Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Teknologi Pengolahan Rempah dan Minyak
Atsiri Acara I Pengolahan Rempah Awetan I (Dengan Proses Pengeringan)
ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengenal pengolahan rempah awetan dengan
pengeringan.
2. Menghitung rendemen rempah kering.
3. Mengamati rempah kering hasil olahan secara visual.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori
Pengeringan merupakan proses menghilangkan air atau uap air dari
produk makanan. Menghilangkan air dari makanan membuat makanan lebih
cerah dan mengecil. Proses penghilangan air ini dapat mencegah kerusakan
karena mikrooganisme serta memperlambat reaksi ezimatik yang terjadi di
dalam makanan. Pengeringan dibawah sinar matahari direkomendasikan untuk
buah-buahan. Pengeringan ini tidak disarankan ketika suasana mendung atau
berkelemban tinggi. Suhu pengeringan harus mencapai 85C dengan
kelembaban 60%. Pengeringan ini diawali dengan memotong buah menjadi
ebih kecil, lalu diletakan di tempat yang bersih, dan bias ditutupi dengan kain
tipis. Peletakan rak pengering harus berada diatas tana, tidak menyentuh tanah.
Apabila dimungkinkan penempatan kipas kecil dapat digunakan untuk
memperlancar sirkulasi udara. Ketika matahari sudah tenggelam, lebih baik
bahan kembali disimpan dan dikeluarkan keesokan harinya (Boyer, 2008).
Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan
kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi lebih panjang.
Perpanjangan daya simpan terjadi karena aktivitas mikroorganisme dan enzim
rnenurun sebagai akibat dari air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak
cukup. Selain bertujuan untuk mengawetkan, pengeringan juga bertujuan untuk
mengurangi volume dan berat produk. Implikasi pengurangan volume dan
berat produk terhadap biaya produksi, distribusi, dan penyimpanan dapat
mereduksi biaya operasional. Tujuan lain dari pengeriringan adalah untuk
diversifikasi produk seperti inovasi pada produk sereal instan (instant cereal)
dan minuman instan (instant beverages) (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Prinsip proses pengeringan adalah proses terjadinya pindah panas dari
alat pengering dan difusi air (pindah massa) dari bahan yang dikeringkan.
Pindah massa air tersebut memerlukan perubahan fase air dari cair menjadi uap
atau dari beku menjadi uap (pada pengeringan beku). Proses perubahan
tersebut memerlukan panas laten. Dalam pengeringan pangan umumnya
diinginkan kecepatan pengeringan yang maksimum. Berbagai cara dilakukan
untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa selama proses
pengeringan. Faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan pindah panas dan
massa tersebut adalah luas permukaan, suhu, kecepatan pergerakan udara,
kelembaban udara, tekanan atmosfer, penguapan air, dan lama pengeringan
(Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Prinsip proses pengeringan adalah proses terjadinya pindah panas dari
alat pengering dan difusi air (pindah massa) dari bahan yang dikeringkan.
Pindah massa air tersebut memerlukan perubahan fase air dari cair menjadi uap
atau dari beku menjadi uap (pada pengeringan beku). Proses perubahan
tersebut memerlukan panas laten. Perubahan fase air yang diielaskan di atas
dapat dicapai dengan beberapa metode berikut ini.
1.Konduksi dengan cara kontak dengan plat panas seperti pada oven pengering.
2. Konveksi dari udara panas seperti pada pengering kabinet (cabinet dryer).
3. Radiasi sinar inframerah.
4. Energi gelombang mikro seperti pada microwave.
Proses pengeringan dapat dipercepat dengan menggunakan kondisi vakum.
Pada kondisi vakum, titik didih air mengalami penurunan sehingga perubahan
fase air dari cair menjadi uap lebih cepat tercapai (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Pre-treatment sebelum pengeringan seperti blanching dapat membantu
untuk meningkatkan kualitas pengeringan. Proses ini akan membuat proses
enzimatis tehenti dan beberapa mikroba hilang. Proses ini juga dapat
melunakan tekstur produk, sehingga saat pengeringan, kemampuan air
menguap dari bahan akan lebih tinggi dan meningkatkan laju pengeringan
(Kendal et al., 2009).
Dalam proses pengeringan terdapat 2 peristiwa pemisahan. Pertama,
kandungan air dan uap air harus berpindah dari dalam menuju permukaan
bahan. Kedua, air di permukaan bahan harus diuapkan ke udara. Pada peristiwa
yang pertama disebabkan karena proses difusi dan reaksi kapiaritas. Proses ini
hanya membawa air. Selanjutnya peristiwa kedua, penguapkan air di
permukaan bahan tergantung pada kondisi udara pengering dan konsentrasi air
di permukaan.
Faktor yang mempengaruhi proses pengeringan secara umum adalah,
1. Bahan,; meliputi kandungan gizi, air dan fisik bahan.
2. Ukuran, bentuk, dan susunan saat pengeringan
3. Suhu uadara
4. Air velocity dan wet-bulp depression.
(Wilhelm R et al., 2005).
2. Tinjauan Bahan
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman.
Minyak atsiridisebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak
esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara
terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari
tanaman asalnya. Minyak atsiri umumnya tidak berwarna pada keadaan segar
dan murni tanpa pencemar. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri
dapat teroksidasi dan membentuk resin, sehingga warnanya berubah menjadi
lebih tua (Septiana, 2015).
Sereh dapur (C. citratus) merupakan tumbuhan berimpang pendek
seperti rumput-rumputan. Sereh dapur mampu tumbuh 1-1,5 meter. Panjang
daunnya mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5 cm. Daun berwarna hijau muda,
kasar, dan mempunyai aroma khas seperti lemon. Sereh dapur biasa tumbuh
pada daerah dengan ketinggian 50-2.700 meter di atas permukaan laut. Sereh
dapur dapat tumbuh secara alami, namun dapat jugaditanam pada berbagai
kondisi tanah di daerah tropis yang lembab, cukup sinar matahari, dan curah
hujan yang relatif tinggi. Tanaman ini banyak terdapat di Jawa, terutama daerah
dataran rendah (Septiana, 2015).
Minyak atsiri dari tanaman sereh dapur dalam perdagangan dikenal
dengan nama Lemongrass Oil. Kandungan utama minyak sereh dapur adalah
sitral dan juga mengandung sitronelal, metilheptan, n-desil aldehida, linalool,
geraniol. Minyak sereh dapur merupakan salah satu jenis minyak atsiri
terpenting. Minyak atsiri ini digunakan untuk menghasilkan sitral yang
merupakan konstituen utama dari minyak sereh dapur. Sitral merupakan bahan
pembuat ionon. Minyak sereh dapur memiliki bau lemon yang keras karena
mengandung kadar sitral yang tinggi (75% sampai 85%) sehingga minyak
sereh dapur dinamakan lemongrass oil. Minyak sereh dapur dapat digunakan
sebagai bahan baku dalam industri kosmetik, sabun. Isolasi minyak atsiri
adalah usaha memisahkan minyak atsiri dari tanaman atau bagian tanaman asal.
Minyak atsiri dalam tanaman terdapat pada bagian dalam rambut kelenjar dan
sel kelenjar (Zaituni et al., 2016).
Penyusun minyak atsiri sereh dapur dari kelompok terpenoid dapat
berupa terpena-terpena. Terpena yang paling sering terdapat sebagai komponen
penyusun minyak atsiri adalah monoterpena. Sebagai contoh adalah 30%-35%
sitronellal, 20%-25% geraniol (asiklik monoterpena), 3%-10% limonena
(monosiklik monoterpena), dan 3%-10% -pinena (bisiklik monoterpena).
Terpena lain di bawah monoterpene yang berperan penting sebagai penyusun
minyak atsiri adalah seskuiterpena dan diterpena. Sebagai contoh adalah
kadinena (bisiklik seskuiterpena), -kariofilena (bisiklik seskuiterpena), dan
asam abietat (trisiklik seskuiterpena). Kelompok besar lain penyusun minyak
atsiri sereh dapur adalah senyawa golongan fenil propana. Senyawa ini
mengandung cincin fenil C6 dengan rantai samping berupa propana C3.
Contoh senyawa golongan fenil ini adalah sinamilaldehida, anetol, eugenol,
feniletil, anisaldehida, dan metil salisilat (Septiana, 2015).
Kulit buah jeruk yang mengandung minyak atsiri berpotensi untuk
dikembangkan sebagai bahan obat. Di Bali kulit buah jeruk belum
dimanfaatkan secara optimal menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi
dan biasanya hanya dibuang sebagai limbah. Memanfaatkan limbah kulit buah
jeruk menjadi produk yang berguna dan lebih bernilai ekomomis salah satunya
menjadi bahan obat karena mengandung minyak atsiri. Senyawa limonen
merupakan komponen utama penyusun minyak atsiri kulit buah jeruk dengan
persentase luas area tertinggi yaitu berturut-turut 94,96%. Senyawa lainnya
terdiri dari mircen (2,48%), -asarone (1,09%), germacren D (1,01%) dan -
pinen (0,46%). Senyawa-senyawa penyusun minyak atsiri kulit buah jeruk Bali
terdiri dari (5) senyawa yang dianalisis spektra massa dan pola fragmentasinya,
diantaranya adalah - pinen, mircen, limonen, germacren, -asaron (Saputra et
al., 2017).
Kulit jeruk mengandung minyak atsiri yang terdiri dari berbagai
golongan senyawa seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol. Kulit
jeruk memiliki kandungan senyawa yang berbeda-beda, bergantung varietas,
sehingga aromanya pun berbeda. Namun,senyawa yang dominan adalah
limonene (C10H16). Kandungan limonene bervariasi untuk tiap varietas jeruk,
berkisar antara 70-92%. Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai
berikut: limonene 94%, mirsen 2%, linalol 0,5%, oktanal 0,5%, dekanal 0,4%,
sitronelal 0,1%, neral 0,1%, geranial 0,1%, valensen 0,05%, -sinensial 0,02%,
dan -sinensial 0,01%. Limonene merupakan sebuah hidrokarbon yang
diklasifikasikan sebagai siklus terpene. Limonene adalah cairan berwarna pada
suhu kamar dengan bau yang sangat kuat dari jeruk. Dinamakan limonene
karena diambil nama dari lemon sebagai kulit dari jeruk, seperti berbagai jenis
buah jeruk, mengandung banyak sekali senyawa kimia ini (limonene). Nama
IUPAC dari limonene adalah 1-metil-4-prop-1-en-2-il-cyclohexene, nama
lainnya 4-isopropenyl-1-methyl cyclohexene, racemic: DL-limonene;
dipentene. Rumus molekul limoneneadalah C10H16, mempunyai massa molar
136,24 g/mol, Berat jenis 0,8411 g/cm3, Putaran optik 87o-102, titik lebur -
74,35C, dan titik didih 176C. Limonene, umumnya digunakan pada produk
kosmetik dan ditambahkan pada produk pembersih (sabun) yang memberikan
wangi jeruk. Selain itu juga dianggap sebagai biofuel karena mudah terbakar
(Hidayati, 2012).
Sitasi kulitt jeruk ditambahhiii/;;;
C. Metodologi
1. Alat
a. Baskom
b. Blower
c. Pisau
d. Plastic sealer
e. Stopwatch
f. Timbangan analitik
g. Tray
h. Alas terpal
i. Timbangan kiloan
j. Telenan
2. Bahan
a. Kulit Jeruk
b. Sereh dapur
3. Cara kerja
a. Pengeringan Sereh Dapur
Sereh dapur
Perajangan 1 cm
Perhitungan rendemen
Kulit Jeruk
Perhitungan rendemen
Kelompok 1
,
Rendemen = , x 100% = 43,17%
,
Bulk Density = = 0,518 gr/cc
Kelompok 2
161,1
Rendemen = 300,1 x 100% = 53,682%
161,1
Bulk Density = 275
= 0,585 gr/cc
Kelompok 3
108,8
Rendemen = 301,4 x 100% = 36,098%
108,8
Bulk Density = = 0,540 gr/cc
201
Kelompok 4
161
Rendemen = 300,2 x 100% = 53,63%
161
Bulk Density = 266 = 0,604 gr/cc
Kelompok 5
129,1
Rendemen = x 100% = 43,03%
300
129,1
Bulk Density = = 0,460 gr/cc
280
Kelompok 6
164,7
Rendemen = x 100% = 62,29%
315
164,7
Bulk Density = = 0,660 gr/cc
250
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar 1.2 Penimbangan Kunyit Kering Gambar 1.4 Pengeringan dengan blower
Gambar 1.3 Hasil pengeringan sampel slice Gambar 1.5 Hasil pengeringan sampel split