong dan disimbolkan dengan { } atau . Sebagai contoh P
={x x2 = 4, x bilangan ganjil} merupakan himpunan kosong.
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap
himpunan. Pernyataan tersebut bernilai benar berdasarkan
kebenaran implikasi pada logika matematika. Implikasi p q
akan selalu bernilai benar apabila pernyataan p bernilai salah.
Implikasi Jika x maka xA akan selalu bernilai benar
karena pernyataan x bernilai salah. tidak pernah
mempunyai anggota sehingga pernyataan x selalu bernilai
salah.
A B
Contoh 2.3
Jika A adalah himpunan semua bilangan asli kelipatan 2 dan
B adalah himpunan semua bilangan asli kelipatan 3 maka
AB = {2,3,4,6,8,9,10, ...}
b. Irisan
Irisan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan
yang memuat semua elemen yang termasuk dalam A dan
sekaligus masuk dalam B. Operasi irisan disimbolkan
dengan . Jadi AB = {x xA dan xB}. Dalam bentuk
digram Venn digambarkan sebagai daerah yang diarsir
berikut ini.
A B
AB
Contoh 2.4
Jika A adalah himpunan semua bilangan asli kelipatan 2 dan
B adalah himpunan semua bilangan asli kelipatan 3 maka
AB = {6,12,18, ...}
4-20 Aljabar
c. Komplemen
Jika A suatu himpunan, maka komplemen dari himpunan A
adalah himpunan yang memuat elemen-elemen dalam
himpunan semesta (S) tetapi tidak termasuk dalam A.
Komplemen dari A disimbolkan dengan A. Jadi A = {x xS,
xA}.
A A
Contoh 2.5
Jika A adalah himpunan semua bilangan rasional dan S
adalah himpunan semua bilangan real maka A adalah
himpunan semua bilangan irasional. Berdasarkan contoh
tersebut dapat dikatakan bahwa bilangan real adalah
gabungan dari bilangan rasional dan bilangan irasional.
e. Selisih
Selisih dari himpunan A dan B (disimbolkan dengan A B
atau A/B) adalah himpunan yang memuat elemen-elemen di
A tetapi tidak termasuk dalam himpunan B.
Diagram Venn berikut ini menggambarkan himpunan A - B.
A B
A-B
Contoh 2.6
Aljabar 4-21
Contoh 2.7
Dalam sebuah kelas terdapat 25 siswa yang menyukai
matematika, 13 siswa menyukai IPA dan 8 orang diantaranya
menyukai matematika dan IPA. Berapa siswa terdapat dalam
kelas tersebut?
Penyelesaian:
Misalkan A himpunan siswa yang menyukai matematika dan B
himpunan siswa yang menyukai IPA. Himpunan siswa yang
menyukai kedua mata kuliah tersebut dapat dinyatakan sebagai
4-22 Aljabar
Contoh 2.8
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000
yang habis dibagi oleh 7 atau 11 ?
Penyelesaian:
Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui
1000 yang habis dibagi 7 dan Q himpunan bilangan bulat positif
tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11. Dengan demikian P
Q adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui
1000 yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11, dan P Q
himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang
habis dibagi 7 dan habis dibagi 11.
n(P) = bagian bulat dari (1000:7) 142
n(Q) = bagian bulat dari (1000 : 11) = 90
n(PQ) = bagian bulat dari (1000 : KPK[7,11]) = 12
n(PQ) = n(P)+n(Q) n(PQ) = 142 + 90 12 = 220.
Jadi terdapat 220 bilangan bulat positif tidak melampui 1000
yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11.
Contoh 2.9
Dari pendataan terhadap makanan kesukaan di suatu kelas
yang terdiri dari 40 siswa, diperoleh 15 siswa gemar bakso, 17
siswa gemar soto dan 18 siswa gemar nasi goreng. Siswa yang
menggemari bakso sekaligus soto sebanyak 6 siswa, yang
menggemari soto sekaligus nasi goreng sebanyak 4 siswa dan
menggemari bakso sekaligus nasi goreng sebanyak 5 siswa.
Aljabar 4-23
B S
6 4
9
2
3 2
3
11
N
4-24 Aljabar
Amir
bakso
Budi
sate
Cecep
Sate
Bakso
Dalam himpunan pasangan berurutan, relasi tersebut dapat
dinyatakansebagai Amir Budi Cecep
Aljabar 4-25
(Amir,bakso),(Budi,bakso),(Budi,sate),(Cecep,sate)} Fungsi
(pemetaan) dari A ke B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Apabila terdapat suatu pemetaan dari A ke B maka A dinamakan
daerah asal (domain) dan B dinamakan daerah kawan
(kodomain). Terdapat 2 kata kunci dalam mendefinisikan fungsi
yaitu setiap dan tepat satu. Kata setiap mempunyai makna
bahwa semua anggota domain harus mempunyai pasangan.
Kata tepat satu mempunyai makna bahwa pasangan dari setiap
anggota domain hanyalah satu. Secara kontekstual, pemetaan
dapat diidentikkan dengan sistem kerja senapan yang baik.
Senapan yang baik diartikan sebagai tidak ada peluru yang
macet dan tidak ada peluru yang pecah. Relasi gemar makan
pada contoh di atas bukan merupakan fungsi karena terdapat
elemen di domain yaitu Budi yang dipasangkan dengan lebih dari
satu elemen yaitu bakso dan sate.
Suatu fungsi yang dinyatakan dengan aturan tertentu umumnya
diberi nama dengan menggunakan huruf kecil misalnya f,g,h dan
huruf-huruf lainnya. Misalkan fungsi f : x 2 x + 3 dibaca fungsi
f memetakan x ke 2 x + 3 dan dapat dinyatakan dalam rumus
fungsi yaitu f ( x) = 2 x + 3.
Beberapa contoh soal terkait dengan materi relasi dan fungsi.
Contoh 2.10
Suatu fungsi ditentukan dengan rumus f ( x) = px + q . Diketahui
f (5) = 20 dan f (3) = 15 . Tentukan (a). nilai p dan q, (b). bentuk
fungsinya, dan (c). f (4).
Contoh 2.11
4-26 Aljabar
Contoh 2.12
Seorang pedagang menetapkan potongan harga untuk
pembelian kemeja merek tertentu dengan harga perbuah
Rp80.000,00 dengan ketentuan sebagai berikut:
Banyak Pembelian Banyak potongan (Rp)
1 0
2 15.000
3 20.000
4 25.000
5 30.000
. .
. .
. .
2 (2,2)
O 1 2 3 4
x -2y = 5 x 1 x - 2y =5
2x +y = 5 x 2 4x+2y=10
5x = 15
x= 3.
Diperoleh penyelesaian dari sistem tersubut adalah x=3 dan
y=-1.
Contoh 2.13
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier:
2x y = 1
-4x + 2y = 6
Penyelesaian:
Dengan mengalikan persamaan (1) dengan 2 dan persamaan (2)
dengan 1, diperoleh:
2x - y = 1 x 2 4x - 2y = 2
-4x +2y= 6 x 1 -4x+2y=12
0.x+0.y = 14
Jelas bahwa tidak terdapat x dan y yang memenuhi 0.x+0.y = 14.
Jadi himpunan peanyelesaian dari sistem persamaan linier
tersebut adalah himpunan kosong.
Contoh 2.14
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier:
x 2y = 5
-2x + 4y = -10
Contoh 2.15
Tecatat 480 orang hadir dalam suatu pertunjukkan dengan tiket
masuk Rp14.000,00 untuk tempat duduk di depan dan
Rp26.000,00 untuk tempat duduk belakang. Hasil penjualan tiket
masuk pertunjukkan tersebut adalah Rp8.310.000,00. Berapa
banyak tempat duduk depan dan belakang yang ditempati?
Aljabar 4-31
Contoh 2.16
Lima buku dan dua pensil dijual seharga Rp24.000,00. Tiap buku
harganya lebih mahal Rp2.000,00 dari harga pensil. Tentukan
harga sebuah buku!
C. Latihan
1. Untuk keperluan suatu pesta, seseorang membeli jeruk dan apel
yang sama banyak. Setiap 3 buah jeruk dijual seharga
Rp2.000,00 dan setiap 4 buah apel dijual seharga Rp3.000,00.
Untuk keperluan tersebut dia membayar pembelian apel
Rp5.000,00 lebih banyak dari pada pembelian jeruk. Tentukan
berapa harga pembelian keseluruhan.
2. Umur sang ayah saat ini 24 tahun lebih tua dari pada anaknya.
Dua tahun yang lalu, umur sang ayah 4 kali lebih tua dari
anaknya. Berapa umur anak 5 tahun yang akan datang?
D. Rangkuman
Himpunan merupakan kumpulan dari benda (obyek) yang
didefinisikan dengan jelas. Kata jelas diartikan bahwa syarat
keanggotaan dari suatu himpunan dapat ditentukan dengan jelas.
Obyek dari suatu himpunan dinamakan anggota (elemen) dari
himpunan tersebut. Elemen dari suatu himpunan dapat berupa
bilangan, orang, binatang dan sebagainya.
Berdasarkan prinsip inklusi dan eksklusi, berlaku n(AB)=
n(A)+n(B) n(AB). Prinsip inklusi dan eksklusi untuk 3 buah
himpunan adalah n(ABC) = n(A) + n(B) + n(C) n(AB)
n(AC) n(BC) + n (ABC). Pola yang sama berlaku untuk
lebih dari 3 himpunan.
4-32 Aljabar
E. Tes Formatif 2
Jenis Soal Pilihan Ganda.
Petunjuk: Pilih jawaban yang benar!
1. Suatu pemilihan umum diikuti oleh 3 partai yaitu parta P, partai
Q dan partai R. Jumlah pemilih yang terdaftar adalah 60.000
orang. Jika 40 orang tidak menggunakan hak pilihnya dan dari
pemilih yang menggunakan haknya ternyata 30% memilih partai
P, 45% memilih partai Q dan sisanya memilih partai R maka
banyak pemilih partai R adalah ... .
A. 14.990 orang B. 15.990 orang
C. 14.988 orang D. 15.988 orang
2. Dalam suatu kelas diketahui 20 orang gemar PPKn, 29 orang
gemar Bahasa Indonesia, 9 orang gemar keduanya dan 4 orang
tidak gemar kedua pelajaran tersebut. Banyak siswa dalam
kelas tersebut adalah ... .
A. 40 orang B. 42 orang
C. 44 orang D. 46 orang
Aljabar 4-33
Soal Uraian:
1. Misalkan n menyatakan banyaknya tiket dalam satu bundel.
1
Diperoleh (n 10) - (n 10) 5 2 = 0
2
1
(n 10) = 7
2
n 10 = 14
n = 28
Jadi banyak tiket dalam 1 bundel adalah 28 lembar.
2. Kadar garam setelah air menguap sebanyak 1 liter adalah
6
4% = 4,8% .
5
3. Misalkan v1 = 60
2
t1 = 6
3
2 1 1
t2 = 6 1 = 5
3 3 3
Diperoleh v1.t1 = v 2 .t 2
v .t
v2 = 1 1
t2
20
60.
v2 = 3
16
3
v2 = 75
Jadi kecepatan rata-rata bis agar tiba di B dalam waktu 1 jam 20
menit lebih awal adal 75km/jam.
Aljabar 4-37
3a 2b = 0
4a + 2b = 112
7a = 112
a = 16
3.16 2b = 0
2b = 48
b = 24
16
Jadi pecahan tersebut adalah .
24
2. n(ABCDE) = 5.n(A) 10.n(AB) + 10.n(ABC)
5.n(ABCD) + n(ABCDE)
= 5X10000 10X1000 + 10X100 5X10 + 1
= 50.000 10.000 + 1.000 50 + 1
4-38 Aljabar
= 40.951
3. n(A1) = 100
n(A2) = 1000
n(A3) = 10000
(a). n(A1A2) = n(A1) = 100
n(A1A3) = n(A1) = 100
n(A2A3) = n(A2) = 1000
n(A1A2A3) = n(A1) = 100
Jadi n(A1A2A3) = 100 + 1000 + 10000 100 - 100 1000 + 100
= 10000
Hasil penghitungan dengan prinsip inklusi dan eksklusi ini sama
dengan hasil apabila kita hanya memperhatikan A1A2 dan A2A3
sehingga n(A1A2A3) = n(A3) = 10000.
(b). n(A1A2) = 2
n(A1A3) = 2
n(A2A3) = 2
n(A1A2A3) = 1
Jadi n(A1A2A3) = 100 + 1000 + 10000 2 - 2 2 + 1= 11095.
GLOSARIUM
Geometri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasyarat
C. Petunjuk Belajar
Kompetensi :
1. Memahami konsep geometri
2. Mampu menggunakan dan menerapkan sifat-sifat geometri
3 .Mampu mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas geometri
4 .Mampu menyelesaikan masalah yang terkait dengan geometri.
Indikator:
1. Memahami tentang kongruensi dan mengembangkannya
2. Memahami tentang segi empat, sifatnya,luas, dan teorema
Pythagoras.
3. Memahami perbandingan seharga garis-garis dan kesebangunan
4. Memahami beberapa teorema pada garis-garis istimewa pada segitiga
5. Memahami tentang perbandingan seharga garis dalam
lingkran,lingkaran luar dan dalam pada segitiga, segiempat talibusur
dan segiempat garissinggung
4-4 Geometri
BAB II
SAMA DAN SEBANGUN (KONGRUENSI)
KOMPETENSI :
1. Memahami konsep dan prinsip tentang kongruensi
2. Trampil menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan kongruensi
INDIKATOR :
1. Memahami tentang dua segitiga yang kongruen
2. Dapat menurunkan teorema kongruensi pada teorema dasar yang
lainnya.
B. URAIAN MATERI
Dua buah segitiga disebut kongruen jika salah satu segitiga dapat
ditranformasikan dengan translsi,refleksi, rotasi atau ketiganya, sehingga
mereka dapat disusun tepat sama.
DEFINISI
Dua segitiga dikatakan sama dan sebangun ( ) atau kongruen bila dua
segitiga tersebut mempunyai pasangan sisi yang sama dan sudut yang
bersesuaian juga sama.
Geometri 4-5
TEOREMA
Dua segitiga kongruen bila dua sisi dan sudut yang diapitnya sama (s. sd.
s)
C
Diketahui:
x
ABC dan PQR
AC = PR
C= R
CB = PQ A B
TEOREMA
Dua segitiga kongruen bila satu sisi dan 2 sudut pada sisi tersebut
sama ( sd. s. sd )
Dua segitiga kongruen bila satu sisi sama, 1 sudut pada sisi itu sama
dan sudut di depan sisi itu sama juga ( s. sd. sd )
Dua segitiga kongruen bila ketiga sisi sama ( s.s.s)
Dua segitiga siku-siku kongruen bila hypotenusa dan 1 pasang sisi
siku-siku sama.
4-6 Geometri
TEOREMA
C
Pada segitiga samakaki, kedua sudut alasnya sama besar.
oo
1 2
Diketahui :
ABC samakaki. CA = CB
Buktikan : A = B
Bukti:
Tarik garis bagi CD dan tinjau ACD dan BCD
AC = BC (diketahui)
C1 = C2 (CD garis bagi) 1 2
A D B
CD = CD (berimpit)
Jadi ACD BCD (s.sd.s) ak: A = B
KESIMPULAN:
Pada samakaki, garis tinggi, garis bagi dan garis berat yang ditarik dari
puncak, dan sumbu alas berimpit.
TEOREMA
Geometri 4-7
Jika dalam suatu segitiga, ketiga garis istimewa dari puncak dan sumbu
alas berimpit maka segitiga itu sama kaki (buktikan sendiri).
C. LATIHAN
2. Buktikan bahwa T.K. titik titik yang berjarak sama ke kaki-kaki sudut,
merupakan garis bagi suatu sudut.
DE
B
A
4-8 Geometri
A B D
D. LEMBAR KEGIATAN
3.Prasyarat
Peserta pelatihan telah menguasai tentang garis dan sudut
4.Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Menggali pengetahuan prasyarat peserta pelatihan yang
berhubungan dengan garis dan sudut.
Berdiskusi dengan peserta pelatihan tentang penjelasan
garis,melukis garis,macam-macam sudut, dan klasifikasi segitiga
ditinjau dari sisi dan sudutnya(dengan menggunakan alat peraga).
Kegiatan Inti
Menjelaskan definisi kongruensi dan teorema kongruensi dari dua
segitiga,dan memberikan contohnya.
Menjelaskan teorema yang lain dengan menggunakan kongruensi
Diskusi kelas.
Kegiatan Akhir
Kesimpulan
Penilaian
Penguatan dalam bentuk pemberian tugas secara individu.
5.Hasil
Peserta pelatihan memahami tentang kongruensi dua segitiga dan
teorema dasar tentang segitiga samakaki.
4-10 Geometri
E. Rangkuman
1. Dua buah segitiga disebut kongruen jika salah satu segitiga
dapatditranformasikan dengan tranlasi,releksi, atau rotasi atau
ketiganya sehingga mereka dapat disusun tepat sama.
2. Untuk melihat dua segitiga kongruen cukup diselidiki salah satu dari
syarat berikut :
a. Kedua segitiga mempunyai tiga pasang sisi yang sama panjang
(s,s,s).
b. Kedua segitiga mempunyai dua pasang sisi sama panjang dan
sudut yang diapitnya sama besar (s,sd,s)
c. Kedua segitiga mempunyai dua sudut sama besar dan sisi yang
diapitnya sama panjang (sd,s,sd)
d. Kedua segitiga mempunyai satu sisi sama, sudut pada sisi itu
dan sudut dihadapan sisi itu sama juga.
3. Pada segitiga sama kaki mempunyai sudut alas sama besar.
4. Pada segitiga samakaki ketiga garis istimewa dari puncak dan sumbu
alas
berimpit.
F. Tes Formatif 1
1. Pada ABC yang sama kaki dan alasnya AB, ditarik garis bagi AD dan
BE.
Maka:
Geometri 4-11
a. AD = BE
b. CD CE
c. CED CDE
d. Semua jawaban salah.
2. Pada ABC sama kaki dan alasnya AB, ditarik garis bagi AD dan BE
yangberpotongan di T. Maka :
a. TD TE
b. AT = TB
c. AT = TC
d. BT = CT
c. ABC ABD
d. ABP CDP ( P perpotongan AC dengan BD)
BAB III
SEGIEMPAT
KOMPETENSI :
1. Memahami konsep dan prinsip tentang segi empat,luas, dan teorema
Pythagoras
2. Trampil menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan segi
empat,luas, dan teorema Pythagoras
INDIKATOR :
1. Memahami tentang jajar genjang, persegi panjang, persegi, belah
ketupat, layang-layang, dan trapezium.
2. Memahami tentang luas jajar genjang, persegi panjang, persegi, belah
ketupat, layang-layang, dan trapezium.
3. Memahami tentang teorema Pythagoras
B. URAIAN MATERI
Bila pada bidang datar terdapat 4 titik sembarang yang tidak segaris dan
keempatnya dihubungkan dengan garis lurus, maka terjadilah segi empat.
Ada beberapa segi empat yang akan dibicarakan, yaitu segi empat
sembarang, jajar genjang, persegi panjang belah ketupat, persegi,
trapesium, dan layang-layang.
Beberapa batasan:
Geometri 4-15
1. Segi empat sembarang adalah segi empat yang keempat sisinya tidak
sama panjang dan keempat sudutnya tidak sama besar.
2. Jajar genjang (paralellogram), adalah segi empat yang sepasang-
sepasang sisinya yang berhadapan sejajar.
3. Persegi panjang (rectangle), adalah jajar genjang yang salah satu
sudutnya 900.
4. Belah ketupat (rhombus), adalah jajar genjang yang dua sisinya yang
berurutan sama panjang.
5. Persegi (square), adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya 900.
6. Trapesium (trapezoid), adalah segi empat yang memiliki tepat
sepasang sisi berhadapan yang sejajar.
7. Layang-layang (kite), adalah segi empat yang diagonalnya saling
tegak lurus dan salah satu diagonalnya terbagi dua sama panjang oleh
yang lain.
Jajar genjang : Jajar genjang (paralellogram), adalah segi empat
yang sepasang-sepasang sisinya yang berhadapan sejajar.
TEOREMA
Dalam jajar genjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan
sebaliknya bila dalam segi empat yang berhadapan sama, segi empat itu
adalah jajar genjang.
Diketahui : ABCD jajar genjang.
Buktikan : A = C
Bukti : Tarik diagonal BD
ABD CDB, sebab:
D C
1 B1 = D1 ( AB //DC)
2
2 D2 = B2 ( BC // AD)
BD = BD ( berimpit)
1 2
A = C
1 11
A B
4-16 Geometri
Sebaliknya: A = C
B= D
A + B = C + D = 1800 atau AD // BC
A = C
D = B
Maka A + D = C + B = 1800 atau AB // DC
Karena AD // BC dan AB // DC , maka ABCD jajar genjang
TEOREMA
Dalam jajar genjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sebaliknya
bila sisi-sisi yang berhadapan dalam segi empat sama panjang, maka segi
empat itu adalah jajar genjang.
D2 1 C
ABD CDB, sebab:
BD = BD (berimpit)
B1 = D1 (AB // DC)
D2 = B2 (AD //BC)
1
2 AB = DC dan AD = BC
A B
AD = BC ( diketahui)
BD = BD ( berimpit)
TEOREMA
Kedua diagonal dalam jajaran genjang potong memotong di tengah-
tengah dan sebaliknya bila dalam segi empat, kedua diagonalnya potong
memotong di tengah-tengah maka segi empat itu adlah jajaran genjang.
D 1 C
2 1 AB = DC (ABCD jajar genjang)
2
S A1 = C1 (AB // DC)
1 2
3 B1 = D1 (AB //DC)
4 AS = SC dan BS = SD
2 2
1 1
A B
Sebaliknya: ABS dan CDS sama dan sebangun, sebab:
AS = SC
BS = DS
S 4 = S 3
A1 = C1 AB // DC .....................(1)
4-18 Geometri
SD = SB
SA = SC
S 1 = S 2
D 2 = B 2 atau AD // BC ........................(2)
Dari (1) dan (2) ABCD jajar genjang
TEOREMA
Bila dalam segi empat sepasang sisi yang berhadapan sama dan sejajar,
maka segi empat itu adalah jajar genjang.
Diketahui : AB // DC
Buktikan : ABCD jajar genjang.
Bukti : Tarik diagonal BD
D C
AB = AB ( berimpit )
2
A = B ( = 900 )
S AD = BC (ABCD persegi
panjang)
2 AC = BD
1 1
A B
TEOREMA
Dalam belah ketupat, diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudutnya
menjadi 2 bagian yang sama dan kedua diagonalnya itu saling tegak
lurus.
b. B1 = B2
c. AC BD
Bukti : ABS ADS, sebab :
D C
1
2 A1 = A2 ( diketahui )
AC = AC ( berimpit )
C1 = C2 ( diketahui )
1
2
A B
Geometri 4-21
TEOREMA
Bila dalam jajar genjang, kedua diagonalnya saling tegak lurus, maka jajar
genjang itu adalah belah ketupat.
D C
TEOREMA
Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dua sisi segitiga akan sejajar
dengan sisi yang ketiga dan panjangnya setengah sisi yang ketiga itu.
D E F
A B
TEOREMA
Garis berat ke sisi miring suatu segitiga siku-siku setengah sisi miring itu.
1 M
Buktikan : AM = BC.
2
1
2
A B
Geometri 4-23
TEOREMA
Dalam trapesium samakaki, kedua diagonal sama panjang dan sudut-
sudut alas sama besar.
D C
Diketahui : ABCD trapesium samakaki.
Buktikan : A = B dan AC = BD.
Bukti : Tarik CE // DA, maka AECD jajar
Genjang, AD = CE, AD = BC
Jadi CE = BC atau BCE samakaki
A E B
E = B; E = A (sehadap,AD//EC)
A = B.
ABC BAD, sebab
AB = AB ( berimpit); BC = AD (ABCD trap. Smkk ); A = B.( telah
dibuk)
AC = BD.
4-24 Geometri
TEOREMA
Garis yang menghubungkan pertengahan-pertengahan kaki suatu
trapesium sejajar deagan sisi-sisi sejajarnya dan panjangnya setengah
jumlah sisi yang sejajar.
DC = BG dan DF = FG E
1
F
2
Atau EF paralel tengah AGD sehingga
1 G
1 A B
EF // AG dan EF = AG
2
1
Atau EF // AB // DC dan EF = (AB + DC).
2
LUAS
D C
p TEOREMA
Luas persegi panjang sama dengan
panjang dikali lebar
A l B
D C
A E B F
Geometri 4-25
TEOREMA
Luas jajar genjang sama dengan alas
dikali tingginya.
C D
TEOREMA
t
Luas segitiga sama dengan setengah
dari alas dikali tingginya.
A E B
G D C
TEOREMA
Luas trapesium sama dengan jumlah
t t
sisi-sisi sejajar dikali tingginya dibagi
dua.
A F B
D
TEOREMA
A C Luas segiempat yang diagonal-
E
diagonalnya saling tegak lurus, sama
dengan setengah perkalian diagonal-
B
diagonalnya.
C3 C2 C C1
D
TEOREMA PYTHAGORAS
H C
E
K
A
I B
Gambar 1
J L F G
IV
III V I
IV
I III
II
II
Gambar 2
V
Geometri 4-27
C. LATIHAN
1. Gambar dibawah adalah persegi panjang ABCD dan DEFG diketahui
AB = 10 cm, AD = 24 cm, EF = 12 cm, dan ED = 18 cm. Berapakah
selisih luas bangun yang diarsir.
A D
E
C
B
C
D
A B
4-28 Geometri
4. Dalam jajaran genjang ABCD ditentukan sembarang titik P dan titik ini
dihubungkan dengan titik sudut.
Buktikan : Luas PAB luas PCB = luas PAD luas
PCD.
3.Prasyarat
Peserta pelatihan telah menguasai tentang kongruensi
Geometri 4-29
4.Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Menggali pengetahuan prasyarat peserta pelatihan yang
berhubungan dengan kongruensi.
Berdiskusi dengan peserta pelatihan tentang penjelasan kongruensi
Kegiatan Inti
Menjelaskan definisi jajar genjang, persegi panjang, persegi,
belahketupat, layang-layang, trapezium, dan luas jajar genjang,
persegi panjang, persegi, belahketupat, layang-layang, dan
trapezium ,serta memberikan contoh dan bukan contoh.
Menjelaskan teorema Pythagoras, triple Pythagoras, dan aplikasinya.
Diskusi kelas.
Kegiatan Akhir
Kesimpulan
Penilaian
Penguatan dalam bentuk pemberian tugas secara individu.
5.Hasil
Peserta pelatihan memahami tentang jajar genjang, persegi panjang,
persegi, belahketupat, layang-layang, trapezium. Luas jajar genjang,
persegi panjang, persegi, belahketupat, layang-layang,
trapezium,serta dapat memberikan contoh dan bukan contoh.
Dapat menjelaskan teorema Pythagoras, triple Pythagoras, dan
aplikasinya
E. Rangkuman
1. Segi empat sembarang adalah segi empat yang keempat sisinya
tidak sama panjang dan keempat sudutnya tidak sama besar.
4-30 Geometri
BAB IV
PERBANDINGAN SEHARGA GARIS DAN SEBANGUN
Indikator
1. Memahami perbandingan seharga garis.
2. Memahami tentang bangun-bangun yang sebangun.
B. URAIAN MATERI
TEOREMA
Bila beberapa garis sejajar dipotong oleh sebuah garis atas potongan-
potongan yang sama, maka garis-garis sejajar itu dipotong oleh garis
potong yang lain atas potongan-potongan yang sama juga.
l m
a A D
1 1 1
b B G E
1 1 1
c C H F
TEOREMA
Bila beberapa garis sejajar dipotong oleh sebuah garis atas perbandingan
tertentu, maka garis-garis sejajar itu dipotong oleh garis potong yang lain
atas perbandingan yang tertentu juga.
Diketahui : garis-garis a // b // c dipotong oleh garis l atas perbandingan 2 :
3, maka garis potong m akan memotong a, b, c atas perbandingan 2 : 3
juga.
Bukti :
Tarik dari titik-titik bagi G, H, K garis-garis // a // b // c didapat L, M, N pada
garis m maka : AG = GB= BH = HK = KC,
Menurut dalil 44 maka DL = LE = EM = MN = NE, maka DE : EF = 2 : 3
juga.
l m
a A D
G L
B E
b
H M
K N
C F
c
Geometri 4-35
BEBERAPA BATASAN :
bila satu titik dikalikan terhadap satu titik lain dengan satu faktor
k, maka hasilnya sebuah titik yang jaraknya k kali jarak titik itu
kepusat perkalian (pusat dilatasi).
bila sepotong garis dikali dengan faktor k terhadap satu titik,
hasilnya sebuah garis sejajar garis semula dan panjangnya k kali
panjang garis semula.
Bila faktor perkalian positif, hasilnya sejajar dan searah, bila
negatif hasilnya sejajar berlawanan arah.
Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat
didilatasikan sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun
dengan bangun yang lain.
TEOREMA
Dua segitiga sebangun bila sisi-sisi segitiga yang satu sebanding dengan
sisi-sisi segitiga yang lain.
C1 R
B B1
Q
A
A1 P
O
4-36 Geometri
TEOREMA
Dua segitiga sebangun bila dua sudut-sudutnya sama besar.
C1 R
B B1
O Q
A
A1 P
Geometri 4-37
TEOREMA
Dua segitiga sebangun bila sepasang sudut sama besar dan sisi-sisi yang
mengapit sebanding.
C1 R
B B1
O Q
A
A1 P
Bukti :
PQ PQ
Kalikan ABC dengan k = maka A1B1 = . AB = PQ dan
AB AB
PR PQ PR
A1C1 = . AC = PR sebab =
AC AB AC
A1B1C1 PQR atau ABC PQR
Dalil-dalil mengenai sebangun ini dapat dipergunakan untuk membuktikan
sudut-sudut sama besar atau sisi-sisi sebanding.
TEOREMA
Luas segitiga yang sama alasnya berbanding seperti tingginya dan
sebaliknya bila tingginya sama, luasnya berbanding seperti alasnya.
4-38 Geometri
t1 t2
A D B P S Q
Bukti :
1 1
Luas ABC = . AB.CD = .a..t1 .(1)
2 2
1 1
Luas PQR = .PQ.RS = .a..t 2 .(2)
2 2
1
.a.t
LuasABC 2 1 t1
= =
LuasPQR 1 t2
.a.t 2
2
1
.a .t
LuasABC 2 1 a
Sebaliknya jika t1=t2 maka = = 1
LuasPQR 1 a2
.a 2 .t
2
TEOREMA
Luas dua segitiga yang mempunyai sepasang sudut yang sama,
berbanding seperti perkalian sisi-sisi yang mengapitnya.
LuasABC AB. AC
Buktikan : =
LuasPQR PQ.PR
C
R
t1
t2
A D B P S Q
Bukti :
Tarik CD AB dan RS PQ, maka ACD PRS, jadi AC : PR = t1 : t2
1
. AB.t1
LuasABC 2 AB.t1 AB. AC
= = =
LuasPQR 1 PQ.t 2 PQ.PR
.PQ.t 2
2
TEOREMA
Perbandingan luas 2 segitiga yang sebangun adalah sama dengan
kuadrat dari perbandingan sepasang sisi seletak.
AB AC
=
PQ PR
A B P Q
C. LATIHAN
1. Titik M pada pertengahan hipotenusa BC suatu segitiga siku-siku ABC.
Melalui M dibuat garis tegak lurus BC yang memotong AB dan AC di
P dan Q. Buktikan MA2 = MP xMQ
5. Pada sebuah dengan sudut 900 dan 600 ditarik garis tinggi pada sisi
miring dan garis bagi sudut lancip yang besar. Buktikan garis yang
menghubungkan titik ujung garis-garis itu membagi segitiga itu menjadi
dua bagian sama besar.
D. LEMBAR KEGIATAN
3.Prasyarat
Peserta pelatihan telah menguasai tentang kesejajaran
4.Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Menggali pengetahuan prasyarat peserta pelatihan yang
berhubungan dengan kesejajaran.
4-42 Geometri
5. Hasil
* Peserta pelatihan memahami tentang perbandingan seharga garis.
* Peserta pelatihan memahami tentang bangun yang sebangun.
E. Rangkuman
Dua bangun disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat
didilatasikan sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun
dengan bangun yang lain.
* Luas dua segitiga yang mempunyai sepasang sudut yang sama,
berbanding seperti perkalian sisi-sisi yang mengapitnya.
* Perbandingan luas 2 segitiga yang sebangun adalah sama dengan
kuadrat dari perbandingan sepasang sisi seletak.
F. Tes Formatif
a. 12
b. 10
c. 8
d. 6
BAB V
BEBERAPA TEOREMA PADA SEGITIGA
Indikator
1. Memahami teorema proyeksi pada segitiga siku-siku.
2. Memahami tentang teorema proyeksi pada segitig lancip dan tumpul
3. Memahami tentang teorema Stewart
4. Memahami tentang teorema garis bagi pqda segitiga
5. Memahami tentang teorema garis berat pqda segitiga.
6. Memahami tentang teorema garis tinggi pqda segitiga
7. Memahami tentang teorema Menelaos dan Ceva
B. URAIAN MATERI
A B
c
Geometri 4-47
Hasil kali sisi siku-siku sama dengan hasil kali sisi miring dan
garis tinggi ke sisi miring itu.
C
q D Diketahui : ABC, A= , AD BC
1 a
2
b Buktikan :
t p
1 2 1.
A B
c 2.
3.
4.
2. Lihat
b a
t
p q
A D c B
Buktinya sebagai berikut.
Diketahui :
q proyeksi a pada c
Buktikan :
Geometri 4-49
TEOREMA
Kuadrat sisi di hadapan sudut lancip (tumpul) sama dengan jumlah
kuadrat kedua sisi yang lain dikurangi (ditambah) dua kali sisi
yang satu dan proyeksi sisi yang kedua ke sisi yang pertama
4-50 Geometri
TEOREMA STEWART
Teorema Stewart
Jika garis x yang ditarik dari titik C dan membagi sisi c dalam
dan maka
C Diketahui :
dengan dan
b a
x
Buktikan :
A B
c1 E m D c2
Bukti :
Tarik garis CE AB, misal DE = m maka
a2 = x2 + c22 + 2mc2
-
C
Diketahui :
E D
Berpotongan di Z
Z
Buktikan : AZ : ZD = BZ : ZE = 2 : 1
Bukti :
A B
Jadi AZ : ZD = BZ : ZE = AB : DE = 2 : 1
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan untuk garis berat melalui titik
C.
C
B D
4-52 Geometri
Lihat
i. Luas
ii. Jika garis tinggi dari A adalah maka :
Luas
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan
Rumus itu juga berlaku untuk garis bagi luar, buktinya sbb :
Diketahui : garis bagi luar DA = p
E
C
dan DB = q
b a
Buktikan : p : q = b : a
D p A c
q B
Geometri 4-53
Bukti :
Tarik garis DE BC dan DF AC, maka
DE = DF ( )
Lihat
i. Luas
ii. Luas
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan
TEOREMA Kuadrat garis bagi dalam sama dengan hasil kali sisi sebelah
dikurangi hasil kali bagian sisi di hadapannya.
Bukti :
Bukti :
a + b + c = 2s
a + b c = a + b + c 2c = 2 s 2c = 2( s c)
a b + c = a + b + c 2b = 2 s 2b = 2( s b)
a + b + c = a + b + c 2a = 2s 2a = 2( s a)
ta = c 2 p 2
2
c2 + a2 b2
p=
2a
2
c2 + a2 b2
t a = c
2 2
2a
c2 + a2 b2 c2 + a2 b2
t a = c + c
2
2 a 2 a
4-56 Geometri
2ac + c 2 + a 2 b 2 2ac c 2 a 2 + b 2
t a =
2
2a 2a
( a + c) 2 b 2 b 2 ( a c) 2
t a =
2
2a 2a
(a + c + b) (a + c b) (b a + c) (b + a c)
ta =
2
4a 2
2 s 2( s b) 2( s c) 2( s a )
ta =
2
4a 2
t a = 2 (s ( s a ) ( s b ) ( s c ) )
2 4
a
2
ta = s ( s a ) ( s b) ( s c )
a
Demikian pula untuk tb dan tc .
2
Luas ABC = 1 s ( s a ) ( s b) ( s c ) = s ( s a ) ( s b) ( s c )
2 a
TEOREMA MENELAOS
TEOREMA Jika sebuah transversal ABC memotong sisi-sisi Ab, BC, dan
CA berturut-turut di titik-titik P, Q, dan R maka
(ABP)(BCQ)(CAR) =1
Bukti :
C
a
c R PA QB RC
( ABP) ( BCQ ) (CAR) =
Q
PB QCb RA
A
c Bb aP
= =1
b a c
Geometri 4-57
TEOREMA CEVA
TEOREMA Dalam ABC dibuat tiga transversal sudut yang memotong Ab,
BC, CA berturut-turut di P, Q, dan R, jika ketiga transversal
sudut tadi melalui satu titik (konruen) maka (ABP)(BCQ)CAR)
=-1
Bukti :
S C l
p q Dibuat garis l melalui C ,
//AB . b1 a1
R
Q a1 : a 2 = q : c
b1 : b 2 = p : c
b2 a2 c1 : c 2 = q : p
PA QB RC
(ABP)(BCQ)(CAR) =
PB QC RA
A c1 P c2 B q c p
= = 1
p q c
C. LATIHAN
D. LEMBAR KEGIATAN
3.Prasyarat
Peserta pelatihan telah menguasai tentang kesejajaran dan
kesebangunan
Geometri 4-59
4.Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Menggali pengetahuan prasyarat peserta pelatihan yang
berhubungan dengan kesejajaran dan kesebangunan
Berdiskusi dengan peserta pelatihan tentang penjelasan kesejajaran
dan kesebangunan
Kegiatan Inti
Menjelaskan tentang teorema proyeksi pada segitiga siku-siku
Menjelaskan tentang teorema proyeksi pada segitig lancip dan
tumpul
Menjelaskan tentang teorema Stewart
Menjelaskan tentang teorema garis bagi pqda segitiga
Menjelaskan tentang teorema garis berat pqda segitiga
Menjelaskan tentang teorema garis tinggi pqda segitiga
Menjelaskan tentang teorema Menelalos dan Ceva
Diskusi kelas.
Kegiatan Akhir
Kesimpulan
Penilaian
Penguatan dalam bentuk pemberian tugas secara individu.
5. Hasil
* Peserta pelatihan memahami teorema proyeksi pada segitiga siku-
siku.
* Peserta pelatihan memahami tentang teorema proyeksi pada segitiga
lancip dan tumpul
* Peserta pelatihan memahami tentang teorema Stewart
4-60 Geometri
F. Tes Formatif
a. 71/2 7
b. 7
c. 8
d. 6
BAB VI
BEBERAPA TEOREMA PADA LINGKARAN
Indikator
1. Memahami teorema tentang perbandingan seharga garis-garis dalam
lingkaran.
2. Memahami teorema tentang segitiga dan lingkaran luarnya.
3. Memahami teorema tentang segitiga dan lingkaran dalamnya
4. Memahami tentang teorema lingkaran singgung
5. Memahami tentang teorema segiempat talibusur.
6. Memahami tentang teorema segiempat garis singgung
B. URAIAN MATERI
Diketahui : (M, R)
C
AB garis tengah
CD AB
Buktikanlah CD 2 = AD AB
A B
D M Bukti : Pada ABC C = 90
Maka AD : CD = CD : BD (teorema)
atau CD 2 = AD AB
TEOREMA
Jika dari sebuah titik lingkaran ditarik sebuah tali busur dan
sebuah garis tengah, maka tali busur ini pembanding
tengah antara garis tengah dan proyeksinya pada garis ini.
C
Diketahui : (M, R)
AB garis tengah
A B CD AB
D M
Buktikanlah CD 2 = AD AB (Buktikan
sendiri)
C
B Diketahui : (M, R)
P
A AB dan CD berpotongan di P
M Buktikan : PA X PB = PC X PD
D (Buktikan
Sendiri!)
TEOREMA
Jika dari sebuah titik di luar lingkaran ditarik 2 garis
potong maka perkalian bagian-bagian garis potong yang
pertama = perkalian bagian-bagian garis potong yang
kedua.
Diketahui : (M, R)
B
A P di luar lingkaran
M P Buktikan : PA X PB = PC X PD.
C
D
(Buktikan Sendiri!)
TEOREMA
Jika dari sebuah titik di luar sebuah lingkaran ditarik
sebuah garis potong, maka garis singgung ini menjadi
pembanding tengah antara bagian-bagian tengah garis
potong.
4-66 Geometri
C Diketahui : (M, R)
B P di luar lingkaran
Buktikan : PA 2 = PB PC
P (Buktikan sendiri!)
CATATAN :
1. Ketiga teorema terakhir di atas dapat juga dikatakan sebagai berikut
: hasil perbanyakan jarak-jarak P ke titik potong-titik potong A dan B
dari suatu garis yang berputar pada P dengan sebuah lingkaran,
mempunyai harga konstan.
2. Jika hasil perbanyakan PA x PB diberi tanda positif atau negative,
maka hasil perbanyakan dianggap positif jika P di luar lingkaran, dan
negative jika P di dalam lingkaran.
Hasil perbanyakan tadi ditulis PA PB .
Yang disebut Kuasa (P, L) dari suatu titik P terhadap lingkaran L
ialah hasil perbanyakan PA PB .
A dan B adalah titik potong lingkaran itu dengan sebuah garis yang
melalui P. Kuasa ini positif, jika P di luar lingkaran, nol jika P pada
lingkaran dan negatif jika P terletak di dalam lingkaran.
Geometri 4-67
Bukti :
Kuasa P terhadap (M,r) = PA PB
= ( PA + AC )( PC + CB )
M
r = ( PA + AC ) ( PC AC )
P
B C A = PC 2 AC 2
= PM 2 MC 2 AC 2
= PM 2 ( MC 2 + AC 2 )
= PM 2 AM 2
= PM 2 r 2
LINGKARAN LUAR
abc
R=
4L
LINGKARAN DALAM
Titik pusat lingkaran dalam sebuah kita namakan I dan jari-jari
lingkaran dalam = r.
Diketahui : ABC
L
Buktikan : R = .
s
C
E Bukti : Luas AIB = 1 c x r
c 2
a
D
r I Luas BIC = 1 a x r
2
B +
A F b
Geometri 4-69
Luas CIA = 1 b x r
2
Luas ABC = 1 s x r
2
luas ABC L
Atau r = = =
s s
Lihat gambar
AF = AD (mengapa?)
BF = BE (mengapa?)
CD = CE (mengapa?) +
AF + BF + CD = AD + BE + CE
AF + BF + CD = s atau AB + CD = s, jadi CD = s c.
(buktikan : AF = s a dan BF = s b.
CATATAN :
AIB=180 1 ( A + B ) = A + B + C 1 A 1 B = 1 A + 1 B + C
2 2 2 2 2
atau AIB= ( 1 A + 1 B + 1 C) + 1 C = 90 + 1 C
2 2 2 2 2
Jika dari sebuah ABC diketahui alas c, sudut puncak C, dan jari-jari
lingkaran dalam R, maka dapat kita lukiskan AIB, karena dari
segitiga ini diketahui; alas, sudut puncak dan tingginya (mengapa?).
Setelah AIB dilukiskan, maka melukis ABC mudah sekali.
(Bagaimana?).
4-70 Geometri
LINGKARAN SINGGUNG
Lingkaran singgung suatu segitiga ialah lingkaran yang menyinggung
pada sisi segitiga itu dan pada kepanjangan-kepanjangan kedua sisi
yang lain.
A mempunyai jari-jari ra .
D
B 2. Lingkaran I b yang menyinggung pada AC dan
rc
F mempunyai jari-jari rb .
E rc rc
Ic 3. Lingkaran I c yang menyinggung pada AB dan
Q mempunyai jari-jari r .
c
P
I c ialah titik potong garis bagi luar A dan garis bagi C. Garis bagi
Jadi I c terletak pada T.K. titik yang sama jauh letaknya dari kaki-kaki
TEOREMA
Dalam ABC jari-jari lingkaran-lingkaran singgungnya
ialah :
L L L
ra = , rb = , rc =
sa s b sc
Ib C Ia
L
G Buktikan : rc =
L H sc
A B
E Bukti :
D
rc rc
Ic
Geometri 4-71
Luas AC I c = 1 b x rc
2
Luas CB I c = 1 a x rc +
2
Luas segi 4 CA I c B = 1 (a + b) rc
2
Luas segi 3 AB I c = 1 c x rc -
2
Luas ABC = 1 (a + b - c ) rc
2
= 18 0 - ( 1 B + 1 C) ( 1 A + 1 C).
2 2 2 2
=18 0 - 1 B - 1 C - 1 A - 1 C.
2 2 2 2
=9 0 - 1 C.
2
A I c B dapat dilukiskan jika diketahui rc , c dan C.
4-72 Geometri
Karena dari segi tiga itu sekarang diketahui alas, sudut puncak dan
tingginya.
Jika A I c B telah dilukiskan maka mudah kita memperoleh ABC.
abc r =
L
ra =
L
, rb =
L
, rc =
L
R=
4L s s a s b s c
KESIMPULAN : , ,
AIB = 9 0 + 1 C, AIC = 9 0 + 1 B,
2 2
BIC = 9 0 + 1 A
2
A I c B = 9 0 - 1 C, A I b C = 9 0 - 1 B,
2 2
B I a C = 9 0 - 1 A
2
SEGIEMPAT TALI BUSUR
DEFINISI
Segiempat tali busur ialah sebuah segiempat yang
keempat titik sudutnya terletak pada lingkaran.
C = 1 BAD
A 2 +
D A + C = 1 ( BCD + BAD)
2
Atau
A + C = 1 keliling linkaran =
2
18 0
AKIBAT : Sudut luar sebuah sudut pada segiempat tali busur = sudut
dalam berhadapan (mengapa?) . A = C1 .
B
C
Diketahui : B + D = 18 0
A Buktikan : A, B, C, dan D terletak pada satu
lingkaran.
D
Bukti :
Melalui A, B, dan C senantiasa dapat
digambarkan sebuah lingkaran.
Kita umpamakan bahwa titik D tidak terletak pada lingkaran ini, maka
lingkaran ini memotong garis AD di P.
Akan tetapi tentu B + P = 18 0 . Sedangkan diketahui bahwa B
+ D = 18 0
4-74 Geometri
TEOREMA PTOLEMEUS
D
Diketahui : ABCD segiempat tali busur.
3 1
A 2
Buktikan : AC x BD = AB x DC + BC x AD
E C
Bukti : Kita lukiskan CDE = ADB.
Maka DEC ~ DAB,
(d 2 b 2 ) y = b( ab + dc )
b ( ab + dc )
atau y =
d 2 b2
b ( ad + bc )
Dengan cara yang sama x =
d 2 b2
Soal :
Dari sebuah segiempat tali busur sisi-sisinya ialah AB = 52, BC = 25,
CD = 39 dan AD = 60. Hitunglah BE dan CE.
4-76 Geometri
( ac + bd ) ( ad + bc ) ( ac + bd ) ( ad + bc )
AC 2 = atau AC =
ab + dc ( ab + dc )
Soal :
Hitunglah diagonal-diagonal sebuah segiempat tali busur ABCD jika
AB = 16, BC = 25, CD = 33, dan AD = 60.
d. Untuk menghitung jari-jari lingkaran luar sebuah segiempat tali busur,
kita bekerja sebagai berikut. Hitunglah sebuah diagonal ump. AC.
Hitunglah sekarang jari-jari lingkaran luar ADC dengan pertolongan
abc
rumus R = . Ini juga jari-jari lingkaran luar segiempat tali busur itu.
4L
e. Bila kita harus membuktikan suatu segiempat adalah segiempat tali
busur, perhatikan gambar-gambar di bawah ini; segiempat ABCD
B C
adalah segiempat
B C . tali busur, jika memenuhi
C
1
salah satu : .
B
.
A . D D A D
A
A + C = 18 0
A = C1 A = C
Geometri 4-77
B
B
C
B q A
r q
A C
p s
p r C
A D D s
D
B = D = 9 0
pxq=rx pq = rs
B
Diketahui : ABCD segiempat garis
singgung.
F Buktikan : AB + CD = AD + BC.
C
E
G
H D
A
4-78 Geometri
C. LATIHAN
1. Jika p dan q ruas garis yang diketahui dan
x+y=p
xy = q2
Lukislah x dan y.
2. Jika p dan q ruas garis yang diketahui dan
xy=p
xy = q2
lukislah x dan y.
5.
D
A
10 cm AD =
7 cm
C
B 12 cm
D. LEMBAR KEGIATAN
3.Prasyarat
Peserta pelatihan telah menguasai tentang sifat sederhana pada
lingkaran,garis singgung pada lingkaran, sudut pusat, sudut keliling.
4-80 Geometri
4.Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Menggali pengetahuan prasyarat peserta pelatihan yang berhubungan
dengan sifat sederhana pada lingkaran,garis singgung pada lingkaran,
sudut pusat, sudut keliling.
Kegiatan Inti
Menjelaskan tentang teorema perbandingan seharga garis-garis
dalam lingkaran.
Menjelaskan tentang teorema segitiga dan lingkaran luarnya.
Menjelaskan tentang teorema lingkaran dalam segitiga.
Menjelaskan tentang teorema lingkaran singgung
Menjelaskan tentang teorema segiempat talibusur
Menjelaskan tentang teorema segiempat garissinggung
Diskusi kelas.
Kegiatan Akhir
Kesimpulan
Penilaian
Penguatan dalam bentuk pemberian tugas secara individu.
5. Hasil
Peserta pelatihan memahami teorema. perbandingan seharga garis-
garis dalam lingkaran.
Peserta pelatihan memahami tentang teorema segitiga dan lingkaran
Geometri 4-81
Luarnya.
Peserta pelatihan memahami tentang teorema lingkaran dalam
segitiga
Peserta pelatihan memahami tentang teorema lingkaran singgung
Peserta pelatihan memahami tentang teorema segiempat talibusur.
Peserta pelatihan memahami tentang teorema segiempat
garissinggung
E. Rangkuman
* Yang disebut Kuasa (P, L) dari suatu titik P terhadap lingkaran L
ialah hasil perbanyakan PA PB .
* Teorema Ptelemeus :
Dalam segiempat tali busur perkalian diagonal-diagonalnya sama
dengan junlah perkalian sisi-sisi yang berhadapan
* Teorema pada segi empat garis singgung:
Jumlah dua buah sisi yang berhadapan sebuah segiempat garis
singgung sama dengan kedua sisi yang lain.
F. Tes Formatif
2. Dari P diluar lingkaran M ditarik dua garis potong PAB dan PCD. PA =
3,AB = 29. PC dan CD berbanding sebagai 1 dan 5.Panjang PC dan PD
=
a. 4 dan 24
b. 8 dan 24
c. 4 dan 20
d. Semua jawaban salah
3.Dalam sebuah segitiga yang mempunyai besar dua sudutnya adalah 750
dan 400, digambarkan lingkaran yng menyinggung sisi segitiga tsb., di
D,E,dan F. Besar sudut-sudut DEF adalah :
a. 50,50, 770, dan 52,50
b. 57,50, 700, dan 52,50
c. 57,50, 710, dan 51,50
d. Semua jawaban salah
c. 415
d. 4 2/3 15
6.Lingkaran dengan jari-jari R dan garis tengah AB, dibuat ABC siku-
siku dan ABD siku-siku dengan salah satu sudut lancipnya 300 . C dan
D terletak pada pihak yang sama terhadap AB. Panjang CD dinyatakan
dengan R adalah :
a. R (6 - 2)
b. R
c. R 6
d. R 2
7.Trapesium ABCD merupakan segiempat garis singgung dan segiempat
talibusur. AB = 28 dan CD = 8. Panjang diagonal AC =
a. 137
b. 2 137
c. 137
d. Semua jawaban salah
KEGIATAN BELAJAR 1
I. 1.a
2.b
3.a
4.c
5.d
6.d
7.d
8.a
II 1.Menggunakan teorema : pada segitiga siku maka panjang garis berat
kesisi miring = panjang sisi miring ( bobot 3)
2.Menggunakan sifat persegi panjang ( bobot 1)
Menggunakan kongruensi (bobot 2)
Geometri 4-85
3.Buat garis pertolongan dengan cara : buat sudut 600 dari BC.(bobot
1)
Lihat keistimewaan y ang terjadi (bobot 1)
Gunakan kongruensi (bobot 2)
KEGIATAN BELAJAR 2
I 1.d
2.c
3.c
4.d
5.b
6.a
7.a
8.d
KEGIATAN BELAJAR 3
I 1.a
2.b
3.c
4.c
5.a
6.c
4-86 Geometri
7.c
8.a
I 1.d
2.d
3.b
4.a
5.a
6.a
7.a
8.a
I 1.c
2.c
3.b
4.c
5.d
6.a
7.b
8.a
A
Aksioma : pernyataanyang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.
Apotema : ruas garis yang ditarik dari pusat lingkaran tali busur.
B
Bangun- bangun kongruen : bangun-bangun yang sama dan sebangun
C
Ceva : (teorema)
4-88 Geometri
D
Diameter: garis tengah
G
Garis bagi sudut : T.K titik yang berjarak sama kekaki-kaki sudut tsb.
H
Hipotenusa : sisi miring suatu segitiga siku-siku
K
Kolinear : 3 titik kolinear berarti 3 titik tsb. terletak pada sebuh garis
M
Menelaos ; (teorema)
P
Parallelogram : jajargenjang
Postulat : pernyataan yng harus kita anggap atau terima sebagai kebenaran
agar
Kita bisa mereduksi pernyataan yang lain
Pythagoras: (teorema)
Ptelemeus : (teorema)
Proyeksi : (teorema)
R
Rectangle : persegipanjang
Rhombus : belahketupat
S
Geometri 4-89
Square : persegi
Stewart : (teorema)
T
Tranversal: Suatu garis yang memotong sebuah bangun
Daftar Pustaka
PEMBELAJARAN INOVATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Materi atau ruang lingkup buku ajar ini meliputi pemahaman tentang
konsep pembelajaran, konsep model pembelajaran, berbagai ragam
model-model pembelajaran yang inovatif, serta bagaimana aplikasi model
pembelajaran dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
keterampilan dasar mengajar, serta praktik model pembelajaran di kelas
dalam mata pelajaran matematika SMP.
B. Prasyarat
Kompetensi awal yang dipersyaratkan bagi guru untuk mempelajari
Buku Ajar ini adalah sebagai berikut. (1) Penguasaan materi pelajaran
SMP pada mata pelajaran matematika. (2) Menguasai delapan
keterampilan dasar mengajar. (3) Mampu menyusun RPP yang sesuai
dengan tuntutan KTSP. (4) Memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan melakukan praktik model pembelajaran yang
inovatif..
C. Petunjuk Belajar
Guru pemakai Buku Ajar ini diharapkan melakukan langkah-langkah
belajar sebagai berikut.
(1) Membaca dengan cermat isi Buku Ajar ini.
(2) Mendengarkan dengan seksama penjelasan Tutor.
(3) Bertanya kepada Tutor jika belum jelas.
(4) Memilih salah satu model pembelajaran yang siap untuk dipraktikkan.
(5) Membuat RPP yang mencerminkan penerapan suatu model pembel-
ajaran tertentu yang telah dipilih.
6-2 Pembelajaran Inovatif
1. Kompetensi
a. Menjelaskan berbagai ragam model pembelajaran yang inovatif.
b. Membuat RPP yang mencerminkan penerapan suatu model pembel-
ajaran yang inovatif.
c. Melaksanakan kegiatan Peer Teaching dengan menerapkan salah satu
model pembelajaran yang dipilih dan yang sesuai pula dengan RPP
yang telah dibuat sebelumnya, didukung oleh keterampilan dalam
mengajar.
2. Indikator
a. Guru peserta PLPG dapat menjelaskan berbagai ragam model pembel-
ajaran yang inovatif.
b. Guru peserta PLPG dapat membuat RPP yang mencerminkan pene-
rapan suatu model pembelajaran yang inovatif.
c. Guru peserta PLPG dapat melaksanakan kegiatan Peer Teaching yang
menerapkan salah satu model pembelajaran yang dipilih dan yang
sesuai pula dengan RPP yang telah dibuat, didukung oleh keterampilan
guru dalam mengajar.
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1
B. Uraian Materi
B.1 Pendahuluan
Pemilihan model pembelajaran menyangkut strategi, metode, juga
pendekatan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan
pembelajaran agar kompetensi dasar dapat tercapai. Strategi
pembelajaran yang dipilih saat ini adalah strategi yang membuat siswa
6-4 Pembelajaran Inovatif
ini dikenalkan pertama kali oleh Ann Brown di tahun 1982. Prinsipnya
hampir sama dengan tutor sebaya. Dalam hal ini, siswa menyampaikan
materi seperti kalau guru mengajarkan materi tersebut. Variasinya:
Guru mengajukan/memancing dengan suatu pertanyaan, kemudian ada
siswa yang menjawab dan menjelaskan jawaban dari pertanyaan guru
dari tempat duduknya. Jadi, penerapan Reciprocal Teaching dikemas
dalam metode tanya-jawab terarah.
Karakteristik RME:
Catatan:
1. Nilai rata-rata harian dari siswa. Nilai ini sebagai acuan untuk
membentuk ke-lompok siswa yang heterogen dan skor rata-rata
suatu kelompok (jumlah nilai rata-rata siswa dalam suatu
kelompok dibagi dengan banyaknya siswa dalam kelompok
tersebut).
2. Guru membentuk kelompok siswa yang heterogen tanpa
membedakan kecerdasan, suku/bangsa, maupun agama. Jadi,
dalam setiap kelompok sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang
atau lemah, dan masing-masing siswa sebaiknya merasa cocok
satu sama lain. Setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 5 siswa.
3. Guru mempersiapkan LKS (Lembar Kegiatan Siswa). LKS itu
untuk belajar dan bukan untuk sekedar diisi dan dikumpulkan.
6-20 Pembelajaran Inovatif
Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VII/1
Standar Kompetensi : 6. Sesuaikan dengan KTSP butir 6.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Siswa (Peserta didik) dapat .......................
2) Siswa (Peserta didik) dapat ........................
E. SUMBER BELAJAR/MEDIA
1. ..
2. ..
3. ..
F. PENILAIAN
1. Teknik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian (misalnya)
3. Soal Instrumen : ..
..
..
Kunci:
..
..
Pedoman Penskoran:
..
..
..
Semarang, ...................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
struktur Pelatihan
a. Peer Teaching
1. Kompetensi Pendidik
Sebagaimana diatur dalam PP Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 dalam BAB VI, pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Yang dimaksud pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain
sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar
bagi peserta didik. Peserta didik, adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini, meliputi (1) kompetensi
pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan
(4) kompetensi sosial.
1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
6-32 Pembelajaran Inovatif
2. Peer Teaching
Peer Teaching adalah kegiatan praktik mengajar di depan
teman-temannya sendiri. Teman-temannya ini bertindak sebagai siswa.
Agar pelaksanaan Peer Teaching berjalan secara efektif, maka guru
praktikan maupun siswanya harus bersikap dan berperan secara serius
dan profesional.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain:
1) Tutor menunjuk salah satu peserta pelatihan sebagai guru praktikan.
2) Guru praktikan membuat RPP lengkap dan berkonsultasi dengan
tutor pelatihan.
3) Melaksanakan kegiatan Peer Teaching dengan alokasi waktu sekitar
40 menit. Tunjukkan secara eksplisit tindakan kegiatan
pembelajaran yang mencerminkan Model Pembelajaran yang dipilih.
Juga pemanfaatan Media Pembelajaran yang dipilih.
4) Melaksanakan kegiatan refleksi tentang kegiatan peer teaching yang
baru saja dilaksanakan.
Catatan:
Kembangkan pula keterampilan saudara dalam mengajar seperti:
1) keterampilan bertanya;
2) keterampilan memberi penguatan;
Pembelajaran Inovatif 6-33
C. Latihan
1. Apa syaratnya agar suatu kegiatan pembelajaran di kelas dapat disebut
sebagai model pembelajaran?
2. Jelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem
Posing tipe Within Solution Posing!
3. Jelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe STAD!
4. Jelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran Quantum
Teaching!
5. Jelaskan kelemahan-kelemahan model pembelajaran Tutor Sebaya
dalam Kelompok Kecil.
6. Ada 7 langkah/komponen yang perlu ditempuh guru dalam menerapkan
CTL. Jelaskan!
7. Jelaskan, kapan sebuah soal dapat dijadikan sebagai sarana dalam
Model Pembelajaran Problem Solving!
8. Buatlah sebuah RPP lengkap, yang didalamnya memuat penerapan
suatu model pembelajaran tertentu dan pemanfaatan media
pembelajaran tertentu pula secara eksplisit.
6-34 Pembelajaran Inovatif
RME (Realistik .. ..
Mathematics .. ..
Education) .. ..
9) Model Pembelajaran .. ..
Kooperatif .. ..
(Cooperative .. ..
Learning).
E. Rangkuman
1. Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa (peserta didik)
yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa
serta antara siswa dengan siswa.
2. Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran jika:
(1) ada kajian ilmiah dari penemu atau ahlinya, (2) ada tujuan yang ingin
dicapai, (3) ada tingkah laku yang spesifik, dan (4) ada lingkungan yang
perlu diciptakan agar tindakan/kegiatan pembelajaran tersebut dapat
berlangsung secara efektif.
3. Model-model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan di SMP
antara lain adalah sebagai berikut.
1) Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing).
2) Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning - CTL).
3) Model Pembelajaran Pakem.
4) Model Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching).
5) Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching).
6-36 Pembelajaran Inovatif
B. Uraian Materi
a. Pendahuluan
Penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif, misalnya
model pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw, akan sangat
efektif jika seorang guru terampil mengajar di depan kelas. Keterampilan
mengajar ini perlu didukung oleh pengetahuan guru tentang delapan
keterampilan dasar mengajar.
Bagaimana guru dapat menerapkan suatu model pembelajaran
inovatif secara baik, jika guru kurang terampil dalam membuka
pelajaran, guru kurang terampil dalam menjelaskan materi, guru kurang
6-42 Pembelajaran Inovatif
1. Keterampilan bertanya
Pertanyaan guru kepada siswa memiliki banyak tujuan. Tujuan
tersebut di anta-ranya adalah sebagai berikut:
a. untuk memusatkan perhatian siswa;
b. untuk mendiagnosis kesulitan siswa;
c. untuk mengembangkan pembelajaran aktif;
d. untuk mengukur hasil belajar siswa.
Pembelajaran Inovatif 6-43
4. Keterampilan menjelaskan
Penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang
diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menolong
Pembelajaran Inovatif 6-45
Model B
1) Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja dalam
kelompok.
6-50 Pembelajaran Inovatif
Model C
1) Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja dalam
kelompok untuk merundingkan cara penyelesaian tugas.
3) Kelompok dibubarkan dan siswa meneruskan tugas secara
perorangan.
4) Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan
pertemuan secara klasikal kembali, guru menyuruh siswa untuk
melaporkan hasil kerjanya.
5) Guru meluruskannya jika ada hasil yang kurang tepat.
Model D
1) Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.
2) Siswa bekerja secara perorangan untuk menyelesaikan tugas guru
tersebut.
3) Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan
pertemuan secara klasikal kembali, guru menyuruh siswa untuk
melaporkan hasil kerjanya.
4) Guru meluruskannya jika ada hasil yang kurang tepat.
Pembelajaran Inovatif 6-51
C. Latihan:
1. Sebutkan 8 keterampilan dasar mengajar yang perlu diketahui guru!
2. Jika guru mengajukan pertanyaan, apa saja yang sebaiknya perlu
dihindari guru?
3. Apakah manfaat guru memberikan penguatan kepada siswa?
4. Jelaskan apa saja yang saudara ketahui tentang variasi dalam gaya
mengajar!
5. Apa manfaatnya jika guru terampil menjelaskan?
6. Apa yang harus dilakukan guru pada saat menutup pelajaran?
7. Sebutkan kelemahannya jika guru melaksanakan pembelajaran dengan
melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil!
Mengadakan Variasi. .. ..
.. ..
.. ..
4) Keterampilan .. ..
Menjelaskan. .. ..
.. ..
.. ..
5) Keterampilan .. ..
Membuka dan .. ..
Menutup Pelajaran. .. ..
.. ..
.. ..
6) Keterampilan .. ..
Memimpin Diskusi .. ..
dalam Kelompok .. ..
Kecil. .. ..
.. ..
.. ..
7) Keterampilan .. ..
Mengelola Kelas. .. ..
.. ..
.. ..
8) Keterampilan
Kelompok Kecil dan
Perorangan.
Pembelajaran Inovatif 6-53
E. Rangkuman
1. Penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif, misalnya model
pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw, akan sangat efektif jika
seorang guru terampil mengajar di depan kelas. Keterampilan mengajar
ini perlu didukung oleh pengetahuan guru tentang delapan keterampilan
dasar mengajar.
2. Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai guru.
Kedelapan keterampilan dasar tersebut adalah sebagai berikut.
1) Keterampilan bertanya.
2) Keterampilan memberi penguatan.
3) Keterampilan mengadakan variasi.
4) Keterampilan menjelaskan.
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
6) Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil.
7) Keterampilan mengelola kelas.
8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
F.Tes Formatif II
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan salah satu
jawab yang benar.
1. Tujuan pertanyaan guru antara lain:
a. untuk memusatkan perhatian siswa;
b. untuk mendiagnosis kesulitan siswa;
c. untuk mengembangkan pembelajaran aktif;
d. untuk mengukur hasil belajar siswa.
Yang benar adalah
A. hanya a dan b C. hanya a, b, dan c
B. hanya b dan d D. semua benar
6-54 Pembelajaran Inovatif
Tes Formatif I
Kunci Tes Model-Model Pembelajaran SMP:
I. Pilihan Ganda
1. C 6. B
2. D 7. A
3. B 8. C
4. C 9. A
5. D 10. D
II. Uraian
1. Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa (peserta didik)
yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa.
2. Suatu tindakan pembelajaran akan disebut sebagai model pembelajaran
jika memiliki 4 ciri. Keempat ciri tersebut adalah (1) ada rasional teoretik
yang logis atau kajian ilmiah yang disusun oleh penemunya atau ahlinya,
(2) ada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui tindakan
pembelajaran tersebut, (3) ada tingkah laku mengajar-belajar yang khas
yang diperlukan oleh guru dan peserta didik, dan (4) diperlukan lingkungan
belajar yang spesifik, agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai.
3. Tujuh komponen yang perlu ditempuh guru dalam menerapkan CTL:
1) kembangkan pemikiran, bahwa anak perlu mengkonstruksi sendiri
pengeta-huannya (belajar secara mandiri)-konstruktivisme;
2) lakukan kegiatan inkuari untuk semua topik;
3) ungkap rasa ingin tahu siswa dengan bertanya;
4) ciptakan masyarakat belajar (misalnya, melalui belajar kelompok);
5) hadirkan model untuk contoh pembelajaran;
Pembelajaran Inovatif 6-57
Tes Formatif II
Kunci Tes Delapan Keterampilan Dasar Mengajar:
I. Pilihan Ganda
1. D 6. C
2. A 7. D
3. A 8. D
4. C 9. C
5. B 10. B
II. Uraian
1. Yang sebaiknya perlu dihindari guru adalah sebagai berikut.
a. Guru sering mengulangi pertanyaannya sendiri.
b. Guru mengulangi jawaban siswa.
c. Guru mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
d. Guru membuat pertanyaan ganda.
e. Guru menentukan siswa terlebih dahulu, sebelum mengajukan
pertanyaan.
2. Ada 3 jenis variasi mengajar, yaitu:
a. variasi dalam gaya mengajar;
Pembelajaran Inovatif 6-59
MEDIA PEMBELAJARAN
BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
komunikasi. Dalam proses komunikasi, kehadiran media sangatlah
penting agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
diterima oleh komunikan secara efektif. Demikian juga dalam
pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien maka diperlukan media pembelajaran yang memudahkan siswa
belajar. Apalagi pada pembelajaran matematika yang memiliki tingkat
kesulitan dan keabstrakan konsep yang lebih tinggi dibanding dengan mata
pelajaran yang lain.
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat akhir-
akhir ini dengan segala fasilitasnya. Para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, seperti OHP, komputer, dll.
Pemanfaatan media atau bahkan multimedia disamping dapat
meminimalkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh seorang guru
dapat juga membantu abstraksi siswa.
Masalah penggunaan media pembelajaran di sekolah masih sering
diabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara
lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari
media yang tepat, tidak tersedia biaya. Hal ini sebenarnya tidak perlu
terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya bayak sekali
jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan, dimanfaatkan sesuai
dengan kondisi, waktu, biaya maupun tujuan yang akan dicapai.
7-2 Media Pembelajaran
C. MEDIA PEMBELAJARAN
Media diartikan sebagai segala sesuatu yang
dimanfaatkan untuk proses komunikasi dengan siswa agar siswa
belajar. Komunikasi dan siswa yang belajar
(leaners) merupakan dua aspek yang pokok. Segala sesuiatu yang
dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses-proses belajar dapat
dikategorikan sebagai media (Priyono,
2002:3). Darhim mengatakan bahwa alat peraga
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi tertuang
dalam GBPP bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
Anderson berpendapat bahwa alat peraga sebagai
media atau pelengkap yang
digunakan untuk membantu guru mengajar, sementara Briggs
mengatakan bahwa mendia pengajaran meliputi objek (benda
nyata), model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran
terprogram, televisi, dan slide (Sugiarto dan Hidayah. 2005).
Media/alat peraga pembelajaran adalah alat-alat yang
Media Pembelajaran 7-7
Se
makin banyak indera yang dimanfaatkan oleh siswa, semakin baik
retensi (daya ingat) siswa sebagai kerucut pengalaman Dale berikut
(Fajar, 2002:75) berikut.
Kerucut Pengalam
Belajar
10%
20% Modus
30% Verbal
40% Visual
70% Berbuat
90%
7-10 Media Pembelajaran
alat peraga, yakni (a) tahan lama, (b) bentuk dan warna menarik, (c)
dapat menyajikan dan memperjelas konsep, (d) ukuran sesuai
dengan kondisi fisik siswa, (e) visible, (f) tidak membahayakan siswa,
(g) mudah disimpan saat tidak digunakan, (h) perlunya unsur
interaktif agar pembelajaran menjadi bermakna.
1. Media Visual
Media visual merupakan media yang hanya bisa dilihat. Jenis
media ini banyak digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran. Media ini terdiri atas a. Media visual yang
diproyeksikan
1) Gambar fotografik
Gambar fotografik termasuk gambar diam. Keuntungan
media diam ini adalah: dapat merealisasikan ide/ gagasan
yang bersifat abstrak; banyak tersedia di buku, majalah,
surat kabar, kalender (mudah didapat); mudah digunakan,
tidak memerlukan peralatan lain; ekonomis, tidak banyak
mengeluarkan biaya; dapat digunakan dalam berbagai
materi dan tahap pembelajaran. Sedangkan keterbatasan
media ini adalah: kurang bisa mengatasi keterbatasan
Media Pembelajaran 7-15
2) Grafis
Media ini merupakan media dua dimensi yang unsure-
unsurnya adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat
digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan
melalui kata-kata, angka, dan symbol. Jenis media grafis ini
adalah:
a) Grafik. Grafik merupakan gambar sederhana untuk
menggambarkan data kuantitatif yang akurat dan mudah
dimengerti. Jenis grafik: grafik batang, lingkaran, garis dll.
b) Bagan (chart). Bagan biasanya dirancang untuk
menggambarkan atau menunjukkan suatu ide, gagasan
melalui symbol, gambar, garis dan kata-kata yang
singkat. Fungsinya untuk menunjukkan hubungan,
perbandingan, perkembangan, klasifikasi, dan organisasi.
Jenis bagan ini: pohon, bagan organisasi, dll.
c) Diagram. Menunjukkan gambaran sederhana untuk
memperlihatkan tata kerja.
d) Poster. Merupakan kombinasi gambar dan tulisan.
Poster dapat digunakan sebagai pemberitahuan,
peringatan, menggugah selera, motivasi.
e) Kartun. Merupakan gambar dalam bentuk lukisan
atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi
untuk membentuk opini siswa. Bentuknya bisa tunggal
atau berseri.
7-16 Media Pembelajaran
Media ini merupakan media riil dalam bentuk model. Media ini
berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Contoh:
tumbuhan, binatang, benda-benda lain yang bisa dibawa ke kelas.
Model merupakan tiruan benda asli yang terlalu keci atau terlalu
besar, terlalu rumit, berbahaya untuk dibawa ke kelas.
2. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan yang hanya
dapat didengar. Media ini merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemamuan siswa untuk mempelajari bahan ajar.
Jenis media ini: CD audio, program radio.
3. Media Audiovisual
Media ini merupakan kombinasi atara media audio dan medio visual.
Contoh media ini adalah: video, tv pendidikan, program slide suara,
CD interaktif.
Contoh Media Visual
OHT (overhead transparansi) atau power point tentang bangun
datar (sumber hasil karya mahasiswa):
Media Pembelajaran 7-17
7-18 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran 7-19
7-20 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran 7-21
7-22 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran 7-23
7-24 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran 7-25
Daftar Pustaka
PENILAIAN PEMBELAJARAN
BAB I PENDAHULUAN
Deskripsi
Materi atau ruang lingkup buku ajar ini meliputi pemahaman
tentang pengertian pengukuran, penilaian, evaluasi, tujuan dan manfaat
penilaian, karakteristik pelajaran matematika dan peserta didik yang
belajar matematika, ranah penilaian mata pelajaran matematika, standar
penilaian pendidikan, pengembangan tes hasil belajar, penskoran tes hasil
belajar, serta praktik mengimplementasikan dalam pembuatan RPP untuk
pelaksanaan peer teaching dalam pembelajaran di kelas dalam mata
pelajaran matematika SMP.
Prasyarat
Kompetensi awal yang dipersyaratkan bagi guru untuk mempelajari
Buku Ajar ini adalah sebagai berikut.
(1) Penguasaan materi pelajaran SMP pada mata pelajaran matematika.
(2) Menguasai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran matematika.
(3) Mampu menyusun RPP yang sesuai dengan tuntutan KTSP.
(4) Memiliki komitmen untuk melakukan praktik membuat ranah penilaian
yang variatif berdasarkan teori penilaian.
Petunjuk Belajar
Guru pemakai Buku Ajar ini diharapkan melakukan langkah-langkah
belajar sebagai berikut.
(1) Membaca dengan cermat isi Buku Ajar ini.
(2) Mendengarkan dengan seksama penjelasan Tutor.
(3) Membuat berbagai ranah penilaian yang siap untuk dipraktikkan.
(4) Membuat RPP yang mencerminkan penerapan suatu model pembel-
ajaran tertentu yang telah dipilih dengan melengkapi membuat
evaluasinya.
8-2 Penilaian pembelajaran
2. Indikator
a. Peserta pelatihan dapat menjelaskan pengertian pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.
b. Peserta pelatihan dapat menjelaskan tujuan dan manfaat penilaian.
c. Peserta pelatihan dapat menjelaskan karakteristik pelajaran
matematika.
d. Peserta pelatihan dapat menjelaskan karakteristik peserta didik
yang belajar matematika.
e. Peserta pelatihan dapat menjelaskan perubahan ranah penilaian
matematika di SMP.
f. Peserta pelatihan dapat menjelaskan standar penilaian pendidikan.
g. Peserta pelatihan dapat dapat melaksanakan kegiatan diskusi
kelas untuk membuat soal-soal yang meliputi 3 ranah penilaian dan
dipresentasikan, serta ditanggapi oleh peserta.
h. Peserta pelatihan dapat mengembangan Tes Hasil Belajar.
Penilaian pembelajaran 8-3
2. Indikator:
a. Peserta pelatihan dapat menjelaskan pengertian pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.
b. Peserta pelatihan dapat menjelaskan tujuan dan manfaat penilaian.
c. Peserta pelatihan dapat menjelaskan karakteristik pelajaran
matematika.
d. Peserta pelatihan dapat menjelaskan karakteristik peserta didik
yang belajar matematika.
e. Peserta pelatihan dapat menjelaskan perubahan ranah penilaian
matematika di SMP.
f. Peserta pelatihan dapat menjelaskan standar penilaian pendidikan.
g. Peserta pelatihan dapat melaksanakan kegiatan diskusi kelas untuk
membuat soal-soal yang meliputi 3 ranah penilaian dan
dipresentasikan, serta ditanggapi oleh peserta.
B. Uraian Materi
B.1 Pendahuluan
Dalam upaya meningkatkann mutu pendidikan dan mencapai
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sesuai dengan stndar
kompetensi yang ditetapkan secara nasional, perlu dilaksanakan sistem
Penilaian pembelajaran 8-5
4. Pengukur Keberhasilan
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu program berhasil diterapkan, karena keberhasilan program
ditentukan oleh banyak faktor yang antara lain adalah guru.
Kegunaan/manfaat penilaian adalah pengambilan keputusan
dan untuk pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah
dilakukan. Pertanggungjawaban diperlukan terutama jika
program/kegiatan yang telah dilakukan itu disponsori oleh pihak lain di
luar pelaksana. Sedangkan pengambilan keputusan berdasarkan hasil
penilaian diperlukan untuk pengendalian kegiatan jika program masih
berlangsung, atau untuk penyempurnaan siklus berikutnya jika
program tersebut berulang sebagai suatu sistem.
B.8.1 Pengertian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
kinerja.
B. 10 Contoh-contoh
B.10. 1 Soal bernuansa Pemahaman Konsep:
1) Siswa Kelas VII SMP sudah diterangkan konsep pecahan, kemudian
diberi soal:
1 1
Hitunglah: 1 = .
3 4
2) Siswa Kelas VIII sudah diterangkan tentang pokok bahasan Sistem
Persamaan Linier dengan 3 Variabel, kemudian diberi soal:
Tentukan nilai x, y dan z dari sistem persamaan berikut dengan
cara substitusi atau eliminasi.
x + y = 8, x + z = 6, dan y + z = 4.
3) Siswa kelas IX sudah diterangkan tentang Deret, kemudian siswa
diberi soal:
Diketahui Deret Aritmetika 1 + 2 + 3 + . . .
Tentukan jumlah 100 suku yang pertama.
1 1 1
4) Jika n = (1 + 2 ) maka hitunglah n + = .....
2 2 4
1 1 1 1 m q
5) Jika m = 1 , q = 2 , n = , dan k = , maka + is ..
2 3 2 3 n k
2 3
3 4
Penilaian pembelajaran 8-21
x+y = 8,6
x+z = 7,2
y+z = 5,4
8-22 Penilaian pembelajaran
-------------------------- +
2x + 2y + 2z = 21,2 10,6
2( x + y + z) = 21,2
x + y + z = 10,6
Jadi, berat barang I, barang II, dan barang III sekaligus = 10,6 kg.
Contoh lain:
Perhatikan gambar di bawah ini:
Penilaian pembelajaran 8-23
C. Latihan
1. Buatlah 5 butir soal matematika kelas VII semester 1 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Pemahaman Konsep!
2. Buatlah 5 butir soal matematika kelas VII semester 1 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Penalaran dan Komunikasi!
3. Buatlah 5 butir soal matematika kelas VII semester 1 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Pemecahan Masalah!
4. Buatlah 5 butir soal matematika kelas VIII semester 2 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Pemahaman Konsep!
5. Buatlah 5 butir soal matematika kelas VIII semester 2 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Penalaran dan Komunikasi!
6. Buatlah 5 butir soal matematika kelas VIII semester 2 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Pemecahan Masalah!
7. Buatlah 5 butir soal matematika kelas IX semester 1 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Pemahaman Konsep!
8. Buatlah 5 butir soal matematika kelas IX semester 1 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Penalaran dan Komunikasi!
9. Buatlah 5 butir soal matematika kelas IX semester 1 SMP untuk
mengukur Ranah Penilaian Bidang Pemecahan Masalah!
8-24 Penilaian pembelajaran
Kelas VII
Bil. Bulat, pecahan, akar, bentuk aljabar dan aritmetika sosial, dan
geometri.
Pemahaman Konsep.
1. Hitunglah:
a. 5 + (2) = ..
b. 6 (2) = ..
2. Hitunglah:
2 1
a. + = .
3 4
2 1
b. =
3 4
3. Sederhanakanlah 3 5 + 2 7 2 5 + 6 7 = ..
c. Nilai 8,24242424 =
c
d. Jika c dan d adalah 2 bilangan yang berbeda, carilah dari
d
c + 10d c
+ = 2.
d + 10c d
2 3
3. Jika = a + b 6 , hitunglah a + b.
2+ 3
1. Hitunglah: 1 + 2 + 3 + 4 + + 200.
5 702 5 700 + 72
3. Hitunglah
5 700 + 3
37 1
4. Jika = 2+ , tentukan nilai x + y + z .
13 1
x+
1
y+
z
1 1 4
5. Misalkan m dan n bilangan bulat positif yang memenuhi + = .
m n 7
Berapakah nilai m 2 + n 2 ?
E. Rangkuman
8-26 Penilaian pembelajaran
F. Tes Formatif 1
I. Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan salah satu
jawab yang benar.
2. Indikator:
a. Peserta pelatihan dapat mengembangan Tes Hasil Belajar.
b. Peserta pelatihan dapat menentuan Skor Tes.
c. Peserta pelatihan dapat melengkapi RPP yang telah dibuat dengan
tiga jenis ranah penilaian dan kunci serta penskorannya, untuk
mempersiapkan peer teaching.
B. Uraian Materi
B.1 Pendahuluan
Beragam teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang
berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Penilaian
kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Melalui
indikator-indikator tersebut dapat ditentukan bentuk penilaian yang
sesuai dilakukan. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
sekarang disebut KTSP, telah dimasukkan tujuan proses dalam
pembelajaran, untuk itu diperlukan suatu penilaian yang dapat
digunakan untuk mengukur tujuan tersebut. Sistem penilaian yang
digunakan disebut dengan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yang
dilaksanakan secara terpadu dalam pembelajaran dan dilakukan
dalam bentuk-bentuk (1) unjuk kerja (performance), (2) produk, (3)
proyek dan investigasi (penyelidikan), (4) pengumpulan kerja peserta
didik (portofolio), (5) sikap, dan (6) tes tertulis (paper and pencil test).
Dengan demikian, jenis-jenis penilaian kompetensi peserta didik untuk
mata pelajaran matematika meliputi penilaian tertulis, penilaian unjuk
kerja, produk, proyek, portofolio, sikap dan penilaian diri. Adapun untuk
mata pelajaran matematika, penilaian diarahkan untuk mengukur
pemahaman konsep, prosedur, komunikasi, penalaran, dan
pemecahan masalah.
Penilaian pembelajaran 8-33
4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
5. Obyektif
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian
harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor.
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan
kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan
berkembang secara optimal.
7. Adil
Penilaian harus adil terhadap semua peserta didik dengan tidak
membedakan latar belakang sosia, ekonomi, budaya, dan gender.
Pendidik dalam membuat keputusan tentang penguasaan
kemampuan peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja
yang dikumpulkan dan perubahan tingkah laku.
8. Berorientasi pada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud
dalam kurikulum.
9. Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan
terbuka bagi semua pihak.
10. Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti dan bisa
ditindaklanjuti oleh semua pihak.
b. Teknik Penilaian
Penilaian kemampuan kinerja dengan cara yang paling
sederhana yaitu sebagai berikut.
1. Daftar cek (Checklist)
Pada penilaian ini peserta didik mendapat nilai apabila kriteria
penguasaan kemampuan dapat diamati oleh penilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya bisa memilih dua pilihan, yaitu
teramati atau tidak teramati, jika tidak dapat diamati maka peserta
didik tidak memperoleh nilai (tidak ada nilai tengah).
2. Skala Rentang (Rating Scale)
Pada penilaian ini memungkinkan penilai memberi nilai tengah
terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pilihan kategori nilai
lebih dari dua. Penilaian sebaiknya dilakukan lebih dari satu penilai
untuk menghindari subjektivitas.
Penilaian pembelajaran 8-39
b. Teknik Penilaian
Penilaian produk dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Cara holistik yaitu berdasarkan kesan keseluruhan produk.
2. Cara analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pembuatan,
B. 5 Penskoran Tes
Pedoman penskoran sangat diperlukan, terutama untuk soal
bentuk uraian, agar subyektivitas korektor dapat diperkecil. Pedoman
penskoran merupakan petunjuk yang menjelaskan tentang batasan
atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap suatu butir
soal. Pedoman pemberian skor untuk setiap jenis tes dan setiap butir
8-48 Penilaian pembelajaran
Contoh:
Soal berbentuk benar salah terdiri dari 20 butir, untuk tiap butir siswa
yang menjawab benar diberi skor 1 dan siswa yang menjawab slah
diberi skor 0. Jadi skor minimal 0 dan skor maksimal 20. Apabila siswa
menjawab dengan benar 15 butir, maka siswa tersebut mendapat skor
15 dan mendapat nilai 75 (interval 0-100).
1. Metode Holistik
Penskoran dengan metode ini berbeda dengan metode analitik,
sebab metode ini lebih menekankan pada pemberian skor terhadap
jawaban siswa secara keseluruhan, dengan demikian dalam
penskoran metode ini tidak menggunakan perincian yang detail
mengenai jawaban butir tes. Metode ini hanya dengan menggunakan
kata-kata kunci dan jawaban yang seharusnya.
Apabila jawaban siswa tidak sesuai dengan kata-kata kunci yang
dibuat, maka jawaban salah. Kelemahan menggunakan metode ini
antara lain siswa yang menulis jawaban yang cukup panjang dan
tulisannya bagus dapat mengecoh pemberian skor yang dilakukan.
Untuk melihat pencapaian belajar siswa dengan metode ini
adalah lemah karena evaluator hanya melihat secara global sehingga
mungkin saja seorang siswa yang proses penyelesaiannya salah dan
hasil akhirnya benar akan mendapatkan skor yang tinggi. Pemberian
skor tinggi tersebut karena evaluator tidak melihat proses
penyelesaiannya. Sebaliknya mungkin saja siswa yang proses
penyelesaiannya benar dan sampai pada hasil akhir salah akan
mendapatkan skor rendah.
2. Metode Analitik
Metode analitik adalah suatu pemberian skor dengan cara
membegi jawaban menjadi beberapa bagian dengan skor tertentu,
kemudian jawaban siswa dibandingkan dengan skor ideal yang ada.
Penilaian pembelajaran 8-51
C. Latihan
3. Jelaskan bagaimana mengembangkan tes hasil belajar yang baik.
4. Sebutkan ciri-ciri indikator yang baik.
5. Sebutkan tujuan tes.
6. Sebutkan kadah-kaidah penulisan bentuk soal pilihan ganda, soal
benar salah, soal isian, soal menjodohkan, dan soal uraian.
7. Buatlah rancangan soal tes hasil belajar yang meliputi 3 ranah
penilaian lengkap dengan kunci jawaban, penetapan skor, dan kisi-
kisinya.
8-52 Penilaian pembelajaran
E. Rangkuman
1. Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan.
2. Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau
pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-
tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites dengan tujuan
untuk mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu dari orang yang
dites
3. Tujuan tes adalah untuk hal-hal berikut.
a. Mengetahui kompetensi awal peserta didik.
b. Mengetahui tingkat pencapaian standar kompetensi.
c. Mengetahui perkembangan kompetensi peserta didik,
d. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik,
e. Mengetahui hasil suatu proses pembelajaran,
f. Memotivasi siswa belajar, dan
Penilaian pembelajaran 8-53
F. Tes Formatif 2
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau di depan salah
satu jawab yang benar.
1. Menulis batir soal pilihan ganda mengikuti format yang berikut,
kecuali
a. ada pokok soal. c. terdapat rambu-rambu jawaban
b. terdapat sejumlah pengecoh. d. ada sejumlah pilihan jawaban.
2. Jawaban yang diharapkan pada tes bentuk penyelesaian masalah
(Problem solving) .
a. memilih yang benar dari sejumlah pilihan yang disediakan pembuat
soal.
b. mengikuti pola jawaban tertentu.
c. sangat bebas seperti jawaban pertanyaan uraian terbuka.
d. mengikuti pola yang dibuat penulis sosl seperti pada uraian
tertutup.
3. Tes yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah tes .
a. seleksi. c. diagnostik.
b. aptitude. d. intelegensi.
4. Keunggulan tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes obyektif adalah .
a. dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir ingatan.
b. dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir evaluasi.
c. peserta tes dapat menyatakan idenya sendiri.
d. hasil pekerjaan peserta tes dapat diperiksa dengan cepat.
5. Jika dibandingkan dengan tes obyektif maka kelemahan tes uraian
terletak pada .
a. kemudahan pemeriksaan hasil tes peserta didik.
b. kesulitan pemeriksaan hasil tes peserta didik.
c. kemudahan pembuatan tesnya.
d. ketepatan pengukuran hasil relajar peserta didik.
6. Tes uraian tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran
yang ingin mengembangkan proses berpikir .
8-56 Penilaian pembelajaran
a. ingatan. c. penerapan.
b. pemahaman. d. sntesis.
7. Untuk mengurangi unsur subyektivitas dlam pemeriksaan tes uraian
dapat dilakukan dengan cara.
a. setiap jawaban dikoreksi oleh guru yang bersangkutan.
b. pemeriksaan jawaban berpedoman pada pedoman penskoran.
c. setiap jawaban diperiksa oleh dua orang.
d. pemeriksaan dilakukan per nomor untuk seluruh siswa.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan tes uraian
adalah sebagai berikut., kecuali .
a. gunakan untuk mengukur kognitif tinggi.
b. gunakan kata tanya: sebutkan.
c. hindarkan pertanyaan pilihan bagi siswa.
d. membuat pedoman penskoran.
9. Siapa yang harus membuat perencanaan tes?
a. Kepala Dinas Pendidikan.
b. Kepala Sekolah.
c. Wakil Kepala Sekolah.
d. Guru.
10. Apakah fungs perencanaan tes?
a. Sebagai pedoman penulisan batir soal.
b. Sebagai pedoman penelaahan batir soal.
c. Sebagai pedoman perakitan set tes.
d. Untuk memenuhi tugas guru sebagai pendidik.
II. Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan tes?
2. Sebutkan sembilan langkah dalam mengembangkan tes hasil
belajar!
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar soal dapat
memcerminkan penalaran yang tinggi?
Penilaian pembelajaran 8-57
GLOSARIUM
Materi Pokok matematika adalah materi yang dipelajari oleh peserta didik,
sebagai sarana untuk memperoleh kompetensi dasar
Tes Objektif adalah tes yang menuntut siswa untuk memilih salah satu
jawaban yang benar yang disediakan oleh pembuat soal.
8-62 Penilaian pembelajaran
Tes essay adalah tes yang menuntut siswa untuk bebas mengungkapkan
jawabannya sesuai dengan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
B. Prasyarat
Sebelum mempelajari buku ajar ini diharapkan peserta membaca
dan mempelajari buku ajar tentang Pembelajaran Inovatif, Penilaian
Pembelajaran dan juga buku ajar Pemanfaatan Media dalam
Pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan dalam penelitian tindakan
kelas untuk pelajaran matematika diperlukan bagian-bagian tertentu
dalam buku ajar-buku ajar tersebut.
C. Petunjuk Belajar
Agar peserta dapat memahami isi buku ajar ini perhatikanlah
petunjuk mempelajari buku ajar ini sebagai berikut.
1. Bacalah keseluruhan materi dalam buku ajar ini dengan tetap
berusaha mengerti secara keseluruhan materi buku ajar ini.
2. Setelah itu mulailah membaca setiap bagian secara lebih teliti,
dengan berusaha memahami, mencari dan menemukan makna pada
setiap materi.
10-2 Penelitian Tindakan Kelas
Hasil
Setelah mempelajari materi ini peserta memahami pengertian dan
karakteristik penelitian tindakan kelas
10-10 Penelitian Tindakan Kelas
E. Rangkuman
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat didefinisikan sebagai
suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu dalam suatu usaha untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara professional.
Karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain permasalahan
diangkat dari keadaan sehari-hari yang dihadapi oleh guru, ada
tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses
pembelajaran di kelas, dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktik pendidikan.
Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas adalah guru dalam
melakukan PTK tidak berdampak menganggu proses
pembelajaran, penelitian tindakan kelas sangat situasional,
masalahnya diangkat dari praktik pembelajaran keseharian yang
benar-benar dirasakan oleh guru atau siswanya, penelitian tindakan
kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-
siswanya, penelitian tindakan kelas itu bersifat self evaluatif,
penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan,
penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data
pengamatan dan perilaku empiris, menelaah ada tidaknya
kemajuan, sementara proses pembelajaran terus berjalan,
informasi-informasi dikumpulkan, diolah, didiskusikan, dinilai dan
guru bersama siswanya berbuat melakukan tindakan, dalam PTK
sifat sasarannya situasional spesifik, tujuannya pemecahan
masalah praktis, temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasi.
Tujuan diadakannya PTK adalah demi perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, pengembangan
kemampuanketerampilan guru untuk menghadapi permasalahan
aktual pembelajaran di kelasnya, dapat ditumbuhkannya budaya
meneliti dikalangan pendidik.
Penelitian Tindakan Kelas 10-11
F. Tes Formatif 1
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut ini yang bukan merupakan tujuan PTK adalah
A. untuk perbaikan pembelajaran.
B. mengembangkan keterampilan guru dalam menghadapi
masalah aktual.
C. tumbuh budaya meneliti dikalangan guru.
D. mengembangkan keterampilan guru mengadakan remedial.
2. Penelitian tindakan kelas sangat situasional artinya
A. berkaitan dengan mendiagnosis masalah dalam konteks
tertentu dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu.
B. berkaitan dengan mendiagnosis masalah dalam konteks luas
dan berupaya menyelesaikannya secara umum.
C. berkaitan dengan pengembangan keterampilan guru dalam
konteks tertentu dan menyelesaikannya dalam konteks itu.
D. berkaitan dengan pengembangan keterampilan guru dalam
konteks tertentu dan berupaya menyelesaikannya secara
umum.
3. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru
dan siswa, yaitu
A. guru sebagai pendidik harus menyampaikan materi dengan
baik.
B. guru dan siswa bekerja sama dengan prespektif yang berbeda.
C. guru berupaya menyelesaikan permasalahan siswa.
D. guru bekerja sama dengan orang tua siswa.
4. Penelitian harus ada dalam wewenang peneliti, pernyataan
tersebut merupakan
A. pengertian PTK.
B. prinsip dalam PTK.
C. rencana tindakan dalam PTK.
D. kolaborasi PTK.
10-12 Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
?
10-20 Penelitian Tindakan Kelas
(d) Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi adalah upaya
evaluasi yang dilakukan oleh peneliti atau kolaborator atau oleh
partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi
ini dilakukan secara kolaboratif yaitu adanya diskusi terhadap berbagai
masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi
dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil
observasi dan evaluasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan
tindakan selanjutnya ditentukan.
Untuk lebih jelasnya prosedur dalam Penelitian Tindakan Kelas
dengan komponen-komponennya dapat dilihat pada gambar berikut.
MASALAH
REVISI
TINDAKAN
RENCANA TINDAKAN
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
PENGAMATAN
PENGAMATAN
REFLEKSI
REFLEKSI
SELESAI
10-22 Penelitian Tindakan Kelas
C. METODE PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
2. Rencana Tindakan
3. Data dan Cara Pengumpulan Data
4. Indikator Keberhasilan
Penelitian Tindakan Kelas 10-27
DAFTAR PUSTAKA
Berikut adalah keterangan dari masing-masing bagian
1. Judul Penelitian
Judul PTK hendaknya menyatakan dengan tepat permasalahan
dan bentuk tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti, judul
hendaknya jelas, singkat namun sudah menunjukkan karakteristik
sebuah penelitian tindakan kelas.
Contoh judul PTK
Meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa pada konsep
bangun datar dengan mengimplementasikan model pembelajaran
koperatif dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VII SMP
Sukamaju Semarang
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada soal cerita
dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
di SMP Sukamaju Semarang Kelas VII D
Pemanfaatan alat peraga dan lembar aktivitas dalam pembelajaran
pecahan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siwa kelas
VIIE SMP Sukamaju Semarang.
Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok himpunan
melalui penerapan metode problem posing pada siswa kelas VIIF
SMP Sukamaju Semarang
Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok
pertidaksamaan melalui implementasi metode trade a problem di
SMP 1....
Kefektivan metode pemecahan masalah dalam materi pokok
perbandingan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 di
SMP Negeri ....
Meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran
melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas 2
SMP Negeri 1 . . . .
10-28 Penelitian Tindakan Kelas
3. Permasalahan
Permasalahan hendaknya diuraikan dengan jelas dalam bagian ini.
Masalah diangkat dari kondisi nyata sehari-hari di kelas yang memang
benar-bena r perlu dielesaikan melalui PTK. Permasalahan yang
diangkat hendaknya bukan merupakan masalah yang bukan diluar
jangkauan peneliti. Uraian permasalahan yang ada sebaiknya
didahului dengan identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan
penentuan masalah yang akan diteliti. Permasalahan dapat
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk
pernyataan.
4. Cara Pemecahan Masalah
Pada bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk
memecahkan masalah. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan
hendaknya mempunyai landasan yang mantap yang bertolak dari hasil
analisis masalah.
5. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan PTK hendaknya telah tercermin paparan tindakan
yang dilakukan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat
permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya.
6. Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-
keuntungan yang dijanjikan akan diperoleh siswa. Disamping itu perlu
10-30 Penelitian Tindakan Kelas
C. Latihan
Untuk meningkatkan pemahaman dalam menyusun proposal cermati
contoh proposal yang dilampirkan, diskusikan apakah sudah sesuai
dengan teori yang disajikan tentang penyusunan proposal penelitian.
D. Lembar Kegiatan
Langkah Kegiatan
Bacalah dengan cermat masing-masing komponen dalam teori
cara menyusun proposal penelitian tindakan kelas, kemudian
Penelitian Tindakan Kelas 10-33
F. Tes Formatif 2
Pilihlah jawaban yang paling tepat
1. Berikut ini yang bukan merupakan bidang-bidang PTK adalah
A. masalah belajar di sekolah.
B. masalah pengelolaan kelas.
C. masalah kurikulum.
D. masalah dana.
2. Masalah-masalah yang perlu dipecahkan melalui penelitian
tindakan kelas, kecuali
A. nyata dan benar-benar dirasakan.
B. berada dalam kewenangan peneliti.
C. perlu diidentifikasi.
D. perlu segera dipecahkan peneliti.
3. Contoh masalah-masalah yang perlu dipecahkan adalah, kecuali
A. Rendahnya motivasi belajar matematika siswa.
B. penguasaan materi matematika siswa yang belum sesuai
dengan kehendak guru.
C. Hasil belajar matematika siswa yang belum sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan.
D. Kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika.
10-34 Penelitian Tindakan Kelas
Daftar isi memuat bagian awal laporan, Bab dan sub bab, bagian
akhir, disertai pencantuman nomor halamannya.
Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam
laporan disertai pencantuman nomor halamannya.
Daftar Gambar
Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada
dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Gambar
yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses PTK
berlangsung dan berguna antara lain, untuk menggambarkan
situasi kelas laboratorium atau mimik seorang peserta didik yang
dapat memperkuat uraian dalam komponen penemuan.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat unsur latar belakang masalah, perumusan
masalah dan pemecahannya(termasuk definisi operasional dan
ruang lingkup pengembangan inovasi), tujuan pengembangan
inovasi, manfaat hasil pengembangan inovasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka berisi uraian teori dan temuan penelitian yang
relevan yang digunakan sebagai dasar dalam pemilihan pendapat
dan pelaksanaan PTK. Uraian ini digunakan sebagai dasar
penyusunan kerangka berpikir dan usaha pengembangan
membangun argumen teoritik dalam menjelaskan hasil yang
diperoleh baik yang positif maupun negatif, berkaitan dengan
tindakan yang digunakan dalam upaya meningkatkan mutu proses
dan hasil pendidikan dan pembelajaran.
BAB III Metode Penelitian
Metode penelitian berisi deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran,
karakteristik peserta didik, dan prosedur pengembangan inovasi,
Prosedur berupa uraian secara rinci tahap-tahap kegiatan dalam
setiap siklus.
Penelitian Tindakan Kelas 10-39
C. Latihan
Untuk meningkatkan pemahaman dalam menyusun laporan carilah
contoh laporan penelitian tindakan kelas, cermati dan diskusikan
apakah isi dan makna dari tiap-tiap bagian dalam laporan tersebut .
D. Lembar Kegiatan
Langkah Kegiatan
Bacalah dengan cermat masing-masing komponen dalam teori
cara menyusun laporan penelitian tindakan kelas, kemudian
mulailah mengidentifikasi isi dari masing-masing bagian
tersebut.
Hasil
Hasil bahasan dari laporan penelitian tindakan kelas yang
sudah ada.
E. Rangkuman
Secara umum sistematika suatu laporan terdiri dari 3 bagian pokok,
yaitu pembuka, inti, dan penutup. Baguan pembuka terdiri dari judul,
halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari pendahuluan, kajian
pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan,
simpulan dan saran, semuanya disajikan secara lengkap. Bagian
penutup berisi daftar pustaka dan lampiran.
F. Tes Formatif 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
1. Laporan penelitian tindakan kelas memuat antara lain
A. judul, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, penutup.
B. judul, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, penutup, daftar
pustaka.
C. judul, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian,
hasil dan pembahasan, riwayat hidup, penutup, simpulan dan
saran, daftar pustaka.
Penelitian Tindakan Kelas 10-41
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh
Endang Retno W
Riza Arifudin
Muhamat
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( CLASSROOM ACTION RESEARCH)
Semarang, 12
Oktober 2005
Mengetahui Ketua Peneliti
Dekan
(...............) (.............)
Menyetujui Mengetahui
10-48 Penelitian Tindakan Kelas
(.................) (................)
Penelitian Tindakan Kelas 10-49
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan pembelajaran
dengan mendayagunakan alat peraga dan dikuti dengan serangkaian
10-52 Penelitian Tindakan Kelas
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Menurut Peaget (Hastuti, 1995) proses belajar seseorang akan
mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan
umurnya. Penjenjangan ini sifatnya hirarkhi, artinya harus dilalui
berdasarkan urutan/tahapan. Tahap atau tingkat yang dimaksud
adalah.
a. Tingkat sensori motor (0-2 tahun), rabaan dan gerak merupakan
hal-hal yang penting dalam pengalamannya dan ia belajar
berdasarkan pengalamannya itu, berpikir dengan perbuatannya.
Penelitian Tindakan Kelas 10-53
a. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom telah banyak menuntun dalam rangka
menetapkan tujuan pembelajaran, khususnya jenjang kemampuan
kognitif. Jenjang kemampuan siswa dapat diperinci dan ditetapkan
sebagai pencapaian dari pembelajaran. Menurut Suharsimi (1995) satu
di antara tiga taksonomi dari Bloom adalah kemampuan kognitif.
Keenam dari kemampuan kognitif tersebut adalah.
Pengetahuan (knowledge), jenjang yang paling rendah dalam
kemampuan kognitif meliputi pengingatan tentang hal-hal yang
bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan proses,
pengingatan terhadap suatu pola, struktur. Dalam hal ini tekanan
utama adalah pada pengenalan kembali fakta, konsep, proses dan
pola.
Pemahaman ( comprehension ), jenjang setingkat di atas
pengetahuan ini akan meliputi penerimaan dalam komunikasi
secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk
penyajian yang berbeda, mengorganisasikan secara singkat
tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksplorasikan.
Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada sitiasi yang
baru.
Analisis. Jenjang yang keempat ini akan menyangkut terutama
kemampuan siswa dalam memisah-misah terhadap suatu materi
menjadi bagian-bagian yang membentuknya
Sintesis, jenjang yang satu tingkat lebih sulit dari analisis. Jenjang
ini meliputi kemampuan anak untuk menempatkan bagian menjadi
satu sehingga membentuk satu kesatuan yang koheren.
Evaluasi, jenjang ini meliputi kemampuan siswa dalam
pengambilan keputusan atau dalam menyatakan pendapat
tentang nilai, ide, materi dan lain- lain.
Untuk siswa Sekolah Dasar pada umumnya paling tinggi
hanya sampai pada kemampuan yang keempat.
Penelitian Tindakan Kelas 10-57
b. Algoritma
Menurut Rinaldi (2001) Algoritma berisi urutan langkah-langkah
penyelesaian masalah. Adapun definisi Algoritma adalah urutan
langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis. Langkah-langkah tersebut harus logis, ini berarti nilai
kebenarannya harus dapat ditentukan, benar atau salah, karena
langkah-langkah yang tidak benar dapat memberikan hasil yang
salah. Langkah-langkah yang tidak logis tidak akan dapat
digunakan dalam pemecahan masalah.
Oleh karena itu pertanyaan kognitif yang dimaksud adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa sehingga siswa
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Serangkaian
pertanyaan kognitif yang dimaksud adalah algoritma (urutan langkah-
langkah logis dan sistematis) pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa dalam menyelesaikan masalah. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat mengukur perilaku ingatan, pemahaman, aplikasi,
maupun analisis seperti yang dikemukakan oleh Bloom, sehingga
pertanyaan-pertanyaan tersebut menuntun dan sekaligus menuntut
siswa untuk dapat menyelesaikan masalah.
10-58 Penelitian Tindakan Kelas
(1) Siklus 1
Siklus pertama direncanakan dalam dua kali pertemuan yang
masing-masing pertemuan dilaksanan dalam 2 jam pertemuan.
Adapun tahapan pada siklus pertama adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Dalam tahap ini direncanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut
(kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan dosen).
Menyusun rencana pembelajaran untuk materi sifat-sifat dan luas
jajar genjang, sifat-sifat dan luas belahketupat.
Penelitian Tindakan Kelas 10-59
Refleksi
I. JADWAL PENELITIAN
Jadwal kegiatan penelitian ini dirancang dalam bentuk bar-chart
sebagai berikut.
Bulan ke
No Jenis Kegiatan
Mrt Apr Mei Jn Jl Ag Sep Okt
1 Persiapan , Perijinan
2 Mempersiapkan Alat
Peraga
3 Peresiapan
Rencana
Pembelajaran
4 Implementasi siklus
pertama
5 Pelaksanaan siklus
kedua
6 Pelaksanaan siklus
ketiga
7 Pembuatan Laporan
sementara
8 Seminar dan
pembuatan Laporan
J. BIAYA PENELITIAN
1. Honorarium
2. Biaya operasional
3. Biaya pembelian ATK
4. Lain-lain
K. PERSONALIA PENELITIAN
Ketua Peneliti
Nama dan gelar lengkap :
Jenis Kelamin :
Pangkat/Gol/NIP :
Jabatan :
Bidang Keahlian :
Fakultas/Program Studi :
Waktu yang disediakan : 10 jam per minggu
Anggota Peneliti 1
Anggota Peneliti 2
Penelitian Tindakan Kelas 10-63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
STATISTIK
9-2 Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan Karya Ilmiah 9-3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku Ajar mengenai Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi
materi pembelajaran tentang penulisan artikel ilmiah, jenis dan struktur
artikel ilmiah, artikel hasil pemikiran, artikel hasil penelitian, format
tulisan, serta praktik penulisan artikel ilmiah. Secara garis besar, buku
ajar ini mengantarkan peserta PLPG untuk memahami materi-materi
tersebut di atas, namun demikian peserta juga diminta untuk
menyusun draft penulisan artikel ilmiah di bidang kompetensi masing-
masing. Hal ini mempunyai tujuan agar setelah pelaksanaan
matapelajaran ini peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam
menyusun artikel ilmiah yang siap dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah
yang tidak maupun terakreditasi.
Buku ajar Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini mempunyai
standar kompetensi dasar (1) mengenal penulisan artikel ilmiah; (2)
mengenal perbedaan penulisan artikel ilmiah yang konseptual dan
yang non konseptual; (3) mengenal format penulisan artikel ilmiah; dan
(4) menyusun draft artikel ilmiah. Buku ajar ini mempunyai hubungan
dengan buku ajar yang terutama adalah penelitian tindakan kelas.
Karena standar kompetensi penelitian tindakan kelas adalah (1)
mengenal metode penelitian tindakan kelas; (2) mengenal format
laporan penelitian tindakan kelas, (3) menyusun draft proposal
penelitian tindakan kelas. Jelas bahwa kompetensi dasar kedua mata
pelajaran ini akan bersngkut paut, pada saat peserta PLPG
berkeinginan untuk menuliskan hasil penelitian tindakan kelas ke
dalam jurnal penelitian pendidikan.
9-4 Penulisan Karya Ilmiah
B. Petunjuk Pembelajaran
Peserta PLPG harus selalu aktif mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Peserta PLPG aktif berdiskusi dengan pelatih,
menanyakan hal-hal yang belum dipahami, selanjutnya mendiskusikan
dengan teman lainnya. Di samping itu, peserta pelatihan mencermati
contoh-contoh yang telah disajikan oleh pelatih dan yang tersaji di
dalam buku ajar ini. Kemudian peserta PLPG harus belajar menyusun
suatu draft artikel ilmiah yang selaras dengan format yang tersaji di
dalam buku ajar ini. Hasil draft itu selanjutnya digunakan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran ini, serta dimintakan pendapat dari
pelatih. Saran-saran dari pelatih yang belum dipahami perlu
ditanyakan kembali kepada pelatih jika perlu meminta perbandingan
dengan artikel yang telah termuat di dalam jurnal.
B. URAIAN MATERI
Sesuai dengan namanya, artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal diharapkan memenuhi kriteria sebagai sebuah karya ilmiah.
Kriteria ini adalah cerminan sifat karya ilmiah yang berupa norma dan
nilai yang berakar pada tradisi ilmiah yang diterima secara luas dan
diikuti secara sungguh-sungguh oleh para ilmuwan. Oleh karena itu,
penerbitan ilmiah secara inherent harus menampilkan sifat-sifat dan
ciri-ciri khas karya ilmiah tersebut yang mungkin tidak selalu harus
dipenuhi di dalam jenis penerbitan yang lain. Pertama, penerbitan
ilmiah bersifat objektif, artinya isi penerbitan ilmiah hanya dapat
dikembangkan dari fenomena yang memang exist, walaupun kriteria
9-2 Penulisan Karya Ilmiah
ilmuwan atau kode etik profesi oleh para profesional dalam bidangnya
masing-masing. Dalam perspektif tertentu pemenuhan kaidah-kaidah
penulisan artikel ilmiah ini dapat dipandang sebagai etika yang harus
dipenuhi oleh para penulis artikel.
Sesuai dengan tujuan penerbitannya, majalah ilmiah pada
umumnya memuat salah satu dari hal-hal berikut: (1) kumpulan atau
akumulasi pengetahuan baru, (2) pengamatan empirik, dan (3)
gagasan atau usulan baru (Pringgoadisurjo, 1993). Dalam praktik hal-
hal tersebut akan diwujudkan atau dimuat di dalam salah satu dari dua
bentuk artikel, yaitu artikel hasil pemikiran atau artikel non penelitian
dan artikel hasil penelitian. Ada beberapa jurnal yang hanya memuat
artikel hasil penelitian, misalnya Journal of Research in Science
Teaching yang terbit di Amerika Serikat dan Jurnal Penelitian
Kependidikan terbitan Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Malang.
Akan tetapi sebagian jurnal biasanya memuat kedua jenis artikel: hasil
pemikiran dan hasil penelitian. Selain itu, seringkali majalah ilmiah juga
memuat resensi buku dan obituari. Pemuatan artikel hasil penelitian,
artikel hasi pemikiran, resensi dan obituari ini sejalan dengan
rekomendasi Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (2000). Di
dalam tulisan ini pembahasan akan dibatasi pada struktur dan anatomi
dua jenis artikel saja yaitu artikel hasil pemikiran dan artikel hasil
penelitian.
C. LEMBAR KEGIATAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah.
9-4 Penulisan Karya Ilmiah
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai, 5 menit Mempersiapkan
Fasilitator perlu melakukan persiapan alat dan bahan
yaitu mempersiapkan semua
peralatan dan bahan yang diperlukan
dalam pembelajaran
2. Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk 5 menit Curah
mengawali pembelajaran; pendapat,
2.2 Presensi peserta pelatihan, ceramah
jika ada yang tidak masuk pemecahan
karena sakit misalnya, maka masalah
peserta diajak berdoa kembali
agar teman yang sakit dapat
segera sembuh dan
berkumpul untuk bersekolah
kembali;
2.3 Fasilitator menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dikembangkan;
2.4 Selanjutnya fasilitator
menyajikan bentuk, struktur
dan sifat karya tulis ilmiah.
3. Kegiatan Inti
3.1 Fasilitator memberikan ceramah 35 Metode
tentang pengertian sifat artikel menit pemberian
ilmiah; tugas dan
Penulisan Karya Ilmiah 9-5
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai sifat artikel ilmiah;
b. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai karakter sikap ilmiah; yang
selanjutnya mempunyai kecenderungan positif jika dihadapkan
pada kasus plagiariasme misalnya;
c. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai bentuk, dan struktur karya tulis
ilmiah.
D. RANGKUMAN
Artikel ilmiah mempunyai bentuk, struktur, dan sifat-sifat
tertentu. Oleh karena itu, penulisannya harus mengikuti pola, teknik,
dan kaidah-kaidah tertentu juga. Pola dan teknik penulisan artikel
ilmiah ini relatif konsisten diikuti oleh penerbitan ilmiah pada umumnya
yang biasa dikenal sebagai jurnal atau majalah ilmiah. Walaupun
demikian, setiap majalah ilmiah biasanya memiliki gaya selingkung
yang berusaha dipertahankan konsistensinya sebagai penciri dan
kriteria kualitas teknik dan penampilan majalah yang bersangkutan.
Gaya selingkung itu secara rinci mungkin berbeda antara satu majalah
ilmiah dan majalah ilmiah yang lain, tetapi biasanya semuanya masih
mengikuti semua pedoman yang berlaku secara umum. Sementara itu
kaidah-kaidah penulisan artikel ilmiah diharapkan diikuti oleh para
penulis artikel sebagaimana sikap ilmiah diharapkan diikuti oleh para
ilmuwan atau kode etik profesi oleh para profesional dalam bidangnya
masing-masing. Dalam perspektif tertentu pemenuhan kaidah-kaidah
penulisan artikel ilmiah ini dapat dipandang sebagai etika yang harus
dipenuhi oleh para penulis artikel.
Penulisan Karya Ilmiah 9-7
F. TES FORMATIF
1. Tes Obyektif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1. Aspek-aspek yang menentukan karakteristik karya tulis, kecuali
a. sikap penulis
b. panjang tulisan
c. struktur sajian
d. penggunaan bahasa
2. Struktur sajian suatu karya tulis ilmiah pada umumnya terdiri dari
a. pendahuluan, inti (pokok pembahasan), dan penutup
b. pendahuluan, abstrak, bagian inti, simpulan
c. abstrak, pendahuluan, bagian inti, simpulan
d. abstrak, bagian inti, penutup
3. Bagian penutup suatu karya tulis ilmia, pada umumnya menyajikan
tentang
a. rangkuman dan tindak lanjut
b. simpulan umum
c. rekomendasi penulis
d. simpulan dan saran
4. Substansi suatu karya tulis ilmiah dapat mencakup berbagai hal,
dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks.
Berikut ini adalah contoh-contoh subatansi karya tulis ilmiah, kecuali
a. pendidikan
b. kebudayaan
c. pemulung
d. informatika
5. Dalam karya tulis ilmiah, penulis bersikap netral, obyektif, dan tidak
memihak. Sikap ini sesuai dengan hakikat karya tulis ilmiah yang
merupakan kajian berdasarkan pada, kecuali
a. fakta atau kenyataan
b. argumentasi
9-8 Penulisan Karya Ilmiah
2. Tes Uraian
1. Setelah membaca uraian di atas, coba bapak dan ibu simpulkan
bagaimana caranya mengenal karakteristik karya tulis ilmiah.
Jelaskan mengapa bapak dan ibu menyimpulkan seperti itu?
2. Sebutkan aspek-aspek yang dapat menggambarkan karakteristik
suatu karya tulis ilmiahdan berikan penjelasan singkat untuk setiap
aspek. Berdasarkan uraian itu, coba simpulkan karakteristik karya
tulis ilmiah!
3. Secara umum, struktur sajian suatu karya tulis ilmiah terdiri dari
bagian awal, inti, dan bagian penutup. Coba jelaskan deskripsi
masing-masing bagian dan apa bedanya dengan struktur sajian
karya non ilmiah?
BAB III. KEGIATAN BELAJAR II
ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN DAN HASIL PENELITIAN
B. URAIAN MATERI
1. Atikel Hasil Pemikiran
Artikel hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas suatu
permasalahan, yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya
untuk menghasilkan artikel jenis ini penulis terlebih dahulu mengkaji
sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya, baik yang
sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang dipikirkannya.
Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka
menghasilkan artikel hasil pemikiran adalah juga artikel-artikel hasil
pemikiran yang relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, di samping
teori-teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
Bagian paling vital dari artikel hasil pemikiran adalah pendapat
atau pendirian penulis tentang hal yang dibahas, yang dikembangkan
dari analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah yang sama
yang telah dipublikasikan sebelumnya, dan pikiran baru penulis
tentang hal yang dikaji, jika memang ada. Jadi, artikel hasil pemikiran
bukanlah sekadar kolase atu tempelan cuplikan dari sejumlah artikel,
apalagi pemindahan tulisan dari sejumlah sumber, tetapi adalah hasil
pemikiran analitis dan kritis penulisnya.
Artikel hasil pemikiran biasanya terdiri dari beberapa unsur
pokok, yaitu judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan,
bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Uraian
singkat tentang unsur-unsur tersebut disampaikan di bawah ini.
a. Judul
Judul artikel hasil pemikiran hendaknya mencerminkan dengan
tepat masalah yang dibahas. Pilihan kata-kata harus tepat,
mengandung unsur-unsur utama masalah, jelas, dan setelah disusun
dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik yang kuat bagi calon
pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita atau kalimat
tanya. Salah satu ciri penting judul artikel hasil pemikiran adalah
9-12 Penulisan Karya Ilmiah
b. Nama Penulis
Untuk menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau
inferioritas penulis, nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar
akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar
kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga
tempat penulis bekerja sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika
penulis lebih dari dua orang, hanya nama penulis utama saja yang
dicantumkan disertai tambahan dkk. (dan kawan-kawan). Nama
penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau dalam catatan akhir jika
tempat pada catatan kaki atau di dalam catatan akhir jika tempat pada
catatan kaki tidak mencukupi.
Penulisan Karya Ilmiah 9-13
d. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian
pembaca dan memberikan acuan (konteks) bagi permasalahan yang
akan dibahas, misalnya dengan menonjolkan hal-hal yang
kontroversial atau belum tuntas dalam pembahasan permasalahan
yang terkait dengan artikel-artikel atau naskah-naskah lain yang telah
dipublikasikan terdahulu. Bagian pendahuluan ini hendaknya diakhiri
dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan
dibahas dan tujuan pembahasan. Perhatikan tiga segmen bagian
pendahuluan dalam contoh di bawah ini.
e. Bagian Inti
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan,
analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap
penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyaknya subbagian
juga tidak ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan
penulis untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Di antara sifat-sifat
artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini
adalah kupasan yang argumentatif, analitik, dan kritis dengan
sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri
komparatif dan menjauhi sikap tertutup dan instruktif. Walaupun
demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang
dan menjadi bersifat enumeratif seperti diktat. Penggunaan subbagian
dan sub-subbagian yang terlalu banyak juga akan menyebabkan
artikel tampil seperti diktat. Perhatikan contoh-contoh petikan bagian
inti artikel berikut ini.
g. Daftar Rujukan
Bahan rujukan yang dimasukan dalam daftar rujukan hanya
yang benar-benar dirujuk di dalam tubuh artikel. Sebaliknya, semua
rujukan yang telah disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat di
dalam daftar rujukan. Tata aturan penulisan daftar rujukan bervariasi,
tergantung gaya selingkung yang dianut. Walaupun demikian, harus
senantiasa diperhatikan bahwa tata aturan ini secara konsisten diikuti
dalam setiap nomor penelitian.
a. Judul
Judul artikel hasil penelitian diharapkan dapat dengan tepat
memberikan gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan.
Variabel-variabel penelitian dan hubungan antar variabel serta
informasi lain yang dianggap penting hendaknya terlihat dalam judul
artikel. Walaupun demikian, harus dijaga agar judul artikel tidak
menjadi terlalu panjang. Sebagaimana judul penelitian, judul artikel
umumnya terdiri dari 5-15 kata. Berikut adalah beberapa contoh.
b. Nama Penulis
Pedoman penulisan nama penulis untuk artikel hasil pemikiran
juga berlaku untuk penulisan artikel hasil penelitian.
Contoh abstrak:
Abstract: The aim of this study was to asses the readiness of
elementary school teachers in mathematic teaching, from the
point of view of the teacher mastery of the subject. Forty two
elementary school teachers from Kecamatan Jabung,
Kabupaten Malang were given a test in mathematic which
was devided in to two part, arithmatics and geometry. A
minimum mastery score of 65 was set for those who would be
classified as in adequate readiness as mathematics teachers.
Those who obtained scores of less than 65 were classified as
not in adequate readiness in teaching. The result of the study
indicated that 78,8% of the teachers obtained scores of more
than 65 in geometry. Sixty nine point five percent of the
teachers got more than 65 arithmetic, and 69,5% gained
scores of more than 65 scores in both geometry and
arithmetics.
d. Pendahuluan
Banyak jurnal tidak mencantumkan subjudul untuk
pendahuluan. Bagian ini terutama berisi paparan tentang permasalaha
penelitian, wawasan, dan rencana penulis dalam kaitan dengan upaya
pemecahan masalah, tujuan penelitian, dan rangkuman kajian teoretik
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kadang-kadang juga
dimuat harapan akan hasil dan manfaat penelitian.
Penyajian bagian pendahuluan dilakukan secara naratif, dan
tidak perlu pemecahan (fisik) dari satu subbagin ke subbagian lain.
Pemisahan dilakukan dengan penggantian paragraf.
e. Metode
Bagian ini menguraikan bagaimana penelitian dilakukan. Materi
pokok bagian ini adalah rancangan atau desain penelitian, sasaran
atau target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan data
dan pengembangan instrumen, dan teknik analisis data. Sub-
subbagian di atas umumnya (atau sebaiknya) disampaikan dalam
format esei dan sesedikit mungkin menggunakan format enumeratif,
misalnya:
f. Hasil Penelitian
Bagian ini memuat hasil penelitian, tepatnya hasil analisis data.
Hasil yang disajikan adalah hasil bersih. Pengujian hipotesis dan
penggunaan statistik tidak termasuk yang disajikan.
Penyampaian hasil penelitian dapat dibantu dengan
penggunaan tabel dan grafik (atau bentuk/format komunikasi yang
lain). Grafik dan tabel harus dibahas dalam tubuh artikel tetapi tidak
dengan cara pembahasan yang rinci satu per satu. Penyajian hasil
yang cukup panjang dapat dibagi dalam beberapa subbagian
Contoh:
Jumlah tulisan dari tiga suku ranah utama yang dimuat di dalam
berbagai jurnal, dalam kurun waktu satu sampai empat tahun dapat
dilihat dalam Tabel 1.
g. Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari artikel hasil
penelitian. Penulis artikel dalam bagian ini menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian dan menunjukan bagaimana temuan-temuan
tersebut diperoleh, mengintepretasikan temuan, mengaitkan temuan
penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan, dan
memunculkan teori-teori baru atau modifikasi teori yang telah ada.
Contoh:
Dari temuan penelitian yang diuraikan dalam artikel ini
dapat dilihat bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan
masalah kenakalan remaja yang selama ini diyakini
kebenarannya menjadi goyah. Kebenaran dari berbagai hal
tersebut ternyata tidak berlaku secara universal tetapi
kondisional. Gejala-gejala kenakalan remaja tertentu hanya
muncul apabila kondisi lingkungan sosial setempat
mendukung akan terjadinya bentuk-bentuk kenalan terkait.
Hal ini sesuai dengan teori selektive cases dari Lincoln
(1987:13) yang menyatakan bahwa...
i. Daftar Rujukan
Daftar rujukan ditulis dengan menggunakan pedoman umum
yang juga berlaku bagi penulis artikel nonpenelitian.
3. Penutup
Perbedaan dasar antara artilkel hasil pemikiran dan artikel hasil
penelitian terletak pada bahan dasar yang kemudian dikembangkan
dan dituangkan ke dalam artikel. Bahan dasar artikel hasil pemikiran
adalah hasil kajian atau analisis penulis atas suatu masalah. Bagian
terpenting dari artikel jenis ini adalah pendirian penulis tentang
masalah yang dibahas dan diharapkan memicu wahana baru
mengenai masalah tersebut. Artikel hasil penelitian, dilain pihak,
dikembangkan dari laporan teknis penelitian dengan tujuan utama
untuk memperluas penyebarannya dan secara akumulatif dengan hasil
penelitian peneliti-peneliti lain dalam memperkaya khasanah
pengetahuan tentang masalah yang diteliti.
Perbedaan isi kedua jenis artikel memerlukan struktur dan
sistematika penulisan yang berbeda untuk menjamin kelancaran dan
keparipurnaan komunikasi. Walaupun demikian, dipandang tidak perlu
dikembangkan aturan-aturan yang terlalu mengikat dan baku,
sehingga gaya selingkung masing-masing jurnal dapat
terakomodasikan dengan baik di dalam struktur dan sistematika
penulisan yang disepakati.
Satu hal yang harus diupayakan oleh penulis, baik untuk artikel
hasil pemikiran ataupun artikel hasil penelitian, adalah tercapainya
maksud penulisan artikel tersebut, yaitu komunikasi yang efektif dan
efisien tetapi tetap mempunyai daya tarik yang cukup tinggi. Selain itu,
kaidah-kaidah komunikasi ilmiah yang lain seperti objektif, jujur,
rasional, kritis, up to date, dan tidak arogan hendaknya juga
diusahakan sekuat tenaga untuk dapat dipenuhi oleh penulis.
Penulisan Karya Ilmiah 9-25
C. LEMBAR KEGIATAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah.
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai, 5 menit Mempersiapkan
Fasilitator perlu melakukan persiapan alat dan bahan
yaitu mempersiapkan semua
peralatan dan bahan yang diperlukan
dalam pembelajaran
2. Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk 5 menit Curah
mengawali pembelajaran; pendapat,
2.2 Presensi peserta pelatihan, ceramah
jika ada yang tidak masuk pemecahan
karena sakit misalnya, maka masalah
peserta diajak berdoa kembali
agar teman yang sakit dapat
segera sembuh dan
berkumpul untuk bersekolah
kembali;
2.3 Fasilitator menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dikembangkan;
9-26 Penulisan Karya Ilmiah
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai penulisan karya tulis ilmiah
hasil pemikiran;
b. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai penulisan karya tulis ilmiah
hasil penelitian;
D. RANGKUMAN
Perbedaan dasar antara artilkel hasil pemikiran dan artikel hasil
penelitian terletak pada bahan dasar yang kemudian dikembangkan
dan dituangkan ke dalam artikel. Bahan dasar artikel hasil pemikiran
adalah hasil kajian atau analisis penulis atas suatu masalah. Bagian
terpenting dari artikel jenis ini adalah pendirian penulis tentang
masalah yang dibahas dan diharapkan memicu wahana baru
mengenai masalah tersebut. Artikel hasil penelitian, dilain pihak,
dikembangkan dari laporan teknis penelitian dengan tujuan utama
untuk memperluas penyebarannya dan secara akumulatif dengan hasil
penelitian peneliti-peneliti lain dalam memperkaya khasanah
pengetahuan tentang masalah yang diteliti.
Perbedaan isi kedua jenis artikel memerlukan struktur dan
sistematika penulisan yang berbeda untuk menjamin kelancaran dan
keparipurnaan komunikasi. Walaupun demikian, dipandang tidak perlu
dikembangkan aturan-aturan yang terlalu mengikat dan baku,
sehingga gaya selingkung masing-masing jurnal dapat
9-28 Penulisan Karya Ilmiah
F. TES FORMATIF
1. Tes Obyektif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
d. bahasa tulisan
9. Rekomendasi untuk judul adalah
a. 8-10 kata
b. 10-12 kata
c. 12-15 kata
d. 15-30 kata
10. Dalam suatu laporan atau artikel hasil penelitian, kontribusi
penelitian dapat dilihat di bagian
a. pendahuluan
b. metode
c. hasil
d. diskusi
2. Tes Uraian
1. Jelaskan mengapa abstrak merupakan bagian terpenting dalam
laporan dan artikel penelitian
2. Sebut dan jelaskan perbedaan karya tulis ilmiah hasil pemikian
dan hasil penelitian!
3. Carilah salah satu artikel hasil penelitian, telaah unsur-unsur yang
terdapat pada artikel itu!
BAB IV. KEGIATAN BELAJAR III
PRAKTIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
B. URAIAN MATERI
1. Mengenai Format Tulisan
Semua bagian artikel yang dibicarakan di atas ditulis dalam
format esai. Penggunaan format esai dalam penulisan artikel jurnal
bertujuan untuk menjaga kelancaran pembacaan dan menjamin
keutuhan ide yang ingin disampaikan. Dengan digunakannya format
esai diharapkan pembaca memperoleh kesan seolah-olah
berkomunikasi langsung, dan secara aktif berdialog dengan penulis.
Bandingkan dua format petikan berikut:
9-32 Penulisan Karya Ilmiah
Format Enumeratif
Sesuai dengan lingkup penyebaran jurnal yang
bersangkutan maka record ISSN dilaporkan kepada pihak-pihak
berikut:
(a) International Serials Data System di Paris untuk jurnal
internasional
(b) Regional Center for South East Asia bagi wilayah Asia
Tenggara, dan
(c) PDII-LIPI untuk wilayah Indonesia.
Format Esei
Setiap record ISSN dilaporkan kepada internasional
Serial Data System yang berkedudukan di Paris. Untuk
kawasan Asia Tenggara dilaporkan melalui Regional Center
for South East Asia dan untuk wilayah Indonesia dilaporkan
kepada PDII-LIPI.
Anderson, D.W., Vault, V.D. & Dickson, C.E. 1993. Problems and
Prospects for the Decades Ahead: Competency based Teacher
Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.
Hanurawan, F. 1997. Pandangan Aliran Humanistik tentang Filsafat
Pendidikan Orang Dewasa. Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat,
Teori, dan Praktik Kependidikan, Tahun 24, Nomor 2, Juli 1997,
hlm. 127-137.
9-34 Penulisan Karya Ilmiah
C. LEMBAR KEGIATAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah
e. Kamera digital
Penulisan Karya Ilmiah 9-35
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai, 5 menit Mempersiapkan
Fasilitator perlu melakukan persiapan alat dan bahan
yaitu mempersiapkan semua
peralatan dan bahan yang diperlukan
dalam pembelajaran
2. Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk mengawali 5 menit Curah
pembelajaran; pendapat,
2.2 Presensi peserta pelatihan, jika ceramah
ada yang tidak masuk karena pemecahan
sakit misalnya, maka peserta masalah
diajak berdoa kembali agar teman
yang sakit dapat segera sembuh
dan berkumpul untuk bersekolah
kembali;
2.3 Fasilitator menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dikembangkan;
2.4 Selanjutnya fasilitator menyajikan
petunjuk bagi penulis ilmu
pendidikan
3. Kegiatan Inti
Fasilitator memberikan 130 Metode
ceramah tentang format menit pemberian
penulisan karya tulis ilmiah; tugas dan
Fasilitator memberikan pendampingan
9-36 Penulisan Karya Ilmiah
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam dalam menyusun
karya tulis ilmiah dalam bentuk hasil pemikiran;
Penulisan Karya Ilmiah 9-37
D. RANGKUMAN
1. Artikel (hasil penelitian) memuat:
Judul
Nama Penulis
Abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Kata-kata kunci
Pendahuluan (tanpa sub judul, memuat latar belakang masalah
dan sedikit tinjauan pustaka, dan masalah/tujuan penelitian)
Metode
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uaraian saja)
2. Artikel (setara hasil penelitian) memuat:
Judul
Nama Penulis
Abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Kata-kata kunci
Pendahuluan (tanpa subjudul)
Subjudul
Subjudul sesuai dengan kebutuhan
Subjudul
Penutup (atau Kesimpulan dan Saran)
Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
9-38 Penulisan Karya Ilmiah
E. TES FORMATIF
Peserta PLPG ditugasi menyusun karya tulis ilmiah dengan cara
memilih salah satunya yaitu hasil pemikiran konseptual atau hasil
penelitian. Tugas ini sifatnya individual. Fasilitator memberikan
bimbingan dan pendampingan pada saat peserta PLPG menyusun
karya tulis ilmiah. Tugas dapat ditulis menggunakan komputer atau
tulis tangan. Ruangan bebas, tidak harus terkekang di dalam kelas.
Penulisan Karya Ilmiah 9-39
Saukah, A. dan Waseso, G.M. 2001. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah.
Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press): Malang.