an daerah yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana anggaran publik dan aktivitas agen eksekutif yang
Alokasi Khusus (DAK) dan Pendapatan Asli Daerah terorganisasi dan evaluasi kebijakan publik yang di-
(PAD), 2) Kemampuan dinas kesehatan menyusun lakukan oleh lembaga pemerintah sendiri, konsultan
program dan anggaran yang realistis, 3) Visi Pemda di luar pemerintah, pers dan masyarakat, yang dapat
dan DPRD tentang kedudukan sektor kesehatan digambarkan sebagai berikut :
dalam konteks pembangunan daerah relatif terhadap
kesehatan, dan 4) Kemampuan Dinas Kesehatan un-
tuk melakukan advokasi kepada pemda dan DPRD5.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam peng-
anggaran adalah: 1) penetapan tujuan, 2) pengeva-
luasian sumber-sumber daya yang tersedia, 3) ne-
goisasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai
angka anggaran, 4) persetujuan akhir, dan 5)
pendistribusian anggaran yang disetujui.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyelengga-
raan otonomi daerah dimana faktor-faktor tersebut
sekaligus sebagai faktor yang sangat menentukan
prospek otonomi daerah untuk masa mendatang.
Faktor pertama yang menentukan prospek otonomi
daerah adalah manusia sebagai subyek penggerak
dalam penyelengaraan otonomi daerah. Faktor ma-
nusia ini haruslah baik dalam pengertian moral mau-
pun kapasitasnya. Faktor ini mencakup unsur peme-
rintah daerah yang terdiri dari kepala daerah dan
DPRD, aparatur daerah maupun masyarakat daerah
yang merupakan lingkungan tempat aktivitas peme- Gambar 1. Proses / Siklus Kebijakan Publik
rintah daerah dilaksanakan. Kemampuan aparatur
pemerintah daerah merupakan suatu faktor yang me- Kebijakan publik harus mampu memecahkan
nentukan apakah suatu daerah dapat atau mampu masalah publik. Masalah publik harus dirumuskan
menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri menjadi masalah kebijakan dengan baik dan benar.
dengan baik atau tidak. Tahapan mendifinisikan masalah tersebut di sebut
Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh agenda setting. Lebih lanjut ditegaskan bahwa kon-
pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan6, disi masyarakat yang tidak didefinisikan sebagai
kebijakan publik adalah apa yang dibuat dan dilaku- masalah dan alternatif solusi tidak pernah diusulkan,
kan oleh pemerintah, bukan swasta7. Kebijakan se- tidak akan pernah menjadi isu kebijakan. Agenda
bagai sebuah rationale sebuah manifestasi dari pilih- setting merupakan kegiatan membuat masalah pu-
an yang penuh pertimbangan. Sebuah kebijakan ada- blik menjadi masalah kebijakan. Agenda adalah sua-
lah usaha untuk mendefinisikan dan menyusun ba- tu istilah yang pada umumnya digunakan untuk
sis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan menggambarkan suatu isu yang dinilai oleh publik
suatu tindakan. Proses kebijakan publik meliputi be- perlu diambil tindakan.
berapa hal yaitu: identifikasi masalah kebijakan, dila- Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah
kukan melalui: a) identifikasi yang menjadi tuntutan cara yang dilakukan agar sebuah kebijakan menca-
(demands) atas tindakan pemerintah, b) penyusunan pai tujuannya. Untuk mengimplementasikan kebijak-
agenda (agenda setting) adalah memfokuskan an publik, maka ada dua pilihan lagkah yang ada
perhatian atas keputusan apa yang akan diputuskan yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk
terhadap masalah publik tertentu, c) perumusan program-program atau melalui formulasi kebijakan
kebijakan (policy formulation) merupakan tahapan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut. Kebijak-
pengusulan rumusan kebijakan melalui inisiasi dan an publik dalam bentuk Undang-Undang atau Pera-
penyusunan usulan kebijakan, d) pengesahan ke- turan Daerah adalah jenis kebijakan publik yang me-
bijakan (legitimating of policies) adalah pengesah- merlukan kebijakan publik penjelas atau sering
an kebijakan melalui tindakan politik oleh partai diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan9.
politik, kelompok penekan, presiden dan kongres, Evaluasi kebijakan menurut Dunn10, berkenaan
dan e) implementasi kebijakan (policy implementa- dengan informasi yang diperoleh mengenai nilai atau
tion) adalah implementasi kebijakan melelui birokrasi manfaat suatu kebijakan. Dalam mengevaluasi suatu
kebijakan ada beberapa indikator yang perlu diguna- dan alat atau fasilitas lain. Pemikiran ini dapat dijadi-
kan yaitu: effektifitas, effisiensi, kecukupan, pemera- kan sebagai dasar untuk melihat potensi yang meru-
taan, responsivitas dan ketepatan. pakan input dari suatu kebijakan.
Perencanaan adalah proses kerja terus menerus Peran pemerintah dalam reformasi pelayanan
yang meliputi pengambilan keputusan yang bersifat kesehatan adalah sebagai regulator, sumber pembia-
pokok dan penting dan yang akan dilaksanakan se- yaan, agen pembaharu dan bahkan sebagai pembe-
cara sistematik, melakukan prakiraan-prakiraan de- li12. Peranan kunci yang diharapkan adalah menetap-
ngan menggunakan segala pengetahuan yang ada kan dan merumuskan standar-standar, mengawasi
tentang masa depan, mengorganisir secara sistema- secara teknis, mendifinisikan paket-paket pemeliha-
tik segala upaya yang dipandang perlu untuk melak- raan kesehatan secara tepat dan mengawasi dengan
sanakan segala keputusan yang telah ditetapkan peraturan agar terjadi efisiensi pelayanan kesehatan.
serta mengukur keberhasilan dari pelaksanaan kepu- Salah satu resiko kebijakan desentralisasi bahwa
tusan tersebut dengan membandingkan hasil yang kemungkinan pemerintah daerah tidak memprioritas-
dicapai terhadap target yang telah ditetapkan melalui kan sektor kesehatan. Konteks pembangunan, sek-
pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang tor kesehatan kurang menarik perhatian pemerintah
telah disusun secara teratur dan baik. lokal. Kebijakan desentralisasi diskenariokan akan
Perencanaan adalah suatu proses menganalisis mengurangi anggaran pemerintah untuk sektor kese-
dan memahami sistem yang dianut, merumuskan hatan, maka diperlukan ada rencana yang matang
tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai, dalam sistem kesehatan daerah berkenaan dengan
memperkirakan segala kemampuan yang dimiliki, peranan institusi pemerintah13.
menguraikan segala kemungkinan yang dapat dila- Menurut Peraturan Pemerintah No. 25/2000 se-
kukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, bagaimana diperbaharui dengan Peraturan Pemerin-
menganalisa efektivitas dari berbagai kemungkinan tah No. 38/2007 bahwa peran pemerintah sebagai
tersebut, menyusun perkiraan selengkapnya dari ke- regulator dalam pelayanan kesehatan. Masalah po-
mungkinan yang terpilih, serta mengikat dalam suatu kok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada
sistem pengawasan yang terus menerus sehingga penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang
dapat tercapai hubungan yang optimal antara rencana didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkut-
yang dihasilkan dengan sistem yang dianut. an dengan menggunakan potensi sumberdaya ma-
Stakeholder adalah individu atau kelompok di nusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara
dalam atau diluar organsiasai yang dapat mempe- lokal. Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan
ngaruhi kinerja organisasi. Analisis stakeholder pen- inisiatif-inisiatif dari daerah dalam proses pemba-
ting dalam model partisipasi strategis, yang akan ngunan. Maka sangat penting untuk melihat poten-
membantu memprediksi langkah-langkah stake- si stakeholder terhadap setiap kebijakan yang akan
holder secara politik maupun ekonomi yang dapat dilaksanakan.
mendukung atau menghambat suatu proyek. Anali-
sis stakeholder yang lengkap harus mengidentifi- BAHAN DAN CARA PENELITIAN
kasi kebutuhan organisasi dari stakeholder yang Rancangan penelitian adalah studi kasus
beragam11. deskriptif dengan analisis data kualitatif. Pendekatan
Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam anali- studi kasus digunakan karena tujuan penelitian ini
sis stakeholder adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi adalah untuk mempelajari perumusan dan implemen-
pihak yang berkepentingan, 2) Pemahaman tuntutan tasi kebijakan pembangunan puskesmas pembantu
masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap di Propinsi Kalimantan Tengah secara mendalam.
organisasi, 3). Rekonsiliasi tuntutan-tuntutan dan Stakeholder pada level propinsi yang terdiri dari
penetapan prioritas atas mereka, dan 4). Koordinasi DPRD yang membidangi masalah perencanaan dan
tuntutan-tuntutan ini dengan elemen-elemen lain dari penganggaran, Kepala Dinas Kesehatan propinsi,
organisasi. Berkaitan dengan kebijakan, bahwa se- Kasubdin Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehat-
cara umum kebijakan mempunyai dua tujuan uta- an Propinsi, Kepala Sub Dinas Bina Program Dinas
ma yaitu regulasi dan alokasi. Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah dan Ketua
Tindakan regulatif adalah tindakan yang diran- Bappeda Propinsi Kalimantan Tengah sedangkan
cang untuk menjamin kepatuhan pelaksanaan ter- stakeholder ditingkat kabupaten adalah kepala dinas
hadap standar atau prosedur, misalnya tindakan yang kesehatan kabupaten terpilih, kepala seksi perenca-
dilakukan badan pengendali atau badan pengawas. naan dan kepala Bappeda Kabupaten dan kepala
Tindakan alokatif adalah tindakan yang membu- desa atau tokoh masyarakat dimana puskesmas
tuhkan masukan yang berupa uang, waktu, personil pembantu tersebut dibangun.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pustu hanya untuk memenuhi indikator yang telah
Pembangunan Pustu di Propinsi Kalimantan Te- ditetapkan dalam kinerja Dinas Kesehatan Propinsi
ngah merupakan realisasi dari Peraturan Daerah Pro- Kalimantan Tengah. Meskipun dana untuk sektor
pinsi Kalimantan Tengah No. 12/2005 tentang RPJPD kesehatan cenderung naik dari tahun ke tahun.
Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006-2025, pro-
gram yang diusulkan sudah mengacu pada visi dan Tabel 5. Persentase Program UKM menurut Tahun
misi Propinsi Kalimantan Tengah yang tertuang Tahun Program UKM Jumlah APBD % thd APBD
2006 6.208.369.200 22.041.432.406 28,2
didalam RPJPD dan RJMD. 2007 3.020.453.987 16.805.536.306 17,9
Skala prioritas program dan besaran anggaran 2008 4.906.654.500 24.404.924.900 20,1
harus didukung dengan data program yang lengkap. 2009 2.000.000.000 21.619.594.999 9,3
Kesiapan pelaksanaan proyek bukan hanya ditentu- Sumber: Profil Dinas Kesehatan Prop. Kalteng
kan oleh kelayakan finasial dan teknis saja, akan
tetapi dibutuhkan dukungan moralitas lembaga ek- Kegiatan ini merupakan program top down dari
sekutif, legislatif, dan masyarakat dalam memberikan pemerintah propinsi ke pemerintah kabupaten/kota.
manfaat terhadap pembangunan di daerah. Kebijakan Kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya oleh Dinas
kesehatan, secara umum dibuat untuk meningkat- Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah, mulai peren-
kan status kesehatan masyarakat dan mendekatkan canaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasinya.
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelelangan dilaksanakan di propinsi, dilaksanakan
Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah, oleh panitia yang dibentuk dengan Surat Kepala
menangkap ide ini. Perencanaan untuk tahun 2006, Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah, yang
melalui Program Peningkatan Upaya Kesehatan Ma- terdiri dari unsur pelaksana program dan unsur tehnis
syarakat, pengadaan, peningkatan dan perbaikan yang berasal dari Dinas Pemukiman dan Prasarana
sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya, Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Pelelangan
dimunculkan kegiatan pembangunan puskesmas dilaksanakan dengan metode pelelangan umum.
pembantu untuk kabupaten/kota. Pembangunan pus- Hasil wawancara mendalam dengan beberapa
kesmas pembantu ini dikemas dalam satu paket responden menunjukkan masalah-masalah banyak
beserta peralatannya. terjadi dalam pelaksanaan pembangunan pustu ter-
Konsep awal penganggaran pembangunan pus- sebut, diantaranya adalah: 1) monitoring, 2) rekanan
tu ini, direncanakan dengan mekanisme Tugas Pem- yang tidak melapor, 3) lokasi yang sangat jauh, 4)
bantuan yang artinya dana propinsi diserahkan ke satuan harga yang tidak sama, 5) pemenuhan tena-
kabupaten. Kabupaten melaksanakan kegiatan mulai ga, dan 6) peralatan yang tidak sesuai dengan tenaga
dari lelang pekerjaan tersebut sampai dengan pelak- yang ada.
sanaan pekerjaan dan proses evaluasi. Mekanisme Pada tahun 2007 dicanangkan program PM2L,
ini tidak disetujui oleh Biro Keuangan Pemda Propinsi Mamangun tuntang Mahaga Lewu, dalam bahasa
Kalimantan Tengah dengan alasan bahwa selama keseharian adalah membangun dan memelihara de-
ini belum ada mekanisme seperti ini. Penyerahan dana sa, dicanangkan oleh Gubernur Kalimantan Tengah.
ke kabupaten dalam bentuk Tugas Pembantuan dari Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah
propinsi dianggap belum lazim dilaksanakan. Propinsi Kalimantan Tengah dalam percepatan
pembangunan perdesaan dengan mensinergikan
Tabel 4. Realisasi Pembangunan Pustu Propinsi program pembangunan serta mendorong partisipasi
Menurut Tahun
masyarakat di Kalimantan Tengah.
Jumlah Realisasi
Tahun yang Pagu Dana Fisik
Evaluasi yang dilaksanakan, hanya menyangkut
Rp (% ) masalah kemajuan fisik pembangunan berupa lapor-
dibangun
2006 22 Unit 5.069.500.000 5.004.997.510 99 100 an penyerapan anggaran masing-masing program
2007 13 Unit 3.020.453.987 2.799.213.725 93 100
2008 13 Unit 2.960.380.900 2.764.517.470 93 100
dan berdasarkan laporan yang disampaikan oleh kon-
2009 8 Unit 1.200.000.000 - - - sultan pengawas yang ditunjuk oleh propinsi. Eva-
luasi belum sampai pada adanya dokumen yang me-
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah nunjukkan proses evaluasi secara keseluruhan.
Fungsi pengawasan lainnya berada di inspektorat
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa trend peng- propinsi, pengawasan yang dilakukan oleh inspek-
alokasian dana dan jumlah yang dibangun untuk pem- torat ini bersifat detective, dilaksanakan pada tahap
bangunan pustu cenderung menurun dari tahun ke pelaksanaan mulai dari proses lelang, pelaksanaan
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan kegiatan sampai dengan pertanggungjawaban
keuangan, dengan membandingkan antara yang tif. Hal ini berarti desentralisasi daerah otonomi bu-
seharusnya terjadi dengan yang sungguh terjadi. kan hanya mendelegasikan wewenang atau pembagi-
Pengawasan dilakukan tiap triwulan dengan meme- an pendapatan antara keuangan pusat dan daerah,
riksa dokumen pertanggungjawaban APBD. namun lebih pada bagaimana desentralisasi mampu
Dana Dana Alokasi Khusus (DAK) pada empat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
belas kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Tengah Salah satu hal penting untuk dipersiapkan adalah
telah membangun baru pustu-pustu diwilayahnya. memastikan dapat tersusunnya program yang ter-
Data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa, tahun arah dan terpadu, mantap dan menyeluruh dalam pe-
2006, 3 dari 14 kabupaten/kota yang tidak mengang- manfaatan biaya pembangunan untuk meningkatkan
garkan dana untuk pembangunan pustu baru melalui kesejahteraan publik sesuai dengan kewenangan
dana DAK, tahun 2007 sama seperti tahun sebelum- yang dimiliki4.
nya. Pada tahun 2008, lima kabupaten/kota tidak Tidak ada agenda yang dibangun secara khusus
menganggarkan pembangunan pustu baru. Secara dalam menetapkan kebijakan pembangunan pustu
umum terjadi peningkatan alokasi dana DAK di ma- ini. Namun demikian jika dilihat dari proses perenca-
sing-masing kabupaten/kota. Hal ini terkait dengan naan di dinas kesehatan, dimana dalam dua tahun
program peningkatan fisik di kabupaten/kota yang terakhir ini, dinas kesehatan tidak mengusulkan ang-
penggunaannya sudah ditetapkan dari pemerintah garan untuk pembangunan pustu ini namun akhirnya
pusat. Keadaan seperti ini, membuat kabupaten/ tetap muncul dalam dokumen DPA-SKPD tahun
kota merasa enggan untuk mengurusi pembangunan berjalan di Dinas Kesehatan. Hal ini menunjukkan
pustu yang berasal dari propinsi. bahwa terjadi tarik ulur dalam proses pengalokasian
Tabel 6 menunjukkan bahwa secara umum ke- dana untuk pembangunan pustu ini. Diduga ada set-
mampuan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk ting politik di dalam munculnya dana pembangunan
membangun pustu baru meningkat dari tahun keta- pustu tersebut. Kemauan politik, juga sangat berpe-
hun, meskipun ada kabupaten tidak mengalokasikan ngaruh dalam penyusunan dan perencanaan kebijak-
anggaran pembangunan tersebut, dengan rata-rata an daerah, terutama para penentu kebijakan anggar-
satu unit sebesar Rp120.000.000,00 maka pada ta- an dan para pengambil keputusan didaerah yang
hun 2008, rata-rata kemampuan kabupaten/kota terdiri dari eksekutif dan legislatif.
untuk membangun puskesmas baru berkisar antara Suatu isu akan mendapat perhatian bila meme-
lima sampai dengan dua belas unit. nuhi beberapa kriteria, yaitu: 1) bila suatu isu telah
Kebijakan desentralisasi merupakan salah satu melampaui proporsi suatu krisis dan tidak dapat ter-
kebijakan yang mendapat perhatian besar dalam lalu lama didiamkan, 2) suatu isu akan mendapat
rangka memajukan pelayanan kesehatan kepada perhatian bila isu tersebut mempunyai sifat partikula-
masyarakat. Potensi dan permasalahannya, pelak- ritas, dimana isu tersebut menunjukkan dan mendra-
sanaan desentralisasi yang digulirkan selama ini per- matisir isu yang lebih besar, 3) mempunyai aspek
lu mendapatkan masukan-masukan yang konstruk- emosional dan mendapat perhatian media massa
karena faktor human interset, 4) mendorong muncul- hingga soal penyusunan program kegiatan. Tentu
nya pertanyaan menyangkut kekuasaan, legitimasi saja tidak berarti bahwa implementasi kebijakan ini
dan masyarakat, dan 5) isu tersebut sedang menjadi hanya memiliki sisi kejelekan semata karena dalam
trend atau sedang diminati masyarakat14. praktiknya, beberapa daerah juga menampilkan
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah beberapa contoh kebijakan atau program yang patut
cara yang dilakukan agar sebuah kebijakan menca- diteladani15.
pai tujuannya. Proses implementasi kebijakan Peme- Hasil wawancara mendalam menggambarkan
rintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah tentang bahwa peran stakeholder dalam penyusunan dan pe-
pembangunan puskesmas pembantu di kabupaten/ laksanaan pembangunan puskesmas pembantu di
kota belum berjalan lancar karena lebih dominannya Propinsi Kalimantan Tengah, sangat beragam, na-
faktor yang kurang mendukung dalam proses imple- mun pada prinsipnya mendukung.
mentasi kebijakan tersebut. Sebagian besar informan menyatakan dukung-
Proses implementasi banyak aktor yang terlibat annya dalam setiap jenjang administratif sesuai de-
dalam penentuan pilihan-pilihan mengenai alokasi ngan kewenangannya. Dinas Kesehatan Propinsi
sumber publik tertentu serta banyak pihak yang ber- Kalimantan Tengah sebagai leading sector, peran-
usaha untuk mempengaruhi keputusan-keputusan annya sangat menentukan keberhasilan dalam im-
tersebut. Aktor-aktor tersebut akan terlibat secara plementasi kebijakan ini. Dinas Kesehatan Propinsi
intens atau tidak akan ditentukan oleh muatan pro- Kalimantan Tengah berkepentingan untuk mengkoor-
gram dan bagaimana bentuk pengadministrasiannya. dinasi dan mensinergikan semua stakeholder yang
Persoalan implementasi kebijakan yang muncul terlibat dalam implementasi kegiatan ini, dengan
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa isu. Isu- membuat petunjuk tehnis dan petunjuk pelaksanaan
isu yang muncul mulai dari bias dalam memahami untuk pelaksanaan kegiatan. Peran dan arahan
desentralisasi, dekonsentrasi dan sentralisasi, per- masing-masing stakeholder pada penyusunan dan
soalan kelembagaan pemerintah daerah, kapsitas pelaksanaan kebijakan ini pada berbagai tingkatan
aparat pemerintah daerah, hubungan eksekutif dan dapat dilihat pada Tabel 7, dibawah ini:
legislatif, persoalan penyalahgunaan kekuasaan,