PENDAHULUAN
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat
serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan
otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah kelelahan tremor pada otot atau
rasa nyeri pada otot. Sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya
kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan
lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan sebab-sebab mental, status kesehatan dan
waktu terjaga, waktu pemulihan cukup antara shift, insentif pembayaran yang
dapat menyebabkan bekerja shift lagi, kondisi lingkungan, jenis pekerjaan yang
waktu dan intensitas), budaya organisasi, kehidupan sosial, waktu tempuh, dan
kesehatan serta kesejahteraan (misalnya, gizi, diet, olahraga, nyeri, dan penyakit)
(Kuswana, 2016)
1
Selain faktor penyebab kelelahan kerja diatas banyak dijumpai faktor
penyebab lain ditempat kerja. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa hasil
kelelahan kerja pada pekerja. Hasil penelitian yang dilakukan ahmad dan
amanatun (2015) mengenai beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
pekerja, diketahui bahwa hasil analisis responden yang mengalami beban kerja
ringan terdapat 15 pekerja (50%) yang merasa tidak lelah dan pekerja 5 pekerja
(16,7%) merasa lelah, dan beban kerja berat terdapat 2 pekerja (6,7%) merasa
tidak lelah dan 8 pekerja (26,7%) merasa lelah. Hasil penelitian menunjukan
bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja dan
beban kerja dan waktu kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja di Industri
orang (42,3%), dan kelelahan berat sebanyak 11 orang (42,3%). Dan responden
dengan jam kerja sesuai mengalami kelelahan ringan sebanyak 9 orang (47,4%),
orang (36,8%). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara waktu
kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja dan didapatkan p-value sebesar 0,04.
2
Penelitian yang dilakukan oleh Tasmi dkk (2015) tentang hubungan status
gizi dan asupan energi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. Perkebunan
Nusantara I pabrik kelapa sawit pulau tiga tahun 2015 dengan jumlah sampel
sebanyak 61 orang, diketahui bahwa responden dengan status gizi kurang yang
mengalami lelah ringan adalah sebanyak 4 orang (6,6%), lelah sedang sebanyak
dengan status gizi normal yang mengalami lelah ringan adalah sebanyak 7 orang
(11,5%), lelah sedang sebanyak 11 orang (18,0%) dan lelah berat sebanyak 4
orang (6,6%). Dan responden dengan status gizi lebih yang mengalami lelah
ringan adalah sebanyak 7 orang (11,5%), lelah sedang sebanyak 4 orang (6,6%)
dan lelah berat sebanyak 0 orang (0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PTPN 1I PKS
orang pemilik usaha kilang padi yang ada di Kutacane, Aceh Tenggara yaitu
kilang padi Nacara, Mitra Usaha, Usaha Tani dan kilang padi Makmur bahwa
kilang padi yang mereka kelola merupakan industri kelas menengah. Kilang padi
memproses padi menjadi beras pangan. Kilang padi yang mereka kelola telah
berjalan selama kurang lebih 15 tahun dengan jumlah pekerja sebanyak kurang
orang pekerja. Proses kerja pada kilang padi ini yaitu menyangkut padi dari rumah
warga atau dari sawah dengan cara menyorong atau memundak kemudian
ditimbang lalu dinaikan ke mobil truk atau mobil angkutan barang, setelah muatan
3
mobil angkutan barangnya penuh lalu membawanya ke kilang padi lalu
selanjutnya dilakukan proses penjemuran padi sampai padi kering dan kemudian
pengkarungan beras yang sudah di giling dengan berat 15kg - 30 kg beras lalu
pekerja memulai pekerjaan mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 18.00
wib dengan waktu istirahat 2 jam yaitu pukul 11.30 wib 12.30 wib dan pukul
15.00 wib 16.00 wib. Hari kerja para pekerja dimulai dari hari senin sampai
sabtu dengan rata-rata waktu kerja 8 jam per hari. Hal ini dapat meningkatan
terjadinya tingkat kelelahan kerja karena tidak sesuai dengan UU RI No.13 Tahun
2003 tentang ketenagakerjaan mengenai waktu kerja yang ditetapkan dengan lama
didapati hasil bahwa beban kerja dengan metode pengukuran tidak langsung yaitu
dengan menghitung denyut nadi selama kerja diketahui bahwa beban kerja yang
dialami pekerja tergolong kategori sangat berat karena 7 dari 10 pekerja memiliki
semakin tinggi beban kerja yang dialami pekerja maka akan mempersingkat
4
disebabkan oleh berat padi yang dipikul seorang pekerja yaitu 80 kg sampai 100
kg.
atau pekerja diketahui bahwa yang kategori sering merasakan perasaan berat
kategori sering merasakan perasaan lelah pada seluruh badan sebanyak 8 orang
merasakan kaku dibagian bahu sebanyak 6 orang dan 4 orang kategori kadang-
sering merasakan sesak nafas saat bekerja sebanyak 3 orang dan 5 orang kategori
kerja dengan pekerja lain dan istirahat 5 menit setelah 1 jam kerja. Dari hasil
analisis pada kuesioner kelelahan kerja subyektif yang telah diisi ke 10 orang
5
Penilaian status gizi berdasarkan pengukuran IMT terhadap 10 pekerja, 3
oleh Tasmi, dkk dengan adanya pekerja dengan IMT kategori kurus atau disebut
gizi kurang disimpulkan bahwa semakin buruk gizi seseorang pekerja semakin
tinggi perasaan lelah dikarenakan beban kerja yang mereka kerjakan yaitu
mengangkut padi dari sawah dan rumah warga ke mobil truk dan
Kelelahan Kerja pada Pekerja Kilang Padi di Kutacane, Aceh Tenggara Tahun
2017.
akan diteliti yaitu apakah ada hubungan antara beban kerja, waktu kerja, status
gizi yang mempunyai hubungan terhadap kejadian kelelahan kerja pada pekerja
6
1.3. Tujuan Penelitian
berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja kilang padi di Kutacane, Aceh
1. Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
2. Untuk mengetahui hubungan waktu kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
3. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja
wilayah penelitian.
penelitian.
7
1.4.3. Bagi Akademik
kesehatan dan keselamatan kerja, disamping itu juga dapat dijadikan bahan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tenaga motor penggerak (mesin huller) dan ditujukan serta digunakan mengolah
padi/gabah menjadi beras sosoh. Beras adalah hasil utama dari proses
penggilingan gabah sosoh tanaman padi (Oryza sativa l.) yang seluruh lapisan
sekamnya terkelupas dan seluruh atau sebagian lembaga dan lapisan bekaulnya
Proses kerja pada kilang padi memiliki beberapa tahapan sebelum gabah
1. Pengangkutan padi
Pada tahap pertama sebelum padi diolah menjadi beras, pekerja melakukan
pekerjaan yaitu mengangkut padi dari rumah-rumah warga atau juga dari sawah
9
langsung ke mobil pengangkut. Proses kerja yang dilakukan pekerja yaitu
menyorong padi dari rumah warga atau mengangkat langsung seperti memundak
angkutan barang. Berat padi yang dibawa pekerja pergoni bisa mencapai 80 kg
100 kg.
2. Pemindahan Padi
Padi yang sudah diangkut pekerja dari rumah warga atau sawah kemudian
10
3. Penjemuran Padi
Setelah cuaca baik atau cerah padi yang diangkut sebelumnya atau yang
proses penggilingan mendapat kualitas beras bagus dan super. Pada proses ini
penjemuran yang sudah disediakan kemudian setiap 1 jam penjemuran padi bolak-
balik atau proses pengaoran seperti pada gambar diatas supaya kering padi merata.
4. Penggiligan padi
11
Tahap selanjut, padi yang sudah kering dimasukkan kedalam karung lalu
diangkut kedalam bak penngilingan padi untuk diolah menjadi beras. Pada proses
kerjanya padi yang sudah dikarungkan diangkat oleh petugas bagian penggiligan
seperti pada gambar yang tertera diatas. Setelah padi digiling kemudian
30 kg.
5. Penyimpanan Beras
Pada tahap terakhir, padi yang sudah digiling menjadi beras dipindahkan
Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
berbeda, tetapi semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya
12
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari
1. Kelelahan Otot
arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder. Menurut teori syaraf
melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Rangsangan
frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan
gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengan demikian semakin lambat
(Tarwaka, 2015).
13
2. Kelelahan Umum
intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak
tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi
batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Pengaruh dari keadaan
yang menjadi sebab kelelahan tersebut seperti terkumpul dalam tubuh dan
Kelelahan kerja pada pekerja kilang padi termasuk jenis kelelahan umum
beristirahat. Jika tenaga mulai merasa lelah dan tetap ia dipaksa untuk terus
bekerja, kelelahan akan semakin bertambah dan kondisi lelah demikian sangat
mengganggu kelancaran pekerja dan juga berefek buruk kepada tenaga kerja yang
14
bersangkutan (Sumamur, 2013). Suatu gejala atau perasaan atau tanda kelelahan
4. Menguap,
6. Mengantuk,
13. Gugup,
15
22. Kekakuan di bahu,
kelelahan fisik sebagai akibat dari keadaan umum yang melelahkan (Sumamur,
2013).
dihasilkan oleh tenaga kerja, maka interaksi otot akan terpengaruh sehingga
kelelahan sehingga kelelahan seluruh badan terjadi. Reaiko timbul dari efek
kelelahan tersebut :
16
4. Banyak terjadi kesalahan,
7. Cedera,
8. Reorganisasi kerja,
17
2.7. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Kerja
mental dan atau sosial. Seorang tenaga kerja yang secara fisik bekerja berat seperti
fisik dari pada beban mental atau pun sosial (Sumamur, 2013). Beban kerja
adalah suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan
kerja optimum akan dapat dicapai, apabila tidak ada tekanan dan ketegangan yang
berlebihan baik secara fisik maupun mental. Yang dimaksud dengan tekanan
disini, adalah berkenaan dengan bebebrapa aspek dari aktivitas manusia, tugas-
tugas, organisasi, dan dari lingkungan yang terjadi akibat adanya reaksi individu
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik pada otot manusia
yang akan berfungsi sebagai sumber tenaga. Penilaian beban kerja fisik dapat
dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung
dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur
bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan
akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat diperlukan
18
peralatan cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah
memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas fungsi faal manusia lainnya.
tombol on pada stopwatch pada saat bersamaan dengan denyut pertama dan
mematikan stopwatch tepat pada detak jantung ke 10. Dari pengukuran tersebut
10 denyut
Denyut Nadi (denyut/menit) = x 60
waktu penghitungan (detik)
75 100 0. Ringan
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat
digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan
bersangkutan. Dimana semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek
19
waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis
baik.Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10
istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan
lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektifitas dan produktivitas
yang optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan kualitas dan hasil kerja serta
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1(satu) minggu
3. Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku
20
4. Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
sebagaimana dalam ayat (3) diatur dengan keputusan Menteri (UU No. 13
Tahun 2003).
energy pada suatu tingkat tertentu dapat dicari dari suatu grafik yang merupakan
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Setiap zat gizi yang terkandung di
dalam makanan mempunyai fungsi khusus (spesifik) bagi tubuh manusia. Secara
umum, fungsi utama zat gizi dalam makanan bagi tubuh dapat dibedakan menjadi
3 macam yaitu :
21
3. Sebagai pengatur proses di dalam tubuh.
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui IMT (Indeks Massa Tubuh)
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara
Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai suatu jumlah proses
kerja (waktu yang digunakan dalam setiap item) atau proses operasi yang
dilakukan setiap unit waktu. Namun demikian banyak factor yang harus
22
dipertimbangkan seperti; target produksi; faktor sosial; dan perilaku psikologis
Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interprestasi dan reaksi motor.
Salah satu cara dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Waktu
reaksi adalah jangka waktu dan pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu
digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan.
Dalam kondisi yang lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan
akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan
untuk jarak antara dua kelipan. Uji kelipan, di samping untuk mengukur kelelahan
juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.Alat uji hilang kelipan atau
flicker-fusion test.
Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat
23
pertanyaan tentang pelemahan motivasi (11 s/d 20) dan; 10 pertanyaan tentang
gambaran kelelahan fisik (21 s/d 30). Penilaian kelelahan dengan kuesioner
24
25 Apakah saudara merasa haus?
26 Apakah suara saudara terasa serak?
27 Apakah saudara merasa pening?
28 Apakah saudara merasa ada yang mengganjal di kelopak
mata?
29 Apakah anggota badan saudara merasa gemetar?
30 Apakah saudara merasa kurang sehat?
Jumlah Skor Pada Masing-Masing Kolom :
Total Skor Kelelahan Individu
dari ke-30 pertanyaan yang diajukan dan menjumlahkannya menjadi total skor
4 skala likert tersebutakan diperoleh skor terendah adalah 0 dan skor individu
individu :
25
Total skor Tingkat Kategori kelelahan Tindakan perbaikan
kelelahan
0 21 0 Rendah Belum diperlukan adanya
tindakan perbaikan.
22 44 1 Sedang Mungkin diperlukan
tindakan perbaikan
dikemudian hari.
45 67 2 Tinggi Diperlukan tindakan
segera.
68 90 3 Sangat tinggi Diperlukan tindakan
menyeluruh sesegera
mungkin.
(Tarwaka, 2015).
secara subjektif, karena jangkauan biaya dan mempersingkat waktu kerja peneliti.
2.9.Kerangka Konsep
Beban Kerja
Status Gizi
Skema 2.6. Kerangka Konsep Penelitian.
1. H0 : Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada
Ha : Ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
26
2. H0 : Tidak ada hubungan antara waktu kerja dengan kelelahan kerja pada
Ha : Ada hubungan antara waktu kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
3. H0 : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada
Ha : Ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja
27
BAB III
METODE PENELITIAN
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yaitu dengan
observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2011).
faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja kilang padi di
Aceh Tenggarah yaitu kilang padi Nacara, Mitra Usaha, Usaha Tani dan kilang
28
a. Belum pernah diadakan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja yang berada di 4 (empat) kilang
padi yaitu kilang padi Nacara, Mitra Usaha, Usaha Tani dan kilang padi Makmur
sebanyak 40 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi
29
3.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, sebagai
berikut :
Data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, atau data yang diukur
1. Identitas Responden
berat badan berdasarkan timbangan berat badan dan tinggi badan berdasarkan
2. Pertanyaan Umum
Pertanyaan ini berisikan tentang lama kerja dan waktu istirahat untuk
laju denyut nadi selama bekerja dengan stopwatch dengan metode 10 denyut.
Data sekunder adalah data yang ada di kilang padi Kutacane, Aceh
Tenggara yang berkaitan dengan jumlah pekerja dan data-data lainnya yang
30
3.5. Defenisi Operasional Variabel
sebagai berikut :
31
(denyut/menit)
> 175 (kode 4).
2. Lama kerja Waktu yang 1.Lama jika Kuesioner Rasio a. Lama (kode 1)
digunakan 8 jam b. Tidak lama
pekerja selama kerja (kode 2)
bekerja dalam sehari.
sehari. 2.Tidak lama
jika 8 jam
kerja
sehari.
3. Gizi kerja Keadaan gizi 1.Berat Badan Timbanga Interval a. Kurus sekali
pekerja yang 2. Umur n berat (kode 1)
diukur melalui 3. Tinggi badan dan b. Kurus (kode 2)
indeks massa Badan meteran c. Normal (kode
tubuh. tinggi 3)
badan dan d. Gemuk (kode 4)
kuesioner. e. Obesitas (kode
5)
B. Dependen
1. Kelelahan Penurunan 1. Rendah Pengisian Interval a. Kelelahan
kerja daya tahan jika skor kuesioner rendah (kode
tubuh saat individu 0 kelelahan 0)
bekerja 21 subyektif b. Kelelahan
2. Sedang jika sedang (kode
skor 1)
individu 22 c. Kelelahan
44 tinggi (kode 2)
3. Tinggi jika d. Kelelahan
skor sangat tinggi
individu 45 (kode 3)
67
4. Sangat
tinggi jika
skor
individu
68 90
32
3.6. Aspek Pengukuran
1. Beban Kerja
pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi (Tarwaka, 2015). Beban
kerja dapat diukur dengan metode pengukuran tidak langsung yaitu dengan
menghitung denyut nadi selama kerja. Hasil pengukuran pada metode ini dapat
d. Sangat berat bila laju denyut jantung/nadi (denyut/menit) 150-175 (kode 3).
e. Sangat berat sekali bila laju denyut jantung/nadi (denyut/menit) > 175 (kode
4).
2. Lama Kerja
3. Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui batas ambang IMT (Indeks
33
b. Kurus jika IMT responden 17,0 18,4 (kode 2).
4. Kelelahan kerja
Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
berbeda, tetapi semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya
skor 0 21.
skor 22 44.
skor 45 67.
skor 68 90.
34
3.7. Metode Pengolahan Data
tahapan, yaitu:
pendataan ulang.
Pengolahan data dengan cara pemberian kode atau tanda pada setiap data
tabel.
kesimpulan.
35
6. Cleaning (Pembersihan Data)
lunak statistic SPSS. Adapun model analisis data yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
kelelahan kerja yakni menggunakan uji yaitu Chi-Square (X2) pada tingkat
36