Oleh:
Anjananda Vitodi
NIM : 1207121278
Anjananda Vitodi
1207121278
Program Studi Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing Kerja Praktek,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Prodi Studi Sarjana Teknik Mesin
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang mana
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara V yang berjudul Perawatan Dan
Perbaikan Srew Press Pada PTPN V PKS Sei Pagar dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Laporan ini juga disusun untuk memenuhi syarat yang
telah ditetapkan oleh Kurikulum dan Program Studi Srata 1 Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pada penulisan laporan kerja praktek ini penulis membahas mengenai proses
perawatan screw press selama penulis melaksanakan Kerja Praktek di PKS PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
Pelaksanaan kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik atas berkat bantuan
yang telah diberikan oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesehatan dan kesempatan yang baik.
2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan moral maupun materil.
3. Bapak Faisal selaku pembimbing kerja praktek yang telah memberikan masukan-
masukan dan pengarahan selama melakukan kerja praktek.
4. Bapak Dodi Sofyan Arief, ST., MT. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang
telah memberikan masukan-masukan dan pengarahan.
5. Bapak Iwan Kurniawan, ST., MT. selaku dosen koordinator kerja praktek yang
telah memberikan masukan-masukan dan pengarahan.
6. Bapak Asral, ST., M.Eng., Ph.D. selaku ketua Prodi S1 Teknik Mesin yang telah
memberikan izin melakukan kerja praktek.
7. Serta kepada seluruh staf staf masing-masing dapartement di PT. Perkebunan
Nusantara V, Sei Pagar.
8. Serta kepada seluruh teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan kerja praktek ini.
ii
Pada penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak terdapat kesalahan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya dapat
membangun guna kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Akhir kata
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Anjananda Vitodi
NIM. 1207121278
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 2
1.5 Sistematika Penulisan 3
2.1 Profil Perusahaan 1
2.1.1 Struktur Organisasi dan Ketenaga Kerjaan 1
2.2 Proses Pengolahan Sawit Pada PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar 3
2.2.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station) 4
2.2.3 Stasiun Penebahan (Thresing Station) 11
2.2.4 Stasiun Press (Press Station) 14
2.2.5 Stasiun Pemurnian (Clarification Station) 16
2.2.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station) 22
2.2.7 Unit Pengolahan Air (Water Treatment) 27
2.2.8 Boiler 29
2.2.9 Unit Power Plant (Kamar Mesin) 29
2.2.10 Pengolahan limbah 30
2.3 Maintenance (Perawatan) 31
2.3.1 Jenis Jenis Perawatan (Maintenance) 31
2.3.2 Ruang lingkup maintenance 32
2.3.3 Tahap Tahap Dalam Pemeliharaan 33
3.1 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek 35
iv
BAB IV TUGAS KHUSUS.........................................................................................37
4.1 Pengumpulan Data 37
4.2 Screw Press 37
4.2.1 Pengertian Screw Press 37
4.2.2 Bagian Utama Screw Press 38
4.2.3 Cara Kerja Screw Press 42
4.2.4 Tipe Screw Press 43
4.3 Perawatan Screw Press 43
4.4 Perbaikan Screw Press 46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................48
BAB VI KESIMPULAN.............................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................50
LAMPIRAN..................................................................................................................51
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3. 1 Flowchart Penyusunan Laporan35Gambar4.1
ScrewPress................................................................................................37
Gambar 4. 2 Bagian Utama Screw Press (Www.Academi.Edu.Com)........................38
Gambar 4. 3 Inlet Screw Press.....................................................................................38
Gambar 4. 4 Casing Screw Press................................................................................39
Gambar 4. 5 Worm Screw............................................................................................39
Gambar 4. 6 Press Cage..............................................................................................40
Gambar 4. 7 Hydraulic Double Cone..........................................................................40
Gambar 4. 8 Gearbox Screw Press..............................................................................41
Gambar 4. 9 Motor Listrik Screw Press......................................................................41
Gambar 4. 10 Cara Kerja Screw Press.........................................................................42
Gambar 4. 11 Bearing..................................................................................................44
Gambar 4. 12 Sistem Hidrolik Screw Press................................................................45
Gambar 4. 13 V-belt.....................................................................................................45
Gambar 4. 14 Press Cage............................................................................................46
Gambar 4. 15 Screw Worm....................................................................................................46
DAFTAR TABEL
i
Tabel 2.1 Kriteria Persyaratan Mutu Dan Komposisi Panen Yang Ideal PKS..............6
Tabel 2.2 Tahapan Perebusan Sistem Triple Peak........................................................10
Tabel 4.1 Kekurangan Tekanan Pada Sistem Hidroulik..............................................45
Tabel 4.2 Screw Worm Sering Patah............................................................................49
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilakukan adalah dengan melakukan perawatan secara periodik dan berkala. Pada
studi lapangan kali ini akan dibahas tentang bagaimana cara perawatan yang
dilakukan terhadap screw press serta perbaikan apabila terjadi kerusakan pada
peralatan tersebut.
1.2 Tujuan
Ada pun tujuan dilaksanakannya studi lapangan pada PT.Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui prinsip kerja dari mesin screw press AP-12.
b. Mengetahui masalah yang sering terjadi pada mesin screw press AP-12.
c. Mengetahui tentang cara perawatan mesin screw press AP-12 pada
PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
d. Memahami cara perbaikan screw press AP-12 yang mengalami kegagalan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari proses pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai
berikut:
1. Memperoleh pengalaman dan pembelajaran tentang kondisi dunia kerja di
PT.Perkebunan Nusantara V.
2. Memperoleh ilmu pengetahuan tentang proses pengolahan buah sawit menjadi
CPO dan kernel.
3. Mengenal beberapa peralatan utama dan pendukung pada proses pengolahan
buah sawit menjadi CPO dan Kernel.
4. Mengetahui cara perawatan yang dilakukan terhadap screw press AP-12.
5. Mengetahui cara perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi pada
screw press AP-12.
2
yang berlokasi di Jl.Hang Tuah, Perhentian Raja,
Kabupaten Kampar,Riau.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
didasarkan pada pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab jelas. Pada
posisi teratas pada PT. Perkebunan Nusantara V diduduki oleh seorang Manager
yang bertanggung jawab mengelola perusahaan supaya mempu berproduksi sesuai
dengan target yang telah ditentukan. Dalam menjalankan tugas manager dibantu
oleh tiga orang staff yang bertanggung jawab atas operasional perusahaan pada
untuk masing-masing bidangnya. Disamping itu staff juga berfungsi menjaga
efesiansi proses produksi pada perusahaan.
Merupakan salah satu badan usaha milik swasta yang memiliki struktur
organisasi yang baik. Struktur Organisasi yang baik adanya pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang
manager yang bertanggung jawab menjalankan tugas perusahaan serta mengawasi
jalannya perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya Manager dibantu oleh tiga
staf. Selanjutnya masing-masing staf dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
dua orang Mandor yang bertugas mengatur dan mengawasi kerja operator
menjalankan tugasnya di unit masing-masing. Adapun susunan organisasi
ketenaga kerjaan pada pada PT. Perkebunan Nusantara V adalah sebagai berikut :
a. Manager : 1 orang
b. Asisten teknik : 1 orang
c. Asisten pengolahan : 2 orang
d. KTU : 1 orang
2
2. Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
Organisasi ini bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada
karyawan, kebakaran maupun kerusakan pada peralatan mesin. Penerapan K3
ini dilakukan dengan pemasangan rambu-rambu dan pemberian alat pelindung
diri (APD) seperti helm safety, sepatu dan sarung tangan.
3. Organisasi Keagamaan.
Dalam organisasi keagamaan ini juga dibentuk suatu badan ke rohanian
untuk menyelenggarakan kegiatan yang bersifat keagamaan baik dikebun
maupun dilingkungan PKS. Salah satu kegiatan rutin yang sering dilakukan
adalah wirid pengajian setiap 2 kali sebulan dimasing-masing komplek
perumahan. Disamping itu juga sering dilakukan wirid akbar untuk seluruh
komplek, serta penyelengaraan peringatan hari besar besar keagamaan.
4. Organisasi Keolahragaan.
Organisasi ini meliputi organisasi keolahragaan pada cabang sepakbola,
bola voli, bulu tangkis dan tenis meja. Untuk menunjang kegiatan keolahragaan
pihak perusahaan telah menyediakan fasilitas berupa lapangan dan peralatan
lain yang dibutuhkan.
3
Disamping itu untuk menjaga mutu CPO yang dihasilkan dibutuhkan unit
penjamin mutu (quality assurance).
Pada pabrik kelapa sawit pengolahan TBS menjadi CPO dan KPO melalui
beberapa tahapan proses, diantaranya adalah :
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
3. Stasiun Penebahan (Thresing Station)
4. Stasiun Pengempaan (Press Station)
5. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
6. Stasiun Pengolahan inti (Kernel Plant Station)
7. Stasiun Pembangkit (Power suply)
8. Stasiun Water Treament
9. Stasiun Pengolahan Limbah
10. Stasiun Boiler
4
Gambar 2. 2 Jembatan Timbang
Perhitungan berat kelapa sawit yang masuk dengan menggunakan truck dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
5
Adapun kriteria sortasi buah sawit yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Berat tandan minimum 6 kg/jenjang
2. Panjang tangkai maksimal 2,5 cm
3. TBS masak normal warna daging buah merah
4. TBS berondolan harus dalam kondisi kering
5. Tidak boleh ada sampah
6. Fraksi buah harus berada pada fraksi 1-5, untuk fraksi 00,0 dan 6 akan
dipulangkan kembali.
Kriteria ideal sortasi TBS yang masuk di PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo
diperlihatkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1Kriteria persyaratan mutu dan komposisi panen yang ideal PKS
6
Gambar 2. 4 Loading Ramp pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
4. Lori
Lori adalah wadah yang digunakan untuk membawa TBS dari loading ramp ke
steriliser. Dinding lori dibuat berlubang agar uap dapat masuk melalui celah-
celah TBS sehingga perebusan dapat berlangsung secara merata. Sedangkan
lubang lori bagian bawah berfungsi sebagai saluran keluarnya air kondensat
dari dalam lori. Jumlah lori yang ada pada pabrik sawit PTPN V sekitar 100
unit dengan kapasitas masingmasing lori adalah 2500 Kg seprti diperlihatkan
pada Gambar 2.5.
5. Sistem hydrolic
Pintu loading ramp bekerja secara hidrolic yang digerakkan oleh pompa
hydrolic. Satu pompa hydrolic menggerakkan 2 pintu pada masing-masing sisi
loading ramp. Satu loading ramp mempunyai dua buah pompa hydrolic untuk
menggerakkan 20 pintu pada loading ramp. Sistem hydrolic pada
PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar, diperlihatkan pada Gambar 2.6.
7
Gambar 2. 6 Sistem hydrolic pada PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
6. Capstan
Capstan adalah alat untuk menarik rangkaian lori baik lori kosong maupun lori
berisi TBS. Capstan digerakkan oleh motor listrik dengan perantaraan
transmisi roda gigi. Capstan dijalankan dengan cara melilitkan tali nilon secara
teratur. Capstan pada PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar, diperlihatkan
pada Gambar 2.7.
7. Transfer Carriage
Transfer Cariage berfungsi untuk memindahkan rangkaian lori yang telah
berisi TBS ke railtrack menuju rebusan seperti dierlihatkan pada Gambar 2.8.
Transfer cariage bergerak diatas rel dan dapat memuat tiga buah lori.
8
Gambar 2.8 Transfer Carriage pada PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
9
Perebusan dilakukan dengan mengalirkan steam dari Back Pressure Vessel
(BPV) selama 85 - 90 menit, dengan tekanan 2,8 - 3 kg/cm2. Sistem perebusan
yang digunakan adalah sistem triple peak seperti yang diperlihatkan pada Tabel
2.2 .
10
II
Untuk mendapatkan hasil perebusan yang sempurna, ada hal-hal yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah :
1. Tekanan Uap dan Lama Perebusan
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan kualitas hasil perebusan.
Perebusan yang terlalu lama menyebabkan berkurangnya minyak pada
brondolan.
1. Hoisting Crane
Hoisting crane digunakan untuk mengangkat dan menuangkan buah yang telah
direbus kedalam hopper auto feeder. Selanjutnya didistribusikan ke thresher
oleh bunch conveyor. Hoisting Crane dapat mengangkut 1 buah lori per unit.
Maksimum angkat dari hoisting crane ini adalah 5 ton. Hoisting Crane pada
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.11.
11
Gambar 2.11 Lori diangkut oleh Hoisting crane
Gambar 2.12 Hopper Auto Feeder pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
3. Thresher
Buah rebus dari sterilizer didistribusikan ke thresher melalui hopper auto
feeder untuk selanjutnya dipisahkan antara berondolan dengan tandannya.
Proses pemipilan atau pemisahan dilakukan di dalam drum berputar (rotary
drum thresher) dengan kapasitas maksimum 30 ton/jam. Pemipilan buah
12
dilakukan dengan prinsip bantingan di dalam drum berputar. Didalam drum
terdapat 9 buah sudusudu dengan jarak masing-masing sudu 120o. Dengan
bantuan sudu-sudu ini, janjangan akan terangkat keatas dan kemudian jatuh.
Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga brondolan lepas. Thresher pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada gambar 2.13.
Gambar 2.14 Empty bunch conveyor pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
13
6. Bottom Cross Conveyor
8. Incenerator
14
buah dengan tingkat kerugian minyak yang sekecilkecilnya. Digester pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.16.
2. Screw Press
Screw press merupakan alat yang berfungsi memeras atau mengempa buah
yang sudah dilumatkan oleh digester dengan tujuan untuk mengeluarkan
minyak dari serat serat daging buah. Screw Press terdiri dari dua batang ulir
dengan arah putaran ulir berlawanan yang berada dalam tabung saringan (press
cage). Putaran batang ulir digerakkan dengan motor listrik daya 30 HP. Pada
ujung tabung saringan tempat ampas keluar dipasang Cone yang jarak
renggangannya menggunakan tekanan hidraulik. Tekanan yang digunakan 40
60 bar. Screw press pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan
pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Screw press pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
15
2.2.5 Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
Gambar 2.18 Sand Trap Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
16
Gambar 2.19 Vibro double deck pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
Gambar 2.20 Crude Oil Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
17
90 - 95 oC, pemanasan dilakukan dengan sistem coil. Untuk mempertahankan
suhu tetap berada pada temperatur kerjanya, sistem pemanasan dengan coil
dilengkapi dengan steam trap. Vertical continous tenk pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.21.
Gambar 2.21 Vertical Continous Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar
5. Oil Tank
Oil tank adalah tempat penampungan minyak yang berasal dari VCT. Pada oil
tank minyak diendapkan kotoran-kotoran halus menumpuk kebagian bawah
tank. Selanjutnya kotoran yang lebih halus dialirkan ke float tank dan Minyak
dikirim ke vacuum dryer. Diusahakan agar suhu tangki tetap pada 90 0C supaya
terjaga ke encerannya. Sistem pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yang
dialiri uap dengan tekanan 3 kg/cm2. Adapun kapasitas tangki ini adalah 25
ton. Oil tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
Gambar 2.22.
Gambar 2.22 Oil Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
18
6. Vacum Dryer
Vacuum dryer adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam
minyak hingga batas maksimum 0,15 % .Uap air yang terkandung dalam
minyak akan terhisap pada tekanan dibawah atmosfir dengan menggunakan
pompa vakum. Kondisi vakum dijaga pada tekanan 0,8 bar. Proses
pemvakuman dilakukan dengan bantuan pompa air. Vacuum dryer pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.23.
Gambar 2.23 Vacuum Dryer pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
7. Storage Tank
Storage Tank berfungsi sebagai tempat penimbunan CPO sementara sebelum
dikirim ke konsumen. Temperatur storage tank dijaga sekitar 4555 oC dengan
cara memanaskannya dengan coil supaya minyak tidak membeku. Storage tank
pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.24.
Gambar 2.24 Storage Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
19
8. Sludge Tank
Sludge tank merupakan tempat penampungan sludge yang berasal dari VCT.
Didalam tangki ini dilakukan pemanasan dengan menggunakan steam untuk
menjaga suhu 90 - 95 0C agar sludge tidak membeku. Selanjutnya sludge
dipisahkan dari kotorannya dengan menggunakan ayak getar. Sludge tank pada
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.25.
9. Buffer Tank
Buffer tank merupakan alat yang digunakan untuk menampung sludge yang
berasal dari ayakan getar. sludge tersebut selanjutnya dikirim ke sludge
separator. Kondisi operasi buffer tank adalah pada temperatur 90 - 95 oC.
Buffer tenk pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
Gambar 2.26.
Gambar 2.26 Buffer tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
20
10. Sludge Separator
Sludge Separator merupakan alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak
dari sludge, kotoran dan air dengan gaya sentrifugal. Fraksi padat dengan
berat jenis yang lebih berat akan terlempar ke dinding bowl dan selanjutnya
dialirkan ke fat pit melalui nozzle. Sedang minyak akan keluar melalui
saluran yang berbeda dan dialirkan ke reclaimed oil tank. Dari ROT
selanjutnya minyak dikirimka ke VCT. Sludge separator pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlikan pada Gambar 2.27.
Gambar 2.27 Sludge separator pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
Gambar 2.28 Fat Pit pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
21
2.2.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)
Unit ini bertujuan memisahkan campuran antara cangkang, fiber dan inti
sawit yang keluar dari screw press. Selain itu tujuan stasiun kernel adalah :
1. Tujuan utamanya adalah mengektraksikan inti (kernel) dari nut.
2. Sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
Kehilangan losses yang minimum pada semua tingkatan pemisahan.
Kualitas kernel yang dapat diterima di pasar.
Kapasitas stasiun yang dapat dicapai.
Pengoperasian yang fleksibel dan perawatan, serta kontrol yang mudah
dilakukan.
Kebutuhan daya yang lebih rendah.
Pemakaian air dan produksi limbah yang minimal.
Kebersihan lingkungan kerja.
Adapun urutan proses pengolahan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.29 Cake breaker conveyor pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
22
b. Depericarper
Depericarper berfungsi untuk memisahkan fibre dan nut melalui hisapan
blower. Fibre akan dihisap blower dan masuk ke dalam fibre cyclone kemudian
melalui fiber shell conveyor dihantar ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan
nut yang lebih berat akan masuk ke polishing drum. Depericarper pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Garo diperlihatkan pada Gambar 2.30.
Gambar 2.31 Nut polishing drum pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
23
d. Nut Hopper
Nut hopper alat yang berfungsi untuk penimbunan nat sebelum masuk ke
ripple mill. Penimbunan dilakukan dengan tujuan untuk memanaskan nut
secara alamiah untuk mengurangi kadar air dalam biji, sehingga nut lebih
mudah dipecah didalam ripple mill. Nut hopper pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.32.
Gambar 2.32 Nut hopper pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
e. Ripple mill
Ripple mill adalah suatu alat pemecah biji,sehingga biji terdiri dari cangkang
(shell) dan inti (kernel). Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu rotating rotor
dan stasionary plate. Pemecahan nut dilakukan dengan cara menggilas nut
dengan rotor pada stasionary plate. Setelah nut pecah, campuran pecahan (shell
dan kernel) tersebut jatuh pada cracked mixture conveyor untuk dikrim ke
Light Tenera Dust Separation (LTDS I ). Repple mill pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.33.
24
Gambar 2.33 Ripple mill pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
Bentuk dan prinsip kerjanya sama dengan LTDS I, alat ini berfungsi untuk
membersihkan inti dari cangkang dan inti pecah. LTDS I & LTDS II pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.34.
25
(a)
(b)
h. Hydro Cyclone
Hydro Cyclone yaitu suatu alat yang berfungsi untuk pemisahan cangkang, inti
utuh dan inti pecah. Proses pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat
jenis antara inti dengan cangkang dengan bantuan larutan CaC03 (caulin).
Hydro cyclone pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
Gambar 2.35.
Gambar 2.35 Hydro Cyclone pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
26
i. Kernel Silo
Kernel silo adalah suatu alat yang berfungsi mengurangi kadar air pada inti.
Proses pengeringan dilakukan dengan memberikan temperature yang berbeda-
beda pada tiap tingkatnya, tingkat atas memiliki temperature 60 oC, tingkat
tengah memiliki temperature 70 oC, dan tingkat bawah memiliki temperature
50 oC. Kernel selo pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan
pada Gambar 2.36.
Gambar 2.36 Kernel silo pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
Water treatment merupakan unit pengolahan air yang bersumber dari air
sungai untuk keperluan boiler dan keperluan perumahan karyawan. Unit
pengolahan air bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan dan mineral-mineral
didalam air yang dapat mengakibatkan korosi pada pipa. Pemanfaatan air yang
tidak jernih atau air yang mengandung bahan mineral dapat mengakibatkan
kerusakan boiler seperti timbulnya kerak-kerak pada pipa. Adapun tahapan yang
dilalui dalam pengolahan air yaitu:
1. RawWater
Raw water merupakan tempat penampungan air yang berasal dari sungai. Raw
water berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel seperti : lumpur, pasir,
dan tanah.
2. Water.Clarifier.Tank.
Water clarifier tank merupakan tempat pencampuran air yang telah
diinjeksikan dengan bahan kimia soda ash ( Na2SO4) dan tawas. Soda ash
27
(Na2SO4) berfungsi untuk menetralkan Ph dan tawas berfingsi untuk mengikat
partikel-partikel yang terikat pada air.
3. Water Basin.
Water basin berfungsi sebagai tempat penampungan dan pengendapan
sementara sebelum dialirkan ke sand filter.
4. Sand.Filter.
Sand filter berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak mengendap
pada water basin. Sand filter berbentuk tabung silinder yang diisi dengan tiga
bahan penyaring yang berbeda, seperti : pasir, ijuk, dan batu. Dilengkapi juga
dengan tekanan pompa. Jika tekanan pada Sand filter terlalu tinggi, berarti
telah banyak kotoran yang terdapat pada permukaan pasir sehingga
penyaringan menjadi tersumbat. Untuk mengembalikan fungsi sand filter dapat
dilakukan dengan cara membersihkan sand filter dengan mengganti bahan
penyaring.
5. Tower.Tank.
Tower tank adalah tempat penampungan air setelah melalui proses penjernihan
dan disalurkan untuk air umpan boiler , air proses dan perumahan karyawan.
6. Air.Umpan.Boiler.
Air hasil pengolahan pada water treatment tidak langsung dipergunakan
sebagai umpan boiler. Karena air tersebut masih mengandung mineral dan gas
terlarut seperti oksigen yang dapat menyebabkan korosi pada pipa boiler.
Proses umpan boiler terdiri dari :
a. Cation.Exchange
Cation berfungsi untuk mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh
garam-garam (Ca2+), magnesium (Mg2+) yang terkandung didalam air,
mengurangi alkalinity pada air yang disebabkan adanya kandungan senyawa
garam alkali, beserta mengurangi padatan tersuspensi yang dapat
menyebabkan kerak pada boiler.
b. Degasifier.
Degasifier berfungsi untuk menghilangkan gas karbondioksida dan oksigen
yang dapat merusak pipa masuk ke boiler.
c. Anion.Exchange.
28
Anion berfungsi menghilangkan mineral bermuatan negarif (-) yang terdapat
dalam air seperti silica, phosphatedan chloride. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
d. Demint.Tank.
Demint tank merupakan tanki persediaan air sebelum digunakan di Boiler.
Pada demint tank diakukan pemanasan dengan suhu 700C. Pemanasan
bertujuan untuk mengurangi beban pemanasan pada vacum dearator.
e. Vacum.Dearator
Vacum dearator berfungsi untuk mengurangi oksigen dan karbondioksida yang
masih terlarut pada air dengan pemanasan 70-900C agar tidak terjadi korosi
pada pipa boiler.
2.2.8 Boiler
Boiler merupakan suatu bejana yang berisi air berfungsi untuk
menghasilkan steam dengan sistim pembakaran. Boiler yang digunakan pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar adalah boiler pipa api. Bahan bakar yang
digunakan yaitu fibre dan shell yang dihasilkan dari unit pengolahan kernel. Suhu
boiler maksimal adalah 2250C dengan kapasitas 2 ton/jam.Boiler dilengkapi
dengan safety control yaitu gelas penduga yang berfungsi untuk mengintrol level
29
air di dalam drum. Steam yang dihasilkan boiler digunakan untuk menggerakkan
turbin dan proses pengolahan.
30
ampere metere diseluruh unit proses pabrik yang berfungsi untuk mengetahui
beban pada saat pengolahan.
d. Back.Pressure.Vessel.(BPV).
Back pressure vessel merupakan sebuah tabung yang berfungsi menyimpan
steam kemudian disalurkan keseluruh unit proses yang membutuhkan dipabrik
agar dapat menggunakan steam sesuai dengan kebutuhan.
31
digunakan untuk membuat sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan,
dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen ke dalam sebuah
program perawatan. Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam
sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan
menjadi semakin penting.
Berdasarkan waktu kegiatan pemeliharaan pada screw press terbagi
menjadi tiga yaitu:
1. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance)
2. Pemeliharaan rutin ( routine maintenance )
3. Pemeliharaan preventif ( preventif maintenance )
32
Berdasarkan sifat pemeliharaan fasilitas, jenis kegiatan pemeliharaan di
bagi dua yaitu:
1. Pemeliharaan tidak terencana ( unplanned maintenance )
2. Pemeliharaan yang terencana ( planned maintenance )
Pemeliharaan yang terencana dapat di kelompokan menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemeliharaan pencegahan
Pemeliharaan pencegahan yaitu pemeliharaan yang dilakukan pada selang
waktu yang telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya,dan dimaksud untuk
mencegah menurunnya fungsi fasilitas produksi secara keseluruhan.
33
Seluruh kegiatan pemeliharaan preventive maintenance dituangkan dalam
bentuk rencana tahunan yang dikenal sebagai program pemeliharaan tahunan
meliputi :
Tahunan berlakunya program
Tempat pelaksanaan program
Jenis kegiatan yang dilakukan
Frekwensi plaksanaan kegiatan
Kenapa rencana di mulainnya suatu kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan
Dimna semua rencana kegiatan yang tertuang dalam program mingguan
dimonitor pelaksanaannya,sehingga akan diproleh data-data pelaksanaan yang
merupakan masukan untuk pengendalian.dokumen data mingguan merupakan
dokumen yang memuat data plaksanaan kegiatan. Dalam dokumen ini bias
diketahui berapa jam kerja yang dihabiskan untuk pekerjaan :
Inspeksi
Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan darurat
Pekerjaan permodalan
Pekerjaan engineering
Pekerjaan produksi
34
BAB III
METODOLOGI
35
Gambar 3. 1 Flowchart Penyusunan Laporan
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap awal dalam pelaksanaan Kerja Praktek. Studi
literatur dilakukan dengan cara memahami informasi dari teori yang berkaitan
dengan topik khusus dan penyelesaian laporan serta mempelajari buku-buku
yang berkaitan dengan batasan masalah yang akan dibahas dan pencarian
artikel yang berhubungan dengan pengkajian.
2. Mencari Topik Permasalahan di Perusahaan
Satu masalah khusus yang ada di perusahaan yang akan menjadi pembahasan
utama dan dibahas untuk mengetahui bagaimana cara kerja preventive
36
maintenance dan equipment apa saja yang di harus dilakukan perawatan. Pada
kasus ini, objek penelitian yang akan dibahas yaitu Preventive Maintenance
Pada Screw Press AP-12 Pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
3. Pengumpulan Data
Tahapan selanjutnya adalah pembuatan laporan melalui pengumpulan data
yang diawali dengan peninjauan ke lokasi tempat terjadi masalah, kemudian
dilakukan pencatatan.
4. Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari lokasi pabrik kemudian dibuat cara kerjanya
dalam melakukan preventive maintenance screw press AP-12 yang menjadi
topik khusus pada laporan ini.
5. Kesimpulan dan Saran
Rangkuman dari uraian dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya dan akan
diberikan suatu rekomendasi terhadap kekurangan ataupun masukan-masukan
terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
37
mengalami kerusakan yang cepat. Screw press ini berfungsi sebagai pemisah
antara minyak dan daging buah (brondolan).
38
Gambar 4. 2 Bagian Utama Screw Press (Www.Academi.Edu.Com)
1. Inlet
Inlet terpasang di bagian atas casing screw press yang berfungsi sebagai tempat
masuknya berondolan sawit yang telah mengalami proses pelumatan dan
pencincangan dari yang berasal dari digester. Inlet pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.3.
2. Casing
39
Casing screw press terbuat dari plat mild steel minimal 10 mm berbentuk kotak
dengan dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri dan atas. Dibagian atas ada 2 pintu
yaitu pintu yang berfungsi untuk melihat kondisi press silinder serta pintu
penghubung screw press dengan corong umpan dari digester atau yang disebut
dengan inlet. Casing pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan
pada Gambar 4.4.
3. Worm screw
Worm screw terdapat di dalam press silinder pada mesin screw press. Worm
screw Terbuat dari baja tuang dengan ukuran tertentu tergantung kepada
kapasitas bahan olahan yang dapat dilakukan oleh screw press. Satuan
kapasitas kerja screw press adalah ton/ jam. Worm screw pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.5.
40
4. Press cage
Press cage terdapat di dalam casing mesin screw press. Alat tersebut terbuat
dari plat baja yang diperkuat dengan tulangan plat mild steel setebal 8 mm.
Press silinder dapat juga disebut sebagai saringan, dimana alat ini akan
menyaring fiber daging buah sawit agar tidak terbawa ke cairan minyak yang
mengalami pengepresan. Press cage pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.6.
(a) (b)
41
6. Gearbox
Gearbox terdapat dibagian belakang body screw press. Pada gearbox terdapat
primary dan secondary screw yang dihubungkan dengan gear agar putaran
double screw saling berlawanan arah. Di sisi gearbox terdapat tabung sight
glass untuk melihat level pelumas. Disamping itu di sisi luar dilengkapi dengan
lubang dibagian atas untuk melihat kondisi bantalan. Gearbox pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.8.
7. Motor Listrik
Motor listrik berfungsi sebagai sumber penggerak mesin pada screw press.
Motor ini selanjutnya dihugungkan dengan gearbox agar putaran pada motor
dapat direduksi sesuai dengan putaran pada screw press. Motor listrik pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.9.
42
4.2.3 Cara Kerja Screw Press
Fungsi screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang
dan dilumatkan dalam digester. Akibat proses pemerasan ini minyak kasar dapat
dipisahkan dari berondolan tersebut. Proses kerja yang terjadi pada screw press
diawali dengan memasukkan buah sawit yang berasal dari digester ke dalam feed
screw conveyor. Selanjutnya feed screw conveyor mendorong buah sawit tersebut
masuk kedalam mesin pengempa (twin Screw press). Dengan adanya tekanan
screw dan ditahan oleh cone, maka buah sawit mengalami proses pengempaan
sehingga minyaknya keluar dari buah. Minyak yang dihasilkan oleh mesin press
dialirkan ke oil vibrating scren dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk
diproses lebih lanjut. Sedangkan serabut dan biji buah sawit yang masih
mengandung 4% minyak dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses
selanjutnya.
43
selanjutnya menyebabkan buah sawit yang masuk kedalam press cage mengalami
proses pengempaan sehingga minyak yang terdapat dalam buah sawit terpisah dari
ampasnya. Agar memudahkan proses penyaringan, minyak hasil proses
pengampaan dicampur dengan air panas yang dimasukkan melalui press cage
sehingga keketalan minyak jadi berkurang dan mudah untuk dialirkan.
Pada bagian depan screw press terdapat dua buah konus yang digerakkan
dengan bantuan sistem hidrolik dengan tekanan 40-50 Bar. Gerakan konus
tersebut berupa gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan.
Tujuanya adalah untuk meningkatkan daya tekan pada saat proses pengepresan
sehingga minyak yang dihasilkan menjadi maksimal.
44
Pelumasan ini dilakukan pada saat mesin tidak bekerja. Salah satu bearing
yang dilakukan perawatan diperlihatkan pada Gambar 4.11.
Gambar 4. 11 Bearing
45
Disamping perawatan hose pada sistem hidrolik juga dilakukan pengantian oli
setiap setahun sekali. Bentuk sistem hidrolik screw press diperlihatkan pada
Gambar 4.12.
Gambar 4. 13 V-belt
46
cage wajib diganti apabila lubang-lubang saringan tersebut sudah mengalami
penyumbatan yang sangat besar dan tidak dapat dilakukan Pembersihan lagi.
Penggatian pada press cage dilakukan 1 tahun sekali. Press cage pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.14.
47
2. Penggantian screw worm.
Penggantian worm screw pada mesin screw press dapat dilakukan dengan cara
berikut ini:
Membuka lock nut yang berada pada bagian tengah screw worm dengan
menggunakan kunci inggeris atau kunci monyet.
Arah putaran motor dibalik dengan cara menukar posisi kabel sumber arus
positif menjadi negatif dan sebaliknya. Setelah itu motor dihidupkan,
akibatnya lock nut akan terlepas.
Tarik worw screw satu persatu sehingga keduanya lepas dari main shaft.
Setelah kedua worw screw lepas, tarik kedua-duanya keluar secara
bersamaan dari press cage.
3. Worw screw sering patah
Akibat gesekan dengan fiber dan tekanan yang tinggi pada saat proses
pengempaan maka dapat menyebabkan worm screw menjadi patah. Disamping
itu masih ada beberapa penyebab yang lain yang menyebabkan screw press
patah seperti yang disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Worw screw sering patah
48
BAB V
Untuk menjaga screw press selalau berada dalam kondisi siap beroperasi dan
mempunyai unjuk kerja yang maksimum maka diperlukan perawatan secara berkala
pada masing-masing komponen kritikalnya. Adapun beberapa perawatan yang
dilakukan terhadap komponen screw press adalah sebagai berikut :
BAB VI
KESIMPULAN
49
Dari perawatan mesin screw press pada PT. Perkebunan Nusantra V Sei Pagar
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perawatan Screw Press harus benar-benar terjadwal sehingga kerusakan pada
mesin press ini dapat diminimalisir.
2. Penggantian komponen-komponen pada mesin press sangat rumit untuk itu pada
saat membuka dan memasang komponen harus sesuai dengan manual book yang
telah tersedia.
3. Pengecekan kebocoran pada pipa hidrolik harus benar-benar teliti, karena disinilah
proses losses pada minyak sering terjadi disebabkan tekanan yang dihasilkan pada
sistim hidrolik tidak maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
50
Afriza Rifasiro, 2009, Maintenanace digester dan screw press di PT. Perkebunan
Nusantara V PKS Sei Intan, Laporan Kerja Praktek, Universitas Riau,
Pekanbaru.
PT.Sempurna Jaya Laju, Instalasion, Operation, maintenance Manual & Park List
Book. Laju Sempurna jaya, Medan, Indonesia.
Admi Aksa Reysca, 2013, Corrective Maintenance & Analisis Keausan Worm Screw
Press Ap-17 Pada PT. Perkebunan Nusantara V Pks Sei Galuh, Laporan Kerja
Praktek, Universitas Riau, Pekanbaru.
Ruben Novian, 2010, Corrective Maintenance Worm screw Press Dengan Kapasitas
Olah 10 Ton Buah Sawit/Jam Menggunakan Analisa Kegagalan. Universitas
Sumatra Utara.
Oktarian Derik, 2014, Perawatan Screw Press pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Galuh. Laporan Kerja Praktek, Universitas Riau, Pekanbaru.
51
LAMPIRAN
52
LAMPIRAN A
53
LAMPIRAN B
54
55
56