Abstract
A. PENDAHULUAN
Islam merupakan agama wahyu yang terakhir diturunkan
oleh Allah Untuk umat manusia dan bersifat sempurna. Sebagai
agama yang terakhir dan sempurna, Islam membawa ajaran yang
lengkap, mencakup segala aspek kehidupan. Tidak satu pun
aspek dari permasalahan hidup dan kehidupan umat manusia
yang lepas dari perhatian Islam. Di antara aspek kehidupan yang
sangat penting adalah kesehatan. Islam telah menetapkan dasar-
dasar konsepsional sebagai pedoman bagi umatnya untuk
meningkatkan, memelihara dan memulihkan kesehatan.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan
perkembangan dunia ilmu kedokteran, ditemukan penemuan-
penemuan baru dalam bidang pengobatan. Salah satu penemuan
dalam ilmu kedokteran adalah transplantasi (pencangkokan).
1
Sehingga pada saat ini telah berhasil dilakukan cangkok kornea
mata, ginjal, hati dan sebagainya.
Penemuan-penemuan baru dalam transplantasi ini sangat
berjalan terus. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh R.S.
dr. Sardjito Yogyakarta dihasilkan bahwa katup jantung babi
paling sesuai sebagai pengganti katup jantung manusia.
Penemuan ini akan menjadi bahan kajian kita sebagai orang
yang menggeluti hukum Islam untuk ikut memecahkan
problema ini dengan melakukan ijtihad terhadap penemuan
ini. Hal ini penting dilakukan karena selama ini hal-hal yang
berkaitan dengan babi dipandang sebagai hal yang haram.
Padahal tersebut (transplantasi) dengan organ babi merupakan
masalah yang pada waktu-waktu mendatang akan sering
dilakukan. Oleh karena itu diperlukan kajian yang komprehensif
untuk menjawab hal tersebut.
Dalam penelitian ini, yang akan dikaji adalah
tranplantasi dengan jenis heterotransplantasi, khususnya
transplantasi jaringan/organ katup jantung babi pada jantung
manusia.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriftif, karena
peneliti berusaha mengungkapkan masalah yang dihadapinya
dengan menggambarkan setiap aspeknya, dengan menggunakan
pola case studies. Adapun data yang dikaji termasuk jenis data
kualitatif. Data yang dimaksud dihimpun melalui telaah pustaka
(library research) yang terdiri dari berbagai referensi yang
berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.
E. Kerangka Teori
Istilah transplantasi berasal dari bahasa Inggris
transplantation, bentuk noun dari kata kerja to transplant, yang
artinya pencangkokan (jantung kulit).1 Sedangkan dalam kamus
The Advanced Learners Dictionary of Current English, A.S.
Homby dan Gatenby E.V. --penulis kamus tersebut--
mengartikan transplantasi dengan to move from one place to
1
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia
(Jakarta: Gramedia, 1989), h. 601.
2
another2 (memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain).
Sedangkan dalam istilah Ilmu Kedokteran, transplantasi adalah
memindahkan jaringan atau organ yang berasal dari tubuh yang
sama atau tubuh yang lain.3
Dari beberapa pengertian di atas jelaslah bahwa adalah
pemidahan transplantasi itu adalah pemindahan jaringan atau
organ dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jaringan atau
organ itu berasal bisa dari tubuh yang sama atau tubuh yang
lain. Oleh karena itu praktek transplantasi itu selain pada
manusia, juga dapat dilakukan pada jaringan maupun organ
binatang.
F. PEMBAHASAN
I. Term-term Transplantasi
Dalam kehidupan sehari-hari, transplantasi sering
diistilahkan dengan pencangkokan sehingga ada cangkok ginjal,
jantung, hati, pancreas, dan sebagainya. Sebenarnya mengenai
pencangkokan sebagai terjemahan transplantasi tampaknya
kurang tepat jika diperbandingkan antara proses pencangkokan
dan transplantasi.
Pencangkokan pada tumbuhan, misalnya dilakukan
dengan cara mengelupas kulit dahan/ranting, membungkus
dengan ijuk dan tanah agar tumbuh akar pada bagian potongan
kulit atas, yang selanjutnya dipotong untuk ditanam di tanah.
Sedangkan proses transplantasi pada garis besarnya adalah
pemotongan organ atau jaringan, kemudian diokulasikan
(ditempelkan) pada bagian tubuh tertentu untuk menyatu antara
yang menempel dengan yang ditempeli. Oleh karena itu
sebenarnya transplantasi itu adalah penentenan (occulation) atau
dapat pula diuraikan dengan penempelan. Tetapi dalam tulisan
2
A.S. Hamby dan Gatenby E.V, The Advanced Learners
Dictionary of Current English (London: Oxfrod University Press, 1990),
1075.
3
Ahmad Ramali dan K. St. Pamoentjak, Kamus Kedokteran
(Jakarta : Djambatan, 1997), h. 361.; Jaringan adalah kumpulan sel-sel
(bagian terkecil dari individu) yang sama mempunyai fungsi tertentu.
Sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda
sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi tertentu , seperti
jantung, ginjal, hati, dan lain-lain.
3
ini pemakalah sekalipun keliru menggunakan padanan
transplantasi dengan pencangkokan, istilah yang sudah umum
dipakai selama ini.
4
Abdul Aziz Masyhuri, Ahkam al-Fuqaha (Surabaya : Dinamika
Press, 1997), 377.
4
bukan jenis kelamin, tetapi jenis manusia dengan manusia).
Pada homotransplantasi ini bisa terjadi antara donor dan
resipiennya dua individu yang masih hidup, bisa juga terjadi
antara donor yang telah meninggal dunia yang disebut
cadaver donor, sedangkan resipiennya masih hidup.
3. Heterotransplantasi, yaitu transplantasi di mana donor dan
resipiennya dua individu yang berlainan jenisnya, seperti
transplantasi yang donornya adalah hewan sedang
resipiennya adalah manusia.
Demikian macam-macam transplantasi yang biasanya
terjadi pada saat ini. Sedangkan yang menjadi kajian pemakalah
adalah transplantasi jenis yang ketiga (Heterotransplantasi)
khususnya transplantasi katup jantung babi pada jantung
manusia.5 Oleh karena itu kajian pada makalah ini adalah
bagaimana perspektif hukum Islam terhadap Transplantasi katup
jantung babi pada jantung manusia.
5
Sebagaimana diketahui bahwa struktur jantung itu terdiri dari tiga
lapisan terluat disebut pericardium, lapisan tengah merupakan lapisan berotot
yang disebut miokardum, sedangkan lapisan endotel disebut endocardiim.
Atrium mempunyai dinding otot yang tipis dan antara atrium kiri dan atrium
kanan terdapat septum atrium, Ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal,
dinding otot verticel kiri dinamakan septum vertikel. Antara atrium kanan dan
ventrikrel kanan terdapat katup tricuspid. Atrium kiri dan ventrikel kiri
terdapat katup mitral. Katup-katup ini oleh karena terletak di antara atrium
dan ventrikel juga disebut katup atrioventrikel. Lebih lanjut tentang hal ini
, lihat : Rita Seksari dan Johana R. Kawonal, Physiology Jantung dan
Pembuluh Darah (Jakarta: R.S. Jantung Hardpan Kita. T.t.), 2-3. Katup-
katup tersebut di atas yang bisa diganti dengan katup pada jantung babi.
5
(173 : )
Terjemahnya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah daging babi, dan
binatang yang (etika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dos baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (Q.S. al-Baqarah : 173).6
b. Firman Allah surat al-Maidah ayat 3
(3: )
Terjemahnya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah, daging babi), (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya
(Q.S. Al-Maidah : 3).7
c. Firman Allah surah al-Nahl ayat 115
(115 : )
6
Depag. RI., Alquran dan Terjemahnya (Madinah: Mujamma
Khadim al-Haramain al-Sharifain al-Malik Fahd li Tibaat al-Mushaf al-
Sharif, t.th.), h. 42.
7
Ibid., h. 157
6
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (Q.S. Al-Nahl : 115).8
d. Firman Allah surah al-An am ayat 145
(145 : )
Terjemahnya : Katakanlah Tiadalah aku peroleh dalam
wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi -karena sesungguhnya semua itu kotor-
atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah. Barang siapa yang dalam
keadaan terpaksa sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. Al-
Anam : 145)9
2. Hadis Nabi saw.
a. Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, dan Ibn
Majah, Rasulullah bersabda :
10
( )
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu
penyakit kecuali juga menurunkan obat (H.R.
Ahmad, Bukhari, san Ibn Majah).
b. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu
Darda, Rasulullah bersabda :
) , ,
11
(
8
Ibid., h. 419
9
Ibid., 213
10
Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad al-Shawkani, Nayl al-
Awtar, Juz VIII (Mesir : Al-Babi al-Halabi, t.t.), 225.
11
Abu Dawud Sulaiman Ibn Ashath al-Sajistani, Sunan Abi
Dawud, Juz II (Mesir : Al-Babi al-Halabi, 1952), 229.
7
Artinya :
Sesungguhnya Allah lah yang menurunkan
penyakit dan obat. Ia menciptakan obat bagi
setiap penyakit. Berobatlah kalian dan
janganlah berobat dengan suatu yang haram.
(H.R. Abu Dawud).
c. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah
bersabda :
12
( )
)
13
(
Artinya :
Rasulullah saw. melarang penggunaan obat
dari hal yang jelek (H.R. Ahmad, Muslim,
Ibn Majah, dan Turmuzi)
Sedangkan qaidah-qaidah fiqhiyah yang dipakai dalam
kajian ini adalah:
1.
Artinya : Heat (sesuatu yang diperlukan) menempati
tempat darurat baik secara umum atau secara
khusus.14
2.
12
Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, juz VII )Beirut : Dar al-Fikr, t.t.),
200
13
Al-Shawkani, op. cit., h. 226
14
Al-Sayuti, Al-Ashbah wa al-Nazir fi al-Furu (Mesir : Dar al-
Fikr, t.t.), 62
8
Artinya : Tidak ada keharaman dalam darurat dan tidak
ada kemakruhan dalam hajat.15
3.
Artinya : Keadaan darurat menyebabkan
16
dibolehkannya yang dilarang.
4.
Artinya : Sesuatu yang dibolehkan karena darurat
dibolehkannya hanya untuk menghilangkan
kedaruratan itu.17
V. Analisis
Dari dalil-dalil alquran, secara eksplisit jelaslah bahwa
pada dasarnya memakan daging babi itu diharamkan. Begitu
juga dalam Hadis dijelaskan bahwa kita tidak boleh berobat
dengan barang-barang yang haram seperti khamr dan barang
yang diharamkan lainnya seperti daging babi.
Larangan di atas nampaknya hanya ditujukan pada
memakan dan berobat dengan barang haram (daging babi).
Lantas bagaimana kalau pada transplantasi (katup jantung babi
pada jantung manusia)? Dengan menggunakan teori qiyas
khususnya qiyas await,18 maka dapat disimpulkan bahwa
transplantasi dengan jaringan organ babi itu diharamkan.
Kesimpulan sementara ini jika diterapkan pada keadaan
biasa (iktiar, yang memungkinkan untuk diusahakan) dapat
diterima dan tidak ada masalah, tetapi jika dalam keadaan
terpaksa (darurat), maka kesimpulan ini sulit untuk diterima,
bahkan dapat menimbulkan masalah. Pengharaman transplantasi
jenis ini dalam keadaan terpaksa nampaknya tidak dapat
membawa pada kemaslahatan, pada hal salah satu prinsip-
prinsip hukum Islam adalah riayah masalih al-nas jamian
15
Abdul Hamid Hakim, Mabadi al-Awwaliyah (Jakarta : Sadiyah
Putra, t.t.), h. 33.
16
Al-Sayuti, op. cit., h. 60
17
Ibid.
18
Tentang qiyas jenis ini baca : Abd al-Hakim Abd al-Rahman
Asad al-Sadi, Mabahith al-Illah fi al-qiyas inda Usuliyyin (Libanon : Dar
al-Bashair al-Islamiyyah, 1986), h. 57.
9
menjaga kemaslahatan seluruh manusia--. Sebagaimana
diketahui bahwa transplantasi itu dilakukan dalam rangka untuk
mempertahankan hidup dari kematian. Kita ingat bahwa peranan
jantung sangat vital bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu,
peneliti memakai teori lain yang dapat membawa kepada
terpeliharanya kehidupan manusia dan tercapainya kemaslahatan
tersebut. Dengan memakai teori maslahah, maka darurat dapat
dipertimbangkan. Hal ini sejalan dengan nash-nash alquran yang
telah disebutkan sebelumnya pada kalimat yang digandengkan
dengan pengharaman babi faman al-turra barang siapa
dalam keadaan terpaksamaka dibolehkan memakannya,
dengan syarat sekedar untuk menghilangkan kemudharatan
tersebut. Pengharaman daging babi dalam teks nash-nash
alquran dipahami dalam keadaan biasa, bukan keadaan yang
memaksa.
Dengan teori maslahah, penggunaan jaringan/organ babi
dalam transplantasi harus dipahami sebagai darurat dalam
rangka menjaga kehidupan/jiwa (hifz al-nafs). Artinya selama
masih ada upaya lain yang secara medis dapat disembuhkan,
maka penggunaan jaringan/organ babi tidak dibolehkan/haram.
Dengan menggunakan qaidah fikih keadaan darurat
menyebabkan dibolehkannya yang dilarang maka transplantasi
(heteritransplantasi) jaringan/organ katup jantung babi pada
jantung manusia dibolehkan.
19
Berkaitan dengan keyakinan harus sepengatahuan dokter,
Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa ulama Hanafiyah mensyaratkan bahwa
kebolehan itu bukan bersifat zan. Artinya harus denganketerangan dokter.
Lebih jauh tentang hal ini baca Wahbah Zuhaili, Al-Fiq al-Islam wa
Adillatuh, Juz II (Beiirut: Dar al-Fikr, t.t), h. 522.
10
G. PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Saran-saran
1. Dengan transplantasi, secara eksplisit dalam al-Qur'an dan
Hadis jelaslah bahwa pada dasarnya memakan daging babi
itu diharamkan. Akan tetapi apabila transplantasi itu
dilakukan dalam rangka untuk mempertahankan hidup dari
kematian, maka dapat membawa kepada terpeliharanya
kehidupan manusia dan tercapainya kemaslahatan tersebut.
Dengan memakai teori maslahah, maka darurat dapat
dipertimbangkan.
2. Dalam penulisan penelitian ini, tentu masih terdapat
kekurangan-kekurangan, karena sebagai manusia biasa tentu
tidak bisa terlepas dari kekurangan dan kekhilapan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12