Cetak Banyak Ne
Cetak Banyak Ne
PEMBAHASAN
:
- :
) (
Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin ibrahim al-Hanzhali
dan Ali bin Khasyram berkata: keduanya mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus
bin Amasy dari Ibrahim dari Aswad dari Aisyah berkata: bahwasannya
Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan
baju besinya. (HR. Muslim)1
Selain itu ada juga hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam al-
Bukhari yang berbunyi:
- :
) (
Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad bin Muqatil,
mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak, mengabarkan kepada kami
Zakariyya dari Syabi dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW,
bahwasannya beliau bersabda: Kendaraan dapat digunakan dan hewan ternak
dapat pula diambil manfaatnya apabila digadaikan. Penggadai wajib memberikan
nafkah dan penerima gadai boleh mendapatkan manfaatnya. (HR. Al-Bukharui)2
1
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj al-Kusyairy an-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar
al-Fikr, 1993), juz 2, hlm. 51.
2
Imam Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiran bin Bardizbah al-
Bukhari al-Jufiy, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), juz 3, hlm. 116.
:
(
-
)
Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Nashr bin Ali al-Aljahdhami,
ayahku telah meriwayatkan kepadaku, meriwayatkan kepada kami Hisyam bin
Qatadah dari Anas berkata: Sungguh Rasulullah SAW menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi di Madinah dan menukarnya dengan gandum untuk
keluarganya. (HR. Ibnu Majah)3
B. Pengertian Gadai
Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn adalah
suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan hutang.
Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab adalah ats-tsubut wa ad-dawam yang
berarti tetap dan kekal. Pengertian tetap dan kekal yang dimaksud merupakan
makna yang tercakup dalam kata al-habsu yang berarti menahan. Kata ini
merupakan makna yang bersifat materiil. Karena itu secara bahasa kata ar-rahn
berarti menjadikan suatu barang yang bersifat materi sebagai pengikat uang.4
Pengertian gadai (rahn) secara bahasa seperti yang diungkapkan di atas adalah
tetap, kekal, dan jaminan. Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandra
sejumlah harta yang diserahkan sebagi jaminan secara hak, dan dapat diambil
kembali sejumlah harta dimaksud setelah ditebus. Dalam Pasal 1150 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang
yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai
utang atau orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Karena itu, makna
gadai (rahn) dalam bahasa hukum perundang-undangan disebut sebagi barang
jaminan, agunan, dan rangguhan.5
3
Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwany, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar
al-Fikr, 1995), juz 2, hlm. 18.
4
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syari'ah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm. 1.
5
Ibid., hlm. 1-2.
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).
Dasar hukum gadai selain dari Al-Quran adalah Hadits Nabi Muhammad.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:
:
- :
) (
Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin ibrahim al-Hanzhali
dan Ali bin Khasyram berkata: keduanya mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus
bin Amasy dari Ibrahim dari Aswad dari Aisyah berkata: bahwasannya
Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan
baju besinya. (HR. Muslim)8
6
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: Almaarif, 1987), hlm. 150.
7
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syari'ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press,
2001), hlm. 128.
8
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj al-Kusyairy an-Naisaburi, Loc. Cit.
9
Zainuddin Ali, Op. Cit., hlm. 7-8.
10
Ibid., hlm. 20.
11
Ibid., hlm. 21-22.
12
Ibid., hlm. 22.
13
Ibid., hlm. 22-23.
14
Ibid., hlm. 40.
15
Ibid., hlm. 41.
16
Muhammad Syafii Antonio, Op. Cit., hlm. 130-131.