Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.
2. Jamur berkembangbiak secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual dilakukan
ketika sumber makanan melimpah dan reproduksi seksual dilakukan ketika sumber makanan
sedikit atau lingkungan kurang menguntungkan.
Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual.
- Spora seksual membelah secara meiosis. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan
dengan peleburan dua sel inti yaitu peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga
terbentuk spora askus atau spora basidium, melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak gametangium menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis.
Contoh spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora dan oospora.
- Spora aseksual membelah secara mitosis. Perkembangan secara aseksual dilakukan
dengan pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan spora. Pembentukan spora
berfungsi untuk menyebarkan spesies dalam jumlah besar. Contoh spora aseksual adalah
zoospora, endospora, dan konidia.
3. Spora pada fungi merupakan salah satu cara untuk berkembang biak, sedangkan spora pada
bakteri digunakan untuk pertahanan bakteri terhadap kondisi yang kurang memungkinkan.
Spora pada fungi terdapat di dalam sporangium, sedangkan pada bakteri spora yang berupa
endospora terdapat di dalam sel. Spora pada bakteri bisa dimusnahkan sekitar kurang lebih 3
jam, tetapi spora bakteri dapat dimusnahkan dalam waktu kurang lebih 13,6 jam.
Karena spora bakteri itu merupakan alat pertahanan dirinya, jadi dalam kondisi sulit
spora sangat sukar dimusnahkan, oleh karena itu bakteri bersifat resisten.
semakin kondisi lingkungan kurang menguntungkan bagi bakteri, maka sel bakteri akan
mengerut dan terus mengerut, hingga akhirnya hanya tersisa spora bakteri.
jika keadaan sudah mulai membaik, spora ini akan tumbuh lagi menjadi bakteri dan akhirnya
bakteri akan terus membelah dan memperbanyak diri.
1. Zygomycota
2. Ascomycota
3. Basidiomycota
4. Deuteromycota
a. Zygomycota
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik yang tidak bersekat. Sekat hanya
ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat perkembangbiakan. Zygomycota
memiliki tiga jenis hifa, yaitu Stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), Rizoid
(hifa yang menembus ke dalam substrat), dan Sporangiospor (hifa yang menjulang ke atas
membentuk sporangium).
Ciri khas dari jamur jenis ini ada pada cara perkembangbiakan kawinnya, yaitu
melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Sedangkan, perkembangbiakan tidak
kawinnya dengan sporangium.
b. Ascomycota
Tubuh tersusun atas miselium dengan hifa yang bersekat (bersepta). Pada umumnya, hidup
di lingkungan berair, bersifat parasit pada tumbuhan dan saprofit pada sampah. Ascomycota
memiliki spora yang terdapat pada kantung-kantung penyimpanan yang disebut askus (konidia).
Ciri khas pada jamur jenis ascomy adalah pada perkembangbiakan kawin membentuk
askospora. Perkembangbiakan tidak kawinnya dilakukan dengan membentuk konidium, tunas
dan fragmentasi. Jenis jamur ascomycota ada yang uniseluler, yaitu Saccharomyces cereviceae
atau dikenal dengan (yeast).
c. Basidiomycota
Ciri umum jamur ini adalah hifanya bersekat dikariotik (setiap sel memiliki inti sel yang
berpasangan). Bentuk tubuh makroskopis sehingga dapat dilihat langsung, bentuk tubuh buahnya
(basidiokarp) yang menyerupai payung dan terdiri atas batang dan tudung.
d. Deuteromycota
Ciri umum jamur ini adalah hifa bersifat membentuk konidia dan belum diketahui fase
perkembangbiakannya sehingga sering disebut sebagai fungi imperfecti (jamur tidak sempurna).
Hidup sebagai parasit. Contoh: Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit,
Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku. Epidermophyton floocossum,
yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet.
5.