Anda di halaman 1dari 15

1.

Carilah penerapan-penerapan kaidah ejaan dalam bahasa Indonesia yang


digunakan dalam penulisan karya ilmiah?

Penerapan kaidah ejaan yang dihgunakan yaitu:

1) Pemakaian Huruf
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
berikut. Nama setiap huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal
A a A G g Ge M m em S s es Y y ye
B b be H h ha N n en T t te Z z zet
C c ce I i i O o o U u u
D d de J j je P p pe V v fe
E e e K k ka Q q ki W w we
F f ef L l el R r er X x eks

b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.

Huruf Vokal Contoh Pemakaian dalam Kata


Di Awal Di Tengah Di Akhir
A adik Nasi mata
e* ekor meja sore
enam kelas halte
i ibu pita pagi
o orang bola foto
u untuk rumah satu
Contohnya:
Kakaknya mengalami gangguan mental (mental).
Kue yang dipegang ibu mental saat ibu dikagetkan ayah.

1
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf-huruf b, c, d, f, g,h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
* huruf k dalam kata maklum dan kata bapak melambangkan bunyi
hamzah, yakni bunyi hambat.
** huruf q dan x digunakan untuk nama dan keperluan ilmu.

d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia, diftong dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata


Di Awal Di Tengah Di Akhir
Ai Ain Syaitan santai
au aura saudara ranjau
oi - boikot koboi

e. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitukh, ng, ny, dan sy. Tiap gabungan huruf
melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Konsonan Di Awal Di Tengah Di Akhir
Kh khasiat Nakhoda marikh
ng ngilu bangsa tenang
ny nyala hanya -
sy syahdu asyik arasy

f. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
a) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contohnya: ra-ih, sa-at, ta-at, ku-at, ba-ik.
b) Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal,
pemenggalan dilakukan sebelum konsonan itu.
Contohnya: te-puk, ka-rang, ku-lit, le-ngan, se-ko-lah.

2
c) Jika di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan,
pemenggalan dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Gabungan konsonan tidak pernah diceraikan.
Contohnya: ten-dang, lem-par, kem-bang, rom-bak, tak-luk.
2. Imbuhan awalan dan imbuhan akhiran, termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis
serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian
baris.
Contohnya: masak-an, ke-baik-an, cepat-lah, ber-lari.
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat
dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan
itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
Contohnya: bio-grafi, bi-o-gra-fi

g. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

1. Huruf Kapital atau Huruf Besar


a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.
Contohnya: Dia mengantuk.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contohnya: Adik bertanya, Kapan kita pulang?
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Contohnya: Allah, Quran, Kristen.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti oleh nama
orang.
Contohnya: Nabi Adam, Pangeran Diponegoro, Raja Ali.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contohnya: Wakil Presiden Boediono.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang.

3
Contohnya: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Ampere.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contohnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contohnya: bulan Agustus, hari Jumat, perang Candu.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contohnya: Asia Tenggara, Kali Brantas, Pegunungan Jayawijaya
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga, pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi, kecuali kata hubung seperti dan.
Contohnya: Republik Indonesia, Departemen Budaya dan Pariwisa
ta.
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiao unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contohnya: Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Hak
Cipta.

2. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contohnya: Huruf pertama kata abad ialah a.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama
ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contohnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia
mangostana.

Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi satu garis bawahnya.

4
i. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bentukan kata-kata yang
lebih besar. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagi satu kesatuan.
Contohnya: Jalan itu sangat ramai.

2. Kata Turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contohnya: gerigi, bermain, menari, tertawa, dibawakan,
kesukaan, permainan.
b) Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya
berupa gabungan kata.
Contohnya: bertanggung jawab, tanda tangani, bekerja
sama, berlipat ganda, garis bawahi.
c) ika bentuk dasar berupa gabungan kata sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai.
Contohnya: pertanggungjawaban, menandatangani, pengambilali
han, melipatgandakan,menggarisbawahi.

3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
Contohnya: anak-anak, sia-sia, berjalan-jalan, mondar-mandir.

4. Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebagai berikut:
a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contohnya: duta besar, kereta api, kambing hitam, rumah
sakit.
b) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda
hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Contohnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami, buku sejarah-
baru.

5
c) Gabungan kata berikut ditulis serangkaian.
Contohnya: barangkali, kacamata, matahari, olahraga.
5. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
a) Kata ganti ku-, kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Contohnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.
b) Kata ganti -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Contohnya: bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.

6. Kata Depan ke, di, dan dari


Kata depan ke, di, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai suatu kata seperti kepada dan daripada.
Contohnya: Kain itu ada di dalam lemari.

7. Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contohnya: Kami tidak tahu nomor telepon si pengirim surat itu.

8. Partikel
a) Partikel lah, -kah dan tah ditulis serangkaian dengan kata
yang mendahuluinnya.
Contohnya: Terimalah bingkisan ini!
b) Partikel -pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contohnya: Kami pun ikut hadir dalam acara itu.

Catatan:
Kelompok kata yang lazim dianggap padu,
seperti adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, meskipun, sunggu
hpun, sekalipun, dan walaupun, ditulis serangkai.

Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah
dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contohnya: Buku itu disusun ke lemari satu per satu.

6
2. Carilah morfologi dalam penulisan karya ilmiah?

Morfologi Dalam Penulisan


Morfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji bentuk bahasa
serta pengaruh perubahan bentuk bahasa pada fungsi dan arti kata. Sasaran
dalam pengkajian dalam morfologi ialah kata dan morfem. Kita mengetahui
bahwa bentuk-bentuk kata dalam bahasa Indonesia harapan, beraharap,
dan diharapkan pastilah mengandung lebih dari satu unsur, yaitu
unsur harap ,dan sejumlah unsur yang lain seperti -an,-ber,-di,-dan,-kan.
Semua unsur itu disebut morfem.
Kata harapan , berharap ,dan diharapkan itu membentuk deretan
morfologis. Yang dimaksud deretan morfologis ialah suatu deretan atau daftar
memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.
Morfem yang tidak ada dalam struktur itu disebut MORFEM ZERO.(sebagai
catatan di samping morfem zero juga terdapat dalam struktur, tetapi tidak ikut
memberikan makna dalam kalimat.

MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT

Morfem Bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai


suatu kata, Misalnya benardan gandeng , sedangkan Morfem Terikat ialah
morfem yang tidak dapat berdiri sendiri,dan tidak mempunyai makna.Dalam
kata lain morfem terikat juga disebut afiks. Contoh morfem terikat dapat
dilihat sebagai berikut.
Morfem Terikat :
Prefiks (awalan) : me-, ber-,di-,ke-,ter-
Infiks (sisipan) : -el,-em,-er
Sufiks (akhiran) : -i,-kan,-nya,-man,-wan,-wah
Konfiks (imbuhan gabung) : me-,kan-,di-,i-,ke-,an-.

Morfem bebas memiliki dua katagori, Kategori pertama disebut


Morfem Leksikal (kamus) dipandang sebagai kata-kata yang mengandung
"isi" pesan yang ingin disampaikan.Contoh morfem leksikal adalah anak,
rumah, harimau, sedih, panjang, kuning, pandang, makan, kemarin, tadi,
besok. Kelompok morfem bebas yang lain disebut dengan Morfem
Gramatikal,kelompok itu terdiri dari kata tugas seperti preposisi, konjungsi,

7
interjeksi, artikel dan partikel, contoh morfem gramatikal: dan, tetapi, ketika,
sebab, pada, dan sebagainya.
Afiks yang termasuk dalam kategori "terikat" dapat dibagi menjadi dua
tipe,salah satu tipe ialah MORFEM DARIYASIONAL. Morfem Dariyasional
berfungsi mengalihkan kelas kata bentuk dasar menjadi kelas kata yang
berbeda. Morfem terikat kedua mengandung apa yang disebut Morfem
Infleksional. Morfem Infleksional tidak digunakan untuk menghasilkan kata-
kata baru tetapi berfungsi sebagai pernyataan kategori garamatika dan
hubungan sintaksis. Morfem Infleksional tidak dapat diulang dalam satu kata
Infleksional.

3. Carilah konvensi naskah dalam penulisan karya ilmiah?

Konvensi naskah :
Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang
sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks
yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog (Penulisan sebuah naskah
berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati).
Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan
naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim,
dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim
mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama,
pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan
lainnya.

Perbedaan Naskah Formal, Semi-Formal, dan Non-Formal:


Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan
secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak
memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan
non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat
formalnya.
Jadi dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal, semi
formal, dan non formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub

8
bab naskah formal yang tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi
formal dan non formal.

Syarat Formal penulisan sebuah Naskah :

Sebuah karangan harus memenuhi tiga asprek utama persyaratan


formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap
penutup. Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.
Adapun unsur-unsur dalam penulisan sebuah Karangan sebagai berikut :
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a) Judul pendahuluan
b) Halaman judul
c) Halaman persembahan (kalau ada)
d) Halaman pengesahan (kalau ada)
e) Kata pengantar
f) Daftar isi
g) Daftar gambar (kalau ada)
h) Daftar tabel (kalau ada)
2. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh karangan
c. Kesimpulan
3. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup

Dengan pemaparan intisari sebagai berikut :

1. Bagian Pelengkap Pendahuluan


Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai
bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan
karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak
membahas sama sekali tentang isi karangan tersebut.

9
a. Judul Pendahuluan dan Halaman Pendahuluan

Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau


judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman
agak keatas. Halaman ini hanya mencantumkan tercantum nama karangan,
penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan
identitas, pengarang (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun
penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan Judul harus menarik


pembaca baik makna maupun penulisannya Sampul: nama karangan,
penulis, dan penerbit Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya
tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama
lembaga, nama kota dan tahun penulisan.

Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri(untuk karangan


formal)atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan tidak formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi
pada halaman judul :
Judul diketik dengan huruf kapital Penjelasan tentang tugas disusun dalam
bentuk kalimat.
Nama penulis ditulis dengan huruf kapital Logo universitas untuk
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan
menggunakan logo.
Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi , jurusan,
fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:

Komposisi tidak menarik


Tidak estetik
Hiasan gambar tidak relevan
Variasi huruf jenis huruf
Kata "ditulis (disusun) oleh"
Kata "NIM/NRP"

10
Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
Kata-kata yang berisi slogan
Ungkapan emosional
Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.

b. Halaman Persembahan

Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman,
biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan
halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang
cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya


ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan
ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya
ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi
tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis
pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di
tulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.
Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang harus dihindarkan


Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya
Menggunakan titik atau koma pada akhir nama
Tulisan melampaui garis tepi
Menulis nama tidak lengkap
Menggunakan huruf yang tidak standar
Tidak mencantumkan gelar akademis

d. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan


mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata

11
pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis
dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis
ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata
pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut : Ucapan syukur
kepada Tuhan YME Yang Maha Esa Penjelasan adanya tugas penulisan
karaya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,
atau laporan formal ilmiah) Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan
arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga
Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelomopok orang, atau organisasi
yang membantu Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama
lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan Harapan penulis atas karangan
tersebut Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima saran dan kritik
Hal-hal yang harus dihindarkan :
Menguraikan isi karangan
Mengungkapkan perasaan berlebihan
Menyalahi kaidah bahasa
Menunjukkan sikap kurang percaya diri
Kurang meyakinkan
Kata pengantar terlalu panjang
Menulis kata pengantar semacam sambutan
Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak
efektif

e. Daftar Isi

Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis


besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai
dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman
dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh
bentuk yang digunakan.

12
f. Daftar Gambar

Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar , maka setiap gambar


yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar
gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman

g. Daftar Tabel

Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang
tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini
menginformasikan: nama tabel, dan nomor halaman.

h. Bagian Isi Karangan


Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat
dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.

i. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab 1 karangan. Pendahuluan bertujuan menarik


perhatian pembaca, dengan menginformasikan masalah apa yang akan
dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang,
masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan
metode pembahasan.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan
pokok-pokok yang harus tertunang dalam masing-masing unsur pendahuluan
sebagai berikut:
Latar belakang masalah
Tujuan penulisan berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
Ruang lingkup masalah berisi pembatasan masalah yang akan dibahas
Landasan teori Sumber data penulisan berisi data-data yang bersesuaian
dengan pembahasan Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode
yang digunakan dalam pembahasan dan teknik penulisan menyajikan cara
pengumpulan data Sistematika penulisan berisi gambaran singkat penyajian
isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan

13
j. Tubuh Karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan


berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala permasalahan
yang akan dibahas secara sistematis. Bagian menguraikan seluruh masalah
yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas. Kesempurnaan
pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Ketuntasan Materi
Materi yang baik dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada
kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian
teoritik) maupun data primer.
2. Kejelasan uraian / deskripsi yang terbagi tiga, yaitu:
kejelasan konsep
kejelasan bahasa
kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta

Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :


Subjektivitas
pembuktian pendapat tidak mencukupi

k. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian penutup karangan dan merupakan


suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir. Penulis
dapat menuliskan kesimpulan dengan dua cara : dalam tulisan-tulisan
yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan argumen yang penting
yang sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi
yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan
itu.

3. Bagian Pelengkap Penutup


Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat
formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar Pustaka(Bibliografi)
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul buku, artikel,
dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan

14
sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan harus menggunakan
daftar pustaka.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi : nama pengarang: penulisannya
dibalik dengan menggunakan kos,amathahun terbit judul buku:
penulisannnya berctak miring data publikasi , meluputi tempat/kota
teerbit , dan penerbit untuk sebuah aritikel diperlukan pula judul
artikel, nama majalah, jilifd, nomor, dan tahun terbit

Keterangan :
jika buku itu disusun oleh duan pengarang, nama pengarang yang
kedua tidak perlu di balik jika buku itu disusun oleh lembaga, nama
lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang
jika buku itu merupakan editorial(bunga rampai), nama editor yang
dipakai dan dibelakangnya diberi keteragan ed. "editor" nama gelar
pengarang lazimnya tidak dituliskan daftar pustaka disusun secara
alfabetis berdasarkan urutan huruf awal dan nama belakang
pengarang

b. Lampiran
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian penutup
pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan
kaki. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak menggangu
pembahasan jika disertakan dalam urusan.

c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam
uraian dan disusun secara alfabetis.

d. Riwayat Hidup Penulis


Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat
hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar
riwayat hidup meurupakan gambaran kehidupan penulis atau
pengarang.

15

Anda mungkin juga menyukai