Asuhan persalinan
Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas dan Menyusui
Dosen pengampuh :
- Rosida Hi. Saraha, S.ST
- Sulima H. Gay, S. ST, M. Kes
- Sitti Hubaya Matjino, S.ST, M. Kes
Oleh :
Kelompok 10
Nama :
- Rusmini Hi. Abu
- Darmawati Sero Sero
- Rafika Rauf
- Rabiatul Adawiya Pinang
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Konsep Dasar Asuhan
Masa Nifas dan Menyusui
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu
ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta atas dukungannya, orang-orang
terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam penyelesaian
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai manusia
biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan tiada gading yang tak
retak, dan tak ada mawar yang tak berduri, maka saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
Kelompok X
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya karena ASI merupakan sumber makanan bayi yang penting
terutama pada bayi-bayi pada bulan-bulan pertamanya.
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, seharusnya ia harus
menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena menyusui adalah realisasi
dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu.
Dewasa ini, di Indonesia sekitar 80-90 % ibu-ibu di perdesaan masih menuusui bayi nya
lebih dar 1 tahun, namun hal ini tidak sama dengan ibu-ibu di kota-kota. Para ibu mempunyai
berbagai alasan seperti ibu harus bekerja, pengaruh kosmetologi, pemakaian pil KB. Angka
kematian anak-anak di Indonesia semakin lama semakin meningkat, terlebih anak-anak yang
mengkonsumsi susu formula yang biasanya dapat mengakibatkan bayi diare.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa
nifas ini yaitu 6 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada
batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa
setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu 40 hari.
1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yangnormal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (
Ibrahim C, 1998).
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama Islam +dianggap telah bersih dan boleh bekerjasetelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 6-8
minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahunan.
Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung dari payudara
ibu sendiri. Menyusui adalah proses alamiah, dimana berjuta-juta ibu melahirkan diseluruh
4
dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang pemberian ASI.
Walupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang sifatnya
alamiah tidaklah selalu mudah untuk dilakukan oleh para ibu-ibu menyusui. Menyusui
merupakan cara pemberian makan yang diberikan secra langsung oleh ibu kepada anaknya,
namun seringkali ibu menyusui kurang memahami dan kurang mendapatkan informasi,
bahkan sering kali ibu-ibu mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif itu sendiri, tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah menyusui yang
benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan tentang dampak apabila Asi
esklusif itu tidak diberikan dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam
menyusui secara ekslusif kepada bayinya (Utami Roesli, 2000).
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Tujuan asuhan masa nifas normal terbagi 2 yaitu:
Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
Tujuan khusus Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bainya baik fisik maupun psikologik
2. Melakukan skiring, mendeteksi masalah, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan Diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)
3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
5
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yangaman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegahkomplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional
4. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
a. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam
minggu.
c. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama
ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
5. Kebijakan program nasional
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu:
a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan
ibunifas dan bayinya.
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu nifas maupun bayinya.
6
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 jampost Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
partum Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegahperdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan,
maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
II 6 haripost Memastikan involusi uterus barjalan
partum dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahanabnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan
cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak
ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III 2 Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang
minggupost diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
partum
IV 6 Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
minggupost masa nifas.
partum Memberikan konseling KB secara dini.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas ibu nharus diberikan asuhan
agar mencegas terjadinya masalah di masa nifas.
2. Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi juga sehat dan
pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan untuk memberikan bayi
mereka ASI, karena selain mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi,
ASI juga merupakan makanan bayi yang paling aman, hemat dan mengandung antibody.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila
dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.