Anda di halaman 1dari 16

1

PENDAHULUAN

Setelah membaca bagian ini maka anda akan


mampu memahami :

1. Ruang lingkup teori ekonomi makro


2. Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori
ekonomi makro
===============================
================

Istilah Ekonomi Makro (Macroeconomics) baru muncul pada tahun 1930an, setelah
terjadinya depresi yang dahsyat di Eropa yang disebut dengan Great Depression (Lihat
lampiran tentang topic ini). Walaupun pembicaraan tentang ekonomi makro sudah mulai jauh
sebelum itu namun pembicaraan terbatas pada cara-cara mengatasi permasalahan ekonomi
akibat depresi tersebut. Pada waktu itu pemikiran ekonomi banyak didominasi oleh pemikiran
yang disebut sekarang dengan pemikiran Ekonomi Klasik.

1.1 Teori Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada penekanan yang berbeda
terhadap variable ekonomi. Ekonomi mikro membahas perilaku unit ekonomi secara
individual seperti tingkah laku individual konsumen rumah tangga, perusahaan atau produsen,
dan pemerintah dengan unit-unitnya dalam menetukan pilihan (choice). Ekonomi Mikro juga
mempelajari bagaimana interaksi ketiga pelaku ekonomi ini dikoordinasikan oleh kekuatan
pasar. Pasar dalam Ekonomi Mikro mempunyai tiga fungsi penting. Pertama, pasar berfungsi
untuk menyebarkan informasi agar sumberdaya yang terbatas jumlahnya dapat dipakai pada
tempat yang paling efisien dan menguntungkan. Pasar menyampaikan informasi ini kepada
pelaku ekononmi melalui harga barang dan jasa. Kedua, pasar berfungsi untuk memberikan
insentif kepada pelaku ekonomi. Konsumen akan menggunakan sumberdaya (uang) yang
terbatas dengan hati-hati agar mendapatkan kepuasan yang maksimal dari uang tersebut.
Demikian juga produsen akan terdorong meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi
agar bisa meraih keuntungan yang tinggi. Keuntungan adalah insentif yang sangat kuat
dibelakang aktifitas manusia. Ketiga, pasar juga mendistribusikan pendapatan sesuai dengan
usaha dan ketrampilan yang dimiliki oleh setiap individu. Bisnis yang berani mengambil
resiko dan membuat keputusan dengan benar besar kemungkinan akan mendapatkan
keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan bisnis yang salah mengambil keputusan dan
tidak berani mengambil resiko.

Ekonomi makro, sesuai dengan kata makro berarti besar, mengkaji tingkah laku
pelaku ekonomi dalam skala besar atau disebut juga dengan Aggregat dan kebijaksanaan
ekonomi Nasional secara keseluruhan yang meliputi antara lain interaksi antara pasar barang,
tenaga kerja, dan pasar aset dan interaksi antara ekonomi negara-negara yang berdagang satu
sama lainnya. Ekonomi makro juga mempelajari kebijakan ekonomi dan pengaruhnya
terhadap varaibel-variabel ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan
variable agregat lainnya.

Pasar pada ekonomi makro dibedakan berdasarkan jenis komoditi aggregate yang
ditransaksikan, yaitu pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar uang atau financial.
Sedangkan pada ekonomi mikro pasar dibedakan menurut individu komoditi, misalnya pasar
beras, pasar jagung, pasar pakaian dan lain-lain dengan ketiga fungsinya seperti yang
diterangkan diatas. Karena ekonomi makro berbicara pada tataran aggregate maka pasar
barang adalah pasar aggregate bukan individu komoditi seperti pada ekonomi mikro. Artinya
kurva supply dan demand pada ekonomi makro adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara harga aggregate dan barang aggregate. Kedua kurva ini disebut dengan Aggregate
Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS). Dengan kata lain AD adalah penjumlahan dari
fungsi Demand induvidu konsumen. Pada ekonomi mikro hanya disebut Demand dan Supply.
Pengertian Aggregate Demand dan Aggegate Supply ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 2
dan 5.

2
Pada ekonomi mikro pasar juga dibedakan atas dua kutub ekstrim yaitu pasar bersaing
sempurna (perfectly competitive market) dan pasar monopoli (monopoly market) berdasarkan
sejauh mana para pelaku pasar bisa mempengruhi harga barang. Pada ekonomi makro pasar
dapat juga dibedakan atas dua kutub ekstrim tetapi berdasarkan tingkat intervensi pemerintah,
yaitu pasar bebas (free market) dan pasar yang terkontrol (controlled market). Pasar bebas
adalah pasar dimana tidak ada campur tangan pemerintah atau sangat minimal, sedangkan
pasar terkontrol sangat sarat dengan intervensi pemerintah. Pasar bebas banyak dianut dan di
promosikan oleh negara-negara Barat dan pasar terkontrol banyak dianut oleh negara-negara
sosialis dan penganut negara kesejahteraan (welfare states).

Pelaku ekonomi dalam ekonomi makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah
tangga, atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-
negara lain (foreign countries), dan lembaga keuangan (financial). Pembagian ini dilakukan
untuk memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan makro. Sedangkan dalam ekonomi
mikro pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua kelompok saja, yaitu konsumen dan
produsen.

Secara ringkas perbandingan pembahasan dan penekanan dalam ilmu ekonomi makro
dan ilmu ekonomi mikro dapat dilihat pada matrik berikut:
Variable Mikro Makro
Ekonomi
Fokus analisis Lebih ditekankan pada Ditekankan pada tingkah laku pelaku
tingkah laku (behavior) dari ekonomi dalam skala besar atau
pelaku ekonomi individual, Aggregate atau aspek kebijkan
Unit analisis adalah unit ekonomi. Unit analisis adalah
individual pelaku dan aggregate rumah tangga, produsen,
interaksi diantaranya. dll.
Bersaing sempurna dan Pasar bebas (intervensi pemerintah
Bentuk Pasar Monopoly dan diantara minimal) dan pasar terkontrol
keduanya (internvensi pemerintah tinggi)
Jenis Pasar Pasar barang dan jasa Pasar barang, pasar input / TK, dan
Pasar Modal/Uang
Kelompok Individual komoditi, Aggregate / kumpuan barang dan
Barang misalnya Demand utk jasa. Disebut Aggregate Demand
individu barang dan jasa (AD) dan Agg Supply (AS)
Pelaku ekonomi Individu Konsumen dan Rumah tangga, Perusahaan,
Produsen dalam mengambil Pemerintah, Lembaga Keuagan,
keputusan Negara-negara lain.
Kebijakan Mikro/ kecil pada tingkat Kebijakan berskala besar (Nasional
individu konsumen dan dan Internasional). Misalnya masalah
produsen tenaga kerja, inflasi, alokasi
sumberdaya, dll
3
Dapat dikatakan bahwa ekonomi makro banyak mengkaji kebijakan makro ekonomi
suatu negara. Tetapi perubahan kebijakan pada tingkat makro ini tetap akan berpengaruh pada
tingkat mikro. Sebaliknya fenomena ekonomi makro adalah fenomena yang terjadi sebagai
akibat dari perubahan yang terjadi pada jutaan individu rumah tangga, konsumen, perusahaan,
dan pemerintah atau merupakan penjumlahan dari unit-unit mikro ekonomi. Dengan demikian
setiap perubahan yang terjadi pada unit-unit ekonomi mikro akan berpengaruh terhadap
ekonomi makro, demikian juga sebaliknya.

Kenapa harus mempelajari ekonomi makro? Dari fenomena dan permasalahan


ekonomi yang dihadapi sehari-hari, seperti harga-harga yang selalu naik (inflasi),
pengangguran, dan pendapatan yang rendah, maka para ekonom sejak zaman dahulu selalu
berfikir bagaimana untuk mengatasi permasalahan tersebut agar kehidupan segera kembali ke
keadaan normal atau bagaimana cara menghindar dari permasalahan tersebut agar kehidupan
tidak jatuh lebih buruk. Dari hasil berfikir, kemudian melakukan pengamatan, kajian dan
penelitian maka dihasilkan suatu pemikiran yang menjadi paket kebijakan ekonomi yang
kemudian diimplementasikan dalam bentuk kebijakan dan program kerja. Dampak dari
kebijakan ini terus diamati dan dipelajari sehingga dapat diketahui hubungan antara suatu
kebijakan dengan perubahan variabel ekonomi makro. Hasil dari pengamatan, kajian dan
pengalaman yang panjang tersebut maka didapatkan suatu petunjuk dan arahan umum
mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk mengatasi suatu permasalahan ekonomi
tertentu atau kebijakan apa yang harus diambil untuk menghindari terjadinya permasalahan
ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Tujuan akhir dari semua itu
tentu adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi
kebijakan ekonomi yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut. Kesejahteraan masyarakat
biasanya diukur dengan menggunakan indicator tertentu yang dapat dipakai dengan mudah
dan dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyakarat dengan akurat. Seperti yang disebut
diatas maka indikator umum ekonomi makro yang biasa dipakai adalah tingkat pertumbuhan
ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Apa saja permasalahan ekonomi pada umumnya yang
dihadapi?

4
1.2 Permasalahan Ekonomi Makro

Dalam Ekonomi Mikro ada dua permasalahan pokok yang dihadapi yaitu bagaimana
memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas dan sekaligus mencapai kepuasan yang
maksimum, sementara sumberdaya untuk memenuhi keinginan dan kepuasan tersebut tersedia
dalam jumlah yang terbatas. Dalam Ekonomi Makro permasalahan yang dihadapi cukup
banyak dan kompleks karena ia tidak hanya terkait dengan variabel-variabel ekonomi saja
tetapi juga terkait dengan masalah politik dan kebijakan umum negara. Karena itu secara garis
besar permasalahan yang dibahas dalam ekonomi makro dibatasi pada beberapa masalah
penting saja yaitu:
Pertama, masalah jangka pendek. Masalah jangka pendek adalah stabilitas ekonomi
agar terhindar dari penyakit utama ekonomi: a) inflasi, b) pengangguran dan c) ketimpangan
neraca pembayaran (balance of payment). Kedua, masalah jangka panjang, yaitu masalah
pertumbuhan ekonomi atau pendapatan masyarakat yang biasa diukur dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) atau disebut juga Gross Domestic Product (GDP). Pertumbuhan
ekonomi menjadi penting karena setiap orang ingin hidup lebih baik dari waktu ke waktu.

Masalah jangka pendek harus diselesaikan segera oleh pemerintah karena kalau tidak
akan menimbukan keresahan dalam masyarakat dan ketidakstabilan dalam negara. Inflasi,
misalnya menjadi masalah dalam ekonomi Negara karena inflasi sangat berpengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan inflasi yang tinggi maka pendapatan ril masyarakat
menjadi turun sehingga daya beli berkurang dan kesejahteraan masyarakat menurun. Jika
inflasi tidak dikontrol (harga naik melambung) maka sama artinya dengan memotong
pendapatan seluruh masyarakat atau menaikan pajak terhadap pendapatan masyarakat. Hal ini
jelas akan menimbulkan keresahan masyarakat karena berkurangnya kemampuan dan daya
beli masyarakat.

Pengangguran juga menjadi penting karena tanpa pekerjaan seseorang tidak bisa
melakukan konsumsi karena konsumsi memerlukan income yang didapatkan dari produksi
atau hasil bekerja. Bila jumlah orang yang menganggur telah begitu banyak maka dapat
menimbulkan keresahan yang dapat mengoncang kestabilan negara, seperti demonstrasi para
pengangur, tindakan kriminal, konflik sosial, dan lain-lain. Hasil penelitian sosial juga
menunjukkan adanya korelasi yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat
kejahatan. Artinya bila pengangguran meningkat maka tingkat kejahatan juga cenderung
meningkat. Karena itu pengangguran perlu diatasi dengan segera.

5
Demikian juga dengan ketimpangan neraca pembayaran perlu untuk diperhatikan
karena akan berpengaruh terhadap nilai tukar, perdagangan luar negeri, kepercayaan
masyarakat internasional, dan lain-lain. Neraca pembayaran adalah laporan keuangan yang
menunjukkan transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara-negara lain. Neraca pembayaran yang deficit dapat menunjukkan bahwa negara
tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap negara lain sehingga menimbulkan
krisis kepercayaan. Selanjutnya hal ini dapat berengaruh terhadap nilai tukar. Bila nilai tukar
tidak stabil maka dunia bisnis akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan. Nilai
tukar yang tidak stabil akan mempengaruhi perdagangan dan hubungan ekonomi antar negara.
Bila negara atau penduduk suatu negara tidak bisa melakukan ekspor dan impor maka akan
mengganggu variable ekonomi makro seperti produksi, konsumsi, investasi, nilai tukar dan
lain lain.

Permasalahan jangka panjang adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan


masyarakat secara terus menerus. Salah satu cara paling umum untuk peningkatan
kesejahteraan adalah melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kontinu sepanjang tahun.
Pertumbuhan ekonomi akan memperbesar nilai GDP dan income sehingga kesejahteraan
masyarakat meningkat. Ini hanya bisa dicapai bila permasalahan jangka pendek dapat
diselesaikan dengan baik sehingga dalam jangka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.

1.3 Peranan ekonomi makro


Seperti diuraikan diatas salam jangka panjang setiap negara terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduknya dimana kesejahteraan tersebut ditentukan oleh
kinerja dan arah dari variabel-variabel ekonomi makro. Untuk itu pemerintah harus
mengusahakan agar variabel-variable ekonomi makro tersebut berada pada posisi yang akan
membawa perekonomian bergerak kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Timbul
pertanyaan apakah arah dan perkembangan variable-varibale tersebut dibiarkan saja
mengikuti kekuatan pasar bebas (laisses faire) atau perlu campur tangan pemerintah untuk
mempengaruhi arah perkembangan variable tersebut agar sesuai dengan yang dikehendaki.
Sampai sekarang tidak ada kata sepakat dan tidak akan pernah mencapai kata sepakat. Secara
empiris tidak ada negara di dunia ini yang menganut salah satu dari kedua ekstrim tersebut
tetapi pada umumnya berada diantara keduanya. Artinya ada intervensi pemerintah dalam

6
menentukan arah dan kinerja dari variable tersebut, tetapi sejauh mana sebaiknya intervensi
tersebut adalah merupakan perdebatan yang panjang.

Karena tidak ada kesepakatan tersebut maka kebijakan makro ekonomi diarahkan pada
alternatif kebijakaan yang dapat dilakukan untuk mengarahkan varibale-variabe makro
tersebut sesuai dengan tujuan perekonomian suatu negara, karena pada hakekatnya tidak ada
suatu teori ekonomi yang cocok untuk mengatasi semua permasalahan dan cocok sepanjang
masa. Tetapi suatu teori ekonomi tersebut cocok untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu
di waktu tertentu. Misalnya pada saat terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan yang terjadi
pada tahun 1997 teori ekonomi makro Keynesian (pro intervensi) menawarkan beberapa
alternatif pemecahan untuk mengoreksi keadaan tersebut. Tetapi pada saat lain, misalnya
dalam keadan ekonomi yang stabil dan dalam jangka panjang, mungkin teori makro klasik
(pro kebebasan) lebih cocok untuk diterapkan.

1.4 Teori dan Implementasi

Implementasi kebijaksanaan yang diambil oleh suatu negara sangat dipengaruhi oleh
sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut. Sistem ekonomi yang terdapat di dunia ini
pada dasarnya ada dua: kapitalis (ekonomi pasar bebas) dan sosialis (ekonomi yang terpusat,
diatur oleh pemerintah). Dalam kenyataaan tidak ada satu negarapun yang menganut salah
satu sistem tersebut secara murni tetapi bergerak antara keduanya. Pada ekonomi pasar bebas
sekalipun kenyataannya tetap ada intervensi pemerintah. Juga tidak ada pasar yang berbentuk
"bersaing sempurna" seperti yang dikenal dalam teori ekonomi klasik atau ekonomi mikro.
Tidak adanya pasar bersaing sempurna ini disebabkan antara lain oleh karena tidak
sempurnanya informasi yang dipunyai oleh pelaku ekonomi sehingga tindakan pelaku
ekonomi ini kurang searah dengan tujuan dari perekonomian suatu negara. Karena tidak
sempurnanya ekonomi pasar tersebut maka perlu campur tangan pemerintah sehingga pihak
yang kekurangan informasi tidak dirugikan. Misalnya krisis ekonomi menyebabkan nilai tukar
yang tidak stabil dapat meyebabkan kerugian pada segolongan masyarakat. Untuk itu
diperlukan perlindungan pemerintah. Demikian juga pemegang saham minoritas yang
cenderung dirugikan oleh pemegang saham mayoritas atau orang miskin dan tidak
berpendidikan cenderung dirugikan dan dieksploitasi oleh orang kaya dan yang pintar.

Sejak dekade 1990an atau semenjak runtuhnya tembok Berlin, sistem sosialis mulai
ditinggalkan oleh negara-negara blok Timur, termasuk oleh negara penganjur sosialis sendiri
seperi Uni Sovyet dan China. Namun pada akhir-akhir ini, sejak terjadinya krisis ekonomi
7
global tahun 1997 dan 1998 dan juga krisis keuangan global (global financial crises) sistem
ekonomi kapitalis juga mulai dipertanyakan dan mulai juga ditinggalkan. Pada saat krisis
ekonomi global tahun 2008 sistem ekonomi pasar kapitalis dipertanyakan orang karena
ketidakmampuannya dalam memprediksi dan menanggulangi krisis yang berkepanjangan
yang terjadi pada tahun 1997. Merupakan perdebatan yang panjang sejauh mana ketepatan
dan peranan teori terhadap dampak dan implementasi teori tersebut dalam praktek dan
kebijakan ekonomi. Sejauh mana teori diperlukan dalam mengambil suatu kebijakan.

Teori ekonomi pada dasarnya dibangun dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh
suatu negara atau masyarakat dengan menggunakan dua pendekatan yaitu induktif
(membangun kesimpulan umum dari peristiwa khusus) dan deduktif (membangun kesimpulan
khusus dari keadaan umum). Misalnya teori Keynesian yang dibangun atas pengalaman resesi
(great depression) di Eropah pada tahun 1930an. Berdasarkan pengalaman tersebut Keynes
membuat kesimpulan yang melahirkan teori Keynesian yang ternyata cukup ampuh untuk
menyelesaikan permasalahan pada masa itu, tetapi belum tentu akan ampuh bila diterapkan
pada waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Juga harus diingat bahwa sebagian besar
teori ekonomi tersebut dibangun oleh orang Barat dengan latar belakang sosial budaya
masyarakat Barat yang berbeda dan belum tentu cocok dengan masyarakat negara lain dimana
teori tersebut akan diterapkan. Karena itu sebelum suatu teori diadopsi perlu dipahami latar
belakang dan kondisi sosial masyarakat dimana teori tersebut lahir dan kondisi dan latar
belakang sosial ekonomi dimana teori tersebut akan diterapkan.

1.5 Bentuk-Bentuk Pasar


Seperti sudah disebutkan diatas bahwa dalam ekonomi mikro dikenal dua bentuk pasar
ekstrim berdasarkan sejauh mana harga dapat dipengaruhi oleh para pelaku pasar, yaitu
pasar bersaing sempurna dan pasar monopoli. Pembagian pasar ini adalah berdasarkan
pada sejauh mana pelaku ekonomi mampu mempengaruhi harga suatu barang. Pada pasar
bersaing sempurna harga tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun kecuali oleh kekuatan pasar.
Sebaliknya pada pasar monopoli harga bisa ditentukan oleh pelaku ekonomi.
Dalam ekonomi makro juga dikenal bentuk pasar tetapi berdasarkan kelompok
komoditi yang ditransaksikan pada pasar tersebut. Masing-masing pasar tersebut mempunyai
karakteristik tersendiri dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Ada tiga pasar didalam
ekonomi makro yang penting untuk dipelajari, yaitu
a). pasar barang dan jasa,

8
b). pasar faktor produksi atau sering disebut pasar tenaga kerja, dan
c). pasar financial atau aset.

Pada ekonomi terbuka ditambah dengan pasar luar negeri yaitu pasar ekspor dan
import. Ekonomi terbuka maksudnya adalah ekonomi yang berinteraksi dengan ekonomi
negara-negara lain melalui perdagangan, aliran uang dan termasuk aliran manusia. Dalam
ekonomi terbuka pasar dalam negeri dengan dengan luar negeri dihubungkan oleh ekspor dan
impor. Ekspor dan impor masing-masing mempunyai perminataan (demand) dan penawaran
(supply) sendiri. Misalnya permintaan terhadap ekspor Indonesai oleh Jepang akan dipenuhi
oleh penawaran ekspor oleh Indonesai kepada Jepang sehingga kedua kurva demand dan
supply ekspor tersebut akan membentuk harga dan jumlah barang yang diminta dan
ditawarkan. Demikian juga hal untuk import.

Sejalan dengan pengertian teori ekonomi mikro maka dalam eknomi makro setiap
jenis pasar mempunyai permintaan (demand) dan penawaran (supply). Aspek utama pasar
adalah harga dan jumlah barang atau jasa yang diminta atau ditawarkan. Masing-masing pasar
tersebut saling terhubung satu sama lainnya. Perhatikan Gambar 1.1. Secara ringkas yang
dipelajari pada masing-masing pasar tersebut dapat diterangkan sebagai berikut.

Pada pasar barang yang dipelajari adalah tingkat harga umum dari barang dan jasa
dengan mengamati inflasi, biaya hidup, produksi domestic dan nasional, income, dan lain-
lain. Pada pasar uang yang dipelajari adalah permintaan dan supply uang, tingkat bunga
tabungan, jumlah uang yang beredar, dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Pada pasar
tenaga kerja yang dipelajari adalah tingkat upah, jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja
(menganggur). Pada pasar luar negeri yang dipelajari adalah neraca perdagangan, term of
trade, cadangan devisa dan lain-lain.

9
AS i
Ms

P0
I0
AD Md (P0, Y0)

O Y O
Y0 Md0 Md

Pasar Barang Pasar Uang

Gambar 1.1 Pasar dalam teori ekonomi makro. Masing-masing pasar mempunyai kaitan
satu dengan yang lain. Ketidak seimbangan pada satu pasar akan berakibat ketidak
seimbangan pada pasar lain. Pada pasar barang harga dan jumlah barang aggregate
ditentukan oleh perpotongan kurva Aggregate Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS).
Pada pasar uang jumlah permintaan uang ditentukan oleh perpotongan kurva supply and
kurva demand uang, dan pada pasar tenaga kerja jumlah tenaga kerja dan upah yang diminta
dan yang ditawarkan ditentukan oleh kurva supply dan demand tenaga kerja.

1.6 Pelaku Ekonomi Makro

Dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dikelompokkan atas dua kelompok
besar yaitu konsumen dan produsen. Dalam ekonomi makro pelaku ekonomi utama juga dua
yaitu produsen dan konsumen. Namun selain dua pelaku utama tersebut ada tiga pelaku
ekonomi lain yang juga berperan penting. Kelima pelaku tersebut melakukan fungsi yang
berbeda pada waktu yang sama atau pada waktu yang berbeda. Kelima pelaku tersebut adalah:

1. Rumah tangga, konsumen (households)


2. Produsen, bisnis (business)
10
3. Pemerintah (government)
4. Negara-negara lain (foreign countries)
5. Lembaga keuangan (financial)

Dalam praktek sehari-hari kelima kelompok atau dua kelompok pelaku tersebut
sebenarnya adalah orang-orang yang sama. Pemerintah misalnya, pada satu sisi mereka adalah
produsen jasa yang melayani masyarakat dan mendapat imbalan berupa gaji dari uang
masyarakat yang dikumpulkan dari pajak. Tetapi pada sisi lain mereka juga konsumen yang
membelanjakan pendapatan mereka untuk kebutuhan konsumsi kepada para pedagang. Petani
juga demikian adalah produsen barang pertanian tetapi mereka konsumen untuk barang yang
tidak bisa mereka hasilkan sendiri seperti pakaian, sepatu dan lain-lain. Namun untuk
memahami proses interaksi ekonomi dalam teori ekonomi makro maka dalam melakukan
analisis pelaku ekonomi dipilah-pilah menurut fungsi masing-msing sehingga keterkaitan satu
dengan yang lain terlihat lebih jelas. Perhatikan Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Perputaran Ekonomi Makro (Circular Flows) yang menunjukkan keterkatian
antara masing-masing pelaku ekonomi makro, yaitu rumah tangga, produsen, pemerintah,
lembaga keuangan dan Negara-negara lain.

Gambar 1.2 menunjukkan hubungan antara para pelaku ekonomi dan kaitannya
dengan pasar, seperti yang diuraikan sebelumnya, dalam sebuah bagan aliran melingkar

11
(circular flows). Interaksi ini membentuk pasar sebagai akibat dari interaksi dari pelaku
ekonomi tersebut. Bagan alir ini adalah model ekonomi makro yang sederhana. Pada gamar
tersebut pelaku utama ekonomi yaitu rumaha tangga (konsumen) dan bisnis sektor (produsen)
memegang peranan penting.

Pada bagian atas dari Gambar 1.2 menggambarkan ekonomi yang sederhana dimana
hanya terdiri dari Rumah tangga (konsumen) dan sektor bisnis (produsen). Kedua pelaku
ekonomi ini memegang perananan penting dalam perputaran ekonomi masyarakat. Rumah
tangga menjual tenaga pada sektor bisnis /produsen sehingga mendapat upah atau berusaha
sendiri sehingga mendapat pendapatan dari kerja sendiri tersebut. Upah atau hasil kerja
sendiri tersebut menjadi pendapatan (income) bagi ruamh tangga. Bila semua income rumah
tangga digabung maka menjadi income aggregate atau income Nasional (Y). Income yang
didapat ini akan digunakan dalam tukar menukar (barter) untuk mendapatkan barang lain atau
kalau ada alat transaksi lain (seperti uang) akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain
yang tidak dihasilkan sendiri oleh rumah tangga tersebut.

Pada bagian bawah lingkatan tersebut, income atau hasil lainnya yang didapat
ditukarkan atau dibelanjakan oleh konsumen untuk membeli barang dan jasa kebutuhannya
yang dihasilkan oleh sektor bisnis karena tidak semua barang dan jasa bisa dihasilkan sendiri
oleh rumah tangga. Maka terjadilah transaksi jual beli di antara rumah tangga (konsumen) dan
sektor bisnis (produsen). Transaksi ini terjadi di pasar barang dan jasa (tidak tergambar dalam
flowchart untuk penyederhanaan). Bila konsumsi semua rumah tangga dijumlahkan maka ia
menjadi pengeluaran rumah tangga Nasional (National comsumption spending atau
dilambangkan dengan huruf C).

Ketika suatu masyarakat telah semakin maju maka mereka akan mempunyai
pemerintahan untuk mengatur urusan masyarakat yang tidak bisa dilakukan oleh individu
masyarakat. Untuk membiayai pemerintahan terseubt maka setiap anggota masyarakat (atau
disebut warga negara) wajib membayar pajak (T) bila income mereka diatas batas minimal.
Pajak yang dkumpulkan selanjutnya digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan untuk melayani masyarakat seperti membangun sarana publik, perlindungan
sosial, menjaga keamanan, pertahanan negara dan lain-lain. Pengeluaran pemerintah ini
disebut dengan pengeluaran pemerintah (government spending, G). Jadi sebetulnya
pendapatan yang dibelanjakan oleh konsumen adalah pendapatan setelah dipotong pajak.

12
Bila pendapatan masyarakat masih bersisa setelah membayar pajak maka masyarakat
atau ruamah tangga akan menabung, saving (S) untuk berjaga-jaga atau diinvestasikan. Tetapi
karena umumnya jumlahnya sedikit maka rumah tangga biasanya menyimpan uang tersebut di
lembaga keuangan atau perbankan. Oleh bank uang ini dikumpulkan dan kemudian
dipinjamkan kepada produsen atau bisnis sektor untuk mengembangkan usaha. Uang yang
dikeluarkan ini disebut dengan pengeluaran investasi (I).

Sama seperti rumah tangga maka masyarakat suatu negara juga tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri karena semakin maju suatu masyarakat maka kebutuhannya juga
semakin bervariasi dan meningkat, karena itu mereka melakukan pertukaran barang dalam
bentuk barter atau transaksi jual beli satu sama lain dengan memakai uang. Bila kebutuhan ini
tidak bisa dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri maka mereka akan membali dari luar
negeri atau import (M). Sebaliknya konsumen di negara lain juga membutuhkan barang kita
karena mereka tidak mampu menghasilkan barang tersebut sehingga terjadilah kegiatan
Export (X). Kegiatan ini dilakukan oleh penduduk antar negara atau dengan sektor bisnis
ataupun dengan rumah tangga.

Bila tidak terjadi gangguan dalam perputaran ekonomi tersebut maka aliran barang
dan jasa antara rumah tangga dan sektor bisnis semakin lama akan semakin besar. Hal ini
karena adanya injeksi positive dari investasi (I), konsumsi (C) dan pengeluaran pemerintah
(G). Investasi akan memperbesar kapasitas produksi barang dan jasa. Setiap ada investasi
maka akan dihasilkan tambahan output, biasanya adalah berkali lipat dari tambahan investasi
(I). Lebih besarnya tambahan output dari pada tambahan investasi adalah akibat dari adanya
proses Multiplier Effect. Hal ini akan dibahas pada Bab 5.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah hasil usaha dari warga
negara baik dari hasil usaha sendiri maupun hasil menjual tenaga dengan bekerja di sektor
industri, perusahaan, dll. Atau dapat dikatakan pendapatan adalah hasil produksi dari sebuah
rumah tangga. Bila semua hasil produksi semua warga negara tersebut dijumlahkan maka ia
disebut dengan hasil produksi nasional. Pada gambar 1.2 tersebut dilambangkan dengan notasi
Y dan populer disebut dengan Produksi Nasional Bruto (PNB), atau Produk Domestik Bruto
(PDB) kalau dimasukan hasil produksi orang asing yang tinggal di suatu negara. Dari gambar
tersebut dapat dibuat sebuah persamaan bahwa ternyata Y = C + T + S, yang berarti bahwa
pendapatan rumah tangga sama dengan atau digunakan untuk konsumsi (C), membayar pajak
(T) kalau pendapatannya melebihi batas tertentu. Misalnya pada tahun 2016 batas pendapatan

13
minimal adalah Rp 4,5 juta per orang per bulan untuk membayar pajak. Kalau pendapatannya
dibawah dari jumlah tersebut maka tidak diwajibkan membayar pajak. Ketika pendapatan
seseorang meningkat dan sudah bisa memenuhi kebutuhan konsumsi dan pajak maka ia mulai
menabung (S). Orang menabung karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain untuk
mengantisipasi ketidakpastian masa depan apabila incomenya mengalami masalah. Atau
untuk melakukan investasi untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari investasi tersebut.

Aliran ekonomi (economic circular flows) pada Gambar 1.2 diatas pada waktu tertentu
bisa mengalami gangguan, misalnya terjadi kebocoran dalam aliran ekonomi makro tersebut.
Kebocoran ini akan diikuti oleh proses Multiplier Effect negatif, yaitu penururan output akan
lebih besar dari kebocoran awal yang terjadi. Kebocoran ini dapat terjadi pada rumah tangga
atau pada sektor bisnis. Misalnya pada rumah tangga, saving (S) adalah bentuk kebocoran dan
bila saving dalam jumlah yang masif ini tidak diinvestasikan kembali maka saving akan
mengurangi belanja konsumsi. Berkurangnya konsumsi secara masif akan mengakibatkan
terjadi penumpukan barang akibat tidak terjual sehingga pada periode berikutnya produsen
akan mengurangi produksi. Pengurangan produksi oleh produsen mengakibatkan terjadinya
pengurangan tenaga kerja atau terjadi PHK yang berakibat berkurangnya income masyarakat
bila terjadi dalam jumlah yang cukup besar. Berkurangnya income maka akan kembali
mengurangi pengeluaran konsumsi. Selanjutnya penurunan akan menjadi semakin besar
karena adanya efek berantai akibat terjadinya Multiplier Effects negatif tersebut.

Keyakinan atau harapan yang negatif juga bisa memicu kebocoran, misalnya bila
produsen atau konsumen mempunyai keyakinan atau ekspektasi negatif terhadap prospek
ekonomi sehingga mendorong mereka untuk mengurangi pengeluaran investasi atau
mengurangi produksi sehingga akan terjadi efek berantai yang sama seperti diatas. Ekspektasi
negatif dapat terjadi pada semua pelaku ekonomi. Misalnya pada saat krisis ekonomi global
(global financial crises) pada tahun 2008 yang dipicu oleh kegagalan sektor keuangan di
Amerika Serikat sehingga pelaku ekonomi mempunyai ekspektasi negatif terhadap ekonomi
yang diikuti dengan tindakan mengurangi konsumsi, menarik uangnya dari perbankan, dan
seterusnya. Tindakan konsumen juga bisa memicu kebocoran ekonomi bila konsumen
mempunyai ekspektasi negatif terhadap masa depannya. Karena ekpektasi negatif tersebut
akan mendorong orang untuk berhemat dan memicu pengurangan belanja. Pengurangan
belanja yang massif akan berakibat pada kebocoran yang besar sehingga memicu krisis
ekonomi. Analisa detail tentang topik ini akan dibahas pada Bab . . . . fulfilling prophecy

14
Pertanyaan

1. Jelaskan perbedaan teori ekonomi makro dan teori ekonomi mikro.


2. Kenapa harus mempelajari ekonomi makro, apa manfaatnya dalan konteks
kesejahteraan masyarakat.
3. Terangkan bagaimana keterkaitan masing-masing pelaku ekonomi makro.
4. Terangkan hubungan antara masing-masing pelaku ekonomi dengan pasar dalam teori
ekonomi makro.
5. Uraikan kaitan antara krisis ekonomi dengan siklus perputaran ekonomi pada gambar
diatas (Gambar 1.2).

15
Appendix

The Great Depression


It was a severe worldwide economic depression in the decade preceding World War II. The
timing of the Great Depression varied across nations, but in most countries it started in about
1929 and lasted until the late 1930s or early 1940s. It was the longest, most widespread, and
deepest depression of the 20th century, and is used in the 21st century as an example of how
far the world's economy can decline. The depression originated in the United States, triggered
by the stock market crash of October 29, 1929 (known as Black Tuesday), but quickly spread
to almost every country in the world.
The Great Depression had devastating effects in virtually every country, rich and poor.
Personal income, tax revenue, profits and prices dropped, and international trade plunged by
half to two-thirds. Unemployment in the United States rose to 25%, and in some countries
rose as high as 33%. Cities all around the world were hit hard, especially those dependent on
heavy industry. Construction was virtually halted in many countries. Farming and rural areas
suffered as crop prices fell by approximately 60 percent. Facing plummeting demand with
few alternate sources of jobs, areas dependent on primary sector industries such as cash
cropping, mining and logging suffered the most.
Countries started to recover by the mid-1930s, but in many countries the negative effects of
the Great Depression lasted until the start of World War II.

16

Anda mungkin juga menyukai