Document
Document
Obat luar.
nya".
sebagai berikut.
(vaselin flavum), malam putih (cera album), malam ku- ning (cera flavum), atau campurannya.
b. Ds. serap: lemak bulu domba (adeps lanae), campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil-alkohol, 8
bagian malam putih dan 86 bagian vaselin putih, campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian
minyak Wijen. c. Ds.
salnya
yang
emulsi
dapat
minyak
dicuci dengan air atau Ds. emulsi, mi- dalam air (M/A). d. Ds.
purannya.
4. Homogenitas. jika dioleskan pada sekeping kaca atau ba- han transparan Iain Yang cocok, harus
menunjukkan 5. su- Penandaan: pada etiket harus tertera 'obat luar
penggolongan Salep
a. Unguenta: salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi
mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
ngan air.
air mendidih)
bon.
senya.
a. Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar salep berlemak (greasy bases)
tidak dapat dicuci dengan air; misalnya: campuran lernak. lemak, minyak lemak, malam.
b. Salep hidrofilik yaitu salep yang suka il alau kuat me-
3. Mudah dipakai.
Utamanya
1. Zat padat
1 ) Camphorae
b) Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak (01. sesamz), camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam
minyak tersebut.
dasar salepnya.
2) Pellidol
3) Iodum.
1) Protargol
2) Colargol
sir.
Ag20
H20
4) Fenol/fenol
nicillin)
salep.
1) Ichtyol
2) Jika ditambahkan pada massa salep yang masih
3) panas atau digerus terlalu lama, akan terjadi pemi-
4) sahan.
5) 2) Balsem-balsem dan minyak yang mudah menguaP
6) *Balsem merupakan campuran damar dan minyak
7) mudah menguap; jika digerus terlalu lama,
8) damarnya akan keluar.
9) 3) Air
10) Ditambahkan terakhir karena berfungsi sebagai
11) pendingin; di samping itu, untuk mencegah per-
12) mukaan mortir menjadi licin.
13) 4) Glisenn
14) Harus ditambahkan ke dalam dasar salep yang
15) dingin, karena tidak bisa bercampur dengan bahan
16) dasar salep yang sedang mencair dan harus ditam-
17) bahkan sedikit demi sedikit karena tidak mudah
18) diserap Oleh dasar salep.
19) 5) Marmer album
20) Dimasukkan terakhir karena dibutuhkan dalam
21) bentuk kasar, yang akan memberikan pengaruh
22) percobaan pada kulit.
23) e. Zat padat tidak larut dalam air
24) Umumnya dibuat serbuk halus lebih dahulu, misalnya:
25) 1) Belerang (tidak boleh diayak).
26) 2) AC. Boricum (diambil bentuk yang pulveratum).
27) 3) Oxydum zincicum (diayak dengan ayakan No.100/
28) B40).
29) 4) Manneralbum (diayak dengan ayakan No.25/B10).
30) 5) Veratrin (digerus dengan minyak, karena jika di-
31) gerus tersendiri akan menimbulkan bersin).
32) 2. Zat cair
33) a. Sebagai pelarut bahan obat
34) l) Air
35) a) terjadi reaksi
36)
37) Con tohnya,jika aqua calcis bercampur denga
38) minyak lemak akan terjadi penyabunan
39) hingga cara penggunaannya adalah dengan
40) diteteskan sedikit demi sedikit kemudian
41) dikocok dalam sebuah botol bersama dengan
42) minyak lemak, baru dicampur dengan bah-an
43) lainnya. Contoh resep standar:
44) P/ Oxyd.zinc.
45) Oleum sesami
46) Aq.calcis aa 10
47) Di sini akan terjadi penyabunan antara 01. Sesami dengan
48) aqua calcis.
49) b) tak texjadi reaksi
50) jumlah sedikit: teteskan terakhir sedikit
51) demi sedikit
52) jumlah banyak: diuapkan atau diambil ba-
53) han berkhasiatnya saja dan berat airnya
54) diganti dengan dasar salepnya.
55) 2) Spiritus/etanol/alkohol
56) a) jumlah sedikit: teteskan terakhir sedikit demi
57) sedikit.
58) b) jumlah banyak.
59) tahan panas: Tinct. Ratanhiae, panaskan di
60) atas tangas air sampai sekental sirop atau
61) sepertiga bagian
62) tak tahan panas
63) diketahui perbandingannya, maka di-
64) ambil bagian-bagiannya saja, misalnya
65) tinct. iodii.
66) tak diketahui perbandingannya, tetes- kan terakhir
67)
68) sedikit demi sedikit. jika dasar salep lebih dari I (satu) macam,. harus diperhitungkan menti- rut
perbandingan dasar salepnya.
69) Con toh:
70) Q/ Tinct. Ratanhiae 6
71) 20
72) Adeps lanae 10
73) mf. Ungt.
74) Jika 6 g Tinct. Ratanhiae tersebut dipanaskan, bobotnya
75) akan menjadi 1,8 g. Jadi akan kehilangan bobot sebesar 4,2 g
76) (yang akan diganti dengan dasar salep) .
77) Perbandingan vaselin dan adeps lana adalah 20:10 maka
78) jumlah perbandingannya adalah 30. Jadi bahan dasar salep
79) yang harus ditimbang:
80) Vaselin: 20 + 20/30 x 4,2 g = 22,8 g
81) - Adeps Ian. 10 + 10/30 x 4,2 g- 5,4 g
82) Contoh Iain:
83) Rh/ Tinct.iodii 20
84) Vaselin 30
85) Adeps lanae 10
86) Q/ Tinct. Iodii
87) Iodium 6,5
88) NaJ 3,5
89) Etanol 90
90) perbandingan vaselin dan adepsAanae adalah 30:15. Jadi jum- Iah perbandingannya 45,
sehingga bahan dasar salep yang harus ditimbang:
91) Vaselin: 30 + 30/45 x 18 g = 42 g
92) Adeps lanae: 15 + 15/45 x 18 g = 21 g
93) 3) Cairan kental
94) Umumnya dimasukkan sedikit demi sedikit.
95) Contohnya: gliserin, Pix lithantratis, Pix liquida,
96) balsem Peruvianum, ichtyol, kreosot.
a. Extractum siccum/kering
nya.
b. Extractum spissum/kental
c: Extractum liquidum
4. Bahan-bahan lain
a. Hydrargyrum
b. Naphtolum
c. Bentonit
Serbuk halus yang dengan air akan membentuk massa seperti salep. Senyawa ini adalah alumunium
silikat yang mengikat air. Cara yang baik untuk membuat ini adalah dengan menambahkan ke dalam
sedikit demi sedikit air hangat Salep bentonit (direndam dalam air 1 jam) dengan air itu perlu tidak
tahan lama, karena ditambahkan lemak agar tidak memisah airnya.
a. Extractum siccum/kering
nya.
c. Extractum liquidum
4. Bahan-bahan lain
a. Hydrargyrum
b. Naphtolum
c. Bentonit
airnya.
padat
zat
berkhasiat cairan
ekstrak
terjadi reaksi
(aqua calcis)
air
takterjadi reaksi
jumlahnya banyak
jumlah sedikit
(teteskan terakhir)
spiritus
(tinct.ratanhiae) diketahui
jumlah
banyak
taktahan
pemanasan
bagiannya
(tinct.iod)
tak-diketahui
bagiannya
(teteskan
terakhir)
ichtiol
siccum (kering)
spissum (kental)
liquidum (cair )