Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan Tujuan
Pembangunan Milenium (MDG) kelima, berjalan lambat dalam beberapa tahun
terakhir.Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000 kelahiran
hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu. Hal ini bertentangan
dengan negara-negara miskin di sekitar Indonesia yang menunjukkan peningkatan
lebih besar pada MDG kelima (Unicef, 2012).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko
bagi ibu hamil.Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya
pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu
setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas.Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat
penting.Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus
kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah
halpenting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka
kesakitan serta kematian bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses
dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya
meliputikebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana,standar asuhan
kebidanan dan standar lain atau metode yang di sepakati. Sedangkan faktor proses
adalah. . . . .
2
adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi
antara bidan dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan
standardan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RS Bhayangkara
Banjarmasin, maka disusunlah Pedoman Pelayanan Ruang Kebidanan ini dengan
harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RS Bhayangkara
Banjarmasin dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan
pelayanan kesehatan global, nasional maupun regional.
b. Tujuan Khusus
1) Sebagai acuan dalam memberikan pelayan asuhan kebidanan secara
professional.
2) Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan
organisasi profesi bidan.
3) Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan dan asuhan kebidanan
c. Ruang Lingkup Pelayanan
1) Poliklinik Kebidanan
a) Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, melaksanakan pencegahan
kehamilan resiko tinggi.
b) Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
c) Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
d) Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka opersi
3. Kamar Bersalin
a. Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
B. melayani . . . .
3
b. Melayani ibu post partum sebelum di pindah ke rawat gabung atau rawat inap
khusus
c. melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
4. Batasan Operasional
a. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
b. Sumberdaya manusia, staf dan pimpinan
c. Kebijakan dan prosedur
d. Pengendalian mutu
5. Landasan Hukum
a. Undang-undang Nomor : 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
b. Undang-undang Nomor : 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
c. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1575/Menkes/XI/2005
Tentang Organisasi dan Tata kerja departemen Kesehatan.
d. Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003
tentang standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota
e. Keputusan mentri kesehatan Republik IndonesiaNomor : 836/Menkes/SK/VI/
2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan
Bidan
f. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
369/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan.
BAB II . . . .
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
b) menyusun. . . . .
4
c. pengertian. . . . .
5
3) bersama. . . . .
7
c. pengertian. . . . .
8
g. uraian. . . . .
9
g. Uraian Tugas:
1) Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Kamar Bersalin untuk kelancaran
pelayanan
2) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan
darurat secara tepat dan cepat
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien gawat darurat dan
melaksanakan evaluasi tindakan perawatan yang telah dilakukan
4) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku serta melaksanakan orientasi kepada pasien
5) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
anggota tim (dokter, ahli gizi, analis, pekarya, pekarya rumah tangga)
6) Melaksanakan tugas jaga sore, malam dan hari libur secara bergiliran
sesuai dengan jadwal dinas
7) Mengikuti pertemuan ilmiah dan penataran untuk meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilan.
8) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter
9) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang
tepat dan benar
10) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan / tertulis pada saat pergantian dinas
11) Menyiapkan pasien yang akan pulang lengkap dengan
administrasinya
12) Memberikan health education kepada penderita dan keluarga
13) Membantu merujuk pasien ke instansi yang lebih mampu
14) Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan.
15) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
pasien,keluarga, dokter serta sesama tenaga medis.
h. Uraian Wewenang :
perhitungan . . . .
10
4. Distribusi Ketenagaan
Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :
a. Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun
b. Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun
c. Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat ketergantungan
pasien
d. Jumlah jam kerja perawat tiap shift
Penghitungan Kebutuhan Tenaga Sesuai Dengan Beban Kerja Di Kamar
Bersalin :
a) Untuk partus normal menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
6 jam adalah konstanta : Waktu yang diperlukan untuk pertolongan
persalinan normal mencakup kala I s/d kala IV
Contoh soal :
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I
s/d kala IV = 6 jam / pasien
b. Jam efektif kerja bidan = 7 jam / hari
c. Rata rata pasien per hari = 5 pasien
d. Berapa jumlah bidan yang diperlukan :
5 pasien . . . .
10
5. Pengaturan Jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
ruangan dan disetujui oleh kepala satuan pelayanan keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
bidan pelaksana.
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan pertukaran dinas.
d. setiap. . . . .
11
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat
dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur.
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang
bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas
berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya tersebut.
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Denah Ruangan
wastafel
Tempat cuci alat WC
meja gyn
WC
Lemari obat
Bed partus
Meja counter
Bed partus
meja
meja gyn
pintu
2. standar . . . .
13
2. Standar Fasilitas
Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar bersalin dengan kapasitas
persalinan 10 orang/hari
4. kebutuhan. . . . .
14
no. . . . .
NO. NAMA BARANG RATIO
24. Tempat sampah pasien 1:1
Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah
25. Infeksius) 3/ruangan
22. steples. . . . .
17
22. Steples 1
23. Pensil 2
24. Pensil merah biru 2
25. Spidol white board 1
BAB IV. . . . .
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
penerimaan. . . . .
18
3. Penerimaan Dan Perawatan Pasien Rawat Inap Sehari (One Day Care)
a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
1) Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
2) Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
3) Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator bahwa pasien sudah
di kamar bersalin
4) Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti
baju pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien,
observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih
dahulu dan lain-lain
5) Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan
tanda-tanda vitalnya
6) Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga
pasien untuk menyelesaikan administrasi
7) Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari kasir pada bidan
8) Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan
menggunakan formulir resume keperawatan
9) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
5) mencatat . . . .
19
5) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan
tindakan
3) melakukan. . . . .
20
2) prosedur. . . . .
21
6) jika. . . . .
22
6) Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada
perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah
menunjukkan surat ijin pulang.
7) Mempersiapkan pasien pulang
BAB V
LOGISTIK
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dn penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian
dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk
kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat
(sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
pelaksanaan . . . .
24
adalah. . . . .
25
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk
pasien atau untuk karyawan rumah sakit. Masalah yang sering muncul adalah
barang hilang atau berkurang dan mutu proses yang bervariasi.
4. Logistik Barang Kuasi
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan barang kelengkapan
administrasi rumah sakit.Masalah yang sering terjadi adalah sediaan barang kuasi
ynag terlalu banyak.
5. Logistik Peralatan Medis dan Non Medis
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non
medis yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.Masalah yang
sering dihadapi adalah penyimpanan alat dan persediaan suku cadang.
6. Logistik Sarana dan Prasarana Gedung
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung
rumah sakit. Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai
sekitar 40% dari nilai aset total rumah sakit. Masalah yang sering muncul :
a. Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien
b. Pemeliharaan saran dan prasarana yang tidak sesuai standar yang tidak
ditentukan.
c. Logistik Linen
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan kelompok linen.
Masalah yang dihadapiadalah sediaan yang berlebihan dan proses yang
bervariasi.
d. Logistik Bahan Habis Pakai
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai bahan habis pakai. Masalah yang paling sering
dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang berlebihan,
Bahan Habis Pakai (BHP) di Ruang Kebidanan di amprah ke bagian
logistik RS Bhayangkara sebelum habis. Jika BHP yang digunakan sehari-
hari cepat habis, maka amprah dilakukan setiap hari.
BAB VI. . . . .
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
a. Assesmen resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
4. 7 . . . . .
27
membatal. . . . .
28
8. Kesalahan Medis
Medical errors :
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk
mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
c. memastikan. . . . .
29
1. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi
dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang
lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang
yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan
penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya
potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks bebas
tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama
peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang
keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan
gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi
dikenal melalui Universal Precaution.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24
jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.
2. tujuan. . . . .
31
2. Tujuan
a. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat
dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
b. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko
terpajan atau terinfeksi penyakit menular.
F. pengelolaan. . . . .
32
BAB VIII. . . . .
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
2. evaluasi . . . .
34
Kamar
Admission Operator
Bersalin
Umum/Tehnisi Umum/Supir
4. keterkaitan . . . . .
35
kemudian. . . . .
36
n. instalasi. . . . .
37
BAB IX
PELAPORAN
1. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan Kamar bersalin.
2. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh kepala ruang Kamar bersalin. Adapun jenis laporan yang
dikerjakan terdiri dari :
3. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap
hari.
Adapun hal hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan pasien Kamar bersalin
b. Laporan keadaan sarana dan fasilitas Kamar bersalin
c. Laporan mutu pelayanan
4. laporan. . . . .
38
4. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh Karu Kamar bersalin dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
setiap tanggal 1 - 10. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien Kamar bersalin yang meliputi :
1) Jumlah kunjungan pasien Kamar bersalin
2) Jumlah kunjungan pasien Kamar bersalin berdasarkan kasus (Pulang,
Rawat, Konsul, Rujuk).
3) Jumlah Pasien Meninggal.
4) Jumlah kasus penyakit terbanyak di Kamar bersalin
b. Laporan keadaan fasilitas dan sarana Kamar bersalin yang meliputi :
1) Kelengkapan Alat dan Fasilitas.
2) Kondisi alat dan Fasilitas.
c. Laporan Mutu Pelayanan Kamar bersalin meliputi :
1) Sensus harian ruangan (jumlah penderita gawat darurat yang dilayani > 5
menit).
5. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Karu dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan
kepada Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan Per tiap tanggal yang
telah ditentukan. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan pasien Kamar bersalin.
b. Laporan keadaan fasilitas dan sarana Kamar bersalin dan evaluasi dalam
1 tahun.
c. Laporan mutu pelayanan Kamar bersalin.
BAB X. . . . .
BAB X
PENUTUP
Rumah sakit merupakan sistem pelayanan yang komplek, terdiri dari beberapa
profesional pemberi pelayanan, sehingga diperlukan peran, fungsi, dan tugas yang jelas
untuk masing masing profesi, namun diperlukan kerjasama yang kohesif antar profesi
pemberi pelayanan.
Pelayanan kebidanan adalah salah satu pelayanan di rumah sakit yang diberikan
oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan & bidan dan tenaga lain di kamar
bersalin. Keberhasilan pelayanan kebidanan tergantung pada kesiapan ruangan, alat
dan SDM. Untuk pelayanan rujukan kebidanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh
keberadaan dan kesiapan tenaga pelayanan kebidanan di kamar bersalin yang pro aktif
dan kompeten dalam penanganan pertama sebelum kedatangan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan.
Pedoman standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini diharapkan dapat
mendukung keberhasilan upaya peningkatan mutu pelayanan kebidanan di kamar
bersalin. Standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin yang actual dapat
dikembangkan di masing-masing rumah sakit dengan kondisi dan kebutuhan masing
masing daerah. Disamping itu diperlukan juga dedikasi serta rasa tanggung jawab yang
tinggi dari setiap tenaga pelayanan kebidanan di kamar bersalin untuk menyebar-
luaskan informasi tentang pedoman standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini
serta melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang telah diuraiakan dalam buku ini.
Harapan dan tujuan penyusunan buku ini dapat terwujud dalam rangka membangun
sistem pelayanan kebidanan dan perinatal risiko tinggi melalui penerapan standar dan
pembinaan tenaga pelayanan kebidanan.