DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Atmita Dwi W (1720343730)
Chanary T W (1720343734)
I. DEFINISI
A. Demam
Suhu tubuh adalah cerminan dari keseimbangan antara produksi dan
pelepasan panas, keseimbangan ini diatur oleh pengatur suhu (termostat) yang
terdapat di otak (hipotalamus). Pada orang normal termostat diatur pada suhu
36,50 C-37,20C. Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,20 C
(Nelwan, 2006). Demam didefinisikan sebagai suatu bentuk sistem pertahanan
nonspesifik yang memnyebabkan perubahan mekanisme pengaturan suhu tubuh
yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam
hiptalamus anterior. Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk
mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan
ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih
dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh
secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini
membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini
belum diketahui. (Sherwood, 2001).
b. Antagonis reseptor H2
Antagonis reseptor Histamin-2 (Simetidin, Famotidin, Nizatidin, Dan
Ranitidin) dapat digunakan dalam dosis rendah untuk mengatasi mual dan
muntah yang disertai dengan rasa terbakar pada ulu hati atau refluks
gastroesophageal.
c. Antihistamin-Antikolinergik
Obat antiemetik dari kategori antihistaminic-antikolinergik dapat
digunakan dalam pengobatan mual dan muntah sederhana, terutama yang
berhubungan dengan mabuk perjalanan. Efek samping yang dapat terjadi pada
penggunaan antihistaminic-antikolinergik terutama meliputi kantuk atau
kebingungan, penglihatan kabur, mulut kering, retensi urin, dan kemungkinan
takikardia, terutama pada pasien lanjut usia.
V. Cara Pencegahan
A. Demam
Demam bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dalam keseharian.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi pajanan terhadap penyakit menular yang seringkali
menyebabkan demam. Biasakan untuk selalu mencuci tangan jika merasa terpapar
dengan benda atau lingkungan yang tidak steril. Menggunakan tisu basah atau pun
cairan pembersih tangan ketika sedang bepergian. Jauhkan tangan dari hidung, mulut,
dan mata. Ketiga bagian inilah yang menjadi pintu utama bagi bakteri maupun virus
untuk memasuki tubuh manusia. Usahakan untuk menutup mulut saat batuk atau hidung
saat bersin. Hindari juga berbagi penggunaan gelas, botol air minum, dan peralatan
makan dengan orang lain.
B. Mual dan Muntah
Ada beberapa cara untuk mencoba dan mencegah mual dari mengembangkan:
Makan makanan kecil sepanjang hari bukan tiga kali makan besar.
Makan perlahan-lahan.
Hindari makanan yang sulit dicerna.
Mengkonsumsi makanan yang dingin atau suhu kamar jika Anda mual dengan
bau makanan panas atau hangat.
Istirahat setelah makan dengan kepala ditinggikan sekitar 12 inci di atas kaki
Anda.
Minumlah antara makanan daripada saat makan.
Cobalah untuk makan ketika Anda merasa kurang mual.
Nelwan, R. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV : Pemakaian Antimikroba
Secara Rasional Di Klinik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp. 1700.
Graneto, J.W., 2010. Pediatric Fever. Chicago College of Osteopathic Medicine of Midwestern
University.
Davis, C.P., 2011. Fever in Adults. University of Texas Health Science Center at San Antonio.
Jenson, H.B., and Baltimore, R.S., 2007. Infectious Disease: Fever without a focus. In:
Kliegman, R.M., Marcdante, K.J., Jenson, H.B., and Behrman, R.E., ed. Nelson
Essentials of Pediatrics. 5th ed. New York: Elsevier, 459-461.
Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid
dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S., Setiabudy, R., dan Elysabeth, eds.
Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK
UI, 237-239.
Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta, Salemba Medika.
Halaman 671, 677-678.
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Posey, L.M., 2005,
Pharmacotherapy, 6th Edition, Appleton ang Lange, New York.