Acara IV
Pengamatan Bahan Penyusun Tulang
Oleh :
Kelas :A
Kelompok :V
Anggota Kel. :
1. Angela Maria R. Poe (1506050027)
2. Eustakius Meo Sugu (1506050022)
3. Hermina Rosana Dhane (1506050025)
4. Mario F. S. Feka (1506050018)
5. Melodi E. Koelima (1506050023)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Rangka adalah susunan tulang-tulangdengan sistem tertentu. Rangka yang ada di dalam
tubuh disebut rangka dalam atau endoskeleton. Komponen utama rangka adalah tulang.
Rangka-rangka yang ada di dalam manusia terdiri dari beraneka ragam bentuk dan
ukuran.tulang-tulang tersebut secara umum berfungsi untuk membantu tegaknya tubuh,
sebagai alat gerak pasif, tempat melekatnya otot rangka, memberi bentuk tubuh dan wajah,
melindungi organ-organ dalam, tempat pembetukan sel-sel darah, dan sebagai penimbunan
mineral.
Tulang penyusun rangka terdiri atas tulang rawan dan tulang sejati.Tulang rawan bersifat
lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mensekresikan matriks (kondrin)
berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan
kondrosit lebih banyak dari kondrin. Pada bayi, yang usianya baru 2-3 bulan, berupatulang rawan
(kartilago), yang banyak mengandung osteoblast pada bagian sentralnya. Osteoblast adalah pembentuk sel-
sel tulang atau osteosit. Tulang rawan tersebut akan terus mengalami pertumbuhan. Sebaliknya, pada
orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan
(perikondrium) yang banyak mengandung kondroblas (pembentuk kondrosit). Rawan pada
dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.
Adanya osteoblast, menyebabkan tulang rawan mengalami pengerasan dan tumbuh
menjadi tulang. Dan pertumbuhan akan berakhir pada usia tertentu (umumnya pada usia 25 tahun). Tulang
rawan tersusun atas jaringan tulang rawan. Jaringan tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang rawan atau
kondrosit, yang dibentuk oleh kondroblast. Setiap kondrosit tersimpan dalam ruang-ruang yang di
sebut lacuna. Pembentukan tulang atau osifikasi tulang itu bersifat konsenstirs. Sel-sel tulang atau osteosit di
bentuk oleh osteoblast, mulai dari dalam mengelilingi saluran havers, membentuk sistem
havers.Setiap osteosit akan menyekresikan protein. Osteosit tersimpan dalam ruang-ruang yang disebut
lacuna.
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago
memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas
membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh
darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan
fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang disebut penulangan
atau osifikasi.
Tulang keras atau osteon terbagi menjadi :
- tulang pipa
- tulang pipih
- tulang pendek
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
- bagian ujung yang disebut epifise.
- bagian tengah yang disebut diafise.
Pada bagian diafise terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena
aktivitas osteoklas (perombak tulang). Di antara epifise dan diafise terdapat cakram epifise
(discus epiphysealis). Cakram ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.
Tulang rawan dapat terjadi jika kita banyak mengkonsumsi laruta-larutan seperti asam
cuka (HCL), yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan sangat rawan. Larutan HCL juga
dapat digunakan sebagai pengawet. Maka dari itu, jaga lah tulang kita dengan mengurangi
makan-makan yang mengandung pengawet.
Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral.
Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari
kalsium karbonat dan magnesium fosfat.
Sumsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang
dada, tulang iga, tulang hasta, tulang belikat dan kuku. Pada ayam liar, tulang-tulang ini
menghasilkan kalsium yang cukup untuk membentuk kerabang bila kadar kalsium yang
dimakan selama bertelur rendah.
Timbunan kalsium tulang ayam Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah
ayam bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang
B. Tujuan
Untuk mengamati bahan penyusun tulang
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Adapun peralatan dan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu :
B. Cara Kerja
1. Dibersihkan tulang paha ayam dari sisa daging yang menempel
2. Tulang direndam pada larutan HCL 10% selama 1-2 hari
3. Diamati apa yang terjadi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
Sebelum direndam dengan HCL Setelah direndam dengan
Ciri-Ciri
10% HCL 10%
Warna Merah (masih segar) Coklat/Kuning (pucat)
Kekerasan Keras Tidak keras/Lunak (sebagian)
Kelenturan Tidak elastis (tidak lentur) Elastis (bagian gtertentu)
Warna HCL Bening Keruh
B. Pembahasan
1. Warna
Setelah tulang paha ayam dikontraksikan atau dimasukkan ke dalam larutan HCL
10% ternyata terdapat perubahan pada warnanya. Sebelum dimasukkan warnanya
masih putih kekuningan dan terlihat masih segar, serta di bagian dalam tulang
berwarna merah. Tetapi setelah dimasukkan ke dalam larutan tersebut warna tulang
tersebut menjadi pucat. Larutan HCl adalah larutan yang termasuk asam dan sekaligus
sebagai pelarut zat lain. Warna tersebut berubah karena molaritas HCl termasuk kuat
sehingga zat pewarna yang ada pada tulang yang sekaligus diikat oleh kalsium di
matriks tulang terlarut oleh larutan asam kuat HCl sehingga kesegaran warna di
tulang tersebut pudar dan berubah menjadi pucat.
2. Kekerasan
Kekerasan pada tulang sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCl sangatlah kuat.
Tetapi setelah dimasukkan dan diangkat ternyata menjadi lunak. HCl memiliki
kecenderungan untuk melarutkan zat lain atau unsur-unsur lain seperti Ca dengan
mengikuti reaksi kimia:
2HCl + Ca CaCl2 + H2
Otomatis kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut oleh HCl, dalam kondisi
tertentu tulang tersebut akan menjadi lunak sehingga fungsi kalsium sebagai penguat
dan yang membantu pertumbuhan tulang menjadi lemah atau rendah bahkan hilang
karena kadar atau prosentase atau komposisi kalsium pada tulang menurun drastis.
Selain itu zat-zat lain yang ada pada tulang keras seperti fosfor, bikarbonat, sirat, Mg,
Na, K dan hidroksi apit juga terlarut dan menurun drastis sehingga tulang benar-benar
menjadi lunak karena kadar kalogen yang tadinya tinggi menjadi menurun sehingga
dapat lebih mudah untuk dibengkokkan atau dipatahkan.
3. Kelenturan
Sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCl 10%, tulang sama sekali tidak lentur,
tetapi setelah dimasukkan tulang ini menjadi lentur dan dapat dipatahkan. Hal ini
dapat membuktikan bahwa larutan HCl yang diketahui mengandung gabungan dari
unsur gas mulia yaitu hidrogen (H) dan unsur lain berupa clor (Cl ) benar-benar dapat
menurunkan zat-zat atau unsur-unsur yang ada pada tulang terutama kadar kalsium
pada tulang, sehingga zat-zat penguat tulang menurun drastis karena telah terlarut
oleh kuatnya molaritas dari larutan HCl. Tulang yang direndam di HCl menjadi lunak
karena kadar kalsium dan zat-zat penguat tulang yang lain telah menurun drastis
akibat terlarut oleh larutan HCl. HCl inilah yang melarutkan kalsium fosfat dan
mineral lain, sehingga yang tersisa adalah kolagen dan zat-zat organik lain. Hal ini
terjadi karena asam cuka berfungsi sebagai mineral yang menyebabkan zat kapur
(yang tersusun atas kalsiun karbonat, kalsium fosfat, zat perekat, dan protein) yang
mengisi ruang antar sel, keluar dari dalam tulang, membentuk endapan di dalam
larutan cuka yang menyebabkan kalsium yang berada di dalam cuka menjadi larut dan
membentuk endapan tersebut. Asam klorida adalah salah satu zat pelarut dan
mengandung kadar atau prosentase molaritas yang kuat dan tinggi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tulang rangka manusia disusun atas berbagai/beragam jenis tulang yang
menyusunnya. Seperti tulang keras dan tulang rawan, yang membedakan adalah zat
penyusunnya dan kelenturan yang dimiliki. Walaupun berbeda-beda bentuk dan
jenis tulang yang menyusun. Namun, itu semua memiliki fungsi-fungsi tersendiri
dan dengan tujuan-tujuan tertentu.
2. Sebelum diberi HCl, tulang ceker ayam sangat keras, kaku dan bagian dalamnya
yang segar berwarna merah. Namun, setelah direndam larutan HCl selama 45 menit,
tulang ayam menjadi sangat lunak, rapuh dan bagian dalamnya berwarna hitam. Zat
yang terkadung sebagai matriks didalam tulang menjadi rusak. Larutan HCL dapat
menyebabkan tulang kehilangan zat kapur yang membuat tulang lebih lentur dan
rapuh.
3. Pada praktikum kali ini, berhubungan dengan kasus osteoporosis pada manusia
(lansia), dimana osteoporosis merupakan penurunan massa tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Gangguan ini dapat terjadi secara fisiologis karena
proses penuaan yang disertai menurunnya hormon serta kurang asupan kalsium dan
vitamin D.
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum seperti ini, perlu diperhatikan peletakan larutan
ini karena menyebabkan bau yang sangat menyengat dan dapat mengganggu aktivitas yang
lain. Dan dalam hal pengamatan harus dilakukan rutin mengamati semua peristiwa perubahan
fisik selama proses itu agar lebih spesifik diketahui perubahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi. Erlangga.
Jakarta.