A. PENGERTIAN
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka
individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Bayi baru lahir
normal merupakan janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di
luar kandungan.
BBLN Bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu 42 minggu dan BBL 2500
4000 gram (Asuhan Kesehatan anak dalam konteks keluarga, DepKes RI, 1993).
C. APGAR SKOR
1. Pengertian
Apgar score adalah metode penilaian yang digunakan setelah bayi baru lahir sampai 5
menit setelah lahir. Apgar score digunakan untuk mengkaji keadaan bayi. Dengan
adanya Apgar score, tenaga kesehatan dapat menilai bayi serta dapat segera mengatasi
msalah yang muncul saat setelah bayi lahir.
2. Tabel nilai APGAR
Tanda 0 1 2 Angka
Seluruh
Badan merah,
A: Appereance color(Warna tubuh
Pucat ekstremitas ...
Kulit) kemerahan-
biru
merahan
Jumlah total
Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau tidak
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Fokus utama pengkajian pada bayi baru lahir adalah transisi dari kehidupan
intrauterus ke ekstra uterus dengan mengenalkan kepada anggota keluarga sesuai
kondisi neonatus.
1. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 kali/menit. Tekanan darah
60 mmHg sampai 80 mmHg untuk systole dan 40 mmHg sampai 45 mmHg untuk
diatole. Bunyi jantung seperti murmur biasa terjadi selama beberapa jam pertama
kehidupan. Nadi perifer mungkin lemah, nadi brakhialis dan radialis lebih mudah
dipalpasi daripada nadi femoralis.
2. Eliminasi
Pada bayi baru lahir tidak ada perbedaan. Bayi yang lahir cukup bulan tanpa
ada kelainan dapat segera berkemih secara spontan. Abdomen lunak tanpa
distensi, bising usus akan aktif dalam beberapa jam setelah kelahiran.
Pengeluaran feses mekonium dalam 24 jam sampai 48 jam setelah kelahiran.
3. Makanan/Cairan
Berat badan pada bayi baru lahir mencapai 2500 gram sampai 4000 gram
dengan panjang badan 44cm sampai 55cm.
4. Neurosensori
Tonus otot fleksi hipertonik dari semua ekstremitas. Sadar dan aktif
mendemonstrasikan reflex menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran.
Kaput suksedaneum dan/molding mungkin ada selama 3 sampai 4 hari. Sutura
cranial yang bertumpang tindih mungkin terlihat, sedikit obliterasi fontanel
anterior. Mata dan kelopak mata mungkin udema, hemorargi subkonjungtiva atau
hemorargi retina mungkin terlihat, konjungtivitis selama 1 sampai 2 hari ungkin
terjadi setelah penetesan obat mata oftalmik terapeutik. Adanya reflex moro,
plantar, genggaman palmar, dan babinskis.
5. Pernapasan
Apgar skor optimal, harus mencapai 7 sampai 10. Rentang dari 30 samapai
60/menit dengan pola periodic yang dapat terlihat. Bunyi nafas bilateral, kadang-
kadang krekels. Takipnea mungkin terlihat, diagfragmaik dan abdominal dengan
gerakan sinkron dari dada dam abdomen. Pernapasan dangkal dan cuping hidung
kadang terlihat. Krekels pernapasan dapat menetap selama beberapa jam pertama
setelah kelahiran.
6. Keamanan
Suhu tentang dari 36,5C sampai 37,5C. kulit berwarna merah muda dan ada
pengelupasan pada tangan dan kaki. Akrosianosis mungkin ada selama beberapa
hari periode transisi. Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah kelahiran,
peningkatan ukuran pada usia 2 sampai 3 hari kemudian direabsorpsi perlahan
selama 1 sampai 6 bulan.
7. Pemeriksaan Penunjang
pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai
61%.
Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
F. PENATALAKSANAAN
Segera setelah melahirkan bayi
1. Secara cepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan handuk diatas perut
ibu.
2. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah bayi.
Untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
3. Klem dipotong tali pusat.
- Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm
dari pengkal pusat bayi.
- Mempertahankan tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari
gunting dengan tangan kiri anda.
- Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Mengganti
sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong tali pusat dengan pisau
atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi.
- Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan, lakukan
pengikatan ulang yang lebih hanyat.
4. Jagalah agar bayi tetap hangat
- Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan
kulit ibu.
- Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut dengan
selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang telah terlindung
dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
5. Kontak dini dengan ibu.
- Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.
- Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
6. Pernafasan
Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
7. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia.
8. Pemeriksaan fisik bayi
a. Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung tangan
dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
c. Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.
d. Menulis hasil pengamatan.
Pemeriksaan fisik bayi
- Kepala :Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat cephal
hematoma.
- Telinga :Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.
- Mata :Tanda-tanda infeksi yakni Pus.
- Hidung dan Mulut :Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek
hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
- Leher :Ada pembengkakan/ tidak
- Dada :Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/ tidak
- Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.
- Perut :Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat.
Jenis kelamin
:Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung letak lubang ini.
:Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.
- Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.
- Punggung dan anus : Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak, ada
anus/ tidak, berlubang/ tidak.
- Kulit :Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.
- Sistem syaraf :Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan
suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.
Identifikasi bayi
- Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera
pasca persalinan.
- Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
- Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya), tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.
- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi.
9. Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat rekam medis.
PERAWATAN LAIN-LAIN
a. Lakukan perawatan tali pusat.
b. Dalam waktu 24 jam berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B
c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, dan beri tahu orang tua agar
merujuk bayi untuk perawatan lebih lanjut.
d. Ajarkan cara merawat bayi :
- Memberi ASI sesuai dengan kebutujan setiap 2-3 jam mulai dari hari
pertama.
- Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
- Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan sehat..
- Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
- Mengawasi masalah dan kesulitan pada bayi dan mintalah bantuan jika
perlu.
- Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi.
- Mengukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit dan menyusu kurang baik.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada bayi baru lahir adalah :
1. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan stressor
prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang berlebihan.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan jumlah
lemak subkutan yang terbatas, sumber yang tidak dapa diperbaharui dari
lemak cokelat, dan lapisan epidermis yang tipis.
3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan atau
penambahan anggota keluarga baru.
4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic, kebutuhan kalori tinggi, simpanan nutrisi
minimal.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan anomaly congenital yang tidak
terdeteksi dan pemajanan tehadap agen-agen infeksius.
H. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1) Diagnosa 1
Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan stressor
prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang berlebihan.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
tinggi terhadap pertukaran gas teratasi dengan criteria hasil :
1. Mempertahankan jalan nafas yang paten
2. Frekuensi dan pernafasan dalam batas normal
3. Tidak ada sianosis
4. Bebas dari tanda distress pernapasan
Rencana Tindakan
1. Ukur apgar skor pada menit pertama dan menit kelima.
2. Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi status plasenta dan janin.
3. Tinjau ulang status janin intrapartum, termasuk denyut jantung janin.
4. Kaji frekuensi dan upaya pernafasan awal.
5. Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, pernafasan mendengkur, krekels,
dan ronkhi.
6. Tempatkan bayi pada posisi trendelenburg yang dimodifikasi pada sudut 10.
7. Perhatikan nadi apical.
8. Berikan rangsangan taktil dan sensori yang tepat.
9. Observasi adanya sianosis.
2) Diagnosa 2
Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan jumlah lemak
subkutan yang terbatas, sumber yang tidak dapa diperbaharui dari lemak cokelat,
dan lapisan epidermis yang tipis.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
tinggi terhadap perubahan suhu tubuh teratasi dengan criteria hasil :
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Tidak ada tanda-tanda hipotermia
Rencana Tindakan
1. Tempatkan bayi baru lahir pada lingkungan yang hangat.
2. Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural.
3. Jangan mandikan bayi jika suhu tubuh belum stabil.
4. Perhatikan tanda-tanda sekunder distress dingin.
3) Diagnosa 3
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan atau
penambahan anggota keluarga baru.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perubahan
proses keluarga teratasi dengan criteria hasil :
1. Orang tua memulai proses kedekatan dengan cara bermakna.
2. Dapat dengan tepat mengidentifikasi bayi.
Rencana Tindakan :
1. Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan neonatus.
2. Anjurkan orang tua untuk mengelus atau berbicara kepada bayi.
3. Diskusikan kemampuan bayi untuk berinteraksi.
4. Gunakan system identifikasi yang dapat diterima oleh hukum.
4) Diagnosa 4
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic, kebutuhan metabolic tinggi, simpanan nutrisi yang
minimal.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
perubahan nutrisi teratasi dengan criteria hasil :
1. Bebas dari tanda-tanda hipoglikemia.
2. Glukosa darah dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
1. Perhatikan nilai apgar skor.
2. Turunkan stressor fisik.
3. Timbang berat badan bayi.
4. Observasi bayi adanya tanda hipoglikemia.
5. Auskultasi bising usus.
6. Anjurkan keluarga memberikan makanan pada bayi sesuai jadwal.
5) Diagnosa 5
Resiko tinggi cedera/infeksi berhubungan dengan anomaly congenital yang tidak
terdeteksi dan pemajanan tehadap agen-agen infeksius.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
terjadinya cedera/infeksi teratasi dengan criteria hasil :
1. Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2. Pemulihan tepat waktu pada punting tali pusat.
Rencana Tindakan :
1. Tinjau ulang factor ibu yang cenderung membuat bayi terkena infeksi.
2. Inspeksi kulit terhadap adanya ruam.kaji adanya tanda-tanda infeksi terutama
pada tali pusat.perhatikan adanya letargi.
3. Berikan ASI sedini mungkin.
4. Pantau pemerikaan laboratorium darah
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanlia.blogspot.com.2008/12/adaptasi-bayi-baru-lahir-html.