Anda di halaman 1dari 7

A.

IKATAN KIMIA
1. 1. PENGERTIAN IKATAN KIMIA
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan
atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan
kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil.
Struktur elektron stbil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam
tabel 3.1 berikut :
Unsur Nomor Atom K L M N O P
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8

Walter Kossel dan Gilbert Lewispada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Merekamengemukakan
bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian
rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas
mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas
mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah octet.
Contoh: Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai
dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau mengikuti
kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau
elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan
dengan atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 3.2 Elektron Valensi Beberapa Unsur
Unsur Susunan Elektron
elektron valensi
6C 2.4 4

8O 2.6 6
12Mg 2.8.2 2
13Al 2.8.3 3
15P 2.8.5 5
17Cl 3.8.7 7

Unsnr unsnr dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai kestabilan
cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . unsnr
unsnr yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur elektro
positif . unsnr unsur dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai
kecendrungan menangkap elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion
negative. Unsur - unsur yang demikian termasuk unsure elektronnegative .

1.1.1. Jenis-Jenis Ikatan Kimia


Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab
dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara
umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.Ikatan antar atom
a .Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-
ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini
terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang
memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali
dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur
yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan
halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion
sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom
pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya,
maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong
ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari
perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik
dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan
melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang
disyaratkan dalam aturan Lewis

Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:


a) Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b) Memiliki titik leleh yang tinggi
c) Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
b.Ikatan kovalen = homopolar
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian
elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya
terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron
dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron
inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama. Ikatan kovalen terjadi
ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan oktet,
dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing
atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom
H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat
dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh
dalam menentukan bentuk dan geometri molekul. Ada beberapa jenis ikatan
kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan elektron yang
terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang
terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen
yang terbentuk dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3
yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan
yang lebih pendek daripada ikatan tunggal. Selain itu terdapat juga
bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma,
pi, delta, dan lain-lain. Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa
kovalen polar dan non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom
pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron
pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan
negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif
elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau
tidak ada. Gambar Ikatan Kovalen pada metana.

c.Ikatan kovalen koordinasi = semipolar

Ikatan kovalen koordinasi (ikatan dativ) adalah ikatan kovalen


di mana salah satu atomnya mendonasikan pasangan elektron
yang dimilikinya. Pada ikatan kovalen koordinasi, pasangan
elektron ikatannya hanya berasal dari satu atom, bukan dari
kontribusi bersama kedua atom yang berikatan. Contoh:

d. ikatan Logam
Logam mempunyai beberapa sifat yang unik seperti mengkilat,
menghantarkan arus listrik atau panas, dapat ditempa, ditarik,
dan dibengkokkan. Sifat sifat logam tersebut tidak dapat di
jelaskan dengan menggunakan teori ikatan ionik dan ikatan
kovalen. Logam tersusun secara teratur dalam suatu kisi kristal
yang terdiri dari ion ion positif logam di dalam lautan
elektron. Lautan elektron tersebut merupakan elektron valensi
dari masing masing atom yamg saling tumpang tindih.
Masing masing elektron valensi tersebut dapat bergerak
bebas mengelilingi inti atom yang ada dalam Kristal tersebut
dan tidak hanya terpaku pada salah satu inti atom. Gaya tarik
inti atom atom logam dengan lautan elektron mengakibatkan
terjadinya ikatan logam. Pada ikatan logam terdapat elektron
yang bebas mengeliling inti , inti tersusun secara teratur
dikelilingi elektron elektron. Elektron bebas yang
mengelilingi inti itu tidak terikat pada salah satu inti, hingga
mudah pindah pindah ke tempat tempat yang energinya
rendah. Dengan adanya elektron yang tidak terikat secara khusus
pada inti tertentu, maka ikatan logam itu kuat dan logam
tersebut mudah menghantarkan listrik. Elektron yang paling luar
pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan yang
tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan
positif inti. Semua elektron valensi logam-logam bergabung
membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara inti
atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan
terhadap ion bermuatan positif. Ikatan logam tidak mempunyai
arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa.
Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Elektron valensi menjadi terdisosiasi dengan inti atomnya dan
membentuk lautan elektron.

Gambar 2.1. Skema ikatan Logam

Pada umumya Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya
tarik menarik antara muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negatif
dari elekton elektron yang bebas bergerak dalam logam tersebut. Berdasarkan
pernyataan dan penjelasan diatas maka defenisi ikatan logam dapat di
kembangkan sebagai berikut :
1.Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi suatu
logam yang tidak terarah . Misalnya pada logam Li memiliki struktur 1s2 2s1
. Elektron 1s2
terdapat dalam orbital yang terarah sedangkan elektron dalam 2s1
terdapat pada orbital tidak terarah. Elektron 2s inilah yang akan membentuk
ikatan.
2.Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh tumpang tindih orbital valensi
dari atom-atom logam. Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya
dapat berpindah ke orbital valensi atom tetangganya.
3.Ikatan logam adalah ikatan antara inti positif unsur logam di dalam lautan
elektron yang dihasilkan oleh elektron valensi unsur logam yang bersangkutan.
Contoh ikatan logam pada logam Natrium Natrium memiliki konfigurasi elektron
1s2 2s2 2p6 3s1
. Tiap atom Natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi
pembagian (sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom
yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium
lainya secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom dalam bongkahan
natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk
memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang memeperluas
keseluruhan tiap bagian logam. Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara
orbital-orbital molekul tersebut, dan karena itu tiap elektron menjadi terlepas dari
atom induknya.

Logam terikat bersamaan melalui kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif
dengan elektron yang terdelokalisasi.
Gambar 2.2. ikatan anatar ion ion Na+
dengan elektron terdelokalisasi
2.Ikatan Antara Molekul
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan
atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari
senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat
dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih
lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan
hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F
yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan
bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini
dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya.
Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang
dibentuknya. Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih
dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya
maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat
pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa
dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki
beda keelektronegatifan terbesar.
b. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis
gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya
yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini
merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering
dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-
molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan
negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat
menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi
dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der
Walls.

Anda mungkin juga menyukai