PENDAHULUAN
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS
(penyakit menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia
Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat
diturunkan, namun di negara berkembang prevalensi gonore menempati tempat
teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United
States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi
prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan banyak
ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku
berisiko tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis
kelaminnya, CSWs digolongkan menjadi female commercial sexual workers
(FCSWs) wanita penjaja seks (WPS) dan male commercial sexuall workers
(MCSWs).
1
dunia. Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru
gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di
Amerika Serikat pada tahun 2004 terdapat 330.132 kasus penyakit infeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae, dengan ratarata 113,5 kasus per 100.000 penduduk. Di
Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin, dari 6,6% kasus pada tahun 1993-
1994 menjadi 24,4% kasus pada tahun 1997-1998.Di Indonesia, data dari
Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316
kasus per 100.000 penduduk.Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan
Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar
antara 7,4 50%.Keberadaan gonorrhea di masyarakat ibarat gunung es, hanya
diketahui sebagian kecil di permukaan saja namun sesungguhnya lebih banyak
kasus yang tidak terungkap datanya. Penentuan diagnosis penyakit Gonorrhea
dengan pemeriksaan mikrobiologis, mencari mikroorganisme penyebab penyakit
Gonorrhea yaitu bakteri Neisseria gonorrhoeae.Keberadaan bakteri diplococcus
Gram negative intraseluler di dalam lendir endoservix menunjukkan telah terjadi
infeksi pathogen, karena bakteri ini bukan anggota flora normal vagina. Infeksi
oleh bakteri ini menimbulkan penyakit Gonorrhea yang terutama menyerang
saluran urogenital pada laki-laki dan perempuan, dapat pula menginfeksi
permukaan mukosa lainnya (mukosa konjunctiva mata, mukosa mulut, mukosa
faring, mukosa rektum) dan dapat pula menyebar ke persendian.
Menurut data dari Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000 Pekerja
Seks Komersial (PSK) wanita di seluruh indonesia, sekitar 70.000 diantaranya
adalah anak dibawah usia 18 tahun. Jumlah PSK wanita yang banyak selain
menimbulkan masalah sosial juga menimbulkan banyak masalah kesehatan.
Masalah kesehatan yang utama terjadi pada PSK adalah penyakit menular seksual
(PMS), yaitu penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual.
PSK wanita dapat menjadi sumber penularan kepada masyarakat melalui laki-laki
konsumennya. PMS yang umum terjadi di masyarakat adalah Gonorrhea (16-
2
57,7% dari kasus PMS), kemudian Non Gonococal uretritis (24-54%), Candidiasis
(23%), Tricomoniasis, Syphilis, Condiloma, Genital Herpes.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 ETIOLOGI
4
2.3 TANDA DAN GEJALA
Gejala pada penderita pria biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Mulanya penderita tidak enak pada uretra, yang beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin
memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis
tampak merah dan membengkak.
Pada penderita wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari
setelah terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah
mitra seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi
beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk
berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.
Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur,
uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika
melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim,
uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus
(lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak
nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar
anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Pada wanita
Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru dengan
infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.
5
- Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
- Cairan vagina abnormal
- Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks atau antara
periode haid
- Alat kelamin terasa gatal
- Perdarahan haid tidak teratur
- Perut bagian bawah terasa sakit
- Perdarahan haid tidak teratur
- Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar Bartholin)
- Hubungan seksual terasa menyakitkan
- Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular
Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami gejala
ringan atau tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan infeksi gonore
untuk pasangan seksnya.
Gejala-gejala gonore yang telah menyebar dari kelamin ke daerah lain meliputi:
- Ruam
- Radang sendi atau arthritis
- Tendon meradang
6
2.4 MASA INKUBASI DAN DIAGNOSA GONORE
7
BAB III
PEMBAHASAN
1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa
pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan
reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan
hubungan seksual dengan PSK wanita.
4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli
dan menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya
resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika
(Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia
dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai
kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko
tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus
dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga
dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap
keberadaan PMS termasuk gonorrhe.
8
Pengobatan
9
BAB 1V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo,prof,Dr.Notoatmodjo,SKM,M.Com.H.2010.KESEHATAN
MASYARAKAT ILMU DAN SENI.Jakarta: Rineka Cipta
11