Bab 112
Bab 112
Bab 112
A. Embriologi
Embriologi anomali kongenital pada ginjal melibatkan dua faktor pendukung
dan tiga peristiwa. Dua faktor pendukung tersebut merupakan materi nefrogenik
(pronefros, mesonefros, metanefros) dan tunas ureter (struktur Wolffian). Tiga
kejadian tersebut merupakan induksi jaringan metanefrik (konstruksi ginjal), asenden
ginjal (migrasi sefalad), dan penetapan posisi ginjal (partisi dan rotasi). Kelainan
embriologik pada ginjal dapat terjadi selama tiga fase tersebut (pada 8 minggu
pertama kehamilan) yang dapat mempengaruhi keberadaan, jumlah, dan lokasi dari
ginjal.
Nephrogenic cord dibagi menjadi tiga bagian. Segmen yang letaknya paling
kranial secara kolektif merupakan pronefros; segmen intermediate, mesonefros; dan
segmen yang paling kaudal merupakan metanefros atau ginjal. Klasifikasi ini murni
bersifat topografik, dan materi nefrogenik bangkit dari sumber yang sama dan
menampilkan properti yang identik sepanjang batas kraniokaudal. Pronefros (delapan
somite- stadium embrio) mengalami degenerasi secara sempurna (hari ke-24 sampai
25) namun, duktus pronefros berkontribusi dalam pembentukkan mesonefros. Pada
embrio dengan 23 somite, mesonefros memproduksi urin yang terdilusi dalam jumlah
sedikit dan membentuk vesikel mesonefrik dan tubulus ekskresi, yang juga
mengalami degenerasi dengan sedikit sisa embrionik seperti paradidimis pada laki-
laki dan paraoforon pada wanita. Metanefros terbentuk dari bagian (blastema
metanefrik) dari nephrogenic cord yang terletak kaudal dari mesonefros.
Tunas ureter terbentuk dari duktus mesonefrik yang dekat dari
persimpangannya dengan kloaka selama minggu keempat hingga kelima gestasi.
Ujung kranial dari ureter kemudian mengalami asenden hingga mencapai
nephrogenic cord, yang kemudian berkembang menjadi metanefros dan melanjutkan
migrasi sefaladnya. Ujung kranial dari tunas ureter memulai proses percabangan
untuk membentuk ginjal pelvik, kaliks, dan bagian dari duktus kolektifus. Migrasi
sefalad ginjal berakhir pada minggu ke delapan masa gestasi, begitu pula dengan
rotasi aksial ginjal sebesar 900 ke arah medial. Selama mengalami asenden, ginjal
menerima suplai darah dari arteri sacralis media, dan arteri mesenterik inferior dan
komunis dan akhirnya aorta. Perkembangan ginjal berhubungan dekat dengan lokasi
awal dari tunas ureter. Duktus ureter (yang merupakan fase pertama dari
perkembangan bersifat permeabel sampai hari ke-35) akhirnya mengalami proses
obstruksi dan rekanalisasi lumen hingga embrio berusia 41 hari. Kontruksi dan
maturasi muscular dan neurologik dari sistem ekskresi urin merupakan fenomena
yang lambat, yang jika mengalami gangguan dapat mempengaruhi keseluruhan
organisasi anatomic dari traktus urin. Setiap keterlambatan atau mislokasi dari
peristiwa kompleks ini dapat mengarah pada anomali ginjal seperti agenesis ginjal,
displasia ginjal multikistik dan penyakit kistik ginjal lainnya, ginjal kecil kongenital,
ginjal supernumenari, dan renomegali. Anomaly yang berhubungan dengan asenden
abnormal dan penyatuan abnormal didiskusikan dalam bab ini. Banyak gen yang
diperkirakan terlibat dalam mengontrol peristiwa ini, walaupun hanya sedikit yang
teridentifikasi. Perkembangan metanefrik renalis merupakan hasil dari ekspresi
banyak ginjal di tunas ureter dan blastema metanefrik dengan masing-masing
mengirimkan pesan ke yang lain untuk menginduksi organogenesis. Penelitian pada
pada model tikus menunjukkan bahwa faktor transkripsi BF2 mengambil peran
penting dalam konstruksi embrional ini.
Gambar 112-1. Skema yang menunjukkan perkembangan awal dari nefros manusia
A. Embrio dengan 10 somite B. Embrio dengan 20 somite. C. Embrio dengan 25
somite. Angka Romawi mengindikasikan tingkatan somite. Lingkaran
mengindikasikan nefrotom yang tidak berkontribusi pada nefros.
Ginjal Torakal
Ginjal torakal (gambar 112-4, A dan B) merupakan suatu kelangkaan (1 dari
16.000) dan mungkin berhubungan dengan involusi mesonefrik terlambat (seperti
persistensi dari nephrogenic cord). Ginjal torakal dapat berhubungan dengan anomaly
kardiovaskular, pulmonari, diafragmatik dan spinal.