Anda di halaman 1dari 1

Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini dipengaruhi oleh faktor perilaku

masyarakat. Perilaku masyarakat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan masyarakat


mengenai kesehatan gigi dan mulut. Perilaku seseorang biasanya dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor keturunan atau genetik dan faktor lingkungan. Faktor keturunan merupakan bawaan
dari seseorang yang melekat pada dirinya sebagai warisan dari orang tua, termasuk emosi,
kemampuan sensasi dan kemampuan berpikir (kecerdasan). Faktor lingkungan adalah lingkungan
tempat seseorang berada dan tinggal, dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat
tinggal, lingkungan bermain dan lingkungan sekolah bagi usia sekolah (Herijulianti, dkk., 2002).

Menurut Murphy (2004), faktor perilaku merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
status kesehatan seseorang. Mengubah perilaku manusia bukanlah usaha yang mudah. Hal ini
disebabkan manusia merupakan individu yang mempunyai sikap, kepribadian dan latar belakang
sosial ekonomi yang berbeda. Untuk itu, diperlukan kesungguhan dari berbagai komponen masyarakat
untuk ikut andil dalam mengubah perilaku (Herijulianti dkk, 2001).

Masalah kesehatan gigi dan mulut,menjadi perhatian yang sangat penting dalam
pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia
sekolah dari gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan
landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor
penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan
(Ilyas, 2000). Hasil laporan Studi Morbiditas (2001), menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan
mulut di Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut
merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu sebesar 60%. Penyakit
gigi dan mulut yang terbanyak diderita masyarakat adalah penyakit karies gigi kemudian
diikuti oleh penyakit periodontal di urutan ke dua (Surkesnas Balitbangkes Depkes RI, 2002).

Anda mungkin juga menyukai