Anda di halaman 1dari 7

Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan

Sahabat Islam sekalian yang insyaAllah dirahmati oleh Allah Swt, berikut adalah artikel singkat yang
yang diharapkan semoga dapat menjadi acuan untuk diri pribadi dan juga orang lain dalam proses
meningkatkan keiman dan ketaqwaan kita dikehidupan sehari-hari, berikut ini adalah ulasannya :
1. Pembinaan Iman
Kata pembinaan menurut Etimologi berasal dari kata bana yang berarti membangun,
sedangkan kata binaan berarti Pembangunan. Apa bila iman di artikan sebagai
pandangan dan sikap hidup maka pembinaan iman berarti membina atau membangun
manusia seutuhnya. Seperti halnya dengan cinta yang timbul melalui proses, mulai dari
saling mengenal, kemudia meningkat menjadi senang, rindu yang di ikuti dengan berbagai
konsekuensi. Demikian pula halnya dengan Iman. Iman juga melalui proses seluruh factor
yang mempengaruhi manusia sejak ia masih didalam kandungan sampai disaat dimana
seorang berada ( lahir ) akan berpengaruh kepada keimanannya.

Proses kelahiran manusia di awali dengan nutfah ( spermatozoid ) yang di produksi oleh
organ laki laki. Setelah bertemu dengan buwaidlah ( ovum ) dalam rahim wanita. Lalu
nutfah tersebut meningkat menjadi alaqah ( darah yang menggumpal ) selanjudnya
menjadi mudqhah ( gumpalan daging ) lalu di lengkapi dengan tulang belulang dan organ
organ lainnya. Setelah seluruh organ biologisnya terbentuk maka di tiupkanlah ( di
masukkanlah ) RUH ( roh ) di dalamnya pada saat sang bayi lahir. Proses tersebut bukan
hanya menyangkut soal organ tubuh saja melainkan juga menyangkut fisik dan psikisnya.

Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi jiwa yang
di kandungnya.istri yang mengandung juga tak lepas dari pengaruh suaminya. Karena itu
secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup seorang suami pun berpengaruh
terhadap fisik dan psikis janin yang ada di dalam kandungan sang ibu. Oleh karena itu jika
seorang ibu kelak menginginkan anaknya menjadi seorang mukmin maka hendaknya
seorang suami istri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang di
perintahkan oleh Allah SWT.
Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan

Pada dasarnya anak lahir tidak di sertai dengan ilmu, ia hanya di lengkapi dengan indra
pendengaran, penglihatan, dan beberpa indrawi lainnya, dari sarana itu manusia mampu
menanggapi pengaruh dan informasi yang ada dilingkungannya dan segala sesuatu di
lingkungannya itulah yang juga selanjudnya dapat mempengaruhi sikapnya. Fitrah
ilahiyah yang di bawanya sejak di dalam rahim ibunya, memerlukan pemupukan yang
berkesinambungan, benih yang unggul apa bila tidak di sertai pemeliharaan yang intens
besar kemungkinan menjadi punah demikian pula halnuya dengan benih iman, berbagai
pengaruh akan diri seseorang akan mengarahkan ke kepribadian seseorang, baik pengaruh
yang datangnya dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan atau lingkungan lain,
termasuk benda benda mati, seperti, cuaca, tanah, air dan lingkungan flora serta faunanya.

Seseorang yang sejak lahir hidup di lingkungan hutan, maka corak kepribadian yang
mewarnai dirinya adalah kepribadian manusia hutan.geraknya untuk menanggulangi liku-
liku hidup di hutan amat lincah dan terampil. Pengaruh pendidikan keluarga, baik langsung
maupun tidak, amat berpengaruh terhadap iman seseorang, tingkah laku orang tua dalam
rumahtangga senantiasa memberikan contoh dan teladan bagi anak-anak , tingkah laku
yang baik ataupun buruk, akan pula di ikuti atau di tiru oleh anak anak. Dalam hal ini Nabi
Bersabda setiap anak , lahir membawa fitrah, orang tuanyalah yang berperan untuk
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Pendidikan dalam rumah tangga amatlah penting, hendaklah apa yang berada di dalam
rumah itu di teliti baik- baik, entah itu perabotan, hiburan, hingga alat alat dapur dan
mainan karena segalanya dapat berdampak bagi anak anak didalam suatu kebiasaan
dalam rumah tangga, apakah itu berdambak negative ataupun ataupun positif . demikian
juga makanan yang akan diberikan kepada anak, apakah tu baik ( halal ) atau bururk (
haram ). Hal- hal yang menunjang kearah yang positif hendaklah dipertahankan dan
sebaliknya yang mengundang hal-hal negative hendaknya dibuang atau paling tidak di
kurangi. Orang tua yang menghendaki anaknya menjadi pencinta Alquran, maka sesuatu
yang mnunjang kea rah itu hendaklah di ciptakan sehingga menjadi terbiasa dengan
suasana yang mewarnai rumah tangganya, seperti, suara kaset-kaset alquran, hiasan
dinding dan lain-lain yang bertuliskan ALquran.

Sebaliknya hiburan anak anak seperti video, kaset dan lain2 yang amat berpengaruh
contohnya film perang perangan, mula mula anak hanya menginginkan alat alat yang ada di
dalam film tersebut seperti pistol, pedang, tombak dll, setelah memasuki usia dewasa alat
alat yang berupa mainan akan dig anti dan ditinggalkan menjadi alat yang sebenarnya.
Pada dasarnya proses pembentukan iman juga demiakian, diawali dengan proses
perkenalan yang sekaligus diirangi dengan latihan pengamalan kemudia meningkat
menjadi senang. Mengenal ajaran allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada
Allah, jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan mempraktikkannya amak orang
tersebut tidak mungkin akan beriman kepadanya, dan jika seseorang tidak mempelajari
Alquran maka tidak mungkin ia menjadi mukmin yang baik.

Sekedar mengenal ajatan allah belum tentu bisa dikatakn beriman dan mungkin
kebalikannya akan justru berbalik membencinya, hal ini seperti dinyatakan dalam ( QS. Al-
Baqarah 2 : 146 ) bahwa orang yahudi itu mengenal Nabi Muhammad berarti mengenal
ALquran ibarat kenalnya orang tua terhadap anaknya.



Artinya : Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya
sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

Orang orang yahudi tersebut setelah mengenal Alquran ia kufur atau menantang seperti
yang dinyatakan dalam ( QS. An-Nisaa 4 : 46 ) yang berbunyi :




Artinya : Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.


Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka
mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan
(mereka mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.
Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan
perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah
mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang
sangat tipis.

Maka berdasarkan ayat ayat di atas hendaklah seorang anak diperkenalkan dengan ayat
ayat Alquran karena bagaimana mungkin seorang anak bisa menjadi mukmin yang baik jika
tidak mengenal kitab Suci Alquran. Di sampign proses perkenalan maka proses
pembiasaan juga perlu diperhatikan, Karena dari kebiasaan itulah seorang anak yang
bermula dari kebenciannya bisa berubah menjadi senang dan dibiasakan pula untuk
senantiasa melaksakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Selama manusia masih hidup maka kemungkinan untuk menerima barbagai pengaruh tetap
terbuka. Anak yang lahir dari keluarga yang baik-baik belum tentu selamanya akan baik
pula dan sebaliknya sikap yang negative dapat berbalik menjadi positif jika yang positif
mampu mempengaruhi yang negative.pergolangan antara baik dan buruk didalam
kehidupan manusia akan terus terjadi sepanjang hayatnya,namun berapa besarnyapun
hambatan dan rintangan yangt di hadapi oleh manusia apa bila niatnya kokoh Lillahi taala
maka rintangan tersebut pasti dapat di lalui, bercermin pada perjuangan dan rintangan yang
di hadapi oleh Nabi
Besar Muhammad SAW dalam menggapai ajaran Allah dan menyampaikannya.
Di antara tantangan itu ada yang datang dari familinya dan ajaran ajaran nenek moyang,
pola pikir tradisional, rasialisme, dan materialisme pada masa itu, suatu ketika Rasulullah
pernah mendapatkan Bujukan dari kaum Quraisy, yang menyatakan akan memberinya
harta berapapun yang dikehendakinya serta jabatan atau wanita yang di inginkannya
asalkan nabi menghentikan dakwahnya tersebut. Namun Rasullah menolaknya meski akan
menghadapi tantangan yang lebih berat daripada itu. Tantangan yang awalnya bersifat
bujukan akhirnya meningkat menjadi (Fitnah) ancaman fisik maupun Ekonomi namun
dengan keteguhannya tantangan demi tantangan dapat dilaluinya. Sahabatnya nabi ( Umar
Bin Khattab ) yang dulunya berpikir Negatif tentang dakwah nabi akhirnya berubah menjadi
Pemikiran yang Positif setelah mendengar langsung dari nabi Muhammad tentang ajaran
ajaran allah terhadap manusia.

Mengenal ajaran Allah secara tepat dan benar merupakan pengantar untuk menjadi
mukmin dan sebaliknya kekeliruan memahami ajaran Allah akan berakibat fatal, bahkan
lebih fatal dari pada tidak mengetahuinya dama sekali. Dan salah satu contoh penistaan
yang dilakukan para umat Yahudi terhadap Ajaran Allah adalah dengan cara memutar
balikkan pengertian di dalam Alquran dengan tujuan agar para pengikut nabi Muhammad
dan Alquran salah kaprah dalam beriman. Oleh karena itu seorang cendikiawan haruslah
berhati hati terhadap usaha usaha yang dilakukan oleh Yahudi melalui agen agennya.
Pengertian iman yang yang semestinya sebagai pandangan dan sikap hidup yang ruang
lingkupnya meliputi Qalbu,ucapan dan perilaku di persempit dan dipotong sehingga menjadi
percaya, yang asal hatinya mengakui ia dinyatakan sebagia orang yang beriman walaupun
tindak tanduknya bukan berdasarkan dengan ajaran Allah SWT.
2. Ketakwaan
Seperti yang di langsir didalam ajaran islam bahwa islam tidak mengehendaki seseorang
yang hanya cukup beriman , akan tetapi harus digandengakan dengan perbuatan.
Perbuatan yang dimaksudkan adalah; Ketakwaan. Iman dan Taqwa ( IMTAQ ) adalah
kesaytuan yang tak dapat di pisahkan dan saling mengikat satu samalain, keduanya tidak
dapat dipilih dan di pilah karena cirri cirri orang yang beriman adalah ia bertakwa dan
sebaliknya orang yang bertakwa pasti ia beriman.

Konsep ketakwaan berasal dari kata Taqwa dan adapun pengertiannya adalah : mengikuti
memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Mengingat definisi
Taqwa ini, memang tidak mudah melakukan taqwa yang sebenarnya. Sebab melaksanakn
semua perintah Allah adalah hal yang cukup berat dan di tambah lagi dengan menjauhi
segala larangannya maka akan semakin bartambah berat. Utnuk itulah kita dituntut untuk
selalu senantiasa meningkatkan ketakwaan dan aplikasinya di bingkai dalam bentuk ibadah
yang dimana ibadah itu sendiri adalah bentuk ketundukannya kta terhadap Allah.

Ibadah memiliki 2 defenisi yakni : ibadah nahdlah atau ritual dan ghairu mahdlah atau
ibadah social . Ibadah ritual adalah ibadah kepada allah yang telah ditentukan tata
caranya,syaratnya,dan rukunnya oleh Allah didalam ALquran atau hadits dan pelanggaran
terhadap tata cara atau ritualnya dapat membuat ibadah itu tidak sah. Sedangkan ibadah
social adalah : ibadah yang jenis atau macamnya tidak ditentukan baik oleh ALquran atau
pula sunnah rasul. Ibadah social menyangkut tentang perbuatan apa saja yang dilakukan
oleh seorang manusia atau mukmin selama tidak terdapat larang di dalamnya dengan niat
karena Allah SWT.

Adapun beberapa ciri-ciri orang yang Taqwa adalah :

- Ia memiliki lidah yang menjadikannya selalu sibuk berdzikir kepada Allah,serta


memperbincangkan Alquran serta ilmu-ilmu yang bermanfaat
- Ia memiliki hati atau perasaan yang tidak memelihara perasaan dengki, permusuhan atau
iri hari terhadap sesamanya
- Pendangannya tidak memandang kepada yang haram di dunia karena nafsu tetapi ia
memandangnya sebagai Itibar ( contoh )
- Perutnya tidak di masukkannya yang haram
- Tangannya tidak di panjangkan kearah yang haram
- Telapak kakinya tidak digunakan ketempat yang penuh dengan maksiat dan
- Ketaatannya murni karena Allah.

Amalan- amalan seperti ini tidak mudah untuk dilaksanakan namun bagi mereka yang
benar benar menginginkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak maka semua itu tak akan
menjadi berat baginya meski harus berusaha keras sedikit demi sedikit demi menanam
rasa ketaqwaan hingga mendarah daging, terbiasa melakukan segala perintah Allah dan
menjauhi segala Larangannya dan dampak dari usaha itu akan mendapatkan jalan
kemudahan dalam memecah setiap persoalan dan diberi rezeki yang datangnya tak diduga
duganya. ( QS. Ath Thalaaq 2-3 ) yang berbunyi : barang siapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.dan rezeki dari arah yang tidak
disangka sangkanya.

( QS. Al Hasyr 59: 18 )

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Jika kita perhatikan, takwa adalah merupakan kaidah yang terdiri dari suruhan ( amar ) dan
larangan ( nahyi ) maka kelaksakan amar ganjarannya adalah pahala ( reward ) dan
sebaliknya melaksanakan nahyi berdampak siksa ( punishment ). Orang yang
melaksanakan ketakwaan disebut muttaqiin sehingga disetiap ibadah ritual pada
akhirnya akan menacapai derajat Muttaqiin.gunakanlah Alquran sebagai petunjuk bagi
orang yang bertakwa,berpuasa dan shalat yang dilakukan bedampak pada amar maruf
nahyi mungkar, naik haji agar menjadi haji mabrur. Artinya semua berdampak kebajikan
yang dibingkai oleh ketakwaan. Jadi sebagai kesimpulan bahwa keimanan itu berada pada
Qalbu ( jiwa ) yang di aplikasikan melalui ketakwaan yang di wadahi oleh dua (2) bentuk
ibadah yaitu mahdlah dan Gair Mahdlah .

Demikianlah penjelasan singkat tentang Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan


diatas semoga bermanfaat dan dapat bernilai ibadah disisi Tuhan yang Maha Esa
aammiinn..

"Terimakasih serta sukses selalu menyertai anda "

Anda mungkin juga menyukai