Oleh:
Anjananda Vitodi
NIM : 1207121278
Anjananda Vitodi
1207121278
Program Studi Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing Kerja Praktek,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Prodi Studi Sarjana Teknik Mesin
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang mana
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara V yang berjudul Perawatan Dan
Perbaikan Srew Press Pada PTPN V PKS Sei Pagar dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Laporan ini juga disusun untuk memenuhi syarat yang
telah ditetapkan oleh Kurikulum dan Program Studi Srata 1 Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pada penulisan laporan kerja praktek ini penulis membahas mengenai proses
perawatan screw press selama penulis melaksanakan Kerja Praktek di PKS PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
Pelaksanaan kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik atas berkat bantuan
yang telah diberikan oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
ii
Pada penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak terdapat kesalahan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya dapat
membangun guna kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Akhir kata
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Anjananda Vitodi
NIM. 1207121278
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3
1.5 Sistematika Penulisan 3
2.1 Profil Perusahaan 1
2.1.1 Struktur Organisasi dan Ketenaga Kerjaan 1
2.2 Proses Pengolahan Sawit Pada PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar 3
2.2.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station) 4
2.2.3 Stasiun Penebahan (Thresing Station) 11
2.2.4 Stasiun Press (Press Station) 14
2.2.5 Stasiun Pemurnian (Clarification Station) 16
2.2.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station) 22
2.2.7 Unit Pengolahan Air (Water Treatment) 27
2.2.8 Boiler 30
2.2.9 Unit Power Plant (Kamar Mesin) 30
2.2.10 Pengolahan limbah 31
2.3 Maintenance (Perawatan) 32
2.3.1 Jenis Jenis Perawatan (Maintenance) 32
2.3.2 Ruang lingkup maintenance 33
2.3.3 Tahap Tahap Dalam Pemeliharaan 34
3.1 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek 36
iv
BAB IV TUGAS KHUSUS.........................................................................................38
4.1 Pengumpulan Data 38
4.2 Screw Press 38
4.2.1 Pengertian Screw press 38
4.2.2 Bagian utama Screw press 39
4.2.3 Cara Kerja Screw press 43
4.2.4 Tipe Screw press 44
4.3 Perawatan Screw Press 44
4.4 Perbaikan Screw Press 47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................50
BAB VI KESIMPULAN.............................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................52
LAMPIRAN..................................................................................................................53
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Tabel 2.1 Kriteria Persyaratan Mutu Dan Komposisi Panen Yang Ideal PKS..............6
Tabel 2.2 Tahapan Perebusan Sistem Triple Peak........................................................10
Tabel 4.1 Kekurangan Tekanan Pada Sistem Hidroulik..............................................45
Tabel 4.2 Screw Worm Sering Patah............................................................................49
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilakukan adalah dengan melakukan perawatan secara periodik dan berkala. Pada
studi lapangan kali ini akan dibahas tentang bagaimana cara perawatan yang
dilakukan terhadap screw press serta perbaikan apabila terjadi kerusakan pada
peralatan tersebut.
1.2 Tujuan
Ada pun tujuan dilaksanakannya studi lapangan pada PT.Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui prinsip kerja dari mesin screw press AP-12.
b. Mengetahui masalah yang sering terjadi pada mesin screw press AP-
12.
c. Mengetahui tentang cara perawatan mesin screw press AP-12 pada
PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
d. Memahami cara perbaikan screw press AP-12 yang mengalami
kegagalan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari proses pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai
berikut:
1. Memperoleh pengalaman dan pembelajaran tentang kondisi dunia
kerja di PT.Perkebunan Nusantara V.
2. Memperoleh ilmu pengetahuan tentang proses pengolahan buah sawit
menjadi CPO dan kernel.
3. Mengenal beberapa peralatan utama dan pendukung pada proses
pengolahan buah sawit menjadi CPO dan Kernel.
4. Mengetahui cara perawatan yang dilakukan terhadap srew press AP-12.
5. Mengetahui cara perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi
pada screw press AP-12.
2
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini adalah
sebagai berikut :
Waktu : 4 September 2017 30 september 2017
Tempat: PKS PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar,
yang berlokasi di Jl.Hang Tuah, Perhentian Raja,
Kabupaten Kampar,Riau.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
didasarkan pada pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab jelas. Pada
posisi teratas pada PT. Perkebunan Nusantara V diduduki oleh seorang Manager
yang bertanggung jawab mengelola perusahaan supaya mempu berproduksi sesuai
dengan target yang telah ditentukan. Dalam menjalankan tugas manager dibantu
oleh tiga orang staff yang bertanggung jawab atas operasional perusahaan pada
untuk masing-masing bidangnya. Disamping itu staff juga berfungsi menjaga
efesiansi proses produksi pada perusahaan.
Merupakan salah satu badan usaha milik swasta yang memiliki struktur
organisasi yang baik. Struktur Organisasi yang baik adanya pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang
manager yang bertanggung jawab menjalankan tugas perusahaan serta mengawasi
jalannya perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya Manager dibantu oleh tiga
staf. Selanjutnya masing-masing staf dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
dua orang Mandor yang bertugas mengatur dan mengawasi kerja operator
menjalankan tugasnya di unit masing-masing. Adapun susunan organisasi
ketenaga kerjaan pada pada PT. Perkebunan Nusantara V adalah sebagai berikut :
a. Manager : 1 orang
b. Asisten teknik : 1 orang
c. Asisten pengolahan : 2 orang
d. KTU : 1 orang
2
2. Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
Organisasi ini bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada
karyawan, kebakaran maupun kerusakan pada peralatan mesin. Penerapan K3
ini dilakukan dengan pemasangan rambu-rambu dan pemberian alat pelindung
diri (APD) seperti helm safety, sepatu dan sarung tangan.
3. Organisasi Keagamaan.
Dalam organisasi keagamaan ini juga dibentuk suatu badan ke rohanian
untuk menyelenggarakan kegiatan yang bersifat keagamaan baik dikebun
maupun dilingkungan PKS. Salah satu kegiatan rutin yang sering dilakukan
adalah wirid pengajian setiap 2 kali sebulan dimasing-masing komplek
perumahan. Disamping itu juga sering dilakukan wirid akbar untuk seluruh
komplek, serta penyelengaraan peringatan hari besar besar keagamaan.
4. Organisasi Keolahragaan.
Organisasi ini meliputi organisasi keolahragaan pada cabang sepakbola,
bola voli, bulu tangkis dan tenis meja. Untuk menunjang kegiatan keolahragaan
pihak perusahaan telah menyediakan fasilitas berupa lapangan dan peralatan
lain yang dibutuhkan.
3
Disamping itu untuk menjaga mutu CPO yang dihasilkan dibutuhkan unit
penjamin mutu (quality assurance).
Pada pabrik kelapa sawit pengolahan TBS menjadi CPO dan KPO melalui
beberapa tahapan proses, diantaranya adalah :
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
3. Stasiun Penebahan (Thresing Station)
4. Stasiun Pengempaan (Press Station)
5. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
6. Stasiun Pengolahan inti (Kernel Plant Station)
7. Stasiun Pembangkit (Power suply)
8. Stasiun Water Treament
9. Stasiun Pengolahan Limbah
10. Stasiun Boiler
4
Gambar 2. 2 Jembatan Timbang
Perhitungan berat kelapa sawit yang masuk dengan menggunakan truck dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Adapun kriteria sortasi buah sawit yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. BeraPt tandan minimum 6 kg/jenjang
2. Panjang tangkai maksimal 2,5 cm
3. TBS masak normal warna daging buah merah
5
4. TBS berondolan harus dalam kondisi kering
5. Tidak boleh ada sampah
6. Fraksi buah harus berada pada fraksi 1-5, untuk fraksi 00,0 dan 6 akan
dipulangkan kembali.
Kriteria ideal sortasi TBS yang masuk di PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo
diperlihatkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1Kriteria persyaratan mutu dan komposisi panen yang ideal PKS
4. Lori
6
Lori adalah wadah yang digunakan untuk membawa TBS dari loading
ramp ke steriliser. Dinding lori dibuat berlubang agar uap dapat masuk melalui
celah-celah TBS sehingga perebusan dapat berlangsung secara merata.
Sedangkan lubang lori bagian bawah berfungsi sebagai saluran keluarnya air
kondensat dari dalam lori. Jumlah lori yang ada pada pabrik sawit PTPN V
sekitar 100 unit dengan kapasitas masingmasing lori adalah 2500 Kg seprti
diperlihatkan pada Gambar 2.5.
5. Sistem hydrolic
Pintu loading ramp bekerja secara hidrolic yang digerakkan oleh pompa
hydrolic. Satu pompa hydrolic menggerakkan 2 pintu pada masing-masing sisi
loading ramp. Satu loading ramp mempunyai dua buah pompa hydrolic untuk
menggerakkan 20 pintu pada loading ramp. Sistem hydrolic pada
PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar, diperlihatkan pada Gambar 2.6.
6. Capstan
7
Capstana adalah alat untuk menarik rangkaian lori baik lori kosong
maupun lori berisi TBS. Capstan digerakkan oleh motor listrik dengan
perantaraan transmisi roda gigi. Capstan dijalankan dengan cara melilitkan tali
nilon secara teratur. Capstan pada PT.Perkebunan Nusantara V Sei Pagar,
diperlihatkan pada Gambar 2.7.
7. Transfer Carriage
Transfer Cariage berfungsi untuk memindahkan rangkaian lori yang telah
berisi TBS ke railtrack menuju rebusan seperti dierlihatkan pada Gambar 2.8.
Transfer cariage bergerak diatas rel dan dapat memuat tiga buah lori.
8
Lori yang telah terisi TBS kemudian dimasukkan kedalam perebusan
(sterilizer) seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9. Pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar terdapat 3 unit sterilizer dengan masing-masing dapat
memuat 11 unit lori. Tujuan dari perebusan (sterilisasi) buah sawit adalah :
a. Mencegah kenaikan asam lemak bebas (FFA)
b. Mengurangi kadar air dalam buah
9
Memasukan steam
IV 6 2 B B T puncak kedua
Menurunkan tek.
V 2 0 T B B puncak kedua
Memasukan steam
VI 7 3 B T T puncak ketiga
Menahan steam
VII 46 3 T T T puncak ketiga
VIII 4 1,8 T B T Buang kondensat
IX 10 0 T B B Buang steam
Mengeluarkan buah
X 13 0 T T B masak
Keterangan: B = Buka, T = Tutup
Sedangkan kurfa perebusan buah sawit tiga tingkat (triple peak) diperlihatkan
pada Gambar 2.10.
II
Untuk mendapatkan hasil perebusan yang sempurna, ada hal-hal yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah :
1. Tekanan Uap dan Lama Perebusan
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan kualitas hasil
perebusan. Perebusan yang terlalu lama menyebabkan berkurangnya
minyak pada brondolan.
10
Apabila udara dalam rebusan tidak dikeluarkan secara sempurna maka
akan terjadi pencampuran udara dan uap. Sehingga mengakibatkan
terjadinya pemindahan panas dari uap ke dalam buah tidak sempurna.
1. Hoisting Crane
Hoisting crane digunakan untuk mengangkat dan menuangkan buah yang
telah direbus kedalam hopper auto feeder. Selanjutnya didistribusikan ke
thresher oleh bunch conveyor. Hoisting Crane dapat mengangkut 1 buah
lori per unit. Maksimum angkat dari hoisting crane ini adalah 5 ton.
Hoisting Crane pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan
pada Gambar 2.11.
11
Gambar 2.12 Hopper Auto Feeder pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
3. Thresher
Buah rebus dari sterilizer didistribusikan ke thresher melalui hopper auto
feeder untuk selanjutnya dipisahkan antara berondolan dengan tandannya.
Proses pemipilan atau pemisahan dilakukan di dalam drum berputar
(rotary drum thresher) dengan kapasitas maksimum 30 ton/jam. Pemipilan
buah dilakukan dengan prinsip bantingan di dalam drum berputar. Didalam
drum terdapat 9 buah sudusudu dengan jarak masing-masing sudu 120o.
Dengan bantuan sudu-sudu ini, janjangan akan terangkat keatas dan
kemudian jatuh. Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga brondolan lepas.
Thresher pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
gambar 2.13.
12
5. Empty Bunch Conveyor
Tandan kosong dari thresher jatuh ke horizontal empty bunch conveyor.
Selanjutnya diangkat menuju incinerator untuk menjadi dibakar atau
menjadi pupuk. Empty Bunch Conveyor pada PT. Perkebunan NusantaraV
Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Empty bunch conveyor pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
8. Incenerator
13
Gambar 2.15 Incenerator pada PT. Perkebunan NusantaraV Sei Pagar
1. Digester
Fungsi digester untuk melumatkan buah dan mempermudah proses
pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging
buah dengan tingkat kerugian minyak yang sekecilkecilnya. Digester
pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar
2.16.
2. Screw Press
14
Screw Press Merupakan alat yang berfungsi memeras atau mengempa
buah yang sudah dilumatkan oleh digester dengan tujuan untuk
mengeluarkan minyak dari serat serat daging buah. Screw Press terdiri
dari dua batang ulir dengan arah putaran ulir berlawanan yang berada
dalam tabung saringan (press cage). Putaran batang ulir digerakkan
dengan motor listrik daya 30 HP. Pada ujung tabung saringan tempat
ampas keluar dipasang Cone yang jarak renggangannya menggunakan
tekanan hidraulik. Tekanan yang digunakan 40 60 bar. Screw press pada
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 screw press pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
15
Sand Trap Tank adalah alat ini digunakan untuk memisahkan pasir pada
cairan minyak kasar yang berasal dari screw press. Dalam proses
pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus dipanaskan dengan cara
menginjeksikan uap. Sand trap tenk pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Sand Trap Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar
Gambar 2.19 Vibro double deck pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
16
Crude oil tank berfungsi untuk menampung dan mengendapkan partikel-
partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Dalam mempercepat
proses pemisahan, temperatur minyak dijaga antara 9095 oC dengan
menginjeksikan steam. Kadar minyak didalam tangki ini adalah sebesar 30
- 40 %, kadar air adalah sebesar 40 50 %, dan kadar NOS 10 15 %.
Crude oil tenk pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan
pada Gambar 2.20.
Gambar 2.20 Crude Oil Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
17
Gambar 2.21 Vertical Continous Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar
5. Oil Tank
Oil tank adalah tempat penampungan minyak yang berasal dari VCT. Pada
oil tank minyak diendapkan kotoran-kotoran halus menumpuk kebagian
bawah tank. Selanjutnya kotoran yang lebih halus dialirkan ke float tank
dan Minyak dikirim ke vacuum dryer. Diusahakan agar suhu tangki tetap
pada 90 0C supaya terjaga ke encerannya. Sistem pemanasan dilakukan
dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3 kg/cm2. Adapun
kapasitas tangki ini adalah 25 ton. Oil tank pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22 Oil Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
6. Vacum Dryer
Vacuum dryer adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air
dalam minyak hingga batas maksimum 0,15 % .Uap air yang terkandung
dalam minyak akan terhisap pada tekanan dibawah atmosfir dengan
18
menggunakan pompa vakum. Kondisi vakum dijaga pada tekanan 0,8 bar.
Proses pemvakuman dilakukan dengan bantuan pompa air. Vacuum dryer
pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar
2.23.
Gambar 2.23 Vacuum Dryer pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
7. Storage Tank
Storage Tank berfungsi sebagai tempat penimbunan CPO sementara
sebelum dikirim ke konsumen. Temperatur storage tank dijaga sekitar 45
55 oC dengan cara memanaskannya dengan coil supaya minyak tidak
membeku. Storage tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
diperlihatkan pada Gambar 2.24.
Gambar 2.24 Storage Tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
8. Sludge Tank
19
Selanjutnya sludge dipisahkan dari kotorannya dengan menggunakan ayak
getar. Sludge tenk pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
diperlihatkan pada Gambar 2.25.
9. Buffer Tank
Gambar 2.26 Buffer tank pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
20
dengan berat jenis yang lebih berat akan terlempar ke dinding bowl dan
selanjutnya dialirkan ke fat pit melalui nozzle. Sedang minyak akan keluar
melalui saluran yang berbeda dan dialirkan ke reclaimed oil tank. Dari
ROT selanjutnya minyak dikirimka ke VCT. Sludge separator pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlikan pada Gambar 2.27.
Gambar 2.27 Sludge separator pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
Fat Pit berfungsi sebagai tempat pengambilan sisah minyak yang terakhir
hasil blowdown dari stasiun klarifikasi. Pengambilan minyak dilakukan
dengan systemover flow (aliran limpah). Fat pit pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.28.
Gambar 2.28 Fat Pit pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
21
Unit ini bertujuan memisahkan campuran antara cangkang, fiber dan inti
sawit yang keluar dari Screw Press. Selain itu tujuan stasiun kernel adalah :
1. Tujuan utamanya adalah mengektraksikan inti (kernel) dari nut.
2. Sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
Kehilangan losses yang minimum pada semua tingkatan pemisahan.
Kualitas kernel yang dapat diterima di pasar.
Kapasitas stasiun yang dapat dicapai.
Pengoperasian yang fleksibel dan perawatan, serta kontrol yang
mudah dilakukan.
Kebutuhan daya yang lebih rendah.
Pemakaian air dan produksi limbah yang minimal.
Kebersihan lingkungan kerja.
Adapun urutan proses pengolahan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.29 Cake breaker conveyor pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar
22
b. Depericarper
Gambar 2.31 Nut polishing drum pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
23
d. Nut Hopper
Gambar 2.32 Nut hopper pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
e. Ripple mill
24
Gambar 2.33 Ripple mill pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
1. Shell yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke shell hopper
untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler.
2. Nut yang lebih berat tidak dapat terhisap sehingga jatuh kelantai
Bentuk dan prinsip kerjanya sama dengan LTDS I, alat ini berfungsi
untuk membersihkan inti dari cangkang dan inti pecah. LTDS I & LTDS II
pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar
2.34.
25
(a)
(b)
h. Hydro Cyclone
Gambar 2.35 Hydro Cyclone pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
i. Kernel Silo
26
Kernel silo adalah suatu alat yang berfungsi mengurangi kadar
air pada inti. Proses pengeringan dilakukan dengan memberikan
temperature yang berbeda-beda pada tiap tingkatnya, tingkat atas memiliki
temperature 60 oC, tingkat tengah memiliki temperature 70 oC, dan tingkat
bawah memiliki temperature 50 oC. Kernel selo pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 2.36.
Gambar 2.36 Kernel silo pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
1. RawWater
Raw water merupakan tempat penampungan air yang berasal dari
sungai. Raw water berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
seperti : lumpur, pasir, dan tanah.
2. Water.Clarifier.Tank.
Water clarifier tank merupakan tempat pencampuran air yang telah
diinjeksikan dengan bahan kimia soda ash ( Na2SO4) dan tawas. Soda
27
ash (Na2SO4) berfungsi untuk menetralkan Ph dan tawas berfingsi
untuk mengikat partikel-partikel yang terikat pada air.
3. Water Basin.
Water basin berfungsi sebagai tempat penampungan dan pengendapan
sementara sebelum dialirkan ke sand filter.
4. Sand.Filter.
Sand filter berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak
mengendap pada water basin. Sand filter berbentuk tabung silinder
yang diisi dengan tiga bahan penyaring yang berbeda, seperti : pasir,
ijuk, dan batu. Dilengkapi juga dengan tekanan pompa. Jika tekanan
pada Sand filter terlalu tinggi, berarti telah banyak kotoran yang
terdapat pada permukaan pasir sehingga penyaringan menjadi
tersumbat. Untuk mengembalikan fungsi sand filter dapat dilakukan
dengan cara membersihkan sand filter dengan mengganti bahan
penyaring.
5. Tower.Tank.
Tower tank adalah tempat penampungan air setelah melalui proses
penjernihan dan disalurkan untuk air umpan boiler , air proses dan
perumahan karyawan.
6. Air.Umpan.Boiler.
Air hasil pengolahan pada water treatment tidak langsung
dipergunakan sebagai umpan boiler. Karena air tersebut masih
mengandung mineral dan gas terlarut seperti oksigen yang dapat
menyebabkan korosi pada pipa boiler. Proses umpan boiler terdiri dari
:
a. Cation.Exchange
Cation berfungsi untuk mengurangi kesadahan air yang
disebabkan oleh garam-garam (Ca2+), magnesium (Mg2+) yang
terkandung didalam air, mengurangi alkalinity pada air yang
disebabkan adanya kandungan senyawa garam alkali, beserta
mengurangi padatan tersuspensi yang dapat menyebabkan kerak
pada boiler.
28
b. Degasifier.
Degasifier berfungsi untuk menghilangkan gas karbondioksida dan
oksigen yang dapat merusak pipa masuk ke boiler.
c. Anion.Exchange.
Anion berfungsi menghilangkan mineral bermuatan negarif (-) yang
terdapat dalam air seperti silica, phosphatedan chloride. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
d. Demint.Tank.
Demint tank merupakan tanki persediaan air sebelum digunakan di
Boiler. Pada demint tank diakukan pemanasan dengan suhu 700C.
Pemanasan bertujuan untuk mengurangi beban pemanasan pada
vacum dearator.
e. Vacum.Dearator
Vacum dearator berfungsi untuk mengurangi oksigen dan
karbondioksida yang masih terlarut pada air dengan pemanasan 70-
900C agar tidak terjadi korosi pada pipa boiler.
29
2.2.8 Boiler
30
Governour
Governour berfungsi untuk menstabilkan steam dan menentukan
baik buruknya kinerja turbin.
Generator
Generator berfungsi membagi arus ke panel induk.
Pipa.Kondensat.
Pipa kondensat berfungsi untuk membuang air sisa pengolahan
agar tidak ada air saat turbin dijalankan.
c. Panel.Induk
Panel induk digunakan sebagai pusat setiap unit proses yang
mempunyai ampere metere diseluruh unit proses pabrik yang
berfungsi untuk mengetahui beban pada saat pengolahan.
d. Back.Pressure.Vessel.(BPV).
Back pressure vessel merupakan sebuah tabung yang berfungsi
menyimpan steam kemudian disalurkan keseluruh unit proses yang
membutuhkan dipabrik agar dapat menggunakan steam sesuai
dengan kebutuhan.
31
fat pit untuk mengutip minyak, setelah itu limbah ditampung dikolam
limbah. Pada kolam-kolam limbah dilakukan proses perombakan secara
aerobic dan anaerobic. Setelah proses tersebut imbah siap untuk
dibuang ke lingkungan dan dipompakan untuk penyiraman kompos.
32
3. Perawatan koreksi yaitu yaitu perawatan yang dilakukan untuk
mengambalikan kondisi mesin pada kondisi standar yang dapat
berupa reperasi atau penyetelan bagian bagian komponen mesin.
4. Running maintenance adalah perawatan yang dilakukan sementara
mesin pada saat beroprasi.
5. Shut down maintenance adalah perawatan yang dilakukan pada saat
mesin tidak beroprasi.
6. Break down maintenance adalah perawatan yang dilakukan saat
mesin bener-bener dimatikan karena rusak tetapi kerusakan tersebut
sudah diperkirakan sebelumnya.
7. Perawatan tidak direncanakan adalah jenis perawatan yang tidak
terorganisir atau tidak sesuai rencana dan belum di perkirakan
sebelumnya
8. Emergency maintenance adalah jenis perawatan yang tidak
terorganisir, dilakukan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan
dan mesin sama sekali mati karena ada kerusakan atau ada kelainan
dan tidak mungkin dapat terus dioprasikan.
2.3.2Ruang lingkup maintenance
Berdasarkan sifat pemeliharaan fasilitas, jenis kegiatan
pemeliharaan di bagi dua yaitu:
1. Pemeliharaan tidak terencana ( unplanned maintenance )
2. Pemeliharaan yang terencana ( planned maintenance )
1. Pemeliharaan pencegahan
33
4. Pemeliharaan berhenti (shut down maintenance) yaitu kegiatan
pemeliharaan hanya dapat dilakukan pada saat suatu fasilitas tidak
berkerja.
2. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance)
Pemeliharaan korektif yaitu pemeliharaan yang berupa penggantiaan
komponen dari suatu fasilitas yang tidak berfungsi. Yang termaksut
pemeliharaan korektif yaitu:
a. Reperasi minor yairu merupakan aktifitas perbaikan kecil yang bukan
ditemukan saat inspeksi ( contoh mesin mati pada saat mesin sedang
beroprasi)
b. Overhaul terencana (scheduled downtime) yaitu kegiatan perbaikan
beberapa bagian dari suatu fasilitas secara serentak.
1. Tahap Perencanaan
Seluruh kegiatan pemeliharaan preventive maintenance dituangkan
dalam bentuk rencana tahunan yang dikenal sebagai program
pemeliharaan tahunan meliputin :
Tahunan berlakunya program
Tempat pelaksanaan program
Jenis kegiatan yang dilakukan
Frekwensi plaksanaan kegiatan
Kenapa rencana di mulainnya suatu kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan
34
data mingguan merupakan dokumen yang memuat data plaksanaan
kegiatan. Dalam dokumen ini bias diketahui berapa jam kerja yang
dihabiskan untuk pekerjaan :
Inspeksi
Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan darurat
Pekerjaan permodalan
Pekerjaan engineering
Pekerjaan produksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dan analisa data-data dari elaksanaan
yang diproleh. Untuk itu diproleh beberapa dokumen yaitu:
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek
35
Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Laporan
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap awal dalam pelaksanaan Kerja Praktek. Studi
literatur dilakukan dengan cara memahami informasi dari teori yang berkaitan
dengan topik khusus dan penyelesaian laporan serta mempelajari buku-buku
yang berkaitan dengan batasan masalah yang akan dibahas dan pencarian
artikel yang berhubungan dengan pengkajian.
36
Satu masalah khusus yang ada di perusahaan yang akan menjadi pembahasan
utama dan dibahas untuk mengetahui bagaimana cara kerja preventive
maintenance dan equipment apa saja yang di harus dilakukan perawatan. Pada
kasus ini, objek penelitian yang akan dibahas yaitu Preventive Maintenance
Pada Screw Press AP-12 Pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
3. Pengumpulan Data
4. Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari lokasi pabrik kemudian dibuat cara kerjanya
dalam melakukan preventive maintenance screw press AP-12 yang menjadi
topik khusus pada laporan ini.
Rangkuman dari uraian dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya dan
akan diberikan suatu rekomendasi terhadap kekurangan ataupun masukan-
masukan terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
37
Pagar. Pada Mesin Screw Press ini dilakukan beberapa perawatan agar tidak
mengalami kerusakan yang cepat. Screw press ini berfungsi sebagai pemisah
antara minyak dan daging buah (brondolan).
Screw press adalah suatu alat yang terdapat pada pabrik kelapa sawit yang
yang berada pada unit pengempaan. Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak
dari daging buah dengan cara pengepresan. Worm Screw, press cage adalah salah
satu komponen utama pada mesin pengekstraksi minyak mentah kelapa sawit
(Crude Palm Oil). Kapasitas kerja screw press dihitung dalam bentuk TBS/jam.
Screw press pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
Gambar 4.1.
38
Gambar 4. 2 Bagian utama Screw press (www.academi.edu.com)
1. Inlet
Inlet terpasang di bagian atas casing screw press yang berfungsi sebagai
tempat masuknya berondolan sawit yang telah mengalami proses pelumatan dan
pencincangan dari yang berasal dari digester. Inlet pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.3.
2. Casing
Casing screw press terbuat dari plat mild steel minimal 10 mm berbentuk
kotak dengan dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri dan atas. Dibagian atas ada 2
39
pintu yaitu pintu yang berfungsi untuk melihat kondisi press silinder serta pintu
penghubung screw press dengan corong umpan dari digester atau yang disebut
dengan inlet. Casing pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan
pada Gambar 4.4.
3. Worm screw
Worm screw terdapat di dalam press silinder pada mesin screw press. Worm
screw Terbuat dari baja tuang dengan ukuran tertentu tergantung kepada kapasitas
bahan olahan yang dapat dilakukan oleh Screw press. Satuan kapasitas kerja
screw press adalah ton/ jam. Worm screw pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.5.
4. Press cage
40
press cage terdapat di dalam casing mesin screw press. Alat tersebut
terbuat dari plat baja yang diperkuat dengan tulangan plat mild steel setebal 8 mm.
Press silinder dapat juga disebut sebagai saringan, dimana alat ini akan menyaring
fiber daging buah sawit agar tidak terbawa ke cairan minyak yang mengalami
pengepresan. Press cage pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar
diperlihatkan pada Gambar 4.6.
(a) (b)
41
Gearbox terdapat dibagian belakang body screw press. Pada gearbox
terdapat primary dan secondary screw yang dihubungkan dengan gear
agar putaran double screw saling berlawanan arah. Di sisi gearbox terdapat
tabung sight glass untuk melihat level pelumas. Disamping itu di sisi luar
dilengkapi dengan lubang dibagian atas untuk melihat kondisi bantalan.
Gearbox pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
Gambar 4.8.
7. Motor Listrik
Motor listrik berfungsi sebagai sumber penggerak mesin pada screw press.
Motor ini selanjutnya dihugungkan dengan gearbox agar putaran pada
motor dapat direduksi sesuai dengan putaran pada screw press. Motor
listrik pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada
Gambar 4.9.
42
Gambar 4.10 cara kerja screw press
Fungsi screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang
dan dilumatkan dalam digester. Akibat proses pemerasan ini minyak kasar dapat
dipisahkan dari berondolan tersebut. Proses kerja yang terjadi pada screw press
diawali dengan memasukkan buah sawit yang berasal dari digester ke dalam feed
screw conveyor. Selanjutnya feed screw conveyor mendorong buah sawit tersebut
masuk kedalam mesin pengempa (twin Screw press). Dengan adanya tekanan
screw dan ditahan oleh cone, maka buah sawit mengalami proses pengempaan
sehingga minyaknya keluar dari buah. Minyak yang dihasilkan oleh mesin press
dialirkan ke oil vibrating scren dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk
diproses lebih lanjut. Sedangkan serabut dan biji buah sawit yang masih
mengandung 4% minyak dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses
selanjutnya.
43
proses pengempaan sehingga minyak yang terdapat dalam buah sawit terpisah dari
ampasnya. Agar memudahkan proses penyaringan, minyak hasil proses
pengampaan dicampur dengan air panas yang dimasukkan melalui press cage
sehingga keketalan minyak jadi berkurang dan mudah untuk dialirkan.
Pada bagian depan screw press terdapat dua buah konus yang digerakkan
dengan bantuan sistem hidrolik dengan tekanan 40-50 Bar. Gerakan konus
tersebut berupa gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan.
Tujuanya adalah untuk meningkatkan daya tekan pada saat proses pengepresan
sehingga minyak yang dihasilkan menjadi maksimal.
Screw press memiliki tiga tipe berbeda yang umumnya digunakan dalam
PKS yaitu Speichim, Usine de wecker dan stork. Ketiga jenis screw press ini
mempunyai efisiensi pengempaan yang berbeda-beda. Alat kempa Speichim
memiliki feed screw, sehingga kontinyuitas dan jumlah bahan yang masuk
konstan. Kontiunyuitas adonan yang masuk kedalam Screw press mempengaruhi
volume adonan sawit didalam press cage. Jika volume adonan dalam press cage
tidak penuh maka tekanan adonan menjadi berkurang sehingga oil losses yang
terjadi dalam ampas sawit akan tinggi. Melihat kondisi ini beberapa pabrik kelapa
sawit lebih memilih screw press yang menggunakan fed screw, karena pengisian
press cage yang lebih efektif. Selain itu juga dalam melakukan proses
pengempaan tekanan yang di berikan tidak terlalu besar sehingga oil losses yang
terdapat pada ampas sawit tidak terlalu tinggi.
Bearing adalah suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
elemen pada sebuah mesin yang berputar. Pada bearing pada mesin screw
press dilakukan setiap 100 jam, yaitu dengan memberikan pelumasan
44
(grease). Pelumasan ini dilakukan pada saat mesin tidak bekerja. Salah satu
bearing yang dilakukan perawatan diperlihatkan pada Gambar 4.11.
45
Disamping perawatan hose pada sistem hidrolik juga dilakukan pengantian
oli setiap setahun sekali. Bentuk sistem hidrolik screw press diperlihatkan
pada Gambar 4.12.
46
Perawatan ini dilakukan dengan cara membuka dan membersihkan lubang-
lubang saringan yang mengalami penyumbatan. Penyumbatan press cage
disebabkan oleh pecahan dari cangkang buah sawit yang terlalu kecil. Press
cage wajib diganti apabila lubang-lubang saringan tersebut sudah mengalami
penyumbatan yang sangat besar dan tidak dapat dilakukan Pembersihan lagi.
Penggatian pada press cage dilakukan 1 tahun sekali. Press cage pada PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Pagar diperlihatkan pada Gambar 4.14.
Perbaikan dan perawatan yang dilakukan pada worm screw yang sudah aus
adalah dengan melakukan rebuild yaitu penambahan logam kebagian yang
mengalami keausan dengan cara pengelasan seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 4.15. Aus pada worm screw disebabkan gesekan akibat fiber. Cara
mengatasi keausan pada worw screw adalah dengan menambah ketebalannya,
yaitu dengan cara mengelaskan plat pada permukaan worm screw yang sudah
ada. Disamping itu untuk mencegah keausan worm screw juga dapat
dilakukan dengan meningkatkan kekerasan (hardening) permukaan material
worm screw dengan sistem heat treatment.
47
Gambar 4. 15 Screw Worm
Penggantian worm screw pada mesin screw press dapat dilakukan dengan
cara berikut ini:
Membuka lock nut yang berada pada bagian tengah screw worm dengan
menggunakan kunci inggeris atau kunci monyet.
Arah putaran motor dibalik dengan cara menukar posisi kabel sumber
arus positif menjadi negatif dan sebaliknya. Setelah itu motor
dihidupkan, akibatnya lock nut akan terlepas.
Tarik worw screw satu persatu sehingga keduanya lepas dari main shaft.
Setelah kedua worw screw lepas, tarik kedua-duanya keluar secara
bersamaan dari press cage.
48
yang masuk ke dalam press Magnetik Trap pada jalur sebelum buah
cage masuk ke digester.
Periksa settingan pegas pada overload
relay agar trip pada saat beban
berlebihan
2 Buah sisa olahan lama yang Kosongkan buah dalam press cage pada
mengeras,tidak dibersihkan saat mesin berhenti operasi.
pada saat mesin akan Selalu bersihkan sisa olahan lama.
dioperasikan.
49
BAB V
Untuk menjaga screw press selalau berada dalam kondisi siap beroperasi dan
mempunyai unjuk kerja yang maksimum maka diperlukan perawatan secara berkala
pada masing-masing komponen kritikalnya. Adapun beberapa perawatan yang
dilakukan terhadap komponen screw press adalah sebagai berikut :
BAB VI
50
KESIMPULAN
Dari perawatan mesin screw press pada PT. Perkebunan Nusantra V Sei Pagar
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perawatan Screw Press harus benar-benar terjadwal sehingga kerusakan pada
mesin press ini dapat diminimalisir.
2. Penggantian komponen-komponen pada mesin press sangat rumit untuk itu
pada saat membuka dan memasang komponen harus sesuai dengan c
3. Pengecekan kebocoran pada pipa hidrolik harus benar-benar teliti, karena
disinilah proses losses pada minyak sering terjadi disebabkan tekanan yang
dihasilkan pada sistim hidrolik tidak maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
51
Afriza Rifasiro, 2009, Maintenanace digester dan screw press di PT. Perkebunan
Nusantara V PKS Sei Intan, Laporan Kerja Praktek, Universitas Riau,
Pekanbaru.
PT.Sempurna Jaya Laju, Instalasion, Operation, maintenance Manual & Park List
Book. Laju Sempurna jaya, Medan, Indonesia.
Admi Aksa Reysca, 2013, Corrective Maintenance & Analisis Keausan Worm Screw
Press Ap-17 Pada PT. Perkebunan Nusantara V Pks Sei Galuh, Laporan Kerja
Praktek, Universitas Riau, Pekanbaru.
Ruben Novian, 2010, Corrective Maintenance Worm screw Press Dengan Kapasitas
Olah 10 Ton Buah Sawit/Jam Menggunakan Analisa Kegagalan. Universitas
Sumatra Utara.
Oktarian Derik, 2014, Perawatan Screw Press pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei
Galuh. Laporan Kerja Praktek, Universitas Riau, Pekanbaru.
52
LAMPIRAN
53
LAMPIRAN A
54
LAMPIRAN B
55
56