Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kerajaan Mataram adalah sebuah negeri yang berada pada sutu pulau besar. Karena
kondisinya makmur banyak penduduk dari kerajan tetangga yang berada di seberang pulau
ingin berkunjung ke Kerajaan Mataram dan begitu pula sebaliknya. Dengan semakin
meningkatnya pergerakan penduduk antar pulau, Kerajaan Mataram membutuhkan fasilitas
pelabuhan sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal yang dapat melayani jasa
penyeberangan tersebut.
Dari hasil survei data penyeberangan Kerajaan Mataram dalam 5 tahun terakhir adalah
sebagai berikut :
Tahun I II III IV V
Manusia 15.668 17.687 19.230 22.378 24.433
Kendaraan 255.250 280.374 375.882 400.206 417.839
Daerah lokasi pelabuhan telah ditetapkan oleh raja setelah rapat dengan para menterinya
seperti pada lampiran peta. Sedangkan data-data lainnya tersebut dibawah ini dan
lampiran.
Jarak penyeberangan : 55 Km
Jam kerja : 365 hari/tahun , 24 jam/hari
Jumlah shift : 3x
Waktu pergantian kapal : 1 jam waktu kapal merapat buka tutup pintu pergi
Perhitungan Trip Penyeberangan :
P
NP =
365 x N x O x M
NP = trip/hari
P = volume kendaraan pertahun
N = net operation ratio kapal dalam setahun = 80 %
O = tingkat isian kendaraan rata rata dalam 1 trip = 90 %
M = kapasitas kendaraan maksimum dari kapal
Pelabuhan lembar terletak di lombok barat bagian selatan, yang dapat di tempuh dari
kota mataram sekitar 20 menit dengan jarak sekitar 20 km dari pusat kota mataram.
Pelabuhan lembar merupakan pelabuhan yang melayani berbagai jenis kapal seperti
kapal ferry (penumpang), kapal kargo (barang) dan kapal tengker (minyak).
Pelabuhan ini melayani rute ke berbagai propinsi antara lain Bali, Sulewesi, dll.
Dalam tugas pelabuhan ini, yang direncanakan yaitu pelabuhan yang melayani
kapal penumpang ( curah kering ) atau pelabuhan yang melayani kapal ferry.
Pelabuhan lembar memiliki kondisi air pada saat normal dikolam pelabuhan dengan
kedalaman sekitar 4 meter, panjang jetty pada dermaga 10 meter, alur pelayaran
memiliki kedalaman 7 meter.
Pelabuhan ferry di Lembar terdiri dari tiga dermaga, yang melayani rute dari Lemba
(Mataram) ke Padang Bai(Bali), jumlah kapal yang beroperasi pada pelabuhan ini
sebanyak 16 buah kapal, dengan waktu operasi 24 jam non-stop, waktu dibutuhkan
untuk pelayaran dari pelabuhan Lembar ke pelabuhan Padangbai 5 jam, waktu shift
( bongkar muat ) untuk 1 kapal selama 90 menit. Data kapal yang beroperasi di
pelabuhan Lembar yaitu panjang kapal 60 meter, lebar kapal 15 meter dan draft
kapal 3 meter. Kapasitas kapal ferry yang beroperasi, 1 kapal mampu memuat 3000
ton, bisa mengangkut 10 truk besar ( fuso ).
Gambar 1.6 Jembatan yang digunakan Gambar 1.7 Bolder ( penambat kapal )
kendaraan untuk masuk ke
kapal
Tabel 2.2.1 Data produksi Batubara kerajaan mataram dalam 5 tahun terakhir
Tahun Batubara
(ton)
I 5.615.668
II 6.550.687
III 6.319.230
IV 7.296.378
V 8.424.433
( 6.550.687 5.615.668 )
II% = x 100 = 14,273 %
6.550.687
( 6.319.230 6.550.687 )
III% = x 100 = 3,663 %
6.319.230
( 7.296.378 6.319.230 )
IV% = x 100 = 13,392 %
7.296.378
( 8.424.433 7.296.378)
V% = x 100 = 13,390 %
8.424.433
Dengan nilai rata-rata peningkatan hasil produksi Batubara 13,685% maka dapat
diperkirakan jumlah Hasil produksi Batubara pada tahun ke-10 adalah sebagai berikut
:
Untuk tahun ke-10 diperkirakan hasil produksi Batubara adalah 14.188.851,28 ton.
Dari hasil produksi Batubara 14.188.851,28 ton yang diperkirakan pada tahun ke-10
dari data di atas, maka kami merencanakan kapal Curah Kering dengan kapasitas
23645 DWT yang spesifikasinya sebagai berikut :
BOR adalah tempat rasio antara waktu tempat sandar itu dilakukan dimana tempat
sandar tersedia. BOR sangat berguna untuk kemungkinan perletakan barang
(throusput) maupun kapasitas tempat sandar / BOR berth sama dengan 50%, biasanya
dikatakan sebagai BOR = 0.50.
Misalnya :Jika tempat sandar ( berth ) dapat digunakan 365 hari / tahun ( 5 hari libur )
maka jika berth digunakan 180 hari.
180
BOR = = 0.5
360
Jika berth baru digunakan kapal maka berth tersebut tidak bisa digunakan lain,
hingga pasti ada waktu tambahan untuk pergantian tempat sandaran meskipun yang
lainnya masih harus menunggu giliran. BOR 100% tidaklah mungkin. Kapal yang
masih ditempat sandar setelah bongkar muat harus meninggalkan berth atau Kapten
harus membayar uang sewa tunggu ditempat sandar. Jika tempat sandar yang optimum
penggunaannya (efisien) jika tercapai ongkos untuk berth (operation) dan maintenance
dan waktu tunggu kapal minimum.
Data dermaga :
Kapasitas dermaga = 14.188.851,28 ton
Jam kerja = 365 hari / tahun, 24 jam / hari
Jumlah shift = 3 kali
Waktu hilang akibat pergantian shift pekerja = 15 menit x 3 Shift = 45 menit = 0,75 jam
Waktu hilang akibat operasional = 6 jam = 25%
BOR dicari, jika jumlah dermaga = 1, dan waktu loding unloding = 0,825 hari.
473 * 0,825
BOR = = 108 % < 100% (tidak digunakan)
1 * 360
BOR dicari, jika jumlah dermaga = 2, dan waktu loding unloding = 0,825 hari.
473 * 0,825
BOR = = 0,542 % < 100%
2 * 360
BOR dicari, jika jumlah dermaga = 3, dan waktu loding unloding = 0,825 hari.
473 * 0,825
BOR = = 0,361 % < 100%
3 * 360
Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan.
Pemilihan lokasi tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi,
kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus
dan sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan
dibongkar muat, jalan-jalan untuk trasportasi, dan daerah industri di belakangnya.
Pemilihan lokasi pelabuhan harus mempertimbangkan berbagai faktor tersebut. Tetapi
biasanya faktor-faktor tersebut tidak bisa semuanya terpenuhi, sehingga diperlukan suatu
kompromi untuk mendapatkan hasil optimal. Tinjauan daerah perairan menyangkut luas
perairan yang diperlukan untuk alur pelayaran, kolam putar (turning basin), penambatan
dan tempat berlabuh, dan kemungkinan pengembangan pelabuhan di masa yang akan
datang.
Daerah perairan ini harus terlindung dari gelombang, arus dan sedimentasi. Untuk itu
beberapa pelabuhan ditempatkan di daerah terlindung seperti di belakang pulau, di teluk,
di muara sungai/estuari. Daerah ini terlindung dari gelombang tetapi tidak terhadap arus
dan sedimentasi.
Keadaan daratan tergantung pada fungsi pelabuhan dan fasilitas yang berhubungan
dengan tempat pengangkutan, penyimpanan dan industri. Pembangunan suatu pelabuhan
biasanya diikuti dengan perkembangan daerah di sekitarnya. Untuk itu daerah daratan
harus cukup luas untuk mengantisipasi perkembangan industri di daerah tersebut.
Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebsgai berikut
ini :
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat
dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga
harus didasarkan pada ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat atau
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu whaft atau quai dan jetty atau pier
atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya
berimpit dengan garis pantai. Whaft juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang
ada dibelakangnya. Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut. Berbeda
dengan whaft yang digunakan untuk merapat pada satu sisinya, pier bisa digunakan
pada satu sisi atau dua sisinya. Jetty ini biasanya sejajar dengan pantai dan
dihubungkaan dengan daratan oleh jembatan yang biasanya membentuk sudut tegak
lurus dengan jetty, sehingga pier dapat berbentuk T atau L. Pier berbentuk jari lebih
efisien karena dapat digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang
dermaga yang sama. Perairan di antara dua pier yang berdampingan disebut slip.
Dalam perencanaan ini digunakan dermaga dengan jenis Jetty dan Pier
Dermaga dibangun dengan membentuk sudut tertentu terhadap garis pantai, dermaga
jenis ini biasanya digunakan untuk bertambatnya kapal tangker.
25
LOA
25
a
a = 20 m
Apron dengan keran tambahan dan 1 jalur KA
Panjang dermaga = LOA + (2 x 25) (Bambang Triatmodjo, 167)
= 180,5 + (2 x 25)
= 230,5 m
Kolam putar
Kolam putar dipergunakan untuk mengubah arah kapal, luasan minimum yang
digunakan adalah ::
r = 1,5 LOA
= 1.5 . 180,5
= 270,75 m
WBM
Dari tabel manoeurabilty di dapat
WBM = 1.5 B . . . . . . . . . modarabe
Wi
Didapat dari tabel 5.2 additional widths for straight channel sections (lampiran)
(outer channel exposed to open water)
Lebar alur
W = 1,5 B + 1,1 B + (1,0 . B . X)
= 1,5 . 22,86 + 1,1 . 22,86 + ( 1 . 22,86 . 2)
= 105,156 m
Kedalaman alur
Hmin = 1,15 D (Bambang Triatmodjo, 118)
= 1,15 . 15
= 17,25 m
Mencari Squat
Fwh 2
Sq 2,4 . (Bambang Triatmodjo, 114)
Lpp 2 1 Fwh
5,14
9,81. 17,25
0,395
Cb . Lpp . B . D Cb = 0,9
B = 42 m, D = 15 m
H = Draft + Squat
= 15 + 0,877
= 15,877 m
Hmin > H dipakai Hmin
MSL
6,0 m
3,0 m
+ 00.00(titik datum)
Max. surut 0.6 m
17.25 m
15.0 m
17.25 m
1.032 m
1.218 m
Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakkan
oleh mesinnya sendiri (kapal kecil) maupun ditarik oleh kapal tunda (untuk kapal
besar).Pada waktu merapat tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan
dermaga.Walaupun kecepatan kapal kecil tetapi karena massanya sangat besar, maka
energi yang terjadi karena benturan akan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan
pada kapal dan dermaga karena benturan tersebut maka di depan dermaga diberi
bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang ditempatkan
di depan dermaga disebut dengan fender.
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus ditahan oleh
dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang
diijinkan. Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara
kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin.
Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan letaknya harus sedemikian rupa
sehingga dapat mengenai kapal. Oleh karena kapal mempunyai ukuran yang berlainan
maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga. Ada beberapa tipe fender
yaitu fender kayu, fender karet dan fender gravitasai.
Dalam perencanaan fender dianggap bahwa kapal bermuatan penuh dan merapat
dengan sudut 100 terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat tersebut sisi depan
kapal membentur fender, dan hanya sekitar setengah dari bobot kapal yang secara
efektif menimbulkan energi benturan yang diserap oleh fender dan dermaga.
Kecepatan merapat kapal diproyeksikan dalam arah tegak lurus dan memanjang
dermaga.
LOA = 180,5 m
B = 22,86 m
D = 13,5 m
( ) = 0
= 0,9 x 171 x 22,86 x 13,5 x 1,025
= 48682,456 ton 48682 ton
xD
Cm = 1 +
2 x Cb x B
W
Cb =
Lpp x B x D x 0
Dengan :
Sehingga diperoleh :
48.682
Cb = = 0,902
171 x 22,86 x 13,5 x 1,025
x 15
Cm = 1 + = 1,142
2 x 0,902 x 22,86
1
Ce =
2
1 + ( )
L = Jarak sepanjang permukaan air dari pusat berat kapal sampai titik sandar
kapal (m)
r = jari jari putaran dikeliling pusat berat kapal (m)
r
= 0,2 r = 0,2 x LOA
LOA
Berdasarkan tabel diatas untuk kapal dengan DWT = 30.000 ton kecepatan
merapat = 0,15 m/dt. Untuk perencanaan dianggap bahwa benturan maksimum
terhadap fender terjadi apabila kapal bermuatan penuh menghantam dermaga
pada sudut 10o terhadap sisi depan dermaga.
V = v sin 100
= 0,15 x sin 100 = 0,026 m/dt
48682 x 0,0262
E = x 1,142 x 0,39 x 1 x 1 = 0,747 t. m
2 x 9,81
Diusahakan dalam perencanaan bahwa kapal pada waktu membentur fender adalah
menyentuh fender dengan penempatan fender pada jarak tertentu yang diatur
sedemikian mungkin untuk mencegah persinggungan kapal dengan sisi dermaga.
1. Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi pergeseran atau gerakan
kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.
Alat penambat ini bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam air. Menurut
macam konstruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi :
a. Bolder pengikat
Bolder digunakan sebagai tambatan kapal yang berlabuh dengan mengikatkan tali-
tali yang dipasang pada haluan, buritan dan badan kapal ke dermaga. Bolder ini
diletakkan pada sisi dermaga dengan jarak antar bolder adalah 30 m. Bolder
dengan ukuran yang lebih besar (corner mooring post) diletakkan pada ujung-ujung
dermaga atau di pantai di luar ujung dermaga.
b. Pelampung penambat
Pelampung penambat berada di dalam kolam pelabuhan atau di tengah laut.
c. Dolphin
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tangker
berukuran besar yang biasanya digunakan bersama-sama dengan pier dan wharf
untuk memperpendek panjang bangunan tersebut.
Pada perencanaan ini yang digunakan adalah bolder pengikat. Tali penambat
diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disisi
dermaga.
25 LOA 25
Penambat Bitt : berdasarkan tabel 3.8, dimana untuk DWT (50000 100000); dalam hal
ini ukuran (DWT 100000)
Maka : jarak maks = 45 mm
Jarak min = 8m
Data :
- Kapal DWT = 100000
- Gaya tarikan kapal = 200 ton (tabel 6.2) (Bambang Triatmodjo, 174)
Direncanakan
boulder = 45 cm (2 buah)
jarak dari tepi =1m
Karena 2 boulder (P) = 200 ton / 2 = 100 ton
Selain gaya horizontal, juga beberapa gaya vertikal sebanyak kali gaya horizontal.
V = . 100 ton
= 50 ton
V
Detail
30 cm
50 cm
10 10 550 10 10
P 1 d 2 . 0.6
4
Dimensi plat
Dipakai beton : fy = 75 kg/cm2
m
; w 1 b h2
6
w
mH .r
100 . 30
3000 ton cm
3 . 10 6 kgcm
b = 10 + 10 + 50 + 10 + 10
= 90 cm
6 .m
n
b .
6 . 3.10 6
90 . 75
= 51.54 cm = 60 cm
ukuran plat = 90 x 60 cm
27.778 kg/cm2
46.296 kg/cm2
Pers. 1 = Pers. 2
1 d 2 0.6 ijin 0.58 d ijin L
4
P
L
0.58 . d ijin
Diketahui :
- Storage capacity (y)= 1.5 ton/m2
- Rata rata waktu penyimpanan = 1 minggu
- Occupation failur= 0.5
- Mak. Failur (fp)= 0.4
- Throught / kapasitas (x) = Kapasitas terminal
Panjang dermaga
= 14.188.851,28
25
= 567554,051 ton/m/tahun
x n fp
- Storage yang dibutuhkan (lampiran fotocopy kuliah)
50 y fs
15384.616 . 1 . 0.4
50 . 1.5 . 0.5
164.103 m 2 / m
53333.33 m 2
53333 m 2