id
SKRIPSI
Disusun Oleh :
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Persetujuan:
DosenPembimbing I DosenPembimbing II
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
TINJAUAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI
BERSERAT BAJA DENGAN MENGGUNAKAN FILLER
NANOMATERIAL
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Mengetahui, Disahkan,
a.n Dekan Fakultas Teknik UNS Ketua Jurusan Teknik Sipil
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Murwani Widi Nugraheni, 2011. Tinjauan Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Berserat
Baja dengan Menggunakan Filler Nanomaterial. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji sebanyak 45 buah.
Masing-masing variasi berjumlah 3 benda uji. Digunakan untuk benda uji kuat tekan
berbentuk silinder dengan diameter 11cm dan tingginya 22cm dengan variasi kadar filler
nanomaterial 0%, 5%, 10%, 15%, 20% yang diuji pada umur 7, 14, dan 28 hari.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan filler pasir kuarsa (10% dari kadar
semen) mampu menaikkan kuat tekan hingga 43,26 % pada umur 7 hari, 46,67% pada
umur 7 hari, dan 33% pada umur 28 hari dari beton normal.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
This research aims to know the influence dosage of usage filler based on the
compesisive strength of concrete.
The test results showed that the additional 10% of the quartz powder improved the
compression strength by 43,26%, 46,67%,and 33%days respectively.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Selama ini telah diketahui bahwa beton memiliki berbagai kelebihan sebagai
bahan kontruksi dibandingkan dengan bahan yang lainnya, diantaranya bahan
pembentuknya didapat dengan mudah baik secara alami atau dapat dicari
alternatif bahan lain, mudah dalam pengerjaannya dan dapat dibentuk sesuai
dengan keinginan, tahan terhadap cuaca, dan perawatan bangunan mudah.
Kuat tekan merupakan salah satu parameter utama mutu beton. Kuat tekan adalah
besarnya beban per satuan luas, yang dapat ditahan sampai dengan menyebabkan
benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu. Kuat tekan beton
ditentukan oleh proporsi bahan yaitu semen dan agregat halus, agregat kasar dan
air sebagai komponen pembentuk beton.
Beton konvensional, yang pada saat ini digunakan dalam dunia konstruksi, adalah
beton yang sebenarnya masih mempunyai potensi kekuatan yang sangat besar.
Beton normal dengan kekuatan sebesar 30 40 MPa, mengakibatkan dibutuhkan
material yang cukup banyak untuk satu proyek konstruksi. Kekuatan beton yang
lebih tinggi akan cenderung menurunkan volume kebutuhan beton. Apabila kita
menaikkan kekuatan beton sehingga dua kali lipat, maka volume material yang
commit
diperlukan akan berkurang hingga to user
setengah dari keadaan awal di sisi lain biaya
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
untuk mendapatkan beton tersebut, pun tidak sampai dua kali lipatnya. Artinya
terjadi penghematan biaya material konstuksi. (Hardjasaputra,H.2009)
Metode untuk mendapatkan beton generasi terbaru dari beton dengan kinerja yang
tinggi adalah dengan pembuatan beton ekstra padat dengan memberikan pengisi
berupa partikel yang berukuran mikro dan modifikasi material semen dengan
polymer sehingga terjadi material bebas cacat makro (Macro Defect Free (MDF)).
Penerapan konsep particle packing ini dapat juga dilakukan dengan memberikan
partikel dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 micron, untuk mengisi rongga yang
masih tersisa, misalnya dengan silica fume. Sedangkan filler berukuran
nanomaterial diberikan untuk mengisi rongga yang berukuran lebih kecil dari
silika fume. Dengan peningkatan kepadatan yang terjadi beton akan lebih kuat
menahan beban, porositas dalam beton yang saling terkoneksi akan berkurang dan
menyebabkan beton lebih kedap terhadap air dan tahan terhadap material perusak
lainnya sehingga beton ini menjadi lebih tahan lama.
Dasar ide pembuatan beton adalah meningkatkan Packing Density dari matrix
semen dan mengurangi secara ekstrim water cement ratio sampai dengan 0.2.
Metode ini menerapkan metode campuran beton berbeda dengan campuran beton
normal, yaitu ditinggalkannya penggunaan agregat kasar dan halus berukuran
makro, sebagai gantinya digunakan agregat yang lebih halus dengan rentang
ukuran nanometer. Kuat tekannya yang tinggi berkorelasi dengan sifat beton mutu
tinggi yang getas (brittle), namuncommit
dengantopenulangan
user ataupun penambahan serat
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
baja yang tepat akan tetap dapat diperoleh struktur beton mutu tinggi yang bersifat
daktail dengan struktur yang ramping dan dapat memikul beban sekuat baja.
Skripsi ini membahas tentang kekuatan tekan beton mutu tinggi berserat baja
dengan filler nanomaterial yang mengacu pada konsep packing density
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di awal, maka dapat
dirumuskan permasalahannya adalah bagaimana penggunaan filler berbasis
nanomaterial terhadap kuat tekan beton mutu tinggi.
Penelitian ini diberi batasan-batasan masalah agar kerja dapat lebih terarah dan
tidak meluas. Batasan-batasan masalah yang digunakan adalah :
a. Serat baja yang digunakan dengan diameter 0,1 mm dan panjang 60 mm.
b. Penambahan serat baja adalah 1% dari berat beton.
c. Pasir yang digunakan adalah pasir dengan ukuran 0,125mm-0,5mm.
d. Mutu beton yang disyaratkan pada saat umur 28 hari adalah lebih dari
50 MPa.
e. Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis 1.
f. Silika Fume digunakan 10% dari berat semen.
g. Penelitian ini hanya meninjau terhadap kuat tekan beton mutu tinggi berserat
baja dengan mengunakan filler berbasis nanomaterial.
h. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggaruh penggunaan
filler berbasis nanomaterial untuk mendapatkan beton mutu tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
BAB 2
Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut
diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat (dan
kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan non-kimia) pada perbandingan tertentu.
Campuran tersebut apabila dituangkan dalam cetakan kemudian dibiarkan maka
akan mengeras seperti batuan (Tjokrodimuljo, 1996).
Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok beton (air, semen dan agregat),
yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan
beton. Tujuannya ialah mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih
dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan,
menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas,
mengurangi sifat getas, mengurangi retak-retak pengerasan dan sebagainya
(Tjokrodimuljo, 1996).
Bahan campuran tambahan (admixture) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton agar
menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, ekonomis atau untuk tujuan lain seperti
menghemat energi (Nawy, 1990).
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat
mutu yang berhasil dicapai. Pada tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa
sudah dikategorikan sebagai beton mutu tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal
1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa. Saat ini, disebut mutu tinggi
untuk kuat tekan di atas 50 MPa, dan di atas 80 MPa sebagai beton mutu sangat
tinggi, sedangkan untuk diatas 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu
ultra tinggi (Supartono, 1998).
Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah air yang
minimal konsisten dengan derajad workabilitas, yang dibutuhkan untuk
memberikan kepadatan maksimal. Derajat kepadatan harus dipertimbangkan
dalam hubungannya dengan cara pemadatan dan jenis konstruksi, agar terhindar
dari kebutuhan akan pekerjaan yang berlebihan dalam mencapai kepadatan
maksimal (Murdock & Brook 1991).
Beton dengan kuat tekan tinggi sudah dapat dibuat dengan adanya teknologi
bahan kimia yaitu superplasticizer, yang ditambahkan pada beton sehingga
partikel semen yang biasanya cenderung untuk mengumpul (flocculate) dapat
terdispersi dengan seragam dan kebutuhan air dapat dikurangi, sehingga rongga
udara dalam beton dapat dikurangi dan kekuatan beton akan meningkat
(Hardjasaputra,2008).
Modulus elastisitas beton mutu tinggi naik seiring dengan kenaikan kuat
desaknya, tetapi pola keruntuhannya menunjukkan energi retak yang tinggi
dengan regangan yang relatif rendah ( Li dan Antasari,2000 ) artinya beton mutu
tinggi mempunyai resiko keruntuhan yang tiba-tiba dan melontarkan energi yang
besar (sangat getas). Sifat ini bisa diatasi dengan penambahan serat baja pada
beton mutu tinggi, yang berfungsi sebagai tulangan dan meningkatkan daktailitas
pada beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Beton serat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari campuran semen,
agregat, air, dan sejumlah serat yang disebar secara random. Ide dasar beton serat
adalah menulangi beton dengan fiber yang disebarkan secara merata ke dalam
adukan beton, dengan orientasi random sehingga dapat mencegah terjadinya
retakan-retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik baik akibat panas hidrasi
maupun akibat pembebanan (Soroushian dan Bayashi, 1987).
Beton serat mempunyai kelebihan daripada beton tanpa serat dalam beberapa sifat
strukturnya, antara lain keliatan (ductility), ketahanan terhadap beban kejut
(impact resistance), kuat tarik dan kuat lentur (tensile and flexural strength),
kelelahan (fatigue life), kekuatan terhadap pengaruh susut (shrinkage), dan
ketahanan terhadap keausan (abration) (Soroushian dan Bayashi, 1987).
Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter antara 5 dan 500 m,
bahkan sampai dengan 1300 m (mikro meter), dan panjang sekitar 25 mm
sampai 100 mm. Bahan serat dapat berupa: serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan
(rami, bambu, ijuk), serat plastik (polypropylene), atau potongan kawat baja
(Tjokrodimuljo, 1996).
Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari banyak
faktor, diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode
pelaksanaan pembuatan adukan beton, temperatur dan kondisi perawatan
pengerasannya. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibanding kuat tariknya, dan
merupakan bahan getas. Nilai kuat tariknya berkisar antara 9%-15% dari kuat
tekannya, pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya
beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat
bekerjasama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang
commit
bekerja menahan tarik (Dipohusodo, to user
1994).
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
2.2.1. Beton
Beton adalah pencampuran semen portland, air, dan agregat dengan atau tanpa
bahan tambahan (admixture) tertentu. Material pembentuk beton tersebut
dicampur merata dengan komposisi tertentu, untuk menghasilkan suatu campuran
yang homogen sehingga dapat dituang dalam cetakan untuk dibentuk sesuai
keinginan. Campuran tersebut bila dibiarkan akan mengalami pengerasan sebagai
akibat reaksi kimia antara semen dan air yang berlangsung selama jangka waktu
panjang atau dengan kata lain campuran beton akan bertambah keras sejalan
dengan umur beton.
Beton serat adalah bahan komposit berupa campuran beton konvensional dengan
bahan serat yang terdistribusi acak. Penambahan serat ke dalam beton akan
meningkatkan kuat tarik beton yang umumnya sangat rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Dosis penggunaan yang umum adalah 0,25 - 2% takaran volume atau sekitar 20-
50 kg serat baja per meter kubik produksi beton. Serat sintetik adalah serat buatan
yang diperoleh dari pengembangan produk petrokimia dan industri tekstil.
Material ini di kenal dalam banyak jenis seperti acrylic , aramid, carbon, nylon,
polyethilene, polypropylene. Serat sintetik umumnya cocok digunakan untuk
ketahaan terhadap retak, khususnya di umur dini (Braunch, J et.al, 2002). Dosis
penggunaan serat sintetik beragam dari 0,1% hingga 0,8% takaran volume.
Serat kaca (glass fibre) banyak juga digunakan pada pekerjaan beton pada
pencampuran biasa atau beton semprot. Dosis penggunaan serat kaca adalah
sekitar maksimum 5% takaran volume atau sekitar 1-1,5 kg serat kaca per meter
kubik beton. Selain itu, serat alami yang diperoleh dari tumbuhan atau hewan.
Jenis yang biasa dikenal adalah ijuk, sabut kelapa, tempurung kelapa, bambu, jute,
kayu, bulu binatang dll. Jenis serat ini banyak digunakan di negara berkembang
karena harganya murah. (Ariessita,2010)
2.2.3. Nanomaterial
Skala nano terbilang unik karena tidak ada struktur padat yang dapat diperkecil.
Hal unik lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan fisis berlangsung
pada skala 0.1 hingga 100 nm. Pada dimensi ini material menunjukkan sifat fisis
yang berbeda; sehingga saintis berharap akan menemukan efek yang baru pada
skala nano dan memberi terobosan bagi teknologi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Beton berkinerja tinggi adalah beton yang mempunyai sifat khusus yang berbeda
dengan beton biasa, seperti tingkat susut (shrinkage) rendah, permeabilitas rendah
modulus elastisitas tinggi dan kuat tekan tinggi. Beton ini memiliki kuat tekan 50-
80 MPa dan dapat dikerjakan dengan mudah sehingga menunjukkan kinerja yang
sangat baik pada struktur dimana beton terpasang.
Beton mutu tinggi umumnya memiliki faktor air semen yang rendah (fas) dengan
rentang 0,2-0,35. Semakin rendah fas maka porositas beton juga cenderung
semakin rendah. Pada pencampuran, beton mutu tinggi ditambahkan admixture
seperti superplasticizer dengan dosis dan jumlah yang tepat, agar workabilitas
beton tetap tinggi. Selain itu penambahan material berukuran lebih kecil dari
semen, seperti silica fume berfungsi mengurangi rongga di dalam beton dapat
dikurangi sehingga beton menjadi lebih padat. Jika terjadi peningkatan
kepadatan, porositas dalam beton berkurang dan menyebabkan beton lebih kedap
terhadap air dan material perusak lainnya sehingga beton menjadi lebih tahan
lama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Komponen pembentuk beton mutu tinggi adalah semen, agregat halus, air dan
bahan tambahan lain yaitu serat baja, silika fume dan tepung kuarsa sebagai
material nano.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
2.2.5.1.Semen Portland
Semen berfungsi sebagai perekat butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang
padat dan mengisi rongga-rongga di antara butir-butir agregat. Semen yang
dimaksud di dalam konstruksi beton adalah bahan yang akan mengeras jika
bereaksi dengan air dan lazim dikenal dengan nama semen hidraulik (hidraulic
cement). Salah satu jenis semen hidraulik yang biasa dipakai dalam pembuatan
beton adalah semen portland (portland cement). Bahan baku semen yaitu kapur
(CaO), Silika (SiO2), dan alumina (Al2O3).
Dari penelitian sebelumnya semen yang paling baik digunakan dalam pembuatan
beton mutu tinggi adalah semen dengan kandungan C3A ( Tricalsium Aluminate)
yang berfungsi memberi kekuatan pada saat permulaan dan menambahan
kekuatan secara kontinyu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
2.2.5.2.Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Berdasarkan ukuran besar butirnya, agregat
yang dipakai dalam adukan beton dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
agregat halus dan agregat kasar. UHPC saat ini dikembangkan hanya
menggunakan agregat halus yaitu pasir ukuran 0.125 0.5 mm
(Hardjasaputra,2008).
Menurut Tjokrodimuljo (1996), agregat halus adalah agregat yang berbutir kecil
(antara 0,15 mm dan 5 mm). Dalam pemilihan agregat halus harus benar-benar
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Karena sangat menentukan dalam
hal kemudahan pengerjaan (workability), kekuatan (strength), dan tingkat
keawetan (durability) dari beton yang dihasilkan. Pasir sebagai bahan pembentuk
mortar bersama semen dan air, berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu
kesatuan yang kuat dan padat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Daerah 1 : Pasir kasar
Daerah 2 : Pasir agak kasar
Daerah 3 : Pasir agak halus
Daerah 4 : Pasir halus
Seperti halnya beton normal, beton mutu tinggi dapat pula direncanakan untuk
berbagai variasi penggunaan agregat. Beton mutu tinggi saat ini dikembangkan
yang hanya menggunakan agregat halus yaitu pasir ukuran 0.125 0.5 mm [DIN
4226 - 1] dengan analisa saringan seperti pada gambar 2 .1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
P
e
r
s
e
n
L
o
l
o
s
(%)
Gambar 2.1
Tipical Analisis Saringan untuk pasir halus yang digunakan pada campuran beton
mutu tinggi
Perbedaan perancangan beton mutu tinggi dengan beton normal adalah bagaimana
mencari susunan gradasi ukuran butir yang dapat mengisi ruang kosong pada
matrix semen. Sedangkan pada beton mutu tinggi dengan filler nanomaterial
ukuran butir yang digunakan dalam rentang nanometer, yang disingkat nm.
Dengan pemilihan gradasi yang tepat akan diperoleh kepadatan per satuan volum
(Packing Density) yang tinggi. Gambar 2.2 adalah contoh dari gradasi ukuran
butiran yang dipakai untuk mix design dengan kode Campuran M 1Q dan
Campuran B 3Q yang kembangkan oleh Prof. Schmidt di Universitas Kassel
Jerman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
P
e
K r Campuran
o s Campuran
m e
u n
l
a
Pasir kuasa
t L Tepung kuasa
i o
f l
o
s
(%) Ukuran Butiran (mm)
Gambar 2.2
Gradasi ukuran partikel dan kumulatip persentasi (% Vol) dari masing masing
partikel untuk desain campuran UHPC tipe M1Q dan B3 Q
Menurut Prof. Schmidt di Universitas Kassel Jerman
2.2.5.3. Air
Air merupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton. Air diperlukan untuk
bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir
agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air harus bersih, tidak berwarna,
tidak berbau, dan jernih. Air yang memenuhi syarat sebagai air minum, memenuhi
syarat pula untuk bahan campuran beton, tetapi tidak berarti air harus memenuhi
persyaratan air minum.
Menurut Tjokrodimuljo (1996) kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika
commit to user
air mengandung kotoran. Pengaruh pada beton di antaranya pada lamanya waktu
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
ikatan awal serta kekuatan beton setelah mengeras. Adanya lumpur dalam air di
atas 2 gram/liter dapat mengurangi kekuatan beton. Air dapat memperlambat
ikatan awal beton sehingga beton belum mempunyai kekuatan dalam umur 2-3
hari. Sodium karbonat dan potasium dapat menyebabkan ikatan awal sangat cepat
dan konsentrasi yang besar akan mengurangi kekuatan beton.
Bahan tambah (aditive maupun admixture) ialah bahan selain unsur pokok beton
(air, semen, dan agregat halus) yang ditambahkan ke dalam campuran saat atau
selama pencampuran berlangsung. Penggunaan bahan tambah biasanya
didasarkan pada alasan yang tepat, diantaranya perbaikan kelecakan dan dapat
menggunakan penggunaan semen (Tjokrodimulyo, 1996). Tujuan penambahan
bahan tambah ini adalah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu
masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras.
a. Serat Baja
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen, yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh yang ditambahkan ke dalam beton
untuk dapat memperbaiki sifat beton antara lain dapat meningkatkan daktilitas dan
kuat lentur beton. Retak-retak yang membawa keruntuhan pada struktur beton
biasanya dimulai dari retak rambut (micro crack).
Serat baja mulai digunakan untuk beton sejak tahun 1900. Awalnya serat baja
hanya di potong sesuai kebutuhan dan digunakan lurus. Serat baja modern
digunakan dengan berbagai bentuk; permukaan kasar, ujung berangkur,
bergelombang dan beberapa bentuk lain terbukti kemampuan lentur, duktilitas,
ketahanan menahan retak,ketahanan torsi dan ketahanan lelah.(Asad,2008).
Serat baja mempunyai diameter bervariasi berkisar antara 0,15-2 mm. sedangkan
aspek rasio berkisar 20-100. Dosis penambahan serat baja sekitar 0,25-2% volume
beton,penambahan serat baja lebih dari 2% dari volume beton mengakibatkan
beton sulit dikerjakan. Serat baja dapat terdistribusi dengan baik dalam beton jika
ukuran agregatnya kurang dari 10mm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Menurut Soroushian dan Bayasi (1991) ada beberapa jenis fiber baja yang biasa
digunakan :
a. Bentuk fiber baja (Steel Fiber Shapes)
1) Lurus (straight)
2) Berkait (hooked)
3) Bergelombang (crimped)
4) Double duo form
5) Ordinary duo form
6) Bundel (paddled)
7) Kedua ujung ditekuk (bud-hooked)
8) Tidak teratur (irregular)
9) Bergerigi (idented)
b. Penampang fiber baja (Steel fiber cross section)
1) Lingkaran/kawat (round/wire)
2) Persegi / lembaran (rectangular / sheet)
3) Tidak teratur / bentuk dilelehkan (irregular / melt extract)
c. Fiber dilekatkan bersama dalam satu ikatan
b. Superplasticizer
Superplasticizer (Sika Viscocrete-10) adalah bahan tambah kimia (chemical
admixture) yang melarutkan gumpalan-gumpalan dengan cara melapisi pasta
semen, sehingga semen dapat tersebar dengan merata pada adukan beton dan
mempunyai pengaruh dalam meningkatkan workability beton sampai pada tingkat
yang cukup besar. Bahan ini digunakan dalam jumlah yang relatif sedikit karena
sangat mudah mengakibatkan terjadinya bleeding. Superplasticizer dapat
mereduksi air sampai 40% dari campuran awal.
Beton berkekuatan tinggi dapat dihasilkan dengan pengurangan kadar air, akibat
pengurangan kadar air akan membuat campuran lebih padat sehingga pemakaian
Superplasticizer sangat diperlukan untuk mempertahankan nilai slump yang
tinggi. Keistimewaan penggunaan superplasticizer dalam campuran pasta semen
maupun campuran beton antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Secara umum, partikel semen dalam air cenderung untuk berkohesi satu sama
lainnya dan partikel semen akan menggumpal. Penambahan superplasticizer,
partikel semen ini akan saling melepaskan diri dan terdispersi. Dengan kata lain
superplasticizer mempunyai dua fungsi yaitu, mendispersikan partikel semen dari
gumpalan partikel dan mencegah kohesi antar semen. Fenomena dispersi partikel
semen dengan penambahan Superplasticizer dapat menurunkan viskositas pasta
semen, sehingga pasta semen lebih fluid/alir. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan air dapat diturunkan dengan penambahan superplasticizer.
c. Silica Fume
Silica fume merupakan material yang terdiri dari partikel halus dengan diameter
0,1-1,0 mikrometer. Berfungsi sebagai pengganti sebagian dari semen atau bahan
tambahan pada saat sifat-sifat khusus beton dibutuhkan, seperti penempatan
mudah, kekuatan tinggi, permeabilitas rendah, durabilitas tinggi, dan lain
sebagainya. Silica fume merupakan hasil sampingan dari produk logam silikon
atau alloy ferosilikon. Menurut standar Spesification for Silica Fume for Use in
commit to user
Hydraulic Cement Concrete and Mortal (ASTM.C.1240,1995: 637-642), silica
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
fume adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika lebih banyak
dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau alloy besi silikon
(dikenal sebagai gabungan antara micro silica dengan silica fume). Berat jenis
relatif silica fume umumnya berkisar antara 2,2-2,5.
Silica fume merupakan material yang sangat reaktif karena merupakan bahan yang
sebagian besar amopfus (amarphoous silico), bahan spherical yang sangat lembut,
yang terdiri dari pertikel-pertikel seperti kaca hasil dari pembekuan cepat
agaseous SiO, bila bersentuhan dengan udara terjadi oksidasi secara cepat di
dalam pendingin bagian dari furnace yang menghasilkan logam metal alloy
ferosilikon. Kandungan SiO2 yang tinggi dalam SF yang mencapai 85 sampai 98
persen, berguna untuk keperluan campuran semen (Khayat, K.H, et al, 1997).
d. Pasir Kaursa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir
kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan
yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan
kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi
sungai, danau atau laut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2,
CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada
senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur
17150 C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas
12 1000 C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik
keramik, bahan baku fero silikon, silicon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand
blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri
perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di
Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau
Bangka dan Belitung. (wikipedia)
Sedangkan yang digunakan dalam pembuatan beton mutu tinggi adalah tepung
quartz yang berukuran dalam rentang nanometer, antara 16 90 m
Kuat tekan adalah besarnya beban persatuan luas, yang menyebabkan benda uji
hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin uji.
Kuat tekan beton ditentukan oleh perbandingan semen dan agregat halus, agregat
kasar dan air dari berbagai jenis campuran. Perbandingan air terhadap semen
merupakan faktor utama dalam penentuan kuat tekan beton.
Sifat yang paling penting dari beton adalah kuat tekan beton. Kuat tekan beton
biasanya berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya apabila kuat tekan beton
commit to user
tinggi, sifat-sifat lainnya juga baik. Kekuatan tekan beton dapat dicapai sampai
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
1000 kg/cm2 atau lebih, tergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat, serta
kualitas perawatan. Kekuatan tekan beton yang paling umum digunakan adalah
sekitar 200 kg/cm2 sampai 500 kg/cm2.
Selanjutnya benda uji ditekan dengan mesin tekan sampai pecah. Beban tekan
maksimum pada saat benda uji pecah dibagi luas penampang benda uji merupakan
nilai kuat desak beton yang dinyatakan dalam MPa atau kg/cm2. Tata cara
pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM C 39 atau menurut yang
disyaratkan PBI 1989.
Beton relatif kuat menahan tekan. Keruntuhan beton sebagian disebabkan karena
rusaknya ikatan pasta dan agregat. Besarnya kuat tekan beton dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain:
a. Faktor air semen. Hubungan faktor air semen dan kuat tekan beton secara
umum adalah bahwa semakin rendah nilai faktor air semen, semakin tinggi
kuat tekan betonnya. Namun kenyataannya, pada suatu nilai faktor air semen
semakin rendah, maka beton semakin sulit dipadatkan. Dengan demikian, ada
suatu nilai faktor air semen yang optimal dan menghasilkan kuat tekan yang
maksimal.
b. Jenis semen dan kualitasnya mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas
beton.
c. Jenis dan lekuk-lekuk (relief) bidang permukaan agregat. Kenyataan
menunjukkan bahwa penggunaan agregat batu pecah akan menghasilkan
beton dengan kuat tekan yang lebih besar daripada kerikil.
d. Efisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40% dapat
terjadi bila pengeringan terjadi sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang
sangat penting pada pekerjaan di lapangan dan pada pembuatan benda uji.
e. Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu
yang lama.
f. Umur pada keadaan yang normal. Kekuatan beton bertambah dengan
commit to user
bertambahnya umur, tergantung pada jenis semen. Misalnya semen dengan
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
kadar alumina tinggi menghasilkan beton yang kuat hancurnya pada 24 jam,
sama dengan semen portland biasa pada 28 hari. Pengerasan berlangsung
terus secara lambat sampai beberapa tahun.
Nilai kuat tekan beton didapat melalui pengujian standar menggunakan mesin uji
dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan
beban tertentu atas benda uji silinder beton (diameter 150 mm, tinggi 300 mm)
sampai hancur. Sedang untuk pengujian kuat tekan dapat diformulasikan sebagai
berikut:
fc = P/ Ac..(2.1)
dimana:
Ac
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
Benda uji pada penelitian ini berupa silinder beton dengan dengan diameter 11 cm
dan tinggi 22 cm. Kadar serat baja yang digunakan adalah 1% terhadap berat
beton. Perincian benda uji yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
25
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
3.3. Bahan
a. Semen type 1
b. Pasir ukuran 0,125 - 0,5 mm
c. Belerang untuk capping
d. Silika Fume
e. Serat baja bendrat
f. Filler nanomaterial
g. Superplasticizer
h. Air
a. Tahap I, Persiapan
Pada tahap ini seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan
terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Pembuatan
cetakan atau bekisting benda uji juga dilakukan pada tahap ini.
2. Kadar organik
3. Spesific grafity
4. Gradasi
5. Spesific grafity
6. Gradasi
c. Tahap III, Pembuatan mix design
Pada tahap ini dilakukan pembuatan mix design dengan kuat tekan rencana
>50 MPa. Hasil mix design tersebut dipakai untuk pembuatan silinder beton.
Tahapan dalam penelitian ini disajikan secara skematis dalam bentuk bagan alir
pada Gambar 3.1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Mulai
Persiapan Tahap I
Uji Bahan:
- kadar lumpur
- kadar organik
Tahap II
- spesific gravity
- gradasi
Uji Slump
ok
Selesai
Gambar 3.1commit
Bagan to
Alir Tahap-tahap Penelitian
user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Pengujian bahan dasar untuk pembuatan beton sangat penting, hal ini untuk
mengetahui kelayakan karakteristik bahan penyusun beton yang nantinya dipakai
dalam mix design penelitian ini sehingga hasil yang didapat baik dan tidak bias .
Pengujian bahan dasar beton hanya dilakukan terhadap agregat halus.
Agregat halus yang digunakan dalam campuran beton adalah pasir. Pasir
berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga yang terbentuk dari pencampuran pasta
semen dan agregat kasar. Spesifikasi pasir yang dapat digunakan dalam campuran
beton salah satunya adalah tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
keringnya.
Sesuai dengan PBI 1971 (N-20 atau ASTM) maka bila pasir mengandung lumpur
5% dari dari berat keringnya harus dicuci, karena kandungan lumpur yang
berlebihan dalam pasir dapat mengganggu lekatan antara partikel dalam
pencampuran beton sehingga dapat menurunkan kekuatan beton.
Kadar lumpur pasir dihitung dengan persamaan 3.1 sebagai berikut :
Go - G1
Kadar Lumpur = 100% .....................................................................(3.1)
G1
dengan :
G0 = berat pasir awal (100 gram)
G1 = berat pasir akhir (gram)
Kandungan zat organik pada pasir umumnya banyak ditemukan pada pasir yang
diambil dari sungai. Aliran air sungai yang membuat zat organik atau
semacamnya dapat terbawa dan mengendap pada pasir. Kandungan zat organik
dapat membahayakan bila terlalu commit
banyak to user pada campuran beton. Sifat zat
terdapat
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.1 Tabel perubahan warna pada uji kadar zat organik pasir
Warna Prosentase kandungan zat organik
Jernih 0%
Kuning muda 0 10%
Kuning tua 10 20%
Kuning kemerahan 20 30%
Coklat kemerahan 30 50%
Coklat 50 100%
Pengujian specific gravity agregat halus mengacu pada ASTM C 128. Pengujian
ini ditujukan agar mendapatkan :
a. Bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara berat pasir dalam kondisi
kering dengan volume pasir total
b. Bulk specific gravity SSD, yaitu perbandingan antara berat pasir jenuh dalam
kondisi kering permukaan dengan volume pasir total
c. Apparent specific gravity, yaitu perbandingan antara berat pasir dalam
kondisi kering dengan volume butir pasir
d. Absorbtion, yaitu perbandingan antara berat air yang diserap dengan berat
pasir kering
Untuk menganalisis hasil pengujian dengan persamaan 3.2 s/d 3.5 sebagai berikut:
a
Bulk Specific Gravity = .......................................................... (3.2)
b+d -c
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
d
Bulk Specific Gravity SSD = ........................................................... (3.3)
b+d -c
a
Apparent Specific Gravity = ........................................................... (3.4)
b+a-c
d -a
Absorbsion = 100% ............................................................................. (3.5)
a
dengan :
a = berat pasir kering oven (gram)
b = berat volumetricflash berisi air (gram)
c = berat volumetricflash berisi pasir dan air (gram)
d = berat pasir dalam keadaan kering permukaan jenuh (500 gram)
Gradasi pada pasir sebagai agregat halus menentukan sifat pengerjaan dan sifat
kohesi dari campuran beton, sehingga gradasi pada agregat halus sangatlah
diperhatikan. Pengujian gradasi agregat halus menggunakan standar pengujian
ASTM C 136. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui gradasi atau variasi
diameter butiran pasir, prosentase dan modulus kehalusannya. Modulus kehalusan
adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya tingkat kehausan butir pasir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Perencanaan campuran beton yang tepat dan sesuai dengan proporsi campuran
adukan beton sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas beton yang baik.
Dalam penelitian ini digunakan trial rancang campur beton yang mengacu pada
Sambow . (2003) dengan target kuat desak (fc) target 50 MPa.
Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar. Menurut SK-SNI M-12-1989-F, cara pengujian nilai slump adalah
sebagai berikut :
c. Mengisi cetakan sampai penuh dengan 3 lapisan, tiap lapis berisi kira-kira 1/3
isi cetakan, kemudian setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak
25 kali tusukan secara merata.
d. Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang ada disekitar cetakan harus
disingkirkan.
e. Mengangkat cetakan perlahan-lahan tegak lurus keatas.
f. Mengukur slump yang terjadi.
Perawatan dilakukan dengan cara merendam beda uji dalam air dengan fungsi
agar air dalam beton tidak menguap dengan cepat, sehingga proses hidrasinya
sempurna dengan demikian mutu beton yang terjadi dapat sesuai dengan mutu
rencana. Perawatan benda uji dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Benda uji yang telah berumur 24 jam dilepas dari cetakan silinder.
b. Selanjutnya benda uji direndam dalam bak air selama 26 hari.
c. Setelah benda uji direndam selama 26 hari, benda uji diangkat dan diangin-
anginkan sampai berumur 28 hari untuk selanjutnya dilakukan pengujian.
Dalam pengujian kuat tekan digunakan benda uji berbentuk silinder dengan
dengan diameter 11 cm dan tinggi 22 cm.
Pengujian kuat tekan beton pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk
silinder dengan diameter 11 cm dan tinggi 22 cm yang telah berumur 7, 14 dan 28
hari dengan memberikan tekanaan hingga benda uji tersebut runtuh. Prosedur
pengujian dilakukan, sebagai berikut : to user
commit
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
.(3.7)
Dengan:
fc = Kuat tekan beton yang didapat dari benda uji (MPa)
P = Beban tekan maksimum (N)
A = Luas permukaan benda uji (mm2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
BAB 4
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian bahan dan benda uji dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan standar
pengujian yang terdapat pada standar ASTM. Waktu pelaksanaan percobaan
disesuaikan dengan jadwal penelitian dan ijin penggunaan Laboratortium Bahan
Fakultas Teknik UNS Surakarta.
Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil yang
diperoleh. Sedangkan data rinci hasil pemeriksaan bahan dasar dan penyusun
beton disajikan dalam lampiran A.
Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
pengujian kadar lumpur, kandungan zat organik, specific gravity, gradasi agregat
dan berat jenis. Hasil-hasil pengujian tersebut disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil pengujian agregat halus
Jenis Pengujian Hasil Pengujian Standar Kesimpulan
Kandungan Zat Organik Kuning muda Kuning Memenuhi syarat
Kandungan Lumpur 2% Maks 5 % Memenuhi syarat
3
Bulk Specific Gravity 2,41 gr/cm - -
Bulk Specific SSD 2,51 gr/cm3 - -
Apparent Specific Gravity 2,46 gr/cm3 - -
Absorbtion 0,81 % - -
Modulus Halus 2,53 2,3 3,1 Memenuhi syarat
Untuk hasil pengujian gradasi agregat halus dan syarat batas dari ASTM C-33
dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Dari Tabel 4.2 didapat grafik gradasi beserta batas gradasi yang disyaratkan
ASTM C-33 yang ditunjukkan dalam Gambar 4.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
Jenis Agregat
PC Air Serat SP Silika Filler
Benda Uji Halus
(kg) (kg) (kg) (kg) Fume (kg)
(kg)
(kg)
FN-0 506.7 673 154 24 18.5 56.3 0
Secara lengkap perhitungan terdapat pada lampiran B, sedangkan untuk satu kali
adukan disajikan dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.4. Proporsi campuran adukan beton untuk setiap variasi tiap 1 kali adukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Dari pengujian nilai slump tampak bahwa penambahan filler tepung kuarsa akan
mempengaruhi workability, yang diperlukan untuk proses pengadukan
pengangkutan, penuangan, dan pemadatan. Pengujian ini dilakukan pada setiap
adukan beton dengan variasi kadar filler tepung kuarsa sebesar 0%, 5%, 10%,
15%, dan 20%. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut:
1 FN-0 8
2 FN-1 7
3 FN-2 5
4 FN-3 2,5
5 FN-4 2
Nilai slump berbagai variasi kadar filler tepung kuarsa dapat dilihat pada gambar
4.2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.2. Nilai Slump Berbagai Variasi Kadar Filler Tepung Kuarsa
Berat jenis beton didapat dari berat jenis silinder beton (W) dibagi volume silinder
beton (V). Contoh perhitungan untuk kadar filler 5%:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Berat jenis beton yang diperoleh adalah 2201,302 kg/m3 . Sehingga beton tersebut
termasuk beton normal. Menurut Mulyono T (2004), beton normal adalah beton
yang mempunyai berat jenis antara 2200 kg/m3 2400 kg/m3 dengan kuat tekan
15-40 MPa.
Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat benda uji berumur 7 hari, 14 hari, dan
dan 28 hari dengan menggunakan Compression Testing Machine untuk
mendapatkan beban maksimum yaitu beban pada saat beton hancur ketika
menerima beban tersebut (Pmax).
Dari data pengujian kuat tekan dapat diperoleh kuat tekan maksimum beton.
Sebagai contoh perhitungan kuat tekan diambil data dari benda uji FN-2-3 pada
umur 28 hari. Dari hasil pengujian didapat kuat tekan beton menurut persamaan
3.7 :
Pmax = 720 kN = 720000 N
A = 0,25 x x D2 = 0,25 x x 1102 mm2
= 9498,5 mm2
720000N
Maka fc = = 75,8 MPa
9498,5 mm 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Hasil pengujian kuat tekan beton pada benda uji silinder dengan diameter 11 cm
dan tinggi 22 cm pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari selengkapnya disajikan
pada Tabel 4.7 hingga 4.9.
Untuk benda uji dengan kode FN 2-3 dan FN 4-2 dianggap gagal karena X2 >
X2(0,95;(n-1)) Penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 4.10 pada uji normalitas Chi
Kuadrat.
Grafik kuat tekan pada umur 7 hari berbagai variasi kadar fiiler tepung kuarsa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.3. Grafik Kuat Tekan Pada Umur 7 Hari Berbagai Variasi Kadar
Filler Tepung Kuarsa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Grafik kuat tekan pada umur 14 hari berbagai variasi kadar fiiler tepung kuarsa
Gambar 4.4. Grafik Kuat Tekan Pada Umur 14 Hari Berbagai Kadar Filler
Tepung Kuarsa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Untuk benda uji dengan kode FN 2-3 dianggap gagal karena X2 > X2(0,95;(n-1))
Penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 4.12 pada uji normalitas Chi Kuadrat.
Grafik kuat tekan pada umur 28 hari berbagai variasi kadar fiiler tepung kuarsa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.5. Grafik Kuat Tekan Pada Umur 28 Hari Berbagai Kadar Filler
Tepung Kuarsa
Grafik Kuat tekan pada tiap variasi kadar filler yang berbeda pada umur 7, 14,
dan 28 hari disajikan pada Gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.6. Grafik Kuat Tekan Pada Tiap Variasi Kadar Filler Yang Berbeda
Pada Umur 7, 14,
commit to dan
user28 Hari
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Uji chi-kuadrat ini digunakan untuk menyelidiki apakah perbedaan dari proporsi
sampel pertama dengan yang dari sample kedua, sampel ketiga dan seterusnya itu
disebabkan oleh faktor kebetulan saja (chance)
Uji chi-kuadrat ini digunakan pada sampel lebih dari 2 (k > 2) dan pada penelitian
ini menggunakan tingkat signifikasi sebesar 95%
Tabel 4.10. Uji Chi-Kuadrat untuk hasil kuat tekan beton umur 7 hari
Kuat Rerata Kuat
Kode Tekan Tekan (O-E)2/E X2 X2(0,95;(n-1))
0 E
FN 0-1 38,95 0
FN 0-2 38,43 38,95 0,007 0,007 0,103
FN 0-3 39,48 0,007
FN 1-1 45.27 0.042
FN 1-2 46.32 46.67 0.003 0.037 0.103
FN 1-3 48.43 0.066
FN 2-1 57.9 0.079
FN 2-2 53.69 55.8 0.079 0.113 0.103
FN 2-3 58.96 0.18
FN 3-1 31.58 0.06
FN 3-2 32.64 32.99 0.004 0.052 0.103
FN 3-3 34.74 0.093
FN 4-1 25.27 0.046
FN 4-2 21.06 24.22 0.411 0.213 0.103
FN 4-3 26.32 0.183
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa benda uji FN 2-3 dan Fn 3-2 tidak dapat
diterima karena X2 > X2 commit to user
(0,95;(n-1))
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11. Uji Chi-Kuadrat untuk hasil kuat tekan beton umur 14 hari
Rerata Kuat
Kuat Tekan
Kode Tekan (O-E)2/E X2 X2(0,95;(n-1))
0 E
FN 0-1 46,32 0,0105
FN 0-2 47,9 47,02 0,0163 0,009 0,103
FN 0-3 46,85 0,0006
FN 1-1 53.17 0.002
FN 1-2 54.75 53.52 0.028 0.015 0.103
FN 1-3 52.64 0.0145
FN 2-1 67.38 0.0362
FN 2-2 70.54 68.96 0.0362 0.089 0.103
FN 2-3 72.64 0.196
FN 3-1 42.11 0.0765
FN 3-2 38.95 40.35 0.0488 0.043 0.103
FN 3-3 40 0.0031
FN 4-1 26.32 0.0046
FN 4-2 25.27 26.67 0.0735 0.064 0.103
FN 4-3 28.42 0.115
Tabel 4.12. Uji Chi-Kuadrat untuk hasil kuat tekan beton umur 28 hari
Rerata Kuat
Kuat Tekan
Kode Tekan (O-E)2/E X2 X2(0,95;(n-1))
0 E
FN 0-1 52,64 0,009
FN 0-2 53,69 53,34 0,002 0,005 0,103
FN 0-3 53,69 0,002
FN 1-1 63.17 0.002
FN 1-2 64.22 63.52 0.008 0.004 0.103
FN 1-3 63.17 0.002
FN 2-1 70.54 0.004
FN 2-2 71.59 71.07 0.004 0.108 0.103
FN 2-3 75.80 0.315
FN 3-1 47.38 0.043
FN 3-2 46.32 45.97 0.003 0.038 0.103
FN 3-3 44.22 0.067
FN 4-1 27.37 0.068
FN 4-2 29.48 28.77 0.017 0.034 0.103
FN 4-3 29.47 0.017
Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa benda uji FN 2-3 tidak dapat diterima karena
commit to user
X2 > X2(0,95;(n-1))
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
4.5. Pembahasan
Sesuai dengan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa semakin banyak fiiler tepung kuarsa
yang ditambahkan ke dalam beton nilai slump semakin kecil. Hal tersebut
dikarenakan nilai fas yang rendah serta dengan adanya serat menyebabkan
campuran beton menjadi kaku dengan timbulnya gaya gesekan (fraction) antara
partikel-partikel penyusun beton dengan serat sehingga partikel-partikel tersebut
tidak dapat bergerak secara leluasa atau mempengaruhi workability dalam
pembuatan adukan beton.
Selain itu, bila ditinjau dari jenis agregat yang digunakan tampak bahwa
penggunaan agregat halus cenderung menurunkan workability. Hal ini disebabkan
karena daya serap (absorbtion) agregat halus lebih tinggi sehingga air yang
seharusnya digunakan untuk pasta akan lebih banyak berkurang saat
menggunakan agregat halus.. Keadaan demikian menyebabkan kelecakan adukan
beton menurun dan nilai slump juga rendah.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui seberapa besar pengaruh variasi kadar
filler tepung kuarsa. Pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kadar
filler 10% dari berat semen memberikan kekuatan tekan maksimum pada saat
beton berumur 7 hari diantara kadar filler yang lain yaitu sebesar 55,8 Mpa.
Sedangkan dari hasil perhitungan, nilai kuat tekan dan prosentase perubahannya
dapat disajikan dalam Tabel 4.13.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.13. Perubahan kuat tekan beton dengan berbagai variasi kadar filler
Kuat Tekan Perubahan Prosentase
Beton filler 0% Variasi Kuat Tekan Kuat Tekan Perubahan
(Mpa) filler (Mpa) (Mpa) Kuat tekan
(A) (%) (B) (B-A) (%)
5% 46,67 7,72 19,82
10% 55,8 16,85 43,26
38,95
15% 32,99 -5,96 -15,30
20% 24,22 -14,73 -37,82
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa kuat tekan beton mengalami kenaikan sampai
kadar filler 10% dan mengalami penurunan kembali setelah prosentase tersebut.
Gambar 4.7. Kurva regresi variasi kadar filler dan kuat tekan 7 hari
Dari Gambar 4.7. diperoleh nilai R2 = 0,791 1 sehingga ada hubungan antara
kedua variabel yang dianalisis. Untuk mencari besarnya kadar filler (x) dan kuat
tekan (y) menggunakan persamaan berikut:
y = -1764 x2+272,9x+39,21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
y = -1764 x2+272,9x+39,21
y = -3528x + 272,9
0 = -3528x + 272,9
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai prosentase filler tepung
kuarsa optimum terhadap kuat tekan pada umur 7 hari adalah 7,7 %
Pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kadar filler 10% dari berat
semen memberikan kekuatan tekan maksimum pada saat beton berumur 14 hari
diantara kadar filler yang lain yaitu sebesar 68,96 Mpa. Sedangkan dari hasil
perhitungan, nilai kuat tekan dan prosentase perubahannya dapat disajikan dalam
Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Perubahan kuat tekan beton dengan berbagai variasi kadar filler
Kuat Tekan
Beton filler Perubahan Prosentase
0% Variasi filler Kuat Tekan Kuat Tekan Perubahan
(Mpa) (%) (Mpa) (Mpa) Kuat tekan
(A) (B) (B-A) (%)
5% 53,52 6,5 13,82390472
10% 68,96 21,94 46,66099532
47,02
15% 40,36 -6,66 -14,16418545
20% 27,37 -19,65 -41,79072735
Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa kuat tekan beton mengalami kenaikan sampai
kadar filler 10% dan mengalami penurunan kembali setelah prosentase tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.8. Kurva regresi variasi kadar filler dan kuat tekan 14 hari
Dari Gambar 4.8. diperoleh nilai R2 = 0,805 1 sehingga ada hubungan antara
kedua variabel yang dianalisis. Untuk mencari besarnya kadar filler (x) dan kuat
tekan (y) menggunakan persamaan berikut:
y = -2371 x2+369,5x+46,08
y = -2371 x2+369,5x+46,08
y = -4742x + 369,5
0 = -4742x + 369,5
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai prosentase filler tepung
kuarsa optimum terhadap kuat tekan pada umur 14 hari adalah 7,8 %.
Pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa kadar filler 10% dari berat
semen memberikan kekuatan tekan maksimum pada saat beton berumur 28 hari
diantara kadar filler yang lain yaitu sebesar 71,06 Mpa. Sedangkan dari hasil
perhitungan, nilai kuat tekan dan prosentase perubahannya dapat disajikan dalam
Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Perubahan kuat tekan beton dengan berbagai variasi kadar filler
Kuat Tekan
Beton filler Kuat Tekan Perubahan Prosentase
0% Variasi filler (Mpa) Kuat Tekan Perubahan
(Mpa) (%) (B) (Mpa) Kuat tekan
(A) (B-A) (%)
5% 63,52 10,18 19,08
10% 71,06 17,72 33,22
53,34
15% 45,97 -7,37 -13,82
20% 28,43 -24,91 -46,70
Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kuat tekan beton mengalami kenaikan sampai
kadar filler 10% dan mengalami penurunan kembali setelah prosentase tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.9. Kurva regresi variasi kadar filler dan kuat tekan 28 hari
Dari Gambar 4.9 diperoleh nilai R2 = 0,925 1 sehingga ada hubungan antara
kedua variabel yang dianalisis. Untuk mencari besarnya kadar filler (x) dan kuat
tekan (y) menggunakan persamaan berikut:
y = -2516 x2+368,5x+53,35
y = -2516 x2+368,5x+53,35
y = -5032x + 368,5
0 = -5032x + 368,5
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai prosentase filler tepung
kuarsa optimum terhadap kuat tekan pada umur 28 hari adalah 7,3 %
Dari hasil pengujian kuat tekan pada umur 7 hari pada Tabel 4.7. dan Gambar 4.3.
dapat dilihat bahwa beton dengan kadar filler 10% dari berat semen memberikan
nilai kuat tekan maksimum diantara kadar filler yang lain yaitu sebesar 55,8 MPa
dan meningkatkan kuat tekan sebesar 43,26% dibanding beton tanpa filler.
Berdasarkan perhitungan kadar optimum pemakaian kadar filler adalah 7,7%
terhadap berat semen.
Dari hasil pengujian kuat tekan pada umur 14 hari pada Tabel 4.8. dan Gambar
4.4. dapat dilihat bahwa beton dengan kadar filler 10% dari berat semen
memberikan nilai kuat tekan maksimum diantara kadar filler yang lain yaitu
sebesar 68,96 MPa dan meningkatkan kuat tekan sebesar 46,66% dibanding beton
tanpa filler. Berdasarkan perhitungan kadar optimum pemakaian kadar filler
adalah 7,8% terhadap berat semen.
Dari hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari pada Tabel 4.9. dan Gambar
4.5. dapat dilihat bahwa beton dengan kadar filler 10% dari berat semen
memberikan nilai kuat tekan maksimum diantara kadar filler yang lain yaitu
sebesar 71,06 MPa dan meningkatkan kuat tekan sebesar 33,22% dibanding
beton tanpa filler. Berdasarkan perhitungan kadar optimum pemakaian kadar filler
adalah 7,3% terhadap berat semen.
Filler tepung kuarsa dapat meningkatkan kuat tekan pada kadar 5-10% dari berat
semen karena secara mekanis tepung kuarsa dapat mengisi pori-pori pada beton
sehingga beton menjadi lebih padat.
Sedangkan penggunaan filler pada kadar lebih dari 10% justru menurunklan kuat
tekan beton karena penambahan filler yang terlalu banyak kemungkinan
menyebabkan beton kurang air dan tidak dapat tercampur sempurna maka akan
commit to user
timbul pori-pori baru yang menyebabkan kepadatan beton berkurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
655
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan kadar filler tepung kuarsa sebanyak 10% dari kebutuhan semen
memberikan kuat tekan maksimum diantara filler tepung kuarsa pada umur
7,14, dan 28 hari. Pada umur 7 hari kekuatan maksimum yang dapat dicapai
adalah 55,8 MPa dan dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 43,26%
dibandingkan beton tanpa filler. Pada umur 14 hari kekuatan maksimum yang
dapat dicapai adalah 68,96 MPa dan dapat meningkatkan kuat tekan sebesar
46,66% dibandingkan beton tanpa filler. Pada umur 28 hari kekuatan
maksimum yang dapat dicapai adalah 71,06 MPa dan dapat meningkatkan
kuat tekan sebesar 33,22% dibandingkan beton tanpa filler. Berdasarkan
perhitungan, kadar optimum kadar filler tepung kuarsa berkisar antara 7,3
8,7% terhadap berat semen.
2. Pengunaan filler tepung kuarsa 5 -10 % dapat meningkatkan kuat tekan karena
secara mekanis filler tepung kuarsa dapat menempati pori-pori didalam beton
sehingga meningkatkan kepadatan beton.
Namun penggunaan filler tepung kuarsa diatas 10% dapat menurunkan kuat
tekan karena penambahan filler tepung kuarsa yang terlalu banyak
menyebabkan beton kurang air dan tidak tercampur secara sempura,sehingga
membuat pori-pori baru yang menyebabkan kepadatan beton berkurang.
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
5.2. Saran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Tinjauan Kuat
Tekan Beton Mutu Tinggi Berserat Baja Dengan Menggunakan Filler Nano Material
guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka banyak
kendala yang sulit untuk penyusun pecahkan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi
ini. Untuk itu, Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta,beserta staf
2. Pimpinan Jurusan Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta staf
3. Bapak Wibowo,ST,DEA dan Dr.techn.Ir.Sholihin Asad, MT selaku dosen
pembimbing,
4. Tim Dosen Penguji Pendadaran.
5. Staf pengelola/laboran Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret.
6. Ir. Budi Susilo, MT selaku pembimbing Akademis,
7. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2007 dan semua pihak yang telah
membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis
sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini dan
semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
commit to user
vii