F07abt PDF
F07abt PDF
Oleh
ARIZA BUDI TUNJUNG SARI
F34103041
2007
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI
SATU DAN DUA TAHAP
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ARIZA BUDI TUNJUNG SARI
F34103041
2007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ARIZA BUDI TUNJUNG SARI
F34103041
Tanggal lulus :
Menyetujui,
Bogor, 2007
RINGKASAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun
berdasarkan hasil penelitian di Laboratorium Penelitian Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pasca Panen Pertanian berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Selain itu,
penulis pun mengumpulkan data-data dari berbagai publikasi ilmiah.
Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. M Zein Nasution, MAppSc., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Ir. Tatang Hidayat, MSi., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Orang Tua, keluarga dan rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan dan
perhatian kepada penulis..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran dari seluruh pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
B. BIODIESEL ............................................................................................ 4
C. TRANSESTERIFIKASI.......................................................................... 7
B. METODE ............................................................................................... 10
3.Densitas.................................................................................................. 21
4.Bilangan Asam....................................................................................... 22
A. KESIMPULAN ................................................................................ 29
B. SARAN ............................................................................................ 29
LAMPIRAN ............................................................................................. 33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Halaman
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
A. JARAK PAGAR
B. BIODIESEL
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif yang terbuat dari sumber
daya hayati terbarukan seperti minyak nabati atau lemak hewani (Ma dan
Hanna, 2001). Minyak nabati memiliki potensi sebagai sumber bahan bakar
yang terbarukan, sekaligus sebagai alternatif bahan bakar minyak yang
berbasis petroleum (petrodiesel). Karakteristik minyak nabati tidak
memungkinkan penggunaannya secara langsung sebagai bahan bakar.
Berbagai produk turunan minyak nabati telah banyak diteliti untuk
memperbaiki sifat minyak nabati, termasuk diantaranya ester alkohol dari
minyak nabati (Korus, 2000).
Sumber alkohol yang digunakan dapat bermacam-macam. Apabila
direaksikan dengan metanol, maka akan didapat metil ester, apabila
direaksikan dengan etanol akan didapat etil ester. Metanol lebih banyak
digunakan sebagai sumber alkohol karena rantainya lebih pendek, lebih polar
dan harganya lebih murah dari alkohol lainnya (Ma dan Hanna, 2001).
Gambar 3 menunjukkan reaksi pembentukan metil ester, sementara Gambar 4
menunjukkan reaksi pembentukan etil ester.
Bilangan asam adalah berat KOH (dalam mg) yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. (Lang et
al., 2001). Van Gerpen et al. (1996) menyatakan, asam lemak bebas pada
biodiesel dapat bereaksi dengan sisa katalis dan membentuk sabun, hal ini
dapat menyebabkan terbentuknya abu saat pembakaran biodiesel. Bilangan
asam yang diperbolehkan dalam ASTM D664 tidak lebih dari 0,8 mg KOH/g.
C. TRANSESTERIFIKASI
Bahan utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah minyak jarak
pagar hasil pengepresan biji jarak pagar yang berasal Lampung. Bahan lainnya
untuk reaksi transesterifikasi adalah metanol dan KOH. Selain itu digunakan
bahan-bahan untuk netralisasi minyak yaitu NaOH, dan untuk analisa meliputi
etanol 95% dan indikator phenolphthalein.
Alat yang digunakan untuk reaksi transesterifikasi adalah labu kaca
leher tiga kapasitas 1 liter, pengaduk, pemanas, kondensor, temperature
controller dan labu pemisah. Alat untuk analisa adalah piknometer,
viskometer ostwald, dan alat gelas lainnya.
B. METODOLOGI
a. Degumming
Dengan :
AV = Bilangan asam ( mg KOH/g minyak)
2. Transesterifikasi
3. Prosedur analisis
AV = M . N . V
m
Dengan :
AV = Bilangan asam ( mg KOH/g minyak)
M = Bobot molekul KOH (56.1 g/mol)
N = Normalitas KOH setelah distandarisasi (N)
V = Volume KOH yang digunakan untuk titrasi (ml)
M = Bobot sampel minyak (g)
Dengan :
Mo = Bobot sebelum pemanasan (g)
M1 = Bobot sesudah pemanasan (g)
= viskositas kinematik
dV = laju aliran fluida yang melalui kapiler
dt
r = diameter kapiler
L = panjang kapiler
(P1 P2) = beda tekanan pada kedua ujung tabung kapiler
Oleh karena (P1 P2) sebanding dengan densitas ditunjukkan
bahwa untuk total volume cairan H = Bt, ,
d. Densitas (AOAC,1995)
t = m1 mo
Vt
Dengan :
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Dengan :
Yijk : pengamatan (viskositas kinematik, densitas, bilangan asam)
: nilai tengah umum
Bi : pengaruh molar ratio metanol ke-i
Cj : pengaruh konsentrasi katalis ke-j
(AB)ij : pengaruh interaksi faktor Ai dengan Bj
eijk : galat (kesalahan percobaan)
Data yang diperoleh diolah dengan ANOVA untuk melihat pengaruh
perlakuan yang telah diberikan. Hasil analisis sidik ragam dilanjutkan dengan
Uji Duncan untuk mengetahui kombinasi perlakuan yang menyebabkan
perbedaan nyata dari densitas, bilangan asam dan viskositas dari metil ester
yang dihasilkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. BAHAN BAKU
Minyak jarak pagar memiliki kadar asam lemak bebas sebesar 3.07 %.
Menurut Freedman et al. (1984) minyak yang digunakan dalam reaksi
transesterifikasi dengan katalis basa, harus memiliki kadar asam lemak bebas
kurang dari 0.5 %. Asam lemak bebas akan bereaksi dengan katalis basa
membentuk sabun, hal ini mengurangi efektifitas katalis dan menurunkan laju
reaksi pembentukan metil ester. Oleh karena itu harus dilakukan proses
netralisasi untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak.
Proses netralisasi didahului penghilangan gum (degumming) untuk
menghilangkan getah atau lendir yang terdapat pada minyak. Setelah
dinetralisasi, kadar asam lemak bebas turun menjadi 0.22 % dan warnanya
menjadi lebih cerah. Viskositas kinematik minyak jarak pagar menurun karena
gum dan lendirnya telah hilang. Kadar air minyak yang telah dinetralisasi
sebesar 0.06 % telah memenuhi syarat untuk transesterifikasi. Karakteristik
minyak jarak pagar sebelum dan sesudah dinetralisasi dapat dilihat pada Tabel
5. Penampilan minyak jarak pagar sebelum dan sesudah dinetralisasi dapat
dilihat pada Gambar 5.
B. METIL ESTER
2.Viskositas Kinematik
3. Densitas
O O O
peroksida
O
R-CH + CH-R1
O O
aA + bB cC + dD
Pereaksi (sisi kiri) Produk (sisi kanan)
K =
[C ] c [D ] d (1)
[ A ] a [B ] b
Untuk menduga arah reaksi, setiap saat selama reaksi berlangsung dapat
dibuat nisbah konsentrasi (Q) yang rumusnya sama dengan rumus tetapan
kesetimbangan (K). Jika nilai Q = K, maka reaksi dalam keadaan setimbang,
jika nilai Q < K, maka reaksi berlangsung ke kanan untuk memperbesar
nilai [C] dan [D], sementara jika nilai Q > K, maka reaksi berlangsung ke
kiri untuk memperbesar nilai [A] dan [B].
Adakalanya kesetimbangan telah terjadi sebelum seluruh reaktan
bereaksi, yaitu nilai Q = K, padahal A dan B belum habis bereaksi. Keadaan
seperti ini mengakibatkan pembentukan produk tidak maksimal. Oleh
karena itu dilakukan upaya agar reaksi berlangsung ke arah pembentukan
produk.
Kesetimbangan dapat bergeser apabila terdapat gangguan dari luar
sistem. Gangguan tersebut dapat berupa perubahan volume, tekanan,
konsentrasi dan suhu. Berdasarkan prinsip Le Chatelier, setiap gangguan
akan mengakibatkan pergeseran kesetimbangan ke arah yang melawan
gangguan tersebut. Penambahan konsentrasi pereaksi pada sisi kiri akan
menggeser reaksi pembentukan produk ke arah kanan. Pengurangan
konsentrasi produk di sisi kanan akan menggeser reaksi ke arah kanan juga,
untuk membentuk kesetimbangan baru.
Pembentukan metil ester pada reaksi transesterifikasi, disebabkan
pergeseran kesetimbangan akibat adanya gangguan ini. Transesterifikasi
merupakan reaksi sebagai berikut (Gambar 8).
TG + 3M GL + 3ME
Trigliserida metanol gliserol metil ester
K =
[GL ][ME ]3
[TG ][M ]3
(2)
Nilai Q untuk menduga arah reaksi juga ditentukan dengan rumus yang
sama seperti di atas.
Pada reaksi transesterifikasi yang biasa dilakukan dengan proses satu
tahap, jenis gangguan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
konsentrasi pereaksi. Dengan menambah metanol, nilai [M] semakin besar,
sehingga Q < K, dan reaksi akan berlangsung ke arah kanan.
Pada reaksi dua tahap, gangguan yang terjadi adalah pengurangan
konsentrasi gliserol. Pemisahan gliserol yang dilakukan di tengah reaksi
menurunkan nilai [GL] dan nilai Q menjadi lebih kecil. Ketika terjadi
penambahan sisa larutan metanolik-KOH, nilai [M] naik dan Q akan
semakin kecil. Reaksi akan berlangsung ke arah kanan karena Q < K.
Melalui mekanisme seperti ini pembentukan produk dapat dipicu tanpa
meningkatkan konsumsi pereaksi. Dengan jumlah metanol yang sama,
proses dua tahap mampu mencapai konversi ester yang lebih tinggi dari
proses satu tahap.
Metil ester hasil proses transesterifikasi dua tahap memiliki bilangan
asam yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan proses dua tahap membutuhkan
waktu yang lebih lama daripada proses satu tahap. Pada proses dua tahap,
metil ester mengalami 14 jam pengendapan, dua jam lebih lama daripada
proses satu tahap. Pengendapan yang bertujuan memisahkan gliserol ini,
membutuhkan waktu dua jam di tengah proses dan 12 jam setelah reaksi
selesai.
Canacki (1999) melaporkan adanya kenaikan bilangan asam terhadap
metil ester seiring bertambahnya waktu penyimpanan. Dengan waktu
pengendapan yang lebih lama, diduga tingkat oksidasi pada proses dua
tahap lebih tinggi dari proses satu tahap. Hal ini mengakibatkan bilangan
asam yang lebih tinggi.
Proses dua tahap dapat meningkatkan pembentukan metil ester namun
memiliki resiko oksidasi yang lebih besar. Proses satu tahap menghasilkan
respon viskositas dan densitas sedikit lebih tinggi namun bilangan asamnya
rendah. Proses satu tahap dipilih sebagai perlakuan terbaik dikombinasikan
dengan suhu 30C dan nisbah mol metanol 5:1 (A2B1C3). Metil ester dan
gliserol hasil kombinasi perlakuan tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.
A. KESIMPULAN
Minyak jarak pagar memiliki kadar asam lemak melebihi batas yang
ditentukan untuk reaksi transesterifikasi berkatalis basa, karena itu sebelum
digunakan untuk proses transesterifikasi minyak harus dinetralisasi dahulu.
Netralisasi minyak didahului proses degumming untuk menghilangkan gum
dan getah yang terdapat pada minyak. Proses netralisasi dapat menurunkan
kadar asam lemak bebas pada minyak dari 3.07 % menjadi sebesar 0.22%.
Perlakuan optimal yang dipilih pada penelitian ini adalah yang
memberikan respon viskositas kinematik terkecil yang sesuai dengan standar.
Kemudian dilihat nilai densitas dan bilangan asamnya apakah sesuai dengan
standar. Metil ester yang dihasilkan dari proses transesterifikasi dua tahap
memiliki viskositas kinematik dan densitas yang lebih kecil dari metil ester
hasil proses satu tahap. Kendati demikian nilai bilangan asamnya lebih tinggi,
bahkan melampaui batas yang ditetapkan standar ASTM D664.
Proses transesterifikasi satu tahap menghasilkan viskositas kinematik
dan densitas yang sedikit lebih besar, namun bilangan asam metil esternya
kecil. Oleh karena itu proses satu tahap ditetapkan sebagai perlakuan optimal
dikombinasikan dengan suhu rendah (30C) dan nisbah mol metanol 5:1.
Metil ester yang dihasilkan dari kombinasi perlakuan tersebut memiliki
viskositas kinematik 3.89 cSt, densitas 0.88 g/cm3 dan bilangan asam 0.48 mg
KOH/g sampel.
Biaya bahan baku biodiesel masih lebih tinggi dari harga solar yang
beredar saat ini. Biaya produksi biodiesel yang menggunakan bahan kimia
analitycal grade mencapai Rp 36 130.57,-/liter. Jika bahan yang digunakan
bersifat teknis, maka biaya ini dapat ditekan hingga Rp 8 061.38,-/liter.
B. SARAN
Proses netralisasi minyak tidak perlu dilakukan jika kadar asam lemak
minyak rendah. Minyak dengan kadar asam lemak yang rendah diperoleh dari
biji yang dikeringkan dengan baik. Oleh karena itu minyak yang digunakan
harus diperoleh dari biji yang baik, sehingga proses pembuatan biodiesel
dapat lebih efisien karena tidak perlu melakukan netralisasi dahulu.
Perlu adanya pengukuran karakteristik metil ester yang lain seperti
indeks setana, titik tuang, titik awan dan sebagainya. Karakteristik inilah yang
menentukan efektifitas metil ester ketika digunakan sebagai bahan bakar.
Untuk produksi biodiesel dengan skala yang lebih besar, dapat digunakan
bahan kimia yang bersifat teknis, sehingga biaya produksi biodiesel dapat
ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
Darnoko, D., Cheryan M., 2000. Kinetics of Palm Oil Transesterification in Batch
Reactor. J. Am. Oil Chem. Soc. 77:1263-1237
Dmytryshyn, S.L., A.K.Dalai, S.T. Chaudari, H.K. Mishra, M.J. Reaney. 2004.
Synthesis and Characterization of Vegetable Oil Derived Esters:
Evaluation of Their Diesel Additive Properties. Bioresource Tech.
92:55-64.
Freedman, B., Pryde Eh, Mounts Tl. 1984. Variables Affecting the Yields of Fatty
Esters from Transesterified Vegetable Oils. J. Am. Oil Chem. Soc.
61:1638-1643.
Goff, M.J., Bauer N.S., Sutterlin W.R., Suppes G.J. 2004. Acid-Catalized
Alcoholysis of Soybean Oil. J. Am. Oil Chem. Soc. 81 : 415-420.
Van Gerpen, Jon. 2004 b. Basics of Diesel Engines and Diesel Fuels. Department
of Biological and Agricultural Engineering. University of Idaho. Moscow.
Khan, Adam Karl. 2002. Research Into Biodiesel Kinetics and Development. The
University of Queensland, Queensland.
Knothe, Gerhard, Robert O. Dunn, Marvin O. Bagby. 2002. Biodiesel: The Use of
Vegetable Oils and Their Derivatives as Alternative Diesel Fuels. National
Center for Agricultural Utilization Research. Agricultural Research
Service. U.S. Department of Agriculture, Peoria.
Korus, Roger A.,Dwight S. Hoffman, Narendra Bam, Charles L. Peterson, David
C. Drown. 2000. Transesterification Process to Manufacture Ethyl Ester of
Rape Oil. Department of Chemical Engineering. University of Idaho,
Moscow.
Jaya, Indra. 2005. Optimasi Sintesis Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha
Curcas L.) Melalui Proses Esterifikasi-Transesterifikasi. Skripsi.
Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
IPB, Bogor.
Lang, X., A.K. Dalai, N.N. Bakhshi, M.J. Reaney, P.B. Hertz. 2001. Preparation
and Characterization of Bio-Diesels from Various Bio-Oils. Bioresouce
Tech. 80: 77-82.
Legowo E.H., Gafar Q., Sijabat O., Pupung Pl., Arifin Z. 2001. Experience in
Palm Oil Biodiesel Application for Transportation. Di dalam. Jaya, Indra.
2005. Optimasi Sintesis Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha
Curcas L.) Melalui Proses Esterifikasi-Transesterifikasi. Skripsi.
Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
IPB, Bogor.
Sudrajat, H.R., Dadang S., Yetiw., Rani A., Sahirman. 2007. Permasalahan dalam
Teknologi Pengolahan Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha
Curcas L.). Prosiding Lokakarya II. Status Teknologi Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha Curcas L.). Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.
Swern, D. Editor. 1982. Baileys Industrial Oil and Fat Products. Ed Ke-4.
Volume Ke-2. John Wiley and Sons. New York.
Syah, Andi Nur Alam. 2006. Biodiesel Jarak Pagar: Bahan Bakar Alternatif yang
Ramah Lingkungan.AgroMedia Pustaka, Jakarta.
www.ristek.go.id. Budidaya Tanaman Jarak (Jatropha curcas) Sebagai Sumber
Bahan Alternatif Biofuel. Senin,17 Oktober 2005 13:02.
Lampiran 1. Diagram alir pembuatan larutan metanolik-KOH
Metanol
(14.6; 18.4; 21.8; 25.6 g)
KOH 1.5 g
Pengadukan 15 menit
Larutan metanolik-KOH
Pengendapan 12 jam
Pengendapan 2 jam
Larutan metanolik-
KOH (50 %)
Pengadukan 400 rpm, pada 30 atau 65 oC, 90 menit
Pengendapan 12 jam
General Linear Model: 1/x2 versus tahap transesterikasi; suhu; nisbah mol metanol
B 0,445546 a1b1
B
B 0,417301 a2b2
Uji lanjut interaksi tahap transesterifikasi dan nisbah mol metanol
Grup duncan Mean Perlakuan
A 0,62107 A2C2
A
B A 0,550273 A1C4
B A
B A C 0,545342 A2C3
B C
B C 0,533761 A1C3
C
D C 0,492814 A1C1
D C
D C 0,469323 A1C2
D C
D C 0,43093 A2C4
D
D 0,415227 A2C1
B 0,572598 b1c4
B
C B 0,499065 b2c3
C B
C B 0,490733 b1c2
C B
C B 0,485214 b2c1
C B
C B 0,421169 b2c4
C
C 0,419961 b1c1
Lampiran 4. Hasil analisis sidik ragam densitas metil ester